BIOAEROSOL INSIDEN DAN TREN TEKNOLOGI PE
BIOAEROSOL: INSIDEN DAN TREN TEKNOLOGI PENCEGAHANNYA
Hafez Habiburrohman (11214009)
Program Studi Rekayasa Hayati Institut Teknologi Bandung
ABSTRAK
Bioaerosol merupakan salah satu bentuk penyebaran agen biologis atau derivatnya yang
tersebar melalui medium udara bebas. Sejak bertahun-tahun yang lalu, bioaerosol menjadi
masalah yang cukup besar bagi masyarakat dunia. Berbagai insiden yang disebabkan oleh
bioaerosol menjadi peristiwa kesehatan yang cukup mengguncang dunia, seperti insiden
antraks sverdlovsk (Sverdlovsk Anthrax Outbreak) dan penyebaran penyakit Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Insiden-insiden tersebut ada yang terjadi akibat kelalaian
manusia, dan ada juga yang terjadi akibat transmisi dari seorang penderita ke orang lain.
Hingga kini, teknologi pencegahan dan pengontrolan bioaerosol terus dikembangkan untuk
mencegah terjadinya insiden-insiden lain. Berbagai teknologi untuk mendeteksi dan
mengurangi dampak dari bioaerosol pun telah diterapkan di berbagai belahan dunia, dengan
melibatkan kerjasama dari berbagai pihak dan disiplin ilmu.
Kata kunci: Bioaerosol, Insiden Anthrax Sverdlovsk, SARS, biofiltrasi, paparan.
PENDAHULUAN
Bioaerosol merupakan partikel yang
gangguan pernapasan, infeksi mikroba, reaksi
alergenik,
reaksi
toksikologis,
terlarut di udara yang berasal dari makhluk
hipersensitivitas, iritansi, dan peradangan
hidup atau bergantung pada makhluk hidup,
(Macher et al. 2013; Xu et al., 2011).
seperti virus. Bioaerosol dapat terdiri dari
Bioaerosol dengan diameter di bawah 10 μm
berbagai struktur mikroskopis, seperti virus,
sendiri perlu mendapat perhatian khusus
sel dan spora bakteri, sel dan spora jamur,
dalam hal kesehatan pernapasan karena dapat
protozoa, serta serta serbuk sari dan spora
terhirup, dan beberapa cukup kecil untuk
tumbuhan (Macher et al. 2013). Bioaerosol
melakukan penetrasi hingga ke dalam paru-
juga dapat terdiri atas derivat makhluk hidup
paru dan alveolus, memicu berbagai efek
seperti endotoksin, glukan, alergen, dan
negatif (Douglas et al., 2016).
mikotoksin (Cox dan Wathes, 1995 dalam Xu
Komponen umum yang ditemukan pada
et al., 2011). Bioaerosol dapat terbentuk
bioaerosol adalah endotoksin, yang dikenal
sebagai partikel airborne dengan diameter
juga
~0,02-100 μm, dan dapat menyebabkan
Endotoksin merupakan salah satu komponen
sebagai
lipopolisakarida
(LPS).
dari dinding sel bakteri Gram-negatif dan
dikembangkan oleh pihak militer sebagai
dapat menyebabkan efek positif mapun
senjata biologis.
negatif bagi kesehatan (Punsmann et al.,
Salah satu kasus yang cukup terkenal
2013). Pemaparan terhadap bioaerosol di
adalah
lingkungan kerja dianggap sangat berbahaya.
(Sverdlovsk Anthrax Leak). Pada tanggal 2
Berbagai gangguan kesehatan dan penyakit
April
para pekerja seperti peradangan dan alergi
Yekaterinburg),
disebabkan oleh terhirupnya bioaerosol.
wilayah Rusia), spora bakteri Bacillus
Risiko paparan bioaerosol dapat dengan
anthracis secara tidak sengaja terlepas dalam
mudah diawasi dan dikontrol pada lingkungan
bentuk aerosol dari salah satu fasilitas
kerja yang dengan sengaja menggunakan
produksi dari Institute of Microbiological of
agen
laboratorium
the Ministry of Defense (Leitenberg &
mikrobiologi. Sementara pada lingkungan
Zilinskas, 2012), yang dicurigai oleh intelijen
kerja
Barat sebagai fasilitas penelitian senjata
biologis,
yang
seperti
tidak
secara
langsung
insiden
1979
di
antraks
Sverdlovsk
Uni
(sekarang
biologis,
pengontrolan paparan bioaerosol cukup sulit
menyebabkan kematian 64 jiwa. Korban
untuk dilakukan, seperti pada sektor pertanian
pertama meninggal 4 hari setelah insiden, dan
(Corrao
Timpangnya
korban terakhir meninggal 6 pekan kemudian.
