Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Pendidikan Karakter Bangsa SDN Bergas Kidul 03 Kec. Bergas Kabupaten Semarang T2 942012090 BAB IV

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

4.1

Profil Sekolah

Data lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut: A. Identitas Sekolah

Nama sekolah tempat penelitian ini adalah SD Negeri Bergaskidul 03, yang memiliki NPSN/NSS dengan nomor 20320838/101032213038. Adapun jenjang pendidikan di SD Negeri Bergaskidul 03 adalah jenjang pendidikan dasar (SD) dengan status sekolah adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN).

B. Visi dan Misi SD Negeri Bergaskidul 03 Visi SD Negeri Bergaskidul 03:

“Membentuk insan berakhlak mulia, berbudi luhur, bertaqwa, cerdas, terampil, dan santun

dalam berperilaku.”

Misi SD Negeri Bergaskidul 03:

a. Mempertebal keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Tuhan YME.

b. Membiasakan siswa berperlaku sopan dalam pergaulan.

c. Meningkatkan prestasi mutu pendidikan di sekolah.

d. Mengembangkan bakat dan minat siswa untuk diterapkan dalam kehidupan.


(2)

C. Lokasi Sekolah

Alamat SD Negeri Bergaskidul 03 berada di Jl. Lemah Abang – Bandungan KM.3, RT. 03/RW.03, berada di dusun Kemloko, Desa/kel. Bergaskidul, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Kode Pos: 50552.

Data Pelengkap Sekolah:

SK Pendirian Sekolah: 421-2/002/II/53/87, Tanggal SK: 1987-08-01, status kepemilikian SD Negeri Bergaskidul 03 adalah Pemerintah Daerah dengan SK Ijin Operasional: 421-2/002/II/53/87.

SD Negeri Bergaskidul 03 memiliki SK Akre-ditasi: Dd 038387. Adapun kepemilikian tanah dengan status luas tanah milik: 0 m2 sedangkan luas tanah

bukan milik: 3.500 m2.

D. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tahun Ajaran 2013/2014

No Nama Jenis

Kelamin Jabatan

Tunjangan Sertifikasi

1 Anang Istiawan, A.Ma,Pust. L Tenaga

Administrasi -

2 Ayu Purwantini, S.Pd. SD P Guru kelas -

3 CH Jumaningsih, S.Pd P Guru Mapel Pend. Jasmani

4 Daryati, S.Pd.SD P Guru kelas Guru kelas SD

5 Dwi Ratnasari, S.Pd P Guru Mapel -

6 Eny Poerwaningsih, S.Pd.SD P Guru kelas Guru kelas SD

7 Laili MQ, M.Si P Guru Mapel -

8 Munaroh, S.Pd. SD P Guru kelas Guru kelas SD

9 Ngatemiyati, S.Pd. SD P Guru kelas Guru kelas SD

10 Parjiyanto L Tng Teknis -

11 Subagiyo, SPd L Guru Mapel -

12 Sumarno, SPd L Guru kelas Guru kelas SD


(3)

E. Data Peserta Didik Tahun Ajaran 2013/2014

No Nama Rombel

Jumlah siswa

Wali kelas

L P Jml

1 Kelas I Kelas 1 29 16 45 Ayu Purwantini,

S.Pd.SD

2 Kelas II Kelas 2 29 17 46 Munaroh, S.Pd.SD

3 Kelas III Kelas 3 15 27 42 Ngatemiyati, S.Pd.SD

4 Kelas IV Kelas 4 14 17 31 Yuni Erikawati,

S.Pd.SD

5 Kelas V Kelas 5 21 13 34 Eny Poerwaningsih,

S.Pd.SD

6 Kelas VI Kelas 6 16 20 36 Daryati, S.Pd.SD

4.2

Hasil Penelitian

4.2.1 Perencanaan Penerapan Pendidikan Karakter Bangsa di SDN Bergaskidul 03 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang

Pada tahap I proses pembelajaran dalam membina karakter kebangsaan pada siswa SDN Bergaskidul 03 Kab. Semarang berupa perencanaan. Perencanaan pembelajaran dilaksanakan oleh guru secara terprogram dan terencana dari awal. Pemilihan nilai karakter yang dipilih juga harus sesuai dengan materi pembelajaran yang dibuat. Guru mengelola pembelajaran dengan mempersiapkan berbagai keper-luan guna menunjang kelancaran pembelajaran. Guru mengawali proses pembelajaran dengan melakukan perencanaan pembelajaran minimal 1 minggu sebelum dimulai pembelajaran sehingga pembelajaran berlang-sung secara efektif dan efisien.


(4)

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Perencanaan disusun ketika jauh hari sebelum KBM dilaksanakan, sehingga sampai persiapan matang dengan mengumpulkan materi pembela-jaran dari berbagai sumber sebagai penunjang, seperti: video, artikel. Dalam penyusunan RPP, guru sudah memasukkan unsur-unsur pendidikan karakter di dalamnya (CLG1.A-2).

YE selaku guru kelas IV mengungkapkan sebagai berikut:

RPP saya buat setiap hari ketika akan mengajar (CLG2. A-3).

Hal ini juga dikemukakan oleh Kepala Sekolah sebagai berikut:

Perencanaan pembelajaran disesuaikan oleh masing-masing waktu yang dimiliki oleh guru di kelas, namun saya tetap mengistruksikan agar perencanaan harus sudah siap sebelum memasuki pembelajaran kelas. Saya hanya menginstruksi-kan, mengawasi dan memberikan saran kepada semua guru di sini, serta memberikan motivasi beserta pengarahan keterkaitan persiapan pem-belajaran (CLKS.A-1).

Dari hasil wawancara tersebut diperoleh infor-masi bahwa perencanaan pembelajaran disusun ketika jauh hari sebelum KBM dilaksanakan, meskipun ada guru yang menyusun tiap hari. Dengan demikian persiapan matang untuk mengumpulkan materi pem-belajaran dari berbagai sumber sebagai penunjang, seperti: video, artikel yang sesuai dengan materi.


(5)

Kepala sekolah menginstruksikan agar perencanaan pembelajaran harus sudah siap sebelum memasuki pembelajaran di kelas. Kepala sekolah hanya mengin-struksikan, mengawasi dan memberikan saran kepada semua guru, serta memberikan motivasi dan penga-rahan keterkaitan persiapan pembelajaran di SDN Bergaskidul 03 kec. Bergas Kab. Semarang.

Pada tahap perencanaan pembelajaran ini, guru mempersiapkan segala perlengkapan administrasi baik dalam bentuk protah, promes, silabus, RPP dan juga media pendukung lainnya seperti power point dan video pembelajaran. Prota dan promes biasanya diperoleh dari tim KKG, sementara silabus mengacu pada kurikulum pusat yang dikembangkan oleh guru.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Ya benar. Saat perencanaan ini, saya mempersiap-kan perlengkapan administrasi pembelajaran se-perti RPP, silabus, media (PPT,Video), dan materi penunjang lainnya. Silabus dibuat secara bersa-ma-sama untuk masing-masing kelas, ke tingkat gugus (CLG1.A-4).

Dari hasil wawancara tersebut diperoleh infor-masi bahwa guru mempersiapkan perlengkapan admi-nistrasi pembelajaran selengkap-lengkapnya seperti penyusunan RPP, silabus, media dan materi penun-jang pembelajaran lainnya.

Perencanaan pembelajaran dipersiapkan oleh guru sendiri baik yang berupa prota, promes dan juga


(6)

RPP. Selain itu guru juga melaksanakan sharing

dengan teman guru lainnya dalam KKG, guru juga

sharing dengan guru lain di SDN Bergaskidul 03 yang

lebih senior. Sharing ini dimaksudkan agar perenca-naan pembelajaran menjadi semakin matang, dalam memilih kesesuaian materi pengajaran dengan pena-naman nilai karakter kepada anak, guru semakin siap dan pembelajaran semakin terarah.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Perlengkapan saya persiapkan sendiri, namun terkadang meminta saran kepada guru-guru lain agar persiapan pembelajarannya dapat lebih mak-simal (CLG.A-3).

Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Sekolah sebagai berikut:

Ya, tentu mendukung. dukungan dari saya berupa pengarahan-pengarahan saja, namun tak jarang juga memberikan saran mengenai persiapan penerapan karakter bangsa dalam pembelajaran agar harus direncanakan secara matang dan terarah serta bersinergi terhadap pemahaman siswanya (CLKS.A-2).

Dari hasil wawancara tersebut diperoleh infor-masi bahwa guru mempersiapkan secara mandiri. Jika menemui kesulitan dan atau hambatan terkadang juga meminta saran kepada guru-guru lain agar persiapan proses pembelajarannya dapat lebih baik, terprogram dan terarah. Kepala sekolah memberikan dukungan berupa pengarahan-pengarahan, tak jarang juga


(7)

kepala sekolah memberikan saran mengenai persiapan pembelajaran agar harus direncanakan secara matang dan terarah serta bersinergi terhadap pemahaman siswa pada materi pembelajaran termasuk pembinaan karakter kebangsaan pada diri siswa.

