PENGARUH KESULITAN BELAJAR MENGOLAH MAKANAN KONTINENTAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMK
PENGARUH KESULITAN BELAJAR MENGOLAH MAKANAN
KONTINENTAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR
PADA SISWA SMK
Dwi Ariyani
[email protected]
Prodi Tata Boga AKS AKK Yogyakarta
Abstrak
Abstract
Penelitian ini bertujuan mengetahui
gambaran kesulitan belajar mengolah
makanan kontinental dan prestasi belajar serta
dan pengaruh kesulitan belajar mengolah
makanan kontinental terhadap prestasi belajar
mata
pelajaran
Pengolahan
Makanan
Kontinental. Penelitian ini termasuk jenis
penelitian ex-post facto. Metode pengumpulan
data menggunakan metode angket dan
dokumentasi.
Teknik
analisis
data
menggunakan teknik analisis deskriptif dan
uji hipotesis menggunakan uji korelasi
Product Moment yang didahului uji
persyaratan, yaitu uji normalitas dan linieritas.
Berdasarkan hasil uji hipotesis, diperoleh
rhitung = 0,603 > 0,235. Artinya, ada pengaruh
negatif kesulitan belajar mengolah makanan
kontinental terhadap prestasi belajar. Hal ini
berarti semakin tinggi kesulitan belajar
semakin rendah prestasi mengolah makanan
kontinental. Kesulitan belajar mengolah
makanan kontinental dalam kategori cukup
dengan frekuensi relatif 72,46% dan prestasi
belajar dalam kategori cukup dengan
frekuensi relatif 78,26%. Harga koefisien
determinan (R2) sebesar 0,364, artinya
besarnya sumbangan yang diberikan oleh
variabel X terhadap variabel Y adalah sebesar
36,4%.
This study aimed to know the
description of learning difficulties of cooking
continental foods and learning achievement
and to know the influence of learning
difficulties of cooking continental foods and
learning achievement of continental food
management subject. The type of the study
was ex-post facto. Data collection methods
used questionnaires and documentation. Data
analysis methods used a qualitative analysis
and hypothesis testing by using correlation
product moment that was started by normality
and linearity test. Based on the result of
hypothesis analysis, the score of robs was
0.603 > 0.235. It could be stated there was a
negative influence of learning difficulties of
cooking continental foods and learning
achievement of continental food management
subject. it means that the higher difficulty, so
the lower learning achievement of continental
food management subject. This study shows
that learning difficulties of cooking
continental foods was in enough category with
the percentage 72.46% and learning
achievement was in enough category with the
percentage
78.26%.
The
determinant
coefficient (R2) was 0.364, it means that
parents’ income gave contribution for about
36.4%.
Kata Kunci: kesulitan belajar, prestasi belajar
Key words: learning difficulties, learning
achievement
kegiatan
PENDAHULUAN
jiwa
dan
raga
untuk
Kegiatan belajar pada prinsipnya
memperoleh suatu perubahan tingkah
merupakan usaha untuk memperoleh
laku sebagai hasil dari pengalaman
sesuatu.
individu
Menurut
S.B
Djamarah
(2011:13) belajar adalah serangkaian
dalam
lingkungannya
iii
interaksi
yang
dengan
menyangkut
kognitif,
afektif,
dan
psikomotor”.
mencakup pengetahuan, keahlian, baik
Sedangkan menurut Slameto (2010: 2)
secara personal, sosial dan kemampuan
“belajar ialah suatu proses usaha yang
siswa dalam penyiapan, pengolahan dan
dilakukan seseorang untuk memperoleh
penyajian
suatu perubahan tingkah laku yang baru
kontinental
secara
meliputi: breakfast, one dish meal,
keseluruhan
sebagai
hasil
macam-macam
(Eropa
dan
hidangan
Amerika)
pengalamannya sendiri dalam interaksi
appetizer,
dengan lingkungannya”.
dessert. Dalam proses belajar untuk
soup,
main course
dan
Prestasi belajar merupakan hal
mencapai tujuan selalu diikuti oleh
tidak
dari
pengukuran dan penilaian. Kedudukan
kegiatan belajar karena kegiatan belajar
siswa di dalam kelas, siswa tersebut
merupakan proses, sedangkan prestasi
masuk dalam kelompok siswa pandai,
merupakan hasil proses belajar. Prestasi
sedang, atau kurang, dapat kita ketahui
belajar
adalah
tingkat
dari prestasi belajarnya. Prestasi belajar
siswa
dalam
mempelajari
yang
dapat
dipisahkan
keberhasilan
materi
ini dinyatakan dalam bentuk angka,
pelajaran di sekolah dan dinyatakan
huruf atau simbol, dalam buku rapot
dalam bentuk skor yang diperoleh dari
setiap pada akhir semester. Dengan
hasil tes mengenai materi pelajaran
demikian dapat disimpulkan bahwa
yang telah diajarkan.
yang dimaksud dengan prestasi belajar
Menurut Sutratinah Tirtonegoro
(2001:43)
prestasi
yang
belajar
pengukuran
dimaksud
adalah
serta
dengan
hasil
penguasaan pengetahuan, pemahaman
dari
dan
ketrampilan/keahlian
yang
usaha
diperoleh dari kegiatan belajar yang
belajar. Penilaian hasil usaha kegiatan
bersifat kognitif dan ditentukan melalui
belajar
penilaian.
dinyatakan
penilaian
mengolah makanan kontinental adalah
dalam
bentuk
simbol, angka, huruf maupun kalimat
Proses pembelajaran merupakan
yang dapat mencerminkan hasil yang
suatu aspek lingkungan sekolah yang
sudah dicapai oleh setiap anak dalam
diorganisasi. Lingkungan ini diawasi
periode tertentu.
dan diatur sedemikian rupa sehingga
Prestasi belajar yang dimaksud
proses pembelajaran terarah pada tujuan
dalam penelitian ini adalah prestasi
yang telah ditetapkan. Namun dalam
belajar mengolah makanan kontinental
proses pembelajaran kegiatan belajar
2
tidak senantiasa berhasil, sering kali
muncul
hambatan-
hambatan
Kesulitan belajar tidak selalu
atau
disebabkan oleh faktor intelegensi tetapi
kesulitan belajar yang dialami oleh
dapat
siswa.
Terjadinya
juga
karena
faktor
non
kesulitan
belajar
intelegensi. IQ yang tinggi belum tentu
tidak
mampu
menjamin keberhasilan dalam belajar.
mengaitkan antara pengetahuan baru
Kesulitan belajar dapat ditandai dengan
dengan pengetahuan lamanya sehingga
nilai rata-rata belajar siswa rendah.
menimbulkan
atau
Nilai rata-rata siswa yang rendah dapat
ketidakjelasan terhadap suatu materi
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
pelajaran.
faktor internal dan faktor eksternal.
dikarenakan
siswa
ketidakpahaman
Menurut
Widodo
Abu
Ahmadi
Supriyono
dan
Faktor
(2004:77),
internal
yang
dapat
menyebabkan kesulitan belajar bagi
“kesulitan belajar adalah suatu keadaan
siswa
dimana
belajar
intelektual,
motivasi,
sebagaimana mestinya, hal ini tidak
Sedangkan
faktor
selalu
menyebabkan kesulitan belajar siswa
siswa
tidak
disebabkan
dapat
oleh
faktor
antara
lain:
kemampuan
minat,
sikap.
eksternal
yang
intelegensi, akan tetapi dapat juga
berupa
disebabkan oleh faktor non intelegensi”.
lingkungan
Menurut S.B. Djamarah (2002:201),
sekolah dan lingkungan masyarakat.
materi
pembelajaran,
keluarga,
guru,
lingkungan
“kesulitan belajar merupakan kondisi
Siswa yang mengalami masalah
dimana anak didik tidak dapat belajar
dengan belajarnya biasanya ditandai
dengan
adanya
adanya gejala: (1) prestasi yang rendah
ancaman dan gangguan dalam proses
atau di bawah rata-rata yang dicapai
belajar yang berasal dari faktor internal
oleh kelompok kelas; (2) hasil yang
siswa maupun dari faktor eksternal
dicapai tidak seimbang dengan usaha
siswa”. Menurut Dalyono (2005:239)
yang dilakukan; (3) lambat dalam
faktor-faktor
menimbulkan
melakukan tugas belajar. Kesulitan
kesulitan dalam belajar, yaitu “faktor
belajar bahkan dapat menyebabkan
intern atau faktor dari dalam diri siswa
suatu keadaan yang sulit dan mungkin
sendiri dan faktor ekstern yaitu faktor
menimbulkan
yang timbul dari luar siswa”.
sehingga memaksakan seorang siswa
baik,
disebabkan
yang
suatu
keputusasaan
untuk berhenti di tengah jalan. Menurut
3
Oemar Hamalik, (2005:117), faktor-
Amerika) meliputi: breakfast, one dish
faktor yang bisa menimbulkan kesulitan
meal, appetizer, soup, main course dan
belajar dapat digolongkan menjadi 4
dessert. Berdasarkan silabus Jasa Boga
(empat), yaitu: faktor-faktor dari diri
SMKN I Sewon, Bantul pada mata
sendiri, faktor-faktor dari lingkungan
pelajaran
sekolah, faktor-faktor dari lingkungan
Kontinental terdapat kompetensi dasar
keluarga, faktor-faktor dari lingkungan
diantaranya:
masyarakat.
