PENGARUH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH TERHADAP KINERJA SEKOLAH PADA SMP NEGERI DI KABUPATEN TASIKMALAYA.
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ………. i
ABSTAK ………. ii
DAFTAR ISI ………... v
DAFTAR TABEL ………... vii
DAFTAR GAMBAR ………... ix
DAFTAR LAMPIRAN ………... x
BAB I PENDAHULUAN ………. A. Latar Belakang Masalah ……… 1
B. Rumusan Masalah ………. 8
C. Tujuan Penelitian ………... 9
D. Manfaat Penelitian ………. 9
E. Kerangka Berfikir ……….. 10
F. Asumsi ………... 13
H. Hipotesis Penelitian ………... 15
BAB II PENGARUH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH TERHADAP KINERJA SEKOLAH PADA SMP NEGERI DI KABUPATEN TASIKMALAYA ……….. 16
A. Fungsi dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan ……….. 16
B. Kompetensi Kepala Sekolah ………. 19
1. Kompetensi Kepribadian ……… 20
2. Kompetensi Manajerial ……….. 24
3. Kompetensi Kewirausahaan ………... 29
4. Kompetensi Supervisi Akademik ……….. 31
5. Kompetensi Sosial ……….. 34
C. Manajemen Sekolah ………... 40
(2)
E. Kesimpulan Kajian Pustaka ……….. 63
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……… 64
A. Metode Penelitian ……….. 64
B. Lokasi dan Subyek Penelitian ……… 64
1. Lokasi Penelitian ……… 64
2. Populasi dan Sampel ……….. 65
C. Definisi Operasional ……….. 67
D. Teknik Pengumpulan Data ………. 69
1. Studi Dokumentasi ………. 69
2. Teknik Angket ……… 69
3. Kisi-kisi Instrument Penelitian ………... 70
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ………... 74
1. Pengujian Validitas Instrumen ………... 74
2. Pengujian Reliabilitas Instrumen ……… 78
3. Pengujian Persyaratan Analisis ……….. 81
4. Pengujian Hipotesis ……… 84
F. Jadwal Penelitian ………... 90
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 92
A. Pengujian Persyaratan Analisis ……….. 93
B. Hasil Pengujian Hipotesis ……….. 98
C. Interpretasi Hasil Analisis ……….. 113
D. Pembahasan ………... 115
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI ……... 122
A. Kesimpulan ………... 122
B. Implikasi ……… 123
C. Rekomendasi … ……… 124
DAFTAR PUSTAKA ……….. 127
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……….. 130 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(3)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
3.1. Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan Kabupaten
Tasikmalaya ……….... 66
3.2. Jumlah Guru SMP Negeri Wilayah Singaparna ………. 67
3.3. Kisi-kisi Instrument Kompetensi Kepala Sekolah ……. 70
3.4. Kisi-kisi Instrumen Implementasi Manajemen Sekolah 72
3.5. Kisi-kisi Instrumen Kinerja Sekolah ………... 73
3.6. Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Kepala Sekolah (X1) ……… 76
3.7 Hasil Uji Validitas Variabel Implementasi Manajemen Sekolah (X2) ……….. 77
3.8 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Sekolah (Y) …….. 78
3.9. Reliabilitas Variabel X1, X2,dan Y ………... 80
3.10. Tolak Ukur Koefisien Korelasi ………. 86
3.11. Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ..………….... 90
4.1. Hasil Uji Normalitas Dengan Menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ……….... 93
4.2. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ……….. 94
4.3. ANOVAb ………... 95
4.4. ANOVAb ………... 97
4.5. Correlations ……… 99
4.6. Coefficient ……….. 100
4.7. Model Summaryb ………. 101
4.8. Coefficient ……….. 102
4.9. ANOVAb ……… 103
4.10. Correlations ……… 104
4.11. Coefficient ……….. 105
(4)
4.13. Coefficient ……….. 107
4.14. ANOVAb ………... 108
4.15. Model Summaryb ………. 109
4.16. ANOVAb ………... 110
4.17. Model Summaryb ………. 111
4.18. Coefficient ……….. 112
(5)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
1.1. Kerangka Berfikir ……….……….. 17 4.1. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variabel : Kinerja Sekolah ………... 94 4.2. Scatterplot Linieritas Data Variabel X1 terhadap Y …... 96 4.3. Scatterplot Linieritas Data Variabel X2 terhadap Y …... 97 4.4. Struktur Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y ………... 114
(6)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1 Kisi-kisi dan angket ujicoba penelitian 131
2 Data Ujicoba penelitian 142
3 Uji Validitas Ujicoba Penelitian 144 4 Kisi-kisi dan Angket Penelitian 148
5 Data Hasil Penelitian 156
6 Skor Rata-rata tiap Indikator 172 7 Surat Keputusan dan Surat Izin Penelitian 177
(7)
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan salah satu sarana untuk membangun masyarakat. Sekolah juga dapat dikatakan sebagai agent of change masyarakat bahkan dunia. Manusia Indonesia yang diharapkan saat ini adalah manusia yang mampu mengembangkan keseluruh potensi yang dimilikinya, seperti halnya yang tercantum pada Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang menyatakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sekolah merupakan lembaga masyarakat mengemban amanat masyarakat untuk membantu menciptakan siswa yang memiliki kualitas yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan visi pendidikan nasional tahun 2020, yaitu
”terwujudnya bangsa, masyarakat dan manusia Indonesia yang berkualitas tinggi, maju dan mandiri” (Depdiknas, 2000:3). Kemudian dipertegas lagi
dengan rumusan visi Indonesia 2020 yaitu :”terwujudnya masyarakat
Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil sejahtera, maju, mandiri, serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan Negara”
(8)
2 Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya pengembangan kurikulum nasional dan lokal, meningkatkan kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan meningkatkan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan kinerja yang berarti. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukkan peningkatan mutu yang cukup menggembirakan, sebaliknya sebagian lainnya masih memprihatinkan.
Bila dibandingkan dengan pendidikan di Negara-negara Asean/Asia Timur, maka pendidikan di Indonesia masih tertinggal, baik dalam angka partisipasi, mutu, lama belajar penduduk, pemberantasan buta aksara, maupun anggaran pendidikan. Upaya-upaya untuk menggapai kemajuan pendidikan itu di Indonesia disinyalir masih sangat lamban, kesenjangan pendidikan antar wilayah masih sangat lebar, dan Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas) 9 Tahun belum tuntas.
Pemerintah melalui Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah telah menetapkan tiga rencana strategis dalam jangka menengah, yaitu pertama meningkatkan akses dan pemerataan dalam rangka penuntasan wajib belajar pendidikan dasar, kedua peningkatan mutu, efisiensi, relevansi, dan peningkatan daya saing, serta ketiga peningkatan manajemen,
(9)
3 akuntabilitas, dan pencitraan publik. Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai cara diantaranya menyelenggarakan pendidikan yang bertaraf internasional.
Salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah program wajib belajar 9 tahun, yang diamanatkan melalui instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara. Usaha pemerintah tersebut sampai sekarang masih banyak menemui kendala, padahal target yang dicanangkan sampai 2008 gerakan ini harus mencapai 95% keberhasilan.
Gerakan Wajar Dikdas 9 tahun tersebut berdampak pada satuan pendidikan setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). SMP di tuntut untuk meningkatkan peran serta nya terhadap program tersebut dengan cara menjemput bola. Seperti halnya SD, SMP juga diwajibkan untuk menggratiskan pembiayaan pendidikan yang dibebankan kepada siswa. Kewajiban tersebut didukung penuh oleh Pemerintah dengan mensubsidi pembiayaan pendidikan secara total pada satuan pendidikan setingkat SMP.
Namun demikian Depdiknas harus bekerja keras karena mendapat tantangan yang cukup berat yang harus diselesaikan, diantaranya masih tingginya angka drop out siswa SMP/MTs sebesar 2,15 persen. Kemudian proporsi tamatan SD/MI yang belum melanjutkan ke SMP/MTs/Sederajat masih tinggi yaitu 9,37%. Selain itu terdapat 298 atau 67,7% persen Kabupaten/Kota yang angka partisipasi kasar (APK) SMP/MTs-nya kurang
(10)
4 dari 95%. Sampai saat ini, tercatat 1,4 juta dari 12,9 juta anak usia 13-15 tahun, atau sekitar 11%, belum menikmati bangku sekolah menengah pertama (SMP). Khusus di Kabupaten Tasikmalaya, jumlah anak usia 13-15 tahun yang belum mengenyam pendidikan setingkat SMP mencapai 14. 729 jiwa (Sumber : Pelangi Pendidikan Depdiknas).
Setiap warga Negara berhak memperoleh layanan pendidikan. Lebih dari itu, sebenarnya mereka wajib mengikuti pendidikan dasar yang dibiayai oleh pemerintah. Peran pemerintah tidak cukup dengan memberikan kapasitas layanan pendidikan untuk memperluas akses saja. Namun, tidak kalah pentingnya adalah mengelola dari sisi manajemennya.
