2 Hal Pokok Pembentukan Organisasi Inter

2 Hal Pokok Pembentukan Organisasi Internasional Negara Dalam
Hubungan Internasional
Batasan Hukum Organisasi Internasional
Batasan hukum organisasi internasional tidak dapat dipisahkan dari sejarah pembentukan
organisasi internasional yang melibatkan banyak negara dimana tiap-tiap negara memiliki
kepentingan masing-masing. Dalam membentuk organisasi internasional tiap-tiap negara
memiliki tujuan kepentingan masing-masing maka mereka akan bekerja sama agar
kepentingan tiap-tiap negara yang menyangkut kehidupan internasional dapat terpenuhi. Dan
diperlukan peraturan internasional agar menjamin terpenuhinya kepentingan masing-masing
negara sehingga pada akhirnya akan timbul hubungan internasional. Yang lalu akan
membentuk suatu perjanjian yang disebut instrumen dasar atau instrumen pokok.
Maka dari itu organisasi internasional yang kita bahas ini tidak hanya meliputi organisasi
internasional publik namun juga organisasi internasional privat. Dikatakan organisasi
internasional publik karena melibatkan pemerintah tiap-tiap pihak dari masing-masing
negara. Sementara yang dimaksud dari organisasi internasional privat adalah yang
anggotanya bukan negara yaitu badan-badan atau lembaga-lembaga swasta sehingga disebut
sebagai organisasi non-pemerintahan.
Agar suatu organisasi internasional memiliki status pemerintahan (publik) maka harus
dibentuk dengan adanya persetujuan internasional, memiliki badan-badan, karena adanya
persetujuan internasional maka pembentukannya dilakukan di bawah hukum internasional.
Sedangkan organisasi-organisasi internasional yang tidak memenuhi syarat-syarat bagi

organisasi internasional dimasukkan ke dalam organisasi internasional privat yang dicakup
oleh hukum nasional, berbeda dengan organisasi internasional publik yang dicakup oleh
hukum internasional. Organisasi-organisasi internasional yang terbentuk memiliki banyak
kesamaan karena dipengaruhi oleh faktor-faktor politik dalam hubungan internasional dan
saling mempengaruhi dalam berbagai bidang antar organisasi internasional satu dengan
organisasi internasional lainnya.
Dalam perkembangan kegiatan organisasi internasional, Schermers mempelajari secara
sistematik mengenai masalah lembaga-lembaga yang timbul di hampir semua organisasi
internasional. Cabang dari hukum internasional yang memusatkan pada masalah lembagalembaga lebih disukai dengan nama hukum institusi internasional dibanding hukum
1

2 Hal Pokok Pembentukan Organisasi Internasional Negara Dalam
Hubungan Internasional
organisasi internasional karena hal itu hanya terbatas pada aspek-aspek kelembagaan saja.
Hukum organisasi internasional lebih banyak menyangkut prinsip-prinsip hukum yang
dirumuskan oleh organisasi-organisasi internasional misal peraturan-peraturan tentang
pertanian di dalam Organisasi Masyarakat Ekonomi Eropa sehingga dipandang lebih luas
daripada hukum institusi internasional.
Berbeda dengan pendapat para ahli lainnya, Brierly menyebutkan cabang dari hukum
internasional adalah hukum konstitusi internasional yang selain memiliki fungsi legislatif,

namun juga fungsi eksekutif dan administratif yang juga terdapat dalam suatu negara. Fungsi
legislasi dalam organisasi internasional adalah menghimpun peraturan-peraturan internasional
yang menyangkut bidang-bidang yang luas misal pengendalian harga dalam bidang komoditi
pertanian. Fungsi eksekutif dalam organisasi internasional adalah menyangkut masalah
pelaksanaan keputusan yang dikeluarkan oleh organisasi internasional yang dikaitkan dengan
sanksi namun organisasi Internasional itu bukan sebagai badan yang mempunyai wewenang
supra-nasional. Fungsi administratif menyangkut peraturan-peraturan bersama yang harus
dilaksanakan oleh para anggotanya.
L.B. Sohn kaitannya dengan hukum organisasi internasional lebih memusatkan pada PBB
sebagai organisasi internasional terbesar dimana Piagam PBB sebagai landasan konstitusi
yang lalu dinamakan dengan hukum PBB yang menyangkut berbagai masalah hukum.
Sehingga hukum organisasi internasional dapat dinyatakan yaitu kumpulan norma-norma
hukum internasional yang terhimpun di dalam instrumen pokok yang mengatur mengenai
pembentukan organisasi internasional termasuk tugas dan wewenang, prinsip dan tujuan,
serta hak dan kewajiban cara pengambilan keputusan dan aspek lainnya berkaitan organisasi
internasional tersebut.
Aspek Hukum OI
1. Aspek Filosofis : menyangkut nilai-nilai historis
2. Aspek Administratif : lebih banyak menentukan tingkat personalitas dan kapasitasnya
3. Aspek Hukum : pembentukan organisasi internasional melalui suatu perjanjian antar para

