TERAPAN TEORI STRATEGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN PAI DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

TERAPAN TEORI STRATEGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
PAI DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Strategi Pendidikan dan Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu
: Drs. H. Rohmat, M.Pd., Ph.D.

Disusun oleh:
KUDUNG ISNAINI 2052113023

PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN PEKALONGAN
TAHUN 2013

TERAPAN TEORI STRATEGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
PAI DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
A. PENDAHULUAN
Terapan teori strategi pendidikan dan pembelajaran PAI dalam
peningkatan mutu pendidikan menjadi kajian yang sangat serius. Hal ini bisa

menjadi gambaran konkrit bagi para guru PAI, calon guru PAI dan peminat
lainnya. Dengan demikian, bisa memperjelas untuk memudahkan daya serap
anak didik sehingga peluang luas meningkatkan hasil belajar. Selain itu,
pembelajaran menjadi hidup. Pelajaran tidak verbalistis tetapi konkrit.
Selanjutnya, proses belajar mengajar mengedepankan berkembangnya
kompetensi pebelajar. Seterusnya pebelajar dapat berapresiasi sesuai
perkembangan perilakunya baik sikap, keterampilan maupun pengetahuannya.
Terapan ini berpeluang luas dalam membentuk kepribadian mulia,
kemahiran bertindak dan berpikir integratif. Di samping itu, memberikan
stimulus untuk menimbulkan minat dan motivasi bagi pebelajar. 1 Peran guru
dalam hal ini tidak bisa di abaikan, guru yang merupakan pelaku secara
langsung berhadapan kepada para pebelajar di kelas adalah sebagai pelaksana
operasional yang mengoperasionalkan pesan pembelajaran secara kurikuler.2
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak hanya terpaku pada materi
pelajaran kurikulum saja, akan tetapi seorang guru harus bisa terus menerus
menggerakkan potensi akademik diri, sesuai dengan karakteristik siswa.3
Agama Islam telah lama memperhatikan, bahwa pendidikan Islam juga
menghadirkan kearah pendidikan yang ideal. Kebebasan dan demokrasi dalam
pendidikan, pembentukan akhlak yang mulia kepada pebelajar, berbicara
kepada manusia sesuai dengan kemampuan akalnya (pengetahuannya),

perhatian atas pembawaan dan instink seseorang dalam tuntunan ke bidang-

1

Rohmat, Terapan Teori Teknologi Pembelajaran dalam Pelajaran Agama Islam,
(Yogyakarta: Gerbang Media Aksara, 2013), hlm. 107-108
2
Rohmat, Pilar Peningkatan Mutu Pendidikan, (Yogyakarta: Cipta Media Aksara, 2012),
hlm. 110
3
Ibid., hlm. 114

1

bidang karya yang dipilihnya, serta lain sebagainya yang kesemuanya sudah
dimunculkan oleh Islam sejak lama.
Dengan demikian, seorang guru harus memiliki formula jitu dalam
mencapai pendidikan yang bermutu tinggi. Bagaimana caranya menerapkan
sebuah teori strategi pendidikan dan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
sehingga mutu dalam pendidikan bisa meningkat.

B. PEMBAHASAN
Secara

konvensional

terdapat

kecenderungan

bahwa

upaya

peningkatan mutu pendidikan selalu dikaitkan dengan ketersediaan sarana dan
prasana pendidikan yang memadai, serta kompetensi guru. Pendapat tersebut
tidak sepenuhnya salah, tetapi juga tidak sepenuhnya betul.4 Yang jelas, guru
tidak dapat diminta bertanggung jawab terhadap semua hal di dalam
pendidikan yang dinilai sebagai tidak berkualitas. Ada ranah yang berada
diluar kompetensi guru dan – karenanya – berada diluar tanggungjawabnya.
Tetapi memang ada juga wilayah yang harus jelas menjadi tanggung jawab

guru yang tidak dapat dielakkan, dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang
lain.
UUGD menekankan mutlaknya peningkatan kualitas pendidikan
melalui peningkatan kompetensi guru. Peraturan Pemerintah (PP) No. 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menekankan perlunya
masyarakat pendidikan merujuk pada perangkat standar mutu sebagai acuan
formal dan baku dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan. PP 19/2005
memberikan ketentuan kriteria minimal tentang sistem pendidikan yang
berlaku nasional.5 Sehingga dalam hal ini guru dituntut untuk sangat serius
dalam

melakukan

perencanaan

pembelajaran

4

dengan


muatan

yang

Bambang Indriyanto, “Kurikulum 2013: Sarana Peningkatan Mutu Pendidikan”, dalam
http://nasional.inilah.com/read/detail/2045110/kurikulum-2013-sarana-peningkatan-mutupendidikan#.Up18RsRdVuA, nasional - Kamis, 7 November 2013 | 13:42 WIB.
5
Winarno Surakhmad, Pendidikan Nasional- Strategi dan Tragedi, (Jakarta: PT Kompas
Media Nusantara, 2009), hlm. 352-353

