TINJAUAN MANAJEMEN PENGELOLAAN SISTIM DRAINASE KOTA SUNGAI PENUH

  TINJAUAN MANAJEMEN PENGELOLAAN SISTIM DRAINASE KOTA SUNGAI PENUH ²

  1 Lattrival¹, Zaidir , Wardi ¹Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta

  ²Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Andalas Email:

  IVAL-st@yahoo.com ABSTRACT

  There are several issues that can be raised here is not related to the implementasion of the city”s drainage channel system full River optimally according to funtion due to lack of system managemen in an integreted and coprehensive drainage. Flood prevention efforts that have been done only deal with the surface, and oriented so that the Flood prevention project was not completed. There are several locations in full River drainage that has been well within the time difference caused flooding again, this research is to know the factors that lead to no good drainage management system full river city, the study was conducted in the city Full River. Respondents were taken from people who had known and observers of drainage problems. This study concluded that the factors that most influence the cause is not good drainage management are: comunity participation and Funtion due to lack coordination and sincronitation Keywords: Participation ,coordination.and sincronitation

  Atas pertimbangan diatas, dilakukan

1. PENDAHULUAN kajian atas permasalahan drainase tersebut.

  Ada tiga pertimbangan dalam penelitian manajemen pengelolaan drainase kota Tujuan Penelitian sungai penuh, pertama, masalah tidak Tujuan penulisan tesis ini adalah untuk : mengalirnya air disaluran sehingga

  1. Untuk mengetahui faktor-faktor cendrung terjadi genagan air pada saat apasaja yang menyebabkan hujan. Kedua, banyaknya saluaran tidak baiknya sistim drainase tidak dapat berfungsi dengan pengelolaan drainase kota di optimal. Ketiga, banyaknya sampah dan Sungai Penuh. lumpur yang menyebabkan penyumbatan

  2. Untuk mengetahui fraktor-faktor saluran. yang paling mempengaruhi, tidak baiknya sistim

  Berdasarkan data dilapangan mulai dari pengelolaan drainase kota tahun 2011 ,2012-2014 penganggaran

  Sungai Penuh drainase terus meningkat setiap tahunnya tapi permasalahn drainase belum juga mampu mengatasi masalah tiap tahunnya.

  Batasan Masalah

  Untuk lebih fokus sesuai dengan judul dan rumusan masalah di atas, perlu dibuat batasan masalah dalam pembahasan penelitian ini, adalah sebagai berikut :

  Dari 8 Kecamatan yang ada di kota Sungai Penuh hanya 1 kawasan yang diindentifikasi yaitu kawasan perkotaan kota Sungai Penuh, dan sepanjang Jalan Muradi Pembahasan juga dibatasi tidak ada membahas masalah aspek fisik karena kondisi fisik dilapangan selama ini sudah dibangun dan diperbaiki dengan baik.

  Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah untuk mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman melalui peningkatan kualitas dan kuantitas drainase di Kota Sungai Penuh.

  Studi Literaatur

  Pada dasarnya manejemen dapat didefinisikan sebagai bekerja dengan orang- orang untuk menentukan, menginterpretasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian atau / (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) serta pengawasan atau kontroling/(controlling). Menurut Halim Hasmar dalam Bukunya ( Manajemen dan rekayasa Drainase, 2013 ) semua itu merupakan upaya manajemen sistem drainase perkotaan. Dengan membagi menjadi berbagai sistem menurut penggunaannya tersebut, akan sangat membantu dalam pengelolaannya. Pengertian manajemen didefinisikan sebagai suatu aktifitas yang dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, operasi dan pemeliharaan, organisasi, kepemimpinan, pengendalian sampai evaluasi dan monitoring serta mitigasi.

