PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BERBASIS KOMPUTER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PROSES PENCAMPURAN BAHAN PANGAN DI SMK NEGERI 1 BOJONGPICUNG.

(1)

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BERBASIS KOMPUTER

SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PROSES

PENCAMPURAN BAHAN PANGAN DI

SMK NEGERI 1 BOJONGPICUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri

oleh:

TANIA FAUZIA IQBAL 1000551

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Pengembangan Multimedia Berbasis

Komputer sebagai Media Pembelajaran

Proses Pencampuran Bahan Pangan

di SMK Negeri 1 Bojongpicung

Oleh

Tania Fauzia Iqbal

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Tania Fauzia Iqbal 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 3

C. Rumusan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB IIKAJIAN TEORI ... 6

A. Media Pembelajaran ... 6

B. Multimedia Berbasis Komputer ... 7

C. Pengembangan Media Pembelajaran ... 9

D. Proses Pencampuran Bahan Pangan ... 14

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ... 32

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

B. Metode Penelitian ... 32

C. Prosedur Penelitian ... 33

D. Responden Penelitian ... 39

E. Definisi Operasional ... 40


(5)

G. Instrumen Penelitian ... 41

H. Teknik Analisis Data ... 45

I. Hasil Uji Coba Instrumen ... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 52

A. Pengembangan Media ... 52

B. Validasi Media ... 63

C. Revisi I ... 67

D. Uji Coba Skala Kecil ... 70

E. Revisi II ... 72

F. Uji Coba Skala Besar ... 74

G. Revisi Akhir ... 85

H. Implementasi Media ... 86

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 91

A. Kesimpulan ... 91

B. Rekomendasi ... 92


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kisi-kisi Lembar Validasi untuk Ahli Media... 42

Tabel 3.2. Kisi-kisi Lembar Validasi untuk Ahli Materi ... 43

Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen untuk Responden Siswa ... 44

Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen untuk Responden Guru ... 44

Tabel 3.5. Tabel Interpretasi Kelayakan Media ... 47

Tabel 3.6. Tabel Interpretasi Kuesioner Tanggapan Guru ... 48

Tabel 3.7. Kategori Tingkat Ngain ... 49

Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ... 50

Tabel 4.1. Perangkat Lunak yang Digunakan dalam Pengembangan Media ... 55

Tabel 4.2. Perangkat Keras yang Digunakan dalam Pengembangan Media .... 56

Tabel 4.3. Pembagian Segmen pada Media ... 57

Tabel 4.4. Hasil Validasi Media oleh Ahli Media ... 64

Tabel 4.5. Hasil Validasi Media oleh Ahli Materi... 66

Tabel 4.6. Tanggapan Siswa terhadap Multimedia Berbasis Komputer yang Dikembangkan sebagai Media Pembelajaran Proses Pencampuran Bahan Pangan pada Uji Coba Skala Kecil ... 71

Tabel 4.7. Tanggapan Siswa terhadap Multimedia Berbasis Komputer yang Dikembangkan sebagai Media Pembelajaran Proses Pencampuran Bahan Pangan pada Uji Coba Skala Besar... 75

Tabel 4.8. Tanggapan Guru terhadap Multimedia Berbasis Komputer yang Dikembangkan sebagai Media Pembelajaran Proses Pencampuran Bahan Pangan ... 81

Tabel 4.9. Hasil Tes Tertulis mengenai Proses Pencampuran Bahan Pangan ... 83

Tabel 4.10. HasilPre Test, Post test, dan NgainKelas Kontrol ... 87

Tabel 4.11. HasilPre Test, Post test, dan NgainKelas Eksperimen ... 87

Tabel 4.12. Hasil Uji Normalitas Data ... 89


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar1.1. Kerucut Pengalaman dari Edgar Dale ... 3

Gambar 2.1. Tahapan-tahapan Pengembangan Media ... 10

Gambar 2.2. (a) Campuran homogen, (b) Campuran tidak homogen ... 15

Gambar 2.3. (a) Air (b) Campuran tidak homogen (c) Campuran homogen ... 16

Gambar 2.4. Tangki dengan Pengaduk ... 20

Gambar2.5. Proses pencampuran minyak dengan air pada pembuatan margarin ... 20

Gambar2.6. (a) flat-blade agitator. (b) vaned disc impeller. (c) propeller agitator ... 21

Gambar 2.7. Ribbon blenders ... 22

Gambar 2.8. Pencampuran keripik dengan bumbu perisa... 22

Gambar2.9. Twin-shell blender ... 23

Gambar2.10. Double Cone Mixer ... 24

Gambar2.11. Drum blender... 24

Gambar 2.12. (a) Hand mixer (b) Standing mixer ... 25

Gambar 2.13. Bagian-bagian Standing Mixer ... 26

Gambar 2.14. Pengadukan dengan mixer ... 26

Gambar2.15. Beragam kapasitas planetary mixer ... 27

Gambar 2.16. Pengaduk pada planetary mixer ... 27

Gambar 2.17. Sigma Mixer ... 28

Gambar 2.18. Bentuk-bentuk Pengadon ... 29

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian ... 33

Gambar 3.2. Bentuk penelitian one-shot case study ... 36

Gambar 3.3. Nonequivalent control group design... 37

Gambar 3.4. Skema Alur Penelitian ... 38

Gambar 4.1. Bentuk Visual Menu Utama ... 58

Gambar 4.2. Title Slide ... 59


(8)

Gambar 4.4. Section Header ... 60

Gambar 4.5. Video Slide... 60

Gambar 4.6. Visualisasi Desain Media ... 61

Gambar 4.7. Persentase Penilaian Aspek-Aspek Multimedia Berbasis Komputer oleh Ahli Media ... 65

Gambar 4.8. Persentase Penilaian Aspek-Aspek Multimedia Berbasis Komputer oleh Ahli Materi ... 67

Gambar 4.9. Pencantuman Petunjuk Penggunaan ... 68

Gambar 4.10. Penyesuaian suara narator guru dan murid ... 69

Gambar 4.11. Pergantian istilah “Credits” ... 70

Gambar 4.12. Perubahan Ukuran Alat Pengaduk Bahan Cair saat Disebutkan oleh Narator ... 73

Gambar 4.13. Slide Alat Pencampuran Bahan Cair-Cair ... 74

Gambar 4.14. Perbandingan Tanggapan Siswa pada Uji Coba Skala Kecil dan Uji Coba Skala Besar ... 79

Gambar 4.15. Persentase Kelulusan Siswa pada Uji Coba Skala Besar ... 85

Gambar 4.16. Slide Tujuan Pencampuran Bahan Pangan ... 85

Gambar 4.17. Slide Bagian-Bagian Standing Mixer ... 86

Gambar 4.18. Slide Faktor-Faktor Pemilihan Alat Pencampur ... 86


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Silabus dan RPP ... 96

1. Silabus ... 97

2. RPP Kelas Kontrol ... 98

3. RPP Kelas Eksperimen ... 102

4. Lampiran RPP ... 106

Lampiran B. Instrumen Penelitian ... 115

1. Instrumen Kuesioner ... 116

2. Instrumen Tes Tertulis ... 125

Lampiran C. Perangkat Pengembangan Media ... 139

1. Garis Besar Program Media ... 140

2. Butir-butir Materi ... 142

3. Naskah Program Media ... 144

Lampiran D. Data Penelitian ... 165

1. Validasi Media oleh Ahli Media ... 166

2. Validasi Media oleh Ahli Materi ... 174

3. Kuesioner Tanggapan Siswa ... 182

4. Kuesioner Tanggapan Guru ... 184

5. Tes Tertulis Uji Coba Skala Besar ... 187

6. NgainPre test-Post test ... 191

Lampiran E. Administrasi Penelitian ... 193

1. Dokumentasi ... 194

2. Surat Izin Penelitian ... 196


(10)

ABSTRAK

Pengembangan Multimedia Berbasis Komputer sebagai Media Pembelajaran Proses Pencampuran Bahan Pangan di SMK Negeri 1 Bojongpicung

oleh Tania Fauzia Iqbal (1000551)