penanganan terhadap sektor-sektor yang
Diketahui waktu onset spora B. anthracis
berbeda
rentannya
pada kasus ini terjadi mulai dari 2 hari hingga
infeksi lewat bioaerosol. Apabila kecelakaan
6 minggu setelah insiden pelepasan spora,
terjadi pada sektor dengan sistem pengawasan
mulai 4 April hingga 15 Mei, dengan rata-rata
dan penanganan rendah, dapat terjadi epidemi
antara waktu onset dan kematian selama 3
yang disebabkan oleh bioaerosol tersebut.
hari. Pada saat itu, Pemerintah Uni Soviet
al.,
2012).
menyebabkan
masih
melaporkan
KASUS-KASUS TERDAHULU
Kecelakaan yang melibatkan bioaerosol
tersebut
bahwa
94
(sekarang
menggunakan agen biologis, pengawasan dan
et
menginfeksi
Soviet
Sverdlovsk
dan
kematian-kematian
diakibatkan
terkontaminasi
orang
anthrax,
daging
yang
sedangkan
merupakan kasus yang telah terjadi sejak
Pemerintah Barat meyakini kejadian tersebut
bertahun-tahun yang lalu. Beberapa kasus
diakibatkan inhalasi spora B. anthracis yang
bahkan menyebabkan korban jiwa dengan
terlepas dari fasilitas militer di Sverdlovsk,
jumlah yang banyak, sementara penyelidikan
hingga pada 1992, Presiden Boris Yeltsin
yang dilakukan lambat. Kasus-kasus tersebut
mengakui adanya pelepasan B. Anthracis
tidak hanya diakibatkan oleh agen biologis
secara tidak sengaja, dan sebanyak 1 gram
alami, namun ada juga agen biologis yang
spora terlepas secara tidak sengaja melalui
sistem pembuangan fasilitas tersebut menuju
dari sepertiga penderita pada kasus-kasus
atomsfer. (Phillips, 2011).
awal (sebelum Februari 2003) merupakan
Hasil
jaringan
investigasi
tubuh
dari
terhadap
11
sampel
orang-orang yang menangani, menyembelih,
orang korban
atau menjual makanan yang berasal dari
membuktikan bahwa pada sampel terdapat
hewan,
toksin B. Anthracis dan gen antigen kapsular
mempersiapkan atau menyajikan makanan
yang
patogenisitas.
yang berasal dari hewan (Koh & Sng, 2010).
Analisis DNA membuktikan setidakknya
Setelah 8 bulan transmisi antarmanusia dan
terdapat 4 strain B. Anthracis berbeda
berbagai kerjasama internasional, SARS
terdapat di sampel tersebut (Fasanella et al.,
mulai menghilang. Pada 5 Juli 2003, WHO
2010).
mendeklarasikan seluruh rantai transmisi
dibutuhkan
untuk
Kasus lain yang cukup terkenal adalah
mewabahnya
penyakit
Severe
Acute
SARS
atau
orang-orang
coronavirus
yang
antarmanusia
telah
berhasil diputus (Heymann et al., 2013).
Respiratory Syndrome (SARS) pada tahun
2003. Penyakit ini menyebar antarmanusia
melalui udara dalam bentuk bioaerosol berupa
KONDISI SAAT INI
Saat ini, belum terdapat laporan yang
SARS coronavirus dengan sangat cepat,
merujuk
hingga dalam beberapa bulan saja sudah
menyebabkan kecelakaan massal. Dengan
menginfeksi 8000 jiwa, dengan setidaknya
berbagai kasus penyebaran penyakit dalam
900 kematian, di 29 negara di dunia. Pada 12
bentuk aerosol seperti SARS, flu burung, dan
Maret 2003, World Health Oranization
flu babi, memicu perkembangan teknologi
(WHO) mengumumkan peringatan global
untuk mencegah dan menangani penyebaran
mengenai SARS. Lebih dari seperlima
penyakit melalui udara.
pada insiden
bioaerosol
yang
penderita merupakan pekerja kesehatan. Hal
Selama bertahun-tahun, berbagai jenis
ini disebabkan pekerja kesehatan memiliki
teknologi, termasuk penanganan termal,
peluang lebih tinggi untuk mengalami kontak
filtrasi nanomaterial, dan iradiasi gelombang
dengan
mikro, telah dikembangkan dalam rangka
penderita
SARS.