makanan kontinental, mengolah kaldu
Mata
Pengolahan
prinsip
Makanan
pengolahan
pelajaran
Pengolahan
(stock),
Kontinental
merupakan
mengolah hidangan pembuka dingin
komponen mata pelajaran keahlian yang
(cold appetizer) dan hidangan pembuka
mempunyai arti sangat luas dalam
panas
memberikan pemahaman dasar-dasar
sandwich, mengolah hidangan berbahan
Pengolahan
terigu, mengolah hidangan dari telur,
Makanan
Makanan
Kontinental,
sup
(soup),
(hot
unggas,
dan
menggunakan
praktik
dengan
daging
(sauce),
mengolah
appetizer),
dimana siswa diberikan pelajaran teori
pelajaran
saus
dan
peralatan
seafood,
pengolahan
perbandingan pelajaran teori 40% dan
makanan. Dari kompentensi dasar yang
pelajaran praktik 60%. Dalam proses
ada diharapkan siswa akan memiliki
belajar
ketrampilan dalam mengolah makanan
diharapkan
adanya
suatu
keefektifan belajar yang merupakan
kontinental.
tingkat pencapaian pengetahuan pada
Menurut
Winarno
(1993)
mata pelajaran Pengolahan Makanan
Pengolahan makanan adalah kumpulan
Kontinental.
teknik yang digunakan untuk mengubah
Mata
makanan
pelajaran
pelajaran
pengolahan
bahan mentah menjadi makanan atau
kontinental
merupakan
mengubah makanan menjadi bentuk lain
produktif
yang
harus
untuk komsumsi oleh manusia atau oleh
ditempuh oleh siswa SMK kelas XI
industri
jurusan
Sedangkan Menurut Tuti Soenardi dkk
Jasa
pelajaran
Boga.
Materi
Pengolahan
mata
pengolahan
makanan.
Makanan
(2013:6)
kuliner
Kontinental berisi tentang penyiapan,
sebagai:
rangkaian
pengolahan
macam-
menghasilkan makanan sehat dengan
macam hidangan kontinental (Eropa dan
penampilan menarik yang dimulai dari
dan
penyajian
4
dapat
diartikan
kegiatan
untuk
memilih
bahan
berkualitas,
makanan
yang
mempersiapkan
teknik
pengolahan,
selera
sesuai
dan
bumbu
pengolahan hidangan kontinental.
pengolahan yang tepat dan aman serta
menghasilkan
bahan
Prestasi
tujuan.
belajar
siswa
dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan
Mengolah makanan kontinental adalah
luar
mengolah
makanan
makanan kontinental merupakan faktor
dengan bahan, teknik, penyajian dan
ekstern yang mempengaruhi prestasi
menu berasal dari negara kontinental
belajar siswa. Kesulitan belajar yang
yaitu daratan Eropa dan Amerika (Acah
dialami siswa yaitu kesulitan dalam
Sumiarsah, 2010:1).
belajar praktek mengolah makanan
atau
Mata
memasak
pelajaran
Pengolahan
siswa.
Kesulitan
kontinental, ditandai dengan kurangnya
Makanan Kontinental penting untuk
pemahaman
siswa
dipelajari
mengolah
makanan
karena
merupakan
mengolah
bekal
tentang
materi
kontinental.
utama bagi siswa untuk memasuki
Kurangnya
pemahaman
dunia kerja seperti perhotelan dan dunia
ditunjukkan
dengan
usaha seperti katering. Permasalahan
kesalahan yang masih dilakukan dalam
yang sering terjadi adalah kurangnya
mengolah
penguasaan materi yang telah diajarkan
Kesulitan yang ada disebabkan oleh
oleh guru di kelas sehingga siswa
materi pelajaran dalam pengolahan
kurang memiliki bekal yang cukup
hidangan kontinental sebagian besar
untuk
menggunakan
melaksanakan
kegiatan
makanan
istilah
siswa
kesalahan-
kontinental.
asing
dan
selanjutnya. Permasalahan yang sering
merupakan mata pelajaran yang masih
dihadapi siswa menyebabkan kesulitan
asing bagi siswa, dimana sebelumnya
dalam
makanan
belum pernah dikenal dengan baik
kontinental antara lain: 1) Siswa kurang
dalam kehidupan sehari-hari di rumah
memahami
maupun di sekolah, padahal siswa
belajar
mengolah
prosedur
pada
teknik
pengolahan kontinental sehingga hasil
dituntut
akhir
pengetahuan,
masakan
diharapkan,
kesulitan
2)
dalam
tidak
Siswa
sesuai
yang
mengalami
penggunaan
untuk
ketrampilan
alat
mendapatkan
kecakapan
dalam
dan
pengolahan
hidangan kontinental.
khusus, 3) kurangnya pemahaman siswa
Hasil
terhadap istilah-istilah asing pada teknik
berupa
5
belajar
hidangan
praktek
siswa
kontinental
yang
disajikan oleh siswa dan dinilai oleh
KKM. Hal tersebut menunjukkan bukti
guru.
akan
adanya kesulitan belajar yang dialami
menyebabkan hasil masakan menjadi
siswa pada mata pelajaran Pengolahan
kurang optimal sehingga mempengaruhi
Makanan Kontinental.
Kesulitan
yang
ada
nilai praktek siswa. Berarti kesulitan
belajar
yang
dialami
siswa
Berdasarkan
akan
pembatasan
uraian
masalah,
pada
maka
dapat
menyebabkan prestasi belajar siswa
dikemukakan
menjadi rendah. Hal tersebut didukung
sebagai berikut: Apakah ada pengaruh
oleh hasil penelitian dari Nur Wahyuni
kesulitan belajar mengolahan makanan
(2005)
tingkat
kontinental terhadap prestasi belajar
hidangan
pada siswa kelas XI program keahlian
kontinental pada siswa kelas II Program
tata boga SMKN 1 Sewon Bantul?
keahlian
4
Bagaimana gambaran kesulitan belajar
termasuk dalam kategori sedang dan
mengolahan makanan kontinental pada
Mitha Octavyan (2013) menyatakan
siswa kelas XI program keahlian Jasa
bahwa kesulitan belajar berpengaruh
Boga SMK 1 Sewon Bantul Tahun
negatif terhadap prestasi belajar siswa
Pelajaran
dalam
produktif
gambaran prestasi belajar Pengolahan
Administrasi
Makanan Kontinental pada siswa kelas
menyatakan
kesulitan
membuat
restoran
mata
akuntansi
bahwa
SMK
pelajaran
kelas
X
Negeri
Perkantoran Pasundan 1 Bandung.
perumusan
2016/2017.
masalah
Bagaimana
XI program keahlian Jasa Boga SMK 1
Mengacu data yang diperoleh di
Sewon
lapangan, masih ada beberapa siswa
Bantul
Tahun
Pelajaran
2016/2017.
yang mendapatkan nilai rata-rata 75,
sedangkan standar Kriteria Ketuntasan
METODE PENELITIAN
Minimal (KKM) untuk mata pelajaran
Penelitian ini termasuk jenis
Pengolahan Makanan Kontinental di
penelitian
SMKN I Sewon adalah 82. Hal ini
ex-post
menggunakan
menunjukkan bahwa masih ada siswa
dan
facto
pendekatan
analisis
korelasional. Penelitian ini dilaksanakan
yang belum memenuhi standar KKM.
di SMK Negeri I Sewon.
Oleh sebab itu sekolah mengadakan
Penelitian
remidi sebagai upaya memperbaiki
ini
memiliki
dua
variabel, yaitu variabel bebas (kesulitan
prestasi belajar siswa untuk memenuhi
belajar mengolah makanan kontinental)
6
dan variabel terikat. Variabel bebas
kemudian dikategorikan menjadi tinggi,
dalam
sedang, rendah.
penelitian ini adalah kesulitan
belajar mengolah makanan kontinental
(X)dengan
indikator
pengolahan
Prestasi belajar yang penulis
persiapan
makanan,
maksud dalam penelitian ini adalah
teknik
prestasi
belajar
mata
pelajaran
pengolahan dan penyajian makanan
Pengolahan Makanan Kontinental yang
kontinnetal.Variabel
adalah
dimaksud dalam penelitian ini adalah
pretasi belajar (Y) yang diperoleh dari
nilai yang diperoleh dari ujian akhir
nilai raport semester gasal.
semester
terikat
Kesulitan belajar yang penulis
Pengolahan
maksud dalam penelitian ini adalah
Prestasi
kesulitan
mata
Makanan
belajar
dalam
memahami
Pengolahan
pelajaran
pengolahan
diperoleh
kontinental, seperti: a) siswa kurang
pelajaran
memahami
Kontinental kelas XI.
materi
siswa
pada
mata
prosedur
pada
teknik
pengolahan kontinental sehingga hasil
akhir
masakan
diharapkan,
kesulitan
tidak
b)
sesuai
siswa
mata
pelajaran
Kontinental
dokumentasi
Pengolahan
nilai
Makanan
Populasi yang diambil adalah
yang
siswa kelas XI Jasa Boga SMKN 1
mengalami
Sewon Bantul yang berjumlah 125
alat
siswa. Penelitian ini termasuk penelitian
khusus, c) kurangnya pemahaman siswa
sampel. Teknik pengambilan sampel
terhadap istilah-istilah asing pada teknik
menggunakan
pengolahan,
bahan
bumbu
sampling, yaitu sampel yang diambil
pengolahan
hidangan
kontinental.
secara proporsional sebesar 50% dari
Kesulitan
mengolah
hidangan
jumlah populasi 125 yaitu 63 ditambah
kontinental diukur melalui 3 aspek,
10% dari sampel untuk kebutuhan
yaitu: persiapan pengolahan hidangan
missing data dan non respons. Jadi,
kontinental (mise en place), proses
sampel keseluruhannya adalah 63 + 6 =
pengolahan hidangan kontinental dan
69 siswa.
penyajian
Pengukuran
dalam
Kontinental.