Teknologi komputer pada dunia pendidikan berperan sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran berupa multimedia berbasis komputer yang dapat menunjang pembelajaran materi pencampuran bahan pangan khususnya di kelas X AHP SMK Negeri 1 Bojongpicung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Research and Development. Tahapan pada penelitian ini adalah: identifikasi potensi dan masalah, pengumpulan data, pengembangan media, validasi media oleh ahli media dan ahli materi, Revisi I, uji coba skala kecil pada 10 responden, revisi II, uji coba skala besar dengan one-shot case study, revisi akhir, dan implementasi media dengan non equivalent control group design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) multimedia berbasis komputer mendapatkan persentase kelayakan dari segi media sebesar 83,5% atau “Sangat Layak” dan persentase kelayakan sebesar 95,8% atau “Sangat Layak” dari segi materi. (2) multimedia berbasis komputer mendapatkan persentase tanggapan guru mata pelajaran sebesar 92,5% atau “Sangat Baik”. (3) Hasil implementasi multimedia berbasis komputer pada pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol menghasilkan Ngain kelas eksperimen sebesar 0,693 sedangkan Ngain kelas kontrol

sebesar 0,344. Selain itu, hasil Mann-Whitney U-test menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara peningkatan hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dapat disimpulkan bahwa multimedia berbasis komputer yang dikembangkan merupakan media pembelajaran yang dapat menunjang proses pembelajaran materi pencampuran bahan pangan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan dibandingkan dengan proses pembelajaran tanpa media tersebut, sehingga sebaiknya guru menggunakan multimedia berbasis komputer yang telah dikembangkan pada kegiatan pembelajaran agar hasil belajar siswa lebih mudah meningkat.

Kata kunci: Multimedia, komputer, media pembelajaran, pencampuran bahan pangan


(11)

ABSTRACT

The Development of Computer Based Multimedia as an Educational Media of Food Mixing Process in SMK Negeri 1 Bojongpicung

by Tania Fauzia Iqbal (1000551)

Computer technology in the education field have a role as an educational media

to enhance the student’ comprehension. This study aims to develop an educational

media in the form of Computer Based Multimedia that helps the students to learn about food mixing process especially in X AHP SMK Negeri 1 Bojongpicung. Research methods that used in this study is Research and Development method. The stages in this study are: identifyingthe potencies and problems, collecting data, media development, media validation by the media and material experts, revision I, small-scale trial to 10 respondents, revision II, large-scale trial to subject teacher and 40 students with one-shot case study, final revision, media implementation with non equivalent control group design. Study results showed that (1) Developed computer based multimedia earn the media proper test

percentage of 83,5% or “Highly proper” and the material proper test of 95,8% or “Highly proper”. (2) Developed computer based multimedia earn the

percentage of subject teacher responses for 92,5% or “Very good”. (3) The

results of computer based multimedia implementation showed that class of experiment gained 0,693 N-gain and class of control gained 0,344 N-gain. Moreover, Mann-Whitney U-test showed that there is a significant difference between the improvement of students learning outcomes in the class of control and the class of experiment. It can be concluded that developed computer based multimedia is an educational media which can support students to learn about food mixing process and can improve students learning outcomes significantly compared to the learning process without the developed computer based multimedia so that teacher should use the developed computer based media on the learning activities which could improve the students learning outcomes.


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa kini merupakan era globalisasi yang ditandai dengan adanya perkembangan teknologi yang pesat. Perkembangan teknologi ini mempengaruhi hampir segala aspek kehidupan, baik itu dari segi komunikasi, kesehatan, industri, termasuk pendidikan. Berkembangnya teknologi, khususnya teknologi komputer memberikan pilihan-pilihan yang dapat menunjang proses pembelajaran. Teknologi komputer ini memiliki keunggulan dalam menunjang proses pembelajaran. Saud (2010, hlm. 182) berpendapat bahwa “Keunggulan yang ditawarkan bukan saja terletak pada faktor kecepatan untuk mendapatkan informasi namun juga fasilitas multimedia yang dapat membuat belajar lebih menarik, visual, dan interaktif”. Penggunaan komputer yang semakin banyak juga dapat terlihat dari digunakannya media presentasi sebagai media pembelajaran di sekolah yang menggunakan komputer dan LCD projector sebagai penunjangnya, termasuk di SMK Negeri 1 Bojongpicung.

Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian merupakan salah satu mata pelajaran produktif jurusan Agribisnis Hasil Pertanian yang dipelajari di SMK Negeri 1 Bojongpicung. Mata pelajaran ini adalah salah satu mata pelajaran yang penting untuk dikuasai siswa sebagai dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan pengolahan pangan. Mata pelajaran ini, seperti mata pelajaran lainnya, memiliki silabus dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Tercapainya standar kompetensi tentu saja tidak luput dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas. Akan tetapi, menurut observasi peneliti pada hasil UTS siswa kelas X AHP tahun pelajaran 2013/2014, ditemukan bahwa 60% siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimumyaitu 75 (SMK Negeri 1 Bojongpicung, 2014).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan kepada siswa X AHP, rendahnya hasil UTS disebabkan oleh rendahnya pemahaman siswa atas prinsip-prinsip pengolahan serta banyaknya istilah-istilah baru yang sulit diingat. Selain


(13)

2

itu, berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada guru kelas X AHP, siswa sering mengalami kegagalan pada pembuatan roti. Hal itu disebabkan oleh ketidakpahaman siswa atas proses pencampuran atau mixing. Proses pencampuran merupakan salah satu proses dasar yang penting dalam pengolahan hasil pertanian. Pemahaman siswa atas proses pencampuran akan berdampak pada materi-materi selanjutnya sehingga penting bagi siswa untuk memahami materi pencampuran.Penyataan tersebut ditunjang juga oleh Cullen (2009, hlm. 6) yang

menyatakan “...processed and manufactures foods are being produced in which mixing has an important role”. Proses pencampuran memiliki peran penting dalam proses pembuatan pangan, baik itu skala kecil maupun skala industri.Oleh karena itu, siswa SMK khususnya jurusan Agribisnis Hasil Pertanian harus memiliki kompetensi-kompetensi dasar seperti pemahaman atas penerapan proses pencampuran yang berguna baik dalam pengolahan pangan skala kecil maupun di dunia industri. Keterbatasan alat peraga untuk materi pencampuran bahan pangan di SMK Negeri 1 Bojongpicung juga menjadi salah satu hal yang menghambat pemahaman siswa pada materi pencampuran bahan pangan.

Salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman siswa adalah dengan menggunakan media pembelajaran. Peranan media dalam proses pembelajaran dilukiskan dengan sebuah kerucut oleh Edgar Daleyang dapat dilihat pada Gambar 1.1. Melalui kerucut pengalaman tersebut dapat ditangkap bahwa semakin banyak indera yang terlibat dalam pengalaman siswa, semakin banyak pembelajaran yang dapat diperoleh oleh siswa. Puncak kerucut menunjukkan bahwa reading, hearing word, dan looking at pictures merupakan kegiatan paling sederhana yang dapat memberikan pengalaman kepada siswa. Lebih lanjut, watching at movie, watching at an exhibits, dan watching a demonstration dapat memberikan pengalaman lebih kepada siswa untuk belajar. Reading, hearing words, looking at pictures, dan watching a movie adalah pengalaman yang bisa didapatkan dengan bantuan komputer dalam bentuk multimedia. Multimedia pembelajaran berbasis komputer dapat memvisualisasikan alat-alat proses pencampuran bahan pangan yang tidak terdapat di SMK Negeri 1 Bojongpicung.