SARS
dapat
dipandang sebagai penyakit terkait pekerjaan
mengontrol
(occupational disease), dengan kelompok
Pencegahan dan kontrol terhadap bioaerosol
pekerjaan
terbagi menjadi tiga level, yaitu eliminasi
yang
riskan
adalah
pekerja
airborne
agen
biologis.
kesehatan, pekerja transportasi, pekerjaan
sumber,
yang
dan
pengontrolan paparan (Xu et al., 2011).
preparasi makanan, dan peneliti yang bekerja
Teknologi biofiltrasi pun telah diterapkan
dengan SARS coronavirus. Faktanya, lebih
dalam sistem pembersih udara pada fasilitas
berhubungan
dengan
hewan
pengontrolan
sumber,
dan
pengomposan, sehingga dapat dilakukan
kader peneliti senjata biologis Rusia sehingga
pengontrolan yang lebih efektif terhadap
mereka dapat meneruskan bekerja di Rusia
spesies jamur dibanding spesies bakteri
dan tidak beremigrasi ke negara yang
sebagai
uuran
mengembangkan senjata biologis. Upaya lain
aerodinamis (Sanchez-Monedero et al., 2003
dalam pencegahan pengembangan senjata
dalam Xu et al., 2011).
biologis juga dipelopori oleh Konvensi
akibat
dari
perbedaan
Saat ini, salah satu hal yang menjadi
tantangan
yang
dalam
Toxin Weapons Convention), yang diratifikasi
deteksi
oleh 85 negara, termasuk Amerika Serikat dan
Berbagai
Uni Soviet, pada 26 Maret 1975. Amerika
teknologi telah diteliti untuk memungkinkan
Serikat sendiri menghentikan program senjata
deteksi secara real-time terhadap agen
biologisnya setelah Presiden Richard Nixon
biologis di udara, di antaranya bioaerosol
menandatangani perintah eksekutif mengenai
mass spectrometry (BMS), surface-enhanced
hal tersebut pada 25 November 1969,
Raman spectroscopy (SERS), dan flow
sehingga seluruh stok agen biologis yang
cytometry (FCM)
dipersenjatai dimusnahkan antara tahun 1969
penanganan
bioaerosol
Selain
cukup
bioaerosol
secara
teknologi
besar
Senjata Biologis dan Beracun (Biological and
adalah
real-time.
dengan fluorochrome.
tersebut,
teknologi
hingga 1971 (Leitenberg & Zilinskas, 2012).
berdasarkan DNA, listrik, dan nanosensor pun
ikut berkembang sebagai platform yang
menjanjikan untuk deteksi bioaerosol secara
real-time (Xu et al., 2011).
Selain
pencegahan
TREN DI MASA DEPAN
Seiring berjalannya waktu, sebagai
makhluk hidup, agen biologis seperti virus
yang
dan bakteri akan terus berevolusi, dan
terbentuk secara alami, dunia juga fokus
menghasilkan strain baru dari virus atau
terhadap pencegahan pembentukan senjata
bakteri tersebut. Seperti disampaikan oleh
biologis oleh berbagai pihak, yang umumnya
Direktur Jenderal WHO, Dr. Lee Jong Wook
berbentuk bioaerosol. Pasca runtuhnya Uni
pada November 2005, “Hanya masalah waktu
Soviet, Amerika Serikat dan beberapa negara
sebelum
lain
pencegahan
kemampuan untuk tertransmisi dari manusia
pengembangan senjata biologis oleh negara-
ke manusia, menyebabkan outbreak pandemi
negara pecahan Uni Soviet, terutama Rusia.
influenza manusia. Kita tidak tahu kapan hal
Pencegahan ini memiliki tiga tujuan dasar,
ini akan terjadi. Tapi kita tahu bahwa hal ini
yaitu mengakhiri penelitian yang secara
akan terjadi.” (Koh & Sng, 2010). Dari sini
langsung melayani program senjata biologis,
dapat kita pahami bahwa agen biologis akan
peningkatan transparansi, dan dukungan
senantiasa berevolusi, berkembang menjadi
mengambil
penyakit
langkah
virus
flu
burung
memiliki
lebih berbahaya daripada sebelumnya, dan
kelalaian manusia, terutama dalam pekerjaan
berpotensi menyebabkan musibah yang lebih
yang terkait dengan penggunaan bioaerosol
besar bagi umat manusia.
