Peningkatan prestasi belajar sejarah siswa melalui pendekatan CTL model Picture and Picture kelas XI IPS 1 SMAN 1 Ngaglik tahun 2012/2013.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA MELALUI
PENDEKATAN CTL MODEL PICTURE AND PICTUREKELAS XI IPS1
SMAN1 NGAGLIK TAHUN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh:
Sriyana Jumiasih
(081314025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA MELALUI
PENDEKATAN CTL MODEL PICTURE AND PICTUREKELAS XI IPS1
SMAN1 NGAGLIK TAHUN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah


Oleh:
Sriyana Jumiasih
(081314025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

SKRIPSI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA MELALUI
PENDEKATAN CTL MODEL PICTURE AND PICTURE KELAS XI IPS1
SMAN 1 NGAGLIK TAHUN 2012/2013

Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Sriyana Jumiasih

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan kepada:
1. Yesus Kristus Juru Selamat, sahabat, penuntun dan pembimbing hidupku.
2. Santa Veronica, Santa pelindung permandianku / baptisku.
3. Bapak Ibu Dosen yang selalu membimbing dan mengarahkan saya.
4. Ayahku Winarto dan Bundaku Yohana Marsiyem tersayang beserta Nenekku
Alm. Maria Magdalena Satikem yang amat ku cintai.
5. Adik, teman dan sahabat – sahabatku tersayang.

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO

x

Untuk mendapatkan pengalaman, kita harus rela terpukul berkali – kali. Hal
ini akan mengajar kita untuk bangkit kembali.

x

Pengalaman jatuh bangun yang menyakitkan membuat manusia yang percaya
akan kasih Allah akan semakin ditempa dan matang. Ibarat kayu yang dipahat
menjadi patung yang bermutu tinggi.
(Prajasuta)

x


Jangan menikmati hasil hidup, tetapi nikmatilah proses hidup sebab hasil
hidup itu mati dan proses hidup adalah tantangan.
(Aa’ Gym)

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang telah saya
tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 17 Mei2013
Penulis


Sriyana Jumiasih

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama

: Sriyana Jumiasih

Nomor Mahasiswa


: 081314025

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA MELALUI
PENDEKATAN CTL MODEL PICTURE AND PICTUREKELAS XI SMAN
1 NGAGLIK TAHUN 2012/2013
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada perpustakaan Sanata Dharma hak menyimpan, mengalihkan dalam bentuk
media lain, mengelolanya dalam bentuk pengakalan data, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal 5 Juni 2013

vii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA MELALUI
PENDEKATAN CTL MODEL PICTURE AND PICTURE KELAS XI IPS
1SMAN 1 NGAGLIK TAHUN 2012/2013
Ole h
Sriyana Jumiasih
Universitas Sanata Dharma
2013
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan prestasi
belajar sejarah siswa melalui pendekatan CTL model Picture and
Picturepadakelas XI IPS 1 SMANegeri 1 Ngaglik tahun 2012/2013, tentang
perkembangan kehidupan Negara-Negara Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.
Penelitian ini merupakan PenelitianTindakanKelas (PTK) model Hopkins,

dengan subjek penelitian siswa kelas XI SMANegeri 1 Ngaglik Yogyakarta tahun
ajaran 2012/2013 yang berjumlah 35 siswa. Metode penelitian meliputi 4 tahap,
yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan Tindakan, Observasi dan Refleksi. Instrumen
yang digunakan (1) Lembar observasi untuk guru, (2) Lembar observasi untuk
siswa, dan (3) Tes. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis deskriptif
dan persentase.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran
pendekatan CTL model Picture and Picture dapat meningkatkan prestasi belajar
sejarah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Ngaglik tentang “Perkembangan
kehidupan Negara-Negara Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. Hal ini dapat
dibuktikan dari nilai rata-rata dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar
75. Dari segi nilai rata–rata keadaan awal prestasi belajar sebesar 72,52 setelah
dilakukan tindakan pada siklus I meningkat menjadi 74,84 dengan selisih antara
keadaan awal dengan siklus I sebesar 3,19%, dan pada siklus II meningkat
menjadi 79,74 dengan selisih nilai antara siklus I dan siklus II sebesar 6,54%.
Sedangkan dari segi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75, pada
keadaan awal terdapat 15 orang dari 35 siswa atau 42,84%, pada siklus I terdapat
18 orang dari 35 siswa atau 51,42%, dan pada siklus II meningkat menjadi 27
orang dari 33 siswa atau 81,81% yang mencapai KKM.


viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
THE IMPROVEMENT LEARNING ACHIEVEMENT IN HISTORY
THROUGH CTL APPROACHWITH PICTURE AND PICTURE MODEL
CLASS XI IPS 1 SMAN 1 NGAGLIK YEAR 2012/2013
By
Sriyana Jumiasih
Sanata Dharma University
2013

