PENGARUH KESULITAN BELAJAR MENGOLAH MAKANAN KONTINENTAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMK

PENGARUH KESULITAN BELAJAR MENGOLAH MAKANAN
KONTINENTAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR
PADA SISWA SMK
Dwi Ariyani
[email protected]
Prodi Tata Boga AKS AKK Yogyakarta

Abstrak

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui
gambaran kesulitan belajar mengolah
makanan kontinental dan prestasi belajar serta
dan pengaruh kesulitan belajar mengolah
makanan kontinental terhadap prestasi belajar
mata
pelajaran
Pengolahan
Makanan
Kontinental. Penelitian ini termasuk jenis

penelitian ex-post facto. Metode pengumpulan
data menggunakan metode angket dan
dokumentasi.
Teknik
analisis
data
menggunakan teknik analisis deskriptif dan
uji hipotesis menggunakan uji korelasi
Product Moment yang didahului uji
persyaratan, yaitu uji normalitas dan linieritas.
Berdasarkan hasil uji hipotesis, diperoleh
rhitung = 0,603 > 0,235. Artinya, ada pengaruh
negatif kesulitan belajar mengolah makanan
kontinental terhadap prestasi belajar. Hal ini
berarti semakin tinggi kesulitan belajar
semakin rendah prestasi mengolah makanan
kontinental. Kesulitan belajar mengolah
makanan kontinental dalam kategori cukup
dengan frekuensi relatif 72,46% dan prestasi
belajar dalam kategori cukup dengan

frekuensi relatif 78,26%. Harga koefisien
determinan (R2) sebesar 0,364, artinya
besarnya sumbangan yang diberikan oleh
variabel X terhadap variabel Y adalah sebesar
36,4%.

This study aimed to know the
description of learning difficulties of cooking
continental foods and learning achievement
and to know the influence of learning
difficulties of cooking continental foods and
learning achievement of continental food
management subject. The type of the study
was ex-post facto. Data collection methods
used questionnaires and documentation. Data
analysis methods used a qualitative analysis
and hypothesis testing by using correlation
product moment that was started by normality
and linearity test. Based on the result of
hypothesis analysis, the score of robs was

0.603 > 0.235. It could be stated there was a
negative influence of learning difficulties of
cooking continental foods and learning
achievement of continental food management
subject. it means that the higher difficulty, so
the lower learning achievement of continental
food management subject. This study shows
that learning difficulties of cooking
continental foods was in enough category with
the percentage 72.46% and learning
achievement was in enough category with the
percentage
78.26%.
The
determinant
coefficient (R2) was 0.364, it means that
parents’ income gave contribution for about
36.4%.

Kata Kunci: kesulitan belajar, prestasi belajar


Key words: learning difficulties, learning
achievement

kegiatan

PENDAHULUAN

jiwa

dan

raga

untuk

Kegiatan belajar pada prinsipnya

memperoleh suatu perubahan tingkah


merupakan usaha untuk memperoleh

laku sebagai hasil dari pengalaman

sesuatu.

individu

Menurut

S.B

Djamarah

(2011:13) belajar adalah serangkaian

dalam

lingkungannya
iii


interaksi
yang

dengan

menyangkut

kognitif,

afektif,

dan

psikomotor”.

mencakup pengetahuan, keahlian, baik

Sedangkan menurut Slameto (2010: 2)


secara personal, sosial dan kemampuan

“belajar ialah suatu proses usaha yang

siswa dalam penyiapan, pengolahan dan

dilakukan seseorang untuk memperoleh

penyajian

suatu perubahan tingkah laku yang baru

kontinental

secara

meliputi: breakfast, one dish meal,

keseluruhan


sebagai

hasil

macam-macam
(Eropa

dan

hidangan
Amerika)

pengalamannya sendiri dalam interaksi

appetizer,

dengan lingkungannya”.

dessert. Dalam proses belajar untuk


soup,

main course

dan

Prestasi belajar merupakan hal

mencapai tujuan selalu diikuti oleh

tidak

dari

pengukuran dan penilaian. Kedudukan

kegiatan belajar karena kegiatan belajar

siswa di dalam kelas, siswa tersebut


merupakan proses, sedangkan prestasi

masuk dalam kelompok siswa pandai,

merupakan hasil proses belajar. Prestasi

sedang, atau kurang, dapat kita ketahui

belajar

adalah

tingkat

dari prestasi belajarnya. Prestasi belajar

siswa

dalam


mempelajari

yang

dapat

dipisahkan

keberhasilan
materi

ini dinyatakan dalam bentuk angka,

pelajaran di sekolah dan dinyatakan

huruf atau simbol, dalam buku rapot

dalam bentuk skor yang diperoleh dari

setiap pada akhir semester. Dengan

hasil tes mengenai materi pelajaran

demikian dapat disimpulkan bahwa

yang telah diajarkan.

