Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SD Gugus Bangsa Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung

Evaluasi Program Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Kinerja Guru di SD
Gugus Bangsa Kecamatan Kaloran
Kabupaten Temanggung

JURNAL

Oleh:
Yusia Sri Prajoko
942015026

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017

1

2

3


4

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Kepala sekolah sebagai pemimpin di dalam

sekolah memiliki peran yang sangat penting untuk
membantu guru dan karyawan dalam peningkatan
kinerja, untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Kepala Sekolah merupakan salah satu komponen
pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan
kualitas

pendidikan,

Kepala


Sekolah

adalah

penanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan,
administrasi sekolah, pembinaan tenaga pendidikan
lainnya, pendayagunaan serta pemeliharaan sarana
dan prasarana juga sebagai supervisor pada sekolah
yang dipimpinnya. Kepala Sekolah bertanggung jawab
atas manajemen pendidikan secara mikro, yang
secara

langsung

berkaitan

dengan

proses


pembelajaran. Kepala sekolah memiliki fungsi untuk
mengawasi, membangun, mengkoreksi dan mencari
inisiatif terhadap jalannya pembelajaran dan kegiatan
yang berlangsung dilakukan oleh

pihak sekolah

(Mulyasa, 2007: 24-25). Di samping itu kepala sekolah
juga memiliki fungsi dalam menciptakan hubungan
yang selaras dan manusiawi agar secara bersama dan
serempak
tujuan

bergerak

dengan

menuju

kesiapan


ke

arah

pencapaian

melaksanakan

masing-

masing tugas secara efektif dan efisien (Syaiful, 2005:
50).
5

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 bahwa Kepala
Sekolah mempunyai 5 kompetensi yang dijadikan
penilaian


kinerja

Kepala

Sekolah.

5

kompetensi

tersebut antara lain 1) kompetensi kepribadian; 2)
kompetensi manajerial; 3) kompetensi kewirausahaan;
4) kompetensi supervisi; 5) kompetensi sosial. Kepala
sekolah memiliki tanggung jawab atas keberhasilan
proses pendidikan dan mutu pendidikan pada suatu
sekolah sehingga kemampuan kepala sekolah dalam
memimpin

sistem


sekolah

sangat

berpengaruh

terhadap terselenggaranya menejemen yang baik.
Dengan kualitas kepemimpinan kepala sekolah
yang baik maka akan bisa menciptakan kinerja guru
yang maksimal sehingga dapat meningkatkan mutu
pendidikan

sesuai

tujuan

yang

diharapkan.


Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu
faktor yang dapat membentuk sebuah kinerja guru
yang

baik

demi

dapat

memperoleh

kualitas

tugasnya

sebagai

pendidikan yang baik.
Dalam


melaksanakan

pemimpin sekolah, Kepala Sekolah memiliki program
kerja dan mengevaluasi program kerja secara periodik
sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun, pada
akhir

tahun

disebutkan

anggaran

dalam

buku

sekolah
Panduan


sebagaimana
Kerja

Kepala

Sekolah 2017.
6

Guna mengevaluasi sebuah program, dibutuhkan
model

yang

tepat.

Adapun

model


yang

tepat

digunakan dalam penelitian ini adalah model CIPP,
karena dalam penelitian ini terdapat perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang
sejalan dengan model CIPP yang berorientasi konteks
program, input, proses dan produk. Penelitian ini
bertujuan

untuk

mengevaluasi

program

kepala

sekolah dalam menjalankan peran dan fungsinya

sebagai pemimpin sekolah untuk memajukan sekolah.
Adapun hasilnya diharapkan dapat menjadi rujukan
bagi sekolah untuk melakukan evaluasi diri sekolah
dan direkomendasi untuk melakukan program tindaklanjut. Setelah dievaluasi, maka akan diketahui mana
program yang harus diganti dan mana program yang
masih bisa dilanjutkan.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh

Riyanto

Supervisi

dengan

Akademik

judul

“Evaluasi

Kepala

Sekolah

Program
Dapat

Meningkatkan Kinerja Mengajar Guru SD Negeri 1
Tegalrejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal”,
tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi
konteks, input, proses, dan produk program supervisi
akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja
mengajar guru SD Negeri 1 Tegorejo Kecamatan
Pegandon Kabupaten Kendal. Jenis penelitian ini
adalah

penelitian

evaluatif

dengan

pendekatan
7

kualitatif, menggunakan model CIPP. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa (1) Pada aspek konteks,
lingkungan SD Negeri 1 Tegorejo Pegandon sudah
sangat mendukung dan kondusif. (2) Pada aspek
input,

pelaksanaan

sudah

berjalan

program

baik

(3)

supervisi
Pada

akademik

aspek

proses,

perencanaan dan pelaksanaan program supervisi
akademik perlu direncanakan dengan baik. (4) Pada
aspek produk, secara umum pelaksanaan supervisi
berjalan dengan baik, hanya ada beberapa guru yang
pada waktu pelaksanaan belum siap tetapi program
ini harus dilaksanakan, karena supervisi akademik
merupakan

serangkaian

membantu

meningkatkan

kegiatan
kinerja

yang

dapat

mengajar

guru

sehingga mencapai tujuan pembelajaran yang optimal
dan siswa berprestasi.
Penelitian
Hikmah

yang

dengan

dilakukan
judul

oleh

“Evaluasi

Hidayatun
Program

Pengembangan Profesionalisme Guru MI Ma’arif NU 1
Pageraji Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas”,
penelitian ini bertujuan mendeskripsikan program
pengembangan profesionalisme guru di MI Ma’arif NU
1 Pageraji Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas.
Model evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model evaluasi CIPP (context, input, process,
product). Hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1)
Dari komponen context, perumusan visi, misi, dan
8

tujuan program pengembangan profesionalisme guru
sudah kategori baik. Sedikit catatan pada perumusan
visi dimana perumusan misi masih kurang sempurna,
karena visi dari pelaksanaan program pengembangan
profesionalisme guru merupakan implementasi dari
visi dan misi madrasah yang mengacu pada program
tahunan dan Renstra madrasah. 2) Dari komponen
Input,

menunjukkan

bahwa

input

tim,

guru,

kurikulum serta sarana dan prasarana sudah kategori
baik.

Sedikit

catatan

pada

input

sarana

dan

prasarana masih perlu adanya peninjauan terkait
pengembangan
komponen
materi,

profesionalisme

Process,
dan

guru.

penggunaan

waktu

3)

metode,

pembelajaran

Dari
media,
dalam

pengembangan profesionalisme guru sudah kategori
baik.

Sementara

profesionalisme

untuk
guru

waktu

perlu

pengembangan

dioptimalkan.

4)

Komponen Product sudah kategori baik.

Kedua penelitian di atas adalah mengevaluasi
program

untuk

meningkatkan

menggunakan

model

CIPP,

mengevaluasi

Program

kinerja

maka

Kepala

penulis

Sekolah

guru
akan
untuk

meningkatkan kinerja guru SD di gugus bangsa
Kecamatan

Kaloran

Kabupaten

Temanggung

menggunakan model CIPP (context, input, process,
product).
9

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
dengan kepala sekolah yang dilakukan oleh peneliti di
SD

Kemiri

1,

SD

Kemiri

2,

dan

SD

Tepusan

Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung, di mana
ketiga sekolah yang masih berakreditasi B ini dapat
dikatakan

sekolah

yang

baik

di

gugus

bangsa

Kecamatan Kaloran. Dalam tiga tahun terakhir ketiga
sekolah ini juga mulai memperoleh prestasi dibidang
akademik

maupun

non

akademik.

Hal

ini

menunjukkan adanya peningkatan mutu sekolah di
gugus

bangsa,

di

mana

pada

tahun-tahun

sebelumnya pada bidang akademik belum terjadi
peningkatan. Penerimaan siswa di tahun pelajaran
baru juga bisa dikatakan tidak ada perubahan, siswa
baru hanya diperoleh dari masyarakat sekitar dengan
alasan mendaftarkan anaknya di sekolah tersebut
bukan berdasarkan mutu pendidikannya melainkan
beralasan karena dekat dengan rumah.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk
meneliti program kepala sekolah dan pelaksanaan
program yang dibuatnya. Adapun judul yang dibuat
penulis adalah “Evaluasi Program Kepala Sekolah
dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SD Gugus
Bangsa Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung”.