This research aims to answer as to seeCTL approach with using Picture
and Picture the achievement increase the XI th grade IPS 1 students achievement
SMAN Ngaglik year 2012/2013 when learning about the historicain Indonesian
society during the pre historicera and historic era.
This research used classroom action research based on Hopkins’ research
model with the stages as follows: planning stages, acting stage, observing stage,
and reflecting. The subjects of this study are the 35 students’ of grade XIIPS 1 in
SMA N 1 Ngaglik.The object of this study is the improvement of the students
learning achievement in history through CTL approach with Picture and Picture
model. Observation and written test were used to gather the data. The data were
analyzed by descriptive analysis and percentage.
Based on the analysis of the data that has been done, it can be seen that the
implementation of CTL approach with Picture and Picture model in class XI IPS1
SMAN 1 Sleman about the tradition history in Indonesian society in prehistory era
and history era has been improved. It can be seen from the students’completion of
the minimum criteria which is 75. As many as 15 (42,84%) the students can
achieve their KKM before the implented research. This achievement is improved
by 18 students (51,42%) at the first stage, and finally 27 students (81,81%) at the
second stage of the research.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepadaTuhan Yang Maha Esa, sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan sebagai syarat menempuh gelar Sarjana Pendidikan yang
berjudul“PENINGKATAN

PRESTASI

BELAJAR

SEJARAH

SISWA

MELALUI PENDEKATAN CTLMODEL PICTURE AND PICTURE
KELAS XI IPS 1 SMAN 1 NGAGLIK TAHUN 2012/2013”.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsiini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Maka, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Bapak Rohandi,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Drs. YR. Subakti, M.Pd. selaku dosen pembimbing Idan Dra. Theresia
Sumini, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah dan
dosen pembimbing II
3. Kepala Sekolah SMA N 1 NgaglikBapakDrs. HadiSiswanto, guru mata
pelejaran SejarahBapakTriyana, SP.d. dan siswa-siswi kelas XI IPS 1.
4. Kedua orang tua, adik dankakak tercinta atas doadandukungannya.
5. Teman-teman skripsi payung dan teman-teman Pendidikan Sejarah
angkatan 2008 atas kebersamaan dan untuksalingmembantu.
6. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Maka, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 17 Mei 2013

Penulis

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...............................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................

iv

HALAMAN MOTTO .....................................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..........................................................

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................................. vii
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
ABSTRACT ...................................................................................................

ix

KATA PENGANTAR ....................................................................................

x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................

1

B. Batasan Masalah..................................................................................

7

C. Rumusan Masalah ...............................................................................

7

D. Pemecahan Masalah ............................................................................

7

E. Tujuan Penelitian.................................................................................

8

F. Manfaat Penelitian...............................................................................

8

BAB II: KAJIAN TEORI
A. DeskripsiTeori ..................................................................................... 10
1. PrestasiBelajar Sejarah.................................................................... 10
2. Pendekatan Contextual Teaching And Learning(CTL) .................... 13
3. Implementasi model PembelajaranPicture and Picture.................... 16
xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

B. Kerangka Berpikir ............................................................................... 21
C. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 22
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian................................................................................. 24
1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 24
2. Subjek Penelitian ............................................................................ 24
3. Objek Penelitian.............................................................................. 24
4. Variabel Penelitian.......................................................................... 24
5. Desain Penelitian ............................................................................ 24
B. Metode dan Instrumen Penelitian......................................................... 25
1. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 25
2. Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 26
C. Tehnik Analisis Data ........................................................................... 29
1. Data Kualitatif ................................................................................ 30
2. Data Kuantitatif .............................................................................. 30
3. Nilai Final ....................................................................................... 31
D. Prosedur Penelitian .............................................................................. 32
1. Persiapan ........................................................................................ 32
2. Langkah-Langkah ........................................................................... 33
E. Indikator Keberhasilan ........................................................................ 36
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 37
1. Kondisi Awal .................................................................................. 37
2. Siklus I ........................................................................................... 39
a. Perencanaan ............................................................................... 39
b. Pelaksanaan ................................................................................ 40
c. Pengamatan(Observasi) .............................................................. 41
1) Lembar Pengamatan Diskusi Siswa Siklus I ........................... 42
xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2) Hasil Nilai Tes/Ulangan Siklus I ............................................ 43
3) Hasil Nilai Prestasi Belajar Siswa Siklus I ............................. 45
d. Refleksi siklus I .......................................................................... 48
3. Siklus II .......................................................................................... 48
a. Perencanaan ............................................................................... 48
b. Pelaksanaan ................................................................................ 49
c. Observasi ................................................................................... 50
1) Hasil Nilai Pengamatan Diskusi Siswa Siklus II..................... 50
2) Hasil Nilai Tes/Ulangan Siklus II ........................................... 53
3) Hasil Nilai Prestasi Belajar Siswa Siklus II ............................ 54
d. Refleksi siklus II ........................................................................ 57
B. Komparasi ........................................................................................... 57
1. Komparasi Prestasi Belajar Siswa ................................................... 57
C. Pembahasan......................................................................................... 58
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 63
B. Saran ................................................................................................... 64
1. Bagi Lembaga Pendidikan/Sekolah ................................................. 64
2. Bagi Guru ....................................................................................... 64
3. Bagi CalonGuru .............................................................................. 64
4. Bagi Siswa ...................................................................................... 65

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 66
LAMPIRAN ................................................................................................... 68

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 :

Hasil Nilai Tes/Ulangan Keadaan Awal ................................... 37

Tabel 2 :

Pengamatan Diskusi Siswa Siklus I .......................................... 42

Tabel 3 :

Hasil Perolehan Nilai Tes/Ulangan Siklus I .............................. 43

Tabel 4 :