Maksud guru dalam persiapan perencanaan pembelajaran ini agar proses pembelajaran di kelas bisa terarah. Guru mempersiapkan agar guru lebih bisa mendalami materi pelajaran sehingga lebih menguasai materi dan mudah dalam menyampaikan pada siswa. Persiapan yang maksimal ini meningkat-kan pemahaman siswa pada materi pembelajaran.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Ya tujuannya agar PBM menjadi lebih terarah dan tepat pada sasaran, sehingga pemahaman siswa pada materi pembelajaran bertambah maksimal juga. (CLG.A-4)

YE selaku guru kelas IV mengemukakan sebagai berikut:

karakter yang diharapkan: disiplin, rasa hormat dan perhatian, tekun tanggungjawab dan kete-litian.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa tujuan adanya penyusunan persiap-an perencpersiap-anapersiap-an pembelajarpersiap-an adalah agar PBM men-jadi lebih terarah dan tepat pada sasaran. Pemilihan strategi dan metode pembelajaran juga terencana dari


(8)

awal sehingga pemahaman siswa pada materi pem-belajaran fokus karakter kebangsaan bertambah maksimal. Karakter bangsa yang diharapkan dalam pembelajaran ini adalah disiplin, rasa hormat dan perhatian, tekun tanggungjawab dan penuh ketelitian.

Guru dalam persiapan perencanaan pembelajar-an tidak nampak merasa kesulitpembelajar-an. Guru justru terlihat lancar dan sudah terbiasa dengan persiapan administrasi pembelajaran termasuk persiapan silabus dan RPP. Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Tidak kesulitan, karena saya sudah menyusun rencana pembelajaran ini jauh-jauh hari sehingga perencanaannya pun hampir bisa saya lengkapi (CLG.A-5).

Sementara itu N selaku guru kelas III menya-takan sebagai berikut:

Saya tidak kesulitan, karena pendidikan karakter tercermin pada perilaku diri siswa (CLG5.A-1).

Berdasarkan hasil wawancara guru tersebut diperoleh informasi bahwa guru tidak merasa ada kesulitan yang berarti, karena guru sudah menyusun rencana pembelajaran (RP) beberapa hari sebelum pembelajaran dimulai sehingga perencanaannya pun cukup lengkap dan baik. Apalagi guru telah cukup lama mengampu guru kelas di tingkat sekolah dasar. Hal ini juga karena keaktifan guru cukup baik, dan


(9)

didukung oleh berbagai prestasi yang telah diraihnya sebagai guru berprestasi.

Guru mempersiapkan perencanaan pembelajar-an tidak menyusun secara sembarpembelajar-angpembelajar-an melainkpembelajar-an mengacu pada pedoman pokok yang telah ditentukan oleh pusat. Acuan tersebut merupakan kurikulum dari pusat dan dikombinasikan dengan kurikulum sekolah. Kurikulum pusat sebagai acuan utama sementara kurikulum sekolah menjadi pelengkap kurikulum.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Ya benar. Saya mengacu pada Silabus, kurikulum 2013, dan berbagai sumber lain yang menunjang (CLG.A-6)

N selaku guru kelas III mengungkapkan sebagai berikut:

Acuan saya silabus, SKKD, indikator, tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran (CLG.A-7)

YE sebagai guru kelas IV menyampaikan. Acuan RPP, meliputi:

 Berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari;

 Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar;

 Silabus, SKKD. Kepala Sekolah mengemukakan sebagai berikut: Pada prinsipnya harus menggunakan acuan


(10)

dari pusat dan pengembangannya, silabus dan RPP serta sumber media lainnya yang relevan dengan materi pembelajaran pendidikan karakter kebangsaan (CLKS.A.4).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan Kepala Sekolah tersebut diperoleh informasi bahwa guru dan kepala sekolah menjadikan aturan formal kurikulum pusat, silabus, dan RPP sebagai acuan utama pembelajaran yang didukung oleh sumber penunjang lainnya yang sesuai dengan materi pendi-dikan karakter khususnya.

Guru memiliki target utama dalam tahap per-siapan perencanaan pembelajaran dari awal yaitu kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran Pembelajaran keterkaitan dengan karakter kebang-saan. Guru mentargetkan kemampuan karakter ke-bangsaan siswa bisa meningkat dalam bentuk peru-bahan sikap dan perilaku, di samping peningkatan nilai pembelajaran yang mencapai nilai di atas KKM yang telah ditentukan.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Target dari perencanaan ini agar siswa mampu memahami setiap materi yang disampaikan oleh guru sehingga siswa tercapai nilai KKM yang memuaskan. Siswa juga bisa menampilkan dalam kegiatan sehari-hari (CLG.A-7).

N selaku guru kelas III juga mengemukakan sebagai berikut:


(11)

Target dari perencanaan ini adalah agar siswa mampu berubah tingkah lakunya dengan menerapkan nilai-nilai karakter baik di lingkungan sekolah, rumah maupun masyarakat (CLG.A-7)

Kepala Sekolah SDN Bergaskidul 03 juga menegaskan sebagai berikut:

Ya, tentunya respon saya sangat positif, dan tak jarang saya memberikan apresiasi yang besar terhadap guru yang telah merancang perangkat pembelajaran dengan baik. Saya berasumsi dengan perencanaan yang baik maka target pembelajaran akan tercapai. (CLKS.A-3)

Berdasarkan hasil wawancara guru dan Kepala Sekolah tersebut diperoleh informasi bahwa guru target dari perencanaan pembelajaran agar siswa mampu memahami setiap materi yang disampaikan oleh guru, dan siswa dapat mencapai nilai KKM yang telah ditentukan. Dengan adanya target yang cukup bagus, perencanaan pembelajaran mendapat apresiasi yang cukup baik dari Kepala Sekolah.

Tujuan utama pada tahap persiapan perenca-naan pembelajaran oleh guru adalah berupa maksi-malnya persiapan guru sehingga mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, materi pembela-jaran juga menjadi lebih terarah sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditentukan.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Tujuannya agar guru lebih siap sebelum terjun langsung ke dalam kelas dan nantinya akan


(12)

menciptakan suasana yang kondusif dan terarah di dalam kelas. (CLG.A-10)

Berdasarkan hasil wawancara guru tersebut di-peroleh informasi bahwa tujuan persiapan perenca-naan pembelajaran agar guru lebih siap sebelum terjun ke dalam kelas dan akan menciptakan suasana yang kondusif dan terarah di dalam kelas.

4.2.2 Faktor pendukung dan penghambat dalam Pelaksanaan Penerapan Pendidikan Karakter Bangsa di SDN Bergaskidul 03 Kec. Bergas Kab. Semarang

Pada prinsipnya pelaksanaan pembelajaran dalam membina karakter kebangsaan pada siswa-siswa SDN Bergaskidul 03 Semarang tidak jauh berbeda dengan pembelajaran pada materi yang lain. Ada aturan khusus sebagai bentuk tata tertib yang harus dilalui oleh guru dalam proses pembelajaran sebagai bentuk komitmen bersama. Salah satu tata tertib itu berupa “pembacaan doa” sebelum memulai pembelajaran. Sesuai visi misi yang telah dibuat sekolah dan dalam perwujudan pendidikan karakter anak di sekolah serta dalam masyarakat pada umum-nya.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Saya memulai pembelajaran dengan berdoa terle-bih dahulu dan memberikan gambaran secara garis besar terlebih dahulu agar siswa tahu ke


(13)

mana arah pembelajaran yang akan dilaksanakan (CLG.B-1).

WS selaku siswa SDN Bergaskidul 03 menutur-kan sebagai berikut:

Benar, kami memulai pembelajaran dengan berdoa terlebih dahulu. setelah berdoa dilanjutkan dengan appersepsi oleh guru, absensi dan pema-nasan materi pelajaran Pembelajaran (CLS.A-1).

Berdasarkan hasil wawancara guru tersebut di-peroleh informasi bahwa guru memulai pembelajaran dengan serangkaian bacaan berdoa dan dilanjutkan dengan memberikan gambaran secara garis besar terlebih dahulu agar siswa tahu ke mana arah pem-belajaran yang akan dilaksanakan.

Pelaksanaan pembelajaran diatur oleh guru secara sistematis. Guru mengalokasikan waktu untuk tahapan pelaksanaan pembelajaran dari awal hingga selesai. Pengaturan waktu pembelajaran ini mengacu pada RPP yang telah disusun sebelumnya pada tahap-an perenctahap-anatahap-an. Pengaturtahap-an waktu tersebut meliputi alokasi waktu pembukaan, alokasi waktu penyampai-an materi dpenyampai-an alokasi waktu evaluasi serta penutuppenyampai-an pembelajaran.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Saya mengatur urutan ini dengan membatasi dengan waktu semisal pembukaaan 10 menit materi 30 menit penutup 5 menit (CLG.B-2).