Makanan
dari
pelajaran
penggunaan
dan
makanan
random
kontinental.
dilakukan
menggunakan angket
proportional
Data,
dengan
Instrumen,
dan
Teknik
Pengumpulan Data
dengan skala
Teknik
likert, jumlah skor yang diperoleh
pengumpulan
data
menggunakan angket dan dokumentasi.
7
Angket digunakan untuk mengunkap
mengolah makanan kontinental yang
data
diperoleh dari angket dan prestasi
kesulitan
belajar
mengolah
makanan kontinental siswa kelas XI
belajar
Jasa Boga di SMK Negeri 1 Sewon
makanan kontinental yang diperoleh
Bantu Yogyakarta.
dari
Instrumen
penelitian
untuk
mata
nilai
pelajaran
raport.
pengolahan
Deskripsi
hasil
penelitian dijelaskan sebagai berikut.
variabel kesulitan belajar mengolah
a.
Variabel
kesulitan
belajar
makanan kontinental terdiri dari 40
mengolahan makanan kontinental
butir pertanyaan. Uji coba instrumen
(X) terdiri dari 37 item pertanyaan
penelitian dilakukan 30 siswa di luar
dengan menggunakan 4 pilihan
anggota sampel tetapi masih dalam satu
jawaban sehingga skor tertinggi
populasi. Berdasarkan hasil uji validitas
ideal = 100, skor terendah ideal =
data angket kesulitan belajar mengolah
37, mean ideal = 92,5, standar
hidangan kontinental diperoleh 3 butir
deviasi ideal = 18,5, sedangkan
soal yang gugur, yaitu nomor 17 dengan
skor tertinggi observasi = 138,
nilai rxy = 0,183 < rtabel = 0,361, nomor
skor terendah observasi = 47,
24 dengan nilai rxy = 0,184 < rtabel =
mean observasi = 93,8, standar
0,361, dan nomor 35 dengan nilai rxy =
deviasi = 23,2, median = 106, dan
0,313 < rtabel = 0,361. Berdasarkan hasil
modus = 106.
uji reliable diperoleh nilai alpha hitung
sebesar
0,908
instrumen
>
0,60
kesulitan
b.
sehingga
pelajaran Pengolahan Makanan
makanan
Kontinental (Y) memiliki skor
kontinental dapat dikatakan reliabel
Teknik
Variabel prestasi belajar mata
ideal
=
100,
skor
data
terendah ideal = 0, mean ideal =
menggunakan teknik analisis deskriptif
50, standar deviasi ideal = 16,7,
dan uji hipotesis menggunakan uji
sedangkan skor tertinggi observasi
korelasi
yang
= 90, skor terendah observasi = 70
didahului uji persyaratan analisis, yaitu
mean observasi = 79,4, standar
uji normalitas dan linieritas.
deviasi = 3,4 median = 79, dan
Product
analisis
tertinggi
Moment
modus = 79.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi data variabel kesulitan
Deskripsi data menggambarkan
belajar mengolah makanan kontinental
data hasil penelitian kesulitan belajar
8
dan prestasi belajar mata pelajaran
dilihat pada tabel 1.
Pengolahan Makanan Kontinental dapat
Tabel 1. Deskripsi Data Penelitian
Variabel
X
Y
Skor Observasi
Skor
Mean
Min
47
93,8
70
79,7
Skor
Max
138
90
SD
17,4
3,7
Skor
Max
148
100
Skor Ideal
Med Mo
Skor
Mean
SD
Min
37
92,5
18,5
95
106
0
50
16,7
80
78
(Sumber: analisis data penelitian)
Hasil diskripsi data skor observasi
Hasil
kategori
kesulitan
makanan
kedua variabel tersebut digambarkan
belajar
mengolah
melalui tabel distribusi frekuensi dan
kontinental
selengkapnya
kategori skor dengan penjelasan sebagai
dilihat pada tabel 2.
dapat
berikut.
a. Kesulitan
belajar
mengolah
makanan kontinental (X)
Tabel 2. Kategori Kesulitan Belajar Mengolah Makanan Kontinental (X)
No
1
2
3
Kategori
Interval Skor
Tinggi
109 – 138
Cukup
78 – 108
Rendah
47 – 77
Total
Frekuensi
10
50
9
69
Relatif (%)
14,50%
72,46%
13,04%
100%
(Sumber: analisis data penelitian)
Berdasarkan tabel 2 dapat
Berdasarkan analisis data di atas,
dijelaskan terdapat 10 responden
dapat disimpulkan bahwa kesulitan
dalam
belajar
kategori
frekueansi
tinggi
14,50%,
mengolah
makanan
50
kontinental dalam kategori cukup
dalam
dengan frekuensi relatif 72,46%.
kategori cukup dengan frekuensi
Data kategori kesulitan belajar
relatif 72,46%, dan 9 responden
mengolah
termasuk dalam kategori rendah
dijelaskan melalui histogram pada
dengan frekuensi relatif 13,04%.
gambar 1.
responden
relatif
dengan
termasuk
9
makanan
kontinental
Frekeunsi
Kategori Skor
Gambar 1. Histogram Kategori Kesulitan Belajar Mengolah
Makanan Kontinental
b. Prestasi
belajar
mata
pelajaran
mata
pelajaran
pengolahan
Pengolahan Makanan Kontinental
makanan kontinental (Y) dapat
(Y)
dilihat
pada
tabel
3.
Rangkuman hasil perhitungan
kategori variabel prestasi belajar
Tabel 3. Kategori Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pengolahan
Makanan Kontinental (Y)
No
Kategori
Interval Skor
Frekuensi Relatif (%)
1
Tinggi
84 – 90
8
11,59%
2
Cukup
77 – 83
54
78,26%
3
Rendah
70 – 76
7
10,15%
Total
69
100%
(Sumber: analisis data penelitian)
Tabel
kategori
atas
dengan frekuensi relatif 78,26%,
menjelaskan bahwa 8 responden
dan 7 responden dalam kategori
dalam
rendah dengan frekuensi 10,15%.
kategori
tinggi
di
dengan
frekuensi
relatif
11,59%,
54
Berdasarkan analisis data di atas,
responden
dalam kategori cukup
dapat dijelaskan bahwa prestasi
9
belajar mata pelajaran Pengolahan
relatif
Makanan
dijelaskan
Kontinental
dalam
Tabel
kembali
kategori
melalui
histogram pada gambar 2.
Frekeunsi
kategori cukup dengan frekuensi
78,26%.
Kategori Skor
Gambar 2. Histogram Kategori Prestasi Belajar
Mata Pelajaran Pengolahan Makanan Kontinental
Uji
normalitas
bertujuan
tidak. Uji normalitas menggunakan
untuk mengetahui apakah data dari
perhitungan Chi Kuadrat. Hasil uji
masing-masing variabel memiliki
normalitas kedua variabel dapat
karakteristik distribusi normal atau
dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas
No
1.
2.
Variabel
Kesulitan belajar mengolah
makanan kontinental
Prestasi belajar mata
pelajaran pengolahan
makanan kontinental
dk
χ² hitung
5
4,489
x² tabel
(5%)
11,07
5
3,120
11,07
Kriteria
Normal
Normal
(Sumber: analisis data penelitian)
Berdasarkan
hasil
uji
kesulitan
belajar
mengolahan
normalitas pada tabel 4, diketahui
makanan kontinental adalah 4,489
bahwa
< 11,07 dan harga χ²hitung data
harga
χ²hitung
variabel
10
prestasi
belajar
mata
pelajaran
Uji
linieritas
Pengolahan Makanan Kontinental
penelitian ini
adalah
mengetahui pengaruh
3,120
dijelaskan
<
11,07.
bahwa
Dapat
kedua
dalam
digunakan untuk
variabel
data
bebas dengan variabel terikat linier
dinyatakan normal atau sebenarnya
atau tidak. Hasil perhitungan uji F
normal pada taraf signifikan 5%
diperoleh harga Fhitung = 0,468 <
karena harga χ² hitung di bawah harga
Ftabel = 1,88. Hasil uji linieritas
χ²tabel.
kedua variabel selengkapnya dapat
dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil Uji Linieritas.