Hasil Nilai Prestasi Belajar Siswa Siklus I ................................ 45

Tabel 5 :

Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Siklus I Siswa ......................... 47

Tabel 6 :

Pengamatan Diskusi Siswa Siklus II......................................... 50

Tabel 7 :

Hasil Perolehan Nilai Tes/Ulangan Siklus II............................. 53

Tabel 8 :

Hasil Nilai Prestasi Belajar Siswa Siklus II .............................. 54

Tabel 9 :

Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Siklus II Siswa ....................... 56

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar I

: Desain Penelitian ................................................................. 25

Gambar II

: Diagram Perolehan Prestasi Belajar Siswa Siklus I .............. 47

Gambar III : Diagram Perolehan Prestasi Belajar Siswa Siklus II ............. 56

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Surat Ijin Penelitian Universitas Sanata Dharma .................. 68

Lampiran 2

: Surat Perijinan Penelitian dari BAPPEDA............................ 69

Lampiran 3

: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ..................... 70

Lampiran 4

: Kisi-kisiSiklus I ................................................................... 71

Lampiran 5

: Kisi-kisi Siklus II ................................................................. 72

Lampiran 6

: Tabel Hasil Uji Coba Instrumen Siklus I .............................. 73

Lampiran 7

: Silabus ................................................................................. 75

Lampiran 8

: RPP ..................................................................................... 78

Lampiran 9

: Ringkasan Materi Penelitian ................................................ 89

Lampiran 10 : IPKG Siklus I ...................................................................... 108
Lampiran 11 : IPKG Siklus II ..................................................................... 118
Lampiran 12 : Soal-Soal Siklus 1 dan Siklus 2 ............................................ 127
Lampiran 13 : KunciJawaban...................................................................... 132
Lampiran 14 : PenilaianAfektif ................................................................... 133
Lampiran 15 : KomparasiSiklus 1 danSiklus 2 ............................................ 134
Lampiran 16 : Foto-Foto Siklus 1 dan Siklus 2 ........................................... 136

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu investasi jangka panjang yang memerlukan upaya
dan dana yang cukup besar, dalam hal ini diakui oleh semua orang atau suatu
bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia
menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan
bangsa ini karena dari sana tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus
dibentuk. Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan tergantung guru sebagai
orang yang menjadi kreator dalam pendidikan. Hal ini berpengaruh kuat dalam
keberhasilan prestasi siswa dalam pembelajaran.
Pembelajaran di dalam kelas masih sering menggunakan metode ceramah
dimana siswa hanya sebagai pendengar dan cenderung tidak aktif. Apabila ada
pertanyaan dari guru, siswa masih terlihat bingung dan kurang dalam menangkap
pertanyaan dari guru. Selain itu dalam kegiatan pembelajaran siswa kurang
merespon penjelasan dari guru, siswa juga malas bertanya kepada guru, jika diberi
tugas, mereka kurang merasa bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas
dengan baik, hal tersebut yang merupakan kendala bagi guru dalam melaksanaan
pembelajaran sehingga perencanaan pembelajaran sering tidak tepat waktu.
Pentingnya siswa memiliki kemampuan pembelajaran berbasis masalah adalah
dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar, para ahli pembelajaran telah
menyarankan penggunaan paradigma pembelajaran konstruktivistik untuk
kegiatan belajar-mengajar di kelas.
1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

Pelajaran sejarah masih kurang di minati oleh para siswa SMA. Hal ini
diduga karena beberapa faktor, yaitu: pertama, penggunaan metode pembelajaran
yang monoton sehingga hal ini berpengaruh pada prestasi siswa di bidang mata
pelajaran sejarah. Kedua, rendahnya kualitas prestasi siswa di pelajaran sejarah
ditandai dengan belum mencapainya nilai akhir siswa dengan standar yang sudah
ditentukan. Ketiga, siswa menganggap bahwa pelajaran sejarah sangat
membosankan sehingga mempengaruhi minat siswa untuk mempelajari sejarah.
Setelah melakukan observasi di SMAN 1 Ngaglik, menunjukkan bahwa
sudah terdapat kemajuan dalam bidang teknologi yang ada, namun masih terdapat
keterbatasan dari pihak pengajarnya. Salah satunya terlihat pada pengunaan model
pembelajaran yang konvensional pada pembelajaran sejarah, yang cenderung
hanya ceramah dan tanya jawab ini membuat pembelajaran di kelas ini kurang
disukai serta kurang bisa diikuti dengan baik oleh peserta didik. Tidak
mengherankan jika kondisi seperti ini berdampak pada hasil prestasi belajar
sejarah siswa yang kurang maksimal.
Hasil pembelajaran sejarah yang kurang maksimal pada prestasi belajar
siswa di SMAN 1 Ngaglik kelas XI IPS 1 berdasarkan observasi yang di lakukan
peneliti, untuk nilai awal menunjukan bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa
adalah 60 dan nilai tertinggi adalah 90. Rata-rata nilai siswa adalah 72.52. Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh pihak sekolah adalah 75. Ada
20 siswa (57,14%) tidak tuntas KKM karena memiliki nilai dibawah 75 dan ada
15 siswa(42,85%) yang tuntas KKM karena memenuhi KKM. Berdasarkan data
tersebut maka perlu dilakukan peningkatan dalam hal jumlah siswa yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

