ASPEK ASPEK DAN FAKTOR FAKTOR YANG DAPAT

ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENINGKATKAN
MINAT PESERTA DIDIK DALAM MENULIS
Isnawati. Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar.
isnawati.fkipunismuh@gmail.com

ABSTRAK
Keterampilan menulis merupakan urutan yang terakhir dalam proses
belajar bahasa setelah keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Di
antara ke empat keterampilan berbahasa tersebut, keterampilan menulis yang
paling sulit dikuasai. Hal itu disebabkan keterampilan menulis menghendaki
penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan di luar bahasa itu sendiri yang akan
menjadi isi karangan (Tyas D, 2012). Keterampilan menulis tidak didapat dengan
hanya belajar teori namun praktik juga diperlukan. Banyak peserta didik yang
kurang menyukai keterampilan menulis Hal itu dibuktikan dengan adanya
pernyataan dari seorang guru, siswa memang kurang minat dengan keterampilan
menulis karena mereka tidak memiliki motivasi yang tinggi dalam hal menulis.
Hal tersebut dikarenakan siswa juga tidak memiliki kecakapan dalam
mengembangkan ide dan gagasannya ke dalam sebuah tulisan (Triani
Rachmawati, Dea 2014). Melihat kurangnya minat menulis oleh peserta didik
maka penulis tertarik untuk mengetahui apa saja aspek-aspek yang harus dikuasai

peserta didik sehigga membuat peserta didik kurang tertarik dalam keterampilan
menulis dan faktor apa saja yang mempengaruhi peserta didik kurang berminat
dalam kerampilan menulis.
Kata kunci: belajar, menulis, aspek-aspek menulis

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (Ahmar DAP,
2012). Dalam melakukan pembelajaran tentu ada target yang ingin dicapai baik
target pengajar ataupun pelajar.
Pembelajaran yang dilakukan pengajar adalah dengan maksud mendidik
agar tercapai suatu tujuan. Dalam pembelajaran terdapat beberapa aspek yang
harus dikuasi oleh peserta didik seperti aspek mendengarkan, aspek berbicara,

aspek menulis dan aspek membaca. Keempat aspek tersebut tersebut saling
berkaitan satu sama lain. Dari keempat aspek tersebut, menulis merupakan
keterampilan mekanistis karena di dalam menulis kata kata yang tertuang harus
disusun dengan baik sehingga menarik dan mudah dimengerti. Perbendaharaan
kata yang banyak dan pemilihan kata yang bagus dapat menunjang hasil tulisan
yang baik.
Keterampilan menulis merupakan urutan yang terakhir dalam proses
belajar bahasa setelah keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Di
antara ke empat keterampilan berbahasa tersebut, keterampilan menulis yang
paling sulit dikuasai. Hal itu disebabkan keterampilan menulis menghendaki
penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan di luar bahasa itu sendiri yang akan
menjadi isi karangan (Tyas D, 2012). Keterampilan menulis tidak didapat dengan
hanya belajar teori namun praktik juga diperlukan.
Banyak peserta didik yang kurang menyukai keterampilan menulis karena
kurangnya motivasi dan tidak dapat mengembangkan ide-ide yang ada. Hal itu
dibuktikan dengan adanya pernyataan dari seorang guru siswa memang kurang
minat dengan keterampilan menulis karena mereka tidak memiliki motivasi yang

tinggi dalam hal menulis. Hal tersebut dikarenakan siswa juga tidak memiliki
kecakapan dalam mengembangkan ide dan gagasannya ke dalam sebuah tulisan

(Triani Rachmawati, Dea 2014).
Melihat kurangnya minat menulis oleh peserta didik maka penulis tertarik
untuk mengetahui apa saja aspek-aspek yang harus dikuasai peserta didik sehigga
membuat peserta didik kurang tertarik dalam keterampilan menulis dan faktor
apa saja yang mempengaruhi peserta didik kurang berminat dalam kerampilan
menulis. Apabila hal tersebut diketahui bukan hal tidak mungkin untuk dapat
meningkatkan keterampilan menulis siswa. Oleh karena itu penulis tertarik
mengangkat judul “Aspek-aspek dan Faktor-faktor yang Dapat Meningkatkan
Minat Peserta Didik dalam Menulis”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja aspek-aspek dalam menulis?
2. Apa saja faktor-faktor yang dapat meningkatkan minat menulis?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui saja aspek-aspek dalam menulis
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat meningkatkan minat menulis
D. Manfaat
Bagi pelajar: memberikan informasi mengenai apa saja yang menjadi aspek
dalam meningkatkan keterampilan berbicara.
Bagi pengajar/pendidik: memberikan informasi


BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Belajar
Belajar merupakan aktivitas manusia untuk mendapatkan perubahan dalam
dirinya. Belajar dapat dilakukan dengan berlatih atau mencari pengalaman baru.
Dengan demikian, belajar dapat membawa perubahan bagi seseorang, baik
berupa pengetahuan,sikap, maupun keterampilan ( Meita F, 2012). Selain itu,
belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi,
keterampilan, dan sikap. Usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan
usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya, mendapatkan ilmu atau
kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar manusia
menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang
sesuatu (Ratnasari Y, 2013).
ciri-ciri belajar menurut Djamarah dalam (Ratnasari Y, 2013) sebagai berikut :
a. Perubahan yang terjadi secara sadar
Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan atau sekurang
kurangya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam
dirinya.
b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri indiviu berlangsung

terus-menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan
menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau
proses belajar berikutnya.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan selalu bertambah dan tertuju memperoleh
suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Makin banyak usah belajar dilakukan,
banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan bersifat sementara yang terjadi hanya untuk beberapa saat saja
seperti berkeringat, keluar air mata, menangis dan sebagainya. Perubahan
terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen.
e. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku jika seseorang belajar sesuatu
sebagai hasil ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh
dalam sikap kebiasaan, keterampilam, pengetahuan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan proses perubahan dalam diri manusia sehingga akan menambah
pengetahuan dan mempenagruhi tingkah lakunya.

B. Menulis
Menurut pendapat Saleh Abbas (dalam Susi P, 2012), keterampilan
menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan
kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan
harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan
gramatikal dan penggunaan ejaan. Sedangkan Menurut Henry Guntur Tarigan
(dalam Susi P, 2012), keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan
berbahasa yang produktif dan ekspresif yang dipergunakan untuk berkomunikasi
secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan pihak lain.
Mohamad (dalam Desty Nur, Dwia 2012) menyatakan bahwa menulis atau
mengarang itu

diibaratkan

seperti

naik

sepeda


yang harus

menjaga

keseimbangan. Menulis bisa dianggap mudah apabila seorang sering berlatih
menulis dan bias dianggap sukar bila seorang baru terjun atau berlatih menulis
sehingga tidak tahu harus memulai dari apa.
Berdasarkan pengertian menulis yang diungkapkan para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa menulis merupakan media komunikasi secara tidak langsung
untuk mengungkapkan ide, gagasan atau perasaan antara penulis dan pembaca.

C. Aspek-aspek menulis
Hartfield (dalam Listya Lorna M 2012) mengemukakan aspek-aspek dalam
penilaian menulis yaitu:
1. Segi isi: padat informasi, substansif dan relevan dengan permasalahan
2. Segi organisasi: ekspresi lancar, gagasan yang diungkapkan dengan jelas,
tertata dengan baik, urutan logis dan kohesif
3. Segi kosakata: pemanfaatan potensi kata canggih, pilihan kata tepat dan
menguasai pembentukan kata,
4. Segi penguasaan bahasa: konstruksi kompleks tetapi efektif, penggunaan

bentuk kebahasaan, dan
5. Segi mekanik; menguasai ejaan dan aturan penulisan.
Tarigan (dalam Desty Nur, Dwia 2012) mengungkapkan ada empat ciri tulisan
yang baik sebagai berikut:
1. Jelas
Pembaca dapat membaca teks dengan cara tetap dan pembaca tidak boleh
bingung dan harus mampu menangkap maknanya tanpa harus membaca ulang
dari awal untuk menemukan makna yang dikatakan oleh penulis.
2. kesatuan dan organisasi
Pembaca dapat mengikutinya dengan mudah karena bagian-bagiannya saling
behubungan dan runtut.
3.