seperti pekerjaan di bidang kesehatan,
perkembangan
bioindustri, dan laboratorium. Dalam hal ini,
teknologi terkait pencegahan dan penanganan
selain pengembangan teknologi pencegahan
penyebaran aerosol memberikan harapan
dan
untuk kesehatan dunia yang lebih baik.
peningkatan
Walaupun kemajuan signifikan di bidang
diperlukan melalui pelatihan-pelatihan terkait
bioaerosol telah dilakukan sejak akhir 1800-
keselamatan kerja untuk mengurangi risiko
an, dibandingkan dengan bidang lain—seperti
terjadinya
kimia atmosfer—masih perlu dipelajari lebih
penyebaran bioaerosol ke udara terbuka. Di
lanjut.
samping itu, pencegahan dan penanganan
Namun,
berbagai
Dengan
lingkungan,
peningkatan
ilmuwan
tantangan
bioaerosol
penanganan
terhadap
kewaspadaan
insiden
yang
bioaerosol,
pekerja
juga
menyebabkan
perlu
terhadap penyebaran bioaerosol memerlukan
berkolaborasi dengan bidang lain untuk
kerjasama dari berbagai pihak, mulai dari
memecahkan permasalahan bioaerosol di
pemerintah,
dunia nyata (Koh & Sng, 2010).
industri, hingga masyarakat umum. Berbagai
bidang
kesehatan,
pelaku
perkembangan teknologi di bidang kesehatan
KESIMPULAN
dapat membantu dalam deteksi dini dan
Paparan bioaerosol merupakan hal yang
pencegahan insiden yang disebabkan oleh
berbahaya bagi manusia, dan seringkali
bioaerosol, dengan melalui kolaborasi dari
menyebabkan kematian dalam skala besar.
berbagai bidang seperti sains dan teknik,
Paparan yang diakibatkan oleh berbagai
sehingga umat manusia dapat tercegah dari
insiden terkait bioaerosol yang terjadi dalam
musibah
sejarah manusia banyak yang disebabkan oleh
bioaerosol.
besar
yang
terkait
dengan
REFERENSI
Corrao, C. R. N., Mazzotta, A., La Torre, G., & De Giusti, M. (2012). Biological Risk and
Occupational Health. Industrial Health, 50(4), 326-337.
Douglas, P., Bakolis, I., Fecht, D., Pearson, C., Sanchez, M. L., Kinnersley, R., de Hoogh, K.,
& Hansell, A. L. (2016). Respiratory hospital admission risk near large composting
facilities. International Journal of Hygiene and Environmental Health, 219(4), 372-379.
Fasanella, A., Galante, D., Garofolo, G., & Jones, M. H. (2010). Anthrax undervalued
zoonosis. Veterinary microbiology, 140(3), 318-331.
Heymann, D. L., Mackenzie, J. S., & Peiris, M. (2013). SARS legacy: outbreak reporting is
expected and respected. The Lancet, 381(9869), 779-781.
Koh, D., & Sng, J. (2010). Lessons from the past: perspectives on severe acute respiratory
syndrome. Asia Pacific Journal of Public Health, 22(3_suppl), 132S-136S.
Leitenberg, M., & Zilinskas, R. A. (2012). The Soviet Biological Weapons Program: A History.
London: Harvard University Press.
Macher, J. M., Douwes, J., Prezant, B., & Reponen, T. (2013). Bioaerosol. Dalam L. S. Ruzer,
& N. N. Harley (Ed), Aerosol Handbook: Measurement, Dosimetry, and Health Effects,
edisi kedua (hal. 285-343). New York: CRC Press.
Phillips, B. (2011). Atmospheric Conditions Surrounding the Anthrax Outbreak of Sverdlovsk,
Russia, 1979.
Punsmann, S., Liebers, V., Stubel, H., Brüning, T., & Raulf-Heimsoth, M. (2013).
Determination of inflammatory responses to Aspergillus versicolor and endotoxin with
human cryo-preserved blood as suitable tool. International Journal of Hygiene and
Environmental Health, 216(4), 402-407.
Xu, Z., Wu, Y., Shen, F., Chen, Q., Tan, M., & Yao, M. (2011). Bioaerosol Science,
Technology, and Engineering: Past, Present, and Future. Aerosol Scoence and
Technology, 45(11), 1337-1349.