Variabel
dk
F hitung
F tabel (5%)
Kriteria
XY
14/53
0,468
1,88
Linier
(Sumber: analisis data penelitian)
Berdasarkan tabel 5 dapat
Moment,
diperoleh
nilai
koefisien
dijelaskan harga Fhitung lebih kecil
korelasi rhitung sebesar 0,603. Untuk
dari Ftabel dengan taraf signifikan di
menguji signifikan nilai tersebut harus
bawah 5%, sehingga kedua variabel
dikonsultasikan pada tabel nilai-nilai rxy
tersebut dinyatakan linier.
dengan nilai N = 69 pada taraf
Pengujian hipotesis mengguna-
signifikan 5% adalah 0,235. Jadi, nilai
kan teknik analisis korelasi Product
rhitung yang diperoleh di atas nilai rtabel,
Moment. Berdasarkan hasil uji hipotesis
yaitu 0,603 > 0,235. Hasil pengujian
menggunakan
hipotesis dapat dilihat pada tabel 6.
korelasi
Product
Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis
Variabel
r hitung
(rxy)
rtabel
( N=69, α=5%)
XY
0,603
0,235
Koefisien
Determinan
Keterangan
(R2)
0,217
Ada pengaruh
(rxy > r tabel)
(Sumber: analisis data penelitian)
11
Hasil tersebut menggambarkan
contoh ketika membuat hidangan poach
ada pengaruh negatif, artinya semakin
egg, kesalahan yang sering dijumpai
tinggi
mengolah
yaitu ketika merebus dengan api besar
makanan kontinental maka semakin
sehingga terdapat banyak buih yang
rendah
dan
menyebabkan pecahnya putih telur dan
signifikan antara variabel kesulitan
terlalu lamanya dalam proses perebusan
belajar mengolah makanan kontinental
sehingga kuning telur sudah tidak
terhadap prestasi belajar mata pelajaran
meleleh. Siswa juga cukup sulit dalam
Pengolahan
membuat dan membedakan macam-
kesulitan
prestasi
belajar
belajar
Makanan
siswa
Kontinental
karena rhitung di atas rtabel pada taraf
macam
signifikan 5%.
pengolahan hidangan kontinental karena
potongan
bahan
pada
Besarnya koefisien determinan
pada pengolahan hidangan kontinental
(R2) sebesar 0,364, artinya besarnya
terdapat bermacam-macam potongan
sumbangan yang diberikan oleh variabel
sayuran, ikan, daging dan unggas
kesulitan belajar
mengolah makanan
dengan istilah asing yang harus dihafal
kontinental
terhadap
variabel
oleh siswa.
mata
pelajaran
Berdasarkan hasil analisis di
Pengolahan Makanan Kontinental (Y)
atas, dapat dijelaskan bahwa prestasi
adalah sebesar
belajar
prestasi
(X)
belajar
36,4%, sedangkan
mata
pelajaran
Pengolahan
sisanya 63,6% dipengaruhi oleh faktor
Makanan Kontinental dalam kategori
lain yang tidak dibahas dalam penelitian
cukup dengan frekuensi relatif 78,26%.
ini.
Artinya,
Kesulitan belajar
mengolah
siswa
pengetahuan
cukup
tentang
memiliki
materi
mata
makanan kontinental dalam kategori
pelajaran
cukup dengan frekuensi relatif 72,46%.
kontinental. Siswa telah memperoleh
Artinya,
pengetahuan
siswa
cukup
sulit
dalam
pengolahan
tentang
mengolah hidangan kontinenal. Hal ini
makanan
kontinental
disebabkan
karena
mencapai
prestasi
memahami
langkah-langkah
siswa
kurang
pada
SMKN
I
Sewon
makanan
pengolahan
tetapi
yang
belum
maksimal.
sebagai
sekolah
teknik pengolahan kontinental sehingga
menengah kejuruan favorit di kabupaten
masih
dijumpai
Bantul memiliki akreditasi A sehingga
dalam
proses
kesalahan-kesalahan
pengolahan.
Sebagai
dalam penerimaan siswa baru juga
12
memiliki standar yang
cukup tinggi.
pelajaran
Siswa-siswa yang dapat bersekolah di
kontinental.
SMK I Sewon tergolong siswa-siswa
hidangan
yang
pengaruh
memiliki
prestasi
belajar
pengolahan
makanan
Kesulitan
mengolah
kontinental
terhadap
memberikan
prestasi
belajar
menengah ke atas. Prestasi belajar mata
siswa. Prestasi belajar siswa akan
pelajaran
meningkat
pengolahan
makanan
seiring
dengan
semakin
kontinental dalam kategori cukup dapat
sedikitnya kesulitan yang ditemui siswa.
disebabkan karena adanya kesulitan
Pemanfaatan
yang masih dialami siswa. Kesulitan
siswa
yang dialami siswa dalam pengolahan
mengurangi
hidangan kontinental antara lain dalam
hidangan
pembuatan
memanfaatkan
hidangan
yang
media
dapat
informasi
membantu
kesulitan
bagi
dalam
mengolah
kontinental.
Siswa
gadget
untuk
membutuhkan proses tertentu sedang
memperoleh informasi
siswa kurang memahami prosedurnya
macam-macam bahan-bahan, bumbu
sehingga hasil akhir masakan tidak
impor dan resep terbaru dari internet.
sesuai yang diharapkan. Kesulitan yang
Besarnya
ditemui siswa dapat terjadi ketika
diberikan
membuat
pengolahan
hidangan
memerlukan
alat
mengalami
alat
sumbangan
oleh
kesulitan
yang
belajar
tertentu
dan
khusus.
Siswa
terhadap prestasi belajar dapat diketahui
dalam
dari
kesulitan
menggunakan
tentang istilah
khusus
harga
makanan
kontinental
koefisien
determinan.
(R2)
tersebut
Koefisien
determinan
karena sebelumnya siswa belum pernah
diperoleh
sebesar
menggunakan.
besarnya sumbangan yang diberikan
Hasil analisis korelasi Product
Moment
menunjukkan
pengaruh
kesulitan
kontinental
negatif
dan
mengolah
bahwa
oleh
ada
variabel
0,364,
kesulitan
yang
artinya
belajar
pengolahan makanan kontinental (X)
signifikan
terhadap
makanan
variabel
kesulitan
belajar
pengolahan makanan kontinental (Y)
terhadap prestasi belajar
adalah
sebesar
36,4%,
sedangkan
mata pelajaran pengolahan makanan
sisanya 63,6% dipengaruhi oleh faktor
kontinental.
lain,
Artinya, semakin sulit
diantaranya
seperti
motivasi,
mengolah makanan kontinental, maka
minat,
semakin rendah prestasi belajar mata
Sumbangan tersebut tergolong kecil.
13
bakat,
dan
intelegensi.
Hal ini disebabkan karena siswa masih
cukup
menemui
mengolah
sehingga
kesulitan
makananan
prestasi
Implikasi
Hasil
dalam
menunjukkan
kontinental,
belajar
belajar
siswa
bahwa
kesulitan
mengolah
makanan
kontinental dan prestasi belajar mata
tergolong cukup dan perlu ditingkatkan.
pelajaran
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN
pengolahan
makanan
kontinental dalam kategori cukup
SARAN
dan ada pengaruh
Simpulan
negatif dan
signifikan antara kesulitan belajar
Berdasarkan hasil analisis pada
mengolah
pembahasan sebelumnya, dapat ditarik
pengaruh
signifikan
mengolah
terhadap
pelajaran
negatif
kesulitan
makanan
prestasi
dan
adalah
belajar
pengolahan
mata
makanan
siswa yang mengalami
kesulitan belajar akan mengalami
mata
ketertinggalan
Makanan
dalam
proses
belajarnya sehingga menyebabkan
Kontinental pada siswa kelas XI
prestasi belajarnya menjadi kurang
program keahlian tata boga SMKN
baik. Kesulitan belajar yang dialami
1 Sewon Bantul.
2. Kesulitan
kontinental
kontinental, sehingga implikasinya
kontinental
Pengolahan
prestasi
pelajaran
belajar
belajar
makanan
terhadap
beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Ada
penelitian
siswa akan menyebabkan prestasi
belajar
mengolah
belajar siswa menjadi rendah.
makanan kontinental pada siswa
Saran
kelas XI program keahlian Jasa
Berdasarkan
Boga SMK 1 Sewon Bantul Tahun
hasil
penelitian,
Ajaran 2016/2017 sebagian besar
peneliti menyampaikan beberapa saran
dalam kategori cukup.
yang tidutukan kepada:
3. Prestasi
belajar
mata
1. Sekolah
pelajaran
a. Memberikan kebijakan seluas-
pengolahan makanan kontinental
siswa kelas XI program keahlian
luasnya
Jasa Boga SMK 1 Sewon Bantul
meningkatkan prestasi belajar
Tahun
Pelajaran
siswa
sebagian
besar
dalam
2016/2017
kepada
dengan
guru
untuk
menggunakan
berbagai metode pembelajaran
kategori
yang bervariasi.
cukup.
14
b. Melengkapi
dan
c. Memotivasi siswa agar lebih
prasarana yang dibutuhkan siswa
meningkatkan keterampilannya
dan
menunjang
dengan cara mengolah makanan
teori
kontinental di rumah.
guru
kegiatan
sarana
untuk
belajar
dan
praktik.
d. Peneliti
2. Guru
lain
yang
berminat
melakukan penelitian lanjutan
a. Mengembangkan
pembelajaran
metode
yang
diharapkan
sesuai
banyak
melibatkan
responden
lebih
dan
dengan karakteristik siswa agar
memasukan
siswa mudah memahami istilah-
minat, bakat, dan intelegensi.
faktor
motiasi,
istilah asing dalam pengolaan
makanan kontinental.
b. Memperbanyak kegiatan belajar
praktik, sehingga siswa memiliki
bekal
pengetahuan
dan
keterampilan.
Daftar Pustaka
Acah Sumiarsah. 2010. MODUL Pengolahan Makanan Kontinental. Bandung: Dinas
Pendidikan Pemerintah Kota Bandung.
Ahmadi A. Dan Supriyono W. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.
Oemar Hamalik. 2005. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Sutratinah Tirtonegoro. 2001. Anak Supernormal dan program Pendidikannya.Jakarta:
Bumi Aksara.
Syaiful Bahri Djamarah, 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Tim Penyusun Bahan Ajar Kursus dan Pelatihan. 2010. Manajemen Jasa Usaha
Makanan. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
Pendidikan Nonformal dan Informal Direktorat Pembinaan Kursus dan
Kelembagaan.