Ekonomis
Penulis tidak akan menggunakan kata atau bahasa yang berlebihan sehingga
waktu yang digunakan pembaca tidak terbuang percuma

4. pemakaian bahasa dapat diterima
Penulis menggunakan bahasa yang baik dan benar karena bahasa yang dipakai
masyarakat kebanyakan terutama berpendidikan lebih mengutamakan bahasa

formal sehingga mudah diterima.
Berdasarkan beberapa aspek di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menulis
perlu memperhatikan beberapa hal seperti kejelasan dalam tulisan, susunan dari

tulisan tersebut dan penggunaan kosa yang baik sangat diperlukan dalam
menulis.

BAB III
METODE PENULISAN
A. Jenis tulisan
Jenis tulisan yang digunakan adalah library research atau studi kepustakaan
yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data. Data-data tersebut
berasal dari bacaan seperti buku-buku yang terdapat dalam perpustakaan, artikel
dan jurnal online yang kemudian dirangkai menjadi satu bacaan yang terstruktur.
B. Objek tulisan
Objek tulisan dalam tulisan ini adalah kalangan pendidik dan pelajar agar
meningkatkan keterampilan menulis.
C. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam tulisan ini adalah dengan
mengumpulkan data atau informasi dari buku, artikel dan jurnal online yang

kemudian dirangkum menjadi satu bacaan.
D. Teknik analisis data
Data yang sudah diperoleh dalam tahap pengumpulan data selanjutnya akan
diolah. Data yang sudah ada tersebut dicatat dengan rapi. Hal ini memudahkan
dalam menganalisis data yang sudah ada tersebut. Mengingat tujuan dari
pengolahan data ini adalah menyederhanakan seluruh data yang terkumpul,
menyajikan dalam susunan yang baik dan rapi, untuk kemudian dianalisis.

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Aspek-aspek menulis
Menulis merupakan ungkapan, ide, gagasan atau perasaan seseorang yang
dituangkan dalam tulisan. Dengan menulis maka terjadi komunikasi secara tidak
langsung antara pembaca dan penulis. Melalui tulisan dapat memberikan
informasi kepada pembaca mengenai suatu hal yang dibutuhkan. Menulis
merupakan aspek berbahasa yang terstruktur karena dalam tulisan harus
menggunakan kosa kata yang sesuai dengan jenis bacaan dan penyusunan kata
yang baik shingga pembaca tertarik untuk membaca.
Dalam membuat sebuah tulisan perlu diperhatikan aspek-aspek sehingga menjadi
acuan yang dapat memudahkan penulis. Adapun aspek-aspek tersebut adalah:

1. Jelas
Pembaca dapat membaca teks dengan cara tetap dan pembaca tidak boleh
bingung dan harus mampu menangkap maknanya tanpa harus membaca
ulang dari awal untuk menemukan makna yang dikatakan oleh penulis.
Dalam hal ini informasi yang diberikan penulis harus jelas dan relevan
dengan masalah yang ada atau ada korelasi antara judul dan isi bacaan.
2. kesatuan dan organisasi
Suatu tulisan yang dimuat dalam bacaan harus terstruktur dan rapi sehingga
pembaca dapat mengikutinya dengan mudah karena bagian-bagiannya saling
behubungan dan runtut.
3. Ekonomis
Penggunaan kata-kata yang sederhana dan menarik akan memudahkan
pembaca dalam menangkap informasi yang didapat dalam bacaan. Penulis
tidak boleh menggunakan kata atau bahasa yang berlebihan sehingga waktu
yang digunakan pembaca tidak terbuang percuma hanya untuk memahami
bacaan.