  Faktor Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Drainase

  Setelah diberlakukannya UU No 32/2004 tentang otonomi daerah, dalam rangka otonomi daerah pemerintah pusat telah memberikan kesempatan dan keluasan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Pelaksanaan otonomi daerah juga dimaksudkan untuk memperdayaan daerah, baik dalam mengelola Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun penanggulangan permasalahan yuang ada didaerah. Salah satu permasalahan yang sering timbul di daerah adalah banjir, baik diperkotaan, maupun di pedesaan (areal pertanian) dimana memerlukan penanganan secara teknis maupun pedanaan yang besar, yang harus dilaksanakan oleh pemerintah dan peran serta masyarakat. Masyarakat yang dimaksud di sini yaitu seluruh masyarakat yang ada baik di pedesaan, perkotaan, di Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) maupun di hilir, kaya atau miskin, akademisi atau non akademisi, bahkan semua insan yang mempunyai hubungan dengan air. Partisipasi masyarakat dalam setiap tahap pembangunan “Sistim jaringan drainse “ menurut ( Pronoto, 2005 ) dapat diuraikan sebagai berikut :

  1. Survey dan investigasi ; memberikan imformasi lokasi dan kondisi setempat

  2. Perencanaan ; Persetujuan, kesepakatan, pengunaan

  3. Pembebasan tanah ; memberi kemudahan, mempelancar proses.

  4. Pembangunan ; membantu pengawasan dan terlibat dalam pelaksanaan, ikut memelihara, melaporkan jika ada kerusakan

  5. Monitoring dan evaluasai ; memberikan data yang nyata dilapngan tentang dampak yang terjadi pasca pembangunan.

  Menurut ( Conyers,19091:154) yang mengatakan” terdapat tiga alasan utama mengapa partisipasi masyarakat menjadi sangat penting yaitu : pertama, partisipasi merupakan suatu alat guna memperoleh imformasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat tampa kehadirannya proyek akan gagal. Alasan kedua, yaitu bahwa masyarakat akan lebih mempercayai kegiatan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena mereka akan lebih mengetahui kondisi yang sebenarnya. Ketiga, adanya anggapan bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan untuk membangun masyarakat sendiri, Butuh turun tangan pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat untuk mengoptimalkan fungsi saluran draianse :

  1. Kampanye / Penyuluhan

  2. Keterlibatan swasta

  3. Partisipasi masyarakat Bertitik tolak pada kurang berhasilnya pola siklus pembangunan SIDLACOM . yang tidak lengkap, maka dalam pengembangan sistem drainase dan Prasarana . dan Sarana Perkotaan (PSP) pada umumnya mengacu pada siklus yang lengkap . .yang terbagi dalam 4 (empat) tahapan, yaitu Tahap Perencanaan dan . Pemrogaman; Tahap Pelaksanaan; Tahap Operasi dan Pemeliharaan; Tahap . Evaluasi dan Monitoring. Pada hakikatnya pengendalian banjir merupakan suatu komplek. Pertambahan penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan infrastruktur yang memadai mengakibatkan pemanfaatan lahan perkotaan yang menjadi acak-acakan. tidak tertib, yang menyebabkan persoalan drainase diperkotaan menjadi kompleks (Suripin,2004). Hal ini disebabkan oleh tingkat kesadaran masyarakat yang kurang perduli terhadap infrastruktur kota, dan belum mengakarnya kesadaran terhadap hukum, perundangan, dan kaidah-kaidah yang berlaku. Kecendrungan ini timbul karena proses pembangunan yang selama ini berlangsung kurang melibatkan masyarakat secara aktif (Gambar 7)

  Dinyatakan dapat Bisa Dinyatakan Diterima

Ditolak

Lingkungan Oleh Pemerintah Oleh Masyarakat Gambar 7: Proses Pembangunan infrastruktur yang kurang melibatkan masyarakat (Suripin, 2004)

  Oleh sebab itu, mulai saat ini konsep kebijakan publik dalam mengambil keputusan harus melibatkan masyarakat. Baik itu berupa pembangunan fisik maupun non fisik, mulai dari ide pembangunan infrastruktur sampai dengan pengoperasiannya

  Dalam siklus pembangunan dulu dikenal SIDLACOM (Survey,

  Identification,Design, Land Acquicition, Contruction, Operation, and Sumber Daya

  Proses Pelaksa naan Pemban gunan Produk

  Pelaksanaan Pembangunan Proses Penilaian

  Penerimaan Produk

  Maintenance), merupakan siklus yang

  kurang lengkap, karena tidak mencantumkan evaluasi dan monitoring. Kurang lenkapnya silus tersebut menyebabkan arus imformasi terputus, sehingga keberhasilan atau kegagalan hasil pembangunan, sistem drinase pada khususnya dan infrastruktur pada umumnya, yang telah lalu tidak terinventarisasi untuk dijadikan bahan bijakan dan pertimbangan dalam pengembangan dimasa mendatang. Siklus pembangunan yang lengkap seperti pada Gambar 8

