Strategi positioning Radio Gema Annisa sebagai radio dakwah

(1)

STRATEGI POSITIONING RADIO GEMA

ANNISA SEBAGAI RADIO DAKWAH

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

oleh

Dwi Wahyuni Asriani

Nim. 105051001850

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan unuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil penjiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 25 Ferbruari 2009


(3)

ABSTRAKSI

Dwi Wahyuni Asriani Strategi Positioning Radio Gema Annisa Sebagai Radio Dakwah

Kemajuan teknologi semakin pesat dan industrialisasi yang semakin tumbuh subur di wilayah Cikarang membuat kebutuhan masyarakat akan informasi semakain besar. Adanya radio yang merupakan salah satu jenis media massa (channel of communication) memberikan suatu kontribusi positif kepada masyarakat karena radio merupakan salah satu media alternatif masyarakat dalam menyerap informasi serta fungsi edukasi baik lokal, nasional, regional maupun internasional dari lapisan bawah, menengah, hingga lapisan atas, baik tua maupun muda, serta berbagai strata status ekonomi.

Maka dari itu, penulis tertarik dalam penelitian ini karena memandang perlu adanya strategi yang digunakan oleh Radio Gema Annisa dalam merekrut pendengar sebanyak mungkin dan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk mengembangkan acara yang sudah memiliki banyak pendengar agar lebih baik lagi. Strategi positioning ini diambil agar pencitraan siaran Radio Gema Annisa sebagai radio dakwah itu dapat mengena kepada target pendengar.

Adapun rumusan permasalahan yang akan diangkat dari objek penelitian agar berjalan dengan sistematis, diantaranya adalah bagaimana strategi positioning Radio Gema Annisa sebagai radio dakwah, dan bagaimana respons pendengar masyarakat Cikarang Utara terhadap Radio Gema Annisa dalam program dakwahnya.

Dari rumusan permasalahan diatas, penulis akan mengambil metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yakni penelitian yang berupa menarik faktor-faktor dan informasi dari data lapangan yang ditemui secara angka dengan melihat inti objek penelitian berdasar tingkat beragam dalam data lapangan yang bisa didapat secara akurat, tepat dan terpercaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, dan teknik Pengumpulan datanya berupa observasi, angket, wawancara, dokumentasi, dan Pospulasi dan sample, terakhir adalah analisa data.

Dari hasil observasi penelitian, penulis mendapatkan jawaban bahwa strategi pembuatan acara di radio Gema Annisa yaitu berdasarkan usia, jenis kelamin dan pendidikan, dan berdasarkan Qusioner yang dibagikan kepada responden diperoleh kesimpulan bahwa acara di Radio Gema Annisa yang memiliki jumlah pendengar terbanyak adalah acara ceramah yaitu acara “Tamasa Qolbu”, dikarenakan materi dan narasumber menyampaikan materi dengan baik.


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabbil ‘Alamin, Segala puji serta syukur yang dapat terucap Kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan segala rahmat dan hidayah-Nya, memberikan kelapangan dan kemudahan, sehingga skripsi yang berjudul “STRATEGI POSITIONING RADIO GEMA ANNISA SEBAGAI RADIO DAKWAH” ini dapat terselesaikan.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar kita Muhammad SAW, beserta para sahabat dan keluarganya, yang dengan pengorbanan dan ketulusan hatinya membantu membukakan jalan pengetahuan bagi umat manusia.

Dengan selesainya skripsi ini mulai dari penelitian sampai pada penyusunannya, banyak sekali pihak-pihak yang telah membantu penulis. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. H. Murodi, M.A. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. H. Arief Subhan, M. Ag selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik, Drs. Mahmud Djalal, M.A. selaku Pembantu Dekan Bidang Administrasi dan Keuangan, dan Drs. Study Rizal L.K, MA. selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan.


(5)

2. Drs. Wahidin Saputra, MA., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, sekaligus sebagai dosen pembimbing yang penuh dengan keikhlasan dan kesabaran untuk memberikan pengarahan, perbaikan dan bimbingannya serta Umi Musyarofah, MA., selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

3. Dr.Umaimah Wahid, M.Si, selaku dosen penasehat akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama perkulihan.

4. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang selama ini telah memberikan ilmu pengetahuan, semoga ilmu yang telah diberikan dapat bermanfaat bagi penulis. Kepala dan Staff Perpustakaan Utama UIN Syahid Jakarta, Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Serta untuk Bagian Akademik Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

5. Kedua Orang tua tercinta, Mama Sri Hurairoh dan Papa Arif Husaini atas segala kasih sayang, perhatian, doa, dan segala bantuan baik berupa dukungan moril maupun materil. Juga untuk Suami tercinta Aa Helmi Effendi, ST yang selalu membantu dan memberikan support, beserta keluarga besar yang telah memberikan doa yang tulus kepada penulis. Adik-adikku tercinta Aris, Rizqi, Reza dan ‘Izzy, yang selalu mengganggu penulis di saat penyusunan skripsi ini.

6. Keluarga Besar Aiptu Cek Ujang Anwar, SH. Yang selalu mengizinkan Penulis untuk menetap di tempat tinggalnya dari awal semester hingga terselesaikannya skripsi penulis.


(6)

7. Keluarga Besar Dr Ismail Al-Mukhtaro MPH, pemilik Radio Gema Annisa Cikarang Utara dan Helmi Effendi, ST selaku Program Director Radio Gema Annisa di Cikarang Utara.

8. Teman-teman seperjuangan KPI Angkatan 2005, terutama KPI A. Julia Amrestiani (Resti), Dewi Novita, Hj. Leli Rohimah, Maya Mahmudatus sholihah, Fatimatuzzahro, Novita Roliana (Anggi), Zainuddin Lubis, Ilham Maulana, dan teman-teman yang lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa cinta penulis.

9. Para responden (Pendengar setia radio Gema Annisa Cikarang Utara) yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi angket.

Dengan demikian mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat, baik bagi penulis maupun bagi yang membacanya, walaupun masih terdapat banyak kekurangan.

Jakarta, 6 Juni 2007


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaaat Penelitian ... 6

D. Metodologi Penelitian ... 7

E. Tinjauan Pustaka... 11

F. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Strategi Positioning... 14

B. Radio dan Ruang Lingkupnya ... 19


(8)

BAB III GAMBARAN UMUM RADIO GEMA ANNISA

A. Sejarah dan Perkembangan Radio Gema Annisa ... 32

B. Visi dan Misi Radio Gema Annisa ... 34

C. Struktur Radio Gema Annisa ... 34

D. Program-Program Radio Gema Annisa ... 34

E. Program-Program Dakwah Radio Gema Annisa ... 37

F. Relevansi Radio Gema Annisa Sebagai Radio Dakwah ... 37

BAB IV STRATEGI POSITIONING RADIO GEMA ANNISA A. Strategi Pembuatan Acara Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin dan Pendidikan ... 41

B. Tanggapan Masyarakat Tentang Acara Dakwah di Radio Gema Annisa ... 77

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 89

B. Saran-saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 91 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Company Profile Radio Gema Annisa 2. Kata Baku Siaran Radio Gema Annisa 3. Surat Bimbingan Skripsi

4. Surat Permohonan Izin Wawancara/ Penelitian 5. Surat untuk Pendengar Radio Gema Annisa 6. Contoh Angket Penelitian

7. Hasil Wawancara

8. Surat Keterangan Wawancara/Penelitian 9. Foto Radio Gema Annisa


(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi yang semakin pesat dan industrialisasi yang semakin tumbuh subur di wilayah Cikarang membuat kebutuhan masyarakat semakin terpenuhi, salah satunya adalah radio yang merupakan salah satu jenis media massa (channel of communication), seperti halnya surat kabar, majalah atau televisi.1 Oleh sebab itu, radio merupakan salah satu media alternatif masyarakat dalam menyerap informasi serta edukasi baik lokal, nasional, regional maupun internasional dari lapisan bawah, menengah, hingga lapisan atas, baik tua maupun muda, serta berbagai strata status ekonomi.

Suara penyiar dan lagu-lagu di radio yang semakin enak didengar, serta informasi yang akurat dan cepat (on the spot) dari narasumber yang valid dan dapat dipercaya, semuanya merupakan sederet kelebihan radio di mata pendengar setianya.

Radio sebagai salah satu pilihan media hiburan dan informasi ternyata tidak kalah pamor dengan media cetak maupun elektronik. Info kesehatan, teknologi, gaya hidup, info seni dan budaya, berita politik, ekonomi, kriminalitas, agama, bahkan gosip artis bisa didengar secara gratis dari subuh hingga tengah malam.2

Radio juga merupakan media massa udara yang dapat didengar oleh masyarakat luas. Ini terbukti dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, baik hiburan, pendidikan, warta berita, program, maupun berita-berita periklanan dari sebuah hasil produk komersil untuk dapat diudarakan. Dengan itu, radio memiliki ciri khas utama, yakni auditif, atau kata lainnya adalah yang dikomsumsi telinga

1

Dra. Eva Arifin Sp.si, “Diktat kuliah Siaran Radio”, hlm 1. 2


(11)

atau pendengar. “apa yang dilakukan radio adalah memperdengarkan suara manusia untuk mengutarkan sesuatu.

Radio merupakan media massa yang paling luas di muka bumi, tidak sejengkal tanah dan permukaan lautpun yang tidak terjamah oleh signal elektromagnetik yang dipancarkan oleh lebih dari 35.000 stasiun radio diseluruh dunia, yang salah satunya adalah Radio Gema Annisa yang berlokasikan di daerah industri di Cikarang Utara yang akan penulis teliti sekarang ini.

Dakwah Islam tidak terlepas dari sumber pokok ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an, Hadist serta ijtihad, karena dari ketiganya itu merupakan satu kesatuan pokok ajaran Islam yang tidak boleh dilepaskan. Dakwah bisa disampaikan dengan berbagai cara, namun pada kesempatan ini, dakwah yang dibahas penulis yakni melalui media elektronik (radio). Dalam hal ini, pelaku dakwah atau sang

da’i tidak bisa melihat secara langsung sasaran dakwahnya atau mad’unya, sehingga materi yang disajikan harus lebih singkat, padat, dan menarik agar

mad’u yang mendengarkan tetap stay tune difrekwensi radio tersebut.

Di dalam buku dakwah kontemporer, M Arifin mengatakan, dakwah melalui radio adalah dakwah kontemporer yang berarti dakwah yang dilakukan dengan cara menggunakan teknologi yang sedang berkembang . Karena sebagai konsumsi publik dengan pendengar yang sangat heterogen maka sang da’i sedapat mungkin selain sebagai guru yang membimbing juga harus memiliki jiwa

entertaint yang dapat menghibur, sehingga dapat diterima semua lapisan masyarakat. Materi-materi yang diberikan juga beragam sesuai perkembangan


(12)

zaman, namun tidak terlepas dari pakem syariah, fiqih dan akhlak yang telah dicontohkan Rosulullah Saw.