4. pemakaian bahasa dapat diterima
Penggunaan bahasa merupakan hal yang perlu diperhatikan setiap penulis
karena melalui bahasa orang dapat mengerti pesan yang disampaikan yang
diperoleh baik secara langsung ataupun tidak langsung (bacaan atau tulisan)
Penulis harus menggunakan bahasa yang baik dan benar karena bahasa yang
dipakai masyarakat adalah bahasa formal terutama pembaca yang dari
kalangan pendidikan.
Menurut Elina, Zulkarnaini, dan Sumarno (dalam Suprapti S, 2014) menguraikan

tujuan dari menulis yaitu:
1. Untuk memberikan informasi Seorang penulis dapat menyebarkan
informasi melalui tulisannya seperti wartawan di koran, tabloid, majalah
atau media massa cetak yang lain. Tulisan yang ada pada media cetak
tersebut seringkali memuat informasi tentang kejadian atau peristiwa.
2. Untuk memberikan keyakinan kepada pembaca melalui tulisan seorang
penulis dapat mempengaruhi keyakinan pembacanya. Seseorang yang
membaca informasi di koran mengenai anak terlantar dapat tergerak
hatinya untuk memberikan bantuan. Hal tersebut karena penulis melalui
tulisannya berhasil meyakinkan pembaca.
3. Untuk sarana pendidikan Menulis dapat bertujuan sebagai sarana
pendidikan karena seorang guru dan siswa tidak akan pernah jauh dari
kegiatan menulis.
4. Untuk memberikan keterangan Menulis untuk memberikan keterangan
terhadap sesuatu baik benda, barang, atau seseorang. Tulisan tersebut berfungsi
untuk menjelaskan bentuk, ciri-ciri, warna, bahan, dan berbagai hal yang perlu
disebutkan dari objek tersebut.
Dari aspek-aspek tersebut diharapkan guru mampu menerapkan dalam pembelajaran.
Kurangnya minat menulis dari peserta didik dikarenakan beberapa faktor seperti kurang
membaca sehingga wawasan yang dimiliki terbatas dan susah untuk mengembangkan
ide. Selain itu kurangnya latihan dan metode yang digunakan guru kurang tepat atau
tidak maksimal sehingga peserta didik tidak tertarik dalam menulis. Oleh karena itu

perlu diketahui hal apa yang dapat menarik minat menulis atau teknik yang dapat
dilakukan sehingga peserta didik tertarik untuk menulis.
B. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan minat menulis
Keterampilan menulis tidak tumbuh dalam diri manusia begitu saja. Perlu adanya
dorongan dan motivasi sehingga mempengaruhi minat seseorang. Ada bebrapa faktor
yag dapat meningkatkan minat menulis peserta didik seperti:
1. Motivasi
Motivasi akan mempengaruhi pola pikir peserta didik sehingga timbul kemauan
untuk menulis. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan contoh-contoh
hasil lomba menulis atau mengikuti berbagai lomba menulis.
2. Membaca buku
Hal yang paling mendasar mengapa peserta didik kurang minat membaca buku
dikarenakan kurangnya membaca. Akibatnya wawasan menjadi sempit dan susah
untuk mengembangkan ide-ide yang dimiliki oleh peserta didik.
3. Bahasa pergaulan
Bahasa adalah yang turut mempengaruhi kemampuan menulis. Sering dijumpai
siswa dan guru dalam lingkungan sekolah menggunakan bahasa daerah sehingga
sulit bagi siswa untuk mengungkapkan ide dalam tulisan dengan menggunakan
bahasa formal atau bahasa Indonesia. Sehingga perlu adanya pembiasaan bagi guru
untuk memperhatikan dan menggunakan bahasa Indonesia dalam lingkungan
sekolah sehingga siswa mampu berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
4. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara bagaimana guru menarik minat siswa dalam
menulis. Metode ceramah adalah hal yang kurang tepat karena dalam hal ini
menulis membutuhkan latihan secara rutin.