Tuti Soenardi, dkk. 2013. Teori Dasar Kuliner, Teori Dasar Memasak Untuk Siswa,
Peminat Dan Calon Profesional.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
15
KONTINENTAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR
PADA SISWA SMK
Dwi Ariyani
[email protected]
Prodi Tata Boga AKS AKK Yogyakarta
Abstrak
Abstract
Penelitian ini bertujuan mengetahui
gambaran kesulitan belajar mengolah
makanan kontinental dan prestasi belajar serta
dan pengaruh kesulitan belajar mengolah
makanan kontinental terhadap prestasi belajar
mata
pelajaran
Pengolahan
Makanan
Kontinental. Penelitian ini termasuk jenis
penelitian ex-post facto. Metode pengumpulan
data menggunakan metode angket dan
dokumentasi.
Teknik
analisis
data
menggunakan teknik analisis deskriptif dan
uji hipotesis menggunakan uji korelasi
Product Moment yang didahului uji
persyaratan, yaitu uji normalitas dan linieritas.
Berdasarkan hasil uji hipotesis, diperoleh
rhitung = 0,603 > 0,235. Artinya, ada pengaruh
negatif kesulitan belajar mengolah makanan
kontinental terhadap prestasi belajar. Hal ini
berarti semakin tinggi kesulitan belajar
semakin rendah prestasi mengolah makanan
kontinental. Kesulitan belajar mengolah
makanan kontinental dalam kategori cukup
dengan frekuensi relatif 72,46% dan prestasi
belajar dalam kategori cukup dengan
frekuensi relatif 78,26%. Harga koefisien
determinan (R2) sebesar 0,364, artinya
besarnya sumbangan yang diberikan oleh
variabel X terhadap variabel Y adalah sebesar
36,4%.
This study aimed to know the
description of learning difficulties of cooking
continental foods and learning achievement
and to know the influence of learning
difficulties of cooking continental foods and
learning achievement of continental food
management subject. The type of the study
was ex-post facto. Data collection methods
used questionnaires and documentation. Data
analysis methods used a qualitative analysis
and hypothesis testing by using correlation
product moment that was started by normality
and linearity test. Based on the result of
hypothesis analysis, the score of robs was
0.603 > 0.235. It could be stated there was a
negative influence of learning difficulties of
cooking continental foods and learning
achievement of continental food management
subject. it means that the higher difficulty, so
the lower learning achievement of continental
food management subject. This study shows
that learning difficulties of cooking
continental foods was in enough category with
the percentage 72.46% and learning
achievement was in enough category with the
percentage
78.26%.
The
determinant
coefficient (R2) was 0.364, it means that
parents’ income gave contribution for about
36.4%.
Kata Kunci: kesulitan belajar, prestasi belajar
Key words: learning difficulties, learning
achievement
kegiatan
PENDAHULUAN
jiwa
dan
raga
untuk
Kegiatan belajar pada prinsipnya
memperoleh suatu perubahan tingkah
merupakan usaha untuk memperoleh
laku sebagai hasil dari pengalaman
sesuatu.
individu
Menurut
S.B
Djamarah
(2011:13) belajar adalah serangkaian
dalam
lingkungannya
iii
interaksi
yang
dengan
menyangkut
kognitif,
afektif,
dan
psikomotor”.
mencakup pengetahuan, keahlian, baik
Sedangkan menurut Slameto (2010: 2)
secara personal, sosial dan kemampuan
“belajar ialah suatu proses usaha yang
siswa dalam penyiapan, pengolahan dan
dilakukan seseorang untuk memperoleh
penyajian
suatu perubahan tingkah laku yang baru
kontinental
secara
meliputi: breakfast, one dish meal,
keseluruhan
sebagai
hasil
macam-macam
(Eropa
dan
hidangan
Amerika)
pengalamannya sendiri dalam interaksi
appetizer,
dengan lingkungannya”.
dessert. Dalam proses belajar untuk
soup,
main course
dan
Prestasi belajar merupakan hal
mencapai tujuan selalu diikuti oleh
tidak
dari
pengukuran dan penilaian. Kedudukan
kegiatan belajar karena kegiatan belajar
siswa di dalam kelas, siswa tersebut
merupakan proses, sedangkan prestasi
masuk dalam kelompok siswa pandai,
merupakan hasil proses belajar. Prestasi
sedang, atau kurang, dapat kita ketahui
belajar
adalah
tingkat
dari prestasi belajarnya. Prestasi belajar
siswa
dalam
mempelajari
yang
dapat
dipisahkan
keberhasilan
materi
ini dinyatakan dalam bentuk angka,
pelajaran di sekolah dan dinyatakan
huruf atau simbol, dalam buku rapot
dalam bentuk skor yang diperoleh dari
setiap pada akhir semester. Dengan
hasil tes mengenai materi pelajaran
demikian dapat disimpulkan bahwa
yang telah diajarkan.
yang dimaksud dengan prestasi belajar
Menurut Sutratinah Tirtonegoro
(2001:43)
prestasi
yang
belajar
pengukuran
dimaksud
adalah
serta
dengan
hasil
penguasaan pengetahuan, pemahaman
dari
dan
ketrampilan/keahlian
yang
usaha
diperoleh dari kegiatan belajar yang
belajar. Penilaian hasil usaha kegiatan
bersifat kognitif dan ditentukan melalui
belajar
penilaian.
dinyatakan
penilaian
mengolah makanan kontinental adalah
dalam
bentuk
simbol, angka, huruf maupun kalimat
Proses pembelajaran merupakan
yang dapat mencerminkan hasil yang
suatu aspek lingkungan sekolah yang
sudah dicapai oleh setiap anak dalam
diorganisasi. Lingkungan ini diawasi
periode tertentu.
dan diatur sedemikian rupa sehingga
Prestasi belajar yang dimaksud
proses pembelajaran terarah pada tujuan
dalam penelitian ini adalah prestasi
yang telah ditetapkan. Namun dalam
belajar mengolah makanan kontinental
proses pembelajaran kegiatan belajar
2
tidak senantiasa berhasil, sering kali
muncul
hambatan-
hambatan
Kesulitan belajar tidak selalu
atau
disebabkan oleh faktor intelegensi tetapi
kesulitan belajar yang dialami oleh
dapat
siswa.
Terjadinya
juga
karena
faktor
non
kesulitan
belajar
intelegensi. IQ yang tinggi belum tentu
tidak
mampu
menjamin keberhasilan dalam belajar.
mengaitkan antara pengetahuan baru
Kesulitan belajar dapat ditandai dengan
dengan pengetahuan lamanya sehingga
nilai rata-rata belajar siswa rendah.
menimbulkan
atau
Nilai rata-rata siswa yang rendah dapat
ketidakjelasan terhadap suatu materi
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
pelajaran.
faktor internal dan faktor eksternal.
dikarenakan
siswa
ketidakpahaman
Menurut
Widodo
Abu
Ahmadi
Supriyono
dan
Faktor
(2004:77),
internal
yang
dapat
menyebabkan kesulitan belajar bagi
“kesulitan belajar adalah suatu keadaan
siswa
dimana
belajar
intelektual,
motivasi,
sebagaimana mestinya, hal ini tidak
Sedangkan
faktor
selalu
menyebabkan kesulitan belajar siswa
siswa
tidak
disebabkan
dapat
oleh
faktor
antara
lain:
kemampuan
minat,
sikap.
eksternal
yang
intelegensi, akan tetapi dapat juga
berupa
disebabkan oleh faktor non intelegensi”.
lingkungan
Menurut S.B. Djamarah (2002:201),
sekolah dan lingkungan masyarakat.
materi
pembelajaran,
keluarga,
guru,
lingkungan
“kesulitan belajar merupakan kondisi
Siswa yang mengalami masalah
dimana anak didik tidak dapat belajar
dengan belajarnya biasanya ditandai
dengan
adanya
adanya gejala: (1) prestasi yang rendah
ancaman dan gangguan dalam proses
atau di bawah rata-rata yang dicapai
belajar yang berasal dari faktor internal
oleh kelompok kelas; (2) hasil yang
siswa maupun dari faktor eksternal
dicapai tidak seimbang dengan usaha
siswa”. Menurut Dalyono (2005:239)
yang dilakukan; (3) lambat dalam
faktor-faktor
menimbulkan
melakukan tugas belajar. Kesulitan
kesulitan dalam belajar, yaitu “faktor
belajar bahkan dapat menyebabkan
intern atau faktor dari dalam diri siswa
suatu keadaan yang sulit dan mungkin
sendiri dan faktor ekstern yaitu faktor
menimbulkan
yang timbul dari luar siswa”.
sehingga memaksakan seorang siswa
baik,
disebabkan
yang
suatu
keputusasaan
untuk berhenti di tengah jalan. Menurut
3
Oemar Hamalik, (2005:117), faktor-
Amerika) meliputi: breakfast, one dish
faktor yang bisa menimbulkan kesulitan
meal, appetizer, soup, main course dan
belajar dapat digolongkan menjadi 4
dessert. Berdasarkan silabus Jasa Boga
(empat), yaitu: faktor-faktor dari diri
SMKN I Sewon, Bantul pada mata
sendiri, faktor-faktor dari lingkungan
pelajaran
sekolah, faktor-faktor dari lingkungan
Kontinental terdapat kompetensi dasar
keluarga, faktor-faktor dari lingkungan
diantaranya:
masyarakat.