anggota yang disebut sebagai instrumen pokok. Dalam beberapa hal organisasi internasional
juga dapat bertindak sebagai badan pembuat hukum yang menciptakan prinsip-prinsip hukum
internasional dalam berbagai instrument hukum (treaty-making powers).
2

2 Hal Pokok Pembentukan Organisasi Internasional Negara Dalam
Hubungan Internasional
Prinsip untuk Menyelesaikan Perselisihan Internasional secara Damai
Piagam PBB memberikan ketentuan-ketentuan yang harus ditaati, manakala adanya
perselisihan maka negara yang bersangkutan wajib menyelesaikan perselisihan di antara
mereka secara damai. Cara damai yang dimaksud adalah melalui negosiasi, pertanyaan,
mediasi, konsiliasi, arbitrasi, penyelesaian secara hukum. Apabila dengan cara demikian
perselisihan masih belum dapat diselesaikan maka pihak yang bersengketa dapat membawa
masalahnya menghadap ke Dewan Keamanan atau Majelis Umum PBB. Menghadap ke
Dewan Keamanan dikarenakan pada mulanya dalam hamper semua kasus, Dewan Keamanan
dianggap sebagai wasit, mengingat tanggung jawab utamanya di bidang pemeliharaan
perdamaian dan keamanan internasional. Itu sebabnya bila ada sengketa pilihan pertama
adalah Dewan Keamanan dan pilihan sederhana lainnya yang ditawarkan kepada para
pesengketa adalah agar mereka menyelesaikan dengan salah satu cara dari cara penyelesaian
secara damai sebagaimana tercantum di atas.

Organisasi internasional diperlukan dalam rangka kerjasama, menyesuaikan dan mencari
kompromi untuk meningkatkan kesejahteraan, memecahkan persoalan bersama, dan
mengurangi pertikaian yang timbul, dan mengadakan hubungan dengan negara lain.
Organisasi internasional dibentuk berdasarkan perjanjian dan akan mengadakan kegiatan
sesuai dengan persetujuan atau rekomendasi serta kerjasama agar dapat melindungi
kedaulatan negara dan bukan semata-mata kegiatan itu dipaksakan agar dilaksanakan.
Pembahasan Umum
A. Administrasi Internasional
Adalah administrasi secara internasional yang melintasi batas-batas negara yang melibatkan
antara negara dengan negara, antar negara dengan organisasi internasional, atau antar
organisasi internasional satu sama lainnya. Administrasi internasional berlaku hanya untuk
hubungan-hubungan serta kegiatan-kegiatan yang melibatkan dua negara atau lebih. Jika
hanya satu negara saja kegiatannya tidak melintasi (keluar) batas negara, maka yang berlaku
adalah administrasi nasional (administrasi negara).

3

2 Hal Pokok Pembentukan Organisasi Internasional Negara Dalam
Hubungan Internasional
Kegiatan administrasi internasional sama halnya dengan kegiatan administrasi pada

umumnya yang meliputi dua hal yaitu : kegiatan negara pada umumnya yang diatur
berdasarkan hukum publik dan kegiatan individu dan kelompok yang pada umumnya diatur
berdasarkan hukum perdata. Sehingga dapat dikatakan administrasi internasional menyangkut
berbagai hal yang ruang lingkupnya melintasi batas teritorial maisng-masing negara, baik
antara pemerintah dengan pemerintah, maupun dengan antar individu, atau kelompok dengan
individu atau kelompok lainnya pada lingkungan administrasi (negara) yang berbeda.
B. Organisasi Internasional
Terdapat 3 unsur di dalam organisasi internasional, yaitu :
I.
II.
III.