yang dimaksud dengan prestasi belajar

Menurut Sutratinah Tirtonegoro
(2001:43)
prestasi

yang
belajar

pengukuran

dimaksud
adalah

serta

dengan

hasil

penguasaan pengetahuan, pemahaman

dari

dan

ketrampilan/keahlian

yang

usaha

diperoleh dari kegiatan belajar yang

belajar. Penilaian hasil usaha kegiatan

bersifat kognitif dan ditentukan melalui

belajar

penilaian.

dinyatakan

penilaian

mengolah makanan kontinental adalah

dalam

bentuk

simbol, angka, huruf maupun kalimat

Proses pembelajaran merupakan

yang dapat mencerminkan hasil yang

suatu aspek lingkungan sekolah yang

sudah dicapai oleh setiap anak dalam

diorganisasi. Lingkungan ini diawasi

periode tertentu.

dan diatur sedemikian rupa sehingga

Prestasi belajar yang dimaksud

proses pembelajaran terarah pada tujuan

dalam penelitian ini adalah prestasi

yang telah ditetapkan. Namun dalam

belajar mengolah makanan kontinental

proses pembelajaran kegiatan belajar

2

tidak senantiasa berhasil, sering kali
muncul

hambatan-

hambatan

Kesulitan belajar tidak selalu

atau

disebabkan oleh faktor intelegensi tetapi

kesulitan belajar yang dialami oleh

dapat

siswa.

Terjadinya

juga

karena

faktor

non

kesulitan

belajar

intelegensi. IQ yang tinggi belum tentu

tidak

mampu

menjamin keberhasilan dalam belajar.

mengaitkan antara pengetahuan baru

Kesulitan belajar dapat ditandai dengan

dengan pengetahuan lamanya sehingga

nilai rata-rata belajar siswa rendah.

menimbulkan

atau

Nilai rata-rata siswa yang rendah dapat

ketidakjelasan terhadap suatu materi

disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu

pelajaran.

faktor internal dan faktor eksternal.

dikarenakan

siswa

ketidakpahaman

Menurut
Widodo

Abu

Ahmadi

Supriyono

dan

Faktor

(2004:77),

internal

yang

dapat

menyebabkan kesulitan belajar bagi

“kesulitan belajar adalah suatu keadaan

siswa

dimana

belajar

intelektual,

motivasi,

sebagaimana mestinya, hal ini tidak

Sedangkan

faktor

selalu

menyebabkan kesulitan belajar siswa

siswa

tidak

disebabkan

dapat

oleh

faktor

antara

lain:

kemampuan
minat,

sikap.

eksternal

yang

intelegensi, akan tetapi dapat juga

berupa

disebabkan oleh faktor non intelegensi”.

lingkungan

Menurut S.B. Djamarah (2002:201),

sekolah dan lingkungan masyarakat.

materi

pembelajaran,

keluarga,

guru,

lingkungan

“kesulitan belajar merupakan kondisi

Siswa yang mengalami masalah

dimana anak didik tidak dapat belajar

dengan belajarnya biasanya ditandai

dengan

adanya

adanya gejala: (1) prestasi yang rendah

ancaman dan gangguan dalam proses

atau di bawah rata-rata yang dicapai

belajar yang berasal dari faktor internal

oleh kelompok kelas; (2) hasil yang

siswa maupun dari faktor eksternal

dicapai tidak seimbang dengan usaha

siswa”. Menurut Dalyono (2005:239)

yang dilakukan; (3) lambat dalam

faktor-faktor

menimbulkan

melakukan tugas belajar. Kesulitan

kesulitan dalam belajar, yaitu “faktor

belajar bahkan dapat menyebabkan

intern atau faktor dari dalam diri siswa

suatu keadaan yang sulit dan mungkin

sendiri dan faktor ekstern yaitu faktor

menimbulkan

yang timbul dari luar siswa”.

sehingga memaksakan seorang siswa

baik,

disebabkan

yang

suatu

keputusasaan

untuk berhenti di tengah jalan. Menurut

3

Oemar Hamalik, (2005:117), faktor-

Amerika) meliputi: breakfast, one dish

faktor yang bisa menimbulkan kesulitan

meal, appetizer, soup, main course dan

belajar dapat digolongkan menjadi 4

dessert. Berdasarkan silabus Jasa Boga

(empat), yaitu: faktor-faktor dari diri

SMKN I Sewon, Bantul pada mata

sendiri, faktor-faktor dari lingkungan

pelajaran

sekolah, faktor-faktor dari lingkungan

Kontinental terdapat kompetensi dasar

keluarga, faktor-faktor dari lingkungan

diantaranya:

masyarakat.