Era globalisasi menuntut SMP memiliki daya saing yang kuat dalam teknologi, manajemen dan sumber daya manusia. Keunggulan teknologi akan menurunkan biaya produksi, meningkatkan kandungan nilai tambah, memperluas keragaman produk, dan meningkatkan mutu produk. Keunggulan manajemen dapat mempengaruhi dan menentukan bagus tidaknya kinerja SMP , dan keunggulan sumber daya manusia yang memiliki daya saing tinggi pada tingkat internasional, akan menjadi daya tawar tersendiri dalam era globalisasi ini.
Dalam menyongsong era globalisasi tersebut, pendidikan pada tingkat SMP harus bisa menyuburkan dan mengembangkan eksistensi peserta didik seoptimal mungkin melalui fasilitas yang dilaksanakan melalui proses pendidikan yang bermartabat, pro-perubahan (kreatif, inovatif, dan eksperimentatif), menumbuhkan dan mengembangkan bakat, minat, dan
(11)
5 kemampuan peserta didik. Pendidikan di Indonesia harus memperhatikan perbedaan kecerdasan, kecakapan, bakat, dan minat peserta didik. Jadi, peserta didik harus diberi perlakuan secara maksimal untuk mengaktualkan potensi intelektual, emosional, dan sipritualnya. Para peserta didik tersebut merupakan aset bangsa yang sangat berharga dan merupakan salah satu faktor daya saing yang kuat, yang secara potensial mampu merespon tantangan globalisasi. Pendidikan pada jenjang SMP juga harus berfungsi dan relevan dengan kebutuhan, baik kebutuhan individu, keluarga, maupun kebutuhan lainnya baik lokal, nasional, maupun internasional.
Pendidikan yang berkualitas tidak terlepas dari bagaimana institusi pendidikan menjalankan fungsinya sebagai pencetak siswa unggul dan berkualitas. Institusi pendidikan merupakan sebuah lembaga yang bertugas mengantarkan peserta didik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Karena itu, semua kegiatan yang dilakukan didalamnya selalu dimaksudkan untuk cita-cita luhur tersebut. Namun sayang, dalam praktiknya lembaga ini sering dihadapkan pada problem-problem manajerial dan administratif sehingga tujuan dan sasaran pendidikan yang setali tiga uang dengan peningkatan sumber daya manusia tidak optimal. Akibatnya, banyak lulusan yang dihasilkannya hanya menampilkan fenomena ironis dan justru menebalkan pesimisme kita terhadap eksistensi lembaga pendidikan.
Di era otonomi institusi pendidikan sekarang ini, tugas dan tanggung jawab untuk mewujudkan SMP yang bermutu tak lepas dari bagaimana kompetensi kepala sekolah dalam memimpin dan mengelola lembaganya.
(12)
6 Oleh karena itu, sudah seharusnya kepala sekolah mampu memahami, mendalami, dan menerapkan konsep-konsep ilmu manajemen yang berkembang dewasa ini. Aplikasi manajemen pada lembaga pendidikan ini bukan berarti menjadikannya sebagai lembaga profit sebagaimana dilakukan oleh lembaga-lembaga bisnis yang lebih dulu mengaplikasikannya, tetapi semata-mata untuk menciptakan SMP yang dikelola agar menjadi lebih efektif tan efisien baik bagi sekolah sebagai lembaga maupun bagi masyarakat sebagai pengguna (stakeholder).
Terkait dengan itu, seorang pakar manajemen pendidikan dari Amerika Serikat, Sammon (1994), merekemondasikan dalam sebuah penelitiannya bahwa efektivitas dan kemajuan sekolah di Negara-negara modern itu karena dibangun mulai dari sisi kepemimpinan dan penataan kembali manajemennya. Kedua variabel yang saling berkaitan ini diyakininya dapat menyulap lembaga pendidikan dari yang biasa menjadi luar biasa, yang stagnan menjadi yang maju. Dengan demikian, lembaga pendidikan yang unggul dapat tercapai apabila dalam lembaga tersebut didukung oleh kepemimpinan dan manajemen yang baik, kokoh, dan tangguh.
Sebaliknya, jika kepemimpinan kepala sekolah tidak disertai dengan manajemen yang baik, tentu akan melahirkan kepala sekolah yang buruk dan tidak becus untuk diamanahi mengelola lembaga pendidikan. Begitupun dengan manajemen, bila tidak didukung oleh kepala sekolah yang kompeten dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan,
(13)
7 mengawasi, dan mengevaluasi komponen-komponen pendidikan suatu sekolah, ia tidak akan memunculkan sistem manajemen sekolah yang efektif.
Kepala sekolah menengah pertama yang berkompetensi yaitu yang responsif terhadap berbagai perubahan yang berlangsung dalam kehidupan. Sekolah membutuhkan seseorang yang dapat mengadaptabilitas perubahan kedalam kehidupan organisasi. Adaptabilitas organisasi terhadap perubahan harus difasilitasi oleh kompetensi yang memadai dari seorang kepala SMP. Kepala SMP secara memadai memiliki kemampuan mengelola kehidupan organisasi dan menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Dalam kenyatannya, kepala SMP di Indonesia pada umumnya memiliki otonomi terbatas untuk mengelola sekolah dan mengalokasikan dana yang yang diperlukan. Dengan demikian dapat kita pahami bahwa kemampuan kepala SMP untuk meningkatkan efektivitas sekolah masih belum optimal. Demikian pula derajat otonomi kepala SMP dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masih bersifat perpanjangan tangan tingkat atas.
Upaya untuk meningkatkan kompetensi kepala SMP dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya sebagai seorang manajer dalam meningkatkan kinerja sekolah, diperlukan pemahaman dan penguasaan kompetensi yang memperlihatkan bahwa kepala SMP memiliki kemampuan memiliki kemampuan dalam mengelola manajemen sekolahnya sehingga kinerja sekolah dapat tercapai dengan baik.
Dari paparan diatas, pelaksanaan manajemen sekolah yang menyeluruh serta diimbangi dengan kompetensi kepala sekolah yang baik
(14)
8 akan memperlancar proses pendidikan yang terjadi pada suatu sekolah sehingga akan menghasilkan kinerja sekolah yang diharapkan. Atas dasar itu, pada penelitian ini penulis akan mengangkat judul mengenai pengaruh pelaksanaan manajemen sekolah dan kompetensi kepala sekolah terhadap kinerja sekolah. Secara lengkap judul tersebut, yaitu : Pengaruh Kompetensi
Kepala sekolah dan Implementasi Manajemen Sekolah terhadap Kinerja Sekolah pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Tasikmalaya.
B. Rumusan Masalah
Pertanyaan penelitian dalam tesis ini adalah “ Bagaimana kinerja sekolah pada Sekolah Menengah Pertama Negeri yang ada di Kabupaten Tasikmalaya?”. Mengingat rumusan masalah tersebut masih bersifat umum, maka perlu dirinci menjadi pokok-pokok permasalahan berdasarkan tingkat pemecahannya. Dengan demikian maka permasalahan penelitian ini adalah : 1. Seberapa besar pengaruh kompetensi kepala sekolah terhadap kinerja
sekolah pada SMP Negeri di Kabupaten Tasikmalaya?
2. Seberapa besar pengaruh implementasi manajemen SMP terhadap kinerja sekolah pada SMP Negeri di Kabupaten Tasikmalaya?
3. Seberapa besar pengaruh kompetensi kepala sekolah dan implementasi manajemen sekolah terhadap kinerja sekolah pada SMP Negeri di Kabupaten Tasikmalaya?
(15)
9 C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis informasi empirik tentang kinerja sekolah pada SMP Negeri yang ada di Kabupaten Tasikmalaya, melalui studi korelasi antara kompetensi kepala sekolah dan implementasi manajemen sekolah sebagai variabel bebas. Sedangkan kinerja sekolah sebagai variabel terikat.
Berdasarkan penelitian tersebut diharapkan dapat diperoleh suatu temuan tentang kinerja sekolah sehingga dapat dijadikan suatu rujukan, baik secara konseptual maupun secara praktis bagi penyelenggaraan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Tasikmalaya.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan analisis tentang :
1. Pengaruh kompetensi kepala sekolah terhadap kinerja sekolah pada SMP Negeri di Kabupaten Tasikmalaya
2. Pengaruh implementasi manajemen SMP terhadap kinerja sekolah pada SMP Negeri di Kabupaten Tasikmalaya
3. Pengaruh kompetensi kepala sekolah dan implementasi manajemen sekolah terhadap kinerja sekolah pada SMP Negeri di Kabupaten Tasikmalaya
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dari aspek teoritis maupun praktis.