Keterlibatan negara dalam suatu pola kerjasama
Adanya pertemuan-pertemuan secara berkala
Adanya staf yang bekerja sebagai pegawai sipil internasional

Negara tetap merupakan aktor paling dominan di dalam bentuk-bentuk kerjasama
internasional, namun organisasi non-pemerintah juga perlu diakui eksistensinya. Namun
suatu kerjasama internasional tidka selalu harus berbentuk organisasi internasional, misal
dalam bentuk treaty maupun agreement. Organisasi-organisasi internasional ada karena

adanya kebutuhan dan kepentingan masyarakat antar bangsa untuk adanya wadah serta alat
untuk melaksanakan kerja sama internasional.
C. Penggolongan Organisasi Internasional
Dari segi ruang lingkup, fungsi, kewenangan dan lain sebagainya ada bermacam-macam
penggolongan organisasi internasional secara terinci bahkan tidak menutup kemungkinan 1
organisasi internasional bisa masuk ke dalam lebih dari 1 macam kategori.
a. Kegiatan Administrasi
 Organisasi internasional antar pemerintah, yang beranggotakan pemerintah
atau instansi yang mewakili pemerintah suatu negara secara resmi
berlandaskan hukum public. Contoh : PBB, ASEAN, dan sebagainya.
 Organisasi non pemerintah, yang ruang lingkupnya domestik (dalam negara).
Biasa merupakan organisasi di bidang olahraga, sosial, keagamaan,
kebudayaan, dan kesenian yang kegiatannya berlandaskan hukum perdata.
Contoh : Perhimpunan Donor Darah Sedunia
4

2 Hal Pokok Pembentukan Organisasi Internasional Negara Dalam
Hubungan Internasional
b. Ruang Lingkup (wilayah) Kegiatan dan Keanggotaan
 Organisasi internasional global, wilayah kegiatan adalah global dan

keanggotaan terbuka dalam ruang lingkup di berbagai penjuru dunia. Contoh :
PBB – UNO (the United Nations Organization)
 Organisasi internasional regional, wilayah kegiatan adalah regional dan
keanggotaan hanya terbuka bagi negara-negara pada kawasan tertentu saja.
Contoh : ASEAN (Association of South-East Asian Nations)
c. Bidang Kegiatan (Operational Organization)
 Bidang ekonomi : IMF (International Monetary Fund)
 Bidang lingkungan hidup : UNEP (United Nations Environmental Program)
 Bidang kesehatan : WHO (World Health Organization)
 Bidang pertambangan : ITO (International Timber Organization)
 Bidang komoditi (pertanian dan industri) : IWTO (International Wool Textile
Organization)
 Bidang beacukai dan perdagangan international : WTO (World Trade
Organization)
d. Tujuan dan Luas-Bidang Kegiatan Organisasi
 Organisasi internasional umum : menyangkut hal-hal umum dengan tujuan
organisasi dan bidang kegiatannya bersifat luas dan umum. Contoh : PBB
 Organisasi internasional khusus : dengan tujuan organisasi dan bidang
kegiatannya bersifat khusus pada bidang tertentu. Contoh : UNICEF (United
Nations International Children’s Emergency Fund)

e. Ruang Lingkup dan Bidang Kegiatan
 Organisasi internasional global-umum : PBB
 Organisasi internasional global-khusus : WHO, OPEC, ICRC
 Organisasi internasional regional-umum : ASEAN, Liga Arab
 Organisasi internasional regional-khusus : AIPO, PATA
f. Menurut Taraf Kewenangan (Kekuasaan)
 Organisasi Supra-nasional : kedudukan dan kewenangan organisasi
internasional berada di atas negara-negara anggota. Tidak ada contohnya
karena bentuk supra-national organization belum pernah terealisasikan dalam
sejarah dunia modern.
 Organisasi Kerjasama : kedudukan dan kewenangan organisasi internasional
tidaklah lebih tinggi dibanding negara-negara anggotanya. Organisasi
digunakan sebagai wadah kerjasama berdasarkan kesepakatan anggota. Misal :