makanan kontinental, mengolah kaldu

Mata

Pengolahan

prinsip

Makanan

pengolahan

pelajaran

Pengolahan

(stock),

Kontinental

merupakan

mengolah hidangan pembuka dingin

komponen mata pelajaran keahlian yang

(cold appetizer) dan hidangan pembuka

mempunyai arti sangat luas dalam

panas

memberikan pemahaman dasar-dasar

sandwich, mengolah hidangan berbahan

Pengolahan

terigu, mengolah hidangan dari telur,

Makanan

Makanan

Kontinental,

sup

(soup),

(hot

unggas,

dan

menggunakan

praktik

dengan

daging

(sauce),

mengolah

appetizer),

dimana siswa diberikan pelajaran teori
pelajaran

saus

dan

peralatan

seafood,
pengolahan

perbandingan pelajaran teori 40% dan

makanan. Dari kompentensi dasar yang

pelajaran praktik 60%. Dalam proses

ada diharapkan siswa akan memiliki

belajar

ketrampilan dalam mengolah makanan

diharapkan

adanya

suatu

keefektifan belajar yang merupakan

kontinental.

tingkat pencapaian pengetahuan pada

Menurut

Winarno

(1993)

mata pelajaran Pengolahan Makanan

Pengolahan makanan adalah kumpulan

Kontinental.

teknik yang digunakan untuk mengubah

Mata
makanan
pelajaran

pelajaran

pengolahan

bahan mentah menjadi makanan atau

kontinental

merupakan

mengubah makanan menjadi bentuk lain

produktif

yang

harus

untuk komsumsi oleh manusia atau oleh

ditempuh oleh siswa SMK kelas XI

industri

jurusan

Sedangkan Menurut Tuti Soenardi dkk

Jasa

pelajaran

Boga.

Materi

Pengolahan

mata

pengolahan

makanan.

Makanan

(2013:6)

kuliner

Kontinental berisi tentang penyiapan,

sebagai:

rangkaian

pengolahan

macam-

menghasilkan makanan sehat dengan

macam hidangan kontinental (Eropa dan

penampilan menarik yang dimulai dari

dan

penyajian

4

dapat

diartikan

kegiatan

untuk

memilih

bahan

berkualitas,

makanan

yang

mempersiapkan

teknik

pengolahan,

selera

sesuai

dan

bumbu

pengolahan hidangan kontinental.

pengolahan yang tepat dan aman serta
menghasilkan

bahan

Prestasi

tujuan.

belajar

siswa

dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan

Mengolah makanan kontinental adalah

luar

mengolah

makanan

makanan kontinental merupakan faktor

dengan bahan, teknik, penyajian dan

ekstern yang mempengaruhi prestasi

menu berasal dari negara kontinental

belajar siswa. Kesulitan belajar yang

yaitu daratan Eropa dan Amerika (Acah

dialami siswa yaitu kesulitan dalam

Sumiarsah, 2010:1).

belajar praktek mengolah makanan

atau

Mata

memasak

pelajaran

Pengolahan

siswa.

Kesulitan

kontinental, ditandai dengan kurangnya

Makanan Kontinental penting untuk

pemahaman

siswa

dipelajari

mengolah

makanan

karena

merupakan

mengolah

bekal

tentang

materi

kontinental.

utama bagi siswa untuk memasuki

Kurangnya

pemahaman

dunia kerja seperti perhotelan dan dunia

ditunjukkan

dengan

usaha seperti katering. Permasalahan

kesalahan yang masih dilakukan dalam

yang sering terjadi adalah kurangnya

mengolah

penguasaan materi yang telah diajarkan

Kesulitan yang ada disebabkan oleh

oleh guru di kelas sehingga siswa

materi pelajaran dalam pengolahan

kurang memiliki bekal yang cukup

hidangan kontinental sebagian besar

untuk

menggunakan

melaksanakan

kegiatan

makanan

istilah

siswa
kesalahan-

kontinental.

asing

dan

selanjutnya. Permasalahan yang sering

merupakan mata pelajaran yang masih

dihadapi siswa menyebabkan kesulitan

asing bagi siswa, dimana sebelumnya

dalam

makanan

belum pernah dikenal dengan baik

kontinental antara lain: 1) Siswa kurang

dalam kehidupan sehari-hari di rumah

memahami

maupun di sekolah, padahal siswa

belajar

mengolah

prosedur

pada

teknik

pengolahan kontinental sehingga hasil

dituntut

akhir

pengetahuan,

masakan

diharapkan,
kesulitan

2)
dalam

tidak
Siswa

sesuai

yang

mengalami

penggunaan

untuk

ketrampilan

alat

mendapatkan

kecakapan
dalam

dan

pengolahan

hidangan kontinental.

khusus, 3) kurangnya pemahaman siswa

Hasil

terhadap istilah-istilah asing pada teknik

berupa

5

belajar

hidangan

praktek

siswa

kontinental

yang

disajikan oleh siswa dan dinilai oleh

KKM. Hal tersebut menunjukkan bukti

guru.

akan

adanya kesulitan belajar yang dialami

menyebabkan hasil masakan menjadi

siswa pada mata pelajaran Pengolahan

kurang optimal sehingga mempengaruhi

Makanan Kontinental.