(14)

N selaku guru kelas III mengungkapkan sebagai berikut:

Saya mengatur alokasi waktu yang tersedia. Alokasi waktu ini saya sesuaikan dengan protah, promes, silabus, RH, dan jadwal pembelajaran (CLG.B-1).

JR selaku siswa SDN Bergaskidul 03 menutur-kan sebagai berikut:

Betul, guru selalu mengatur jam pembelajaran secara terprogram dan sistematis. Sehingga alo-kasi waktu pembelajaran sesuai dengan jadwal pembelajaran hingga usai (CLS.B-2).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa guru mengatur urutan pembelajaran ini dengan membatasi aturan waktu semisal pembu-kaaan selama kurun waktu 10 menit, materi 30 menit, dan penutup 5 menit. Penggunaan waktu ini disesuai-kan dengan silabus dan RPP yang telah disusun di awal.

Guru mengatur pelaksanaan pembelajaran secara maksimal, baik pengaturan waktu, pengaturan tempat duduk, persiapan media pembelajaran. Sehingga menjadikan proses pelaksanaan pembelajar-an menarik bagi siswa. Siswa spembelajar-angat memperhatikpembelajar-an materi pelajaran pembelajaran yang disampaikan oleh guru dengan seksama. Siswa juga menghormati dan menghargai guru saat menyampaikan materi pelajar-an. Guru juga mampu mengajak komunikasi pada siswa secara interaktif. Komunikasi dua arah antara


(15)

guru dan siswa ini menjadikan suasana pembelajaran menjadi kondusif.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut.

Kondisi siswa sangat kondusif, dan banyak siswa yang aktif bertanya kepada guru sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar (CLG.B-4)

AGR, selaku siswa menuturkan sebagai berikut: Saya merasa asyik. Teman-teman juga sama, tak ada siswa yang mengantuk saat pembelajaran ataupun cerita sendiri. Kondisi siswa cukup aman dan tenang saat pembelajaran (CLG.B-2).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa kondisi siswa dalam pembelajaran sangat kondusif. Banyak siswa yang aktif bertanya kepada guru, ada interaksi guru dengan siswa dalam pembelajaran sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar. Siswa menanyakan materi yang kurang dipa-hami dan guru memberikan penjelasan kembali pada siswa. Tidak ada siswa yang mengantuk ataupun cerita sendiri, melainkan semua siswa memperhatikan pembelajaran.

Guru juga secara maksimal dalam menyediakan fasilitas kelas sebagai tempat pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Selain menata tempat duduk, guru juga menyediakan fasilitas pembelajaran seperti LCD, komputer, papan tulis elektrik guna mendukung kondisi tempat pembelajaran yang kon-dusif.


(16)

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut.

Kondisi kelas sangat baik dengan berbagai fasilitas yang cukup lengkap sebagai penunjang pembela-jaran semisal LCD, komputer, papan tulis elektrik, AC, dll. (CLG.B-5).

N selaku guru kelas mengungkapkan sebagai berikut:

Siswa merasa senang. Hal ini saya rasa karena dalam pembelajaran didukung pula oleh beberapa fasilitas yang mendukung seperti internet, ling-kungan sekitar, siswa dan guru yang cukup interaktif (CLG.B3,B4).

Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Sekolah sebagai berikut.

Saya lihat cukup kondusif. Sebagai kepala seko-lah saya hanya mengarahkan dan mengfasilitasi setiap ada laporan kepada saya ketika ada ber-bagai permasalahan yang ada di kelas baik siswa, guru, maupun fasilitas penunjang pembelajaran, seperti LCD dan komputer (CLKS.B-1).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa kondisi kelas sangat baik dengan berbagai fasilitas yang cukup lengkap sebagai penun-jang pembelajaran semisal LCD, komputer, papan tulis elektrik, dan AC. Kepala sekolah mengarahkan dan mengfasilitasi setiap ada laporan kepadanya ketika ada berbagai permasalahan yang ada di kelas baik siswa dan guru, maupun fasilitas penunjang pem-belajaran lainnya, seperti LCD dan komputer.


(17)

Bentuk pendidikan karakter kebangsaan dalam pembelajaran tidak selamanya nampak secara tekstual dalam bab pembahasan pembelajaran. Secara tekstual pendidikan karakter kebangsaan terlihat dari kegiat-an-kegiatan penunjang pembelajaran, seperti upacara setiap hari senin, upacara peringatan hari besar nasional, kegiatan kerja bakti, dan sebagainya. Namun, bentuk pendidikan karakter kebangsaan juga diselipkan pada setiap pembelajaran.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Iya benar. Pada prinsipnya ada, namun secara tekstual akan terlihat pada kegiatan pendukung seperti upacara peringatan hari besar nasional, semangat kegiatan kerja bakti, semangat gotong royong menjalin persatuan.

Saya juga sering menyelipkan materi pendidikan karakter kebangsaan pada setiap pembelajaran, seperti sikap siswa dalam kerjasama saat pem-belajaran.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa pendidikan karakter kebangsaan secara tekstual akan terlihat pada kegiatan sekunder seperti upacara peringatan hari besar nasional, sema-ngat kegiatan kerja bakti, semasema-ngat gotong-royong menjalin persatuan. Guru menyelipkan materi pendi-dikan karakter kebangsaan pada setiap pembelajaran, seperti sikap siswa untuk saling bekerjasama saat pembelajaran dilaksanakan.


(18)

Guru sudah memiliki cukup pengalaman dalam pengelolaan pembelajaran sehingga tidak merasa ada kesulitan dalam pelaksanaannya. Efektifnya pelaksa-naan pembelajaran oleh guru karena mendapat dukungan dari sikap siswa yang cukup antusias dan semangat yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu peralatan pembelajaran juga mendukung seperti alat peraga pembelajaran yang lengkap.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut.

Tidak ada yang sifatnya dominan, karena dari siswa sangat aktif dalam pembelajaran dan pera-latan yang ada di dalam kelas juga sangat lengkap (CLG.B-6).

WS menuturkan sebagai berikut:

Saya lihat guru aman dan lancar dalam menge-lola pembeljaran di kelas, dan mampu mengkon-disikan kelas dengan baik. (CLS1.B-7)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa guru tidak menemui kesulitan yang sifatnya dominan dan vital, karena dari siswa sangat aktif dalam mengikuti pembelajaran, peralatan pem-belajaran yang ada di dalam kelas juga sangat lengkap dan mendukung.

Guru menemui hambatan dalam keberlang-sungan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Hambatan pelaksanaan pembelajaran tidak bersifat dominan karena hanya berupa teknis saja. Hambatan yang


(19)

sering menjadi kendala pembelajaran ini berupa arus listrik yang padam tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu. Sementara belum tersedia mesin generator sebagai pengganti arus listrik saat padam. Padamnya listrik ini akan menghambat guru saat menggunakan LCD, demikian juga menjadikan ruang-an menjadi gelap druang-an suhu pruang-anas karena AC juga tidak berfungsi. Meskipun demikian guru mengharap-kan siswa mensikapi secara bijak, karena hal itu adalah wewenang pihak PLN, dan guru pun tetap melanjutkan pelaksanaan pembelajaran sebagaimana biasanya.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut.

Hambatannya terkadang listrik padam sehingga tidak bisa menggunakan media LCD. Hal ini dika-renakan mungkin ada guru yang lupa mematikan computer, selain ini hambatan cukup kecil (CLG.B-7).

N selaku guru kelas III mengemukakan sebagai berikut:

Salah satu hambatannya minimnya sarana dan prasarana, seperti terkadang listrik padam sehing-ga tidak bisa menggunakan media LCD. Solusi dari hal ini adalah guru harus benar-benar mem-persiapkan sebelum pelaksanaannya, sehingga kekurangan-kekurangannya dapat dilebgkapi ter-lebih dahulu (CLG5.B7, B8).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa guru menemui beberapa hambatan saat pembelajaran berlangsung. Hambatan


(20)

pembela-jaran nampak pada minimnya sarana prasarana, berupa listrik padam sehingga tidak bisa mengguna-kan media LCD. Hal ini dikarenamengguna-kan adanya aliran listrik yang mati secara tidak terjadwal ataupun pemberitahuan terlebih dahulu.

Lebih lanjut, YE selaku guru kelas IV menge-mukakan:

Ya ada. Hambatan yang saya rasakan seperti minimnya buku paket yang tersedia, sarpras (yang berupa LCD) belum lengkap, serta silabus dan protah belum disediakan dari pemerintah. Lebih sulitnya lagi saya masih cukup bingung dalam penggunaan instrumen penilaian yang saya lihat belum baku.

Sebagaimana hasil observasi peneliti pada pelak-sanaan pembelajaran bahwa guru yang memiliki LCD masih bisa dihitung apalagi kemampuan guru dalam penggunaan LCD juga terbatas sehingga cukup meng-hambat penggunaan LCD dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tersebut diperoleh informasi bahwa hambatan pem-belajaran pendidikan pembinaan karakter bangsa juga nampak pada minimnya buku paket yang tersedia di sekolah, sarpras (yang berupa LCD) belum lengkap karena hanya tersedia 2 unit sehingga harus bergan-tian, serta silabus dan protah belum disediakan dari pemerintah sehingga guru harus menyusun secara mandiri. Lebih sulit lagi instrumen penilaian yang dimiliki oleh masing-masing guru berbeda, sehingga instrumen penilaian belum valid secara nasional.