Sesuai dengan moto Radio Gema Annisa yaitu : ”Sahabat keluarga muslim”, maka Radio Gema Annisa memposisikan diri sebagai sahabat yang selalu memberikan kesejukan hati kepada keluarga muslim Cikarang, sehingga dakwah yang disampaikan lebih bersifat sharing dan tidak menggurui, namun tetap merujuk pada Alquran, hadist dan ijtihad para ulama. Radio Gema Annisa ingin menjadikan dakwah sebagai hiburan hati, serta media untuk mencurahkan setiap permasalahan permasalahan hidup yang bersifat agama.

Dakwah melalui radio merupakan dakwah yang cukup efisien dari segi tenaga, jumlah pendengar, serta biaya yang dikeluarkan. Untuk mengumpulkan

mad’u yang sangat banyak pada tabligh akbar di perlukan persiapan dana yang besar. Namun melalui media radio ini da’i cukup berdakwah di perangkat siar di studio, namun memiliki mad’u yang relatif banyak secara kontinyu setiap hari. Cukup dengan menggunakan radio fortable (radio jinjing), mad’u dapat mendengarkan dimana saja sesuai daya jangkau Frekwensi radio. Mad’u juga dapat berinteraksi dengan da’i melalui saluran telepon dan layanan pesan singkat (SMS) yang disediakan.

Berbagai macam media dakwah kini telah banyak digunakan, baik melalui media catak, maupun media elektronik. Hal yang perlu diperhatikan dalam berdakwah adalah pemilihan bahasa, karena pemilihan bahasa merupakan srategi komunikasi yang paling utama agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti dan dirasakan oleh pendengar. Dengan bahasa kita dapat melihat berbagai macam


(13)

komunikasi yang dikembangkan dengan cara dakwah bil lisan dan bil 3QOLAM yang sederhana namun dapat menyentuh perasaan.

Penguasaan bahasa yang baik dan benar bagi komunikator yang dalam hal ini seorang da’i, merupakan prasyarat sampai atau tidaknya pesan-pesan yang disampaikan kepada komunikan yang dalam hal ini sebagai mad’u.

Bahasa jika disampaikan dengan isi, tekanan waktu dan orang yang tepat akan mempunyai kekuatan yang luar biasa. Secara psikologis bahasa mempunyai peran yang sangat besar dalam mengendalikan tingkah laku manusia. Bahasa diibaratkan sebagai alat kendali yang dapat digunakan untuk mengontrol manusia menjadi tertawa, menangis, sedih, marah, atau semangat dan sebagainya.

“Sampaikanlah walau satu ayat”, hadist tersebut menekankan kepada kaum muslimin betapa pentingnya kita berdakwah antar sesama muslim sesuai kemampuan dan potensi seorang muslim itu sendiri. Menurut Toto Tasmara dalam bukunya “Komunikasi Dakwah” bahwa kewajiban dakwah merupakan suatu yang besifat Conditio Sine Quanon, tidak mungkin dihindarkan dari kehidupannya, karena dakwah melekat erat bersamaan dengan pengakuan dirinya sebagai orang yang mengidentifisir diri sebagai seorang penganut Islam, sehingga orang mengaku sebagai seorang penganut muslim maka secara otomatis pula dia itu menjadi seorang juru dakwah4 .

Sudah menjadi doktrin bahwa setiap muslim memiliki tanggung jawab untuk berdakwah, artinya setiap muslim berkewajiban menjadi pengajak, penyeru atau pemanggil kepada yang lainnya untuk melaksanakan Amar Ma’ruf Nahi

3

M Arifin, Dakwah Kontemporer, (Jakarta: Gaya Pratama, 1998), h. 45 4


(14)

Munkar baik dalam bentuk lisan maupun tulisan dalam usaha mempengaruhi orang lain agar timbul dalam dirinya pengertian, penghayatan, dan mengamalkan ajaran Islam.

Letjen H. Sudirman dalam bukunya Problematika Dakwah Islam di Indonesia, mendefinisikan dakwah sebagai proses untuk merealisasikan ajaran Islam di dalam kenyataan hidup sehari-hari, baik kehidupan seseorang maupun kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan tata hidup bersama dalam rangka pembangunan bangsa dan ummat untuk memperoleh keridhoan Allah Swt.5

Syekh Mustafa Al-Gayala seperti yang dikutip H. Amura, juga mengatakan dalam bukunya “Al-Islam Ruhul Madaniyah”, bahwa dakwah dalam kehidupan agama, tidak akan berdiri agama tanpa dakwah, serta kebaikannya harus disebarluaskan diantara manusia.6

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Penelitian ini difokuskan kepada Starategi Positioning Radio Gema Annisa Sebagai Radio Dakwah dalam respon masyarakat Cikarang Utara yang aktif sebagai pendengar setia yang terdaftar di studio.

Adapun strategi positioning radio dakwah ini akan merujuk pada beberapa bentuk proses strategi pembuatan program acara yang berdasarkan: usia, jenis kelamin, dan pendidikan.

2. Perumusan Masalah

5

Sudirman, Problematika Dakwah Islam di Indonesia, (Jakarta: Pusat Dakwah Islam, 1972), h. 47. 6

Amura, Unsur Dakwah dalam Film dalam b ukunya Perfilman di Indonesia pada Massa Orde


(15)

Agar penelitian ini berjalan dengan sistematis, maka perlu dibuat suatu rumusan permasalahan yang akan diangkat dari objek penelitian.

Adapun rumusan tersebut ialah sebagai berikut:

1. Bagaimana Strategi Positioning Radio Gema Annisa sebagai radio dakwah?

2. Bagaimana respon pendengar masyarakat Cikarang Utara terhadap Radio Gema Annisa dalam program dakwahnya?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan khusus, yaitu:

a. Secara umum penelitian ini bertujuan mencari dan mengumpulkan informasi yang atas permasalahan yang dirumuskan serta menganalisis strategi positioning Radio Gema Annisa sebagai radio dakwah berdasarkan data-data sekunder maupun data primer yang diperoleh dari lapangan.

b. Menggambarkan kebutuhan dan respon masyarakat terhadap program -program acara yang di tayangkan.

c. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengolah informasi seputar judul penelitian yang telah dikumpulkan untuk dijadikan data-data dalam penulisan laporan penelitian, sehingga penelitian ini


(16)

nantinya menjadi suatu laporan yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

2. Manfaat Penelitian

Secara praktis, kegunaan penelitian ini adalah mendapatkan dan memberikan gambaran tentang upaya pemahaman masalah strategi positioning radio dakwah, agar dilakukan usaha-usaha peningkatan dan penyempurnaan dakwah, maka dapat dikaji aspek strategi positioning program acara yang harus lebih banyak mendapatkan pengamatan dan perhatian, sehingga output product dari radio dapat selaras dengan visi dan misi Radio Gema Annisa dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Cikarang.

Secara teoritis, pertama penelitian ini diupayakan untuk memberikan hasil penelitian berupa karya ilmiah yang penulis harapakan mampu menambah referensi pustaka tentang ke radioan. Kedua, penulis berharap hasil penelitian ini bisa menjadi sumber data penelitian-penelitian baru nantinya dan dapat memberikan konstribusi ilmiah bagi kegiatan-kegiatan akademis lainnya.

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian dengan judul Strategi Positioning Radio Gema Annisa Sebagai Radio Dakwah ini menggunakan metode penelitian dengan


(17)

pendekatan kuantitatif, yakni penelitian yang berupa menarik faktor-faktor dan informasi dari data lapangan yang ditemui secara angka dengan melihat inti objek penelitian berdasarkan tingkat beragam dalam data lapangan yang bisa didapat secara akurat, tepat dan terpercaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey.

Sedangkan pengolahan data digunakan pendekatan deskriptif analistis, yaitu menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktor-faktor, sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti. 2. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi, adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.7 Observasi dilakukan dengan cara mengadakan kunjungan langsung ke Radio Gema Annisa 102,8 FM Cikarang Utara untuk melihat strategi positioning radio Gema Annisa. Peneliti mencatat melalui buku-buku yang ada di radio Gema Annisa. b. Angket, yaitu susunan daftar pertanyaan yang diberikan atau

dikirimkan kepada responden baik secara langsung maupun tidak langsung.8 Yang diberikan kepada pendengar radio Gema Annisa 102,8 FM dengan cara menghubungi responden melalui telepon dan e-mail.

7

Husni Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial. (Jakarta: Bumi Aksara, 1998) Cet.ke-2, h. 54.

8


(18)

c. Wawancara, adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab antara dua orang atau lebih secara langsung.9 Yaitu dengan mewawancarai narasumber yang berkaitan dengan penelitian ini. d. Dokumentasi, dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan

membaca buku-buku, referensi dan literatur yang relevan dengan pokok permasalahan.

3. Populasi dan Sampel a. Populasi

Adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah yang aktif sebagai pendengar setia Radio Gema Annisa yang berjumlah 200 orang yang terdaftar di studio. b. Sampel

Adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi.

Menurut Suharsimi Arikunto, “apabila subjek kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari segi waktu, tenaga, dan dana”10

9

Sutrisno Hadi, Metode Penelitian Research. (Jakarta: Adi Ofcet, 1990) Cet.ke-2, h.193.

10

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 107.


(19)

Pada penelitian ini populasi yang ada sangat besar yakni kurang lebih 2 juta orang, sehingga karena keterbatasan dana dan waktu maka penulis mengambil 100 sampel yang dibagi berdasarkan kategori usia, jenis kelamin dan pendidikan.

Dalam menentukan sampel digunakan teknik pengambilan sampel secara acak (Pengambilan Random Sampling). Prosedur pengambilan dalam sampel secara random ini dapat dilakukan dengan undian, yaitu dengan membuat potongan-potongan kertas kecil yang masing-masing diberi nomor pada kerangka sampling.11

4. Analisa Data

Dalam hal analisa data digunakan bentuk analisis univariat (analisis terhadap satu variabel) dan menggunakan jenis distribusi frekuensi.

a. Deskriptif, data-data yang diperoleh melalui angket, kemudian diproses dengan beberapa tahapan, sebagai berikut:

1) Evaluating, memeriksa jawaban-jawaban responden untuk diteliti, ditelaah dan dirumuskan pengelompokkannya untuk memperoleh data-data yang akurat.

2) Tabulating, mentabulasikan atau memindahkan jawaban-jawaban responden ke dalam tabel, kemudian dicari prosentasenya untuk kemudian dianalisa.

3) Kesimpulan, memberikan kesimpulan dari hasil analisa dan penafsiran data.

Semua tahapan tersebut akhirnya dijelaskan pendeskripsiannya dalam bentuk kata-kata maupun angka sehingga menjadi bermakna.

11

Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), Cet. Ke-1, h. 60.