makanan kontinental, mengolah kaldu
Mata
Pengolahan
prinsip
Makanan
pengolahan
pelajaran
Pengolahan
(stock),
Kontinental
merupakan
mengolah hidangan pembuka dingin
komponen mata pelajaran keahlian yang
(cold appetizer) dan hidangan pembuka
mempunyai arti sangat luas dalam
panas
memberikan pemahaman dasar-dasar
sandwich, mengolah hidangan berbahan
Pengolahan
terigu, mengolah hidangan dari telur,
Makanan
Makanan
Kontinental,
sup
(soup),
(hot
unggas,
dan
menggunakan
praktik
dengan
daging
(sauce),
mengolah
appetizer),
dimana siswa diberikan pelajaran teori
pelajaran
saus
dan
peralatan
seafood,
pengolahan
perbandingan pelajaran teori 40% dan
makanan. Dari kompentensi dasar yang
pelajaran praktik 60%. Dalam proses
ada diharapkan siswa akan memiliki
belajar
ketrampilan dalam mengolah makanan
diharapkan
adanya
suatu
keefektifan belajar yang merupakan
kontinental.
tingkat pencapaian pengetahuan pada
Menurut
Winarno
(1993)
mata pelajaran Pengolahan Makanan
Pengolahan makanan adalah kumpulan
Kontinental.
teknik yang digunakan untuk mengubah
Mata
makanan
pelajaran
pelajaran
pengolahan
bahan mentah menjadi makanan atau
kontinental
merupakan
mengubah makanan menjadi bentuk lain
produktif
yang
harus
untuk komsumsi oleh manusia atau oleh
ditempuh oleh siswa SMK kelas XI
industri
jurusan
Sedangkan Menurut Tuti Soenardi dkk
Jasa
pelajaran
Boga.
Materi
Pengolahan
mata
pengolahan
makanan.
Makanan
(2013:6)
kuliner
Kontinental berisi tentang penyiapan,
sebagai:
rangkaian
pengolahan
macam-
menghasilkan makanan sehat dengan
macam hidangan kontinental (Eropa dan
penampilan menarik yang dimulai dari
dan
penyajian
4
dapat
diartikan
kegiatan
untuk
memilih
bahan
berkualitas,
makanan
yang
mempersiapkan
teknik
pengolahan,
selera
sesuai
dan
bumbu
pengolahan hidangan kontinental.
pengolahan yang tepat dan aman serta
menghasilkan
bahan
Prestasi
tujuan.
belajar
siswa
dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan
Mengolah makanan kontinental adalah
luar
mengolah
makanan
makanan kontinental merupakan faktor
dengan bahan, teknik, penyajian dan
ekstern yang mempengaruhi prestasi
menu berasal dari negara kontinental
belajar siswa. Kesulitan belajar yang
yaitu daratan Eropa dan Amerika (Acah
dialami siswa yaitu kesulitan dalam
Sumiarsah, 2010:1).
belajar praktek mengolah makanan
atau
Mata
memasak
pelajaran
Pengolahan
siswa.
Kesulitan
kontinental, ditandai dengan kurangnya
Makanan Kontinental penting untuk
pemahaman
siswa
dipelajari
mengolah
makanan
karena
merupakan
mengolah
bekal
tentang
materi
kontinental.
utama bagi siswa untuk memasuki
Kurangnya
pemahaman
dunia kerja seperti perhotelan dan dunia
ditunjukkan
dengan
usaha seperti katering. Permasalahan
kesalahan yang masih dilakukan dalam
yang sering terjadi adalah kurangnya
mengolah
penguasaan materi yang telah diajarkan
Kesulitan yang ada disebabkan oleh
oleh guru di kelas sehingga siswa
materi pelajaran dalam pengolahan
kurang memiliki bekal yang cukup
hidangan kontinental sebagian besar
untuk
menggunakan
melaksanakan
kegiatan
makanan
istilah
siswa
kesalahan-
kontinental.
asing
dan
selanjutnya. Permasalahan yang sering
merupakan mata pelajaran yang masih
dihadapi siswa menyebabkan kesulitan
asing bagi siswa, dimana sebelumnya
dalam
makanan
belum pernah dikenal dengan baik
kontinental antara lain: 1) Siswa kurang
dalam kehidupan sehari-hari di rumah
memahami
maupun di sekolah, padahal siswa
belajar
mengolah
prosedur
pada
teknik
pengolahan kontinental sehingga hasil
dituntut
akhir
pengetahuan,
masakan
diharapkan,
kesulitan
2)
dalam
tidak
Siswa
sesuai
yang
mengalami
penggunaan
untuk
ketrampilan
alat
mendapatkan
kecakapan
dalam
dan
pengolahan
hidangan kontinental.
khusus, 3) kurangnya pemahaman siswa
Hasil
terhadap istilah-istilah asing pada teknik
berupa
5
belajar
hidangan
praktek
siswa
kontinental
yang
disajikan oleh siswa dan dinilai oleh
KKM. Hal tersebut menunjukkan bukti
guru.
akan
adanya kesulitan belajar yang dialami
menyebabkan hasil masakan menjadi
siswa pada mata pelajaran Pengolahan
kurang optimal sehingga mempengaruhi
Makanan Kontinental.
Kesulitan
yang
ada
nilai praktek siswa. Berarti kesulitan
belajar
yang
dialami
siswa
Berdasarkan
akan
pembatasan
uraian
masalah,
pada
maka
dapat
menyebabkan prestasi belajar siswa
dikemukakan
menjadi rendah. Hal tersebut didukung
sebagai berikut: Apakah ada pengaruh
oleh hasil penelitian dari Nur Wahyuni
kesulitan belajar mengolahan makanan
(2005)
tingkat
kontinental terhadap prestasi belajar
hidangan
pada siswa kelas XI program keahlian
kontinental pada siswa kelas II Program
tata boga SMKN 1 Sewon Bantul?
keahlian
4
Bagaimana gambaran kesulitan belajar
termasuk dalam kategori sedang dan
mengolahan makanan kontinental pada
Mitha Octavyan (2013) menyatakan
siswa kelas XI program keahlian Jasa
bahwa kesulitan belajar berpengaruh
Boga SMK 1 Sewon Bantul Tahun
negatif terhadap prestasi belajar siswa
Pelajaran
dalam
produktif
gambaran prestasi belajar Pengolahan
Administrasi
Makanan Kontinental pada siswa kelas
menyatakan
kesulitan
membuat
restoran
mata
akuntansi
bahwa
SMK
pelajaran
kelas
X
Negeri
Perkantoran Pasundan 1 Bandung.
perumusan
2016/2017.
masalah
Bagaimana
XI program keahlian Jasa Boga SMK 1
Mengacu data yang diperoleh di
Sewon
lapangan, masih ada beberapa siswa
Bantul
Tahun
Pelajaran
2016/2017.
yang mendapatkan nilai rata-rata 75,
sedangkan standar Kriteria Ketuntasan
METODE PENELITIAN
Minimal (KKM) untuk mata pelajaran
Penelitian ini termasuk jenis
Pengolahan Makanan Kontinental di
penelitian
SMKN I Sewon adalah 82. Hal ini
ex-post
menggunakan
menunjukkan bahwa masih ada siswa
dan
facto
pendekatan
analisis
korelasional. Penelitian ini dilaksanakan
yang belum memenuhi standar KKM.
di SMK Negeri I Sewon.
Oleh sebab itu sekolah mengadakan
Penelitian
remidi sebagai upaya memperbaiki
ini
memiliki
dua
variabel, yaitu variabel bebas (kesulitan
prestasi belajar siswa untuk memenuhi
belajar mengolah makanan kontinental)
6
dan variabel terikat. Variabel bebas
kemudian dikategorikan menjadi tinggi,
dalam
sedang, rendah.
penelitian ini adalah kesulitan
belajar mengolah makanan kontinental
(X)dengan
indikator
pengolahan
Prestasi belajar yang penulis
persiapan
makanan,
maksud dalam penelitian ini adalah
teknik
prestasi
belajar
mata
pelajaran
pengolahan dan penyajian makanan
Pengolahan Makanan Kontinental yang
kontinnetal.Variabel
adalah
dimaksud dalam penelitian ini adalah
pretasi belajar (Y) yang diperoleh dari
nilai yang diperoleh dari ujian akhir
nilai raport semester gasal.
semester
terikat
Kesulitan belajar yang penulis
Pengolahan
maksud dalam penelitian ini adalah
Prestasi
kesulitan
mata
Makanan
belajar
dalam
memahami
Pengolahan
pelajaran
pengolahan
diperoleh
kontinental, seperti: a) siswa kurang
pelajaran
memahami
Kontinental kelas XI.
materi
siswa
pada
mata
prosedur
pada
teknik
pengolahan kontinental sehingga hasil
akhir
masakan
diharapkan,
kesulitan
tidak
b)
sesuai
siswa
mata
pelajaran
Kontinental
dokumentasi
Pengolahan
nilai
Makanan
Populasi yang diambil adalah
yang
siswa kelas XI Jasa Boga SMKN 1
mengalami
Sewon Bantul yang berjumlah 125
alat
siswa. Penelitian ini termasuk penelitian
khusus, c) kurangnya pemahaman siswa
sampel. Teknik pengambilan sampel
terhadap istilah-istilah asing pada teknik
menggunakan
pengolahan,
bahan
bumbu
sampling, yaitu sampel yang diambil
pengolahan
hidangan
kontinental.
secara proporsional sebesar 50% dari
Kesulitan
mengolah
hidangan
jumlah populasi 125 yaitu 63 ditambah
kontinental diukur melalui 3 aspek,
10% dari sampel untuk kebutuhan
yaitu: persiapan pengolahan hidangan
missing data dan non respons. Jadi,
kontinental (mise en place), proses
sampel keseluruhannya adalah 63 + 6 =
pengolahan hidangan kontinental dan
69 siswa.
penyajian
Pengukuran
dalam
Kontinental.