(14)

3

Gambar 1.1. Kerucut Pengalaman dari Edgar Dale (sumber: Edgar Dale dalam Sanjaya, 2012. hlm.200)

Multimedia berbasis komputer sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran dasar proses pengolahan hasil pertanian cocok diterapkan di kelas X AHP yang memiliki keterbatasan komputer sehingga media ini dapat ditayangkan dengan 1 komputer untuk seluruh kelas dengan bantuan LCD projector yang dimiliki oleh sekolah. Hal ini memerlukan biaya yang lebih rendah dibanding dengan membeli alat-alat pencampuran. Siswa yang memiliki komputer pun dapat mengulang materi secara mandiri sehingga isi materi lebih dapat dipahami secara menyeluruh. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian

dan pengembangan yang berjudul “Pengembangan Multimedia Berbasis

Komputer sebagai Media Pembelajaran Proses Pencampuran Bahan Pangan di SMK Negeri 1 Bojongpicung”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang, dapat diidentifikasi beberapa masalah yang terjadi di kelas X AHP SMK Negeri 1 Bojongpicung, yaitu: Readi ng Hearing Words Looking at Picture Watching A Movie Looking At An Exhibit

Watching A Demonstration Seeing It Done On Location

Participating In A Discussion

Giving A Talk

Doing A Dramatic Presentation

Simulating The Real Experience

Doing The Real Thing

10% of what we read

20% of what we hear

30% of what we see

Receiving & Participating PASSIVE ACTIVE Verbal Receiving Visual Receiving Doing 90% of what we both say and do 70% of what we say 50% of what we hear & see


(15)

4

1. 60% hasil UTS siswa kelas X AHP pada mata pelajaran dasar proses pengolahan hasil pertanian masih dibawah KKM karena siswa kesulitan memahami dasar-dasar pengolahan hasil pertanian serta banyaknya istilah-istilah yang sulit diingat.

2. Siswa sering mengalami kegagalan pada proses pembuatan roti karena kesalahan yang terjadi pada proses pencampuran atau mixing.

3. Keterbatasan alat-alat pencampuran bahan pangan yang dapat menunjang proses pembelajaran materi pencampuran bahan pangan di SMK Negeri 1 Bojongpicung.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah multimedia berbasis komputer yang harus dibuat agar dapat digunakan sebagai media pembelajaran proses pencampuran bahan pangan?

2. Bagaimanakah perbedaan antara peningkatan hasil belajar pada pembelajaran yang menggunakan multimedia berbasis komputer sebagai media pembelajaran proses pencampuran bahan pangan dengan pembelajaran tanpa multimedia berbasis komputer?

Rumusan masalah tersebut dibatasi oleh batasan-batasan masalah yang akan menjadi fokus peneliti, yaitu:

1. Materi yang akan dicantumkan dalam media pembelajaran adalah materi mengenai teknik konversi yang dituangkan dalam Kompetensi Dasar (KD)

“Menerapkan Proses Pencampuran”.

2. Media pembelajaran yang akan dikembangkan merupakan sebuah program multimedia berbasis komputer.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan media pembelajaran yang berbentuk multimedia berbasis komputer yang dapat menunjang


(16)

5

pembelajaran pada materi pencampuran bahan pangan di kelas X AHP SMK Negeri 1 Bojongpicung.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai pengembangan multimedia berbasis komputer sebagai media pembelajaran proses pencampuran bahan pangan di SMK Negeri 1 Bojongpicung ini diharapkan dapat menjadi alat bantu ajar yang mudah digunakan baik oleh guru maupun siswa sehingga dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang lebih efektif dan menarik bagi siswadan pemahaman pada materi lebih mudah dicapai.


(17)

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Bojongpicung yang terletak di Jalan Darmaga Desa Sukaratu, Cianjur. Adapun alasan pemilihan lokasi ini sebagai lokasi penelitian adalah adanya keterbatasan alat yang dapat menunjang proses pembelajaran pencampuran di sekolah ini. Selain itu, sekolah ini merupakan lokasi di mana peneliti menjadi praktikan Program Latihan Profesi sehingga memudahkan peneliti dalam menggali permasalahan yang terdapat di sekolah ini.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dan pengembangan multimedia berbasis komputer ini dilakukan pada bulan Februari hingga Oktober 2014.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah research and development (R&D). Menurut Sugiyono (2013, hlm. 407), metode R&D adalah “metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji efektivitas produk tersebut”.Lebih lanjut, Prasetyo (2009) menyatakan bahwa:

R&D dipahami sebagai kegiatan penelitian yang dimulai dengan research dan diteruskan dengan development. Kegiatan research dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan pengguna (needs assessment) sedangkan kegiatan development dilakukan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran.

Kegiatan research pada penelitian ini akan dilakukan dengan studi pendahuluan serta kajian pustaka untuk mendapatkan gambaran mengenai media pembelajaran seperti apa yang harus dikembangkan. Kemudian kegiatan development dilakukan berdasarkan hasil yang diperoleh dari studi pendahuluan sehingga menghasilkan sebuah produk media pembelajaran.


(18)

33

Produk yang akan dihasilkan dari penelitian ini adalah multimedia berbasis komputer pada proses pencampuran bahan pangan. Kemudian media pembelajaran yang telah dikembangkan akan diimplementasikan kepada responden untuk melihat sejauh mana pencapaian hasil belajar yang diperoleh setelah menggunakan media pembelajaran tersebut denganquasi experimental designyang berbentuk nonequivalent control group design.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dan pengembangan dalam penelitian ini secara operasionalmengadopsi langkah-langkah penggunaan metode R&D yang dikemukakan Sugiyono (2013, hlm. 409) dengan modifikasi. Prosedur penelitian pada penelitian ini secara ringkas dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Prosedur penelitian

1. Identifikasi potensi dan masalah

Identifikasi potensi dan masalah ditujukan untuk mencari permasalahan yang terjadi di lapangan sehingga harus dilakukan sebuah penelitian. Pada Jurusan Agribisnis Hasil Pertanian SMK Negeri 1 Bojongpicungditemukan masalah yaitu rendahnya pencapaian hasil tes siswa dalam mata pelajaran dasar proses pengolahan hasil pertanian serta siswa yang sering gagal dalam pembuatan roti karena tidak diterapkannya proses pencampuran yang baik. Selain itu,

Identifikasi Potensi dan Masalah

Pengumpulan Data

Pengembangan Media

Validasi Media Revisi I

Uji Coba Skala Kecil Revisi II

Uji Coba Skala


(19)

34

keterbatasan alat pencampuran bahan pangan yang ada di SMK Negeri 1 Bojongpicung membuat pemahaman siswa atas alat-alat pencampuran bahan pangan tergambar secara abstrak. Potensi yang ada di lapangan memungkinkan adanya pengembangan suatu media pembelajaran yang dapat menarik siswa untuk belajar secara menyenangkan. Hal ini didukung juga oleh fasilitas teknologi yang tersedia di sekolah yaitu adanya LCD projector yang dapat digunakan saat pembelajaran di kelas.

2. Pengumpulan data

Pada tahap ini peneliti menganalisis komponen pembelajaran yang meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, dan materi isi media yang dapat menunjang pembelajaran materi pencampuran bahan pangan agar sesuai dengan silabus. Setelah itu, pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan informasi kesulitan belajar pada materi pencampuran bahan pangan yang terjadi kepada siswa serta mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk pengembangan media kepada guru mata pelajaran.

3. Pengembangan media

Media pembelajaran yang akan dikembangkan yaitu multimedia berbasis komputer yang dibuat menggunakan software dan hardware komputer. Program akan dihasilkan dalam format executable (*.exe) agar dapat digunakan pada komputer manapun sehingga diharapkan akan memberi kemudahan dalam penggunaannya.

Tahapan-tahapan pengembangan media yang dilakukan adalah: a. Identifikasi kebutuhan dan karakter siswa

b. Perumusan tujuan

c. Perumusan butir-butir materi

d. Perumusan alat pengukur keberhasilan e. Penulisan GBPM

f. Penulisan naskah media

Dari segi materi, menurut Warsita (2008, hlm. 234) terdapat beberapa aspek materi yang harus diperhatikan dalam membuat sebuah media pembelajaran, yaitu “ketercapaian materi dengan tujuan pembelajaran, kebenaran


(20)

35

materi dari segi konsep, serta teori dan tata bahasa dalam penyampaian.” sehingga dalam pengembangan media ini setiap materi yang dicantumkan mengarah kepada tercapainya tujuan pembelajaran. Materi dalam media ini akan disampaikan dalam bentuk slide yang dilengkapi oleh gambar, animasi, dan video. Selain itu, setiap slide akan dijelaskan oleh narasi yang sesuai dengan isi slide yang sedang ditampilkan. Dari segi desain, media ini akan menampilkan teks, suara, gambar, dan video dalam perpaduan warna yang harmonis.