mencapai KKM dan nilai rata-rata. Dari hasil yang didapat ini, bisa dipastikan
bahwa model pembelajaran konvensional yang diterapkan oleh tenaga pengajar
terhadap siswa kurang bisa diikuti dengan baik sehingga siswa memperoleh hasil
prestasi belajar yang rendah.
Penggunaan

model-model

pembelajaran

inovatif

diperlukan

untuk

membantu siswa dalam memahami setiap materi pembelajaran sejarah yang ada.
Sebenarnya terdapat banyak hal yang dapat kita pelajari dalam pembelajaran
sejarah, yang tidak melulu mempelajari hal-hal yang telah lalu, tetapi semakin
membuat kita mencintai kebudayaan warisan nenek moyang dan perjuangan yang
dilakukan oleh para pahlawan kita terdahulu. Namun karena proses pembelajaran
sejarah dengan model pembelajaran yang digunakan ternyata kurang menarik,
maka pembelajaran sejarah sering di marginalkan atau dianggap kurang penting
oleh para peserta didik yang terlihat pada hasil prestasi belajar peserta didik yang
rendah atau kurang maksimal.
Berdasarkan kurang maksimalnya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran
sejarah, maka peneliti mencoba melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di
SMAN 1 Ngaglik khususnya kelas XI IPS 1. PTK merupakan model yang
menarik karena dalam kenyataan pembelajaran sejarah dianggap kurang menarik,
dengan PTK dapat mencoba metode baru dalam pembelajaran dan diharapkan
dengan memakai metode baru, maka pembelajaran sejarah lebih menarik dan
menyenangkan sekaligus mampu memperbaiki prestasi belajar siswa.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

Oleh karena itu, perlu adanya suatu perubahan dalam penyampaian atau
pemberian materi pembelajaran sejarah dengan variasi model-model pembelajaran
inovatif agar kedepannya pembelajaran sejarah dapat dipahami oleh para siswa.
Peneliti menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)
model Picture and Picture untuk pembelajaran sejarah di SMAN 1 Ngaglik kelas
XI IPS 1. Pendekatan CTL sendiri merupakan sebuah strategi yang memfokuskan
pada siswa sebagai pembelajar yang aktif, dan memberikan rentang yang luas
tentang peluang-peluang belajar bagi mereka yang menggunakan kemampuankemampuan akademik mereka untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan
nyata yang komplek.1
Pendekatan CTL menggunakan konsep pembelajaran melalui penggunaan
pengalaman siswa yang pernah dilihat atau dilakukan dalam kehidupannya
sebagai sumber belajar pendukung mereka guna mendalami pembelajaran sejarah.
Pembelajaran dapat mendorong siswa membuat hubungan antara materi yang
dipelajari, pengalaman yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.2
Penerapan model pembelajaran Picture and Picture ini merupakan harapan
besar untuk mengubah pembelajaran di dalam kelas yang konvensional menjadi
lebih bervariasi dan menarik yang tentu saja telah disesuaikan dengan materi yang
dipelajari. Misalnya, kumpulan gambar dari peninggalan Kerajaan Majapahit
seperti gambar Candi Penataran, Candi Tigawangi, patung Patih Gajah Mada yang
ada sangkut pautnya dengan peninggalan kerajaan Majapahit sehingga dapat
1
2

Elaine B Johnson. CTL (Contextual Teaching & Learning). Bandung: Kaifa. 2010. hlm.31-35.
Elaine B Johnson., loc cit.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

digunakan untuk menarik minatdan perhatian siswa sejarah peninggalan Kerajaan
Majapahit.
Model pembelajaran Picture and Picture merupakan media visual yang
menggunakan gambar yang menangkap ide atau informasi yang terkandung di
dalamnya dengan lebih jelas, dibandingkan dengan menggunakan penjelasan
melalui kata – kata, baik tertulis maupun yang diucapkan. Gambar telah lama
digunakan sebagai medium untuk mengajar dan belajar serta dapat digunakan
terus dengan efektif dan mudah.3
Selain itu, untuk pembuktian bahwa model pembelajaran Picture and
Picture ini cocok digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran di dalam
kelas yang kurang bisa diikuti oleh para siswanya yaitu bahwa sebelumnya model
pembelajaran ini telah digunakan oleh pelaku pendidikan, ditunjukan dalam hasil
penelitian milik Yosefin Fitri Wijayanti yang telah berhasil meneliti dengan judul:
Peningkatan prestasi dan kepuasan belajar sejarah siswa dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture kelas XI IPS 1 SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa penerapan
model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.4 Peningkatan
tersebut dapat dilihat dimana pada saat pra tindakan ada 23 siswa (76,67%) yang
mencapai KKM sebesar 78 sedangkan 7 siswa (23,33 %) yang dinyatakan tidak
tuntas KKM karena memiliki nilai di bawah 78 , pada siklus I sebanyak 30 siswa
3

Amir Hamzah Sulaiman.Media Audio-Visual.1981.hlm. 27.
Skripsi Yosefin Fitri Wijayanti.Peningkatan prestasi dan kepuasan belajar sejarah siswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture kelas IPS 1 SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta.2012 ( tidak diterbitkan).