Makanan
dari
pelajaran
penggunaan
dan
makanan
random
kontinental.
dilakukan
menggunakan angket
proportional
Data,
dengan
Instrumen,
dan
Teknik
Pengumpulan Data
dengan skala
Teknik
likert, jumlah skor yang diperoleh
pengumpulan
data
menggunakan angket dan dokumentasi.
7
Angket digunakan untuk mengunkap
mengolah makanan kontinental yang
data
diperoleh dari angket dan prestasi
kesulitan
belajar
mengolah
makanan kontinental siswa kelas XI
belajar
Jasa Boga di SMK Negeri 1 Sewon
makanan kontinental yang diperoleh
Bantu Yogyakarta.
dari
Instrumen
penelitian
untuk
mata
nilai
pelajaran
raport.
pengolahan
Deskripsi
hasil
penelitian dijelaskan sebagai berikut.
variabel kesulitan belajar mengolah
a.
Variabel
kesulitan
belajar
makanan kontinental terdiri dari 40
mengolahan makanan kontinental
butir pertanyaan. Uji coba instrumen
(X) terdiri dari 37 item pertanyaan
penelitian dilakukan 30 siswa di luar
dengan menggunakan 4 pilihan
anggota sampel tetapi masih dalam satu
jawaban sehingga skor tertinggi
populasi. Berdasarkan hasil uji validitas
ideal = 100, skor terendah ideal =
data angket kesulitan belajar mengolah
37, mean ideal = 92,5, standar
hidangan kontinental diperoleh 3 butir
deviasi ideal = 18,5, sedangkan
soal yang gugur, yaitu nomor 17 dengan
skor tertinggi observasi = 138,
nilai rxy = 0,183 < rtabel = 0,361, nomor
skor terendah observasi = 47,
24 dengan nilai rxy = 0,184 < rtabel =
mean observasi = 93,8, standar
0,361, dan nomor 35 dengan nilai rxy =
deviasi = 23,2, median = 106, dan
0,313 < rtabel = 0,361. Berdasarkan hasil
modus = 106.
uji reliable diperoleh nilai alpha hitung
sebesar
0,908
instrumen
>
0,60
kesulitan
b.
sehingga
pelajaran Pengolahan Makanan
makanan
Kontinental (Y) memiliki skor
kontinental dapat dikatakan reliabel
Teknik
Variabel prestasi belajar mata
ideal
=
100,
skor
data
terendah ideal = 0, mean ideal =
menggunakan teknik analisis deskriptif
50, standar deviasi ideal = 16,7,
dan uji hipotesis menggunakan uji
sedangkan skor tertinggi observasi
korelasi
yang
= 90, skor terendah observasi = 70
didahului uji persyaratan analisis, yaitu
mean observasi = 79,4, standar
uji normalitas dan linieritas.
deviasi = 3,4 median = 79, dan
Product
analisis
tertinggi
Moment
modus = 79.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi data variabel kesulitan
Deskripsi data menggambarkan
belajar mengolah makanan kontinental
data hasil penelitian kesulitan belajar
8
dan prestasi belajar mata pelajaran
dilihat pada tabel 1.
Pengolahan Makanan Kontinental dapat
Tabel 1. Deskripsi Data Penelitian
Variabel
X
Y
Skor Observasi
Skor
Mean
Min
47
93,8
70
79,7
Skor
Max
138
90
SD
17,4
3,7
Skor
Max
148
100
Skor Ideal
Med Mo
Skor
Mean
SD
Min
37
92,5
18,5
95
106
0
50
16,7
80
78
(Sumber: analisis data penelitian)
Hasil diskripsi data skor observasi
Hasil
kategori
kesulitan
makanan
kedua variabel tersebut digambarkan
belajar
mengolah
melalui tabel distribusi frekuensi dan
kontinental
selengkapnya
kategori skor dengan penjelasan sebagai
dilihat pada tabel 2.
dapat
berikut.
a. Kesulitan
belajar
mengolah
makanan kontinental (X)
Tabel 2. Kategori Kesulitan Belajar Mengolah Makanan Kontinental (X)
No
1
2
3
Kategori
Interval Skor
Tinggi
109 – 138
Cukup
78 – 108
Rendah
47 – 77
Total
Frekuensi
10
50
9
69
Relatif (%)
14,50%
72,46%
13,04%
100%
(Sumber: analisis data penelitian)
Berdasarkan tabel 2 dapat
Berdasarkan analisis data di atas,
dijelaskan terdapat 10 responden
dapat disimpulkan bahwa kesulitan
dalam
belajar
kategori
frekueansi
tinggi
14,50%,
mengolah
makanan
50
kontinental dalam kategori cukup
dalam
dengan frekuensi relatif 72,46%.
kategori cukup dengan frekuensi
Data kategori kesulitan belajar
relatif 72,46%, dan 9 responden
mengolah
termasuk dalam kategori rendah
dijelaskan melalui histogram pada
dengan frekuensi relatif 13,04%.
gambar 1.
responden
relatif
dengan
termasuk
9
makanan
kontinental
Frekeunsi
Kategori Skor
Gambar 1. Histogram Kategori Kesulitan Belajar Mengolah
Makanan Kontinental
b. Prestasi
belajar
mata
pelajaran
mata
pelajaran
pengolahan
Pengolahan Makanan Kontinental
makanan kontinental (Y) dapat
(Y)
dilihat
pada
tabel
3.
Rangkuman hasil perhitungan
kategori variabel prestasi belajar
Tabel 3. Kategori Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pengolahan
Makanan Kontinental (Y)
No
Kategori
Interval Skor
Frekuensi Relatif (%)
1
Tinggi
84 – 90
8
11,59%
2
Cukup
77 – 83
54
78,26%
3
Rendah
70 – 76
7
10,15%
Total
69
100%
(Sumber: analisis data penelitian)
Tabel
kategori
atas
dengan frekuensi relatif 78,26%,
menjelaskan bahwa 8 responden
dan 7 responden dalam kategori
dalam
rendah dengan frekuensi 10,15%.
kategori
tinggi
di
dengan
frekuensi
relatif
11,59%,
54
Berdasarkan analisis data di atas,
responden
dalam kategori cukup
dapat dijelaskan bahwa prestasi
9
belajar mata pelajaran Pengolahan
relatif
Makanan
dijelaskan
Kontinental
dalam
Tabel
kembali
kategori
melalui
histogram pada gambar 2.
Frekeunsi
kategori cukup dengan frekuensi
78,26%.
Kategori Skor
Gambar 2. Histogram Kategori Prestasi Belajar
Mata Pelajaran Pengolahan Makanan Kontinental
Uji
normalitas
bertujuan
tidak. Uji normalitas menggunakan
untuk mengetahui apakah data dari
perhitungan Chi Kuadrat. Hasil uji
masing-masing variabel memiliki
normalitas kedua variabel dapat
karakteristik distribusi normal atau
dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas
No
1.
2.
Variabel
Kesulitan belajar mengolah
makanan kontinental
Prestasi belajar mata
pelajaran pengolahan
makanan kontinental
dk
χ² hitung
5
4,489
x² tabel
(5%)
11,07
5
3,120
11,07
Kriteria
Normal
Normal
(Sumber: analisis data penelitian)
Berdasarkan
hasil
uji
kesulitan
belajar
mengolahan
normalitas pada tabel 4, diketahui
makanan kontinental adalah 4,489
bahwa
< 11,07 dan harga χ²hitung data
harga
χ²hitung
variabel
10
prestasi
belajar
mata
pelajaran
Uji
linieritas
Pengolahan Makanan Kontinental
penelitian ini
adalah
mengetahui pengaruh
3,120
dijelaskan
<
11,07.
bahwa
Dapat
kedua
dalam
digunakan untuk
variabel
data
bebas dengan variabel terikat linier
dinyatakan normal atau sebenarnya
atau tidak. Hasil perhitungan uji F
normal pada taraf signifikan 5%
diperoleh harga Fhitung = 0,468 <
karena harga χ² hitung di bawah harga
Ftabel = 1,88. Hasil uji linieritas
χ²tabel.
kedua variabel selengkapnya dapat
dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil Uji Linieritas.