4. Validasi media

Validasi media merupakan tahap awal sebelum media diujikan kepada siswa. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 414), “validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak”. Oleh karena itu, karena penilaian produk dilakukan secara rasional, bukan berdasarkan keadaan aktual di lapangan, validasi model ini harus dilakukan oleh seseorang yang memiliki keahlian di bidangnya, yaitu bidang media pembelajaran dan materi pencampuran. Validasi model yang akan dilakukan pada media yang dikembangkan ini akan dilakukan oleh 2 orang ahli media pembelajaran yaitu dosen media pembelajaran dan guru mata pelajaran produktif Jurusan Teknologi Komputer Jaringan sedangkan ahli materi yang memvalidasi multimedia berbasis komputer ini terdiri dari dosen teknologi pengolahan panganserta guru mata pelajaran produktif Jurusan Agribisnis Hasil Pertanian. Validasi model akan menunjukkan apakah media yang telah dibuat layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran atau tidak. Jika media tidak perlu direvisi, berarti media telah layak untuk diujicobakan pada siswa. Namun jika media perlu direvisi, berarti pada media perlu dilakukan validasi kembali.

5. Revisi I

Revisi dilakukan apabila pada tahap validasi masih terdapat aspek-aspek yang harus diperbaiki sebelum diujicobakan terhadap siswa.

6. Uji coba skala kecil

Setelah revisi dilakukan dan ahli media pembelajaran serta ahli isi materi menyatakan bahwa media tersebut layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran, media tersebut akan diujicobakan dalam skala kecil kepada 10


(21)

36

responden. Setelah responden menyimak multimedia berbasis komputer yang telah dikembangkan, seluruh responden diberi kuesioner untuk mengetahui tanggapan responden atas multimedia berbasis komputer tersebut.

7. Revisi II

Revisi dilakukan apabila pada tahap uji coba skala kecil masih terdapat aspek-aspek yang harus diperbaiki sebelum dilakukan uji coba skala besar.

8. Uji coba skala besar

Setelah revisi dilakukan, media tersebut akan diujicobakan dalam skala besar kepada 40 responden. Pada tahap ini, akan dilakukan suatu penelitian pre experimental design dengan bentuk one-shot case study. Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan multimedia berbasis komputer, akan dilakukan tes pada siswa. Bentuk penelitian lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.2.

X

O

Perlakuan Observasi

Gambar 3.2. Bentuk Penelitian One-shot case study

Selain tes terhadap siswa, dilakukan juga penyebaran kuesioner kepada siswa dan guru mengenai media pembelajaran yang dikembangkan untuk mengetahui tanggapan terhadap multimedia berbasis komputer yang dihasilkan.

9. Revisi akhir

Setelah dilakukan ujicoba skala besar kepada responden, akan dilakukan perbaikan akhir pada media.

10. Implementasi media

Multimedia berbasis komputer yang telah melewati tahap revisi akhir dan dapat menunjang pembelajaran proses pencampuran bahan pangan kemudian diimplementasikan pada siswa kelas X AHP SMK Negeri 1 Bojongpicung untuk melihat hasil belajar yang dicapai dengan pembelajaran menggunakan multimedia berbasis komputer dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak menggunakan multimedia berbasis komputer. Tahap ini akan dilakukan dengan sebuah quasi experiment dengan desain nonequivalent control group design dengan kelas X


(22)

37

AHP 1 sebagai kelas kontrol dan X AHP 2 sebagai kelas eksperimen. Pada masing-masing kelas akan dilakukan pembelajaran materi proses pencampuran bahan pangan. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa di setiap kelas, dilakukan pre test. Kemudian pada kelas kontrol, pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian materi tanpa menggunakan multimedia berbasis komputer yang telah dikembangkan sedangkan pada kelas eksperimen, pembelajaran dilakukan dengan bantuan multimedia berbasis komputer yang telah dikembangkan. Setelah materi dan tanya jawab dilakukan, siswa diberi post test untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang dicapai setelah pembelajaran dilakukan. Desain kuasi eksperimen ini secara jelas dapat dilihat pada Gambar 3.3.

X AHP 1

O

1

O

2

X AHP 2

O

3

X

O

4

Gambar 3.3. Nonequivalent control group design

Keterangan:

X AHP 1 = Kelas kontrol X AHP 2 = Kelas eksperimen O1 = Pre test kelas kontrol

O2 = Post test kelas kontrol

O3 = Pre test kelas eksperimen

O4 = Post test kelas eksperimen

X = treatment, penggunaan multimedia berbasis komputer

Hipotesis penelitian pada tahap implementasi media ini adalah:

H0 : tidak terdapat perbedaan signifikan antara peningkatan hasil belajar siswa

di kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

H1 : terdapat perbedaan signifikan antara peningkatan hasil belajar siswa di

kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

Prosedur penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan multimedia berbasis komputer sebagai media pembelajaran proses pencampuran bahan pangan ini secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.4.


(23)

38

Gambar 3.4. Skema alur penelitian

Identifikasi Potensi dan Masalah

Rendahnya pencapaian hasil tes siswa dalam mata pelajaran dasar proses pengolahan hasil pertanian dan terbatasnya alat pencampuran bahan pangan

Pengumpulan Data

Mengumpulkan dan menganalisis komponen pembelajaran yang meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, dan materi isi media yang dapat menunjang pembelajaran materi pencampuran bahan pangan

agar sesuai dengan silabus dan kebutuhan belajar siswa.

Validasi Media

Oleh ahli media dan ahli materi

Pengembangan Media Pembelajaran Proses Pencampuran Bahan Pangan

Identifikasi kebutuhan dan karakter siswa, Perumusan tujuan, Perumusan butir-butir materi, Perumusan alat pengukur keberhasilan, Penulisan GBPM,

Penulisan naskah media.

Revisi I

Uji coba skala kecil

Dilakukan pada 10 responden dengan instrumen kuesioner tanggapan siswa.

Revisi II

Uji coba skala besar

Dilakukan pada 40 responden dengan instrumen kuesioner tanggapan siswa dan tes hasil belajar serta kuesioner tanggapan guru.

Revisi Akhir

Implementasi media

Dilakukan pada seluruh siswa kelas X AHP 1 dan X AHP 2 dengan quasi experiment desain nonequivalent control group


(24)

39

D. Responden Penelitian

Responden penelitian iniadalah sampel dari populasi siswa JurusanAHP. Pengertian populasi menurut Sugiyono (2013, hlm. 117) adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Siswa Jurusan AHP dijadikan responden karena memiliki karakteristik yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu sebagai subyek yang mempelajari materi proses pencampuran bahan pangan.

1. Responden uji coba skala kecil

Responden untuk uji coba skala kecil adalah 10 siswa kelas XII AHP SMK Negeri 1 Bojongpicung yang dipilih dengan teknik sampling insidental yaitu sampel ditentukan berdasarkan siswa yang secara insidental bertemu dengan peneliti pada saat pengambilan data.

2. Responden uji coba skala besar

Sampel untuk uji coba skala besar adalah 40 siswa kelas XI AHP SMK Negeri 1 Bojongpicung dengan teknik sampling jenuh yaitu seluruh sampel pada populasi kelas XI AHP dijadikan responden. Selain responden tersebut, dilibatkan juga seorang guru mata pelajaran dasar proses pengolahan hasil pertanian sebagai responden kuesioner tanggapan terhadap media. Pemilihan guru mata pelajaran sebagai responden didasari oleh situasi sosial yang ada. Faisal (Sugiyono, 2013, hlm. 303) mengemukakan bahwa sampel sebagai sumber data sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayatinya.

b. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti.

c. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi.

d. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasannya” sendiri.

e. Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber.