4

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

(100%) yang mencapai KKM sebesar 78, pada siklus II sebanyak 30 siswa
(100%) yang mencapai KKM sebesar 78.
Eka Wahyuningsih telah berhasil meneliti dengan judul: Meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi kehidupan masa pra aksara di
Indonesia melalui penerapan model Picture and Picture kelas X 1 SMA Negeri 1
Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini mendapatkan hasil
bahwa penerapan model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa

kelas X 1 SMA Negeri 1 Cikalongwetan

Kabupaten Bandung Barat. Peningkatan tersebut dapat dilihat dimana pada saat
pra tindakan ada 21 siswa (70%) yang mencapai KKM sebesar 75 sedangkan 9
siswa (30 %) yang dinyatakan tidak tuntas KKM karena memiliki nilai di bawah
75 , pada siklus I sebanyak 25 siswa (83,33%) yang mencapai KKM sebesar 75
sedangkan 5 siswa (16,66%) yang dinyatakan tidak tuntas KKM, pada siklus II
sebanyak 28 siswa (93,33%) yang mencapai KKM sebesar 75 sedangkan 2 siswa
(6,6%) yang dinyatakan tidak tuntas KKM.
Berdasarkan contoh kedua penelitian di atas, membuktikan bahwa model
pembelajaran Picture and Picture mampu memberikan keberhasilan dalam upaya
memperbaiki hasil belajar siswa di dalam kelas. Maka dari itu, dengan mengacu
pada penelitian dengan model Picture and Picture mengalami keberhasilan di
atas, diharapkan model pembelajaran Picture and Picture yang digunakan dalam
penelitian di SMAN 1 Ngaglik ini mengalami keberhasilan seperti contoh di atas.
Sehingga, dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sejarah.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti akan membatasi permasalahan hanya pada
peningkatan prestasi belajar sejarah dengan menggunakan pendekatan CTL model
Picture and Picture.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengambil rumusan
masalah sebagai berikut: Apakah pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL) model Picture and Picture dapat meningkatan prestasi belajar sejarah siswa
dalam pembelajaran sejarah pada siswa SMA kelas XI IPS 1 di SMAN I Ngaglik
Sleman tentang “perkembangan kehidupan Negara-Negara Kerajaan HinduBuddha di Indonesia” ?

D. Pemecahan Masalah
Pemecahan

masalah

di

atas,

perlu

dilakukan

penelitian

dengan

menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tehnik analisis data
kualitatif dan data kuantitaif. PTK merupakan model yang menarik karena dalam
kenyataan pembelajaran sejarah dianggap kurang menarik, dengan PTK dapat
mencoba metode baru dalam pembelajaran dan diharapkan dengan memakai
metode baru maka pembelajarah sejarah lebih menarik dan menyenangkan
sekaligus mampu memperbaiki prestasi belajar siswa. PTK dengan tehnik analisis
data kualitatif merupakan analisis data berbentuk kata-kata, yang diperoleh

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

melalui observasi dan termasuk sebagai penilaian dalam ranah afektif. Tehnik
analisis data kuantitatif merupakan tehnik analisis data yang berbentuk angka atau
bilangan dengan tehnik perhitungan menggunakan perhitungan matematika atau
statistika, yang diperoleh melalui hasil tes dan termasuk sebagai penilaian dalam
ranah kognitif.

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar sejarah siswa setelah
menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning model Picture and
Picture dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 SMAN 1
Ngaglik tentang “perkembangan kehidupan Negara-Negara Kerajaan HinduBuddha di Indonesia”

F. Manfaat penelitian
Manfaat yang sekiranya dapat diperoleh dalam penelitian yang dilakukan di
SMAN 1 Ngaglik ini adalah:
1. Bagi Lembaga Pendidikan atau Sekolah
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan harapan dapat membantu
memberikan wacana bagi para lembaga pendidikan atau sekolah, melihat
berbagai macam model pembelajaran yang dapat digunakan untuk
menjalankan proses pembelajaran sejarah di dalam kelas.
2. Bagi Peserta Didik

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Picture
and Picture ini diharapkan dapat memberi penyegaran variasi pembelajaran
sejarah menggunakan model pembelajaran selain pembelajaran konvensional
yang sering dirasakan oleh para peserta didik di dalam kelas.
3. Bagi Guru
Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Picture
and Picture ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru-guru
khususnya guru mata pelajaran sejarah dalam penggunaan berbagai modelmodel