  Perencanaan dan pembrograman Gambar 8 Siklus dan Tahapan pembangunan yang lengkap (Suripin, 2004)

  (Soetrisno,1995) memberikan dua macam definisi tentang partisipasi masyarakat dalam pembangunan yaitu : Pertama, partisipasi rakyat dalam pembangunan, sebagai dukungan rakyat terhadap rencana/ proyek pembangunan yang dirancang dan ditentukan tujuannya oleh perencana. Ukuran tinggi rendahnya partisipasi rakyat dalam definisi ini diukur dengan kemauan rakyat untuk ikut bertanggung jawab dalam pembiayaan pembangunan, baik berupa uang maupun tenaga dalam pelaksanaan proyek pemabngunan pemerintah. Kedua, partisipasi rakyat merupakan kerjasama yang erat antara perencana dan rakyat, dalam merencanakan, melaksanakan, melestariakan dan mengembangkan hasil pembangunan yang telah dicapai.

  Partisipasi sebagai salah satu elemen pembangunan merupakan proses adaptasi masyarakat terhadap perubahan yang sedang berjalan. Dengan demikian partisipasi mempunyai posisi yang penting dalam pembangunan (Conyers,1991) memberikan tiga alasan utama sangat pentingnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan, yaitu : Satu Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh imformasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat, yang tampa kehadirannya program pembangunan proyek akan gagal, Dua Masyarakat akan mempercayai program pembangunan jika dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena masyarakat lebih mengetahui seluk beluk proyek dan merasa memiliki proyek tersebut, Tiga Partisipasi merupakan hak demokrasi masyarakat dalam keterlibatan di pembangunan.

  Koordinasi

  Koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan. Sedangkan menurut E.F.L. Brech, koordinasi adalah mengimbangi dan mengerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing- masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya diantara para anggota itu sendiri (hasibuan, 2007:85). Menurut Handoko (2003:196) kebutuhan akan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan derajat saling ketergantungan bermacam-macam satuan pelaksananya, bahwa koordinasi dan komunikasi adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, Handayaningrat juga mengatakan bahwa koordinasi dan

  Evaluasi & Monitoring Identifika si proyek

  Proyek Pra studi kelayak an

  Studi kelayak an Perencan

  Operasi & pemelihara an Laporan

  Proyek selesai Konstruks i Persiap an konstru ksi

  • Mengunakan model linier atau analisis
  • Kesimpulan dan saran
  • Penaganan

  Mulai

  Hasil akhir

  mengalir /Teknik deskriptif neratif dengan cara mereduksi data, klasifikasi dan penyajian data dan penarikan kesimpulan

  Penelitian (Kualitatif Analisa dan pengolahan data :

  ( foto2,dokumen2 Metodologi

  Pengumpulan data :

  literatur

  Pustaka/Stu di

  latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan & Tujuan penelitian Studi

  Menurut (Bugin, 2005 ) Teknik Pemilihan responden merupakan cara menentukan sampel yang dalam penelitian kualitatif disebut responden caranya adalah dengan mengunakan sampel yang sedikit dan dipilih menurut tujuan penelitian. Cara untuk memilih responden yang dilakukan oleh peneliti pada langkah awal yaitu secara Kualitatif responden berhadapan langsung dengan kondisi serta situasi penelitian, ia harus banyak pengalaman tentang penelitian dan secara sukarela memberikan pandangannya. Sampel kecil merupakan ciri pendekatan kualitatif

  Responden

  atas subyek yang memiliki pengetahuan yang cukup menguasai permasalahan, mampu menjelaskan keadaan sebenarnya tentang pengelolaan drainase sebagai objek penelitian, memiliki data dan bersedia memberikan data (Simarmata, 2009).

  sampling ) yang didasarkan kepada atau

  Jumlah populasi yang diteliti dalam peneliutian ini adalah berjumlah 10 sampel Sampel yang akan diteliti yaitu terdiri dari instansi teknis pemerintah daerah, pemerintahan yang ada di kelurahan sungai penuh, masyarakat itu sendiri dan kelompok LSM pemerhati lingkungan. Sampel diambil secara purposif (purposive

  Jenis dan Sumber Data Populasi dan Sampel

  Kerangka Berpikir Dalam Penelitian

  Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Metode Kualitatif Deskriftif. diartikan sebagai “analisis terhadap data yang diperoleh berdasarkan kemampuan nalar peneliti dalam menghubungkan fakta, data dan imformasi hingga lahirnya suatu model atau satu teori”.