10

B.

Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif

evaluatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian

yang

berlandaskan

pada

filsafat

postpositivme, digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek yang alamiah, Sugiyono (2010:15). Penelitian ini
menggunakan

pendekatan

CIPP

(Context,

Input,

Process, Product).
C.

HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian yang dilakukan pada bulan

Oktober 2016 sampai dengan bulan April 2017 pada
SD di gugus bangsa Kecamatan Kaloran Kabupaten
Temanggung yang terdiri dari 5 SD yaitu SD Negeri
Kemiri 1, SD Negeri Kemiri 2, SD Negeri Tepusen 1,
SD Negeri Tepusen 2, dan SD Negeri Tempuran. Akan
tetapi atas rekomendasi dari kepala sekolah yang
menjadi ketua gugus bangsa, peneliti melakukan
penelitian pada 3 SD dengan kualitas sama dalam
memperoleh nilai akreditasi B, yaitu SD Negeri Kemiri
1, SD Negeri Kemiri 2, dan SD Negeri Tepusen 2.
Hasil observasi lapangan, ketiga sekolah tersebut
memiliki ruang belajar yang memadai, profil sekolah,
data guru, data siswa, program kepala sekolah, visi
dan misi yang sangat bagus. Hasil wawancara dengan
pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru, ketiga
sekolah

tersebut

memiliki

program

untuk
11

meningkatkan kinerja guru, yaitu program supervisi
kepala

sekolah.

program

Peneliti

supervisi,

juga

jadwal

melihat

supervisi,

dokumen
instrumen

penilaian supervisi, hasil supervisi. Ini sesuai dengan
teknik pengumpulan data yang disebutkan dalam
tujuan

observasi

lapangan,

wawancara

terhadap

pengawas sekolah, Kepala sekolah, dan Guru SD
Negeri 1 Kemiri, SD Negeri Tepusen 2 dan SD Negeri
Kemiri 2, serta dokumentasi yang dimiliki oleh
sekolah.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis, diolah
dan dideskripsikan untuk mengetahui hasil evaluasi
menggunakan

model

CIPP,

karena

dalam

CIPP

berorientasi pada konteks, input, proses, dan produk.
Hasil

evaluasi

landasan

nantinya

rekomendasi

akan

demi

dijadikan

sebagai

peningkatan

kinerja

Kepala Sekolah dalam menjalankan tugasnya sebagai
pimpinan sekolah, untuk meningkatkan kinerja guru,
sebagaimana pendapat Mulyasa (2007:98) bahwa
fungsi

kepala

sekolah

adalah

sebagai

educator,

manajer, administrator, supervisor, leader,

inovator,

dan motivator.

D.

Pembahasan

Analisa Konteks Program
Program evaluasi Pengawas Sekolah terhadap
program kerja Kepala Sekolah SD Negeri di gugus
12

bangsa

dilaksanakan

evaluasi

Pengawas

setiap

Sekolah

semester.
untuk

Adapun

meningkatkan

kinerja Kepala Sekolah berguna untuk meningkatkan
kinerja

kepala

sekolah

dan

guru

baik

secara

administrasi maupun KBM. Hal ini sesuai dengan
pendapat

Wahjosumidjo

(2007:83)

bahwa

kepala

sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang
diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana
diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat
di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi
pelajaran

dan

murid

yang

menerima

pelajaran.

Adapun salah satu program kerja pengawas sekolah
untuk mengevaluasi program kerja kepala sekolah
adalah melalui kegiatan supervisi.

Input Program
Input program supervisi adalah ketersediaan
dokumen

berupa

program

supervisi

pengawas

sekolah, program supervisi Kepala Sekolah, dan
program KKG. Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah
juga memiliki dokumen pelaksanaan KKG, supervisi
guru dan hasil penilaian kinerja kepala sekolah serta
kinerja guru. Hal ini sesuai dengan fungsi Kepala
Sekolah yaitu sebagai educator, manajer, administator,
supervisor, dan inivator.