5

2 Hal Pokok Pembentukan Organisasi Internasional Negara Dalam
Hubungan Internasional
PBB, ASEAN, yang didasarkan kepada pola kerja sama dan bukan pola supranasional.
g. Bentuk dan Pola Kerjasama

 Kerjasama pertahanan-keamanan : NATO (North Atlantic Treaty
Organization)
 Kerjasama Fungsional : organisasi yang didasarkan pada kerja sama
fungsional ini jumlahnya sangat banyak. Contoh : PBB, ASEAN, dan
sebagainya.
h. Fungsi Organisasi
 Organisasi politikal : kegiatan yang menyangkut masalah-masalah politik
dalam hukum internasional. Bisa juga terdapat unsur sosial dan ekonomi tapi
tidak sepenuhnya lepas dalam kaitan masalah politik. Misal PBB.
 Organisasi administratif : kegiatan yang sepenuhnya hanya melaksanakan
kegiatan teknis secara administratif. Misal OPEC (Organisasi Negara
Pengekspor Minyak)
 Organisasi peradilan : menyangkut penyelesaian sengketa pada berbagai
bidang (politik, ekonomi, hukum, sosial dan budaya). Misal Mahkamah
Internasional (International Court of Justice – ICC) yang dibentuk pada tahun
2002 berdasarkan Statuta Roma tahun 1998.

Sejarah Perkembangan Administrasi dan Organisasi Internasional
A. Fungsi Administrasi Internasional
Pengelompokan organisasi-organisasi internasional sebagaimana yang telah dibahas di Bab 1

tampaknya kurang lengkap. Sehingga perlu ditambah 3 pengelompokan baru yaitu organisasi
internasional yang mengemban fungsi ekonomi, fungsi sosial-budaya, fungsi teknis untuk
penyelamatan atau pelestarian lingkungan hidup. Namun masih dirasa kurang lengkap
sehingga perlu ditambah 1 penggolongan baru yang berdasarkan fungsi yaitu organisasi
ekonomi. Contoh : IGGI (Inter-Governmental Group on Indonesia) yang versi barunya CGI
(Consultative Group on Indonesia) yang tergolong organisasi ekonomi (internasional).
6

2 Hal Pokok Pembentukan Organisasi Internasional Negara Dalam
Hubungan Internasional
B. Masyarakat & Sistem Internasional
Talcott Parsons mengatakan dalam “sistem tindakan”, setiap individu (baik manusia,
kelompok masyarakat, atau negara dan pola personalitas kelompok atau bangsa) punya 2
peran yaitu sebagai subyek dan obyek. Sebagai subyek, manusia atau masyarakat atau negara
cenderung melakukan perubahan. Sebagai obyek, manusia atau masyarakat atau negara
bertindak dan terdorong untuk mempertahankan ego atau kepentingannya masing-masing.
Kedua-duanya saling berinteraksi dalam suatu sistem, sehingga bila negara-negara dan
kelompok-kelompok masyarakat merasa terpenuhi tujuannya maka mereka akan siap untuk
bekerja sama dalam organisasi internasional.
Parsons mengemukakan adanya 3 sub sistem untuk membentuk suatu sistem yaitu,

personality system, social system dan cultural system yang ketiganya saling berhubungan dan
saling mempengaruhi dalam membentuk atau mengarahkan suatu tindakan (sistem) sehingga
terkait satu dengan yang lain.