(25)

40

Guru mata pelajaran dianggap memahami, mengetahui, dan menghayati keadaan siswa Jurusan AHP serta proses pembelajaran yang terjadi di dalamnya. Guru mata pelajaran juga sedang berkecimpung dan terlibat pada kegiatan pembelajaran di Jurusan AHP. Selain itu, guru mata pelajaran dipandang sebagai narasumber yang tepat karena media pembelajaran yang dikembangkan akan diterapkan pada kegiatan pembelajaran yang difasilitasinya.

3. Responden implementasi media

Responden implementasi media adalah seluruh siswa yang hadir pada pembelajaran materi proses pencampuran bahan pangan di kelas X AHP 1 dan X AHP 2. Pemilihan sampel ini dilakukan dengan teknik purposive sampling karena Kompetensi Dasar pencampuran bahan pangan terdapat pada silabus kelas X. Selain itu, adanya 2 kelas pada kelas X memungkinkan untuk dilakukan quasi eksperimen desain nonequivalent control group yang memerlukan 1 kelas sebagai kelas kontrol dan 1 kelas sebagai kelas eksperimen.

E. Definisi Operasional

1. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala alat dan bahan yang dapat ditangkap oleh indera manusia yang dapat menyajikan pesan-pesan untuk mencapai tujuan pendidikan dan merangsang siswa untuk belajar.

2. Multimedia Berbasis Komputer

Multimedia berbasis komputer adalah kombinasi grafik, teks, suara, video, dan animasi yang ditekankan pada komputer sebagai penggerak keseluruhan gabungan media tersebut (Arsyad, 2009, hlm. 170),oleh karena itu, media yang dikembangkan pada penelitian ini adalah sebuah media yang mengkombinasikan grafik, teks, suara, video, dan animasi yang terintegrasi oleh komputer.

3. Pencampuran Bahan Pangan

Pada penelitian ini, kata “pencampuran” mengacu kepada pencampuran bahan pangan atau pencampuran yang menghasilkan bahan pangan. Pencampuran adalah proses dasar yang terlibat dalam berbagai proses pembuatan pangan yang


(26)

41

mencakup persiapan bahan, penambahan zat padat dengan zat cair, pengembangan struktur pangan, dan penggabungan udara dalam proses pencampuran.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Kuesioner

“Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab” (Sugiyono, 2013, hlm. 199). Kuesioner ini akan digunakan untuk mengumpulkan data pada tanggapan responden terhadap penggunaan multimedia berbasis komputer yang telah dikembangkan.

2. Tes tertulis

Tes tertulis atau paper and pencil test menurut McMillan dan Schumacher (2010, hlm. 250) adalah “a standard set of questions is presented to each subject in writing that requires completion of cognitive task”. Dengan kata lain, tes tertulis adalah seperangkat pertanyaan tertulis yang disajikan kepada setiap subyek yang menghendaki penyelesaian tugas kognitif. Tes tertulis akan dilakukan kepada responden untuk mengetahui sejauh mana peran media pembelajaran yang telah dikembangkan terhadap hasil belajar siswa.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan pada penelitian ini adalah lembar validasi untuk validasi media pembelajaran, kuesioner untuk tanggapan responden terhadap penggunaan multimedia berbasis komputer yang dikembangkan, dan tes tertulis.Seluruh instrumen secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran B.

1. Lembar validasi untuk validasi media pembelajaran

Validasi media pembelajaran akan dilihat dari segi media pembelajaran serta isi materi. Validasi media pembelajaran dilakukan oleh 2 orang ahli media pembelajaran yaitu dosen media pembelajaran Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan serta seorang guru mata pelajaran produktif Jurusan Teknologi Komputer Jaringan SMK Negeri 1 Bojongpicung. Instrumen untuk ahli media


(27)

42

berisi aspek-aspek penilaian yang berhubungan dengan media pembelajaran yang meliputi penyajian program, teks, tampilan, audio, video, dan komponen penunjang. Lembar validasi yang digunakan pada penelitian ini mengadopsi dan memodifikasi lembar validasi yang dikembangkan oleh Dantika (2009) dan Dewi (2012). Kisi-kisi lembar validasi untuk ahli media dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Lembar validasi untuk ahli materi berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang terdapat pada media pembelajaran. Validasi isi materi akan dilakukan oleh 2 orang ahli materi yaitu dosen Jurusan Pendidikan Teknologi Agroindustri serta guru mata pelajaran produktif Jurusan Agribisnis Hasil Pertanian SMK Negeri 1 Bojongpicung. Kisi-kisi instrumen untuk ahli isi materi dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.1. Kisi-kisi Lembar Validasi untuk Ahli Media

No Aspek Indikator Nomor

Item

1. Penyajian program Daya tarik media 1

Kepraktisan penggunaan media 2

Interaksi dengan pengguna 3

Kejelasan penggunaan bahasa 4

2. Teks Kualitas teks 5

Keterbacaan teks 6

Ketepatan ukuran huruf 7

Ketepatan warna huruf 8

Ketepatan jenis huruf 9

3. Tampilan Kesesuaian warna tulisan dengan background

10

Penempatan konten 11

Kejelasan tata letak gambar 12

Kualitas desain grafis 13

Kualitas animasi 14

Pemilihan warna 15

4. Audio Kejelasan narasi pada video 16

Kecepatan narasi pada media pembelajaran

17 Kesesuaian komposisi musik dengan

tampilan gambar

18 5. Video Kejelasan tampilan gambar pada video 19

Kecepatan durasi tayangan video yang ditampilkan


(28)

43

Tabel 3.2. Kisi-kisi Lembar Validasi untuk Ahli Materi

No. Aspek Indikator NomorItem

1. Silabus Kesesuaian materi dengan silabus 1a, 1b, 1c

2. Materi Kebenaran materi 2

Keterkinian materi 3

Kemenarikan materi 4

Kedalaman materi 5

3. Penyajian Program

Kemudahan untuk dipahami 6

Ketepatan penggunaan bahasa 7

Gambar yang digunakan sesuai dengan materi 8a, 8b, 8c Video yang digunakan sesuai dengan materi 9a, 9b, 9c Narasi yang digunakan sesuai dengan materi 10

Bentuk pilihan jawaban kuesioner untuk ahli media dan ahli materi adalah rating scaleskala 1-4. Angka 4 menunjukkan predikat “Sangat Baik”, angka 3 menunjukkan predikat “Baik”, angka 2 menunjukkan predikat “Kurang” dan angka 1 menunjukkan predikat “Sangat Kurang”. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 141), “dengan rating scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif” karena pengolahan data untuk kuesioner ahli media dan ahli materi selain dilakukan dengan mempresentasekan perolehan skor, juga dilakukan dengan pendekatan deskriptif.

2. Kuesioner tanggapan responden

Kuesioner tanggapan responden terhadap multimedia berbasis komputer yang dikembangkan diberikankepada responden siswa pada uji coba skala kecil serta siswa dan guru pada uji coba skala besar. Kuesioner ini mengadaptasi kuesioner yang dikembangkan oleh Dantika (2009) dengan perubahan. Kisi-kisi instrumen tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.3 sedangkan kuesioner untuk responden guru berisi aspek-aspek yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran dan materi diadopsi dari kuesioner yang dikembangkan oleh Muliawati (2014). Kisi-kisi instrumen tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.4.