13

Proses Program
Proses program supervisi adalah pelaksanaan
supervisi berdasarkan observasi adalah semua guru di
SDN Kemiri 1, SDN Kemiri 2, dan SDN Tepusen telah
disupervisi setiap semester, sehingga dalam tiga
tahun terakhir masing-masing guru sudah mengalami
supervisi 6 kali, berarti 100% guru sudah di supervisi
oleh kepala sekolah meskipun menemui kendala yaitu
waktu, akan tetapi kendala itu bisa teratasi, yaitu
dengan membuat kesepakatan ulang.
Setiap

kepala

sekolah

harus

memiliki

keterampilan teknis berupa kemampuan menerapkan
teknik-teknik

supervisi

pembelajaran

yang

tepat.

Kepala sekolah dapat menggunakan teknik individual
atau kelompok.
a.

Teknik supervisi individual

Teknik

supervisi

supervisi

individual

perorangan.

adalah

Pengawas

pelaksanaan

Sekolah

hanya

berhadapan dengan seorang guru sehingga dari hasil
supervisi

ini

akan

diketahui

kualitas

pembelajarannya. Teknik-teknik supervisi ini dapat
dilakukan dengan kunjungan kelas, observasi kelas,
pertemuan individual, kunjungan antarkelas, dan
menilai diri sendiri. Kunjungan kelas adalah teknik
pembinaan

guru

oleh

kepala

sekolah

untuk

mengamati proses pembelajaran di kelas. Tujuannya
untuk menolong guru dalam mengatasi masalah di
14

dalam kelas. Observasi kelas ialah mengamati proses
pembelajaran secara teliti di kelas. Tujuannya untuk
memperoleh

data

obyektif

aspek-aspek

situasi

pembelajaran dan kesulitan-kesulitan guru dalam
usaha memperbaiki proses pembelajaran. Aspekaspek

yang

aktivitas

diobservasi

guru-peserta

ialah

usaha-usaha

didik

dalam

dan

proses

pembelajaran, cara menggunakan media pengajaran,
variasi metode, ketepatan penggunaan media dengan
materi,

ketepatan

mengunakan

metode

dengan

materi, dan reaksi mental para peserta didik dalam
proses belajar mengajar. Pelaksanaan observasi kelas
malalui tahap persiapan, pelaksanaan, penutupan,
penilaian
Pertemuan

hasil

observasi,

individual

dan

ialah

tindak

satu

lanjut.

pertemuan,

percakapan, dialog, tukar pikiran antara pengawas
sekolah dan guru. Tujuannya untuk guru agar
berkonsultasi dengan pengawas guna memperbaiki
segala kelemahan dan kekurangan. Bisa dilakukan
dengan 1) Classroom-conference, yaitu percakapan
individual yang dilaksanakan di dalam kelas ketika
peserta didik sedang meninggalkan kelas; 2) Officeconference,

yakni

percakapan

individual

yang

dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau ruang
guru, yang sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu
yang dapat digunakan untuk memberikan penjelasan
kepada guru; 3) Causal-conference, yaitu percakapan
15

individual

yang

bersifat

informal,

yang

secara

kebetulan bertemu dengan guru; 4). Observational
visitation,

yaitu

percakapan

individual

yang

dilaksanakan setelah pengawas sekolah melakukan
kunjungan kelas atau observasi kelas. Kunjungan
antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke
kelas yang lain di sekolah itu sendiri. Tujuannya
adalah

untuk

berbagi

pengalaman

dalam

pembelajaran. Sedangkan menilai diri sendiri adalah
penilaian diri yang dilakukan oleh diri guru itu sendiri
secara obyektif.
b.