pembelajaran

yang

bervariasi

untuk

menyampaikan

materi

pembelajaran sejarah kepada peserta didik.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini telah menjadi pelajaran sekaligus pengalaman bagi guru
pelaksana PTK, karena dengan adanya penelitian ini disamping telah
meningkatkan prestasi siswa penelitian ini juga sekaligus sebagai sarana
koreksi dan refrensi bagi pelaksanan PTK itu sendiri untuk mengajar lebih
baik pada masa mendatang dalam rangka menjadi guru yang profesional.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
KAJIAN TEORI
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan permasalahan tentang: apakah
pendekatan CTL model Picture and Picture dapat meningkatkan prestasi belajar
sejarah siswa kelas XI IPS SMAN 1 Ngaglik, dapat dilaksanakan dengan teoriteori yang mendukung pelaksanaan penelitian melalui pendekatan CTL model
Picture and Picture seperti: Prestasi Belajar Sejarah, pendekatan CTL dan model
pembelajaran Picture and Picture.
A. Kajian Teori
1. Prestasi Belajar Sejarah
Prestasi belajar berasal dari kata “prestasi“ dan “belajar’ prestasi berarti
hasil yang telah dicapai. Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau lmu. Jadi prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya
ditunjukan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam
penelitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata
pelajaran matematika dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru
kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan padanya.
Menurut Masidjo (2006), didalam bukunya yang berjudul Psokologi Belajar
dan Pembelajaran, menguraikan bahwa prestasi belajar siswa merupakan hasil
yang dicapai oleh siswa dalam suatu rangkaian pembelajaran yang dilakukan oleh
instansi pendidikan, diman hasil tersebut dapat membuktikan kemampuan yang
dimiliki oleh para peserta didik. Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil
10

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

evaluasi yang dilakukan. Dalam menghasilkan suatu prestasi belajar, perlu adanya
suatu kerjasama baik antara guru dengan siswa untuk menjalankan proses
mendapatkan suatu hasil dari proses tersebut. Dalam hasil yang dicapai oleh siswa
tersebut didukung oleh beberapa factor seperti daya tangkap siswa itu sendiri,
kemudian kreatifitas yang dimiliki oleh guru dalam penyampaian materi supaya
dapat ditangkap oleh siswa dengan baik. Maka dari itu untuk memperoleh suatu
prestasi belajar siswa yang maksimal, maka perlu adanya kerjasama dengan baik
antara siswa dengan guru dalam prosesnya5.
Gagne (1977) mengemukakan salah satu definisi belajar yang cukup
sederhana namun mudah diingat adalah “Learning is relatively permanent change
in behaviour that result from past experience or purposeful instruction”. Belajar
adalah suatu perubahan perilaku yang relatif menetap yang dihasilkan dari
pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang bertujuan/direncanakan.
Pengalaman diperoleh individu dalam interaksinya dengan lingkungan, baik yang
tidak direncanakan maupun yang direncanakan, sehingga menghasilkan
perubahan yang bersifat relatif tetap.
Menurut Thorndike yang dikutip oleh Dra. Eveline Siregar, M. Pd. dan
Hartini Nara, M. Si, belajar adalah proses interaksi antara stimulasi ( yang
mungkin berupa pikiran, perasaan, atau gerakan ) dan respon ( yang juga bisa
bentuk pikiran, perasaan, atau gerakan ). Teori belajar Thorndike juga disebut
sebagai aliran “connectionism”. Belajar dapat dilakukan dengan mencoba – coba
( trial and error ). Mencoba – coba dilakukan bila seseorang tidak tahu bagaimana
5

Masidjo. Psikologi belajar dan pembelajaran.Bina Dharma Mulia:Yogyakarta,2006.hlm. 43.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

harus memberikan respon atas sesuatu, kemungkinan akan ditemukan respons
yang tepat berkaitan dengan masalah yang dihadapinya.
Menurut Prof. DR, Kuntowijiyo, didalam bukunya yang berjudul Pengantar
Ilmu sejarah, menguraikan bahwa sejarah adalah rekontruksi masa lalu. Jangan
dibayangkan bahwa membangun kembali masa lalu itu untuk kepentingan masa
lalu sendiri, itu antikuarianisme dan bukan sejarah. Juga jangan dibayangkan masa
lalu yang jauh. Kata seorang sejarawan Amerika, sejarah itu ibarat orang naik
kereta menghadap ke belakang, ke samping kanan dan kiri. Satu – satunya
kendala ialah ia tidak bisa melihat ke depan. Ada definisi sejarah yang tautologies
yang mengatakan bahwa sejarah ialah apa yang dikerjakan sejarawan. Tautologis
ini menegaskan bahwa sejarawan mempunyai kebebasan dalam rekontruksi. Yang
mengikat sejarawan hanyalah batang korek yang berupa fakta sejarah.
Perumpamaan lain, sejarawan itu seperti dalang ia dapat memainkan apa saja.
Yang direkontruksi sejarah ialah apa yang sudah dipikirkan, dikatakan,
dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh orang. 6
Sejarah itu berguna secara intrinsik dan ekstrinsik. Secara intrinsik, sejarah
itu berguna sebagai pengetahuan. Seandainya sejarah tidak ada gunanya secara
ekstrinsik, yang berarti tidak ada sumbangannya diluar dirinya, cukuplah dengan
nilai – nilai instrinsiknya. Akan tetapi, disadari atau tidak, ternyata sejarah ada di
mana – mana. Guna sejarah secara intrinsic ada empat, yaitu :
1.
2.
3.
6

Sejarah sebagai ilmu
Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau
Sejarah sebagai pernyataan pendapat

Prof. DR. Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah.Yogyakarta : Bentang,1995.hlm.18.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