(21)

Guru berusaha secara maksimal agar menjadi-kan pelaksanaan pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien. Untuk mewujudkan kelancaran pembelajaran, guru mengelola pembelajaran dengan menjadikan siswa agar aktif dalam proses pembela-jaran dan tercipta proses pembelapembela-jaran yang bersifat interaktif.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Yang menarik bagi siswa: terdapat pada pelak-sanaan pembelajaran dimana siswa dituntun agar aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran tidak searah dan guru sebagai pusat pembelajar-an semata, melainkpembelajar-an ada interaksi 2 arah pembelajar-antara guru dengan siswa (CLG.B-8).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa guru mengelola pembelajaran secara interaktif. Pada pelaksanaan pembelajaran siswa di-tuntun agar aktif, kreatif dan motivasi dalam pem-belajaran. Pembelajaran dikelola secara tidak searah dan guru tidak sebagai pusat pembelajaran semata, melainkan ada interaksi 2 arah antara guru dengan siswa. Adanya komunikasi yang saling mendukung antara guru dan siswa.

Guru menggunakan media pembelajaran guna mendukung keberlangsungan pelaksanaan pembela-jaran. Media yang digunakan cukup bervariasi dari yang sederhana hingga yang bernuansa elektronik. Seperti LCD, komputer, dan alat peraga pembelajaran.


(22)

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Media yang saya gunakan berupa LCD, komputer, penghapus, papan tulis dan kapur tulis. Terkadang alat peraga semisal supersemar, dll. (CLG.B-9)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa guru menggunakan media pembela-jaran guna mendukung keberlansungan pelaksanaan pembelajaran. Media yang digunakan berupa LCD, komputer, penghapus, papan tulis dan kapur tulis. Hal ini didukung oleh penggunaan alat peraga semisal supersemar.

YE selaku guru kelas IV mengemukakan: Benar, faktor eksternal yang mendukung pem-belajaran pembinaan pendidikan karakter bangsa di SDN Bergaskidul 03 cukup berpotensi seperti (1) SDN Bergaskidul 03 menjadi SD inti, (2) SDM memiliki kualifikasi yang cukup dengan adanya 5 guru telah memiliki sertifikasi pendidik, (3) siswa SDN Bergaskidul 03 memiliki kemampuan untuk bisa mengikuti pembelajaran lebih dari 75%, (4) kepala sekolah cukup berkompeten (CLG.B-8).

Lebih lanjut, Kepala Sekolah mengemukakan sebagai berikut:

Ya, pada prinsipnya kami selalu optimis. Beberapa hal yang mendukung pembelajaran pendidikan karakter di sini antara lain: (1) SDN Bergaskidul 03 menjadi SD inti, (2) diminati oleh banyak siswa, (3) merupakan salah satu SD sasaran pelaksanaan uji coba kurikulum 2013 di tingkat kecamatan, (4) fasilitas cukup menunjang,(5) berbagai program kegiatan ekstrakurikuler tersedia (CLKS.B-6).


(23)

Sebagaimana hasil observasi peneliti, dimana diketahui bahwa di SDN Bergaskidul 03 diminati banyak siswa terbukti ketika pendaftaran siswa baru terjadi overloud jumlah pendaftar dari batas maksimal, fasilitas pembelajaran juga cukup menunjang.

Berdasar hasil wawancara dan observasi diper-oleh informasi bahwa pembinaan karakter kebangsaan di SDN Bergaskidul 03 didukung oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal yang terkombinasi. Faktor pendukung tersebut seperti: (1) keberadaan SDN Bergaskidul 03 sebagai SD inti; (2) SDN Bergas-kidul 03 diminati oleh banyak siswa, SDM memiliki kualifikasi yang cukup dengan adanya 5 guru telah memiliki sertifikasi pendidik; (3) siswa SDN Bergas-kidul 03 memiliki kemampuan untuk bisa mengikuti pembelajaran lebih dari 75%; (4) kepala sekolah cukup berkompeten; (5) merupakan salah satu SD sasaran pelaksanaan uji coba kurikulum 2013 di tingkat kecamatan Bergas; (6) fasilitas yang tersedia cukup menunjang; (7) berbagai program kegiatan ekstrakuri-kuler tersedia di SDN Bergaskidul 03 baik yang berkategori umum maupun keagamaan.

Sebelum mengakhiri pembelajaran di kelas, Guru mengajak siswa menyimpulkan materi pembela-jaran yang telah disampaikan oleh guru. Siswa diberi kesempatan satu persatu memberikan kesimpulan sesuai kemampuannya. Seusai siswa, guru juga memberikan kesimpulan atas materi pembelajaran, menegaskan kembali materi yang kurang dipahami


(24)

dan meluruskan hasil kesimpulan-kesimpulan yang telah disusun oleh siswa.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Cara mengakhiri dengan menarik kesimpulan dari seluruh materi yang disampaikan dan saya selalu memberikan motivasi agar siswa lebih rajin lagi dalam belajar. (CLG.B-10)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa guru sebelum mengakhiri pembela-jaran di kelas terlebih dahulu mengajak siswa me-nyimpulkan materi pembelajaran yang telah disampai-kan oleh guru. Guru selalu memberidisampai-kan motivasi agar siswa lebih rajin dalam belajar. Terutama dalam pembentukan karakter kebangsaan dengan semangat persatuan dan nasionalisme yang tinggi.

4.2.3 Evaluasi dalam Pembinaan Pendidikan Karakter bangsa di SDN Bergaskidul 03 Kab Semarang

Evaluasi merupakan tahap akhir dalam serang-kaian proses pembelajaran di SDN Bergaskidul 03. Evaluasi dilaksanakan secara terprogram dan teren-cana oleh guru setelah pembelajaran selesai. Guru juga memberikan evaluasi pada siswa dalam waktu yang tidak terjadwal guna mengetahui kesiapan siswa pada setiap pembelajaran.


(25)

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Setiap 2 minggu sekali, UTS,UAS, dan terkadang diadakan evaluasi secara mendadak/insidentil. Hal ini sengaja dilakukan agar dapat mengetahui kesiapan siswa dalam pembelajaran (CLG.C-1). Setiap SK 1 kali evaluasi, biasanya dilaksanakan per 2 minggu sekali (CLG.C-6).

Kepala SDN Bergaskidul 03 menegaskan sebagai berikut:

Dalam hal evaluasi, saya berikan hak seluas-luasnya kepada masing-masing guru, namun biasanya 2 minggu sekali diadakan evaluasi per pokok bahasan. (CLKS.C-1)

WS selaku siswa SDN Bergaskidul 03 menutur-kan sebagai berikut:

Evaluasi biasanya setiap 2 minggu sekali, UTS, UAS, dan terkadang diadakan evaluasi secara spontanitas tanpa ada pemberitahuuan terlebih dahulu. (CLS.1.C-1)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diper-oleh informasi bahwa guru mengadakan evaluasi pada akhir pembelajaran. Setiap 1 SK diadakan evaluasi 1 kali. Program evaluasi dilaksanakan pada setiap 2 minggu sekali, UTS dan UAS. Guru terkadang juga mengadakan evaluasi secara mendadak/insidentil pada siswa tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Hal ini sengaja dilakukan agar dapat mengetahui kesiapan siswa dalam pembelajaran. Setiap SK 1 kali evaluasi, yang biasanya dilaksanakan per 2 minggu sekali.


(26)

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran diberikan secara merata kepada semua siswa tanpa terkecuali. Guru memberikan evaluasi pada siswa baik secara indivudu maupun kelompok. Sehingga guru memberi-kan evaluasi minimal dua jenis baik yang idividual maupun kelompok.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Pelaksanaan evaluasi dengan tugas individu dan tugas masing-masing kelompok kelas (CLG.C-2).

JR selaku siswa SDN Bergaskidul 03 menutur-kan sebagai berikut:

Iya, benar. Pelaksanaan evaluasi dengan pemberi-an tugas individu dpemberi-an tugas kelompok atau berpasangan (CLS.3.C-2).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa pelaksanaan evaluasi pembelajaran diberikan secara merata kepada semua siswa tanpa terkecuali. Guru memberikan evaluasi pada siswa baik secara indivudu maupun kelompok.

Model evaluasi pembelajaran beraneka ragam bentuk. Model evaluasi disusun secara menyeluruh keterkaitan materi pembelajaran yang telah disampai-kan. Model evaluasi pembelajaran berupa pertanyaan-pertanyaan singkat, berbentuk pilihan ganda (multiple

choice), dan juga dalam bentuk pendiskripsian


(27)

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Iya, beraneka ragam bentuk sehingga siswa men-jadi lebih memahami secara menyeluruh. Bentuk-nya berupa pertaBentuk-nyaan-pertaBentuk-nyaan singkat, essay, pilihan ganda, tebak tokoh gambar, dan mendis-kripsikan sebuah permasalahan yang ada (CLG.C-3).