  Metodologi Penelitian Pendekatan Penelitian

  (reciprocal interpedence), merupakan hubungan memberi dan menerima antar satuan organisasi.. Ketiga hubungan ini saling ketergantungan ini dapat digambarkan seperti terlihat pada diagram berikut ini.

  Tiga Saling ketergantungan timbal balik

  menyatu (pooledinterpedenci), bila satuan- satuan organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lainnya dalam melaksanakan kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiap satuan yang memuaskan untuk suatu hasil akhir. Dua saling ketergantungan yang berurutan (sequential interpedence), dimana suatu satuan organisasi harus melakukan pekerjaan terlebih dahulu sebelum satuan yang lain dapat bekerja.

  : Satu Saling ketergantungan yang

  D. Thompson (Handoko, 2003: 196), yaitu

  kepemimpinan (Leadership) adalah tidak bisa dipisahkan satu sama lain, karena satu sama lain saling mempenagruhi. Terdapat 3 (tiga) macam saling ketergantungan diantara satuan-satuan organisasi seperti diungkapkan oleh James

  • Primer (Observasi,wawancara, Dokumentasi)
  • sekunder
karena pada pendekatan kualitatif kecukupan jumlah data yang dibutuhkan penekanan pemilihan sample didasarkan dan bukan banyaknya sampel atau orang pada kualitasnya bukan jumlahnya. Oleh yang memberikan imformasi. karena itu, ketepatan dalam memilih sampel merupakan salah satu kunci Teknik Pengumpulan Data dan keberhasilan utama untuk menghasilkan Instrumen yang digunakan penelitian yang baik. Maka dalam teknik pengumpulan data yang dilakukan penelitian ini yang menjadi calon dan pada penerlitian ini antara lain : kriteria responden lebih jelas dapat dilihat

  1. Data primer adalah data langsung pada tabel berikut : dan segera diperoleh dari sumber data oleh peneliti untuk tujuan penelitian secara khusus (Bugin

  NSUR M DALA L

  201) data yang dimaksud berupa N M H Keterangan

  Tolak ukur responden

  imformasi yang diperoleh o

  ASYA e

  melalui observasi langsung

  RAKA s T p

  kelapngan dan wawancara

  Pemeri Menguasai good corprate responde

  langsung kepada orang-orang

  ntah govermant serta menguasai pengadaan n adalah yang

  terkait serta mengambil

  Daerah jasa, menguasai pelaksanaan pengawasan, terlibat langsung menguasai metoda kerja pengawasan, dalam tugas

  dokumentasi langsung terhadap

  menguasai kepemimpinan etika budaya pengelolaan Dinas objek yang akan diteliti. kerja dan kondisi teknis lapangan PU Dinas Kebersihan, PDAM

  Pemeri menguasai kondisi lapangan, RT,

  Instrumen yang digunakan antara lain:

  ntahan kepemimpinan etika budaya kerja, RW.Kelurahan Desa menguasai konsep sistim manajemen dan a. Observasi pengawasan pelaksanaan pekerjaan Masyar Menguasai kondisi ril sosial Pemilik

  Teknik ini digunakan untuk

  akat budaya dan hubungan masyarakat, Bangunan Ruko, melakukan interaksi dengan masyarakat Pengusaha/ tokoh mengumpulkan data awal dan data saat sekitar dan pemerhati masalah drainase masyarakat dan

  melakukan penelitian. Sumber tersebut

  masyarakat yang berpartisipasi aktif terdiri dari dokumen administratif dan LSM Pemerhati masalah sanitasi dan

  rekaman. Dipilihnya teknik ini karena

  lingkungan dan bergerak dibidang

  sumber selalu ada di kantor Kota

  lingkungan dan tata ruang

  Sungai Penuh , data ini mudah didapat

  OTAL

  1

  dan mudah untuk melakukan dan

  Respo nden

  mengambil data dilapangan. Rekaman dan dokumen merupakan sumber yang stabil, nyata, legal dan memenuhi akuntabilitas