4.
Sejarah sebagai profesi7
2. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
Pendekatan kontekstual ( contextual teaching and learning ) adalah konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubunga antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual,
yakni : kontruktivisme (contructivism), bertanya (questioning), inkuiri (inquiry),
masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian
(authentic assessment).8
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa secara natural pikiran mencari makna
konteks sesuai dengan situasi nyata lingkungan seorang, dan itu dapat terjadi
melalui pencarian hubungan yang masuk akal dan bermanfaat. Pemanduan materi
pelajaran dengan konteks keseharian siswa di dalam pembelajaran kontekstual
akan menghasilkan dasar-dasar pengetahuan yang mendalam di mana siswa kaya
akan pemahaman masalah dan cara untuk menyelesaikannya. Siswa mampu
secara independent menggunakan pengetahuannya untuk menyelesaikan masalahmasalah baru dan belum pernah dihadapi, serta memiliki tanggung jawab yang
lebih terhadap belajarnya seiring dengan peningkatan pengalaman dan
pengetahuan mereka.
CTL adalah juga suatu proses pembelajaran berupa learner-centered and
learning in context. Konteks adalah sebuah keadaan yang mempengaruhi
7
8

Ibid., hlm. 20.
Trianto.Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif.Jakarta.Kharisma Putra,2010.hlm. 19.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

kehidupan siswa dalam pembelajarannya. Poses pembelajaran kontekstual
tersusun oleh delapan komponen yaitu sebagai berikut :9
1. Membangun hubungan untuk menemukan makna (relating), dengan
mengaitkan apa yang dipelajari di sekolah dengan pengalamannya
sendiri, kejadian di rumah, informasi media massa dan lain-lain, anak
akan menemukan sesuatu yang jauh lebih bermakna dibandingkan
apabila informasi yang diperolehnya di sekolah disimpan begitu saja
tanpa dikaitkan dengan hal-hal lain. Bila anak merasa bahwa sesuatu
yang dipelajari ternyata bermakna, maka ia akan termotivasi dan terpacu
untuk belajar.
2. Melakukan sesuatu yang bermakna (experiencing), ada beberapa langkah
yang dapat ditempuh guru untuk membuat pelajaran terkait dengan
konteks kehidupan siswa, yaitu sebagai berikut :
a. Mengaitkan pembelajaran dengan sumber-sumber yang ada di
konteks kehidupan siswa
b. Menggunakan sumber-sumber dari bidang lain
c. Mengaitkan beberapa pelajaran yang membahas topik yang
berkaitan
d. Menggabungkan antara sekolah dengan pekerjaan
e. Belajar melalui kegiatan sosial
3. Belajar secara mandiri : kecepatan belajar siswa sangat bervariasi,
cara belajar juga berbeda, bakat dan minat mereka juga bermacammacam. Perbedaan-perbedaan ini hendaknya dihargai dan siswa diberi
kesempatan belajar mandiri sesuai kondisi masing-masing siswa.
4. Kolaborasi (collaborating) : setiap makhluk hidup membutuhkan
makhluk hidup lain, demikian juga pembelajaran di sekolah
hendaknya dapat mendorong siswa untuk bekerjasama dengan yang
la in
5. Berpikir kritis dan kreatif (applying) : salah satu tujuan belajar adalah
agar siswa dapat mengembangkan potensi intelektual yang
dimilikinya. Pembelajaran di sekolah hendaknya melatih siswa untuk
berpikir kritis dan kreatif dan juga memberikan kesempatan untuk
mempraktikkannya dalam situasi yang nyata.
6. Mengembangkan potensi individu (transfering) : karena tidak ada
individu yang sama persis, maka kegiatan pembelajaran hendaknya
bisa mengidentifikasi potensi yang dimiliki setiap siswa serta
memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengembangkannya.
7. Standar pencapaian yang tinggi : pada dasarnya setiap orang ingin
mencapai sesuatu yang tinggi; standar yang tinggi akan memacu siswa
untuk berusaha keras dan menjadi yang terbaik
9

Eveline Siregar dkk.Teori Belajar dan Pembelajaran.Jakarta.Ghalia Indonesia.2011. hlm.118119.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

8. Assesmen yang autentik: pencapaian siswa tidak cukup hanya diukur
dengan tes saja, hasil belajar hendaknya diatur dengan assesmen
autentik yang bisa menyediakan informasi yang benar dan akurat
mengenai apa yang benar-benar diketahui dan dapat dilakukan oleh
siswa atau tentang kualitas program pendidikan.
Pembelajaran kontekstual dapat dikatakan sebuah pendekatan pembelajaran
yang mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah dari pengetahuan. Melalui
hubungan di dalam dan luar ruang kelas, suatu pendekatan pembelajaran
kontekstual menjadikan pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa dalam
membangun pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam pembelajaran seumur
hidup. Pembelajaran kontekstual menyajikan suatu konsep yang mengaitkan
materi pelajaran yang dipelajari siswa dengan konteks di mana materi tersebut
digunakan, serta berhubungan dengan bagaimana seseorang belajar atau gaya/cara
siswa belajar. Konteks memberikan arti relevansi dan manfaat penuh terhadap
belajar.
CTL adalah sebuah system yang menyeluruh. CTL terdiri dari bagian –
bagian yang saling terhubung. Jika bagian – bagian ini terjalin satu sama lain,
maka akan dihasilkan pengaruh yang melebihi hasil yang diberikan bagian –
bagiannya secara terpisah. Seperti halnya biola, cello,clarinet, dan alat – alat
music lain di dalam sebuah orchestra yang menghasilkan bunti yang berbeda –
beda yang secara bersama – sama menghasilkan music, demikian juga bagian –
bagian CTL yang terpisah melibatkan proses – proses yang berbeda, yang ketika
digunakan secara bersama – sama, memampukan para siswa membuat hubungan
yang menghasilkan makna. Setiap bagian CTL yang berbeda – beda ini
memberikan sumbangan dalam menolong siswa memahami tugas sekolah. Secara