AGR selaku siswa menuturkan sebagai berikut: Iya benar, bentuk soal beraneka ragam, ada yang berupa pertanyaan-pertanyaan singkat, essay, pilihan ganda, tebak tokoh gambar, dan pendis-kripsian permasalahan, namun yang terakhir dirasa cukup sulit (CLS.2.C-1).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa pelaksanaan evaluasi pembelajaran diberikan dalam bentuk yang beraneka ragam, agar siswa menjadi lebih mudah memahami secara menye-luruh. Bentuk evaluasi berupa pertanyaan-pertanyaan singkat, essay, pilihan ganda (multiple choice), tebak tokoh gambar, dan pendeskripsian sebuah perma-salahan yang ada.

Tujuan dari evaluasi pembelajaran yang berane-ka ragam dan secara rutin dilaksanaberane-kan pada akhir pembelajaran ini adalah agar guru mudah memantau tingkat keberhasilan siswa dan sejauhmana pema-haman siswa pada materi pembelajaran. Guru menjadi mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam meneri-ma meneri-materi pembelajaran.


(28)

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Tujuan evaluasi untuk mengetahui sejauhmana pemahaman siswa terhadap materi yang disam-paikan oleh guru, selain itu guru bisa mengukur karakter kebangsaan yang dimiliki siswa, seperti saling membantu sesama, gotong-royong, dan semangat persatuan (CLG.C-4).

Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Sekolah sebagai berikut:

Tujuannya cukup penting antara lain untuk mengukur sejauhmana tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, hal ini berdampak terhadap kebijakan yang nantinya saya ambil setelah evaluasi dilaksanakan (CLKS.C-3).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa tujuan dari evaluasi pembelajaran adalah agar memudahkan guru dalam memantau tingkat keberhasilan siswa dan mengetahui sejauh-mana pemahaman siswa pada materi pembelajaran berikut untuk mengetahui karakter kebangsaan yang dimiliki siswa. Guru bisa mencari solusi tindak lanjutnya.

Guru tidak cukup hanya mengetahui keberhasil-an siswa dalam kemampukeberhasil-an kognitif siswa. Guru juga berharap mengetahui karakter yang dimiliki siswa setelah pembelajaran usai disampaikan. Keberhasilan pembinaan karakter diri siswa SDN Bergaskidul 03 dengan melihat tingkat karakter yang tertanam dalam pribadi siswa saat proses pembelajaran.


(29)

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

(1) dengan melihat karakter yang tertanam dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan, (2) dengan melihat kemampuan siswa dalam memetik hikmah dari pembelajaran khususnya mengenai karakter kebangsaan seperti semangat persatuan, religius, kerjasama (CLG.C-5).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa keberhasilan siswa akan bisa dilihat dari berbagai cara tidak hanya pada kemampuan kognitif siswa saja, apalagi pada pembelajaran ini adalah fokus pada karakter kebangsaan. Guru melihat karakter yang tertanam dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan, guru juga bisa dengan melihat kemampuan siswa dalam memetik hikmah dari pem-belajaran khususnya mengenai karakter kebangsaan seperti semangat persatuan dan religius.

Aspek-aspek penilaian (evaluasi) pembelajaran di SDN Bergaskidul 03 cukup menyeluruh. Evaluasi pendidikan karakter pada pembelajaran mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga aspek ini merupakan aspek utama. Namun khusus aspek pada penilaian pendidikan karakter kebangsaan siswa dapat dilihat melalui penilaian sikap/akhlak siswa.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Ada 3 aspek utama dan 1 aspek khusus, yaitu: aspek Kognitif, afektif, psikomotorik dan aspek nilai akhlak. (CLG.C-8)


(30)

N selaku guru kelas mengemukakan sebagai berikut:

Ada, misalnya religius, jujur, toleransi dan disi-plin. Terutama nilai sikap yang tertera pada lembar observasi (CLG.C-6).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa evaluasi pendidikan karakter pada pembelajaran mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, khusus pada pendidikan karakter kebangsaan bisa dilihat melalui sikap siswa dalam mensikapi kegiatan yang bernuansa persatuan dan kebangsaan.

Format penilaian pembelajaran dalam membina karakter kebangsaan pada siswa-siswa SDN Bergas-kidul Semarang dipersiapkan oleh guru dengan meng-acu pada perencanaan awal pembelajaran sebagai-mana yang tersedia dalam RPP.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Format penilaian seperti yang ada di dalam RPP, penilaian mulai dari pengetahuan siswa, partisi-pasi siswa, dan kelakuan siswa dalam kelas (CLG.C-9)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa format penilaian pembelajaran dalam membina karakter kebangsaan pada siswa-siswa SDN Bergaskidul Semarang dipersiapkan oleh guru dengan mengacu pada perencanaan awal pembelajaran


(31)

seba-gaimana yang tersedia dalam RPP. Penilaian mulai dari pengetahuan siswa, partisipasi siswa, dan kelakuan siswa dalam kelas.

Kriteria siswa yang dinilai berhasil dalam pem-belajaran membina karakter kebangsaan merupakan gabungan dari berbagai aspek pembelajaran. Hasil komulatif aspek pembelajaran dibagi tiga sebagai nilai yang diperoleh dengan standar nilai KKM.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Dilihat dari nilai kognitif, partisipasi, dan afektif dijumlahkan mencapai nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah (CLG.C-10).

Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Sekolah sebagai berikut:

Saya menanggapinya dengan positif, karena saya akan mampu melihat kinerja masing-masing guru untuk dituntut agar mampu melaksanakan tugas-nya semaksimal mungkin agar hasil akhirtugas-nya memuaskan (CLKS.C-4).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa kriteria siswa yang dinilai berhasil dalam pembelajaran membina karakter kebangsaan merupakan gabungan dari berbagai aspek pembela-jaran yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psiko-motorik. Hasilnya dijumlahkan dirata-rata dengan mengacu pada KKM yang telah ditentukan dengan nilai 75.


(32)

4.3

Pembahasan

4.3.1Persiapan Perencanaan Guru dalam Pembina-an Karakter BPembina-angsa di SDN Bergaskidul 03 Semarang tahun ajaran 2013/2014

Proses pembelajaran dalam membina karakter kebangsaan di SDN Bergaskidul 03 Semarang berupa perencanaan. Perencanaan pembelajaran dilaksana-kan oleh guru secara terprogram dan terencana dari awal. Guru mengelola pembelajaran dengan memper-siapkan berbagai keperluan guna menunjang kelan-caran pembelajaran. Guru mengawali proses pembela-jaran dengan melakukan perencanaan pembelapembela-jaran minimal 1 minggu sebelum dimulai pembelajaran sehingga pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien. Dalam hal perencanaan ini sesuai dengan Abidinsyah (2011), guru hendaknya memulai dengan hal yang sederhana dan merasakan bahwa penerapan pendidikan karakter di sekolah adalah hal yang me-nyenangkan dengan mengacu pada beberapa strategi yang diperlukan, meliputi: (1) kegembiraan baru, bukan beban baru, (2) mulai dengan yang mudah, murah dan mengembirakan, (3) mulai dari diri sendiri, (4) berbagi dan berbagi, (5) apresiasi dan apresiasi.

Dari kondisi riil perencanaan pendidikan karak-ter di SDN Bergaskidul 03 tidak jauh dari konsep perencanaan pendidikan karakter. Seperti disampai-kan Abidinsyah (2011), artinya guru dalam mengapli-kasikan pendidikan karakter di SDN Bergaskidul 03


(33)

merencanakan dengan dasar kegembiraan, memulai dengan yang sederhana dan juga merencanakan pendidikan karakter harus dimulai dari sikap guru itu sendiri sehingga lebih mudah ditularkan pada peserta didik. Hal ini juga sesuai dengan visi SDN Bergaskidul 03 yang menyebutkan salah satu visinya adalah membentuk insan yang berbudi luhur dan berakhlak mulia, artinya seorang guru sebelum terjun dalam memberikan bimbingan pada siswa hendaknya me-miliki akhlak yang mulia dan berbudi luhur baik secara lahir maupun batin.

Perencanaan pembelajaran disusun ketika jauh hari sebelum KBM dilaksanakan, sehingga persiapan matang dengan mengumpulkan materi pembelajaran dari berbagai sumber sebagai penunjang, seperti: video, artikel yang sesuai dengan materi. Kepala sekolah menginstruksikan agar perencanaan pembela-jaran (Pembelapembela-jaran) harus sudah siap sebelum me-masuki pembelajaran di kelas. Kepala sekolah hanya menginstruksikan, mengawasi dan memberikan saran kepada semua guru, serta memberikan motivasi dan pengarahan keterkaitan persiapan pembelajaran di SDN Bergaskidul 03 Semarang.