(16)
10 a. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terutama dalam
hal :
1) Pengembangan ilmu administrasi pendidikan, khususnya dalam manajemen sekolah bermutu
2) Memberikan informasi yang akurat bagi pembentukan konsep yang berkaitan dengan kinerja sekolah
3) Mengidentifikasi berbagai kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan bagi terwujudnya sekolah bermutu
4) Memberikan sumbangan konsep atau model yang dapat digunakan sebagai rujukan bagi keterlaksanaan kinerja sekolah
b. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1) Informasi sebagai bahan evaluasi bagi para praktisi pendidikan, khususnya di sekolah menengah pertama di kota dan kab. Tasikmalaya 2) Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pimpinan atau kepala sekolah dalam mengelola lembaganya
3) Sebagai bahan pertimbangan bagi tercapainya tujuan pendidikan yang diselenggarakan di tingkat sekolah (SMP)
E. Kerangka Berfikir
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) mendefinisikan standar nasional pendidikan sebagai kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah Indonesia.
(17)
11 Kebijakan tersebut memberi pengaruh dalam pengelolaan sekolah yang harus sesuai dengan delapan standar pengelolaan yang terdapat dalam SNP. Standar Nasional Pendidikan tersebut diterbitkan untuk meningkatkan daya saing sekolah dalam hal ini SMP pada persaingan global. Tuntutan masyarakat terhadap SMP yang berkualitas juga sebagai acuan SMP dalam meningkatkan kinerja sekolahnya.
Sumber daya sekolah sebagai modal utama menjalankan sekolah harus dikelola dengan baik. Sumber daya tersebut meliputi input sekolah yang merupakan segala sesuatu yang diperlukan untuk berlangsungnya proses pendidikan, khususnya prestasi belajar mengajar. Input digololongkan menjadi dua yaitu input yang diolah dan pengolahnya. Input yang diolah adalah siswa dan input pengolah meliputi visi,misi, tujuan, sasaran, kurikulum, tenaga kependidikan, dana, sarana prasarana, regulasi sekolah, organisasi sekolah, administrasi sekolah, budaya sekolah, dan peran serta masyarakat dalam mendukung sekolah. Input sekolah tersebut menjadi bahan dalam menjalankan manajemen sekolah. Sedangkan kompetensi kepala sekolah dapat diimplementasikan oleh kepala sekolah juga didukung oleh sumber daya sekolah yang memadai.
Kompetensi kepala sekolah menurut Permendiknas No. 13 tahun 2007 harus memiliki lima kompetensi utama, yaitu kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervise akademik, dan sosial. Kelima kompetensi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kepala
(18)
12 sekolah dalam mengelola sekolahnya sehingga kinerja sekolah yang dharapkan dapat tercapai dengan optimal.
Kemampuan kepala sekolah dalam mengelola sekolahnya harus didukung dengan keterlaksanaan manajemen yang baik. Adapun implementasi manajemen sekolah yang harus dilakukan dalam usaha meningkatkan kinerja sekolah meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Melalui tahapan manajemen tersebut dengan didukung oleh kompetensi kepala sekolah yang baik, diharapkan esensi kinerja sekolah pada SMP yaitu proses pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat terlaksana dan mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan tujuan awal.
Esensi kinerja sekolah pada SMP tersebut akan tercapai jika indikator-indikator keberhasilan kinerja sekolah dapat dilaksanakan dengan baik. Adapun kunci keberhasilan kinerja sekolah, yaitu kurikulum yang lugas dan fleksibel, PBM yang efektif, lingkungan sekolah yang kondusif, sumber daya yang handal dan standarisasi pengajara serta evaluasi.
(19)
13 Umpan Balik
Gambar 1.1.
Kerangka Berfikir
F. Asumsi
Asumsi-asumsi merupakan sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya dapat diterima oleh peneliti. Asumsi-asumsi ini diperlukan untuk memperkuat permasalahan, membantu peneliti dalam menjelaskan penetapan objek penelitian, wilayah pengambilan data dan instrumen pengumpulan data. Asumsi dirumuskan sebagai landasan bagi hipotesis
Tututan masyarakat akan sekolah bermutu
INPUT -Kompetensi Kepala Sekolah ! " # $ Implementasi Manajemen Sekolah % " Kinerja Sekolah & '! ( ( ) ( " $ *# - +
(20)
-14 penelitian. Asumsi merupakan perasan dari berbagai teori maupun hasil penelitian yang mendukung penelitian yang dilakukan. Adapun asumsi dalam penelitian ini adalah :
1. Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah yang pertama dan utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif, dalam arti menjadi semakin bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi maysrakat luas penggunanya. Kompetensi kepala sekolah jika dilaksanakan dengan sempurna akan meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar menjadi lebih baik.
2. Kinerja sekolah akan tecapai jika pelaksanaan manajemen sekolah dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Manajemen sekolah dapat meningkatkan kinerja sekolah dan terutama meningkatkan kinerja belajar siswa menjadi lebih baik. Asumsi ini diperkuat oleh hasil penelitian Keith dan Girling, dimana dalam penelitiannya menyebutkan konstribusi manajemen sekolah terhadap keberhasilan dan kegiatan belajar siswa sebesar 32%.
3. Kompetensi kepala sekolah dan manajemen sekolah diyakini dapat menyulap lembaga pendidikan dari yang biasa menjadi luar biasa, yang stagnan menjadi yang maju. Dengan demikian, lembaga pendidikan yang unggul dapat tercapai apabila dalam lembaga tersebut didukung oleh kepemimpinan dan manajemen yang baik, kokoh, dan tangguh. Sebaliknya, jika kepemimpinan kepala sekolah tidak disertai dengan manajemen yang baik, tentu akan melahirkan kepala sekolah yang buruk
(21)
15 dan tidak becus untuk diamanahi mengelola lembaga pendidikan. Begitupun dengan manajemen, bila tidak didukung oleh kepala sekolah yang kompeten dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi komponen-komponen pendidikan suatu sekolah, ia tidak akan memunculkan sistem manajemen sekolah yang efektif.
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir dan asumsi yang dikemukakan didepan, maka dirumuskan hipotesis yang merupakan dugaan sementara terhadap masalah dan selanjutnya dibuktikan berdasarkan hasil pengolahan data. Berikut ini adalah hipotesis yang secara rinci dari variabel bebas yaitu kepemimpinan sekolah dan implementasi manajemen sekolah. Sedangkan variabel terikat adalah kinerja sekolah.
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kompetensi kepala sekolah (X1) terhadap variabel kinerja sekolah (Y)
2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel implementasi manajemen sekolah (X2) terhadap variabel kinerja sekolah (Y)
3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kompetensi kepala sekolah (X1) dan implementasi manajemen sekolah (X2) terhadap variabel kinerja sekolah (Y)
(22)
64 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey yaitu metode yang dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi terhadap pengamatan tentang pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan implementasi manajemen sekolah terhadap kinerja sekolah. Menurut Kerlinger (Akdon, 2008:91), penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relative, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.
B. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitan
Lokasi penelitian yang dilakukan adalah di lingkup Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian difokuskan pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri. Lokasi penelitian tersebar di Kabupaten Tasikmalaya dengan maksud agar hasil penelitian ini dapat menggambarkan keseluruhan kondisi nyata mengenai kinerja sekolah pada SMP Negeri yang ada di Kabupaten Tasikmalaya.
(23)
65 2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Sugiyono (Akdon, 2008:96) memberikan pengertian bahwa : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi merupakan objek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (Akdon, 2008:96). Populasi yang diguanakan pada penelitian ini adalah guru PNS pada SMP Negeri yang ada di Kabupaten Tasikmalaya.
b. Sampel
Arikunto (Akdon, 2008:98) mengatakan “Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat diwakili seluruh populasi.
Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel adalah teknik
Simple Random Sampling. Teknik ini menurut Akdon (2008:100)
ialah cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut. Adapun jumlah guru SMP negeri di
(24)
66 Kabupaten Tasikmalaya berjumlah 1809 orang. Adapun jumlah keseluruhan guru SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1.
Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan Kabupaten Tasikmalaya
GT PT GB GTT PTT DPK DPK Depag 1 SMP Negeri 1809 191 2 736 408
2 SMP Swasta 245 46 631 123 41 17
3 SMP Satu Atap 22 1 516 66
2076 238 2 1883 597 41 17 No Jenis Sekolah
Rincian Tugas
Total
Sumber : Disdik Kab. Tasikmalaya
Rumus yang digunakan untuk menentukan sampel adalah :
. 1
1809
1809. 0,1 1 1809 0,01 1 1809 19,09 94,761809
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 94,76 atau dibulatkan menjadi 95. Selanjutnya dari jumlah sampel tersebut Penulis mempersempit wilayah sampel dikarenakan letak geografis Kabupaten Tasikmalaya yang sangat luas dengan waktu penelitian yang terbatas. Adapun wilayah yang dipilih adalah wilayah Kab. Tasikmalaya bagian tengah. Alasan pemilihan wilayah tengah
(25)
67 dikarenakan wilayah tengah merupakan pusat pemerintahan Kab. Tasikmalaya dan pada wilayah ini terdapat SMP Rintisan Sekolah Berstandar Nasional. Adapun jumlah sampel tiap SMP dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2
Jumlah Guru SMP Negeri Wilayah Singaparna
No Nama SMP Jumlah
Guru Prose ntase Jumlah Sampel Pembula tan 1 SMPN 1 Singaparna 53 13,0 12,34 12 2 SMPN 2 Singaparna 26 6,4 6,05 6 3 SMPN 1 Sariwangi 67 16,4 15,60 15
4 SMPN 2 Sariwangi 23 5,6 5,36 5
5 SMPN 1 Padakembang 53 13,0 12,34 12
6 SMPN 1 Leuwisari 22 5,4 5,12 5
7 SMPN 1 Sukarame 42 10,3 9,78 10
8 SMPN 1 Mangunreja 58 14,2 13,50 13 9 SMPN 2 Mangunreja 11 2,7 2,56 3 10 SMPN 1 Cigalontang 31 7,6 7,22 7 11 SMPN 2 Cigalontang 7 1,7 1,63 2 12 SMPN 3 Cigalontang 8 2,0 1,86 2 13 SMPN Satap 1 Cigalontang 2 0,5 0,47 1 14 SMPN Satap 2 Cigalontang 3 0,7 0,70 1 15 SMPN Satap 3 Cigalontang 2 0,5 0,47 1 408 100,0 95,0 95
95 Jumlah
Sampel yang Diambil (n)
C. Definisi Operasional
1. Kompetensi Kepala Sekolah (X1)
Kepemimpinan dalam SMP merupakan ujung tombak dan kemudi bagi jalannya lembaga pendidikan setingkat SMP. Suatu lembaga pendidikan tanpa memiliki pemimpin yang adaftip dan kreatif menyebabkan kurang optimalnya lembaga pendidikan, bahkan dapat
(26)
68 mengalami penurunan. Demikian strategisnya jabatan kepala sekolah, sehingga ia dipersyaratkan untuk mencapai sejumlah kompetensi, sebagaimana yang digariskan dalam Permendiknas nomor 13 Tahun 2007 tentang Kualifikasi dan Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah. Menurut E. Mulyasa (2002:37), kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kompetensi menurut Permendiknas nomor 13 tahun 2007 diatas adalah, kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi akademik, dan kompetensi sosial.
2. Implementasi Manajemen Sekolah (X2)
Manajemen sekolah menurut Rohimat (2008:14) adalah melakukan pengelolaan sumberdaya yang dimiliki oleh sekolah yang diantaranya adalah manusia, uang, metode, material, mesin, dan pemasaran yang dilakukan yang sistematis dalam suatu proses. Fungsi manajemen sekolah menurut Depdiknas terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengoordinasian, pengawasan, pembiayaan dan pelaporan. Fungsi tersebut sejalan dengan fungsi menajemen yang dikemukanan oleh George R. Terry, yaitu perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan
pengawasan (controlling). 3. Kinerja Sekolah (Y)
(27)
69 Menurut Rohimat (2008 : 49), Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses/perilaku sekolah. Sedangkan menurut Saeful (2004:2004:58), terdapat sejumlah indikator yang menjadi penentu kinerja sekolah, diantaranya (1) Kurikulum yang lugas dan fleksibel berpedoman pada standar nasional, (2) Proses belajar mengajar (PBM) yang efektif dengan mengedepankan fungsi pelayanan belajar untuk memperoleh mutu yang baik, (3) Lingkungan sekolah yang sehat terdiri dari lingkungan fisik dan kerjasama yang kondusif, (4) SDM dan sumber daya lain yang handal, yaitu memenuhi kualifikkasi yang dibutuhkan mengacu pada profesionalisme, (5) Standarisasi pengajaran dan evaluasi hasil belajar yang terukur.
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mempelajari dan mencatat bagian-bagian yang dianggap penting dari berbagai dokumen resmi yang terdapat dilokasi penelitian. Studi dokumentasi yang dilakukan pada penelitian ini dimaksudkan untuk melengkapai dan memperkuat data-data yang didapat dari angket sehingga penelitian yang dilakukan lebih akurat dan valid.
2. Teknik Angket
Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam panelitian ini
(28)
70 metode pengumpulan data dengan menggunakan angket (questionnaire) dimana jenis istrumen yang digunakan adalah daftar cocok (checklist).
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuannya adalah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisin daftar pertanyaan. Sedangkan penggunaan daftar cek dimaksudkan agar kejadian sekecil apapun dapat dicatat oleh peneliti.
3. Kisi-kisi Intrumen Penelitian
Tabel 3.3.
Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Kepala Sekolah (X1)
No Dimensi Indikator Item
1 Kepribadian Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin
1 Memiliki keinginan yang kuat dalam
pengembangan diri sebagai kepala sekolah
2 Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsi
3 Mampu mengendalikan diri dalam
menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah
4
Memiiki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan
5 2 Manajerial Mampu menyusun perencanaan sekolah untuk
berbagai tingkatan perencanaan
6 Mampu mengembangkan organisasi sekolah
sesuai dengan kebutuhan
7 Mampu memimpin guru dan staf dalam
rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal
8
Mampu mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal
(29)
71 Mampu mengelola sarana dan prasarana
sekolah dalam rangka pendayagunaan secara optimal
10
Mampu mengelola hubungan sekolah – masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah
11
Mampu mengelola kesiswaan, terutama dalam rangka penerimaan siswa baru, penempatan siswa, dan pengembangan kapasitas siswa
12
Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional
13
Mampu mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien
14
Mampu mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung kegiatan-kegiatan sekolah
15 Mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan kesiswaan di sekolah
16
Mampu menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan dalam menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah
17
Mampu menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif bagi pembelajaran siswa
18 Mampu mengelola sistem informasi sekolah
dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan
19
Terampil dalam memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah
20
Terampil mengelola kegiatan produksi/jasa dalam mendukung sumber pembiayaan sekolah dan sebagai sumber belajar sisiwa
21
Mampu melaksana-kan pengawasan terhadap pelaksana-an kegiatan sekolah sesuai standar pengawasan yang berlaku
22
3 Kewirausahaan Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah
23 Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan
sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif
24
Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin
sekolah/madrasah
25
Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah
(30)
72 Memiliki naluri kewirausahaan dalam
mengelola kegiatan sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik
27
4 Supervisi Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru
28
Mampu melakukan supervisi sesuai prosedur dan teknik-teknik yang tepat
29 Mampu melakukan monitoring, evaluasi dan
pelaporan program pendidikan sesuai dengan prosedur yang tepat
30
5 Sosial Terampil bekerja sama dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling
menguntungkan dan memberi manfaat bagi sekolah
31
Mampu berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan
32 Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain
33
Tabel 3.4.
Kisi-kisi Instrumen Implementasi Manajemen Sekolah (X2)
No Dimensi Indikator Item
1 Perencanaan
(Planning)
Merumuskan visi dan misi sekolah 1 Melibatkan semua stakeholder dalam perumusan visi sekolah
2 Mengkomunikasin visi dan misi 3 Mengidentifikasi potensi guru, TU, dan siswa
4 Menjabarkan tujuan dalam bentuk program sekolah
5 Membuat rencana jangka pendek dan jangka penjang
6 Membuat kebijakan sekolah yang sesuai
dengan tujuan
7 Menyusun program kerja 8 Merencanakan rencana anggaran biaya 9 Menyusun jadwal dalam bentuk kalender
pendidikan
10 2 Pengorganisasian
(Organizing)
Memiliki struktur organisasi sekolah yang jelas
11 Mengidentifikasi jenis tugas dan tanggung
jawab
12 Mendistribusikan tugas dan tanggung jawab 13 Merumuskan aturan-aturan kerja 14 Pemberian tugas dan wewenang kepada 15
(31)
73 pembantu kepala sekolah
Pengembangan kesadaran dari guru dan TU 16 Monitoring kemajuan guru dan TU 17 Menciptakan hubungan komunikasi antar
pegawai
18 3 Penggerakan
(Actuating)
Berperan aktif dalam kegiatan pengembangan staff
19 Memperbaiki unjuk kerja pengajaran 20 Melakukan kepemimpinan pengajaran
secara langsung kepada guru
21 Meyakinkan bahwa unjuk kerja guru di
kelas dievaluasi
22 Meningkatkan hubungan kerja antar
personel
23 Membina kerjasama antar personel 24 Menggerakan sumber daya organisasi 25 Memberi motivasi kerja 26 4 Pengawasan
(Controlling)
Menentukan standar pengawasan 27 Melakukan pengukuran prestasi 28 Memonitoring kegiatan PBM 29 Mengevaluasi kegiatan PBM 30 Membandingkan prestasi yang telah dicapai sesuai standar
31 Melakukan perbaikan program yang telah
dicapai
32 Menindaklanjuti saran dan kritik 33
Tabel 3.5.