Tabel 3.1 Daftar Responden

  Teknik observasi dalam penelitian ini dilakukan melalui keterlibatan langsung peneliti di

  Selanjutnya adalah melakukan lapangan secara mendalam. observasi secara mendalam melalui teknik

  Melalui observasi dapat ditangkap wawancara dengan orang-orang yang telah secara mendalam mengenai motif, ditetapkan sebagai sampel awal. responden kepercayaan, prilaku dan kebiasaan berikutnya adalah berdasarkan teknik subjek yang diteliti. Kegiatan

  snow ball sampling dan selesai atau

  observasi dilakukan secara berhenti setelah menemui titik kejenuhan berulang sampai diperoleh data data (Simarmata, 2009). Sehingga penelitian tentang aktor, peran, pengambilan sampel didasarkan pada prilaku dan peristiwa dalam kecukupan jumlah imformasi atau kondisi sosial yang berkaitan dengan aktivitas masyarakat. Melalui teknik observasi ini dapat juga mengungkapkan tentang reaksi emosional mereka dan mengarahkan peneliti untuk membangun pengetahuan berdasarkan imformasi tersebut.

  Kegiatan observasi dapat dilakukan secara partisipatif dan non partisipatif. Maksudnya adalah peneliti dapat ikut atau tidak ikut terlibat secara langsung dalam kegiatan mereka.

  Hal utama yang akan diperoleh dari wawancara adalah untuk mendapatkan imformasi yang akurat terutama yang mencakup pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Berstruktur dan tidak Berstruktur Peneliti dan responden berhadapan langsung (Face to

  Face ) untuk memperoleh data dan

  dapat melakukan klarifikasi atas hal-hal yang tidak diketahui. Dalam menggali imformasi tidak tertutup kemungkinan seorang responden bisa diwawancarai dua sampai tiga kali, bahkan ada yang lebih. sedangkan rekaman dan dokumen merupakan sumber yang stabil, nyata, legal dan memenuhi akuntabilitas.

  Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab.

  Data sekunder merupakan data pendukung yang diperoleh dari studi literature dokumen-dokumen yang dikutip dari catatan program serta foto-foto. Beradasarkan tujuan penelitian yaitu,:

  1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan tidak baiknya sistim pengelolaan drainase kota Sungai Penuh

  2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang paling berpengaruh yang menyebabkan tidak baiknya sistim pengelolaan drainase di kota Sungai Penuh.

  Teknik Analisa Data

b. Wawancara

  Ketika data mulai terkumpul dari hasil wawancara, observasi dan telaah catatan, analisis dan harus segera dilakukan untuk menentukan pengempulan data berikutnya (Chairi : 2009). Dengan demikian proses analisis ini mengunakan model linier atau analisis mengalir (Flow model analysis). Pada saat wawancara peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis belum terasa memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu sampai diperoleh data yang kredibel. Analisis data kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, klasifikasi dan penyajian data dan penarikan kesimpulan dideskripsi untuk dapat menjawab permasalahan penelitian.

  Teknik Penulisan laporan

c. Quisioner

  Laporan penelitian pada dasarnya merupakan dokumen tertulis yang digunakan untuk mengkominikasikan isu, metode dan temuan penelitian. Jadi, laporan penelitian bukan ringkasan, tetapi” catatan tentang proses penelitian yang berkaitan dengan alasan penelitian, deskripsi tahapan penelitian, penyajian data dan diskusi atau pembahasan tentang bagaimana data tersebut menjelaskan pertanyaan penelitian (Chairiri,2009)

2. Data sekunder

  Berdasarkan Hasil wawancara dan diteruskan penyampaian kuisioner kepada responden yang memahami tentang drainase didapatkan hasil sebagai berikut : faktor- faktor yang mempengaruhi penyebab tidak baiknya sistim pengelolaan drainase di kota Sungai Penuh adalah sebagai berikut :

  Kota Sungai Penuh Tahun 2012 Bugin, Burhan,2001, Analisis data penelitian kualitatif, Jakarta; Raja Garafindo Perkasa Charini, A, 2009, Landasan filsafat dan metoda penelitian kualitatif, Semarang: LPA Fakultas ekonomi universitas diponegoro

  357P

  16 April 2014 Jonathan Parkinson. (2002). Drainase and Strom watar manajement. Parkinson J @ Big foot. Com, Vol 12, 126P Kondoite,R.J. dan Syarief, R. (2005), Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu Penerbit Andy, yogyakarta.