Pada perencanaan pembelajaran, guru memper-siapkan segala perlengkapan administrasi baik dalam bentuk protah, promes, silabus, RPP dan juga media pendukung lainnya seperti power point dan video pembelajaran. Protah dan promes biasanya diperoleh dari tim KKG, sementara silabus mengacu pada


(34)

kurikulum pusat yang dikembangkan oleh guru. Guru mempersiapkan perlengkapan administrasi pembela-jaran selengkap-lengkapnya seperti penyusunan RPP, silabus, media (PPT, video), dan materi penunjang pembelajaran lainnya. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Uzer Usman (2008: 61), bahwa perencanaan pembelajaran atau biasa disebut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Bagi guru, rencana pengajaran ini berfungsi sebagai acuan untuk melaksanakan proses belajar mengajar di kelas agar lebih efisien dan efektif. Hal ini mengan-dung arti bahwa konsep pendidikan karakter di SDN Bergaskidul 03 perlu dirancang secara maksimal oleh guru guna mencapai target yang diharapkan. Dalam hal ini tentunya perencanaan pembelajaran juga mengarah pada visi sekolah yaitu membentuk insan berakhlak mulia, berbudi luhur, bertaqwa, cerdas, terampil, dan santun dalam berperilaku.

Perencanaan pembelajaran dipersiapkan oleh guru sendiri baik yang berupa protah, promes dan juga RPP. Selain itu guru juga melaksanakan sharing

dengan teman guru lainnya dalam KKG, guru juga

sharing dengan guru lain di SDN Bergaskidul 03 yang

lebih senior. Sharing ini dimaksudkan agar perenca-naan pembelajaran menjadi semakin matang, guru semakin siap dan pembelajaran semakin terarah.


(35)

Guru mempersiapkan secara mandiri. Jika menemui kesulitan dan atau hambatan terkadang juga meminta saran kepada guru-guru lain agar persiapan proses pembelajarannya dapat lebih baik, terprogram dan terarah sehingga kesesuaian nilai karakter yang ditanamkan pada siswa dengan materi yang ingin diajarkan. Kepala sekolah memberikan dukungan berupa pengarahan-pengarahan. Tak jarang juga kepala sekolah memberikan saran mengenai persiapan pembelajaran agar direncanakan secara matang dan terarah serta bersinergi terhadap pemahaman siswa pada materi pembelajaran termasuk pembinaan karakter kebangsaan pada diri siswa.

Maksud guru dalam persiapan perencanaan pembelajaran ini agar proses pembelajaran di kelas bisa terarah. Guru mempersiapkan agar guru lebih bisa mendalami materi pelajaran sehingga lebih menguasai materi dengan keterkaitan nilai pendidikan karakter yang telah dipilih dan mudah dalam menyampaikan pada siswa. Persiapan yang maksimal ini meningkatkan pemahaman siswa pada materi pembelajaran. Tujuan adanya penyusunan persiapan perencanaan pembelajaran adalah agar PBM menjadi lebih terarah dan tepat pada sasaran, pemilihan strategi dan metode pembelajaran juga terencana dari awal sehingga pemahaman siswa pada materi pem-belajaran fokus karakter kebangsaan bertambah maksimal. Terlebih perencanaan pendidikan karakter ini diharapkan mampu menyentuh aspek kognitif,


(36)

afektif dan psikomotorik. Hal ini senada dengan pendapat Suwardi (2007: 30) bahwa perencanaan pembelajaran merupakan suatu proses dan cara berpikir mengenai sesuatu hal yang akan dilakukan dengan tujuan agar diri seseorang dapat berubah. Perubahan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Guru tidak merasa ada kesulitan yang berarti, karena guru sudah menyusun rencana pembelajaran (RP) beberapa hari sebelum pembelajaran dimulai sehingga perencanaannya pun cukup lengkap dan baik. Apalagi guru telah cukup lama mengampu guru kelas di tingkat sekolah dasar. Hal ini juga karena keaktifan guru cukup baik, dan didukung oleh ber-bagai prestasi yang telah diraihnya seber-bagai guru berprestasi.

Guru mempersiapkan perencanaan pembelajar-an tidak menyusun secara sembarpembelajar-angpembelajar-an melainkpembelajar-an mengacu pada pedoman pokok yang telah ditentukan oleh pusat. Acuan tersebut merupakan kurikulum dari pusat dan dikombinasikan dengan kurikulum sekolah. Kurikulum pusat sebagai acuan utama, sementara kurikulum sekolah menjadi pelengkap kurikulum. Guru dan kepala sekolah menjadikan aturan formal kurikulum pusat, silabus, dan RPP sebagai acuan utama pembelajaran yang didukung oleh sumber penunjang lainnya yang sesuai dengan materi pendi-dikan karakter khususnya.


(37)

Guru memiliki target utama dalam tahap per-siapan perencanaan pembelajaran dari awal yaitu kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran pembelajaran keterkaitan dengan karakter kebang-saan. Guru mentargetkan kemampuan karakter kebangsaan siswa bisa meningkat di samping pening-katan nilai pembelajaran yang mencapai nilai di atas KKM yang telah ditentukan.

Tujuan utama pada tahap persiapan perencana-an pembelajarperencana-an oleh guru adalah berupa maksimal-nya persiapan guru sehingga mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, materi pembela-jaran juga menjadi lebih terarah sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditentukan.

4.3.2Pelaksanaan Pembinaan Karakter Bangsa SDN Bergaskidul 03 Semarang

Tahap kedua adalah pelaksanaan pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran dalam membina karakter kebangsaan pada siswapsiswa SDN Bergas-kidul 03 Kec. Bergas Kab. Semarang tidak jauh berbeda dengan pembelajaran pada materi yang lain. Ada aturan khusus sebagai bentuk tata tertib yang harus dilalui oleh guru dalam proses pembelajaran. Salah satu tata tertib itu berupa “pembacaan doa” sebelum memulai pembelajaran. Guru memulai pem-belajaran dengan serangkaian bacaan berdoa dan dilanjutkan dengan memberikan gambaran secara


(38)

garis besar terlebih dahulu agar siswa tahu ke mana arah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Pelaksanaan pembelajaran diatur oleh guru secara sistematis. Guru mengalokasikan waktu untuk tahapan pelaksanaan pembelajaran dari awal hingga selesai. Pengaturan waktu pembelajaran ini mengacu pada RPP yang telah disusun sebelumnya pada tahapan perencanaan. Pengaturan waktu tersebut meliputi alokasi waktu pembukaan, alokasi waktu penyampaian materi dan alokasi waktu evaluasi serta penutupan pembelajaran. Guru mengatur urutan pembelajaran ini dengan membatasi aturan waktu semisal pembukaaan selama kurun waktu 10 menit, materi 30 menit, dan penutup 5 menit.

Guru mengatur pelaksanaan pembelajaran seca-ra maksimal, baik pengatuseca-ran waktu, pengatuseca-ran tempat duduk, maupun persiapan media pembelajar-an. Hal ini menjadikan proses pelaksanaan pem-belajaran menarik bagi siswa. Siswa sangat memper-hatikan materi pelajaran Pembelajaran yang disampai-kan oleh guru dengan seksama. Siswa juga menghor-mati dan menghargai guru saat menyampaikan materi pelajaran. Guru juga mampu mengajak komunikasi pada siswa secara interaktif. Komunikasi dua arah antara guru dan siswa ini menjadikan suasana pembelajaran menjadi kondusif. Banyak siswa yang aktif bertanya kepada guru, ada interaksi guru dengan siswa dalam pembelajaran sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar. Siswa menanyakan materi


(39)

yang kurang dipahami dan guru memberikan penje-lasan kembali pada siswa. Tidak ada siswa yang mengantuk ataupun cerita sendiri, melainkan semua siswa memperhatikan pembelajaran.

Kondisi kelas sangat baik dengan berbagai fasilitas yang cukup lengkap sebagai penunjang pem-belajaran semisal LCD, komputer, papan tulis elektrik, dan AC. Kepala sekolah mengarahkan dan mengfasili-tasi setiap ada laporan kepadanya ketika ada berbagai permasalahan yang ada di kelas, baik siswa dan guru, maupun fasilitas penunjang pembelajaran lainnya, seperti LCD dan komputer.

Faktor pendukung dari SDN Bergaskidul 03 sudah ada sejak visi misi yang dibuat bersama-sama kepala sekolah dan guru, sehingga mau tidak mau siswa-siswi SDN Bergaskidul 03 Kec. Bergas Kab. Semarang dapat mewujudkan visi misi sekolah yang sudah ditetapkan.