Variabel
dk
F hitung
F tabel (5%)
Kriteria
XY
14/53
0,468
1,88
Linier
(Sumber: analisis data penelitian)
Berdasarkan tabel 5 dapat
Moment,
diperoleh
nilai
koefisien
dijelaskan harga Fhitung lebih kecil
korelasi rhitung sebesar 0,603. Untuk
dari Ftabel dengan taraf signifikan di
menguji signifikan nilai tersebut harus
bawah 5%, sehingga kedua variabel
dikonsultasikan pada tabel nilai-nilai rxy
tersebut dinyatakan linier.
dengan nilai N = 69 pada taraf
Pengujian hipotesis mengguna-
signifikan 5% adalah 0,235. Jadi, nilai
kan teknik analisis korelasi Product
rhitung yang diperoleh di atas nilai rtabel,
Moment. Berdasarkan hasil uji hipotesis
yaitu 0,603 > 0,235. Hasil pengujian
menggunakan
hipotesis dapat dilihat pada tabel 6.
korelasi
Product
Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis
Variabel
r hitung
(rxy)
rtabel
( N=69, α=5%)
XY
0,603
0,235
Koefisien
Determinan
Keterangan
(R2)
0,217
Ada pengaruh
(rxy > r tabel)
(Sumber: analisis data penelitian)
11
Hasil tersebut menggambarkan
contoh ketika membuat hidangan poach
ada pengaruh negatif, artinya semakin
egg, kesalahan yang sering dijumpai
tinggi
mengolah
yaitu ketika merebus dengan api besar
makanan kontinental maka semakin
sehingga terdapat banyak buih yang
rendah
dan
menyebabkan pecahnya putih telur dan
signifikan antara variabel kesulitan
terlalu lamanya dalam proses perebusan
belajar mengolah makanan kontinental
sehingga kuning telur sudah tidak
terhadap prestasi belajar mata pelajaran
meleleh. Siswa juga cukup sulit dalam
Pengolahan
membuat dan membedakan macam-
kesulitan
prestasi
belajar
belajar
Makanan
siswa
Kontinental
karena rhitung di atas rtabel pada taraf
macam
signifikan 5%.
pengolahan hidangan kontinental karena
potongan
bahan
pada
Besarnya koefisien determinan
pada pengolahan hidangan kontinental
(R2) sebesar 0,364, artinya besarnya
terdapat bermacam-macam potongan
sumbangan yang diberikan oleh variabel
sayuran, ikan, daging dan unggas
kesulitan belajar
mengolah makanan
dengan istilah asing yang harus dihafal
kontinental
terhadap
variabel
oleh siswa.
mata
pelajaran
Berdasarkan hasil analisis di
Pengolahan Makanan Kontinental (Y)
atas, dapat dijelaskan bahwa prestasi
adalah sebesar
belajar
prestasi
(X)
belajar
36,4%, sedangkan
mata
pelajaran
Pengolahan
sisanya 63,6% dipengaruhi oleh faktor
Makanan Kontinental dalam kategori
lain yang tidak dibahas dalam penelitian
cukup dengan frekuensi relatif 78,26%.
ini.
Artinya,
Kesulitan belajar
mengolah
siswa
pengetahuan
cukup
tentang
memiliki
materi
mata
makanan kontinental dalam kategori
pelajaran
cukup dengan frekuensi relatif 72,46%.
kontinental. Siswa telah memperoleh
Artinya,
pengetahuan
siswa
cukup
sulit
dalam
pengolahan
tentang
mengolah hidangan kontinenal. Hal ini
makanan
kontinental
disebabkan
karena
mencapai
prestasi
memahami
langkah-langkah
siswa
kurang
pada
SMKN
I
Sewon
makanan
pengolahan
tetapi
yang
belum
maksimal.
sebagai
sekolah
teknik pengolahan kontinental sehingga
menengah kejuruan favorit di kabupaten
masih
dijumpai
Bantul memiliki akreditasi A sehingga
dalam
proses
kesalahan-kesalahan
pengolahan.
Sebagai
dalam penerimaan siswa baru juga
12
memiliki standar yang
cukup tinggi.
pelajaran
Siswa-siswa yang dapat bersekolah di
kontinental.
SMK I Sewon tergolong siswa-siswa
hidangan
yang
pengaruh
memiliki
prestasi
belajar
pengolahan
makanan
Kesulitan
mengolah
kontinental
terhadap
memberikan
prestasi
belajar
menengah ke atas. Prestasi belajar mata
siswa. Prestasi belajar siswa akan
pelajaran
meningkat
pengolahan
makanan
seiring
dengan
semakin
kontinental dalam kategori cukup dapat
sedikitnya kesulitan yang ditemui siswa.
disebabkan karena adanya kesulitan
Pemanfaatan
yang masih dialami siswa. Kesulitan
siswa
yang dialami siswa dalam pengolahan
mengurangi
hidangan kontinental antara lain dalam
hidangan
pembuatan
memanfaatkan
hidangan
yang
media
dapat
informasi
membantu
kesulitan
bagi
dalam
mengolah
kontinental.
Siswa
gadget
untuk
membutuhkan proses tertentu sedang
memperoleh informasi
siswa kurang memahami prosedurnya
macam-macam bahan-bahan, bumbu
sehingga hasil akhir masakan tidak
impor dan resep terbaru dari internet.
sesuai yang diharapkan. Kesulitan yang
Besarnya
ditemui siswa dapat terjadi ketika
diberikan
membuat
pengolahan
hidangan
memerlukan
alat
mengalami
alat
sumbangan
oleh
kesulitan
yang
belajar
tertentu
dan
khusus.
Siswa
terhadap prestasi belajar dapat diketahui
dalam
dari
kesulitan
menggunakan
tentang istilah
khusus
harga
makanan
kontinental
koefisien
determinan.
(R2)
tersebut
Koefisien
determinan
karena sebelumnya siswa belum pernah
diperoleh
sebesar
menggunakan.
besarnya sumbangan yang diberikan
Hasil analisis korelasi Product
Moment
menunjukkan
pengaruh
kesulitan
kontinental
negatif
dan
mengolah
bahwa
oleh
ada
variabel
0,364,
kesulitan
yang
artinya
belajar
pengolahan makanan kontinental (X)
signifikan
terhadap
makanan
variabel
kesulitan
belajar
pengolahan makanan kontinental (Y)
terhadap prestasi belajar
adalah
sebesar
36,4%,
sedangkan
mata pelajaran pengolahan makanan
sisanya 63,6% dipengaruhi oleh faktor
kontinental.
lain,
Artinya, semakin sulit
diantaranya
seperti
motivasi,
mengolah makanan kontinental, maka
minat,
semakin rendah prestasi belajar mata
Sumbangan tersebut tergolong kecil.
13
bakat,
dan
intelegensi.
Hal ini disebabkan karena siswa masih
cukup
menemui
mengolah
sehingga
kesulitan
makananan
prestasi
Implikasi
Hasil
dalam
menunjukkan
kontinental,
belajar
belajar
siswa
bahwa
kesulitan
mengolah
makanan
kontinental dan prestasi belajar mata
tergolong cukup dan perlu ditingkatkan.
pelajaran
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN
pengolahan
makanan
kontinental dalam kategori cukup
SARAN
dan ada pengaruh
Simpulan
negatif dan
signifikan antara kesulitan belajar
Berdasarkan hasil analisis pada
mengolah
pembahasan sebelumnya, dapat ditarik
pengaruh
signifikan
mengolah
terhadap
pelajaran
negatif
kesulitan
makanan
prestasi
dan
adalah
belajar
pengolahan
mata
makanan
siswa yang mengalami
kesulitan belajar akan mengalami
mata
ketertinggalan
Makanan
dalam
proses
belajarnya sehingga menyebabkan
Kontinental pada siswa kelas XI
prestasi belajarnya menjadi kurang
program keahlian tata boga SMKN
baik. Kesulitan belajar yang dialami
1 Sewon Bantul.
2. Kesulitan
kontinental
kontinental, sehingga implikasinya
kontinental
Pengolahan
prestasi
pelajaran
belajar
belajar
makanan
terhadap
beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Ada
penelitian
siswa akan menyebabkan prestasi
belajar
mengolah
belajar siswa menjadi rendah.
makanan kontinental pada siswa
Saran
kelas XI program keahlian Jasa
Berdasarkan
Boga SMK 1 Sewon Bantul Tahun
hasil
penelitian,
Ajaran 2016/2017 sebagian besar
peneliti menyampaikan beberapa saran
dalam kategori cukup.
yang tidutukan kepada:
3. Prestasi
belajar
mata
1. Sekolah
pelajaran
a. Memberikan kebijakan seluas-
pengolahan makanan kontinental
siswa kelas XI program keahlian
luasnya
Jasa Boga SMK 1 Sewon Bantul
meningkatkan prestasi belajar
Tahun
Pelajaran
siswa
sebagian
besar
dalam
2016/2017
kepada
dengan
guru
untuk
menggunakan
berbagai metode pembelajaran
kategori
yang bervariasi.
cukup.
14
b. Melengkapi
dan
c. Memotivasi siswa agar lebih
prasarana yang dibutuhkan siswa
meningkatkan keterampilannya
dan
menunjang
dengan cara mengolah makanan
teori
kontinental di rumah.
guru
kegiatan
sarana
untuk
belajar
dan
praktik.
d. Peneliti
2. Guru
lain
yang
berminat
melakukan penelitian lanjutan
a. Mengembangkan
pembelajaran
metode
yang
diharapkan
sesuai
banyak
melibatkan
responden
lebih
dan
dengan karakteristik siswa agar
memasukan
siswa mudah memahami istilah-
minat, bakat, dan intelegensi.
faktor
motiasi,
istilah asing dalam pengolaan
makanan kontinental.
b. Memperbanyak kegiatan belajar
praktik, sehingga siswa memiliki
bekal
pengetahuan
dan
keterampilan.
Daftar Pustaka
Acah Sumiarsah. 2010. MODUL Pengolahan Makanan Kontinental. Bandung: Dinas
Pendidikan Pemerintah Kota Bandung.
Ahmadi A. Dan Supriyono W. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.
Oemar Hamalik. 2005. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Sutratinah Tirtonegoro. 2001. Anak Supernormal dan program Pendidikannya.Jakarta:
Bumi Aksara.
Syaiful Bahri Djamarah, 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Tim Penyusun Bahan Ajar Kursus dan Pelatihan. 2010. Manajemen Jasa Usaha
Makanan. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
Pendidikan Nonformal dan Informal Direktorat Pembinaan Kursus dan
Kelembagaan.
Tuti Soenardi, dkk. 2013. Teori Dasar Kuliner, Teori Dasar Memasak Untuk Siswa,
Peminat Dan Calon Profesional.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
15