Hafez Habiburrohman (11214009)
Program Studi Rekayasa Hayati Institut Teknologi Bandung
ABSTRAK
Bioaerosol merupakan salah satu bentuk penyebaran agen biologis atau derivatnya yang
tersebar melalui medium udara bebas. Sejak bertahun-tahun yang lalu, bioaerosol menjadi
masalah yang cukup besar bagi masyarakat dunia. Berbagai insiden yang disebabkan oleh
bioaerosol menjadi peristiwa kesehatan yang cukup mengguncang dunia, seperti insiden
antraks sverdlovsk (Sverdlovsk Anthrax Outbreak) dan penyebaran penyakit Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Insiden-insiden tersebut ada yang terjadi akibat kelalaian
manusia, dan ada juga yang terjadi akibat transmisi dari seorang penderita ke orang lain.
Hingga kini, teknologi pencegahan dan pengontrolan bioaerosol terus dikembangkan untuk
mencegah terjadinya insiden-insiden lain. Berbagai teknologi untuk mendeteksi dan
mengurangi dampak dari bioaerosol pun telah diterapkan di berbagai belahan dunia, dengan
melibatkan kerjasama dari berbagai pihak dan disiplin ilmu.
Kata kunci: Bioaerosol, Insiden Anthrax Sverdlovsk, SARS, biofiltrasi, paparan.
PENDAHULUAN
Bioaerosol merupakan partikel yang
gangguan pernapasan, infeksi mikroba, reaksi
alergenik,
reaksi
toksikologis,
terlarut di udara yang berasal dari makhluk
hipersensitivitas, iritansi, dan peradangan
hidup atau bergantung pada makhluk hidup,
(Macher et al. 2013; Xu et al., 2011).
seperti virus. Bioaerosol dapat terdiri dari
Bioaerosol dengan diameter di bawah 10 μm
berbagai struktur mikroskopis, seperti virus,
sendiri perlu mendapat perhatian khusus
sel dan spora bakteri, sel dan spora jamur,
dalam hal kesehatan pernapasan karena dapat
protozoa, serta serta serbuk sari dan spora
terhirup, dan beberapa cukup kecil untuk
tumbuhan (Macher et al. 2013). Bioaerosol
melakukan penetrasi hingga ke dalam paru-
juga dapat terdiri atas derivat makhluk hidup
paru dan alveolus, memicu berbagai efek
seperti endotoksin, glukan, alergen, dan
negatif (Douglas et al., 2016).
mikotoksin (Cox dan Wathes, 1995 dalam Xu
Komponen umum yang ditemukan pada
et al., 2011). Bioaerosol dapat terbentuk
bioaerosol adalah endotoksin, yang dikenal
sebagai partikel airborne dengan diameter
juga
~0,02-100 μm, dan dapat menyebabkan
Endotoksin merupakan salah satu komponen
sebagai
lipopolisakarida
(LPS).
dari dinding sel bakteri Gram-negatif dan
dikembangkan oleh pihak militer sebagai
dapat menyebabkan efek positif mapun
senjata biologis.
negatif bagi kesehatan (Punsmann et al.,
Salah satu kasus yang cukup terkenal
2013). Pemaparan terhadap bioaerosol di
adalah
lingkungan kerja dianggap sangat berbahaya.
(Sverdlovsk Anthrax Leak). Pada tanggal 2
Berbagai gangguan kesehatan dan penyakit
April
para pekerja seperti peradangan dan alergi
Yekaterinburg),
disebabkan oleh terhirupnya bioaerosol.
wilayah Rusia), spora bakteri Bacillus
Risiko paparan bioaerosol dapat dengan
anthracis secara tidak sengaja terlepas dalam
mudah diawasi dan dikontrol pada lingkungan
bentuk aerosol dari salah satu fasilitas
kerja yang dengan sengaja menggunakan
produksi dari Institute of Microbiological of
agen
laboratorium
the Ministry of Defense (Leitenberg &
mikrobiologi. Sementara pada lingkungan
Zilinskas, 2012), yang dicurigai oleh intelijen
kerja
Barat sebagai fasilitas penelitian senjata
biologis,
yang
seperti
tidak
secara
langsung
insiden
1979
di
antraks
Sverdlovsk
Uni
(sekarang
biologis,
pengontrolan paparan bioaerosol cukup sulit
menyebabkan kematian 64 jiwa. Korban
untuk dilakukan, seperti pada sektor pertanian
pertama meninggal 4 hari setelah insiden, dan
(Corrao
Timpangnya
korban terakhir meninggal 6 pekan kemudian.