Menurut Setyawan Pujiono ada langkah langkah yang perlu diperhatikan dalam
membuat tulisan seperti:
1. Pmemperhatikan sasaran tulisan (pembaca). Penulis merencanakan,
apakah menulis untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain. Penulis
memperhatikan,

siapa

yang

akan

membaca,

bagaimana

level

pendidikannya, serta apa kebutuhannya. Selain itu, penulis harus

mempertimbangkan bentuk atau struktur tulisan yang akan ditulis agar
pembaca mudah memahami isi tulisan.
2. Setelah

memilih

topik,

menentukan

tujuan

(corak

wacana),

mempertimbangkan pembaca, maka langkah selanjutnya adalah menata
ide-ide tulisan menjadi runtut. Penulis perlu menyusun ide-ide untuk
menulis dalam bentuk kerangka karangan. Kerangka karangan digunakan
seorang penulis untuk mempersiapkan diri menulis sebagai fase terakhir
prapenulisan.
3. Kerangka karangan atau kerangka konsep adalah suatu rencana kerja yang
memuat garis-garis besar karangan yang akan ditulis (Keraf dalam Pujiono
Setyawan). Artinya, kerangka karangan merupakan panduan seseorang
dalam menulis ketika mengembangkan suatu karangan. kerangka
karangan dapat membantu penulis untuk mengumpulkan dan memilih
bahan tulisan yang sesuai. Selain itu, kerangka karangan akan
mempermudah pengembangan karangan menjadi terarah, teratur, dan
runtut.

BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan paa bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa di
dalam menulis perlu memperhatikan bebrapa aspek seperti kejelasan,
pengorganisasian kata dan pemilihan kata sehingga hasil dari menulis menjadi
menarik dan mudah dipahami. Dalam menulis juga perlu memperhatikan sasaran
pmbaca yang nantinya akan membaca hasil tulisan, penggunaan kata yang sesuai
dengan jenis bacaan juge penting untuk diperhatikan. Selain itu persiapan
menulis penting dilakukan seperti penyiapan topik atau ide-ide yang akan
dituangkan dalam tulisan dan membuat kerangka berpikir sehingga tulisan yang
dhasilkan menjadi cerita yang runtut.
B. Saran
Sebagai seorang pendidik perlu mengetahui apa yang menjadi kendala pada
peserta didik dalam proses belajar mengajar. Selain itu metode yang digunakan
harus disesuaikan dengan pembahasan yang ada sehingga hasilnya yang didapat
akan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmar Dap, 2012. Hakikat Pembelajaran. Diakses pada eprints.uny.ac.id/8597/3/Bab
%202%20-%2008108249131.Pdf (online) tanggal 3 Mei 2017.
Dwia Desty, Nur 2012. Keterampilan Menulis. Diakses pada eprints.uny.ac.id/8199/3
/bab%202-07201244057.pdf (online) tanggal 3 Mei 2017.
Lorna, MListya, 2012. Keterampilan Menulis. Diakses pada eprints.uny.ac.id/9687/3/b
ab%202.pdf (online) tanggal 3 Mei 2017.

Tyas D, 2012. Keterampilan Menulis. Diakses pada eprints.uny.ac.id/9528/2/Bab%20
1-07201244086.Pdf (online) tanggal 3 Mei 2017.
Meita F, 2012. Pengertian Belajar Menurut Para Ahli. Diakses pada pdf.
eprints.uny.ac.id/9275/3/bab%20ii.pdf (online) tanggal 3 Mei 2017.
Pujiono, Setyawan tanpa tahunan. Konsep Dasar Menulis. Diakses pada staffnew.uny
.ac.id/upload/132318127/.../Konsep+Menulis.pdf (online) tanggal 3
Mei 2017.
Ratnasari Y, 2013. Kajian Teori. Hakikat Belajar. Diakses pada eprints.umk.ac.id/19
4/3/bab_ii.pdf(online) tanggal 3 Mei 2017.
Suprapti, S 2014. Landasan teori. Kajian teori. Diakses pada eprints.walisongo.ac.id/4
122/4/133911179_bab2.pdf (online) tanggal 3 Mei 2017.

Susi P, 2012. Hakikat Keterampilan Menulis. Diakses pada eprints.uny.ac.id/9902/3/b
ab%202%20-%2008108247081.pdf (online) tanggal 3 Mei 2017.
Triani Rachmawati, Dea 2014. Penerapan Metode Menulis Berantai dalam Meningka
tkan Kemampuan Menulis Cerpen. Diakses pada repository.upi.edu
(online) tanggal 3 Mei 2017.