(29)

44

Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen untuk Responden Siswa

No. Aspek Indikator Nomor

Item

1. Cognitive Effectiveness

(Keefektifan memperoleh pengetahuan)

Kemudahan memperoleh informasi mengenai pengertian pencampuran

1a Kemudahan memperoleh informasi mengenai

tujuan pencampuran

1b Kemudahan memperoleh informasi mengenai

macam-macam pencampuran

1c Kemudahan memperoleh informasi mengenai

alat pencampuran bahan cair-cair

1d Kemudahan memperoleh informasi mengenai

alat pencampuran bahan padat-padat

1e Kemudahan memperoleh informasi mengenai

alat pencampuran bahan padat-cair

1f 2. Relevance

(Kesesuaian informasi)

Kesesuaian materi dengan kebutuhan 2 Kesesuaian desain tampilan dengan peserta

didik

3 Kesesuaian penggunaan bahasa dengan peserta

didik

4 Kesesuaian ukuran teks dengan kebutuhan

peserta didik

5 3. Motivating

(Motivasi)

Ketertarikan siswa dalam mempelajari materi yang dikemas dalam media

6,7 Gambar dan Video dalammedia ini memotivasi

siswa untuk cepat memahami materi

8,9 Membangkitkan keinginan dan minat baru

dalam belajar

10

Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen untuk Responden Guru

No. Aspek Indikator Nomor

Item

1. Materi Materi yang ditampilkan sesuai dengan silabus 1 Video-video yang ditampilkan sesuai dengan

materi

2 Gambar-gambar yang ditampilkan sesuai

dengan materi

3

Narasimateri terdengar jelas 4

Bahasa yang digunakan dapat dipahami oleh siswa

5 2. Pembelajaran Media pembelajaran yang ditampilkan sesuai

dengan karakteristik siswa

6 Siswa dapat memahami materi yang

ditampilkan pada media

7 Siswa dalam keadaan kondusif selama 8


(30)

45

No. Aspek Indikator Nomor

Item

menyimak media

Media yang ditampilkan dapat memotivasi siswa untuk belajar proses pencampuran bahan pangan

9

Media yang ditampilkan memancing rasa ingin tahu siswa tentang proses pencampuran bahan pangan

10

Pada kuesioner ini, pengukuran variabel akan dijabarkan dengan skala Likert. Menurut Prasetyo dan Jannah (2005, hlm. 110), “Skala Likert berisi pernyataan yang sistematis untuk menunjukkan sikap seorang responden terhadap pernyataan itu”. Kuesioner akan dibuat dengan pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan kisi-kisi. Jawaban setiap item instrumen adalah gradasi dari sangat positif hingga sangat negatif yang berupa kata-kata seperti:

4 = Sangat Paham/ Sangat Sesuai/ Sangat Menarik/ dst. 3 = Paham/ Sesuai/ Menarik/ dst.

2 = Kurang Paham/ Kurang Sesuai/ Kurang Menarik/ dst. 1 = Tidak Paham/ Tidak Sesuai/ Tidak Menarik/ dst.

3. Tes tertulis

Tes tertulis diberikan kepada responden pada uji coba skala besar serta pada pre test dan post test yang dilakukan di tahap implementasi media. Tes tertulis diberikan dalam bentuk pilihan ganda. Kisi-kisi tes tertulis dapat dilihat pada Lampiran B-2.

H. Teknik Analisis Data

1. Uji validitas dan reliabilitas instrumen tes a. Validitas

Uji validitas instrumen tes dilakukan dengan dengan menggunakan teknik korelasiProduct Moment menurut Arikunto (2010, hlm. 317) yaitu:


(31)

46

 

2 2 2 2

) ( ) ( ) ( ) ( ) )( ( ) ( Y Y n X X n Y X XY n rxy Keterangan:

rxy = koefisien korelasi (korelasi validitas)

n = jumlah subyek

∑X = Jumlah skor setiap butir soal (yang benar) ∑X2

= Jumlah kuadrat skor setiap butir soal (yang benar) ∑Y = Jumlah skor total

∑Y2

= Jumlah kuadrat skor total

Hasil perhitungan dikonsultasikan ke Tabel r hasil korelasi product-moment. Item soal dikatakan valid apabila > .

b. Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen tes dilakukan dengan internal consistency agar pengambilan data uji reliabilitas cukup dicobakan sekali saja. Teknik pengujian reliabilitas yang digunakan adalah teknik Alpha dengan rumus:

11 = −

1 1−

�2

�2

Keterangan:

11 = reliabilitas instrumen

= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

�2 = jumlah varians butir

�2 = varians total

(Arikunto, 2010, hlm. 239) Hasil perhitungan dikonsultasikan ke Tabel r hasil korelasi product-moment. Soal dikatakan reliabel apabila 11> .

2. Teknik analisis data untuk lembar validasi

Teknik analisis data pada lembar validasi media adalah dengan mempresentasekan rating media berdasarkan nilai yang telah diberikan oleh ahli media dan ahli materi menjadi skor kelayakan. Skor kelayakan adalah skor mentah yang diperoleh dikonversikan ke dalam persentase dengan rumus:


(32)

47

Skor Kelayakan = �

�× 100%

Keterangan :

∑X = Skor yang diperoleh ∑S = Skor maksimum

(Arifin, 2012. hlm 232) Interpretasi skor kelayakan dihitung dengan mengacu kepada cara memberi skor untuk skala sikap yang dikemukakan oleh Arifin (2012, hlm. 233) sehingga interpretasi skor validasi ahli media dan ahli materi dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Tabel Interpretasi Kelayakan Media

Rentang Skor(�) Interpretasi

81,25%< ≤100% Sangat Layak

62,5%< ≤ 81,25% Layak

43,75%< ≤ 62,5% Kurang Layak

25%≤ ≤ 43,75% Tidak Layak

3. Teknik analisis data untuk kuesioner tanggapan siswa dan guru

Teknik analisis data pada kuesioner tanggapan terhadap media dilakukan dengan mempresentasekan nilai berdasarkan cara memberi skor untuk skala sikap yang dikemukakan oleh Arifin (2012, hlm. 233). Kuesioner tanggapan peserta didik diberikan dalam 15 pernyataan sedangkan kuesioner tanggapan guru diberikan dalam 10 pernyataan. Hasil kuesioner tanggapan siswa akan disajikan secara deskriptif, sedangkan hasil tanggapan guru diinterpretasikan berdasarkan total persentase yang diperoleh dengan mengacu pada Tabel 3.6. Rumus persentase data adalah:

p =

� × 100%

Keterangan:

p = angka persentase

N = Number of cases (banyaknya individu) F = frekuensi yang dicari persentasenya


(33)

48

Tabel 3.6. Tabel Interpretasi Kuesioner Tanggapan Guru

Rentang Skor(�) Interpretasi

81,25%< ≤ 100% Sangat Baik

62,5%< ≤ 81,25% Baik

43,75%< ≤ 62,5% Kurang

25%≤ ≤ 43,75% Sangat Kurang

4. Teknik analisis data untuk tes tertulis pada uji coba skala besar

Teknik analisis data untuk tes tertulis pada uji coba skala besar adalah dengan melihat persentase hasil tes siswa yang mencapai atau melebihi KKM. Peranan media pembelajaran yang dikembangkan dapat dikatakan efektif apabila 60% siswa dapat mencapai nilai KKM yaitu sebesar 75. Selain itu, jumlah siswa yang menjawab dengan benar atau salah pada setiap item soal akan dihitung juga persentasenya untuk mengetahui penguasaan siswa atas materi pada item soal tersebut berkaitan dengan multimedia berbasis komputer yang telah dikembangkan. Perhitungan persentase dilakukan dengan rumus yang dikemukakan oleh Sudijono (2009, hlm. 43)

5. Teknik analisis data untuk pre test dan post test

Teknik analisis data untuk pre test dan post test dilakukan dalam beberapa tahap. Pertama, menentukan Ngain ujicoba untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar siswa. Kemudian, dilakukan uji normalitas data untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Apabila data berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji homogenitas dan uji hipotesis dengan uji t. Namun apabila data tidak berdistribusi normal, data selanjutnya akan dihitung dengan statistik non parametris sehingga langsung dilakukan uji hipotesis dengan Mann-Whitney U-test. Pada penelitian ini, perhitungan untuk analisis data akan dilakukan dengan bantuan software Microsoft Excel dan SPSS 20 for windows.

a. Ngain

Ngain atau gain yang dinormalisisasi dihitung untuk melihat peningkatan

pada hasil belajar antara sebelum dan setelah dilakukan pembelajaran. Rumus Ngain menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Hake dan hasil


(34)

49

Ngain =

Spost −Spre Smaks −Spre

Keterangan:

Spost = skor posttest

Spre = skor pretest

Smaks = skor maksimum ideal

Tabel 3.7. Kategori Tingkat Ngain

Ngain Kategori

� �� > 0,7 Tinggi

0,7 >� �� ≥ 0,3 Sedang

� �� < 0,3 Rendah

b. Normalitas data

Uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov. Perhitungan normalitas data dilakukan dengan menggunakan software SPSS 20 for windows.

c. Homogenitas data

Sebelum dilakukan uji hipotesis, varians kedua sampel perlu diuji untuk mengetahui homogenitasnya. Pengujian homogenitas varians menggunakan rumus F yaitu:

F = � � �

� � � �

(Sugiyono, 2009, hlm. 140)

“Varians merupakan jumlah kuadrat semua deviasi nilai-nilai individual terhadap rata-rata kelompok” (Sugiyono, 2009, hlm. 56). Varians populasi dihitung dengan rumus:

�2 = ( � − ) 2

d. Uji hipotesis

Uji hipotesis dilakukan pada hipotesis komparatif dua sampel independen. Jika data berdistribusi normal, maka dilakukan t-test sedangkan jika data tidak berdistribusi normal maka dilakukan


(35)

Mann-50

Whitney U-test. Perhitungan data pada uji hipotesis dilakukan dengan software SPSS 20 for windows.

I. Hasil Uji Coba Instrumen

Instrumen penelitian dibuat agar dapat mengukur dengan tepat hal-hal yang ingin diukur dalam penelitian. Begitu pula dengan instrumen tes yang digunakan pada penelitian ini. Uji coba instrumen dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama dilakukan pada 39 responden dan tahap kedua dilakukan pada 20 responden. Jumlah keseluruhan butir soal yang diujicobakan adalah 30 butir soal mengenai materi pencampuran bahan pangan. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen.

1. Validitas instrumen

Uji validitas instrumen dilakukan dengan korelasi point biserial pada setiap butir soal. Hasil perhitungan rpbis dikonsultasikan dengan harga r dari tabel

korelasi r product moment yaitu dengan jumlah N = 39 dan taraf signifikansi5%, harga rtabel adalah 0,316 sedangkan dengan jumlah N = 20 dan taraf signifikansi

5%, harga rtabel adalah 0,444. Apabila rpbis> rtabelberarti item dinyatakan valid.

Nomor item soal valid dan tidak valid dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Instrumen Tes

No. Kriteria Nomor Item Jumlah

1 Valid 1, 2, 5, 7, 8, 9, 12, 17, 18, 24, 27, 29

12

2 Tidak Valid 3, 4, 6, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 28

18

Berdasarkan hasil uji coba instrumen, terdapat 12 butir soal yang dinyatakan valid dan 18 butir soal tidak valid. Akan tetapi untuk instrumen tes yang digunakan selanjutnya hanya akan diambil 10 butir soal dari 12 soal yang dinyatakan valid.

2. Reliabilitas instrumen

Uji reliabilitas instrumen dilakukan pada butir-butir soal yang valid dengan rumusAlpha. Hasil perhitungan rikemudian dikonsultasikan dengan harga

r dari tabel korelasi r product moment yaitu dengan jumlah N = 39 dan taraf signifikansi 5%, harga rtabel adalah 0,316 sedangkan dengan jumlah N = 20 dan


(36)

51

taraf signifikansi 5%, harga rtabel adalah 0,444. Apabila ri> rtabelberarti instrumen

soal dinyatakan reliabel.

Hasil perhitungan ripada uji coba tahap pertama dengan 39 responden

adalah 0,632. Ini berarti bahwa ri> rtabel(0,632> 0,316). Hasil perhitungan ripada

uji coba tahap kedua dengan 20 responden adalah 0,594 yang berarti bahwa ri>

rtabel(0,594>0,444). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa seluruh butir soal

yang valid adalah reliabel. Hasil perhitungan validitas dan reliabilitas secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran B-2.


(37)

91

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Mengacu kepada hasil penelitian dan pengembangan multimedia berbasis komputer sebagai media pembelajaran proses pencampuran bahan pangan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa multimedia berbasis komputer yang dikembangkan dapat menunjang pembelajaran pada materi pencampuran bahan pangan di kelas X AHP SMK Negeri 1 Bojongpicung. Hal ini dapat dilihat dari:

1. Persentase kelayakan multimedia berbasis komputer dari segi media berdasarkan penilaian ahli media sebesar 83,5% dengan interpretasi “Sangat Layak” sebagai media pembelajaran proses pencampuran bahan pangan.

2. Persentase kelayakan multimedia berbasis komputer dari segi materi berdasarkan penilaian ahli materi sebesar 95,8% dengan interpretasi “Sangat Layak” sebagai media pembelajaran proses pencampuran bahan pangan.

3. Persentase hasil tanggapan guru mata pelajaran sebesar 92,5% dengan interpretasi “Sangat Baik” sebagai media pembelajaran proses pencampuran bahan pangan.

4. Hasil implementasi multimedia berbasis komputer sebagai media pembelajaran proses pencampuran bahan pangan menunjukkan bahwa multimedia berbasis komputer yang dikembangkan merupakan media pembelajaran yang dapat menunjang proses pembelajaran materi pencampuran bahan pangan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan dibandingkan dengan proses pembelajaran tanpa media tersebut. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata Ngainyang diperoleh kelas

eksperimen adalah sebesar 0,693 atau pada kategori “Sedang” sedangkan rata-rata Ngainyang diperoleh kelas kontrol adalah sebesar 0,344 atau pada


(38)

92

bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti terdapat perbedaan signifikan

antara peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan multimedia berbasis komputer sebagai media pembelajaran proses pencampuran bahan pangan yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa hal yang dapat direkomendasikan, yaitu:

1. Sebaiknya guru mata pelajaran produktif di Jurusan Agribisnis Hasil Pertanian menggunakan multimedia berbasis komputer yang telah dikembangkan pada materi proses pencampuran bahan pangan agar siswa dapat lebih mudah memahami materi yang diberikan karena multimedia berbasis komputer ini dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang lebih efektif dan menarik bagi siswa.

2. Multimedia berbasis komputer yang menampilkan teks, narasi, gambar, dan video dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang lebih efektif dan menarik bagi siswa. Oleh karena itu, sebaiknya multimedia berbasis komputer ini dikembangkan juga untuk dapat menunjang kegiatan pembelajaran pada materi-materi lainnya.


(39)

93

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2012) Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2010) Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2009)Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Cullen, P.J. (Penyunting) (2009)Food Mixing: Principles and Applications. West Sussex: Wiley-Blackwell.

Dantika, D. (2009) Pengembangan E-learning model Computer Based Instruction untuk mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi di Sekolah Menengah Pertama. Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. Darmawan, D. (2012)Inovasi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Dewi, G. P. F. (2012) Pengembangan Game Edukasi Pengenalan Nama Hewan dalam Bahasa Inggris sebagai Media Pembelajaran Siswa SD Berbasis Macromedia Flash. Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta. Dwiari S. R. dkk. (2008)Teknologi Pangan Jilid 1 untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Green, T. D. dan Abbie Brown (2002) Multimedia Projects in The Classroom: A Guide to Development and Evaluation. California: Corwin Press, Inc.

Jabbar, A. M. (2013) Pengaduk. [Online]. Tersedia di: http://achmadmaulanajabbar.blogspot.com/2013/02/pengaduk.html [Diakses 18 April 2014].

Lubis, A.H. (2012) Pencampuran Bahan Kimia (Mixing Process)[Online]. Tersedia di: http://ahmadhusnilubis.blogspot.com/2012/02/pencampuran-bahan-kimia-mixing-process.html [Diakses 18 April 2014].

McMillan, J. H. dan Sally Schumacher. (2010) Research in Education, Evidence-Based Inquiry: 7th Ed. USA: Pearson.