Kisi-kisi Instrumen Kinerja Sekolah (Y)
No Dimensi Indikator Item
1 Manajemen kurikulum yang lugas dan fleksibel
Kurikulum dibuat atas dasar kebijakan sekolah
1 Kurikulum dibuat untuk mengembangkan
keterampilan dasar siswa
2 Kurikulum dibuat untuk pengembangan
intelektual siswa
3 Terdapat pendidikan vokasional dalam
menyusun kurikulum
4 Kurikulum diimbangi dengan nilai moral 5 Kurikulum disusun untuk mengembangkan
kreativitas dan ekspresi estetika
6 Kurikulum disusun berdasarkan tingkat
pemahaman peserta didik
7 Guru berperan dalam menentukan topic
kurikulum
8 Terdapat kurikulum muatan local 9
(32)
74 2 Proses belajar
mengajar yang efektif
Pembelajaran berpusat pada siswa (student
centered)
10 Urutan studi yang tepat pada kurikulum 11 Semua siswa dapat memenuhi SKBM 12 Implementasi keterampilan dasar 13 Sekolah member akses yang sama kepada
semua siswa
14 Siswa diarahkan pada belajar mengetahui,
bekerja, hidup bersama, menjadi diri sendiri
15 3 Lingkungan
sekolah yang kondusif
Proses belajar mengajar berlangsung dengan aman dan tertib
16 Kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa 17 Lingkungan sekolah yang terorganisir 18 Pemberdayaan komponen sekolah 19 Kegiatan sekolah diarahkan pada
pencapaian mutu
20 Pelayanan belajar yang optimal 21 4 Sumber daya
yang handal
Pembagian tugas sesuai dengan kompetensi 22 Pendidikan dan pelatihan bagi guru 23 Deskripsi kerja personel yang jelas 24 Kehadiran guru dan staff pegawai 25 Kesehatan fisik personel sekolah 26 Kesehatan mental personel sekolah 27 5 Standarisasi
pengajaran dan Evaluasi
Kurikulum yang disusun mengacu pada SNP 28 Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP)
29 Penilaian kemajuan belajar siswa 30 Penilaian hasil belajar yang objektif 31 Terdapat standar penilaian yang jelas 32 Standar penilaian disesuaikan dengan
tingkat pemahaman peserta didik
33
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengujian Validitas Instrumen
Validitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan dan kesahihan suatu alat ukur. Untuk menguji validitas alat ukur, digunakan rumus Pearson Product Moment, yaitu :
(33)
75
∑ ∑ . ∑
! .∑ " ∑ "#.! .∑ " ∑ "#
Keterangan :
rhitung = koefisien korelasi Xi = jumlah skor item
Yi = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden
Selanjutnya dihitung dengan uji-t dengan rumus :
$ √ & 2 √1 &
Keterangan : t = nilai thitung
r = koefisien korelasi hasil rhitung n = julah responden
Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajad kebebasan (dk = n – 2). Kaidah keputusan :
Jika t hitung > t tabel berarti valid, sebaliknya jika t hitung < t tabel berarti tidak valid.
Hasil Uji Validitas Instrumen
Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir), validitas dari ke tiga variabel penelitian adalah sebagai berikut :
a) Validitas variabel X1 (Kompetensi Kepala Sekolah)
Hasil pengujian validitas instrument variabel Impelementasi MAnajemen Sekolah yang terdiri dari 33 item pertanyaan, terdapat 27
(34)
76 item pertanyaan yang dinyatakan valid, dan 6 item pertanyaan yang tidak valid, yaitu nomor 17, 29, 30, dan 33. Adapaun rtabel untuk n = 33 adalah 0,34. Untuk selanjutnya item pertanyaan yang tidak valid tidak digunakan atau dihilangkan. Secara terinci, hasil uji validitas variabel X1 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.6.
Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Kepala Sekolah (X1)
! !
! !
b) Validitas Variabel Implementasi Manajemen Sekolah (X2)
Hasil pengujian validitas instrument variabel kompetensi Kepala Sekolah yang terdiri dari 33 item pertanyaan, terdapat 29 item pertanyaan yang dinyatakan valid, dan 6 item pertanyaan yang tidak
(35)
77 valid, yaitu nomor 7, 9, 10, 20, 29, dan 30. Adapaun rtabel untuk n = 33 adalah 0,34. Untuk selanjutnya item pertanyaan yang tidak valid tidak digunakan atau dihilangkan. Secara terinci, hasil uji validitas variabel X2 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.7.
Hasil Uji Validitas Variabel Implementasi Manajemen Sekolah (X2)
!
! ! !
! !
c) Validitas Variabel Kinerja Sekolah (Y)
Hasil pengujian validitas instrument variabel Kinerja Sekolah yang terdiri dari 33 item pertanyaan, terdapat 26 item pertanyaan yang dinyatakan valid, dan 7 item pertanyaan yang tidak valid, yaitu nomor
(36)
78 4, 11, 19, 27, 30, 31, dan 33. Adapaun rtabel untuk n = 33 adalah 0,34. Untuk selanjutnya item pertanyaan yang tidak valid tidak digunakan atau dihilangkan. Secara terinci, hasil uji validitas variabel Y dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.8.
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Sekolah (Y)
" !
!
! !
! !
2. Pengujian Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrument) yang
(37)
79 digunakan. Uji reliabilitas instrument dilakukan dengan rumus alpha, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Langkah 1 : menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus :
(
) ∑" *∑ + ,"
-.
- Langkah 2 : Kemudian menjumlahkan varians semua item dengan rumus :
/ () ()& ( & (0& 1 … . (
- Langkah 3 : Menghitung varians total dengan rumus
(
) ∑ 3" ∑ +3 "
-.
- Langkah 4 : Masukan nilai alpha dengan rumus :
)) 45 & 16 71 &5 ∑ (( )
) 8
Kemudian diuji dengan uji reliabilitas instrument dilakukan dengan rumus korelasi pearson product moment dengan teknik belah dua awal akhur dengan rumus :
9 ∑ :; & ∑ : . ∑ ;
<= . ∑ : & ∑ : >. = . ∑ ; & ∑ ; >
Harga rxy atau rb ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh karenanya disebut rawal-akhir. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman brown yakni : )) ?@
(38)
80 Untuk mengetahui korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi (tabel r) untuk α = 0,05 atau α = 0,01 dengan derajat kebebasan (dk= n-2). Kemudian membuat keputusan membandingkan r11 dengan rtabel. Adapun kaidah keputusan :
Jika r11 > rtabel berarti reliaabel jika r11 < rtabel berarti tidak reliable.
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Hasil perhitungan Uji Reliabilitas yang dilakukan melalui program SPSS versi 16 diketahui dapat dilihat reliabilitas ketiga variabel adalah sebagai berikut :
Tabel 3.9.
Uji Reliabilitas Variabel X1, X2,dan Y
# $ %& ' (
)
* * +
, & )
, & , &
# - . / &
0( " - . # ,, $
12 3
4 2 3
Hasil analisis reliabilitas diperoleh r11 untuk variabel kompetensi Kepala Sekolah (X1) mencapai 0,901, untuk variabel implementasi manajemen sekolah mencapai 0,921, dan untuk variabel kinerja sekolah mencapai 0,840. Ketiga koefisien variabel tersebut melebihi
(39)
81 rtabel = 0,34 yang berarti bahwa ketiga variabel tersebut dalam kategori reliable.
Setelah angket diujicobakan dan hasil ujicoba angket menunjukkan bahwa instrument tersebut telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas, selanjutnya adalah penyebaran angket untuk memperoleh data yang diinginkan. Adapaun jumlah instrument terdiri dari 29 item pertanyaan untuk kompetensi kepala sekolah, 27 item pertanyaan untuk implementasi manajemen sekolah, dan 26 item pertanyaan untuk kinerja sekolah. Setelah mendapat pertimbangan dari pakar, maka diputuskan bahwa item pertanyaan yang digunakan jumlahnya disamakan yaitu berjumlah 26 item untuk setiap variabel. Adapun item yang dihilangkan pada variabel kompetensi kepala sekolah dan implementasi manajemen sekolah adalah item pertanyaan yang kriteria validitasnya terkecil.
3. Pengujian Persyaratan Analsis
a. Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan analisis dan menentukan apakan pengolahan data menggunakan analisis paramentrik atau non parametrik. Untuk pengolahan data parametrik, data yang dianalisis harus berdistribusi normal sedangkan pengolahan data non parametric, data yang dianalisis berdistribusi tidak normal. Pengujian ini bertujuan untuk
(40)
82 mengetahui apakah ke tiga variabel penelitian memiliki penyebaran data yang normal atau tidak.
Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan computer program SPSS Versi 16, atau dapat juga menggunakan rumus untuk pengujian normalitas distribusi data digunakan rumus Chi Kuadrat :
: ∑ B)C& C) )
Keterangan :
X2 = Chi Kuadrat yang dicari O1 = Frekwensi hasil penelitian E1 = Frekwensi yang diharapkan
Angka yang ditempuh dalam menggunakan rumus Chi Kuadrat tersebut adalah sebagai berikut :
1) Membuat tabel distribusi frekuensi untuk memberikan harga-harga yang digunakan dalammenentukan rentangan, kelas interval, panjang kelas dan mencari rata-rata/simpangan baku
2) Menentukan batas bawah dan batas atas interval
3) Mencari angka standar (Z) sebagai batas kelas dengan rumus :
D
F
E
Keterangan :(41)
83 X = Rata-rata distribusi
Xi = Skor batas kelas distribusi S = Simpangan baku
4) Mencari luas daerah antara O dan Z (O – Z) dari tabel distribusi
Chi Kuadrat
5) Mencari luas tiap interval dengan cara mencari selisih luas O – Z kelas interval
6) Mencari frekuensi yang diharapkan (Ei) dengan cara mengalihkan luas tiap interval dengan ∑
7) Mencari frekuensi pengamatan (Oi) dengan cara mengisikan frekuensi (fi) tiap kelas interval sesuai bilangan pada tabel distribusi frekuensi
8) Mencari Chi Kuadrat dengan memasukan harga-harga kedalam rumus :
: ∑ B)C& C) )
9) Menentukan keberartian x2 dengan cara membandingkan x2 hitung
dengan x2 tabel dengan criteria distribusi data dikatakan normal apabila x2 hitung < x2 tabel dan distribusi dikatakan tidak normal apabila x2 hitung > x2 tabel.
b. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas dilakukan untuk mengathui kesamaan variansi kelompok-kelompok sampel yang diambil dari populasi yang sama.
(42)
84 Pada penelitian ini untuk uji homogenitas diguankan metode atau teknik x2 barlet.
4. Pengujian Hipotesis
a. Analisis Korelasi Sederhana
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi ganda, dimana teknik ini berfungsi untuk mencari besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel (X) atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y).
Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah pengaruh variabel kompetensi kepala sekolah (X1) dan variabel implementasi manajemen sekolah (X2) terhadap variabel kinerja sekolah (Y). Adapun desain dan rumus korelasi ganda penelitian ini adalah sebagai berikut :
X
1
X
2
Y
rx1x2
rx1Y
rx2Y rx1x2Y
(43)
85 Langkah-langkah untuk mencari pengaruh Kompetensi Kepala Sekolah (X1) dan Implementasi Manajemen Sekolah (X2) terhadap Kinerja Sekolah (Y) adalah sebagai berikut :
a. Mencari nilai korelasi Kompetensi Kepala Sekolah (X1) terhadap Kinerja Sekolah (Y)
). ∑ :); & ∑ :) . ∑ ; ! . ∑ :) & ∑ :) #. = . ∑ ; & ∑ ;
b. Mencari nilai korelasi Implementasi manajemen sekolah (X2) terhadap Kinerja Sekolah (Y)
. ∑ : ; & ∑ : . ∑ ; ! . ∑ : & ∑ : #. = . ∑ ; & ∑ ;
c. Mencari nilai korelasi Kompetensi Kepala Sekolah (X1) dengan Implementasi manajemen sekolah (X2)
). ∑ :): & ∑ :) . ∑ : ! . ∑ :) & ∑ :) #. = . ∑ : & ∑ :
Dari rumus diatas dapat dijelaskan bahwa rxy merupakan koefisien korelasi dari variabel X dan Y dapat diihat dengan membandingkan rhitng dengan rtabel pada tingkat kepercayaan 95%. Bila rhitung > rtabel dan bernilai positif, maka terdapat pengaruh yang positif.
(44)
86 Untuk lebih memudahkan dalam menafsiran harga koefisien korelasi menurut Akdon (2008:188) sebagai nerikut :
Tabel 3.10.
Tolak Ukur Koefisien Korelasi Nilai Koefisien Kriteria
0,800 – 1,000 Sangat kuat
0,600 – 0,799 Kuat
0,400 – 0,599 Sedang
0,200 – 0,399 Rendah
0,000 – 0,199 Sangat Rendah
1) Uji Signifikansi
Selanjutnya uji signifikan adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variabel Y. uji signifikansi ini dengan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008:188), yaitu :
$ √ & 2 √1 &
Keterangan :
r = koefisien korelasi n = banyak sampel
menguji taraf signifikansi yaitu dengan membandingkan harga thitung dengan ttabel dengan tingkat kepercayaan tertentu dan
dengan dk = n – 2. Koefisien dikatakan signifikan atau memiliki arti apabila thitung > ttabel
(45)
87 Mencari derajat hubungan berdasarkan koefisien determinasi (KD) dengan maksud sejauhmana pengaruh yang diberikan oleh variabel X terhadap variabel Y, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
KD = r2 x 100%
dimana : KD = Koefisien determinasi yang dicari r2 = koefisien korelasi
b. Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi dimaksudkan untuk mengatahui hubungan fungsional antara variabel penelitian. Dalam peneitian ini digunakan ruus sebagai berikut :
Ŷ = a + bX
Dimana : Ŷ = nilai taksir Y (variabel terikat) dari persamaan regresi
a = konstanta, apabila harga X = 0
b = koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika satu unit perubahan terjadi pada X
X = harga variabel X
Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :
1) Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a dan b dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008:197), yaitu :
(46)
88
I ∑ :H;H & ∑ :H ∑ ;H∑ :H & ∑ :H
2) Menyusun pasangan data untuk variabel X dan variabel Y 3) Mencari persamaan untuk koefisien regresi sederhana
c. Analisis Korelasi Ganda
Analisis korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel bebas X secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat Y. Analisis korelasi ganda menggunakan rumus Rx1.x2.Y :
JK)K L M 1N 2; & 2 1; .1 & 1 2 2; . 1 2
Sedangkan untuk mencari signifikansi digunakan rumus Fhitung yang kemudian dibandingkan dengan Ftabel. Untuk mencari kesimpulan, jika Fhitung ≥ Ftabel maka Ho ditolak artinya signifikan, sebaliknya jika Fhitung ≤ Ftabel maka Ho diterima artinya tidak signifikan.
d. Analisis Korelasi Ganda
Analisis regresi ganda adalah alat peramalan nilai pegaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel bebas lainnya, atau secara
(47)
89 bersama-sama digunakan rumus analisis regresi ganda sebagai berikut :
Ŷ = a +b1x1 + b2x2 + E
Dimana : Ŷ = nilai taksir Y (variabel terikat) dari persamaan Regresi
A = nilai konstanta
B1 = nilai koefisien regresi X1 B2 = nilai koefisien regresi X2 X1 = variabel bebas X1
X2 = nilai koefisien regresi X2 E = predictor (pengganggu)
e. Deskripsi Hasil Penelitian
Penjelasan secara deskriptif dilakukan untuk mengetahui frekuensi terhadap skor setiap alternatif jawaban angket, sehingga diperoleh skor rata-rata jawaban responden. Perhitungan dilakukan dengan metode Weighted Means Scored (WMS). Adapun rumus yang
digunakan adalah : :E ∑ K , dimana :E nilai rata-rata yang dicari, x jumlah jawaban yang diberi bobot, n jumlah responden.
Hasil perhitungan WMS selanjutnya dikonsultasikan dengan tolak ukur sebagai berikut :
(48)
90 Tabel 3.11.
Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS Rentang
Nilai
Jawaban Penafsiran
Variabel X1 Variabel X2 Variabel Y
4,01 – 5,00 Sangat Sering
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi 3,01 – 4,00 Sering Tinggi Tinggi Tinggi 2,01 – 3,00
Kadang-Kadang
Cukup Cukup Cukup 1,01 – 2,00 Tidak Pernah Rendah Rendah Rendah 0,01 – 1,00 Sangat Tidak
Pernah
Sangat Rendah
Sangat Rendah
Sangat Rendah
f. Alat Bantu
Untuk membantu menganalisis data, kegiatan perhitungan statistic menggunakan program SPSS (Statistical Package of Social
Science) sehingga dapat diperoleh perhitungan statistic deskriptif
seperti mean, deviasi standar, skor minimum, skor maksimum, dan distribusi frekuensinya.