(20)

P = F / N X 100 %

b. Prosentase, data yang diperoleh dan deskripsi kualitatif kemudian diolah menjadi analisa statistik deskriptif dengan menggunakan statistik prosentase, sebagai berikut:

Ket: P = Besarnya Prosentase

F = Frekuensi (jumlah jawaban responden) N = Jumlah responden12

Adapun teknik penulisan skripsi ini, berpedoman pada buku

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, yang diterbitkan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta CeQDA tahun 2007.

E. Tinjauan Pusataka

Dalam menentukan skripsi ini, penulis sudah mengadakan tinjauan pustaka di perpustakaan yang terdapat di Fakultas Dakwah dan Komunikasi maupun perpustakaan umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Menurut pengamatan penulis, dari hasil observasi yang dilakukan terdapat satu skripsi karya Heru Romdoni Fitriadi tahun 2007, dengan judul Respon Pendengar aktif terhadap acara di Radio Dakta Bekasi.

Sedangkan penulis menyusun skripsi dengan judul Strategi Positioning Radio Gema Annisa sebagai Radio Dakwah 102,8 Fm karya Dwi Wahyuni Asriani tahun 2009.

12


(21)

Pada skripsi Heru Romdoni Fitriadi terdapat persamaan subjek dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu yang pernah ikut serta interaktiv. Akan tetapi, berbeda dengan objeknya pada penelitian yang dilakukan Heru yaitu pendengar Radio Dakta Bekasi.

Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan subjeknya yaitu pendengar Radio Gema Annisa 102,8 Fm yang berada di Cikarang Utara.

Perbedaaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Wahyuni Asriani adalah subjek dan juga objeknya adalah pendengar yang pernah ikut interaktif dalam siaran acara ceramah di Radio Gema Annisa.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Penelitian yang akan dibahas terdiri dari lima bab dan masing-masing bab terdiri dari sub bab, yakni:

BAB I PENDAHULUAN membahas latar belakang masalah, perumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORITIS membahas teori positioning, teori strategi, teori dakwah, subjek dakwah, objek dakwah, dan metode dakwah. BAB III GAMBARAN UMUM RADIO GEMA ANNISA membahas sejarah

perkembangan Radio Gema Annisa, visi dan misi Radio Gema Annisa, struktur Radio Gema Annisa, Program program acara radio Gema Annisa, relevansi Radio Gema Annisa sebagai Radio Dakwah.


(22)

BAB IV STRATEGI POSISIONING RADIO GEMA ANNISA membahas bagaimana program-program acara disusun berdasarkan pertimbangan berbagai aspek, dan bagaimana tanggapan masyarakat tentang Radio Gema Annisa sebagai Radio Dakwah.


(23)

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Strategi Positioning

Dalam sebuah organisasi, mutlak diperlukan manajemen, sesuai dengan asal kata manajemen yang artinya mengatur, hanya dapat dilakukan dalam suatu organisasi (wadah atau tempat), sebab dalam wadah inilah tempat kerja sama, pembagian kerja atau delegation of outority koordinasi, integrasi dilakukan untuk mencapai tujuan yag ingin dicapai.1

Salah satu tugas dalam manajemen adalah membuat keputusan. Dalam menjalankan tugasnya menyangkut waktu yang panjang, menghadapi resiko yang besar dan mungkin membahayakan organisasi dan keputusan tersebut harus mampu dikomunikasikan pada manajemen pelaksana. Untuk menghadapi hambatan, kelemahan-kelemahan atau masalah-masalah yang sedang dan akan dihadapi serta kemungkinan pengembangan dimasa yang akan datang maka perlu adanya suatu strategi.13

Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa peperangan yaitu sebagai suatu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun pada akhirnya strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi, budaya, dan agama. Strategi ini digunakan dalam segala hal mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan tidak akan mudah dicapai tanpa strategi, karena pada dasarnya segala tindakan atau

13


(24)

perbuatan tidak terlepas dari strategi, adapun tentang taktik sebenarnya merupakan cara yang digunakan dan merupakan kegiatan dari strategi.14

Pengertian strategi sudah dikemukakan pada bagian pertengahan bab ini, tetapi untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian strategi, penulis mengedepankan beberapa pengertian strategi yang dikemukakan oleh beberapa pakar, antara lain:

1). Drs. Syarif Usman mengatakan: “…. Dalam membangun saya mendefinisikan strategi sebagai kebijaksanaan menggerakkan dan membimbing seluruh potensi (kekuatan, daya, dan kemampuan) bangsa untuk mencapai kemakmuran dan kebahagiaan.”15

2). Prof. Dr. Onong Uchyana Effendi, MA, mengatakan: “Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan, akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberikan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.”16

3). Dr. Fuad Amsyari mengatakan, “Bahwa dalam pengertian dasarnya, strategi dan taktik adalah metode dan taktik untuk memenangkan suatu persaingan.” Persaingan itu terbentuk suatu pertempuran fisik untuk merebut suatu wilayah dengan memakai senjata dan tenaga manusia. Sedangkan dalam bidang non militer, strategi dan taktik adalah suatu cara atau teknik untuk memenansgkan

14

Rafiudin dan Maman Abdul Djalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001), cet. Ke-2, h. 76

15

Drs. Syarif Usman, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan dalam Islam, (Jakarta: Firma Djakarta, tanpa tahun), cet. Ke-1, h. 6

16

Prof. Dr. Onong Uchyana Effendi, MA, Ilmu Komunikasi dan Praktek, (Bandung: Mizan Rosdakarya, 1992), cet. Ke-4, h. 32


(25)

suatu persaingan antara kelompok-kelompok yang berbeda orientasi kedepannya.17

Adapun jenis-jenis strategi yang digunakan dalam perusahaan, diantaranya adalah:

1. Klasifikasi berdasarkan ruang lingkup.

Strategi dapat didefinisikan secara luas. Sebagimana telah kita lakukan dalam mendefinisikan strategi induk, atau strategi dapat dirumuskan secara lebih sempit seperti strategi program. Strategi terinci untuk mengimplementasikan strategi program, dan ini dapat dirancang sebagai substrategi.

2. Strategi dapat diklasifikasikan dalam hubungannya dengan tingkat organisasi. Di dalam sebuah perusahaaan yang terdiri atas sejumlah divisi kita akan melihat sekurang-kurannya dua tingkat: strategi kantor pusat dan strategi divisi. Jika disebut belakangan dikembangkan untuk mengejar terdahulu, ini dapat disebut sub strategi.

Strategi dapat diklasifikasikan berdasarkan apakah strategi itu berkaitan dengan sumber material atau bukan material.

Kebanyakan strategi dengan sumber yang bersifat fisik. Namun, strategi dapat mengenai penggunaan tenaga manajer, tenaga ilmuan, dan lain-lain. Strategi dapat berkenaan dengan gaya manajemen, pola berpikir, atau falsafah tentang hal-hal yang merupakan sikap suatu perusahaan terhadap tanggung jawab sosial.

17

Dr. Fuad Amsyari, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, (Bandung: Mizar, 1990), cet. Ke-1, h. 4


(26)

3. Strategi dapat dikelompokkan menurut tujuan dan aturan fungsi. Sebagai contoh: Pertumbuhan adalah sasaran utama dari kebanyakan perusahaan dan terdapat banyak strategi yang dapat dipilih untuk dapat menjamin pertumbuhan tersebut (Guth, 1980, Clifford, 1973b; dan Gutmann, 1964). Strategi produk pasar adalah klasifikasi penting lainnya. Termasuk didalamnya adalah: Strategi yang dibuat untuk mengembangkan dan memanfaatkan prodak baru, strategi yang dirancang untuk memperluas penjualan dan pasar yang dilayani, strategi yang di diversifikasi, dan strategi yang hubungan dan siklus hidup produk.

Strategi keuangan sangat penting untuk menentukan bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan. Berhasil dan tidaknya semua strategi bergantung pada tingkat sejauh mana strategi itu mempengaruhi posisi keuangan perusahaan. Ini adalah pengujian terakhir dari strategi.

4. Strategi pribadi manajer. Semakin tinggi tingkat manajer semakin tinggi, artinya ini bagi kehidupan organisasi. Strategi pribadi adalah petunjuk praktis yang meliputi nilai-nilai motivasi, perlindungan terhadap sikap bermusuhan dari lingkungan; metode mengubah lingkungan adalah teknik bergaul dengan orang-orang dan untuk terlaksananya sesuatu (pekerjaan) dengan baik, dan cara untuk memaksimalkan kepuasan pribadi serta kebutuhan dasar.18

18

George A. streiner

Jahn B. miner: “ Kebijakan dan Strategi Manajemen”, (Kuala Lumpur- Malaysia: September 1999), h. 18-19


(27)

Setelah penulis membahas tentang strategi menurut para ahli diatas, selanjutnya penulis juga akan membahas mengenai positioning. Ada beberapa ahli yang mendefinisikan mengenai Positioning19, sebagai berikut:

Trout (2004, 15) mendefinisikan positioning sebagai cara kita untuk mendeferensiasikan diri kita di dalam benak konsumen.

Menurut Philip Kotler (1997) mendefinisikan positioning sebagai:

“The act of designing the company’s offering and image so what they occupy a meaningful and distinct competitive positioning the target customers mind” (p.295). (Positioning adalah tindakan yang dilakukan marketer untuk membuat citra produk dan hal-hal yang ingin ditawarkan kepada pasarnya berhasil memperoleh posisi yang jelas yang mengandung arti dalam benak sasaran (konsumennya).

Adapun menurut Kertajaya (2004) mendefinisikan positioning sebagai the strategy to lead your customer credibility (Upaya mengarahan pelanggan anda secara kredibel).

Pengertian lain menyebutkan bahwa positioning adalah strategi komunikasi untuk memasuki jendela otak konsumen, agar produk atau merk atau nama Anda mengandung arti tertentu yang dalam beberapa segi mencerminkan keunggulan terhadap produk atau merk atau nama lain dalam bentuk hubungan asosiatif.

19


(28)

Jadi, yang dimaksud dengan strategi positioning radio dakwah adalah siasat dan perencanaan yang dibangun radio untuk memberikan citra diri dan produk yang ditawarkan kepada pasar agar berhasil memperoleh posisi yang jelas yang mengandung arti dalam benak sasaran (konsumennya) sehingga output yang dihasilkan syarat dengan muatan da’wah sesuai dengan koridor Islam.