Bentuk pendidikan karakter bangsa dalam pembelajaran tidak selamanya nampak secara tekstual dalam bab pembahasan pembelajaran. Secara tekstual pendidikan karakter kebangsaan terlihat dari kegiat-an-kegiatan penunjang pembelajaran, seperti upacara setiap hari Senin, upacara peringatan hari besar nasional, kegiatan kerja bakti, dan sebagainya. Namun, bentuk pendidikan karakter kebangsaan juga diselipkan pada setiap pembelajaran. Pendidikan karakter kebangsaan secara tekstual akan terlihat


(40)

pada kegiatan sekunder seperti upacara peringatan hari besar nasional, semangat kegiatan kerja bakti, semangat gotong-royong menjalin persatuan. Guru menyelipkan materi pendidikan karakter kebangsaan pada setiap pembelajaran, seperti sikap siswa untuk saling bekerjasama saat pembelajaran dilaksanakan. Hal ini menunjukkan adanya pendidikan karakter dalam hal kerjasama, komunikasi antar siswa dan guru, dan pendidikan karakter mengenai hubungan dengan orang lain.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Berkowitz, Battistich, dan Bier (2008: 442) yang melaporkan bahwa materi pendidikan karakter sangat luas. Dari hasil penelitiannya dijelaskan bahwa, paling tidak ada 25 variabel yang dapat dipakai sebagai materi pendi-dikan karakter. Namun, dari 25 variabel tersebut yang paling umum dilaporkan dan secara signifikan hanya ada 10, yaitu:

(1) Perilaku seksual; (2) Pengetahuan tentang karakter (Character knowledge); (3) Pemahaman tentang moral sosial; (4) Ketrampilan pemecahan masalah; (5) Kompetensi emosional; (6) Hubungan dengan orang lain (Relationships); (7) Perasaan keterikan dengan sekolah (Attachment to school). (8) Prestasi akademis; (9) Kompetensi berkomuni-kasi; (10) Sikap kepada guru (Attitudes toward

teachers).

Jika dibandingkan antara penelitian Berkowitz, Battistich, dan Bier dengan penelitian ini terdapat perbedaan, dimana penelitian ini lebih sempit karna fokus pada pendidikan karakter yang berorientasi


(41)

pada karakter kebangsaan, namun menyentuh hasil penelitian yang diteliti oleh Berkowitz, Battistich, dan Bier yang cakupannya lebih luas.

Guru sudah memiliki cukup pengalaman dalam pengelolaan pembelajaran sehingga tidak merasa ada kesulitan dalam pelaksanaannya. Efektifnya pelaksa-naan pembelajaran oleh guru karena mendapat dukungan dari sikap siswa yang cukup antusias dan semangat yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu peralatan pembelajaran juga mendukung seperti alat peraga pembelajaran yang lengkap.

Guru menemui hambatan dalam keberlang-sungan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Hambatan pelaksanaan pembelajaran tidak bersifat dominan karena hanya berupa teknis saja. Hambatan yang sering menjadi kendala pembelajaran ini berupa arus listrik yang padam tanpa adanya pemberitahuan terle-bih dahulu. Sementara belum tersedia mesin generator sebagai pengganti arus listrik saat padam. Padamnya listrik ini akan menghambat guru saat menggunakan LCD, demikian juga menjadikan ruangan menjadi gelap dan suhu panas karena AC juga tidak berfungsi. Meskipun demikian guru mengharapkan siswa men-sikapi secara bijak, karena hal itu adalah wewenang pihak PLN, dan guru pun tetap melanjutkan pelak-sanaan pembelajaran sebagaimana biasanya.

Guru mengelola pembelajaran secara interaktif. Pada pelaksanaan pembelajaran, siswa dituntun agar


(42)

aktif, kreatif dan memiliki motivasi dalam pembela-jaran. Pembelajaran dikelola secara tidak searah dan guru tidak sebagai pusat pembelajaran semata, melainkan ada interaksi dua arah antara guru dengan siswa. Adanya komunikasi yang saling mendukung antara guru dan siswa.

Guru menggunakan media pembelajaran guna mendukung keberlansungan pelaksanaan pembelajar-an. Media yang digunakan cukup bervariatif dari yang sederhana hingga yang bernuansa elektronik. Seperti LCD, komputer, dan alat peraga pembelajaran.

Guru sebelum mengakhiri pembelajaran di kelas terlebih dahulu mengajak siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Guru selalu memberikan motivasi agar siswa lebih rajin dalam belajar. Terutama dalam pembentukan karakter kebangsaan dengan semangat persatuan dan nasio-nalisme yang tinggi.

4.3.3 Evaluasi yang Dilakukan oleh Guru dalam Pembinaan Karakter Bangsa pada Siswa SDN Bergaskidul 03 Semarang

Tahap ketiga adalah evaluasi sebagai tahap akhir dalam serangkaian proses pembelajaran di SDN Bergaskidul 03. Dalam evaluasi pendidikan karakter sesuai dengan materi pembelajaran yang ada secara terprogram dan terencana juga dapat dinilai pada saat awal pembelajaran, inti pembelajaran. Evaluasi


(43)

dilak-sanakan secara terprogram dan terencana oleh guru setelah pembelajaran selesai. Guru juga memberikan evaluasi pada siswa dalam waktu yang tidak terjadwal guna mengetahui kesiapan siswa pada setiap pem-belajaran. Guru mengadakan evaluasi pada akhir pembelajaran. Setiap 1 SK diadakan evaluasi 1 kali. Program evaluasi dilaksanakan pada setiap 2 minggu sekali, UTS dan UAS. Guru terkadang juga mengada-kan evaluasi secara mendadak/insidentil pada siswa tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Hal ini sengaja dilakukan agar dapat mengetahui kesiapan siswa dalam pembelajaran. Setiap SK 1 kali evaluasi, yang biasanya dilaksanakan per 2 minggu sekali.

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran diberikan secara merata kepada semua siswa tanpa terkecuali. Guru memberikan evaluasi pada siswa baik secara individu maupun kelompok, sehingga guru memberi-kan evaluasi minimal dua jenis, baik yang idividual maupun kelompok.

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran diberikan dalam bentuk yang beraneka ragam, agar siswa menjadi lebih mudah memahami secara menyeluruh. Bentuk evaluasi berupa pertanyaan-pertanyaan singkat, essay, pilihan ganda (multiple choice), tebak tokoh gambar, dan pendiskripsian sebuah perma-salahan yang ada.

Tujuan dari evaluasi pembelajaran adalah agar memudahkan guru dalam memantau tingkat


(44)

keber-hasilan siswa dan mengetahui sejauhmana pemaham-an siswa pada materi pembelajarpemaham-an. Guru menjadi mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam meneri-ma meneri-materi pembelajaran, sehingga guru bisa mencari solusi tindak lanjutnya.

Keberhasilan siswa akan bisa dilihat dari ber-bagai cara tidak hanya pada kemampuan kognitif siswa saja, apalagi pada pembelajaran ini adalah fokus pada karakter kebangsaan. Guru melihat karakter yang tertanam dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan, guru juga bisa dengan melihat kemampuan siswa dalam memetik hikmah dari pembelajaran khususnya mengenai karakter kebangsaan.

Evaluasi pendidikan karakter pada pembelajar-an mencakup aspek kognitif, afektif dpembelajar-an psikomotorik, khusus pada pendidikan karakter kebangsaan bisa dilihat melalui sikap siswa dalam mensikapi kegiatan yang bernuansa persatuan dan kebangsaan.

Format penilaian pembelajaran dalam membina karakter kebangsaan pada siswa-siswa SDN Bergas-kidul Semarang dipersiapkan oleh guru dengan meng-acu pada perencanaan awal pembelajaran sebagai-mana yang tersedia dalam RPP. Format penilaian pembelajaran dalam membina karakter kebangsaan pada siswa-siswa SDN Bergaskidul Semarang diper-siapkan oleh guru dengan mengacu pada perencanaan awal pembelajaran sebagaimana yang tersedia dalam


(45)

RPP, penilaian mulai dari pengetahuan siswa, parti-sipasi siswa, dan kelakuan siswa dalam kelas.

Kriteria siswa yang dinilai berhasil dalam pem-belajaran dalam membina karakter kebangsaan meru-pakan gabungan dari berbagai aspek pembelajaran. Hasil komulatif aspek pembelajaran dibagi tiga sebagai nilai yang diperoleh dengan standar nilai KKM. Kriteria siswa yang dinilai berhasil dalam pembelajaran mem-bina karakter kebangsaan merupakan gabungan dari berbagai aspek pembelajaran yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasilnya dijumlah-kan dirata-rata dengan mengacu pada KKM yang telah ditentukan dengan nilai 75. Hasil nilai pendidikan karakter dapat dilihat juga dalam perilaku anak sehari-hari di lingkungan sekolah maupun dalam masyarakat yang mencerminkan visi misi SDN Bergaskidul 03 Kec. Bergas Kab. Semarang.


