BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Pekerjaan Itu Sendiri, Penyelia, Rekan Kerja, Promosi, Gaji Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada PT. BRI (Persero) Tbk Cabang Medan Putri Hijau

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Organisasi pada umumnya percaya bahwa untuk mencapai keberhasilan harus mengusahakan kinerja individu yang setinggi-tingginya, karena pada dasarnya kinerja individual mempengaruhi kinerja tim atau kelompok kerja dan pada akhirnya mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan. Namun dalam kenyataan sehari-hari, kinerja tinggi bagi pegawai bukanlah hal mudah untuk dicapai.Banyak hal yang menghalangi seorang pegawai mencapai kinerja tinggi tersebut.

  Untuk mencapai kinerja yang setinggi-tingginya dituntut "perilaku sesuai" karyawan dengan harapan organisasi.Oleh karena itu ada deskripsi formal tentang perilaku yang harus dikerjakan (perilakuintra-role).Realitas yang ada adalah banyak perilaku yang tidak terdeskripsi secara formal yang dilakukan oleh karyawan, misalnya membantu rekan kerja menyelesaikan tugas, kesungguhan dalam mengikuti rapat-rapat perusahaan, sedikit mengeluh banyak bekerja, dan lain-lain.Perilaku-perilaku ini disebut sebagai perilakuextra-role (Bateman & Organ,2004:529).Perilakuextra-role dalam organisasi juga dikenal dengan istilah

  Organizational Citizenship Behavior (OCB), dan orang yang menampilkan

  perilaku OCB disebut sebagai karyawan yang baik (good citizen). Contoh perilaku yang termasuk kelompok OCB adalah membantu rekan kerja, sukarela melakukan kegiatan ekstra di tempat kerja, menghindari konflik dengan rekan kerja, melindungi properti organisasi, menghargai peraturan yang berlaku di organisasi, toleransi pada situasi yang kurang ideal/menyenangkan di tempat kerja, memberi saran-saran yang membangun di tempat kerja, serta tidak membuang-buang waktu di tempat kerja (Robbins P, 2004: 105-106).

  OCB merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasi perilaku karyawan sehinggadia dapat disebut sebagai “anggota yang baik”.Perilaku ini cenderung melihat seseorang (karyawan) sebagai makhluk sosial (menjadi anggota organisasi), dibandingkan sebagai makhluk individual yang mementingkan diri sendiri. Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai kemampuan untuk memiliki empati kepada orang lain dan lingkungannya dan menyelaraskan nilai-nilai yang dianutnya dengan nilai-nilai yang dimiliki lingkungannya untuk melakukan segala sesuatu yang baik manusia tidak selalu digerakkan oleh hal-hal yang menguntungkan dirinya, misalnya seseorang mau membantu orang lain jika ada imbalan tertentu. Jika karyawan dalam organisasi memiliki OCB, maka usaha untuk mengendalikan karyawan menurun, karena karyawan dapat mengendalikan perilaku sendiri atau mampu memilih perilaku terbaik untuk kepentingan organisasinya.

  Performa kerja maupun produktivitas karyawan sering kali dikaitkan sebagai pengaruh dari kepuasan kerja. Begitu juga dengan munculnya perilaku OCB pada karyawan yang merupakan hasil dari kepuasan yang dirasakan oleh karyawan terhadap pekerjaan dan organisasinya.Studi yang dilakukan Ostroff menyimpulkan bahwa organisasi yang memiliki karyawan yang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi cenderung berbicara positif mengenai organisasinya, bersedia membantu orang lain, mengerjakan tugas diluar batas minimal yang diharapkan serta akan lebih efektif dalam menjalankan fungsinya. Semuanya ini dilakukan karyawan karena mereka ingin membalas perasaan nyaman yang mereka peroleh dengan perilaku kerja yang produktif terhadap organisasinya ( Robbins,2001:80).

  Berdasarkan penjelasan di atas diperoleh gambaran bahwa dalam membangun OCB diperlukan beberapa syarat diantaranya kepuasan kerja.Kepuasan kerja yang dipersepsi oleh karyawan dapat mendukung penyelesaian tugas dan tanggung jawabnya cenderung mengarahkan karyawan tersebut untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu di luar tugas dan tanggung jawabnya sendiri dengan tujuan untuk membantu pencapaian tujuan organisasi.Inilah yang disebut dengan OCB.