penanganan terhadap sektor-sektor yang
Diketahui waktu onset spora B. anthracis
berbeda
rentannya
pada kasus ini terjadi mulai dari 2 hari hingga
infeksi lewat bioaerosol. Apabila kecelakaan
6 minggu setelah insiden pelepasan spora,
terjadi pada sektor dengan sistem pengawasan
mulai 4 April hingga 15 Mei, dengan rata-rata
dan penanganan rendah, dapat terjadi epidemi
antara waktu onset dan kematian selama 3
yang disebabkan oleh bioaerosol tersebut.
hari. Pada saat itu, Pemerintah Uni Soviet
al.,
2012).
menyebabkan
masih
melaporkan
KASUS-KASUS TERDAHULU
Kecelakaan yang melibatkan bioaerosol
tersebut
bahwa
94
(sekarang
menggunakan agen biologis, pengawasan dan
et
menginfeksi
Soviet
Sverdlovsk
dan
kematian-kematian
diakibatkan
terkontaminasi
orang
anthrax,
daging
yang
sedangkan
merupakan kasus yang telah terjadi sejak
Pemerintah Barat meyakini kejadian tersebut
bertahun-tahun yang lalu. Beberapa kasus
diakibatkan inhalasi spora B. anthracis yang
bahkan menyebabkan korban jiwa dengan
terlepas dari fasilitas militer di Sverdlovsk,
jumlah yang banyak, sementara penyelidikan
hingga pada 1992, Presiden Boris Yeltsin
yang dilakukan lambat. Kasus-kasus tersebut
mengakui adanya pelepasan B. Anthracis
tidak hanya diakibatkan oleh agen biologis
secara tidak sengaja, dan sebanyak 1 gram
alami, namun ada juga agen biologis yang
spora terlepas secara tidak sengaja melalui
sistem pembuangan fasilitas tersebut menuju
dari sepertiga penderita pada kasus-kasus
atomsfer. (Phillips, 2011).
awal (sebelum Februari 2003) merupakan
Hasil
jaringan
investigasi
tubuh
dari
terhadap
11
sampel
orang-orang yang menangani, menyembelih,
orang korban
atau menjual makanan yang berasal dari
membuktikan bahwa pada sampel terdapat
hewan,
toksin B. Anthracis dan gen antigen kapsular
mempersiapkan atau menyajikan makanan
yang
patogenisitas.
yang berasal dari hewan (Koh & Sng, 2010).
Analisis DNA membuktikan setidakknya
Setelah 8 bulan transmisi antarmanusia dan
terdapat 4 strain B. Anthracis berbeda
berbagai kerjasama internasional, SARS
terdapat di sampel tersebut (Fasanella et al.,
mulai menghilang. Pada 5 Juli 2003, WHO
2010).
mendeklarasikan seluruh rantai transmisi
dibutuhkan
untuk
Kasus lain yang cukup terkenal adalah
mewabahnya
penyakit
Severe
Acute
SARS
atau
orang-orang
coronavirus
yang
antarmanusia
telah
berhasil diputus (Heymann et al., 2013).
Respiratory Syndrome (SARS) pada tahun
2003. Penyakit ini menyebar antarmanusia
melalui udara dalam bentuk bioaerosol berupa
KONDISI SAAT INI
Saat ini, belum terdapat laporan yang
SARS coronavirus dengan sangat cepat,
merujuk
hingga dalam beberapa bulan saja sudah
menyebabkan kecelakaan massal. Dengan
menginfeksi 8000 jiwa, dengan setidaknya
berbagai kasus penyebaran penyakit dalam
900 kematian, di 29 negara di dunia. Pada 12
bentuk aerosol seperti SARS, flu burung, dan
Maret 2003, World Health Oranization
flu babi, memicu perkembangan teknologi
(WHO) mengumumkan peringatan global
untuk mencegah dan menangani penyebaran
mengenai SARS. Lebih dari seperlima
penyakit melalui udara.
pada insiden
bioaerosol
yang
penderita merupakan pekerja kesehatan. Hal
Selama bertahun-tahun, berbagai jenis
ini disebabkan pekerja kesehatan memiliki
teknologi, termasuk penanganan termal,
peluang lebih tinggi untuk mengalami kontak
filtrasi nanomaterial, dan iradiasi gelombang
dengan
mikro, telah dikembangkan dalam rangka
penderita
SARS.