  IrmaSuryanti, IN. Norman, Sila darma, 2003 Strategi dan kebijakan pengelolaan sistim drainase” jurnal pada Spectra vol 1 No 1,2013 Diakses dari internet

  Hasibuan , Melayu, SP 2007. Organisasi dan Motifasi. Bandung : Bumi aksara

  IPMB, Bandung Handoko Hani, 2003. Manajemen BFE, Yogyakarta : UGM Haryono,sukanto (1999) .Drainase p[erkotaan, penerbit PT. Mandatama saptakarya, Jakarta Handayanigrat, Soewarno,1985. Administrasi Pemerintahan dalam Pembangunan Nasional. Jakrta : PT. Gunung Agung

  Conyers, Diana, 1999, Perencanaan sosial didunia ketiga: yogyakarta; gajah mada university Dinas Pekerjaan Umum 2005,Petunjuk operasional (PO), Program Pemeliharaan Rutin Drainase Depertmen Pekerjaan Umum,1990. SK. SNI T- 06-1990 “ tata cara perencanaan teknis sumur resapan air hujan untuk lahan perkerangan “ penerbit yayasan

  (A. Basuki, 2003), optimilisasi saluran drainse, Jakarta 2013, diakses dari internet 12 Mei 2014 Bappeda Sungai Penuh, Laporan POKJA PPSP

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  1. Faktor partisipasi masyarakat

  Teory, Second Edition London: Macmilan Press. Ltd.

  REFERENSI Ayne, Malcom stuart, 1997. Moder Social Work

  Berdasarkan kesimpulan tersebut maka penulis menyarankan perlunya koordinasi dan kerjasama terus menerus antara pemerintah dan masyarakat agar tidak membuang sampah sembaranagn dan juga perlunya mengkoordinasi semua instansi terkait untuk duduk bersama dalam meletakan fasilitas kota secara terpadu

  Diantara ke empat (4) faktor yang berpengaruh diatas ada juga faktor yang sangat dominan berpengaruh terhadap tidak baiknya pengelolaan drainase kota Sungai Penuh adalah : 1. Partisipasi masyarakat 2. Lemahnya koordinasi dan sinkronisasi antara komponen infrastruktur yang satu dengan yang lainya.

  4. Faktor Monitoring dan Evaluasi tidak dilakukan secara menyeluruh

  3. Faktor tidak adanya koordinasi dan sinkronisasi

  2. Fakktor tidak adanya perencanaan secara terpadu (Master Plan)

REKOMENDASI DAN SARAN

  

Miles, Matthew. 1992 Analisis data Kualitatif

(terjemahan). Jakrta: Universitas Indonesia

(R.G. Eko DS , 2013 “ penyampaian makalah

Diklat teknis Perencanaan dibidang Ke-PU-an.

  

Sofia siregar,2012” Statistika deskriptif untuk

penelitian. PenerbitPT. Rajagarinda persada, Jakarta

Siagian, 1984, Metoda Penelitian survey

  Validitas, Jakarta: Rineka Cipta

Suripin. (2004). Sistim Drainase Perkotaan

  Berkelanjutan. Penerbit Andy, Yogyakarta. 38P

Sinarmata, Rojoki, 2009, Peran modal sosial,

  Medan; pascasarjana USU

Sugiyono, 2013, Metode Penelitian

Manajemen, Cetakan ke-1, Alfabeta, Bandung.

  

Sunarno dan rokyat (2004,) pengembangan

model kelembagaan baru (studi kasus terhadapt koordinasi pengelolaan banjir perkotaan).

  

Undang-undang No. 24 Tahun 2012, tentang

RTRW Sungai Penuh.

Undang-undang No. 28 tahun 2002, tentang

Bangunan Gedung

Wibowo& djajawinata,2004, Penanganan

sampah peerkotaan terpadu “ diakses dari internet 1 Januari 2015