  Tidak mengherankan jika kajian terhadap OCB ini menjadi begitu penting khususnya bagi organisasi yang terus ingin meningkatkan performa dan produktivitasnya. Sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia yang kini telah membuktikan dirinya sebagai salah satu perbankan milik negara terkemuka yang senantiasa mengedepankan kepuasannya nasabahnya dengan cara mempertahankan dan meningkatkan prestasi kerja karyawannya.

  PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Kantor Cabang Medan Putri Hijau, adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam usaha perbankan. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya perusahaan harus bersaing dengan bank-bank lain baik milik negara maupun milik swasta. PT. BRI Tbk Kantor Cabang Medan Putri Hijau juga bertujuan memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah, sehingga perusahaan dapat dipercayai oleh nasabah, hal ini akan memudahkan perusahaan dalam mencapai tujuannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.

  Perhatian terhadap nasabah ini tidak hanya diwujudkan dalam pelaksanaan tugas sesuai dengan standar prosedur kerja yang ada, tetapi juga melampaui hal tersebut.Tidak mengherankan jika para karyawan PT. BRI Tbk Kantor Cabang Medan Putri Hijau pernah melakukan tugas tertentu di luar tangggung jawabnya demi menyesuaikan dengan tuntutan lapangan sehingga mereka cepat tanggap dengan kebutuhan nasabahnya

  Namun masalah yang timbul dalam pekerjaan yang dilakukan karyawan adalah terlalu banyaknya beban kerja yang menuntut para karyawan untuk tetap bertindak cepat, tepat dan akurat yang didukung dengan keluwesan dan keramahan dalam melayani nasabah.Dengan terlalu banyaknya beban pekerjaan tersebut membuat para karyawan kurang peduli dengan keadaan di lingkungan sekitar perusahaan.Karyawan merasa apa yang selama ini mereka lakukan tidak dinilai cukup baik bagi perusahaan. Sehingga para karyawan tersebut tidak sepenuh hati dalam menjalankan tugas dan peraturan-peraturan yang berlaku di perusahaan.Tentu saja hal ini mengakibatkan kurangnya kesadaran karyawan dalam menjalankan tugasnya karena tidak adanya kepuasan kerja yang dirasakan oleh para karyawan.

  Dimana kepuasan kerja menurut Robbins (2007:40) terdiri dari pekerjaan itu sendiri yaitu isi pekerjaan yang dilakukan seseorang apakah memiliki elemen yang memuaskan. Tetapi karyawan merasa pekerjaan yang mereka lakukan terlalu monoton sehingga mengakibatkan kejenuhan dalam bekerja. Tentu saja hal ini dapat menurunkan produktivitas karyawan. Selanjutnya penyelia, sebagai seseorang yang memberikan perintah atau petunjuk dalam pelaksanaan kerja, seharusnya dapat menjaga hubungan yang baik dengan para bawahannya. Sehingga terjadi komunikasi yang sehat antara atasan dan bawahan. Rekan kerja juga sangat mempengaruhi timbulnya kepuasan kerja dimana dalam mengerjakan tugas pun terlihat bahwa mereka lebih cenderung bekerja sendiri-sendiri dan demi kepentingan sendiri tanpa ada rasa saling bantu membantu antar sesama rekan kerja.Pada saat seorang rekan kerjanya mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas maka rekan yang lain tidak peduli atau acuh dengan hal tersebut. Karena mereka menganggap tugas tersebut bukanlah tanggung jawabnya. Maka rekan mereka tersebut terpaksa bekerja lembur sendiri untuk menyelesaikan tugasnya.

  Selajutnya promosi sebagai salah satu kesempatan bagi karyawan yang ingin berkarir lebih maju lagi seharusnya sering dilakukan promosi agar memberi rasa semangat dalam bekerja. Dan yang terakhir adalah gaji, diberikan kepada karyawan sebagai jumlah bayaran yang wajib diterima sebagai akibat dari pelaksanaan kerja dan harus sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Namun kadang beban pekerjaan yang terlalu banyak membuat para karyawan merasa gaji yang diberikan oleh perusahaan tidak sesuai.