SARS
dapat
dipandang sebagai penyakit terkait pekerjaan
mengontrol
(occupational disease), dengan kelompok
Pencegahan dan kontrol terhadap bioaerosol
pekerjaan
terbagi menjadi tiga level, yaitu eliminasi
yang
riskan
adalah
pekerja
airborne
agen
biologis.
kesehatan, pekerja transportasi, pekerjaan
sumber,
yang
dan
pengontrolan paparan (Xu et al., 2011).
preparasi makanan, dan peneliti yang bekerja
Teknologi biofiltrasi pun telah diterapkan
dengan SARS coronavirus. Faktanya, lebih
dalam sistem pembersih udara pada fasilitas
berhubungan
dengan
hewan
pengontrolan
sumber,
dan
pengomposan, sehingga dapat dilakukan
kader peneliti senjata biologis Rusia sehingga
pengontrolan yang lebih efektif terhadap
mereka dapat meneruskan bekerja di Rusia
spesies jamur dibanding spesies bakteri
dan tidak beremigrasi ke negara yang
sebagai
uuran
mengembangkan senjata biologis. Upaya lain
aerodinamis (Sanchez-Monedero et al., 2003
dalam pencegahan pengembangan senjata
dalam Xu et al., 2011).
biologis juga dipelopori oleh Konvensi
akibat
dari
perbedaan
Saat ini, salah satu hal yang menjadi
tantangan
yang
dalam
Toxin Weapons Convention), yang diratifikasi
deteksi
oleh 85 negara, termasuk Amerika Serikat dan
Berbagai
Uni Soviet, pada 26 Maret 1975. Amerika
teknologi telah diteliti untuk memungkinkan
Serikat sendiri menghentikan program senjata
deteksi secara real-time terhadap agen
biologisnya setelah Presiden Richard Nixon
biologis di udara, di antaranya bioaerosol
menandatangani perintah eksekutif mengenai
mass spectrometry (BMS), surface-enhanced
hal tersebut pada 25 November 1969,
Raman spectroscopy (SERS), dan flow
sehingga seluruh stok agen biologis yang
cytometry (FCM)
dipersenjatai dimusnahkan antara tahun 1969
penanganan
bioaerosol
Selain
cukup
bioaerosol
secara
teknologi
besar
Senjata Biologis dan Beracun (Biological and
adalah
real-time.
dengan fluorochrome.
tersebut,
teknologi
hingga 1971 (Leitenberg & Zilinskas, 2012).
berdasarkan DNA, listrik, dan nanosensor pun
ikut berkembang sebagai platform yang
menjanjikan untuk deteksi bioaerosol secara
real-time (Xu et al., 2011).
Selain
pencegahan
TREN DI MASA DEPAN
Seiring berjalannya waktu, sebagai
makhluk hidup, agen biologis seperti virus
yang
dan bakteri akan terus berevolusi, dan
terbentuk secara alami, dunia juga fokus
menghasilkan strain baru dari virus atau
terhadap pencegahan pembentukan senjata
bakteri tersebut. Seperti disampaikan oleh
biologis oleh berbagai pihak, yang umumnya
Direktur Jenderal WHO, Dr. Lee Jong Wook
berbentuk bioaerosol. Pasca runtuhnya Uni
pada November 2005, “Hanya masalah waktu
Soviet, Amerika Serikat dan beberapa negara
sebelum
lain
pencegahan
kemampuan untuk tertransmisi dari manusia
pengembangan senjata biologis oleh negara-
ke manusia, menyebabkan outbreak pandemi
negara pecahan Uni Soviet, terutama Rusia.
influenza manusia. Kita tidak tahu kapan hal
Pencegahan ini memiliki tiga tujuan dasar,
ini akan terjadi. Tapi kita tahu bahwa hal ini
yaitu mengakhiri penelitian yang secara
akan terjadi.” (Koh & Sng, 2010). Dari sini
langsung melayani program senjata biologis,
dapat kita pahami bahwa agen biologis akan
peningkatan transparansi, dan dukungan
senantiasa berevolusi, berkembang menjadi
mengambil
penyakit
langkah
virus
flu
burung
memiliki
lebih berbahaya daripada sebelumnya, dan
kelalaian manusia, terutama dalam pekerjaan
berpotensi menyebabkan musibah yang lebih
yang terkait dengan penggunaan bioaerosol
besar bagi umat manusia.