Kesulitan

yang

ada

nilai praktek siswa. Berarti kesulitan
belajar

yang

dialami

siswa

Berdasarkan

akan

pembatasan

uraian

masalah,

pada

maka

dapat

menyebabkan prestasi belajar siswa

dikemukakan

menjadi rendah. Hal tersebut didukung

sebagai berikut: Apakah ada pengaruh

oleh hasil penelitian dari Nur Wahyuni

kesulitan belajar mengolahan makanan

(2005)

tingkat

kontinental terhadap prestasi belajar

hidangan

pada siswa kelas XI program keahlian

kontinental pada siswa kelas II Program

tata boga SMKN 1 Sewon Bantul?

keahlian

4

Bagaimana gambaran kesulitan belajar

termasuk dalam kategori sedang dan

mengolahan makanan kontinental pada

Mitha Octavyan (2013) menyatakan

siswa kelas XI program keahlian Jasa

bahwa kesulitan belajar berpengaruh

Boga SMK 1 Sewon Bantul Tahun

negatif terhadap prestasi belajar siswa

Pelajaran

dalam

produktif

gambaran prestasi belajar Pengolahan

Administrasi

Makanan Kontinental pada siswa kelas

menyatakan

kesulitan

membuat

restoran

mata

akuntansi

bahwa

SMK

pelajaran

kelas

X

Negeri

Perkantoran Pasundan 1 Bandung.

perumusan

2016/2017.

masalah

Bagaimana

XI program keahlian Jasa Boga SMK 1

Mengacu data yang diperoleh di

Sewon

lapangan, masih ada beberapa siswa

Bantul

Tahun

Pelajaran

2016/2017.

yang mendapatkan nilai rata-rata 75,
sedangkan standar Kriteria Ketuntasan

METODE PENELITIAN

Minimal (KKM) untuk mata pelajaran

Penelitian ini termasuk jenis

Pengolahan Makanan Kontinental di

penelitian

SMKN I Sewon adalah 82. Hal ini

ex-post

menggunakan

menunjukkan bahwa masih ada siswa

dan

facto

pendekatan

analisis

korelasional. Penelitian ini dilaksanakan

yang belum memenuhi standar KKM.

di SMK Negeri I Sewon.

Oleh sebab itu sekolah mengadakan

Penelitian

remidi sebagai upaya memperbaiki

ini

memiliki

dua

variabel, yaitu variabel bebas (kesulitan

prestasi belajar siswa untuk memenuhi

belajar mengolah makanan kontinental)

6

dan variabel terikat. Variabel bebas

kemudian dikategorikan menjadi tinggi,

dalam

sedang, rendah.

penelitian ini adalah kesulitan

belajar mengolah makanan kontinental
(X)dengan

indikator

pengolahan

Prestasi belajar yang penulis

persiapan

makanan,

maksud dalam penelitian ini adalah

teknik

prestasi

belajar

mata

pelajaran

pengolahan dan penyajian makanan

Pengolahan Makanan Kontinental yang

kontinnetal.Variabel

adalah

dimaksud dalam penelitian ini adalah

pretasi belajar (Y) yang diperoleh dari

nilai yang diperoleh dari ujian akhir

nilai raport semester gasal.

semester

terikat

Kesulitan belajar yang penulis

Pengolahan

maksud dalam penelitian ini adalah

Prestasi

kesulitan

mata

Makanan
belajar

dalam

memahami

Pengolahan

pelajaran

pengolahan

diperoleh

kontinental, seperti: a) siswa kurang

pelajaran

memahami

Kontinental kelas XI.

materi

siswa

pada

mata

prosedur

pada

teknik

pengolahan kontinental sehingga hasil
akhir

masakan

diharapkan,
kesulitan

tidak

b)

sesuai

siswa

mata

pelajaran
Kontinental

dokumentasi

Pengolahan

nilai

Makanan

Populasi yang diambil adalah

yang

siswa kelas XI Jasa Boga SMKN 1

mengalami

Sewon Bantul yang berjumlah 125

alat

siswa. Penelitian ini termasuk penelitian

khusus, c) kurangnya pemahaman siswa

sampel. Teknik pengambilan sampel

terhadap istilah-istilah asing pada teknik

menggunakan

pengolahan,

bahan

bumbu

sampling, yaitu sampel yang diambil

pengolahan

hidangan

kontinental.

secara proporsional sebesar 50% dari

Kesulitan

mengolah

hidangan

jumlah populasi 125 yaitu 63 ditambah

kontinental diukur melalui 3 aspek,

10% dari sampel untuk kebutuhan

yaitu: persiapan pengolahan hidangan

missing data dan non respons. Jadi,

kontinental (mise en place), proses

sampel keseluruhannya adalah 63 + 6 =

pengolahan hidangan kontinental dan

69 siswa.

penyajian
Pengukuran

dalam

Kontinental.