B. Radio dan Ruang Lingkupnya

Radio sebagai media massa elektronik muncul setelah adanya beberapa penemuan teknologi telepon, fotografi (yang bergerak dan tidak bergerak), dan rekaman suara.20

Hal ini berkat ketekutan tiga orang cendekiawan muda. Diantaranya seorang ahli teori alam berkebangsaan Inggris James Maxwell yang mendapat julukan “Scientific father of wirelas,” berhasil menemukan rumus-rumus yang di duga mewujudkan gelombang elektromagnetis pada tahun 1865 ketika ia berusia 29 tahun.21

Barulah pada tahun 1895 Guaghelmo Marconi seorang Italia menemukan adanya gelombang elektromagnetik yang tak tampak oleh mata dan bergerak lewat udara dengan kecepatan suara. Gelombang tersebut kemudian dimanfaatkannya untuk mengirim tanda-tanda melintas jarak jauh tanpa harus

20

Denis MC Quail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, (Jakarta: Erlangga, 1984), edisi ke-2, h. 15

21


(29)

melalai saluran kawat. Kondisi inilah yang melahirkan adanya perangkat yang disebut dengan radio.22

Radio merupakan media komunikasi yang dipergunakan dalam mengirim warta jarak jauh yang dapat ditangkap oleh sekelompok orang yang mendengarkannya melalui pemancar radio yang diinginkan. Dengan radio masyarakat dapat memperoleh informasi tentang kemajuan zaman. Bahkan radiopun berfungsi dalam mengadakan perubahan persepsi bahkan prilaku seseorang atau masyarakat.

Secara etimologi, radio menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah: “pengiriman suara atau bunyi melalui udara”.23 Dalam kamus ilmiah popular radio diartikan sebagai pesawat pengiriman atau penerima gelombang siaran.24 Ada juga yang mengartikan “Radio is methode of sending and receifing signal, massage, dialogue, musi, and other sound by electricity wave whitour using wires.” (Radio adalah suatu system pengiriman dan penerimaan sinyal, pesan, pembicaraan, dan bunyi lain oleh gelombang elektronik tanpa menggunakan kabel).25 Begitu juga dengan illustrated work encyclopedia: “Radio is Method of sending soun for long distance by using of electricity but whitout wiras.” (Radio

22

M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi

Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), cet, ke-1 h. 25

23

Indrawan WS, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), cet, ke-1 h. 719 24

Pius A. pratanto dan M. Dahlan Al-Barri, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), h. 648

25

Adams. Lewis M. Websted New American Dictionary Book income, (New York: 1958), h. 805-806


(30)

adalah metode pengiriman bunyi atau suara dalam jarak jauh oleh gelombang elektronik tanpa menggunakan kabel.26

Menurut Ton Kertapati pada dasarnya radio merupakan medium untuk bercerita yang dalam permulaannya segala apa yang disiarkan mempunyai bentuk cerita, namun di dalam cerita itu diikuti dengan factor lain yang membedakannya dengan surat kabar yaitu efek, suara, musik, dan dialog.27

Secara etimologi radio sesuai dengan definisi dalam peraturan pemerintah adalah “pemancar radio yang langsung ditujukan kepada umum dalam bentuk suara dan mempergunakan gelombang radio sebagai media.”28

Sebagai media, radio merupakan alat atau sarana yang di dalamnya terkandung arti penerangan, ajakan, pendidikan dan hiburan yang mampu menggugah manusia untuk berbuat baik dan meninggalkan kemungkaran. Dalam arti dari segi kemanfaatan khalayak akan mendapatkan hiburan yang dapat dijadikan suatu kegiatan yang bersifat positif.

Dengan radio khalayak dapat memperoleh informasi tentang kemajuan zaman, bahkan yang lebih dahsyatnya radio bisa berfungsi dalam mengadakan perubahan persepsi dan perilaku seseorang atau masyarakat. Yang demikian terjadi karena radio mempunyai sifat-sifat yang khas yang dapat dijadikan sebagai kekuatan yang dimilikinya yaitu menyampaikan pesan dan informasi kepada masyarakat.

26

Morehead Albert H, IlustratedWoldEncyclopedia, (Vol 7, bobly Publishing corp. USA, 1955), h. 4058

27

Ton Kertapati, Dasar-dasar Publishing dalam pengembangannya Menjadi ilmu komunikasi, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), cet. Ke-3, h. 205

28

Onong Uchjana Efendi, ilmu KomunikasiTeori dan Praktek, (Bandung: Rosda karya, 1992), cet. Ke-1, h. 165


(31)

Dengan sifat auditif, radio terbatas kepada rangkaian suara atau bunyi yang hanya menerpa indra telinga saja, karena radio tidak menuntut khalayaknya untuk memiliki kelampuan membaca, juga melihat melainkan cukup dengan sekedar mengandalkan kemampuan mendengar.29

C. Dakwah dan Ruang Lingkupnya 1. Pengertian Dakwah

Da’wah secara etimologi, berasal dari kata da’a madi dan yad’u fi’il mudari’ yang artinya memanggil, mengundang, mengajak, menyeru dan mendorong.30 Arti kata dakwah seperti itu dapat diketahui pada arti ayat-ayat Al-Qur’an sebagai berikut:

!

"

#

$%&'

(

)*

+

,

.

,

(

)

')

/

*

01 2 4 5

67

899

:

;

Artinya: “Sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syetan-syetan hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nya.” (Q.S. Fatir (35): 6).

29

Muryanto Ginting Munthe, Media Komunikasi Radio, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), h. 12

30


(32)

<8=

4 0

$?

@AC

D$E

(

@)C 5

A F

GH

#

#A  

IJ/67KL

M

' 5

:

/

NO$8 D 

(

$

D E/

GH

H

/

M

' 5

PQR

S

6*T %

:U0;

Artinya: “Katakanlah: “Inilah jalan (agama)ku, aku dan oramg-orang yang mengikutiku meganjak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Maha suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang musyrik.” (QS. Yusuf (12): 108).

2. Subjek Dakwah

Para ahli berbeda pendapat dalam menentukan yang menjadi unsur dakwah. Menurut Barmawie Umary menyebutkan bahwa dakwah memiliki tujuh (7) unsur, yaitu: Dasar dakwah, tujuan dakwah, subjek dakwah, objek dakwah, material dakwah, metode dakwah, dan alat dakwah.31

Endang Saifuddin Ashari menyebut 10 unsur dakwah antara lain seperti disebut Barmawi ditambah 3 unsur antara lain: Waktu dakwah, Evaluasi Dakwah dan factor X dakwah.32

Perbedaan di atas merupakan hal wajar, karena ilmu dakwah merupakan ilmu yang terbuka untuk penyempurnaan. Selain itu setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Karena itu peluang untuk bertambahnya unsur dakwah akan terus berlanjut.

31

Barmawi Umary, Azas-azas Ilmu Dakwah (Solo: Ramadhani, 1987), hlm.73-75. 32

Endang Saifuddin Ashari, “Wawasan Islam, pokok-pokok Pikiran tentang Islam dan Umatnya


(33)

Subjek dakwah adalah orang yang melakukan dakwah, yang dalam bahasa arabnya disebut dengan da’i. Dalam konteks keindonesiaan para da’i

memiliki sebutan lain, diantaranya adalah muballigh, ustad, kyai, ajengan, tuan guru, teuku dan sebagainya. Hal ini di dasarkan atas tugas dan eksistensinya sama seperti da’i. Padahal hakekatnya tiap-tiap sebutan tersebut memiliki kadar charisma dan keilmuan yang berbeda-beda dalam pemahaman masyarakat Islam di Indonesia. Munculnya beberapa istilah di atas pada umumnya juga dikaitkan beberapa kapasitas para da’i itu sendiri. Setiap da’i memiliki kekhasan yang berbeda dengan yang lain. Hal ini tergantung pada wacana keilmuan yang diperoleh, latar belakang pendidikan dan pengalaman yang berbeda.

2.1. Perbedaan da’i berdasarkan kriteria

Da’i dapat dibedakan menjadi dua (2) macam, yaitu:

1. Da’i menurut criteria umum, yaitu setiap muslim yang berakwah sebagai kewajiban yang melekat tak terpisahkan dari missinya sebagai penganut Islam.

2. Da’i menurut criteria khusus, yaitu mereka yang mengambil keahlian khusus dalam bidang dakwah Islam, dengan kesungguhan yang luar biasa dan dengan qudwah yang hasanah.

2.2. Status Da’i

Dalam aktivitas dakwah, da’i merupakan unsur penting. Tanpa adanya da’i, agama Islam akan menjadi sekedar ide atau cita-cita tanpa


(34)

adanya implementasi. Karena status da’i itu sangat penting, diantaranya adalah:

a. Sebagai pemimpin, karena dia adalah penyeru kepada kebajikan dan orang yang mencegah kemungkaran.

b. Sebagai mujahid, yaitu pejuang dan penegak ajaran Allah Swt. c. Sebagai objek, karena da’i sebagai penyeru kebajikan kepada

orang lain, dia juga harus menyeru dirinya sendiri supaya berbuat kebajikan dan menjauhi kemungkaran.

d. Sebagai pembawa missi amanah Allah.

e. Sebagai pembangun perubahan ke arah yang lebih baik. 2.3. Fungsi da’i

Da’i juga berfugsi sebagai: a. Meluruskan ‘aqidah.

b. Mendorong dan merangsang orang untuk giat beramal sholeh. c. Membersihkan dan mensucikan jiwa.

3. Objek Dakwah

Objek dakwah (mad’u) adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik individu maupun kelompok, baik yang Islam maupun non-Islam. Tetapi, pokok objek adalah manusia secara keseluruhan. Bagi mereka yang sudah beragama Islam, dakwah dimaksudkan untuk meningkatkan derajat dan kualitas keimanan dan ketaqwaan. Sedangkan bagi yang belum masuk Islam, dakwah


(35)

dimaksudkan untuk mengajak mereka masuk Islam, yaitu jalan keselamatan hidup di dunia dan akhirat.

Menurut Muhammad Abduh, sebagaimana dikutip oleh M. Natsir, objek dakwah dapat dibagi menjadi tiga:

a.Golongan cerdik cendekiawan yang cinta kebenaran, dan dapat berpikir secara kritis, cepat dapat menangkap arti persoalan.

b. Ada golongn awam, orang kebanyakan yang belum dapat berpikir secara kritis dan mendalam, belum mengakap pengertian yang tinggi-tinggi.

c. Ada golongan yang tingkat kecerdasannya di antara kedua golongan tersebut.33

Barmawie Umary34 menyebutkan bahwa ketika da’i berada di tengah-tengah masyarakat, dia akan mendapati berbagai macam tingkatan manusia. Da’i akan berhadapan dengan mereka yang:

a. Menganut faham-faham dan pengertian-pengertian yang tradisional yang sulit bagi mereka untuk mengubahnya.

b. Secara apriori akan menolak segala sesuatu yang baru. c. Dengan ulet akan mempertahankan kedudukannya.

d. Merasa khawatir apabila yang akan disampaikannya itu akan merugikannya.

e. Cerdik cendikiawan yang hanya mau menerima segala sesuatu relita dengan dalil.

33

Mohammad Natsir; “Fiqhud Da’wah, (Jakarta: Media Da’wah, 2000), 162 34


(36)

f. Ragu-ragu disebabkan bermacam visi atau pengetahuan yang serba tanggung.

g. Tiada mengerti yang sebenarnya.