Teknis supervisi kelompok

Teknik supervisi kelompok adalah cara melaksanakan
program supervisi yang ditujukan kepada dua orang
guru atau lebih. Supervisi ini dilakukan kepada
kelompok

guru

yang

memiliki

masalah

atau

kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama.
Supervisi kelompok, yaitu: supervisi yang dilakukan
terhadap

kegiatan

laboratorium,

kepanitiaan,

membaca

kerja

terpimpin,

kelompok,
demonstrasi

pembelajaran, darmawisata, kuliah/ studi, diskusi
panel,

perpustakaan,

organisasi

profesional,

pertemuan guru, lokakarya atau konferensi kelompok.

Produk Program
Produk program evaluasi program kerja kepala
sekolah berupa pelaksanaan supervisi kepala sekolah,
16

program supervisi kepala sekolah di gugus bangsa
terhadap guru, rekap pelaksanaan program evaluasi,
hasil evaluasi/ supervisi berupa catatan temuan pada
saat

supervisi,

kelebihannya,

baik

kekurangan

maupun

persentase

pelaksanaan

program

evaluasi kinerja kepala sekolah dan guru, serta
kegiatan KKG.
Dalam program supervisi guru sesuai hasil
penelitian sudah baik, sehingga tidak perlu ada yang
dihilangkan, akan tetapi program itu perlu ditindak
lanjuti.

E.

Simpulan dan Saran

Simpulan
Berdasarkan

deskripsi

pembahasan

hasil

penelitian evaluasi terhadap kepemimpinan Kepala
Sekolah di gugus bangsa pada Tahun 2016 dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.

Pada konteks evaluasi program Kepala Sekolah
terhadap kinerja guru SD di gugus bangsa,
bahwa

program

dibutuhkan

kepala

untuk

sekolah

meningkatkan

sangat
kualitas

pendidikan.
2.

Dari input program evaluasi program Kepala
Sekolah terhadap kinerja guru SD di gugus
bangsa,

telah

dibuat

dokumen

supervisi

pengawas sekolah, program supervisi kepala
17

sekolah, hasil penilaian kinerja guru, jadwal
pelaksanaan supervisi, dan instrumen penilaian
dengan menyediakan sarana prasarana dan biaya
untuk melaksanakan program sesuai mekanisme
yang ada.
3.

Dari

proses

evaluasi

kepemimpinan

Sekolah terhadap kinerja guru

Kepala

SD di gugus

bangsa sudah terlaksana, adapun hambatannya
adalah waktu yang dijadwalkan berbenturan
dengan tugas yang sangat penting dan segera
diselesaikan, namun hambatan itu bisa di atasi
dengan mengganti pada waktu lain.
4.

Dari

produk

evaluasi

kepemimpinan

Kepala

Sekolah terhadap kinerja guru SD di gugus
bangsa, Kepala Sekolah telah membuat program
supervisi, menyusun lembar penilaian evaluasi,
rekap data pelaksanaan evaluasi, rekap hasil
evaluasi, persentase ketercapaian hasil program
evaluasi dan kegiatan KKG gugus bangsa.

Saran
Dalam

penelitian

ini

saran

yang

peneliti

sampaikan kepada Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah
dan guru SD di gugus bangasa untuk peningkatan
kualitas sekolah adalah :
1.

Program Kepala Sekolah hendaknya dievaluasi
setiap tahun, atau minimal 1 semester sekali
18

dengan

melibatkan

pihak

terkait,

yaitu

pemerintah dan masyarakat yang diwakili oleh
komite sekolah.
2.

Pengawas Sekolah hendaknya memprioritaskan
waktu

untuk

mengevaluasi

kepemimpinan

Kepala Sekolah untuk meningkatkan kinerja
guru, agar Kepala Sekolah dan guru lebih
termotivasi

untuk

meningkatkan

kualitas

sekolahnya.
3.

Kepala Sekolah dan guru harus menggali potensi
guru dan melengkapi sarana prasarana untuk
meningkatkan kualitas sekolahnya.

4.

Kepala
program

sekolah

harus

kerjanya

mengevaluasi
untuk

produk

memudahkan

menindaklanjuti program kerjanya.

19

F.