Makanan
dari

pelajaran

penggunaan

dan

makanan

random

kontinental.

dilakukan

menggunakan angket

proportional

Data,

dengan

Instrumen,

dan

Teknik

Pengumpulan Data

dengan skala

Teknik

likert, jumlah skor yang diperoleh

pengumpulan

data

menggunakan angket dan dokumentasi.
7

Angket digunakan untuk mengunkap

mengolah makanan kontinental yang

data

diperoleh dari angket dan prestasi

kesulitan

belajar

mengolah

makanan kontinental siswa kelas XI

belajar

Jasa Boga di SMK Negeri 1 Sewon

makanan kontinental yang diperoleh

Bantu Yogyakarta.

dari

Instrumen

penelitian

untuk

mata

nilai

pelajaran

raport.

pengolahan

Deskripsi

hasil

penelitian dijelaskan sebagai berikut.

variabel kesulitan belajar mengolah

a.

Variabel

kesulitan

belajar

makanan kontinental terdiri dari 40

mengolahan makanan kontinental

butir pertanyaan. Uji coba instrumen

(X) terdiri dari 37 item pertanyaan

penelitian dilakukan 30 siswa di luar

dengan menggunakan 4 pilihan

anggota sampel tetapi masih dalam satu

jawaban sehingga skor tertinggi

populasi. Berdasarkan hasil uji validitas

ideal = 100, skor terendah ideal =

data angket kesulitan belajar mengolah

37, mean ideal = 92,5, standar

hidangan kontinental diperoleh 3 butir

deviasi ideal = 18,5, sedangkan

soal yang gugur, yaitu nomor 17 dengan

skor tertinggi observasi = 138,

nilai rxy = 0,183 < rtabel = 0,361, nomor

skor terendah observasi = 47,

24 dengan nilai rxy = 0,184 < rtabel =

mean observasi = 93,8, standar

0,361, dan nomor 35 dengan nilai rxy =

deviasi = 23,2, median = 106, dan

0,313 < rtabel = 0,361. Berdasarkan hasil

modus = 106.

uji reliable diperoleh nilai alpha hitung
sebesar

0,908

instrumen

>

0,60

kesulitan

b.

sehingga

pelajaran Pengolahan Makanan

makanan

Kontinental (Y) memiliki skor

kontinental dapat dikatakan reliabel
Teknik

Variabel prestasi belajar mata

ideal

=

100,

skor

data

terendah ideal = 0, mean ideal =

menggunakan teknik analisis deskriptif

50, standar deviasi ideal = 16,7,

dan uji hipotesis menggunakan uji

sedangkan skor tertinggi observasi

korelasi

yang

= 90, skor terendah observasi = 70

didahului uji persyaratan analisis, yaitu

mean observasi = 79,4, standar

uji normalitas dan linieritas.

deviasi = 3,4 median = 79, dan

Product

analisis

tertinggi

Moment

modus = 79.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi data variabel kesulitan

Deskripsi data menggambarkan

belajar mengolah makanan kontinental

data hasil penelitian kesulitan belajar
8

dan prestasi belajar mata pelajaran

dilihat pada tabel 1.

Pengolahan Makanan Kontinental dapat

Tabel 1. Deskripsi Data Penelitian
Variabel
X
Y

Skor Observasi
Skor
Mean
Min
47
93,8
70
79,7

Skor
Max
138
90

SD
17,4
3,7

Skor
Max
148
100

Skor Ideal
Med Mo
Skor
Mean
SD
Min
37
92,5
18,5
95
106
0
50
16,7
80
78
(Sumber: analisis data penelitian)

Hasil diskripsi data skor observasi

Hasil

kategori

kesulitan
makanan

kedua variabel tersebut digambarkan

belajar

mengolah

melalui tabel distribusi frekuensi dan

kontinental

selengkapnya

kategori skor dengan penjelasan sebagai

dilihat pada tabel 2.

dapat

berikut.
a. Kesulitan

belajar

mengolah

makanan kontinental (X)

Tabel 2. Kategori Kesulitan Belajar Mengolah Makanan Kontinental (X)
No
1
2
3

Kategori
Interval Skor
Tinggi
109 – 138
Cukup
78 – 108
Rendah
47 – 77
Total

Frekuensi
10
50
9
69

Relatif (%)
14,50%
72,46%
13,04%
100%

(Sumber: analisis data penelitian)

Berdasarkan tabel 2 dapat

Berdasarkan analisis data di atas,

dijelaskan terdapat 10 responden

dapat disimpulkan bahwa kesulitan

dalam

belajar

kategori

frekueansi

tinggi

14,50%,

mengolah

makanan

50

kontinental dalam kategori cukup

dalam

dengan frekuensi relatif 72,46%.