Menurut M. Arifin objek dakwah adalah sebagai berikut:

a. Dilihat dari segi sosiologi berupa masyarakat terasing, pedesaan, kota besar dan kecil, serta masyarakat di daerah marginal.

b. Dilihat dari struktural kelembagaan berupa masyarakat, pemerintah dan keluarga.

c. Dilihat dari segi sosio-kultural berupa golongan priyayi, abangan dan santri. Terutama dalam masyarakat Jawa.

d. Dilihat dari segi usia berupa golongan anak-anak, remaja dan orang tua.

e. Dilihat dari segi okupasional (profesi atau pekerjaan), yaitu berupa golongan petani, pedagang, seniman, buruh, pegawai negeri dan sebagainya.

f. Dilihat dari segi tingkat hidup sosial ekonomis berupa golongan orang kaya, menengah dan miskin.

g. Dilihat dari segi kelamin (sex) berupa golongan wanita, pria dan sebagainya.

h. Dilihat dari segi khusus berupa golongan masyarakat tuna susila, tuna wisma, tuna karya, narapidana dan sebagainya.


(37)

Metode adalah suatu cara yang bisa ditempuh atau cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, rencana, system dan tata pikiran manusia.35 Moh. Ali Aziz mengartikan metode sebagai suatu kerangka kerja dan dasar-dasar pemikiran untuk mendapatkan cara-cara yang sesuai dan tepat untuk mencapai suatu tujuan.36

Firman Allah Swt berfirman tentang metode dakwah dalam surat

An-Nahl ayat 125:

WC

#A F

;<

D$E

$X

/Y

2$%

Z

2 [

 )$%

/

2/\]92

Z

(

M ^

$O/

N0_`

aY

?

]9*, 5

#

$Xb

/Y

/)8?

cM 1* 5

$%

<]U

4

5

D$E

(

/)8?/

cM 1* 5

de

f*^ %

:Ug

;

Artinya: “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik pula.”

(QS. An-NAhl: 125).

35

M. syfaat Habib, Buku Pedoman Dakwah (Jakarta: Wijaya, 1982), hlm 160. 36


(38)

Ayat di atas secara garis besar menggariskan tentang karakteristik37 atau prinsip-prinsip38 metode dakwah yang terdiri atas:

a. Hikmah

Hikmah menurut bahasa Indonesia merupakan kebijaksanaan yang merupakan ilmu pengetahuan yang mendalam dan kesanggupan mengamalkan ilmu itu sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakat.39

Menurut Syekh Al-Tusi dalam Al-Tibyan fi Al-Tafsir Al-Qur’an

juz VI mengatakan bahwa hikmah adalah mengajak orang lain mengikuti perbuatan baik dan bagus yang berhak di puji dan diberi pahala. Sebab perbuatan buruk atau jahat itu dilarang dan tidak ada ajakan untuk melakukannya. Bahkan terhadap perbuatan mubahpun tidak ada dakwah untuk melakukannya. Berdakwah untuk melakukan yang mubah itu adalah sia-sia. Dakwah hanya dilakukan untuk mengajak orang melakukan yang diwajibkan atau dianjurkan, karena perbuatan demikian berhak dipuji dan diberi pahala.40

5. Tujuan Dakwah

Tujuan dakwah sangat berperan dalam penentuan penggunaan metode dan media dakwah, serta penentuan sasaran dan strategi dakwah.

37

Muhammad Husain Fadhlullah, metodologi Dakwah dalam al-Qur’an, Pegangan bagi para aktifis (Jakarta: Lentera, 1986), hlm:46.

38

Farid, Pengantar, hlm: 69. 39

Chadidjah Nasution, Bercerita sebagai Metode Dakwah (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hlm:16. 40


(39)

Dengan demikian tujuan dalam dakwah sebagai bagian dari seluruh aktivitas dakwah mestilah dicermati sebaik-baiknya.

Menurut A. Hasjmy tujuan dakwah adalah membentangkan jalan Allah di atas bumi agar dilalui umat manusia.41 Artinya tujuan dakwah mengajak orang untuk mengikuti agama Allah yakni shari’at Islam.

Sedangkan menurut Jum’ah Amin Abdul Aziz tujuan dakwah adalah:

a. Membangun masyarakat Islam.

b. Melakukan perbaikan pada masyarakat Islam yang terkena “musibah” berupa penyimpangan dan tampak di dalamnya sebagian dari kemungkaran-kemungkaran, serta diabaikannya kewajiban-kewajiban oleh masyarakat tersebut.

c. Memelihara keberlangsungan dakwah dikalangan masyarakat yang telah berpegang pada kebenaran, yaitu dengan pengajaran terus-menerus,

taqhkir (pengingat), tazkiyah (penyucian jiwa), dan ta’lim

(pendidikan).42

6. Media Dakwah

Seorang da’i sebelum menyampaikan dakwahnya, terlebih dahulu

da’i harus mengetahui media apa saja yang dibutuhkan oleh para

jama’ahnya, agar tidak salah memberikan materi yang akan disampaikan.

41

A. Hasjmy, Dustur Dakwah menurut al-Qur’an (Jakarta: Bulan Bintang, 1994), hlm: 17. 42


(40)

Karena dengan adanya media dakwah tersebut jama’ah akan merasa tersalurkan dengan adanya pesan (massage), merangsang fikiran, perhatian dan kemauan orang sehingga dapat mendorong proses dakwah.

Menurut Hamzah Ya’qub media dakwah terbagi menjadi 5 macam, yaitu:

a. Lisan, yakni berbentuk: pidato, ceramah, kuliah, bimbingan dan penyuluhan dan sebaginya.

b. Tulisan, yakni berupa: buku, majalah, surat kabar, spanduk dan sebagainya.

c. Lukisan, gambar, karikatur dan sebagainya.

d. Audio visual, yaitu alat dakwah yang merangsang indera pendengar atau penglihatan atau kedua-duanya, seperti radio, televisi, slide, film, OHP (over head projector) dan sebagainya.

e. Akhlaq, yaitu perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islam dan dapat diamati serta dimengerti oleh mad’u.43

43

Yoyon Mudjiono, Komunikasi Massa (Surabaya: Labolatorium PPAI Fakultas Dakwah, 1992). Hlm: 24.


(41)

BAB III

GAMBARAN UMUM RADIO GEMA ANNISA

A. Sejarah dan Perkembangan Radio Gema Annisa

PT Radio Gema Annisa Persada didirikan pada tanggal 1 Agustus 2005 oleh Dr. Ismail Al-Mukhtaro, M.PH. Radio Gema Annisa merupakan satu-satunya radio yang berada di wilayah Cikarang, Ibu Kota Kab. Bekasi, yang kental dengan nuansa Islami, kaya dengan hiburan, ilmu pengetahuan dan informasi baik lokal, Nasional dan Luar Negeri. Program acara yang disiarkan dikemas secara khusus, bernuansa Islami, namun tetap mengikuti trend

perkembangan zaman sesuai kebutuhan setiap segmen pendengarnya. Dengan ruangan seadanya berukuran 3x4 meter di lantai 3 Rumah Sakit Annisa, Radio Gema Annisa mamulai mengudara dengan power 1000 Watt. Program acara yang berisikan informasi dan hiburan juga tetap disajikan dengan kesejukan tutur kata yang santun. Keunikan inilah yang membuat Radio Gema Annisa menjadi referensi, barometer dan gaya hidup pendengar yang loyal, yaitu keluarga muslim yang dinamis, moderent. Namun, tetap berpegang kepada nilai-nilai religius dengan toleransi tinggi.

PT Radio Gema Annisa Persada berada di tengah-tengah kawasan industri, seperti JABABEKA dan LIPPO CIKARANG yang sedang tumbuh di Cikarang. Bekasi merupakan pasar potensial untuk mengembangkan usaha. Oleh karena itu, Radio Gema Annisa 102,8 Fm sebagai media informasi dan hiburan serta mitra


(42)

usaha para pendengar, akan memberikan Awareness terhadap masyarakat terhadap produk-produk para pendengar.

Radio Gema Annisa dalam akta notaris Bernama PT. Radio Gema Annisa 102,8 FM Persada berlokasi di Jl. Cikarang Baru No 31 Cikarang Utara dengan nomor telephone (021) 8904627-8900406. Didirikan oleh Tiga komisaris, yaitu Dr. Adis Aamdissofi, Tutty Fauziyanti Bsc, dan Dr Ismail Al-Mukhtaro Mph. Sebelum melangkah ke strategi dakwahnya, pemilik perusahaan ini mempositioningkan radionya menjadi radio dakwah yang multi segmen.

Pada awal berdiri, radio ini berada pada Frekwensi 88.6. Namun karena pen-Channel-an ulang oleh Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, maka Frekwensi Radio Gema Annisa berubah menjadi 102,8 FM. Menempati Gedung baru 2 lantai dengan luas 300 m persegi, Radio Gema Annisa menambah daya pancaranya. Dengan tinggi Antena 60 M, kekuatan pemancar Power Excitter 3000 Watt RVR italy, pola antena omni directional dan sistem antena Vertical ¼ Lamda serta daya antena 12 Db maka saat ini, radius jangkauan siar Radio Gema Annisa menjadi 50 Km persegi meliputi daerah kabupaten Bekasi, seperti: Cibitung, Tambun, Cikarang, Sukatani, Cibarusah, Cabang Bungin, Lemah Abang, dan sampai ke luar Bekasi, seperti: Kotamadya Bekasi, Karawang, Subang, Cikampek, Bogor, jonggol, serta Cariu.

Sesuai jajak pendapat antara Komisi Penyiaran Indonesia Provinsi Jawa Barat dan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat maka Radio Gema Annisa mempunyai Id Call PM3AEA pada tahun 2007. Dengan ini, maka Radio Gema Annisa menjadi radio dengan legalitas resmi dari Komisi Penyiaran Indonesia


(43)

Provinsi Jawa Barat dan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat. Pada tahun yang sama Radio Gema Annisa juga tergabung dalam ARSI (Asosiasi Radio Swasta Indonesia).

B. Visi dan Misi Radio Gema Annisa

Visi dan misi bagi sebuah organisasi merupakan arah dan tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi tersebut. Visi dan misi merupakan gambaran tentang program yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi, sehingga dengan adanya visi dan misi suatu organisasi akan lebih mudah dalam menentukan program kerja sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut.

Radio Gema Annisa mencoba menjadikan siaran radio sebagai sarana silahturrahmi (dakwah). Adapun visi Radio Gema Annisa adalah menjadi media pendidikan, informasi dan hiburan terdepan yang mampu menampung aspirasi masyarakat, yang agamis, mandiri, dan profesional.