DAFTAR PUSTAKA

Adeyemi, T. O. 2010. Principals leadership styles and
teachers job performance in senior secondary
schools in Ondo State, Nigeria. International
Journal of Educational Administration and Policy
Studies, 2(6), 83-91.
Anastasia Lismawati (2015). Evaluasi Kepemimpinan
Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja
Guru SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ngaliyan
Kota Semarang.
Aunurrahman. 2010. Belajar
Bandung: Alfabeta.

dan

Pembelajaran.

Gumilar,
D.
2013.
Pengaruh
Kepemimpinan
Tranformasional Kepala Sekolah dan Motivasi
Berprestasi Guru Terhadap Kinerja Mengajar
Guru SMK Negeri di Wilayah Bandung Barat.
Repository UPI. http://repository.upi.edu/576/.
Hadari Nawawi dan M. Martini Hadari. 2006.
Kepemimpnan yang efektif. Yoyakata: Gadjah
Mada University Press.
Hadi, H. 2010. Kontribusi Kompetensi Emosional dan
Praktik Kepemimpinan Tranformasional Kepala
Sekolah Terhadap Keberdayaan Guru Sekolah
Menengah Kejuruan. Jurnal ilmu pendidikan.
http://journal.um.ac.id/index.php/jip/article/vie
w/2726/1374
Hikmat. 2009. Manajemen pendidikan.
Pustaka Setia.

Bandung:

Jay, Abwalla. The Prinicipals’ Leadership Style And
Teachers Performance In Secondary Schools Of
Gambella Regional State. Diss. Jimma University,
2014.
20

Kependidikan, Direktorat Tenaga, et al. "Penilaian
Kinerja Kepala Sekolah." (2007): 04-A2.
Maman Ukas. 2004. Manajemen. Bandung: Agini.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2001. Manajemen
Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Muksin
Wijaya,
2005.
Kepemimpinan
Transformasional
Di
Sekolah
Dalam
Meningkatkan Outcomes Peserta Didik. Jurnal
Pendidikan Penabur No.05/ Th.IV.
Mulyasa. 2007. Manajemen berbasis sekolah, konsep
strategi dan implementasi kinerja organisasi.
Nana Sudjana. 2007. Penilaian Hasil Proses Belajar
Mangajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Novitasari. A, Wahyudin. A, dan Setayani. 2012.
Pengaruh
kepemimpinan
kepala
sekolah,
lingkungan kerja, pendidikan, dan pelatihan
terhadap kinerja guru. Economic education
analisys
journal.
http://journal.unnes.ac.id/artikel_sju/eeaj/666
Permendiknas No. 13 tahun 2007. Tentang standar
kepala sekolah/madrasah
Pidarta. M. 2003. Manajemen Pendidikan Indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta.
Rahman (at all). 2006. Peran Strategis Kepala Sekolah
dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.
Jatinangor: Alqaprint.
Sagala. 2005. Kiat-kiat meningkatkan produktivitas
kerja, Jakarta: Rineka Cipta.

21

Setyawan, D. H. 2014. Pengertian Guru Menurut
Pakar Pendidikan, zona ilmu pendidikan.
http://zonainfosemua.blogspot.co.id/2014/03/p
engertian-guru-menurut-pakar-pendidikan.html
Soekarto Indrafachrudi. 1993. Mengantar bagaimana
memimpi sekolah yang baik. Jakarta : Ghalia
Indonesia.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
Bandung: Alfabeta.

Pendidikan
dan R&D,

Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rajawali Press
Suharsini
Arikunto.
2009.
Evaluasi
Program
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Suparno Sudarwan Danim. 2009. Manajemen dan
kepemimpinan traformasional kepala sekolah.
Jakarta : Rineka Cipta.
Usman Husaini. 2013. Manajemen Teori, Praktik, dan
Riset Pendidikan. PT Bumi Aksara
Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan dan Motivasi. -- :
Ghalia Indonesia.
Wahjosumidjo. 2007. Kepemimpinan Kepala Sekolah.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja
Manusia. Jakarta: Salemba

Sumber

Daya

Wirawan. 2011. Evaluasi : teori, model, standar,
aplikasi, dan profesi. PT. Rajagrafindo Persada
Yusuf Muri. 2015. Asesmen dan Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Prenamedia Group.

22

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20