2

menggerakkan potensi akademik diri atau menimbulkan ketrampilan berpikir
pebelajar, sehingga dalam pembelajaran tidak terlihat monoton dan statis.6
Sebenarnya ada komponen lain yang jarang disentuh yaitu kurikulum,
dalam bahasa Arab dikenal dengan kata manhaj yang berarti jalan yang terang
apabila dikaitkan dengan pendidikan berarti jalan terang yang dilalui pendidik
atau guru latih dengan orang-orang yang dididik atau dilatih untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka.7

Kurikulum merupakan instrumen strategis bagi upaya peningkatan
mutu pendidikan.8 Tentunya dengan menghayati isi kurikulum secara
imajinatif dan kreatif. Sehingga bisa membuka peluang bagi pebelajar untuk
berpikir divergen dan nonkonvensional.9 Sebagaimana dalam kurikulum 2013
yang mengusung metode tematik integratifnya. Dimana dalam pembelajaran
tematik ini memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
a. Berpusat pada siswa (student centered); hal ini sesuai dengan pendekatan
belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subyek
belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, yaitu
memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan
aktivitas belajar.
b. Memberikan pengalaman langsung (direct experiences); siswa dihadapkan
pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal
yang lebih abstrak.
c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas; fokus pembelajaran
diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan
dengan kehidupan siswa.
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran; diperlukan untuk
membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan
sehati-hari.

6

Rohmat, Pilar Peningkatan..., hlm. 162
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam; Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis,
(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 56
8
Bambang Indriyanto, “Kurikulum 2013...
9
Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan); Menciptakan Metode Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas,
(Jogjakarta: DIVA Press, 2011), hlm. 135-136
7

3

e. Bersifat fleksibel; mengaitkan pelajaran yang satu dengan pelajaran yang
lain sehingga lebih luwes.
f. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa; siswa diberi
kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai
dengan minat dan kebutuhannya.

g. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain menyenangkan.10
Sudah menjadi kewajiban bagi guru untuk mempelajari bermacammacam metode pembelajaran, agar bisa mengajar secara efektif, efisien, dan
berkualitas. Kata orang bijak, dengan mengajar, ilmu menjadi tegak dan
berkembang. Dengan mengajarkan ilmu kepada orang lain, ilmu tidak akan
habis, tetapi justru semakin dinamis, progresif, dan produktif. Di sinilah posisi
agung seorang guru. Sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran
merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan
oleh suatu sistem pendidikan.11
1. Strategi Pembelajaran
Strategi merupakan pola umum rentetan kegiatan yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan tertentu. Dikatakan pola umum, sebab suatu strategi
pada hakikatnya belum mengarah kepada hal-hal yang bersifat praktis, suatu
strategi masih berupa rencana atau gambaran menyeluruh. Untuk mencapai
tujuan pengajaran, perlu disusun suatu strategi agar tujuan itu dapat dicapai
secara optimal. Tanpa suatu strategi yang cocok, tepat dan jitu, tidak mungkin
tujuan dapat dicapai. Istilah lain yang memiliki kemiripan dengan istilah
strategi adalah yang biasa diistilahkan dengan pendekatan (approach).12
Menurut Jimmy B. Oentoro, strategi pembelajaran diartikan sebagai cara-cara,
sehingga terwujud suatu urutan langkah prosedural yang dapat dilakukan
untuk mencapai kondisi pembelajaran. Jimmy B. Oentoro membagi strategi

pembelajaran menjadi tiga bagian, yaitu;

10

Syafaruddin, Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, (Medan: Perdana Publishing,
2012), hlm. 153-154
11
Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM..., hlm. 17
12
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan; Bagian 2
Ilmu Pendidikan Praktis, (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm. 168