Misi Radio Gema Annisa adalah :

1. Memberikan kontribusi agamis untuk berdakwah sehingga menjadi barometer pendidikan agama bagi masyarakat.

2. Menjadi media informasi masyarakat

3. Memberikan hiburan yang santun dan mengajak untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt.

C. Struktur Radio Gema Annisa


(44)

Direktur : Dr. Ismail Al-Mukhtaro, M.PH General Manajer : Dr. Noor Arida Sofiana, MBA

Manajer : Deni Saprudin, SH

Program Director : Helmi Effendi, ST Finance dan GA : N. Karwati

Creative Director : Herman Setia Priangga Music Director : Dimas Indarto

News Director : Yusuf Ismail

D. Program-program Radio Gema Annisa

Radio Gema Annisa mengudara selama 22 jam, mulai dari pukul 04.00 WIB sampai dengan pukul 23.00 WIB. Komposisi siaran radio Gema Annisa adalah sebagai berikut:

Hiburan: 31,318 % Keagamaan: 31,318 %


(45)

Adapun program-program harian yang disiarkan oleh Radio Gema Annisa adalah:

04.00-06.00 Wib : Serambi (Ceramah dan Tanya Jawab dengan Ustadz) 06.00-0900 Wib : Warohmah (Warta Obrolan Pagi dan Hikmah-info pagi) 09.00-11.00 Wib : Surga (Talk Show Obrolan Seputar Keluarga)

11.00-12.00 Wib : Penyejuk Qolbu (Tausiyah Agama Rekaman Ustadz) 12.00-15.00 Wib : Air (Annisa indo Request)

15.00-16.00 Wib : Info Sahabat (Informasi Sore Hari)

16.00-17.30 Wib : Tamasya Qolbu (Ceramah dan Tanya Jawab Ustadz) 17.30-18.00 Wib : Alma Surat (Petikan Ayat-ayat Suci Al-Qur’an) 18.00-20.00 Wib : Hits Annisa (Hiasan Tembaga Senja Nostalgia) 20.00-22.00 Wib : Taqwa (Tadarus Lewat Udara)

22.00-23.00 Wib : Bumi Annisa (Bursa Musik Islami-Annisa)

Program Mingguan/ Special:

Jumat 10.00-12.00 Wib : Penyejuk Qolbu (Ceramah Agama ustadz) Jumat 20.00-22.00 Wib : Ta’jub (Tausiyah bersama Ustadz)

Sabtu 20.00-22.00 Wib : Jendela Pustaka (Bedah Buku)

Minggu 03.00-04.00 Wib : Tahajud On The Air (Sholat Tahajud On Air) Minggu 09.00-12.00 Wib : Annisa Cilik (Acara Anak-anaknya Annisa) Minggu 12.00-13.00 Wib : Indo 10 (Tangga Lagu Pop Indonesia) Minggu 13.00-15.00 Wib : Jendela Hati (Konsultasi Remaja)


(46)

Minggu 16.00-17.30 Wib : Cerdas (Ceramah Dai Sahabat)

Minggu 18.00-20.00 Wib : Cahaya Hidayah (Kisah-kisah Hidayah Sahabat) Minggu 20.00-22.00 Wib : Rumahku Syurgaku (Konsultasi Rumah Tangga)

Program News:

h Khobar Annisa, informasi dari redaksi tim news-diudarakan live disetiap pergantian acara bersama penyiar Radio Gema Annisa.

h Khobar Bekasi, informasi liputan seputar Bekasi diudarakan setiap jam 20.00 wib.

h Annisa Terkini, live report bersama reporter yang muncul sewaktu-waktu.

E. Program-program Dakwah Radio Gema Annisa

h Serambi (Ceramah dan Tanya Jawab dengan Ustadz).

h Penyejuk Qolbu (Tausiyah Agama Rekaman Ustadz).

h Tamasya Qolbu (Ceramah dan Tanya Jawab Ustadz).

h Alma Surat (Petikan Ayat-ayat Suci Al-Qur’an)

h Taqwa (Tadarus Lewat Udara).

F. Relevansi Radio Gema Annisa Sebagai Radio Dakwah

Berbagai macam krisis telah menimpa negeri ini. Mulai dari krisis ekonomi, krisis pangan, krisis sosial hingga krisis kepercayaan. Kenyataan bahwa negeri kita merupakan negara yang mayoritas beragama Islam dengan jumlah kurang lebih 190 juta orang, namun amat menyedihkan korupsi merajarela di


(47)

semua lini, etos kerja dan produktivitas kerja lemah, sehingga menurunkan daya saing global. Ketidak disiplinan, budaya tawuran hampir banyak lini, dan aneka prilaku buruk lainnya membuat umat Islam di Indonesia sulit dijadikan bahan kebanggaan. Mengapa demikian kita bertanya? Karena umat Islam di Indonesia belum sepenuhnya memahami keindahan dan kemuliaan Islam.

350 tahun lebih dalam cangkraman penjajahan, membuat masyarakat kita nyaris tak mengenal Islam dengan baik. Pendidikan di masyarakat amat kurang tentang Islam, dan itupun boleh jadi kurangnya daya tarik bagi sebagian masyarakat kita tentang agama.44

Hegemoni informasi global yang muat di semua media amat sedikit menyajikan tentang Islam yang dapat menjadi solusi. Bayangkan, dari 16 jam tayangan hanya 2 kali yang Islami yaitu ceramah subuh dan adzan maghrib. Akibatnya, yang subuh belum terbangun dan yang maghrib tidak di lirik, belum lagi tayangan yang membuat orang apriori kepada Islam yang identik dengan kekerasan. Oleh karena itu, dari permasalahan tersebut, Radio Gema Annisa mengembangkan sayap dakwahnya pada solusi untuk menemukan jati diri muslim sejati bangsa Indonesia. Bahwa Islam adalah harus benar-benar menjadi agama yang rahmatan lil’almin.

Dangkalnya iman dan pola hidup materialistic, mengharuskan manusia dengan mudah untuk menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan. Jika hal itu terjadi maka terjadilah kerusakan akhlak dalam bidang, baik ekonomi, politik, social dan lain-lain. Manusia terpacu oleh situasi mekanistik yang telah

44


(48)

menciptakannya sendiri sehingga kehilangan waktu untuk merenungkan ayat-ayat Allah dan maka hidupnya. Manusia telah kehilangan kontak secara manusiawi dalam tata hubungan antar manusia, karena manusia telah menjadi egoistik dan terputus dengan Tuhannya karena pola pandangnya yang materialistic.

Krisis ruhani semakin menguat dalam diri masyarakat modern setelah mereka melandaskan pemikirannya pada fakta-fakta yang bersifat empiris semata. Oleh karena itu, manusia tersebut tidak tersentuh pesan-pesan wahyu yang lebih bersifat esoteris (rohani), bahkan informasi yang di bawa oleh wahyu menjadi bahan tertawaan dan dianggap tidak ilmiah. Akibatnya ilmu pengetahuan terlepas dari ikatan spiritual, dan disalah gunakan dengan segala implikasi negatifnya, misalnya kecanggihan teknologi komunikasi di pakai untuk menghancurkan moral bangsa. Di samping itu, karena pola hubungan materialistic mengakibatkan keringnya persaudaraan dan tolong menolong pola hubungan satu denga lainnya ditentukan oleh seberapa jauh keuntungan yang bersifat material bisa diperoleh.45 Indonesia dengan segala permasalahannya di satu sisi, fenomena modern di sisi lainnya telah mengharuskan ummat Islam untuk senantiasa konsisten menyeru dan mengajak manusia kembali pada jalan Allah Swt agama menciptakan kebaikan dunia dan akhirat melalaui cara berdakwah lewat udara.

Kegiatan berdakwah selalu terkait dengan eksistensi masa dalam segala aspeknya. Sebagai hamba eksistensi manusia diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna karena dilengkapi dengan amal, yang hal tersebut tidak dimiliki oleh makhluk lain di halaman muka bumi ini. Dengan akalnya pula manusia dipercaya

45

Enung Asmaya, Aa Gym Da’I Sejuk dalam Masyarakat Majemuk, Mizan, Bandung, 2003, hal. 46-47.


(49)

menjadi kholifatullah fi ardhi serta melaksanakan sebagai rahmatan lil’alamin. Karena itu setiap orang yang mengaku dirinya muslim harus mampu mengemban amanat, yakni menyeru amar ma’ruf nahi munkar. Seiring dengan dinamika kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini di mana masyarakat semakin cerdas dan memiliki sikap kritis serta berani melakukan control social bahkan terhadap tokoh masyarakat yang menjadi panutannya maka seorang da’i

sebagai publicfigure perlu menempatkan dirinya dengan suatu strategi yang baik dalam berdakwah.46

46


(50)

BAB IV

STRATEGI POSITIONING RADIO GEMA ANNISA

A. Perencanaan Strategi Positioning Radio Gema Annisa Sebagai Radio Dakwah

Menganalisis lebih lanjut penyusunan strategi posisioning Radio Gema Annisa sebagai radio dakwah, perlu data-data statistik yang valid karakter target pendengar, dan data-data umum wilayah sesuai jangkauan siar Radio Gema Annisa. Karena, data-data tersebut dapat menentukan perencanaan dan strategi dari sisi program dan market.

TABEL I

Profil dari Kabupaten Bekasi47

1 Jumlah Penduduk 2,7 juta jiwa (Tahun 2007) 2 Kepadatan 1.465 jiwa/km2

3 Jumlah Keluarga 528.166 4 Luas Wilayah 1.484,37 km2 5 Jumlah Kecamatan 23

6 Jumlah Desa 187

Untuk memulai menyusun perencanaan program acara, target pendengar tiap program acara Radio Gema Annisa dapat ditentukan berdasarkan usia, jenis kelamin, dan pendidikan.

Adapun data yang di dapat penulis, mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bekasi Tahun 2007-2012 dari Badan Perencanaan Daerah Tahun 2007.48

47

http///www.bekasi.go.id 48


(51)

1. Strategi pembuatan acara berdasarkan usia:

TABEL 2

Banyaknya Penduduk Menurut Kelompok Usia Tahun 200649 UMUR Laki-Laki Perempuan Jumlah

0-4 85,400 78,491 163,891

5-9 109,354 100,623 209,977

10-14 104,124 96,887 201,011

15-19 93,006 90,273 183,279

20-24 115,514 128,606 244,120

25-29 113,311 125,554 238,865

30-34 110,268 107,176 217,444

35-39 90,824 80,951 171,775

40-44 68,914 59,480 128,394

45-49 47,111 39,820 86,931

50-54 38,139 30,148 68,287

55-59 21,592 18,883 40,475

60-64 19,471 18,120 37,591

65-69 10,977 11,908 22,885

70-74 10,145 10,762 20,907

75+ 9,541 9,422 18,968

Jumlah 1,047,691 1,007,104 2,054,795 Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Bekasi Tahun 2007

Pengelompokan segmentasi umur untuk sasaran pendengar pada program acara sangat penting, mengingat karakter pendengar dari segi bahasa, penalaran, dan isi sangat berbeda pada umur umur tertentu.