F. Jadwal Penelitian
Proses penelitian yang akan penulis laksanakan diharapkan dapat selesai dalam 4 bulan, mulai dari laporan pendahuluan sampai penyelesaian laporan penelitian. Adapun jadwal penelitiannya adalah sebagai berikut :
(49)
91 JADWAL PENELITIAN
Pengaruh Kompetensi Kepala Sekolah dan Implementasi manajemen sekolah terhadap Kinerja Sekolah pada SMP di Kab. Tasikmalaya
No Rincian Kegiatan Bulan
Maret April Mei Juni Juli
1 Tahap Pertama : Penyusunan Usulan Penelitian a. Menyusun Usulan Penelitian
b. Sidang Usulan Penelitian
2 Tahap Kedua : Penulisan Laporan Penelitian a. Penyusunan Kuisioner
b. Menyebarkan Kuisioner c. Analisis dan Pengolahan Data d. Penulisan Laporan Penelitian e. Konsultasi Ke Tempat Penelitian 3 Tahap Ketiga : Pelaporan Akhir
a. Konsultasi Akhir b. Perbaikan Laporan c. Pengujian Laporan
(50)
122 BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Merujuk pada rumusan masalah dan didasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan :
1. Terdapat pengaruh yang signifikan kompetensi kepala SMP terhadap kinerja sekolah sebesar 20,90%, artinya secara parsial kinerja sekolah dipengaruhi oleh kompetensi kepala sekolah sebesar 20,90%.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan implementasi manajemen sekolah terhadap kinerja sekolah sebesar 31,50%, artinya secara parsial kinerja sekolah dipengaruhi oleh implementasi manajemen sekolah sebesar 31,50%.
3. Terdapat pengaruh kompetensi kepala SMP dan implementasi manajemen sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja sekolah sebesar 39,50%, sedangkan sisanya 61,50% dipengaruhi oleh variable lain yang tidak diteliti, yaitu kondisi kerja (fisik), iklim organisasi sekolah, tujuan sekolah, system insentif, kebijksanaan personalia, serta ukuran usaha lainnya. Factor lain yang tidak diteliti adalah factor manusia yang merupakan factor lain yang dapat meningkatkan kinerja sekolah seperti kuantitas, tingkat keahlian, latar belakang pendidikan, kemampuan, sikap, minat, motivasi, disiplin, etis kerja, struktur pekerjaan, keahlian, umur, serta jenis kelamin.
(51)
123 B. Implikasi
Berdasarkan temuan dilapangan baik hasil pengolahan data statistik dan pengamatan secara wawancara tidak formal yang dilakukan, penulis menduga akan lahir beberapa implikasi apabila manajemen sekolah di SMP Negeri di Kabupaten Tasikmalaya tidak segera diperbaiki. Implikasi penelitian dapat diuraiakan sebagai berikut :
1. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa kompetensi kepala SMP memberi pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sekolah. Pengaruh yang diberikan sebesar 20,90% yang berarti pengaruhnya masih rendah. Disisi lain berdasarkan pendapat guru SMP Negeri di Kabupaten Tasikmalaya bahwa kepala SMP telah melaksanakan fungsi kepala sekolah sesuai dengan kompetensinya dengan baik. Namun demikian masih terdapat kompetensi kepala SMP yang masih belum optimal dilaksanakan yaitu kompetensi manajerial, hal ini dikarenakan kompetensi manajerial merupakan kompetensi yang memiliki bidang pekerjaan yang luas, seperti pengelolaan kurikulum, keisiswaan, keuangan, ketenagaan, dan sarana prasarana.
2. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa implimentasi manajemen sekolah memberi pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sekolah. Pengaruh yang diberikan sebesar 31,50% yang berarti pengaruhnya masih rendah. Disisi lain berdasarkan pendapat guru SMP Negeri di Kabupaten Tasikmalaya bahwa manajemen sekolah telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Namun demikian, terdapat sub
(52)
124 variable yang perlu ditingkatkan yaitu dalam hal pengorganisasian. Dari ke empat sub variabel, tingkat keterlaksanaan dilapangan berada paling bawah dari sub variabel lain.
3. Kinerja sekolah perlu ditingkatkan melalui usaha terarah dan terpadu yang dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan. Kinerja sekolah yang baik dipengaru oleh kompetensi kepala SMP dan implementasi manajemen sekolah, karena Kompetensi kepala SMP dan manajemen sekolah diyakini dapat menyulap lembaga pendidikan dari yang biasa menjadi luar biasa, yang stagnan menjadi yang maju. Terdapat bidang garapan kinerja sekolah yang harus mendapatkan perhatian, yaitu bidang garapan sumber daya, baik sumber daya manusia maupun sumber daya lain yang handal.
C. Rekomendasi
Berdasarkan temuan penelitian dan implikasi penelitian, berikut beberapa rekomendasi yang dapat dikemukakan :
1. Meskipun kepala SMP telah mengaplikasikan kompetensinya dengan baik, namun kepala SMP masih perlu meningkatkan kompetensinya secara optimal, khususnya pada kompetensi manajerial. Peranan kepala SMP
sebagai manajer perlu pembenahan dari kondisi yang ada. Artinya, memulai dengan suatu pemahaman yang jelas tentang tujuan manajemen sekolah dan mengetahui apa yang harus dikerjakan serta dapat mencapai tujuan yang jelas. Hal lain yang menjadi rekomendasi adalah :
(53)
125 - Jabatan kepala SMP seharusnya bukan sebagai tugas tambahan, namun sebagai jabatan yang professional agar kepala SMP dapat secara optimal mencurahkan pikiran dan tenaganya bagi peningkatan mutu sekolah
- Kepala SMP sebelum diangkat diharapkan dapat melalui pendidikan dan latihan seperti halnya yang dilakukan sekarang pada guru. Dengan adanya sertifikasi kepala sekolah diharapkan kepala SMP yang professional akan lahir.
2. Meskipun manajemen sekolah pada umumnya telah dilaksanakan oleh sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta, namun perlu adanya suatu perbaikan secara terus menerus dikarenakan hasil yang dicapai dalam pengelolaan manajemen sekolah belum manampakkan hasil yang baik. Rekomendasi terhadap hasil penelitian ini adalah perlunya pengorganisasian memusatkan perhatiannya pada struktur dan proses alokasi tugas sasaran-sasaran umum yang dapat dicapai. Umumnya
manajemen sekolah saat ini dilaksanakan hanya supaya sekolah dapat berjalan dengan baik, namun dalam hal pencapaian mutu sekolah masih belum diperlihatkan. Adapun rekomendasi lain dari hasil penelitian ini adalah :
- Manajemen sekolah harus dilaksanakan secara komprehensif dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan
(54)
126 - Standar pengelolaan sekolah yang tertuang dalam Standar Nasional Pendidikan harus benar-benar dipahami dan dijalankan, agar pemerataan mutu pendidikan di Indonesia terlaksana dengan baik. - Pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional perlu
melakukan pencerahan kepada sekolah secara langsung dilapangan mengenai pengelolaan manajemen sekolah yang baik yang sesuai dengan SNP.
- Kepala sekolah sebagai manajer sekolah perlu mengikuti pendidikan dan latihan atau bahkan mengikuti perkuliahan kembali mengenai manajemen, khususnya manajemen sekolah.
3. Meskipun kinerja sekolah saat ini telah memperlihatkan hasil yang baik, namun sekolah perlu meningkatkan kembali kinerja sekolahnya sehingga sekolah tersebut dapat menjadi sekolah yang berkualitas. Salah satu rekomendasi yang diajukan adalah sekolah dapat menempatkan
personilnya sesuai dengan kemampuan dan latar belakang pendidikannya.
Adapun rekomendai lain yang diajukan penulis adalah :
- Harus adanya tolak ukur yang jelas mengenai kinerja sekolah yang dikeluarkan oleh lembaga terkait,
- Seluruh sekolah wajib mengikuti penilaian kinerja sekolah yang dilakukan oleh lembaga independen untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan sekolah dalam mencapai kinerjanya.
(55)
127 DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mohammed (2009). “Management Education for Contemporary Challenges: The Role of Business School”. European Journal of
Scientific Research. 30 (4) 650-658.
Akdon (2008). Aplikasi Statisika dan Metode Penelitian Administrasi dan
Manajemen. Bandung : Dewa Ruci
Akdon (2007). Strategic Management for educational Management. Bandung : Alfabeta
Al. Widyamartaya (1997). Dasar-dasar Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : Grasindo.
Aziz Wahab (2006). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Kependidikan. Bandung : Alfabeta
Billsbery, John (2010). “New Technological Advances Applied to Management Education”. Journal of Management education. 34 (1) 186-188.
B. Suryosubroto (2004). Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Crawford, CB. (2002). Leadership Education for Knowledge Organizations: A Primer. Journal of Leadership Education. 1 (2) 18-25
(56)
128 Citations : Davis, Stephens, et. all. (2005). School Leadership Study :
Developing Successful Principals (Review of Research). Stanford, CA
: Stanford University, Stanford Educational Leadership Institute .