(1)

pada kegiatan sekunder seperti upacara peringatan hari besar nasional, semangat kegiatan kerja bakti, semangat gotong-royong menjalin persatuan. Guru menyelipkan materi pendidikan karakter kebangsaan pada setiap pembelajaran, seperti sikap siswa untuk saling bekerjasama saat pembelajaran dilaksanakan. Hal ini menunjukkan adanya pendidikan karakter dalam hal kerjasama, komunikasi antar siswa dan guru, dan pendidikan karakter mengenai hubungan dengan orang lain.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Berkowitz, Battistich, dan Bier (2008: 442) yang melaporkan bahwa materi pendidikan karakter sangat luas. Dari hasil penelitiannya dijelaskan bahwa, paling tidak ada 25 variabel yang dapat dipakai sebagai materi pendi-dikan karakter. Namun, dari 25 variabel tersebut yang paling umum dilaporkan dan secara signifikan hanya ada 10, yaitu:

(1) Perilaku seksual; (2) Pengetahuan tentang karakter (Character knowledge); (3) Pemahaman tentang moral sosial; (4) Ketrampilan pemecahan masalah; (5) Kompetensi emosional; (6) Hubungan dengan orang lain (Relationships); (7) Perasaan keterikan dengan sekolah (Attachment to school). (8) Prestasi akademis; (9) Kompetensi berkomuni-kasi; (10) Sikap kepada guru (Attitudes toward teachers).

Jika dibandingkan antara penelitian Berkowitz, Battistich, dan Bier dengan penelitian ini terdapat perbedaan, dimana penelitian ini lebih sempit karna fokus pada pendidikan karakter yang berorientasi


(2)

pada karakter kebangsaan, namun menyentuh hasil penelitian yang diteliti oleh Berkowitz, Battistich, dan Bier yang cakupannya lebih luas.

Guru sudah memiliki cukup pengalaman dalam pengelolaan pembelajaran sehingga tidak merasa ada kesulitan dalam pelaksanaannya. Efektifnya pelaksa-naan pembelajaran oleh guru karena mendapat dukungan dari sikap siswa yang cukup antusias dan semangat yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu peralatan pembelajaran juga mendukung seperti alat peraga pembelajaran yang lengkap.

Guru menemui hambatan dalam keberlang-sungan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Hambatan pelaksanaan pembelajaran tidak bersifat dominan karena hanya berupa teknis saja. Hambatan yang sering menjadi kendala pembelajaran ini berupa arus listrik yang padam tanpa adanya pemberitahuan terle-bih dahulu. Sementara belum tersedia mesin generator sebagai pengganti arus listrik saat padam. Padamnya listrik ini akan menghambat guru saat menggunakan LCD, demikian juga menjadikan ruangan menjadi gelap dan suhu panas karena AC juga tidak berfungsi. Meskipun demikian guru mengharapkan siswa men-sikapi secara bijak, karena hal itu adalah wewenang pihak PLN, dan guru pun tetap melanjutkan pelak-sanaan pembelajaran sebagaimana biasanya.

Guru mengelola pembelajaran secara interaktif. Pada pelaksanaan pembelajaran, siswa dituntun agar


(3)

aktif, kreatif dan memiliki motivasi dalam pembela-jaran. Pembelajaran dikelola secara tidak searah dan guru tidak sebagai pusat pembelajaran semata, melainkan ada interaksi dua arah antara guru dengan siswa. Adanya komunikasi yang saling mendukung antara guru dan siswa.

Guru menggunakan media pembelajaran guna mendukung keberlansungan pelaksanaan pembelajar-an. Media yang digunakan cukup bervariatif dari yang sederhana hingga yang bernuansa elektronik. Seperti LCD, komputer, dan alat peraga pembelajaran.

Guru sebelum mengakhiri pembelajaran di kelas terlebih dahulu mengajak siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Guru selalu memberikan motivasi agar siswa lebih rajin dalam belajar. Terutama dalam pembentukan karakter kebangsaan dengan semangat persatuan dan nasio-nalisme yang tinggi.

4.3.3 Evaluasi yang Dilakukan oleh Guru dalam Pembinaan Karakter Bangsa pada Siswa SDN Bergaskidul 03 Semarang

Tahap ketiga adalah evaluasi sebagai tahap akhir dalam serangkaian proses pembelajaran di SDN Bergaskidul 03. Dalam evaluasi pendidikan karakter sesuai dengan materi pembelajaran yang ada secara terprogram dan terencana juga dapat dinilai pada saat awal pembelajaran, inti pembelajaran. Evaluasi


(4)

dilak-sanakan secara terprogram dan terencana oleh guru setelah pembelajaran selesai. Guru juga memberikan evaluasi pada siswa dalam waktu yang tidak terjadwal guna mengetahui kesiapan siswa pada setiap pem-belajaran. Guru mengadakan evaluasi pada akhir pembelajaran. Setiap 1 SK diadakan evaluasi 1 kali. Program evaluasi dilaksanakan pada setiap 2 minggu sekali, UTS dan UAS. Guru terkadang juga mengada-kan evaluasi secara mendadak/insidentil pada siswa tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Hal ini sengaja dilakukan agar dapat mengetahui kesiapan siswa dalam pembelajaran. Setiap SK 1 kali evaluasi, yang biasanya dilaksanakan per 2 minggu sekali.

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran diberikan secara merata kepada semua siswa tanpa terkecuali. Guru memberikan evaluasi pada siswa baik secara individu maupun kelompok, sehingga guru memberi-kan evaluasi minimal dua jenis, baik yang idividual maupun kelompok.

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran diberikan dalam bentuk yang beraneka ragam, agar siswa menjadi lebih mudah memahami secara menyeluruh. Bentuk evaluasi berupa pertanyaan-pertanyaan singkat, essay, pilihan ganda (multiple choice), tebak tokoh gambar, dan pendiskripsian sebuah perma-salahan yang ada.

Tujuan dari evaluasi pembelajaran adalah agar memudahkan guru dalam memantau tingkat


(5)

keber-hasilan siswa dan mengetahui sejauhmana pemaham-an siswa pada materi pembelajarpemaham-an. Guru menjadi mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam meneri-ma meneri-materi pembelajaran, sehingga guru bisa mencari solusi tindak lanjutnya.

Keberhasilan siswa akan bisa dilihat dari ber-bagai cara tidak hanya pada kemampuan kognitif siswa saja, apalagi pada pembelajaran ini adalah fokus pada karakter kebangsaan. Guru melihat karakter yang tertanam dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan, guru juga bisa dengan melihat kemampuan siswa dalam memetik hikmah dari pembelajaran khususnya mengenai karakter kebangsaan.

Evaluasi pendidikan karakter pada pembelajar-an mencakup aspek kognitif, afektif dpembelajar-an psikomotorik, khusus pada pendidikan karakter kebangsaan bisa dilihat melalui sikap siswa dalam mensikapi kegiatan yang bernuansa persatuan dan kebangsaan.

Format penilaian pembelajaran dalam membina karakter kebangsaan pada siswa-siswa SDN Bergas-kidul Semarang dipersiapkan oleh guru dengan meng-acu pada perencanaan awal pembelajaran sebagai-mana yang tersedia dalam RPP. Format penilaian pembelajaran dalam membina karakter kebangsaan pada siswa-siswa SDN Bergaskidul Semarang diper-siapkan oleh guru dengan mengacu pada perencanaan awal pembelajaran sebagaimana yang tersedia dalam


(6)

RPP, penilaian mulai dari pengetahuan siswa, parti-sipasi siswa, dan kelakuan siswa dalam kelas.

Kriteria siswa yang dinilai berhasil dalam pem-belajaran dalam membina karakter kebangsaan meru-pakan gabungan dari berbagai aspek pembelajaran. Hasil komulatif aspek pembelajaran dibagi tiga sebagai nilai yang diperoleh dengan standar nilai KKM. Kriteria siswa yang dinilai berhasil dalam pembelajaran mem-bina karakter kebangsaan merupakan gabungan dari berbagai aspek pembelajaran yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasilnya dijumlah-kan dirata-rata dengan mengacu pada KKM yang telah ditentukan dengan nilai 75. Hasil nilai pendidikan karakter dapat dilihat juga dalam perilaku anak sehari-hari di lingkungan sekolah maupun dalam masyarakat yang mencerminkan visi misi SDN Bergaskidul 03 Kec. Bergas Kab. Semarang.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Pendidikan Karakter Bangsa SDN Bergas Kidul 03 Kec. Bergas Kabupaten Semarang T2 942012090 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Pendidikan Karakter Bangsa SDN Bergas Kidul 03 Kec. Bergas Kabupaten Semarang T2 942012090 BAB II

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Pendidikan Karakter Bangsa SDN Bergas Kidul 03 Kec. Bergas Kabupaten Semarang T2 942012090 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Pendidikan Karakter Bangsa SDN Bergas Kidul 03 Kec. Bergas Kabupaten Semarang

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Pendidikan Karakter Bangsa SDN Bergas Kidul 03 Kec. Bergas Kabupaten Semarang

0 0 57

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Pendidikan Karakter Bangsa SDN Bergas Kidul 03 Kec. Bergas Kabupaten Semarang

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Standar Kualitas Pendidikan di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang T2 942008110 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Standar Kualitas Pendidikan di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang T2 942008110 BAB II

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Standar Kualitas Pendidikan di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang T2 942008110 BAB IV

0 0 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Standar Kualitas Pendidikan di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang T2 942008110 BAB V

0 0 4