2. Strategi pembuatan acara berdasarkan jenis kelamin TABEL 3

Luas Wilayah, Jumlah Kepadatan Penduduk Per Km2 Tahun 200650

Luas Penduduk Kepadatan

Wilayah No Kecamatan

(Ha) Laki-laki Perempuan Jumlah (Jiwa/km2)

1 Setu 6.216 39.237 37593 76.830 1.236

2 Serang Baru 6.380 31.801 30.528 62.329 977

49

Ibid, h. 20. 50


(52)

3 Cikarang Pusat 5.174 20.871 20.420 41.291 798 4 Cikarang selatan 4.760 41.893 39.337 81.270 1.707 5 Cibarusah 5.131 31.270 28.962 60.232 1.174 6 Bojongmangu 5.369 12.342 36.018 24.378 454 7 Cikarang Timur 4.330 37.763 36.018 73.781 1.704 8 Kedungwaringin 5.039 26.555 24.996 51.551 1.023 9 Cikarang Utara 6.006 82.674 77.690 160.364 2.670 10 Karang Bahagia 3.153 39.269 37.639 76.908 2.439 11 Cibitung 4.610 74.086 69.828 14.3914 3.122 12 Cikarang Barat 4.530 81.037 74.528 155.565 3.434 13 Tambun Selatan 4.310 174.478 166.697 341.175 7.916 14 Tambun Utara 3.442 45.482 43.536 89.018 2.586

15 Babelan 6.360 75.677 71.461 147.138 2.314

16 Tarumajaya 5.463 42.604 39.759 82.363 1.508

17 Tambelang 6.719 17.710 16.992 34.702 516

18 Sukawangi 3.752 21.112 20.354 41.466 1.094

19 Sukatani 3.752 32.396 31.091 63.487 1.692

20 Sukakarya 4.240 22.337 21.423 43.760 1.032

21 Pebayuran 9.634 47.025 44.842 91.867 954

22 Cabang Bungin 4.970 24.593 23.811 48.404 974 23 Muaragembong 14.009 18.745 17.364 36.109 258 Kabupaten Bekasi 127.388 1.040.957 986.945 2.027.902 1.592

Sumber : Kabupaten Bekasi dalam Angka 2006.

Dari data Jumlah Penduduk Kabupaten Bekasi menurut Jenis kelamin tersebut maka dapat kita tentukan target pendengar dari program yang akan di tayangkan pada-jam jam tertentu sesuai dengan kebiasaan dan kebutuhan.

3. Strategi pembuatan acara berdasarkan pendidikan TABEL 4

Jumlah Guru dan Murid Kabupaten Bekasi 200651

Sekolah Guru Murid

Sekolah

Negeri Swasta Jmlh Negeri Swasta Jmlah Negeri Swasta Jmlh

TK 2 256 258

51

Dinas Pendidikan Kab. Bekasi dan Kantor departemen Agama Kabupaten Bekasi Tahun 2007, h.35


(53)

SD 700 73 773 6,172 1,017 7,189 237,707 16,627 254,334 SMP 58 81 139 2,121 1,470 3,591 53,017 18,299 71,316

SMA 26 41 67 907 781 1,688 18,649 5,762 24,411

SMK 7 47 54 1,129 129 1,258 4,202 13,056 17,258

MI 1 169 170 14 1,792 1,806 263 25,595 25,858

MTs 4 114 118 114 - 114 2,329 24,717 27,046

MAN 3 32 35 91 664 755 982 3,776 4,758

Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Bekasi dan Kantor departemen Agama Kabupaten Bekasi Tahun 2007.

Siswa kabupaten Bekasi merupakan target pendengar potensial pada jam-jam tertentu, sehingga kebutuhan, kebiasaan, dan hobi mereka perlu diakomodir tanpa meninggalkan sisi dakwah dan edukasi.

Dari data tersebut maka Radio Gema Annisa berasumsi untuk menyampaikan program-program acaranya dengan gaya bahasa yang lebih ringan, mudah diterima, meminimalisir bahasa yang tidak lazim digunakan masyarakat tanpa meninggalkan sisi edukasi, dan tetap santun dalam setiap tutur kata serta tetap membawa misi dakwahnya. Untuk membuat keseragaman penyiar dalam siaran, maka perlu adanya behasa baku yang disepakati, sesuai dengan target pendengar dari segi usia dan pendidikan.

Adapun Bahasa baku yang digunakan oleh penyiar Radio Gema Annisa terdapat di lampiran.

Setelah penulis memaparkan mengenai strategi pembuatan acara berdasarkan usia, jenis kelamin, dan pendidikan, maka penulis juga akan memaparkan pembuatan strategi positioning pengelolaan dan pengorganisasian Radio Gema Annisa sebagai radio dakwah agar menjadi Radio Gema Annisa yang mandiri dan professional, dan menjadikan strategi manajemen dapat efektif, efisian dan kuat, baik dalam maupun luar.


(54)

BAGAN 1

Struktur Organisasi PT. Radio Gema Annisa Persada

KOMISARIS

DIREKTUR

OPERASSIONAL MANAGER

PROGRAM DIRECTOR MARKETING FINANCE

NEWS DIRECTOR

MUSIC DIRECTOR

CRETIVE DIRECTOR

SCRIPT WRITTER

TRAFIC

PENYIAR NARA

SUMBER DEWAN SYARIAH

OFFICE BOY

SECURITY

GENERAL AFFAIRS

TEKNIK


(55)

Selanjutnya, Radio Gema Annisa membuat strategi positioning sebagai radio dakwah dengan program dan time clock yang disesuaikan denagan target pendengar yang setia mendengarkan sebagai berikut:

1. Program Acara Pukul 04.00-06.00

On Air Radio Gema Annisa dimulai pada Pukul 04.00 WIB. Hal ini dilakukan mengingat Cikarang adalah daerah industri, dimana pada jam-jam tersebut masyarakat sudah memulai aktifitas dirumahnya. Sambil menunggu adzan subuh diputarkan renungan-renungan serta doa-doa yang dapat menggugah hati. Program acara jam 04.00 s/d 06.00 WIB dinamakan dengan SERAMBI, kepanjangan dari Seruan Mimbar Pagi. SERAMBI Adalah acara yang dihadirkan untuk menemani bangun pagi Sahabat Annisa untuk Sholat Subuh dan memperdalam wawasan keagamaan melalui acara tanya jawab dengan Ustadz.

Adapun Profil dari acara SERAMBI ini adalah : Jam Siar : 04.00 s/d 06.00 WIB

Hari Siar : Senin s/d Minggu Penyiar : 1 Penyiar & 1 Ustadz Target Pendengar : Umum

Usia : 17 s/d 45 tahun

Format Musik : -

Fasilitas : Telpon Interaktif dan SMS


(56)

TABEL 5

SERAMBI 04.00-05.00 WIB

KETERANGAN DURASI

MENIT KE

Opening Buka Siaran 5 5

Doa dan Renungan 12 17

Tarhim 5 22

Adzan Subuh 6 28

Sholawat 2 30

Alma'Surat 15 45

Opening Acara

SERAMBI (Rec) 1 46

Opening Talk Penyiar 2 48 Pemaparan Materi

Ustadz 12 60

TABEL 6

SERAMBI 05.00-06.00 WIB

Opening buka siaran adalah berupa rekaman pembukaan siaran dengan ayat-ayat Alquran serta sapaan kepada pendengar dengan durasi 5 menit. Sambil menunggu Adzan subuh maka diputarkan doa dan renungan produksi dari crew Radio Gema Annisa. Menjelang adzan subuh diputarkan tarhim dengan durasi 5 menit. Acara kemudian dilanjutkan

KETARANGAN DURASI

MENIT KE

Iklan 1 6 6

Tune Motivasi 0.5 6.5

Tanya Jawab Sesi.1 15 21.5

Iklan 2 6 27.5

Tune Motivasi 0.5 28

Tanya Jawab Sesi.2 15 43

Iklan 3 6 49

Tune Motivasi 0.5 49.5

Tanya jawab sesi 3

+ Kesimpulan 9 58.5

Closing Penyiar 1 59.5

Closing Acara

Serambi 0.5 60

SERAMBI 04.00-05.00 Sholawat Opening Acara Ustadz (Rec) Opening Talk Penyiar Opening Buka Siaran Doa dan Renungan Tarhim Adzan Subuh Alma'Surat Pemaparan Materi Ustadz SERAMBI 05.00-06.00 Tune Motivasi Closing Acara Serambi Closing Penyiar Tanya jawab

sesi 3 + Kesimpulan Tune Motivasi

Iklan 3

Tanya Jawab

Sesi.2 Tune MotivasiIklan 2 Tanya Jawab

Sesi.1 Iklan 1


(57)

dengan adzan subuh, sholawat, dan Alma’surat. Alma’surat adalah doa yang selalu di lantunkan Oleh Rosulullah SAW di pagi dan sore hari. Setelah Alma’surat kemudian di putarkan opening siaran SERAMBI berupa rekaman yang dilengkapi dengan Back Sound. Penyai memulai acara dengan opening talk sesuai dengan bahasa baku, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan ustadz dan tanya jawab. Tanya Jawab di bagi menjadi 3 sesi dengan durasi sesuai dengan time clock diatas. Disela-sela pemaparan materi dan tanya jawab antara pendengar dengan ustadz

via telephone atau SMS (short Messege Service), disiarkan iklan dan Tune Motivasi. Tune Motivasi ini ditayangkan agar pagi hari pendengar termotivasi dan mempunyai semangat untuk beraktivitas. Musik pada acara ini tidak ada dikarenakan isi acara yang begitu padat namun waktu terbatas. Sebelum penyiar menutup acara dengan Closing Talk-nya, ustadz menyampaikan ringkasan dan kesimpulan ceramahnya. Acara serambi ini ditutup dengan Closing acara SERAMBI.

2. Program Acara Pukul 06.00-09.00 WIB

Jam 06.00 wib diasumsikan masyarakat bekasi mulai beraktifitas dari rumah menuju tempat aktifitasnya. Bapak-bapak besiap-siap berangkat ketempat kerja atau usahanya, ibu-ibu menyiapkan sarapan dan keperluan rumah tangga lainnya untuk anak-anak dan suaminya, Anak-anak bersiap-siap pergi ke sekolah. Fenomena inilah yang mendorong Radio Gema Annisa untuk membuat sajian Acara WAROHMAH kependekan dari Warta Obrolan


(58)

dan Hikmah dengan durasi 3 jam. WAROHMAH Adalah acara obrolan ringan 2 (dua Penyiar) yang dihadirkan untuk menemani Sahabat Annisa memulai kegiatan/ aktivitas menuju ketempat kerja/ usaha, kantor, sekolah. Program ini adalah Program Dialog dan Informasi yang menyajikan laporan utama berbagai media surat kabar terkemuka dalam ulasan media. Sorotan Dunia Islam yang merangkum Informasi seputar aktivitas dan problematika umat didalam dan luar negeri. Perbincangan bersama nara sumber terpilih tentang topik-topik aktual juga ditampilkan dalam sesi tertentu.