4

a. Strategi pengoperasian isi pembelajaran; mengacu pada penataan cara-cara
pengurutan isi bidang studi (mata pelajaran) agar terjadi keterkaitan antara
topik satu dengan topik yang lain yang terdapat dalam bidang studi
tersebut.
b. Strategi penyampaian isi pembelajaran; mengacu pada cara-cara untuk
menentukan metode pembelajaran sekaligus untuk merespon masukan

siswa serta penataan cara-cara menentukan bentuk belajar mengajar.
c. Strategi pengelolaan pembelajaran; mengacu pada penataan cara-cara
terjadi suatu interaksi antara siswa dengan strategi lainnya.
Jadi pengembangan strategi pembelajaran merupakan komponen yang perlu
dirancang dan dilaksanakan dalam proses pembelajaran.13
2. Pertimbangan dan Prinsip Pemilihan Strategi Mengajar
Proses pengajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi
dan kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan apa
yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya
berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara
efektif dan efisien. Ini sangat penting untuk dipahami, sebab apa yang harus
dicapai akan menentukan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu
sebelum menentukan strategi, pengajaran apa yang dapat digunakan, ada
beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan, diantaranya:
a. Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai.
-

Apakah tujuan pengajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan aspek
kognitif, afektif atau psikomotor?


-

Bagaimana kompleksitas tujuan pengajaran yang ingin dicapai, apakah
tingkat tinggi atau rendah?

-

Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan
akademis?

b. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pengajaran
-

Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum atau teori
tertentu?

13

Jimmy B. Oentoro, Indonesia Satu, Indonesia Beda, Indonesia Bisa, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2010), hlm. 373

5

-

Apakah untuk mempelajari materi pengajaran itu memerlukan
prasyarat tertentu atau tidak?

-

Apakah tersedia buku-buku sumber untuk mempelajari materi itu?

c. Pertimbangan dari sudut siswa
-

Apakah strategi pengajaran sesuai dengan tingkat kematangan siswa?

-

Apakah strategi pengajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi
siswa?

-

Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar siswa?

d. Pertimbangan-pertimbangan lainnya.
-

Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu strategi saja?

-

Apakah strategi yang kita tetapkan dianggap satu-satunya strategi yang
dapat digunakan?

-

Apakah strategi itu memiliki nilai efektifitas dan efisiensi.
Pertanyaan-pertanyaan diatas, merupakan bahan pertimbangan dalam

menetapkan strategi yang ingin diterapkan. Di samping penerapan
pertimbangan, dalam penentuan suatu strategi kita juga perlu memahami
prinsip-prinsip, yaitu hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan
strategi pengajaran.14
Hal demikian, sebagaimana yang diterangkan M. Athiyah Al-Abrasyi
dalam bukunya yang berjudul “Attarbiyah Al-Islamiyah” bahwa para ahli
pendidikan Islam telah sepakat, bahwa maksud dari pendidikan dan
pengajaran bukanlah memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu
yang belum mereka ketahui, tetapi maksudnya ialah mendidik akhlak dan jiwa
mereka, menanamkan rasa fadhilah (keutamaan), membiasakan mereka
dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan
yang suci seluruhnya ikhlas dan jujur. Maka tujuan pokok dan terutama dari
pendidikan Islam ialah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa.15

14

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan..., hlm. 169-170
Mohd. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, alih bahasa, H.
Bustami A.Ghani, Djohar Bahry, judul asli, Attarbiyah al Islamiyah, (Jakarta: Bulan Bintang,
1993), hlm. 1
15

6

Dengan dasar diatas, ada beberapa strategi yang telah digunakan
Muhammad Athiyah Al-Abrasyi dalam sebuah pembelajaran, diantaranya:
1) Prinsip kebebasan dan demokrasi
2) Berbicara sesuai dengan tingkat intelektualitasnya
3) Penggunaan metode yang berbeda dalam pengajaran
4) Melayani anak didik dengan cara halus tidak dengan kekerasan
5) Mengarahkan untuk cinta kepada ilmu serta menyediakan diri untuk
belajar.16
Selain strategi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam
meningkatkan kualitas pendidikan. Seorang guru juga harus memiliki peran
dalam proses pembelajaran. Ada banyak peran yang harus dimainkan oleh
guru dalam proses pembelajaran. Diantara peran-peran itu adalah:
1) Caregiver (Pembimbing)
Guru harus mampu merealisasikan dan menjalankan tugas-tugasnya
sebagai pembimbing, yaitu dengan memperlakukan siswanya dengan
respek dan sayang (atau cinta)17, menurut pendapat Imam Gazali
sebagaimana dikutip dalam M. Athiyah Al-Abrasyi, “rasa kasih-sayang
terhadap murid dan memperlakukan mereka seperti perlakuan terhadap
anak sendiri”.18 Jangan sampai seorang guru meruntuhkan semangat anak
dalam