C. Sejarah Pemikiran dan Kemunculan Organisasi Internasional
Organisasi-organisasi internasional yang ruang lingkupnya mendunia dan bidang kegiatannya
luas terdapat pada perkembangan abad XX , yang baru dirintis sejak masa berlangsungnya
The Hague Conference I (1899) dan II (1907) yang kemudian berlanjut dengan tumbuhnya
organisasi internasional global seperti Liga Bangsa-Bangsa (1920) dan PBB (1945).
Sedangkan sebelum abad XX, organisasi-organisasi internasional yang terbentuk lebih
bersifat regional.
Namun demikian gagas pemikiran organisasi internasional sudah mulai tumbuh sejak zaman
Yunani Kuno ketika mulai berkembangnya sistem negara-kota di Yunani Kuno (Ancient
Greece). Selain pemikiran-pemikiran, benih-benih ke arah pembentukan organisasi kerjasama
regional dan internasional mulai tumbuh setelah perjanjian perdamaian Westphalia (1648)
yang cukup dikenal sebagai awal pengakuan terhadap sistem negara bangsa dan sistem
perimbangan kekuatan yang masih diterapkan hingga saat ini. Yang lalu kemudian muncul
perjanjian perdamaian Utrecht (1713), kongres Wina (1815), doktrin Monroe (1823) dan
perjanjian-perjanjian lainnya hingga perjanjian San Francisco (1945) yang membentuk PBB.
D. Keanggotaan dan Daya Pendorong
7

2 Hal Pokok Pembentukan Organisasi Internasional Negara Dalam
Hubungan Internasional
Ada 3 macam daya dalam pembentukan kerjasama atau organisasi internasional yaitu :


Daya paksa : bersifat kerjasama pertahanan-keamanan seperti NATO, SEATO, dan



sebagainya
Daya kegunaan : yang paling banyak tercipta seperti ASEAN, PBB serta badan



khusus di bawah naungannya
Daya pengenalan diri : seperti Liga Arab, OKI, dan sebagainya

E. Perbandingan antar Administrasi Nasional dengan Administrasi Internasional
Persamaan : sama-sama berlandaskan prinsip dan fungsi administrasi, sama-sama ke arah
pencapaian tujuan bersama, sama-sama memerlukan struktur organisasi untuk melaksanakan
kegiatan secara baik dan terpadu.
Perbedaan :
Administrasi Nasional
Mempunyai kedaulatan, pelaksanaan

Administrasi Internasional
Tidak mempunyai kedaulatan, pelaksanaan

administrasi berdasarkan kedaulatan

berdasarkan kesepakatan negara-negara

2

negara
Pengaturan menyangkut wilayah serta

(anggota)
Pengaturannya menyangkut negara-negara

3

warga negara sendiri
Berlandaskan aspek-aspek hukum

anggota beserta warga negaranya
Berlandaskan aspek-aspek hukum

4

nasional
Pendanaan diperoleh dari sumber-sumber

internasional
Pendanaan diperoleh dari iuran negara-

dalam negeri (ekspor-impor)

negara anggota1

1

F. Organisasi Non Pemerintah (Non-Governmental Organization)
Organisasi non pemerintah dapat bersifat organisasi internasional yang disebut INGO
(International Non-Governmental Organization) dan dapat pula bersifat NGO (NonGovernmental Organization) saja. Pada umumnya INGO bergerak di bidang-bidang yang
khusus saja. Unsur atau syarat yang sudah pasti bagi suatu INGO adalah yang bersifat non
pemerintah baik dalam pembentukan, keanggotaan, dan dalam kegiatan organisasi. Namun
masih ada pula syarat-syarat lain yaitu :

1 Perbedaan lainnya tercantum dalam Bab 2 halaman 17-19

8

2 Hal Pokok Pembentukan Organisasi Internasional Negara Dalam
Hubungan Internasional


Tujuan organisasi harus sepenuhnya berciri internasional dengan adanya keterlibatan
organisasi dalam hubungan multilateral yang mencakup paling tidak 3 negara, bukan



hanya 2 negara
Keanggotaan harus terbuka yang mencakup orang atau kelompok-kelompok di ruang
lingkup organisasi tersebut , paling tidak mencakup individu atau kelompok dari 3



negara
Anggaran dasar, mengandung ketentuan mengenai pemilihan atau pergantian



pemimpin dan pengurus secara berkala
Pendanaan bagi kegiatan organisasi harus berasal dari sekurang-kurangnya 3 negara

G. Sejarah Perkembangan INGO
Pertama kali dikenal pada tahun 1846 yang kemudian berjalan beberapa INGO yang
terbentuk sejak pertengahan abad XX (sekitar 1860). Terlebih seusai Perang Dunia I dan II
semakin banyak INGO serta NGO yang mulai terbentuk. Namun adanya perbedaan ideologi
dan kepentingan membuat INGO mengalami perkembangan yang bergerak lamban dan
kurang terarah.

9