kategori cukup dengan frekuensi

Data kategori kesulitan belajar

relatif 72,46%, dan 9 responden

mengolah

termasuk dalam kategori rendah

dijelaskan melalui histogram pada

dengan frekuensi relatif 13,04%.

gambar 1.

responden

relatif

dengan

termasuk

9

makanan

kontinental

Frekeunsi

Kategori Skor

Gambar 1. Histogram Kategori Kesulitan Belajar Mengolah
Makanan Kontinental
b. Prestasi

belajar

mata

pelajaran

mata

pelajaran

pengolahan

Pengolahan Makanan Kontinental

makanan kontinental (Y) dapat

(Y)

dilihat

pada

tabel

3.

Rangkuman hasil perhitungan
kategori variabel prestasi belajar

Tabel 3. Kategori Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pengolahan
Makanan Kontinental (Y)
No
Kategori
Interval Skor
Frekuensi Relatif (%)
1
Tinggi
84 – 90
8
11,59%
2
Cukup
77 – 83
54
78,26%
3
Rendah
70 – 76
7
10,15%
Total
69
100%
(Sumber: analisis data penelitian)

Tabel

kategori

atas

dengan frekuensi relatif 78,26%,

menjelaskan bahwa 8 responden

dan 7 responden dalam kategori

dalam

rendah dengan frekuensi 10,15%.

kategori

tinggi

di

dengan

frekuensi

relatif

11,59%,

54

Berdasarkan analisis data di atas,

responden

dalam kategori cukup

dapat dijelaskan bahwa prestasi

9

belajar mata pelajaran Pengolahan

relatif

Makanan

dijelaskan

Kontinental

dalam

Tabel

kembali

kategori
melalui

histogram pada gambar 2.

Frekeunsi

kategori cukup dengan frekuensi

78,26%.

Kategori Skor

Gambar 2. Histogram Kategori Prestasi Belajar
Mata Pelajaran Pengolahan Makanan Kontinental
Uji

normalitas

bertujuan

tidak. Uji normalitas menggunakan

untuk mengetahui apakah data dari

perhitungan Chi Kuadrat. Hasil uji

masing-masing variabel memiliki

normalitas kedua variabel dapat

karakteristik distribusi normal atau

dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas
No
1.
2.

Variabel
Kesulitan belajar mengolah
makanan kontinental
Prestasi belajar mata
pelajaran pengolahan
makanan kontinental

dk

χ² hitung

5

4,489

x² tabel
(5%)
11,07

5

3,120

11,07

Kriteria
Normal
Normal

(Sumber: analisis data penelitian)

Berdasarkan

hasil

uji

kesulitan

belajar

mengolahan

normalitas pada tabel 4, diketahui

makanan kontinental adalah 4,489

bahwa

< 11,07 dan harga χ²hitung data

harga

χ²hitung

variabel

10

prestasi

belajar

mata

pelajaran

Uji

linieritas

Pengolahan Makanan Kontinental

penelitian ini

adalah

mengetahui pengaruh

3,120

dijelaskan

<

11,07.

bahwa

Dapat

kedua

dalam

digunakan untuk
variabel

data

bebas dengan variabel terikat linier

dinyatakan normal atau sebenarnya

atau tidak. Hasil perhitungan uji F

normal pada taraf signifikan 5%

diperoleh harga Fhitung = 0,468 <

karena harga χ² hitung di bawah harga

Ftabel = 1,88. Hasil uji linieritas

χ²tabel.

kedua variabel selengkapnya dapat
dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil Uji Linieritas.
Variabel

dk

F hitung

F tabel (5%)

Kriteria

XY

14/53

0,468

1,88

Linier

(Sumber: analisis data penelitian)

Berdasarkan tabel 5 dapat

Moment,

diperoleh

nilai

koefisien

dijelaskan harga Fhitung lebih kecil

korelasi rhitung sebesar 0,603. Untuk

dari Ftabel dengan taraf signifikan di

menguji signifikan nilai tersebut harus

bawah 5%, sehingga kedua variabel

dikonsultasikan pada tabel nilai-nilai rxy

tersebut dinyatakan linier.

dengan nilai N = 69 pada taraf

Pengujian hipotesis mengguna-

signifikan 5% adalah 0,235. Jadi, nilai

kan teknik analisis korelasi Product

rhitung yang diperoleh di atas nilai rtabel,

Moment. Berdasarkan hasil uji hipotesis

yaitu 0,603 > 0,235. Hasil pengujian

menggunakan

hipotesis dapat dilihat pada tabel 6.

korelasi

Product

Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis
Variabel

r hitung
(rxy)

rtabel
( N=69, α=5%)

XY

0,603

0,235

Koefisien
Determinan
Keterangan
(R2)
0,217
Ada pengaruh
(rxy > r tabel)
(Sumber: analisis data penelitian)