belajar,

yang

pada

akhirnya

akan

menggagalkan

proses

pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
2) Model (Contoh)
Guru harusnya menjadi sosok idola (suri tauladan) bagi anak-anaknya,
karena setiap gerak-gerik guru selalu diperhatikan oleh setiap siswa. Siswa
selalu merekam semua aktifitas yang dilakukan oleh seorang guru, baik
dalam tindak tanduk, perilaku, tutur kata, bahkan dalam gaya guru pada
saat mengajarpun tidak luput dari perhatian para siswa. Oleh sebab itu,
tidak boleh seorang guru berbuat seenaknya sendiri tanpa harus
memikirkan keadaan dirinya sebagai seorang yang harus dicontoh.
16

Mohd. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok..., hlm. 5-19
Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM..., hlm. 155
18
Mohd. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok..., hlm. 150
17

7

3) Mentor (Penasihat)
Pada dasarnya, guru tidak sekadar menyampaikan pelajaran di kelas, tanpa
mempedulikan apakah siswanya paham atau tidak, seolah-olah tidak
mempunyai tanggung jawab untuk menjadikan siswa pandai dalam materi
pelajaran (ilmu) dan dalam menjaga nilai-nilai moralitas bangsa. Lebih
dari itu, guru harus sanggup menjadi penasihat dari masing-masing siswa
serta sanggup memberi nasihat ketika siswa membutuhkan.19
Selain sebagai pembimbing, contoh (tauladan), dan penasihat, seorang
guru juga harus bisa menjadi seorang pemimpin, artinya seorang guru bisa
mempengaruhi anak didik untuk mengambil tindakan menuju terciptanya
suatu tujuan. Sebagaimana yang dikutip oleh Rohmat dalam Jacob & Jacques
mengartikan kepemimpinan dengan sebuah proses memberi arti (pengarahan
yang berarti) terhadap usaha kolektif dan yang mengakibatkan kesediaan
untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran.20
Dengan banyaknya strategi serta peran serta dari guru dalam
pembelajaran tentu akan lebih menghidupkan dalam suasana belajar. Sutrisno
dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan Islam yang Menghidupkan”,
mengatakan bahwa pendidikan yang menghidupkan adalah pendidikan yang
dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh umat manusia. Selama
pendidikan tidak diarahkan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi
manusia, pendidikan itu tidak banyak gunanya.21
Pemikiran yang menghidupkan itu jika disistematisasikan ke dalam
empat unsur utama dari kurikulum akan tampak sebagai berikut. Tujuan
pendidikannya adalah untuk mengembangkan manusia- sedemikian rupa
sehingga semua pengetahuan yang diperoleh manusia akan menjadi organ
pada

keseluruhan

pribadi

yang

kritis,

analisis,

dan

kreatif,

yang

memungkinkan manusia memanfaatkan sumber-sumber alam untuk kebaikan
umat manusia dan untuk menciptakan keadilan, kemajuan dan keteraturan
19

Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM..., hlm. 155-157
Rohmat, Manajemen Kepemimpinan Kewirausahaan, (Yogyakarta: Cipta Media
Aksara, 2013), hlm. 54-55
21
Sutrisno, Pendidikan Islam yang Menghidupkan; Studi Kritis Terhadap Pemikiran
Pendidikan Fazlur Rahman, (Yogyakarta: Kota Kembang, 2008), hlm. 52
20

8

dunia. Materi pendidikan yang menghidupkan ini adalah ilmu tentang alam,
ilmu tentang sejarah (sosial), dan ilmu tentang manusia (humaniora). Metode
pembelajarannya bukan sekedar mengulang-ulang materi pelajaran sampai
hafal (secara mekanis), tetapi menekankan pada proses mencari, memahami,
dan menganalisis materi pelajaran. Metode ini dikenal dengan metode gerakan
ganda (a double movement), yaitu gerakan dari guru ke siswa dan sebaliknya,
serta gerakan antar sesama siswa. Metode semacam ini dapat disebut metode
active learning, karena menekankan pada keaktifan atau partisipasi siswa
dalam proses pembelajaran.22
3. Strategi Dasar Pembelajaran
Ada empat strategi dasar dalam proses belajar mengajar:
a. Mengidentifikasi