Mikrons. (2009) Types of Sigma Blades [Online]. Tersedia di: http://sigmamixer.in/sigmamixer_blade_types.html [Diakses 6 Agustus 2014]. Muliawati, R. (2014) Pengembangan Video Pembelajaran yang Mengintegrasikan Level Makroskopik, Sub-Maikroskopik, dan Simbolik pada


(40)

94

Materi Pokok Larutan Penyangga. Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia.

Prasetyo, B. dan Jannah, L. M. (2005) Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Press.

Prasetyo, I. (2009)Teknik Analisis Data Dalam Research And Development. Bahan Ajar Jurusan PLS FIP Universitas Negeri Yogyakarta.

Rahayu, S. S. dan Purnavita, S. (2008) Kimia Industri Jilid 2 untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Riyana, C. (2003) Media Pembelajaran. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Rusman, Kurniawan, D., dan Riyana, C. (2012) Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Rajawali Press.

Sadiman, dkk. (2009)Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali.

Sanjaya, W. (2012)Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sardiman, A. M. (2004) Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Saud, U. S. (2010)Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

SMK Negeri 1 Bojongpicung (2014). Hasil Ujian Tengah Semester Kelas X Jurusan Agribisnis Hasil Pertanian Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014. Cianjur: SMK Negeri 1 Bojongpicung.

Sudijono, A. (2009) Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Sugiyono. (2009) Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013)Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supriadi, G. (2003a) Mencampur Bahan Pangan Basah/Semi Basah. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.


(41)

95

Supriadi, G. (2003b) Mencampur Bahan Pangan Kering. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Syarbini, H. (2013) Peralatan untuk Bakery[Online]. Tersedia di: http://www.a-zbakery.com/2013/09/30/peralatan-untuk-bakery/ [Diakses 15 Juli 2014].

Warsita, B. (2008)Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.


(1)

taraf signifikansi 5%, harga rtabel adalah 0,444. Apabila ri> rtabelberarti instrumen soal dinyatakan reliabel.

Hasil perhitungan ripada uji coba tahap pertama dengan 39 responden adalah 0,632. Ini berarti bahwa ri> rtabel(0,632> 0,316). Hasil perhitungan ripada uji coba tahap kedua dengan 20 responden adalah 0,594 yang berarti bahwa ri>

rtabel(0,594>0,444). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa seluruh butir soal

yang valid adalah reliabel. Hasil perhitungan validitas dan reliabilitas secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran B-2.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Mengacu kepada hasil penelitian dan pengembangan multimedia berbasis komputer sebagai media pembelajaran proses pencampuran bahan pangan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa multimedia berbasis komputer yang dikembangkan dapat menunjang pembelajaran pada materi pencampuran bahan pangan di kelas X AHP SMK Negeri 1 Bojongpicung. Hal ini dapat dilihat dari:

1. Persentase kelayakan multimedia berbasis komputer dari segi media berdasarkan penilaian ahli media sebesar 83,5% dengan interpretasi “Sangat Layak” sebagai media pembelajaran proses pencampuran bahan pangan.

2. Persentase kelayakan multimedia berbasis komputer dari segi materi berdasarkan penilaian ahli materi sebesar 95,8% dengan interpretasi “Sangat Layak” sebagai media pembelajaran proses pencampuran bahan pangan.

3. Persentase hasil tanggapan guru mata pelajaran sebesar 92,5% dengan interpretasi “Sangat Baik” sebagai media pembelajaran proses pencampuran bahan pangan.

4. Hasil implementasi multimedia berbasis komputer sebagai media pembelajaran proses pencampuran bahan pangan menunjukkan bahwa multimedia berbasis komputer yang dikembangkan merupakan media pembelajaran yang dapat menunjang proses pembelajaran materi pencampuran bahan pangan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan dibandingkan dengan proses pembelajaran tanpa media tersebut. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata Ngainyang diperoleh kelas eksperimen adalah sebesar 0,693 atau pada kategori “Sedang” sedangkan rata-rata Ngainyang diperoleh kelas kontrol adalah sebesar 0,344 atau pada kategori “Rendah”. Selain itu, hasil Mann-Whitney U-test menunjukkan


(3)

bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti terdapat perbedaan signifikan antara peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan multimedia berbasis komputer sebagai media pembelajaran proses pencampuran bahan pangan yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa hal yang dapat direkomendasikan, yaitu:

1. Sebaiknya guru mata pelajaran produktif di Jurusan Agribisnis Hasil Pertanian menggunakan multimedia berbasis komputer yang telah dikembangkan pada materi proses pencampuran bahan pangan agar siswa dapat lebih mudah memahami materi yang diberikan karena multimedia berbasis komputer ini dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang lebih efektif dan menarik bagi siswa.

2. Multimedia berbasis komputer yang menampilkan teks, narasi, gambar, dan video dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang lebih efektif dan menarik bagi siswa. Oleh karena itu, sebaiknya multimedia berbasis komputer ini dikembangkan juga untuk dapat menunjang kegiatan pembelajaran pada materi-materi lainnya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2012) Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2010) Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2009)Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Cullen, P.J. (Penyunting) (2009)Food Mixing: Principles and Applications. West Sussex: Wiley-Blackwell.

Dantika, D. (2009) Pengembangan E-learning model Computer Based Instruction untuk mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi di Sekolah Menengah Pertama. Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. Darmawan, D. (2012)Inovasi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Dewi, G. P. F. (2012) Pengembangan Game Edukasi Pengenalan Nama Hewan dalam Bahasa Inggris sebagai Media Pembelajaran Siswa SD Berbasis Macromedia Flash. Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta. Dwiari S. R. dkk. (2008)Teknologi Pangan Jilid 1 untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Green, T. D. dan Abbie Brown (2002) Multimedia Projects in The Classroom: A Guide to Development and Evaluation. California: Corwin Press, Inc.

Jabbar, A. M. (2013) Pengaduk. [Online]. Tersedia di: http://achmadmaulanajabbar.blogspot.com/2013/02/pengaduk.html [Diakses 18 April 2014].

Lubis, A.H. (2012) Pencampuran Bahan Kimia (Mixing Process)[Online]. Tersedia di: http://ahmadhusnilubis.blogspot.com/2012/02/pencampuran-bahan-kimia-mixing-process.html [Diakses 18 April 2014].

McMillan, J. H. dan Sally Schumacher. (2010) Research in Education, Evidence-Based Inquiry: 7th Ed. USA: Pearson.

Mikrons. (2009) Types of Sigma Blades [Online]. Tersedia di: http://sigmamixer.in/sigmamixer_blade_types.html [Diakses 6 Agustus 2014].

Muliawati, R. (2014) Pengembangan Video Pembelajaran yang Mengintegrasikan Level Makroskopik, Sub-Maikroskopik, dan Simbolik pada


(5)

Materi Pokok Larutan Penyangga. Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia.

Prasetyo, B. dan Jannah, L. M. (2005) Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Press.

Prasetyo, I. (2009)Teknik Analisis Data Dalam Research And Development. Bahan Ajar Jurusan PLS FIP Universitas Negeri Yogyakarta.

Rahayu, S. S. dan Purnavita, S. (2008) Kimia Industri Jilid 2 untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Riyana, C. (2003) Media Pembelajaran. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Rusman, Kurniawan, D., dan Riyana, C. (2012) Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Rajawali Press.

Sadiman, dkk. (2009)Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali.

Sanjaya, W. (2012)Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sardiman, A. M. (2004) Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Saud, U. S. (2010)Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

SMK Negeri 1 Bojongpicung (2014). Hasil Ujian Tengah Semester Kelas X Jurusan Agribisnis Hasil Pertanian Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014. Cianjur: SMK Negeri 1 Bojongpicung.

Sudijono, A. (2009) Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.

Sugiyono. (2009) Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013)Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supriadi, G. (2003a) Mencampur Bahan Pangan Basah/Semi Basah. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.


(6)

Supriadi, G. (2003b) Mencampur Bahan Pangan Kering. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Syarbini, H. (2013) Peralatan untuk Bakery[Online]. Tersedia di: http://www.a-zbakery.com/2013/09/30/peralatan-untuk-bakery/ [Diakses 15 Juli 2014].

Warsita, B. (2008)Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.