11

Hasil tersebut menggambarkan

contoh ketika membuat hidangan poach

ada pengaruh negatif, artinya semakin

egg, kesalahan yang sering dijumpai

tinggi

mengolah

yaitu ketika merebus dengan api besar

makanan kontinental maka semakin

sehingga terdapat banyak buih yang

rendah

dan

menyebabkan pecahnya putih telur dan

signifikan antara variabel kesulitan

terlalu lamanya dalam proses perebusan

belajar mengolah makanan kontinental

sehingga kuning telur sudah tidak

terhadap prestasi belajar mata pelajaran

meleleh. Siswa juga cukup sulit dalam

Pengolahan

membuat dan membedakan macam-

kesulitan

prestasi

belajar

belajar

Makanan

siswa

Kontinental

karena rhitung di atas rtabel pada taraf

macam

signifikan 5%.

pengolahan hidangan kontinental karena

potongan

bahan

pada

Besarnya koefisien determinan

pada pengolahan hidangan kontinental

(R2) sebesar 0,364, artinya besarnya

terdapat bermacam-macam potongan

sumbangan yang diberikan oleh variabel

sayuran, ikan, daging dan unggas

kesulitan belajar

mengolah makanan

dengan istilah asing yang harus dihafal

kontinental

terhadap

variabel

oleh siswa.

mata

pelajaran

Berdasarkan hasil analisis di

Pengolahan Makanan Kontinental (Y)

atas, dapat dijelaskan bahwa prestasi

adalah sebesar

belajar

prestasi

(X)
belajar

36,4%, sedangkan

mata

pelajaran

Pengolahan

sisanya 63,6% dipengaruhi oleh faktor

Makanan Kontinental dalam kategori

lain yang tidak dibahas dalam penelitian

cukup dengan frekuensi relatif 78,26%.

ini.

Artinya,
Kesulitan belajar

mengolah

siswa

pengetahuan

cukup

tentang

memiliki

materi

mata

makanan kontinental dalam kategori

pelajaran

cukup dengan frekuensi relatif 72,46%.

kontinental. Siswa telah memperoleh

Artinya,

pengetahuan

siswa

cukup

sulit

dalam

pengolahan

tentang

mengolah hidangan kontinenal. Hal ini

makanan

kontinental

disebabkan

karena

mencapai

prestasi

memahami

langkah-langkah

siswa

kurang
pada

SMKN

I

Sewon

makanan

pengolahan
tetapi

yang

belum

maksimal.

sebagai

sekolah

teknik pengolahan kontinental sehingga

menengah kejuruan favorit di kabupaten

masih

dijumpai

Bantul memiliki akreditasi A sehingga

dalam

proses

kesalahan-kesalahan
pengolahan.

Sebagai

dalam penerimaan siswa baru juga

12

memiliki standar yang

cukup tinggi.

pelajaran

Siswa-siswa yang dapat bersekolah di

kontinental.

SMK I Sewon tergolong siswa-siswa

hidangan

yang

pengaruh

memiliki

prestasi

belajar

pengolahan

makanan

Kesulitan

mengolah

kontinental
terhadap

memberikan

prestasi

belajar

menengah ke atas. Prestasi belajar mata

siswa. Prestasi belajar siswa akan

pelajaran

meningkat

pengolahan

makanan

seiring

dengan

semakin

kontinental dalam kategori cukup dapat

sedikitnya kesulitan yang ditemui siswa.

disebabkan karena adanya kesulitan

Pemanfaatan

yang masih dialami siswa. Kesulitan

siswa

yang dialami siswa dalam pengolahan

mengurangi

hidangan kontinental antara lain dalam

hidangan

pembuatan

memanfaatkan

hidangan

yang

media

dapat

informasi

membantu
kesulitan

bagi
dalam

mengolah

kontinental.

Siswa

gadget

untuk

membutuhkan proses tertentu sedang

memperoleh informasi

siswa kurang memahami prosedurnya

macam-macam bahan-bahan, bumbu

sehingga hasil akhir masakan tidak

impor dan resep terbaru dari internet.

sesuai yang diharapkan. Kesulitan yang

Besarnya

ditemui siswa dapat terjadi ketika

diberikan

membuat

pengolahan

hidangan

memerlukan

alat

mengalami

alat

sumbangan

oleh

kesulitan

yang
belajar

tertentu

dan

khusus.