seperti pekerjaan di bidang kesehatan,
perkembangan
bioindustri, dan laboratorium. Dalam hal ini,
teknologi terkait pencegahan dan penanganan
selain pengembangan teknologi pencegahan
penyebaran aerosol memberikan harapan
dan
untuk kesehatan dunia yang lebih baik.
peningkatan
Walaupun kemajuan signifikan di bidang
diperlukan melalui pelatihan-pelatihan terkait
bioaerosol telah dilakukan sejak akhir 1800-
keselamatan kerja untuk mengurangi risiko
an, dibandingkan dengan bidang lain—seperti
terjadinya
kimia atmosfer—masih perlu dipelajari lebih
penyebaran bioaerosol ke udara terbuka. Di
lanjut.
samping itu, pencegahan dan penanganan
Namun,
berbagai
Dengan
lingkungan,
peningkatan
ilmuwan
tantangan
bioaerosol
penanganan
terhadap
kewaspadaan
insiden
yang
bioaerosol,
pekerja
juga
menyebabkan
perlu
terhadap penyebaran bioaerosol memerlukan
berkolaborasi dengan bidang lain untuk
kerjasama dari berbagai pihak, mulai dari
memecahkan permasalahan bioaerosol di
pemerintah,
dunia nyata (Koh & Sng, 2010).
industri, hingga masyarakat umum. Berbagai
bidang
kesehatan,
pelaku
perkembangan teknologi di bidang kesehatan
KESIMPULAN
dapat membantu dalam deteksi dini dan
Paparan bioaerosol merupakan hal yang
pencegahan insiden yang disebabkan oleh
berbahaya bagi manusia, dan seringkali
bioaerosol, dengan melalui kolaborasi dari
menyebabkan kematian dalam skala besar.
berbagai bidang seperti sains dan teknik,
Paparan yang diakibatkan oleh berbagai
sehingga umat manusia dapat tercegah dari
insiden terkait bioaerosol yang terjadi dalam
musibah
sejarah manusia banyak yang disebabkan oleh
bioaerosol.
besar
yang
terkait
dengan
REFERENSI
Corrao, C. R. N., Mazzotta, A., La Torre, G., & De Giusti, M. (2012). Biological Risk and
Occupational Health. Industrial Health, 50(4), 326-337.
Douglas, P., Bakolis, I., Fecht, D., Pearson, C., Sanchez, M. L., Kinnersley, R., de Hoogh, K.,
& Hansell, A. L. (2016). Respiratory hospital admission risk near large composting
facilities. International Journal of Hygiene and Environmental Health, 219(4), 372-379.
Fasanella, A., Galante, D., Garofolo, G., & Jones, M. H. (2010). Anthrax undervalued
zoonosis. Veterinary microbiology, 140(3), 318-331.
Heymann, D. L., Mackenzie, J. S., & Peiris, M. (2013). SARS legacy: outbreak reporting is
expected and respected. The Lancet, 381(9869), 779-781.
Koh, D., & Sng, J. (2010). Lessons from the past: perspectives on severe acute respiratory
syndrome. Asia Pacific Journal of Public Health, 22(3_suppl), 132S-136S.
Leitenberg, M., & Zilinskas, R. A. (2012). The Soviet Biological Weapons Program: A History.
London: Harvard University Press.
Macher, J. M., Douwes, J., Prezant, B., & Reponen, T. (2013). Bioaerosol. Dalam L. S. Ruzer,
& N. N. Harley (Ed), Aerosol Handbook: Measurement, Dosimetry, and Health Effects,
edisi kedua (hal. 285-343). New York: CRC Press.
Phillips, B. (2011). Atmospheric Conditions Surrounding the Anthrax Outbreak of Sverdlovsk,
Russia, 1979.
Punsmann, S., Liebers, V., Stubel, H., Brüning, T., & Raulf-Heimsoth, M. (2013).
Determination of inflammatory responses to Aspergillus versicolor and endotoxin with
human cryo-preserved blood as suitable tool. International Journal of Hygiene and
Environmental Health, 216(4), 402-407.
Xu, Z., Wu, Y., Shen, F., Chen, Q., Tan, M., & Yao, M. (2011). Bioaerosol Science,
Technology, and Engineering: Past, Present, and Future. Aerosol Scoence and
Technology, 45(11), 1337-1349.