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

bersama – sama, mereka membentuk suatu system yang memungkinkan para
siswa melihat makna di dalamnya, dan mengingat materi akademik.10 System CTL
mencakup delapan komponen berikut ini :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Membuat keterkaitan – keterkaitan yang bermakna
Melakukan pekerjaan yang berarti
Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri
Bekerja sama
Berpikir kritis dan kreatif
Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang
Mencapai standar yang tinggi
Menggunakan penilaian autentik

3. Implementasi model Picture and Picture
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaraan yang
sedang dikembangkan di Indonesia, sehingga pada saat ini belum banyak
dilakukan di Indonesia ini. Alasan yang utama adalah kekhawatiran bahwa akan
terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika mereka ditempatkan di
grup.11 Selain itu, terkadang siswa sendiri yang tidak menyukai jika diminta oleh
gurunya untuk bekerja sama dengan siswa lainnya. Siswa yang tekun merasa
harus bekerja melebihi yang lain dalam grup mereka, sedangkan siswa yang
kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang
lebih pandai.12 Siswa yang tekun juga merasa temannya kurang mampu hanya
menumpang saja pada hasil jerih payah mereka.13 Itu semua adalah pandangan
negatif orang terhadap kerja sama.

10
11

Elaine B. Johnson, Ph. D. Contextual Teaching & Learning.Bandung : Khaifa.2010.hlm. 65.

Anita Lie, Cooperative Learning : Mempratikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas,
Jakarta : Gramedia, 2010. hlm. 28.
12
Ibidem.
13
Ibidem.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

Model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekadar
belajar dalam kelompok yang dilakukan asal-asalan.14 Ada perbedaan antara
pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran tradisional. Salah satu model yang
saat ini populer dalam pembelajaran adalah Model Pembelajaran Picture and
Picture ini merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif. Model
pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan
gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan.
Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam
setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan
sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif,
setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk
menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan
menggunakan metoda, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang
diperoleh dari proses pembelajaran.
Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses
pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses
pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan
gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta
dalam ukuran besar. Model pembelajaran Picture and Picture merupakan media
visual yang menggunakan gambar yang menangkap ide atau informasi yang
terkandung didalamnya dengan jelas, lebuh jelas daripada yang dapat
14

Ibid., hlm. 29.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

diungkapkan oleh kata – kata, baik yang ditulis maupun yang diucapkan. Gambar
telah lama digunakan sebagai medium untuk mengajar dan belajar serta dapat
digunakan terus dengan efektif dan mudah. Selain dari itu gambar mudah
didapat.15
Menggunakan gambar sebagai media pembelajaran hal yang tidak boleh
dilupakan yaitu, bahwa pengertian remaja terhadap sebuah gambar berbeda
dengan orang dewasa. Nilai sebuah gambar justru tergantung dari bagaimana
seseorang menyerap makna yang terkandung di dalamnya. Gambar yang bisa
digunakan tentu yang ada hubungannya dengan pelajaran yang sedang diajarkan.
Kita harus dapat mengarahkan minat siswa yang sedang melihat gambar untuk
mendapatkan jawaban atas pertanyaan – pertanyaan yang timbul dalam
pikirannya. Gambar harus dapat merangsang partisipasi siswa agar mereka suka
bicara tentang gambar yang dilihatnya melalui diskusi kelompok. Dari sebuah
gambar bisa lahir diskusi yang cerdas dan menarik.16
Kinder (1996: 6-9) menjelaskan bahwa metode visual dalam pembelajaran
ini mengacu tidak hanya pada bentuk-bentuk nonverbal dan nontulisan melainkan
juga gambar yang hadir dalam bentuk, semisal: peta, poster, foto, pamflet,
diagram, sketsa, dan lainnya. Seiring perkembangan teknologi muncul material
visual dalam bentuk tiga dimensi, semisal: globe, kerangka peraga, spesimen, dan
bentuk-bentuk model peraga lainnya. Selain itu juga muncul material visual yang
dilengkapi dengan suara, semisal film pendidikan pun bentuk-bentuk video
lainnya. Selanjutnya dikatakan bahwa penggunaan material visual tidak lagi hanya
15
16

Amir Hamzah Sulaiman.Media Audio-Visual.1981.hlm. 27.
Amir Hamzah Sulaiman.loc.cit.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

sebatas alat bantu mengajar saja melainkan sebagai bahan ajar itu sendiri. Hal ini
karena medium visual dapat berdiri sendiri sebagai bahan ajar dan bukan hanya
sebagai alat penunjang pun alat bantu. Metode visual, atau bisa juga disebut
sebagai teknik visual, mengacu pada aplikasi langkah-langkah sistematis yang
dimungkinkan oleh penggunaan alat-alat produksi visual dalam memproduksi
material visual. Sebagai gambaran, misalnya metode pemotretan, metode
pembuatan film, metode pembuatan karya seni rupa dan lainny