serta

menetapkan

spesifikasi

dan

kualifikasi

perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana
diharapkan
b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat
c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar
mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif, sehingga dapat
dijadikan

pegangan

oleh

guru

dalam

menunaikan

kegiatan

mengajarnya.
d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan, atau
kriteria serta standar keberhasilan, sehingga dapat dijadikan pedoman
guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar, yang
selanjutnya dijadikan umpan balik untuk menyempurnakan sistem
intriksional yang bersangkutan secara keseluruhan.23
4. Terapan Teori Strategi Pendidikan dan Pembelajaran PAI
a. Pemanfaatan media pembelajaran dalam pelajaran Shalat Fardhu
Shalat perintah ajaran agama Islam. Shalat bisa mencegah
kemungkaran, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Ankabut ayat 45:
22
23

Sutrisno, Pendidikan Islam..., hlm. 55-56
Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM..., hlm. 26

9

         
       
      
Artinya: “bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab
(Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan
Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Syariat Islam menegaskan bahwa praktik shalat harus sesuai
dengan segala petunjuk tata cara Nabi Muhammad Saw. Baik yang bersifat
fardhu (wajib dilaksanakan) maupun yang bersifat sunnah (dianjurkan).
Begitu juga dengan syarat-syaratnya, harus sesuai dengan ketentuan yang
telah di tetapkan oleh syara’. Seperti syarat syahnya salat, rukun shalat,
sunah-sunahnya, serta perlu diperhatikan pula hal-hal yang membatalkan
shalat, serta hal-hal yang harus dilakukan sebelum melaksanakan sebelum
shalat, seperti melakukan wudhu lebih dahulu. Artinya sebelum
melaksanakan salat badan kita harus bersih dari najis dan hadas, baik
hadas kecil maupun hadas besar.24
Meskipun dalam al-Qur’an tidak dijelaskan secara detail tata cara
dalam melakukan salat, akan tetapi Nabi Muhammad Saw lah yang telah
memberikan contoh dan mengajarkannya secara kompleks.
b. Pemanfaatan media pembelajaran dalam pelajaran al-Qur’an Hadis.
Belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara
psikologis maupun secara fisiologis. Aktivitas yang bersifat psikologis,
yaitu aktivitas yang merupakan proses mental, misalnya aktivitas berpikir,
memahami, menyimpulkan, menyimak, menelaah, membandingkan,
membedakan, mengungkapkan, menganalisis dan sebagainya. Sedangkan
aktivitas yang bersifat fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan proses
penerapan atau praktik, misalnya melakukan eksperimen atau percobaan,
24

Rohmat, Terapan Teori..., hlm. 108-113

10

latihan, kegiatan praktik, membuat karya (produk), apresiasi dan
sebagainya.25
Pemanfaatan media pembelajaran dalam pelajaran Al-Qur’an dan
Hadis adalah penting. Urgensinya tampak pada kedudukan media
pembelajaran dimanfaatkan untuk mempermudah dan memperjelas daya
serap pebelajar dalam mempelajari Al-Qur’an dan Hadis. Adapun media
pembelajaran yang dimanfaatkan untuk pelajaran Al-Qur’an dan Hadis
diantaranya; media cetak dan audio visual. Media cetak disini adalah
mushaf Al-Qur’an dan kitab-kitab Hadis. Selanjutnya, media audio visual,
dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadis merupakan salah satu cara untuk
menjadikan siswa menjadi lebih nyaman, tertarik dan termotivasi
mempelajari Al-Qur’an dan Hadis serta menghindari kejemuan.
Adapun media audio visual yang digunakan bisa berupa media
internet, kaset murotal, Al-Qur’an digital, VCD murotal Al-Qur’an, serta
MP3 murotal Al-Qur’an. Sehingga memudahkan siswa untuk mempelajari
Al-Qur’an maupun Hadis dengan benar dan menyenangkan.26