  Tindakan-tindakan tersebut sebagai bukti masih rendahnya kontribusi peran ekstra atau OCB dalam diri sebagian karyawan PT. BRI Tbk Kantor Cabang Medan Putri Hijau

  Apabila tingkatan kepuasan kerja dalam suatu perusahaan rendah maka dapat menimbulkan gejala-gejala negatif yang akan terjadi dalam perusahaan seperti gejala kemangkiran, malas bekerja,banyaknya keluhan, rendahnya prestasi kerja dan indisipliner.

  Karyawan yang dapat diandalkan oleh perusahaan adalah karyawan yang puas terhadap kerjanya,sehingga mereka memiliki OCB yang tinggi terhadap perusahaan yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi lebih bagi perusahaan.

  Pengalaman di atas memberi gambaran yang cukup jelas mengenai fenomena pengaruh kepuasan kerja tehadap munculnya OCB pada karyawan PT.

  BRI Tbk Kantor Cabang Medan Putri Hijau.Maka penulis tertarik untuk meneliti secara lebih lanjut mengenai kepuasan kerja karyawan yang diyakini sebagai faktor utama yang mempengaruhi munculnya OCB pada karyawan PT. BRI Tbk Kantor Cabang Medan Putri Hijau.

  1.2. Perumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang maka perumusan masalah yang dijadikan objek penelitian adalah sebagai berikut : “Apakah Kepuasan Kerja

  Berpengaruh Positif dan Signifikan TerhadapOrganizational Citizenship Behavior (OCB) Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cab. Medan Putri Hijau?”

  1.3.Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap OCB pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cab. Medan Putri Hijau.

  1.4. Manfaat Penelitian

  a. Bagi Perusahaan

  Untuk memberi saran dan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan dalam mengembangkan karyawan dan organisasi melalui program OCB.

  b. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan kesempatan yang baik bagi penulis untuk dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan dan memperluas wahana berfikir ilmiah.

  c. Bagi Pihak Lain Sebagai salah satu sumber informasi yang diperlukan dalam melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan masalah kepuasan kerja dan OCB.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Definisi Kepuasan Kerja

  Kepuasan kerja merupakan cara pandang seseorang baik yang bersifat positif maupun negatif tentang pekerjaannya.Pemahaman yang lebih tepat tentang kepuasan kerjadikaitkan dengan prestasi kerja, tingkat kemangkiran, keinginan pindah, usia pekerjaan, tingkat jabatan dan besar kecilnya organisasi (Siagian, 2005).

  Kepuasan kerja juga didefinisikan sebagai pengalaman emosional yang dirasakan setelah menilai suatu pekerjaan.Dapat juga diartikan sebagai reaksi perasaan yang dialami oleh seseorang terhadap pekerjaannya.Definisi ini juga

Dokumen yang terkait

Pengaruh Religiusitas Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Guru Muslim

10 127 140

Pengaruh Pekerjaan Itu Sendiri, Penyelia, Rekan Kerja, Promosi, Gaji Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada PT. BRI (Persero) Tbk Cabang Medan Putri Hijau

0 101 123

Dampak Self-monitoring Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB)

21 224 142

Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Karyawan Auto2000 Cabang Gatot Subroto Medan

1 28 91

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Pengertian Organizational Citizenhip Behavior (OCB) - Pengaruh Persepsi Dukungan Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior Karyawan Harian Waspada Medan

0 2 19

BAB II LANDASAN TEORI A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Defenisi Organizational Citizenship Behavior (OCB) - Pengaruh Religiusitas Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Guru Muslim

0 1 19

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Religiusitas Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Guru Muslim

0 0 9

Pengaruh Religiusitas Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Guru Muslim

1 4 13

Pengaruh Pekerjaan Itu Sendiri, Penyelia, Rekan Kerja, Promosi, Gaji Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada PT. BRI (Persero) Tbk Cabang Medan Putri Hijau

0 0 33

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Definisi Kepuasan Kerja - Pengaruh Pekerjaan Itu Sendiri, Penyelia, Rekan Kerja, Promosi, Gaji Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada PT. BRI (Persero) Tbk Cabang Medan Putri Hijau

0 0 17