Depdiknas (2006). Panduan Manajemen Berbasis Sekolah. Dirjen Manamejen Dikdasmen Depdiknas
Dirjen PMPTK Depdiknas (2009). Bahan Belajar Mandiri. Kompetensi
Kepala Sekolah. Jakarta.
E. Mulyasa (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Fallon, Gerald (2009).”Impacts of School Organizational Restructuring Into a Collaborative Setting on the Nature of Emerging Forms of Collegiality”. International Journal of Education Policy and Leadership. 4 (9).
Hardjosoedarmo (2008). Total Quality Manajemen. Yogyakarta. ANDI
Helianti, Imma (2006). “Manajemen Pendidikan di Era Reformasi”. Jurnal
Pendidikan Penabur. 6 (V) 76-86).
H.M. Daryanto (2008). Administrasi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
J. Provitera (2008)“Learning And Teaching Styles In Management Education: Identifying, Analyzing, And Facilitating”. Journal of College
Teaching & Learning. 5 (1) 69-78
Kusdyah, Ike (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : ANDI
(57)
129 Mulyono, MA (2008). Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan.
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Menchaha, M, et. all. (). “A Model for Systemic Change Management in Education”. Systemics, Cybernetics and Infomatics. 2 (1) 1-6.
Nur, Zaharudin (2004), “Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan”. Jurnal
Ilmiah Manajemen dan Bisnis. 4 (2) 147-155.
Radjant, Jayanti (2007:15), “Application of Knowledge Management in Management in Education : A Conceptual Framework”. Journal of
Theoretical and Applied Information Technology.
Ridwan (2008). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung : Alpafeba
Rohimat (2008). Manajemen Sekolah. Bandung : PT. Refika Aditama
Sallis, Edward. (2008). Total Quality Manajemen in Education. Yogyakarta : IRCiSoD.
Sedarmayanti (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : PT. Refika Aditama
Sukardan, Dadan (2008). Economy of Education. Universitas Pendidikan Indonesia
Sukardjo & Ukim (2009). Landasan Pendidikan. Konsep dan Aplikasinya. Jakarta : Raja Grafindo
(58)
130 Syaefudin Sa’ud, Abin S (2005). Perencanaan Pendidikan. Suatu Pendekatan
Komprehensif. Bandung : Rosda Karya
Sagala, S. (2004). Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Strategi
Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta : Nimas Multima.
Tim Dosen Adpend UPI. Pengelolaan Pendidikan. Bandung : Jurusan Adpend UPI
Usman, Husaini (2008). “Sekolah yang Inovatif”. Jurnal Pendidikan Inovatif. 3 (2) 51-58)
(1)
125 - Jabatan kepala SMP seharusnya bukan sebagai tugas tambahan, namun sebagai jabatan yang professional agar kepala SMP dapat secara optimal mencurahkan pikiran dan tenaganya bagi peningkatan mutu sekolah
- Kepala SMP sebelum diangkat diharapkan dapat melalui pendidikan dan latihan seperti halnya yang dilakukan sekarang pada guru. Dengan adanya sertifikasi kepala sekolah diharapkan kepala SMP yang professional akan lahir.
2. Meskipun manajemen sekolah pada umumnya telah dilaksanakan oleh sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta, namun perlu adanya suatu perbaikan secara terus menerus dikarenakan hasil yang dicapai dalam pengelolaan manajemen sekolah belum manampakkan hasil yang baik. Rekomendasi terhadap hasil penelitian ini adalah perlunya pengorganisasian memusatkan perhatiannya pada struktur dan proses
alokasi tugas sasaran-sasaran umum yang dapat dicapai. Umumnya
manajemen sekolah saat ini dilaksanakan hanya supaya sekolah dapat berjalan dengan baik, namun dalam hal pencapaian mutu sekolah masih belum diperlihatkan. Adapun rekomendasi lain dari hasil penelitian ini adalah :
- Manajemen sekolah harus dilaksanakan secara komprehensif dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan
(2)
126 - Standar pengelolaan sekolah yang tertuang dalam Standar Nasional Pendidikan harus benar-benar dipahami dan dijalankan, agar pemerataan mutu pendidikan di Indonesia terlaksana dengan baik. - Pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional perlu
melakukan pencerahan kepada sekolah secara langsung dilapangan mengenai pengelolaan manajemen sekolah yang baik yang sesuai dengan SNP.
- Kepala sekolah sebagai manajer sekolah perlu mengikuti pendidikan dan latihan atau bahkan mengikuti perkuliahan kembali mengenai manajemen, khususnya manajemen sekolah.
3. Meskipun kinerja sekolah saat ini telah memperlihatkan hasil yang baik, namun sekolah perlu meningkatkan kembali kinerja sekolahnya sehingga sekolah tersebut dapat menjadi sekolah yang berkualitas. Salah satu rekomendasi yang diajukan adalah sekolah dapat menempatkan personilnya sesuai dengan kemampuan dan latar belakang pendidikannya.
Adapun rekomendai lain yang diajukan penulis adalah :
- Harus adanya tolak ukur yang jelas mengenai kinerja sekolah yang dikeluarkan oleh lembaga terkait,
- Seluruh sekolah wajib mengikuti penilaian kinerja sekolah yang dilakukan oleh lembaga independen untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan sekolah dalam mencapai kinerjanya.
(3)
127 DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mohammed (2009). “Management Education for Contemporary Challenges: The Role of Business School”. European Journal of Scientific Research. 30 (4) 650-658.
Akdon (2008). Aplikasi Statisika dan Metode Penelitian Administrasi dan Manajemen. Bandung : Dewa Ruci
Akdon (2007). Strategic Management for educational Management. Bandung : Alfabeta
Al. Widyamartaya (1997). Dasar-dasar Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : Grasindo.
Aziz Wahab (2006). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Kependidikan. Bandung : Alfabeta
Billsbery, John (2010). “New Technological Advances Applied to Management Education”. Journal of Management education. 34 (1) 186-188.
B. Suryosubroto (2004). Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Crawford, CB. (2002). Leadership Education for Knowledge Organizations: A Primer. Journal of Leadership Education. 1 (2) 18-25
(4)
128 Citations : Davis, Stephens, et. all. (2005). School Leadership Study : Developing Successful Principals (Review of Research). Stanford, CA : Stanford University, Stanford Educational Leadership Institute .
Depdiknas (2006). Panduan Manajemen Berbasis Sekolah. Dirjen Manamejen Dikdasmen Depdiknas
Dirjen PMPTK Depdiknas (2009). Bahan Belajar Mandiri. Kompetensi Kepala Sekolah. Jakarta.
E. Mulyasa (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Fallon, Gerald (2009).”Impacts of School Organizational Restructuring Into a Collaborative Setting on the Nature of Emerging Forms of Collegiality”. International Journal of Education Policy and
Leadership. 4 (9).
Hardjosoedarmo (2008). Total Quality Manajemen. Yogyakarta. ANDI
Helianti, Imma (2006). “Manajemen Pendidikan di Era Reformasi”. Jurnal Pendidikan Penabur. 6 (V) 76-86).
H.M. Daryanto (2008). Administrasi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
J. Provitera (2008)“Learning And Teaching Styles In Management Education: Identifying, Analyzing, And Facilitating”. Journal of College Teaching & Learning. 5 (1) 69-78
Kusdyah, Ike (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : ANDI
(5)
129 Mulyono, MA (2008). Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan.
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Menchaha, M, et. all. (). “A Model for Systemic Change Management in Education”. Systemics, Cybernetics and Infomatics. 2 (1) 1-6.
Nur, Zaharudin (2004), “Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan”. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis. 4 (2) 147-155.
Radjant, Jayanti (2007:15), “Application of Knowledge Management in Management in Education : A Conceptual Framework”. Journal of Theoretical and Applied Information Technology.
Ridwan (2008). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung : Alpafeba
Rohimat (2008). Manajemen Sekolah. Bandung : PT. Refika Aditama
Sallis, Edward. (2008). Total Quality Manajemen in Education. Yogyakarta : IRCiSoD.
Sedarmayanti (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : PT. Refika Aditama
Sukardan, Dadan (2008). Economy of Education. Universitas Pendidikan Indonesia
Sukardjo & Ukim (2009). Landasan Pendidikan. Konsep dan Aplikasinya. Jakarta : Raja Grafindo
(6)
130 Syaefudin Sa’ud, Abin S (2005). Perencanaan Pendidikan. Suatu Pendekatan
Komprehensif. Bandung : Rosda Karya
Sagala, S. (2004). Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Strategi Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta : Nimas Multima.
Tim Dosen Adpend UPI. Pengelolaan Pendidikan. Bandung : Jurusan Adpend UPI
Usman, Husaini (2008). “Sekolah yang Inovatif”. Jurnal Pendidikan Inovatif. 3 (2) 51-58)