25
26

Rohmat, Terapan Teori..., hlm. 129
Rohmat, Terapan Teori..., hlm. 132-133

11

1) Ranah kognitif
Dalam ranah kognitif, para pemelajar mengamati reka ulang dramatis
dari kejadian bersejarah dan perekaman aktual dari kejadian yang lebih
belakangan. Warna, suara, dan gerakan mampu menghidupkan
kepribadian.
2) Ranah afektif
Ketika terdapat salah satu unsur dari emosi atau keinginan untuk
belajar afektif, video bisa bekerja dengan baik. Pemahaman budaya
bisa dikembangkan dengan menonton video yang menggambarkan
orang-orang dari seluruh dunia.
3) Ranah kemampuan motorik
Pertunjukan kemampuan motorik bisa dilihat dengan mudah melalui
media ketimbang dalam kehidupan nyata.
4) Ranah kemampuan interpersonal
Dengan melihat sebuah program video bersama-sama, berbagai
kelompok pemelajar yang beragam bisa membangun kesamaan
pengalaman sebagai katallis untuk diskusi.27

27

Rohmat, Terapan Teori..., hlm. 133-134

12

C. PENUTUP

n
a
j
u
T
d
o
t
e
M
n
h
B
i
s
u
l
a
v
E

Pembelajaran tidak hanya digunakan untuk memenuhi otak pebelajar

melalui proses pembelajaran saja, akan tetapi lebih dari itu. Dalam
pembelajaran, yang paling urgen adalah hasil dari pembelajaran itu.

Peningkatan pencapaian mutu dalam sebuah pembelajaran merupakan salah
satu hasil dari tercapainya pendidikan. Metode, bahan dan evaluasi merupakan

salah satu cara yang digunakan dalam membantu tercapainya sebuah tujuan.
Dikatakan membantu, karena tidak hanya satu-satunya yang bisa digunakan

dalam pencapaian pembelajaran. Karena peran guru juga tidak bisa
dikesampingkan.

Guru yang mumpuni merupakan salah satu dari wujud tercapainya
sebuah pembelajaran yang bermutu. Disamping sebagai seorang pendidik,

guru juga sekaligus sebagai pembimbing, suri tauladan, penasihat, sekaligus
sebagai seorang pemimpin. Sehingga tidak ada anggapan lagi, bahwa guru

adalah sosok yang sangat menyeramkan yang ditakuti oleh anak didiknya.
Sehingga menyumbat pemikiran anak didik dalam berpikir secara bebas, dan
mengekang kreativitas anak didik dalam beraktifitas.

Pembelajaran sebagaimana tersebut di atas, diharapkan menciptakan

lulusan pembelajaran yang memiliki akhlak mulia, santun, berpikir kreatif,
cerdas, kritis serta dapat menjadi rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil
‘alamin).

M
T
B
E
e
u
a
v
t
j
h
o
u
a
a
d
a
l
e
n
n

u
a
s
i
13

DAFTAR PUSTAKA

Al-Abrasyi, Mohd. Athiyah, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, alih bahasa,
H. Bustami A.Ghani, Djohar Bahry, judul asli, Attarbiyah al Islamiyah,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1993)
Asmani, Jamal Ma’mur, 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan); Menciptakan Metode Pembelajaran yang
Efektif dan Berkualitas, (Jogjakarta: DIVA Press, 2011)
Indriyanto, Bambang, “Kurikulum 2013: Sarana Peningkatan Mutu Pendidikan”,
dalam
http://nasional.inilah.com/read/detail/2045110/kurikulum-2013sarana-peningkatan-mutu-pendidikan#.Up18RsRdVuA, nasional - Kamis,
7 November 2013 | 13:42 WIB.
Nizar, Samsul, Filsafat Pendidikan Islam; Pendekatan Historis, Teoritis, dan
Praktis, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002)
Oentoro, Jimmy B., Indonesia Satu, Indonesia Beda, Indonesia Bisa, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2010)
Rohmat, Manajemen Kepemimpinan Kewirausahaan, (Yogyakarta: Cipta Media
Aksara, 2013)
_______, Pilar Peningkatan Mutu Pendidikan, (Yogyakarta: Cipta Media Aksara,
2012)
_______, Terapan Teori Teknologi Pembelajaran dalam Pelajaran Agama Islam,
(Yogyakarta: Gerbang Media Aksara, 2013)
Surakhmad, Winarno, Pendidikan Nasional- Strategi dan Tragedi, (Jakarta: PT
Kompas Media Nusantara, 2009)
Sutrisno, Pendidikan Islam yang Menghidupkan; Studi Kritis Terhadap
Pemikiran Pendidikan Fazlur Rahman, (Yogyakarta: Kota Kembang,
2008)
Syafaruddin, Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, (Medan: Perdana
Publishing, 2012)
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan;
Bagian 2 Ilmu Pendidikan Praktis, (Jakarta: Grasindo, 2007)

14