Profil dari acara WAROHMAH adalah sebagai berikut : Jam Siar : 06.00 s/d 09.00 WIB

Hari Siar : Senin s/d Sabtu

Penyiar : 2 Penyiar

Target Pendengar : Umum

Usia : 17 s/d 45 tahun

Format Musik : Pop Hits Indonesia (Up & Medium)

Pemilihan format musik Pop Hits Indonesia dipilih karena sebagian besar masyarakat menyukai format musik ini. Untuk pemilihan tempo lagu dipilih oleh music director dengan tempo music Up atau cepat dan

Medium atau sedang, agar pendengar bersemangat dengan aktifias paginya.


(59)

Secara detail isi program acara ini dapat dilihat pada Time Clock

berikut ini :

TABEL 7

WAROHMAH 06.00-07.00 WIB

KETERANGAN DURASI MENIT KE

Opening Khobar Terkini 0.5 0.5

Penyiar Baca Berita 3 3.5

Closing Khobar Terkini 0.5 4

Tune Ganti Acara 3 7

Insert Tausiyah 5 12

Opening Acara

Warohmah (Rec) 0.5 12.5

Opening Talk Penyiar 3 15.5

Lagu.1 4 19.5

Iklan1 6 25.5

Info sembako 1 26.5

Tune motivasi 0.5 27

baca headline nasional+

ajakan pengaduan 6 33

Lagu 2 4 37

Iklan 2 6 43

Tune motivasi 0.5 43.5

baca headline nasional+

ajakan pengaduan 6 49.5

Lagu 3 3 52.5

iklan 3 6 58.5

insert hadist 1 59.5

Tune motivasi 0.5 60

TABEL 8

WAROHMAH 07.00-08.00 WIB

KETERANGAN DURASI

MENIT KE Bumper BERANI (

Berbagi Opini) 0.5 0.5

Baca berita lokal +

pengaduan + Opini 6 6.5

lagu 1 4 10.5

Iklan 1 6 16.5

WAROHMAH 06.00-07.00

Info sembako Tune motivasi Tune motivasi Opening Khobar Terkini Penyiar Baca Berita Closing Khobar Terkini Tune Ganti Acara Insert Tausiyah Opening Acara Warohmah (Rec) Opening Talk Penyiar Lagu.1 Iklan1 baca headline nasional+ ajakan pengaduan Lagu 2 Iklan 2 Tune motivasi baca headline nasional+ ajakan pengaduan Lagu 3 iklan 3 insert hadist WAROHMAH 07.00-08.00 Insert kesehatan Tune motivasi Bumper BERANI (

Berbagi Opini)Baca berita lokal + pengaduan + Opini lagu 1 Iklan 1 Lagu 2 Baca berita Tune motivasi Lagu 4 Baca berita lokal+ baca SMS pengaduan Lagu 5 Iklan 3 Tune motivasi


(60)

Insert kesehatan 1 17.5

Tune motivasi 0.5 18

Lagu 2 4 22

Baca berita lokal +

pengaduan + Opini 6 28

Lagu 3 4 32

Iklan 2 6 38

Tune motivasi 0.5 38.5

Lagu 4 4 42.5

Baca berita lokal+ baca

SMS pengaduan 7 49.5

Lagu 5 4 53.5

Iklan 3 6 59.5

Tune motivasi 0.5 60

TABEL 9

WAROHMAH 08.00-09.00 WIB

KETERANGAN DURASI

MENIT KE Opini+Telfon Narasumber/

isu internasional 10 10

Lagu 1 4 14

Iklan 1 6 20

Tune motivasi 0.5 20.5

Baca Berita internasional

Dunia Islam+ SMS Opini 6 26.5

Lagu 2 4 30.5

Insert hadist 2 32.5

iklan2 6 38.5

Tune motivasi 0.5 39

Lagu 3 4 43

SMS Opini +Hikmah pagi+

Penyiar Tutup Acara 6 49

Iklan 3 6 55

Tune Motivasi 0.5 55.5

Lagu 4 59.5

Closing Warohmah Rec 0.5 60

Acara WAROHMAH ini diawali dengan Khobar Annisa Terkini, yaitu berita yang telah dikumpulkan oleh Tim News Radio Gema Annisa

WAROHMAH 08.00-09.00

Insert hadist Tune motivasi Opini+Telfon Narasumber/ isu internasional Lagu 1 Iklan 1 Tune motivasi Baca Berita internasional Dunia Islam+ SMS Opini Lagu 2 iklan2 Lagu 3 SMS Opini +Hikmah pagi+ Penyiar Tutup Acara Iklan 3 Tune Motivasi Lagu Closing Warohmah Rec


(61)

yang diambil dari media cetak, internet, atau dari lapangan dengan isu berita yang sedang hangat di masyarakat. Khobar terkini dibacakan oleh penyiar yang membawakan acara WAROHMAH, diawali dengan Opening

khobar Annisa Terkini dan dan diakhiri Closing Khobar Annisa Terkini berupa rekaman. Setelah Closing diputarkan Tune Ganti Acara yaitu rekaman yang berisi keterangan pergantian acara. Insert tausiah diputar setelah Tune Ganti Acara. Insert tausiah yaitu rekaman kisah-kisah sufi, atau orang orang teladan yang dapat dipetik hikmahnya. Sebelum penyiar melakukan Opening Talk-nya diputarkan opening acara WAROHMAH. Lagu yang diputarkan pada jam 06.00-07.00 atau interval pertama ini sebanyak 5 buah lagu. Iklan yang ditampilkan terbagi menjadi 3 slot dengan durasi maximal tiap slot 6 menit. Setiap slot dapat berisi 4 s/d 6 iklan. Pada interval kedua ini juga ditayangkan info sembako. Info sembako ini dibuat berdasarkan kebutuhan warga untuk mengetahui harga-harga sembako di pasar-pasar setempat Kabupaten Bekasi. Sesuai dengan banyak pasar dan daya tampung pedagang, dengan prosentase 0.8 % dari jumlah penduduk Bekasi yang juga merupakan target pendengar info sembako tersebut. Sebelum penyiar membacakan headline nasional dan mengajak pendengar untuk memberikan pengaduan layanan umum, dan permasalahan lingkungan maka diputarkan terlebih dahulu Tune Motivasi. Penyiar membacakan berita dengan gaya orolan ringan. Dalam interval


(1)

Moto sahabat keluarga muslim ini diambil karena Radio Gema Annisa ingin memposisikan diri dengan pendengarnya sebagai sahabat atau teman yang ingin berbagi informasi, hiburan, dan pendidikan agama kepada keluarga muslim tanpa menggurui, sehingga hubungan antara Radio Gema Annisa dan pendengarnya setara atau sejajar

Lagu : … Lagu…

Jam : … Jam…

Penyebutan waktu : ….. Menit lepas dari jam….. Waktu Indonesia Barat

Break in :

Talkshow : Baik Sahabat Anisa/ sebelum kita lanjutkan perbincangan kita di (siang hari ini)/ kita ikuti dulu jeda pariwara berikut ini//jadi jangan kemana-mana tetap di (SURGA/ Seputar keluarga).

Reguler : Baik Sahabat Annisa/ Masih banyak tips-tips yang akan saya sampaikan/ tapi sebelumnya kita ikuti dulu jeda pariwara berikut ini// Tetap di Seratus Dua Koma Delapan FM/ Radio Gema Annisa//

( Catatan untuk acara request, jeda iklan masuk, memotong perbincangan)

Break Out :

Talkshow : ( Tematik) Kembali lagi diacara (Surga Seputar Keluarga)// masih bersama saya ….. Dan bapak/ ibu…..

Reguler : • (Tematik) Masih dari kompleks Rumah Sakit Annisa jalan Cikarang Cikarang baru/nomor 31 Baru Bekasi//

• (Tematik) Seratus dua koma delapan FM Radio Gema Annisa/ Sahabat

Keluarga muslim// masih ada tiga puluh menit kedepan untuk menemani


(2)

•….. Menit lepas dari jam….. Waktu Indonesia Barat Seratus dua koma delapan FM Radio Gema Annisa/ Sahabat Keluarga muslim//

Telpon Studio : Delapan Sembilan Kosong/ Kosong empat/ Kosong enam//

SMS Studio :Kosong Delapan Satu Lima/ Sebelas /Sepuluh/ Sepuluh/ Dua Delapan//

Email Radio :Radioannisa et yahoo dot ko dot aiy di

Tutup Siaran :

Contoh Ceramah : Baik Ustad/ karena waktu juga yang membatasi kita/ masih ada yang

perlu disampaikan untuk teman dan sahabat annisa?// ……..

Baik sahabat annisa/ demikian tadi tausiah dari ustadz… Tentang……// Semoga kita dapat memetik manfaat /dan hikmah dari semua yang beliau sampaikan// Akhirnya saya …. Yang bertugas/ mohon diri/ mohon maaf bila ada kesalahan/ karena segala kebenaran datang dari Allah dan rosulnya// Syukron Ila liko/ Wassalamualakum Warohmatullohi /wabarokatuh//

Contoh Reguler : Baik Sahabat Annisa / tuntas sudah kebersamaan kita diacara (surga seputar keluarga) mudah-mudahan……….//akhirnya saya……… yang bertugas mohon diri/ syukron ila liqo wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh//

• Baik Sahabat Annisa/ sudah dua interval (DwiAyuni ) menemani sahabat annisa/mohon maaf bila ada sms yang belum sempat terbaca/

atau telfon yang belum sempat keangkat/ atau juga lagu yang belum


(3)

sempat keputer/ karena lagi-lagi waktunya yang udah mepet banget/

dan dimas kayanya harus mohon diri// Syukron ila liqo// wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh// Catatan : Tematik adalah jargon atao slogan yang disebutkan sesuai dengan hari-hari besar internasional, nasional dan keagamaan. Contoh pada hari air sedunia: ”Hemat air mulai sekarang”.

Tematik tersebut digunakan agar kekinian yang terjadi disekitar kita tetap selaras dengan program program acara Radio Gema Annisa.


(4)

SURAT KETERANGAN NO.012/RGA/0209

Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Helmi Effendi, ST

Jabatan : Program Director Radio Gema Annisa 102,8 FM Nama Perusahaan : PT. Radio Gema Annisa Persada

Alamat : Jalan Cikarang Baru No 31 cikarang Utara Bekasi

Telepon : 021 8904627

Menerangkan bahwa:

Nama : Dwi Wahyuni Asriani

NIM : 105051001850

Fakultas : Dakwah dan Komunikasi Jurusan : Komunikasi Penyiaran Islam Perguruan Tinggi : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Telah melaksanakan riset di PT. Radio Gema Annisa Persada untuk Penulisan Skripsi dengan judul: “Strategi Positioning Radio Gema Annisa Sebagai Radio Dakwah”.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan semestinya.

Cikarang, 2 Februari 2009


(5)

Studio Radio Gema Annisa 102,8 FM

Crew Radio Gema Annisa 102,8 FM

Direksi dan Crew Radio Gema Annisa 102,8 FM


(6)

Acara santai Crew Radio Gema Annisa Kunjungan ke Radio Gema

Annisa 102,8 FM

Wawancara dengan Program Director (Helmi Effendi, ST)