Siswa

terhadap prestasi belajar dapat diketahui

dalam

dari

kesulitan

menggunakan

tentang istilah

khusus

harga

makanan

kontinental

koefisien

determinan.
(R2)

tersebut

Koefisien

determinan

karena sebelumnya siswa belum pernah

diperoleh

sebesar

menggunakan.

besarnya sumbangan yang diberikan

Hasil analisis korelasi Product
Moment

menunjukkan

pengaruh
kesulitan
kontinental

negatif

dan

mengolah

bahwa

oleh

ada

variabel

0,364,

kesulitan

yang
artinya

belajar

pengolahan makanan kontinental (X)

signifikan

terhadap

makanan

variabel

kesulitan

belajar

pengolahan makanan kontinental (Y)

terhadap prestasi belajar

adalah

sebesar

36,4%,

sedangkan

mata pelajaran pengolahan makanan

sisanya 63,6% dipengaruhi oleh faktor

kontinental.

lain,

Artinya, semakin sulit

diantaranya

seperti

motivasi,

mengolah makanan kontinental, maka

minat,

semakin rendah prestasi belajar mata

Sumbangan tersebut tergolong kecil.

13

bakat,

dan

intelegensi.

Hal ini disebabkan karena siswa masih
cukup

menemui

mengolah
sehingga

kesulitan

makananan
prestasi

Implikasi
Hasil

dalam

menunjukkan

kontinental,

belajar

belajar

siswa

bahwa

kesulitan

mengolah

makanan

kontinental dan prestasi belajar mata

tergolong cukup dan perlu ditingkatkan.

pelajaran
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN

pengolahan

makanan

kontinental dalam kategori cukup

SARAN

dan ada pengaruh

Simpulan

negatif dan

signifikan antara kesulitan belajar

Berdasarkan hasil analisis pada

mengolah

pembahasan sebelumnya, dapat ditarik

pengaruh

signifikan
mengolah
terhadap
pelajaran

negatif

kesulitan
makanan
prestasi

dan

adalah

belajar

pengolahan

mata

makanan

siswa yang mengalami

kesulitan belajar akan mengalami

mata

ketertinggalan

Makanan

dalam

proses

belajarnya sehingga menyebabkan

Kontinental pada siswa kelas XI

prestasi belajarnya menjadi kurang

program keahlian tata boga SMKN

baik. Kesulitan belajar yang dialami

1 Sewon Bantul.
2. Kesulitan

kontinental

kontinental, sehingga implikasinya

kontinental

Pengolahan

prestasi

pelajaran

belajar

belajar

makanan

terhadap

beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Ada

penelitian

siswa akan menyebabkan prestasi

belajar

mengolah

belajar siswa menjadi rendah.

makanan kontinental pada siswa
Saran

kelas XI program keahlian Jasa

Berdasarkan

Boga SMK 1 Sewon Bantul Tahun

hasil

penelitian,

Ajaran 2016/2017 sebagian besar

peneliti menyampaikan beberapa saran

dalam kategori cukup.

yang tidutukan kepada:

3. Prestasi

belajar

mata

1. Sekolah

pelajaran

a. Memberikan kebijakan seluas-

pengolahan makanan kontinental
siswa kelas XI program keahlian

luasnya

Jasa Boga SMK 1 Sewon Bantul

meningkatkan prestasi belajar

Tahun

Pelajaran

siswa

sebagian

besar

dalam

2016/2017

kepada

dengan

guru

untuk

menggunakan

berbagai metode pembelajaran

kategori

yang bervariasi.

cukup.
14

b. Melengkapi

dan

c. Memotivasi siswa agar lebih

prasarana yang dibutuhkan siswa

meningkatkan keterampilannya

dan

menunjang

dengan cara mengolah makanan

teori

kontinental di rumah.

guru

kegiatan

sarana

untuk
belajar

dan

praktik.

d. Peneliti

2. Guru

lain

yang

berminat

melakukan penelitian lanjutan

a. Mengembangkan
pembelajaran

metode
yang

diharapkan

sesuai

banyak

melibatkan
responden

lebih
dan

dengan karakteristik siswa agar

memasukan

siswa mudah memahami istilah-

minat, bakat, dan intelegensi.

faktor

motiasi,

istilah asing dalam pengolaan
makanan kontinental.
b. Memperbanyak kegiatan belajar
praktik, sehingga siswa memiliki
bekal

pengetahuan

dan

keterampilan.

Daftar Pustaka
Acah Sumiarsah. 2010. MODUL Pengolahan Makanan Kontinental. Bandung: Dinas
Pendidikan Pemerintah Kota Bandung.
Ahmadi A. Dan Supriyono W. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.
Oemar Hamalik. 2005. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Sutratinah Tirtonegoro. 2001. Anak Supernormal dan program Pendidikannya.Jakarta:
Bumi Aksara.
Syaiful Bahri Djamarah, 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Tim Penyusun Bahan Ajar Kursus dan Pelatihan. 2010. Manajemen Jasa Usaha
Makanan. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
Pendidikan Nonformal dan Informal Direktorat Pembinaan Kursus dan
Kelembagaan.
Tuti Soenardi, dkk. 2013. Teori Dasar Kuliner, Teori Dasar Memasak Untuk Siswa,
Peminat Dan Calon Profesional.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
15

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25