Review Jurnal Seminar Pemasaran 12
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia bisnis yang semakin
maju ini, terutama dengan adanya
globalisasi, semakin banyak pula produk kebutuhan manusia yang ditawarkan
oleh produsen di tengah-tengah masyarakat saat ini. Dunia industri yang tumbuh
dengan
pesat
sebelumnya
mengancam
menguasai
diluncurkan perusahaan
eksistensi
pasar.
untuk
perusahaan-perusahaan
Bermacam macam
memperoleh
strategi
yang
pemasaran
dan mempertahankan
pasar
mereka. Bila kita perhatikan, strategi pemasaran yang tampak sekarang
semakin inovatif.
Deterjen merupakan salah satu produk kebutuhan rumah tangga
yang
digunakan
setiap hari.
Kini
deterjen
tidak
hanya
masyarakat kota saja, melainkan telah menembus hingga
desa
dikonsumsi
pedalaman
terpencil. Pasar deterjen memang menarik untuk diperebutkan. Pasalnya,
selain nilai pasarnya yang besar, deterjen termasuk katergori
mutlak
dibutuhkan
pemain
yang
oleh rumah
sudah
ada
tangga.
akan
Tak
produk
mengherankan
yang
jika
mempertahankan posisinya.
setiap
Ini
bisa
dimaklumi, karena deterjen cukup sulit untuk membesarkan pasar dengan
menciptakan
manfaat
baru
(new
usage).
Oleh karena
deterjen
selalu
berkonotasi membersihkan pakaian kotor. Sehingga, alternatif merebut pasar
pesaing tampaknya menjadi pilihan selama ini. Kalau dilihat dari segi fisik
produk, kebanyakan merek deterjen dalam bentuk bubuk hampir sama. Maka,
merek-merek yang sudah ada berupaya terus melakukan diferensiasi.
Diferensiasi
selama ini
diwujudkan
dalam
bentuk
atribut
seperti
kandungan wewangiannya, anti kuman, tidak merusak kulit tangan, atau
tidak
mencemari lingkungan. Semakin
muncul, Rinso terus
berupaya
banyaknya
merek
deterjen yang
menerapkan strategi baru untuk melayani
kebutuhan konsumen dan menciptakan kepuasan bagi para pelanggannya.
Oleh karena itu, penulis memilih jurnal yang berjudul “PENGARUH
ATRIBUT PRODUK, KEPUASAN, DAN VARIETY SEEKING TERHADAP
BRAND SWITCHING KONSUMEN RINSO KE MEREK LAIN DI KOTA PADANG”
1
karena fenomena ini sering terjadi di masyarakat sehingga bisa mengetahui
permasalahan dan penyelesaian untuk menambah pengetahuan tentang materi
pemasaran yang membahas mengenai brand switching.
RINGKASAN JURNAL
A. IDENTITAS JURNAL
Judul
: PENGARUH ATRIBUT PRODUK, KEPUASAN, DAN
VARIETY SEEKING TERHADAP BRAND SWITCHING
KONSUMEN RINSO KE MEREK LAIN DI KOTA
PADANG
Penulis
: Siska Emelia
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email : [email protected]
B. PENDAHULUAN
Dunia persaingan bisnis yang global memaksa para
pelaku
bisnis
berpikir untuk memilih dan menerapkan strategi, agar produk mereka diterima
di pasar. Dunia industri yang tumbuh dengan pesat mengancam
perusahaan-perusahaan yang
sebelumnya
menguasai
pasar.
eksistensi
Bermacam
macam strategi pemasaran diluncurkan perusahaan untuk memperoleh dan
mempertahankan pasar mereka. Bila kita perhatikan, strategi pemasaran
yang tampak sekarang semakin inovatif.
Deterjen merupakan salah satu produk kebutuhan rumah tangga
yang
digunakan
setiap hari.
Kini
deterjen
tidak
masyarakat kota saja, melainkan telah menembus hingga
hanya
desa
dikonsumsi
pedalaman
terpencil. Pasar deterjen memang menarik untuk diperebutkan. Pasalnya,
selain nilai pasarnya yang besar, deterjen termasuk katergori
mutlak
pemain
dibutuhkan
yang
oleh rumah
sudah
ada
tangga.
akan
Tak
produk
mengherankan
mempertahankan posisinya.
jika
Ini
yang
setiap
bisa
dimaklumi, karena deterjen cukup sulit untuk membesarkan pasar dengan
2
menciptakan
manfaat
baru
(new
usage).
Oleh karena
deterjen
selalu
berkonotasi membersihkan pakaian kotor. Sehingga, alternatif merebut pasar
pesaing tampaknya menjadi pilihan selama ini. Kalau dilihat dari segi fisik
produk, kebanyakan merek deterjen dalam bentuk bubuk hampir sama. Maka,
merek-merek yang sudah ada berupaya terus melakukan diferensiasi.
Diferensiasi
selama ini
diwujudkan
dalam
bentuk
atribut
seperti
kandungan wewangiannya, anti kuman, tidak merusak kulit tangan, atau
tidak
mencemari lingkungan. Semakin
muncul, Rinso terus
berupaya
banyaknya
merek
deterjen yang
menerapkan strategi baru untuk melayani
kebutuhan konsumen dan menciptakan kepuasan bagi para pelanggannya.
Menurut Simamora dalam Ribhan (2007:109) menjelaskan bahwa
“Konsumen yang seringkali melakukan peralihan merek (brand switching)
dalam pembeliannya termasuk dalam tipe perilaku pembelian yang mencari
keragamanan
(Variety Seeking Buying Behavior).” Peralihan merek
(brand
switching) ditandai dengan adanya perbedaan signifikan antar merek, dalam
hal ini konsumen tidak mengetahui banyak mengenai kategori produk yang
ada.
Dengan
demikian, pemasar perlu
mendiferensiasikan
keistimewaan
mereknya untuk menjelaskan merek tersebut.
Kebutuhan konsumen akan deterjen di Indonesia semakin hari semakin
meningkat, pasar industri deterjen diprediksi tumbuh 6% menjadi 9,54 triliun
dibandingkan 2010 yang mencapai 9 triliun. Pertumbuhan pasar tersebut
didorong kenaikan permintaan di masyarakat seiring peningkatan daya beli
deterjen. Banyaknya perusahaan yang bergerak pada industri deterjen bubuk
menunjukkan bahwa dalam industri tersebut mempunyai tingkat persaingan
yang ketat. Dewasa ini konsumen semakin menuntut produk yang ditawarkan
di pasar.
Salah satu upaya yang dilakukan dalam memenuhi selera konsumen
adalah
dengan melaksanakan
atribut
produk
dengan
baik. Apabila
itu
terlaksana dengan baik, maka konsumen akan merasa puas. Menurut Engel
dalam Fitri (2003:14) “Kepuasan pelanggan merupakan evalusi purnabeli
dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memeberikan hasil yang
3
sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul
apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan.”
Oleh
karena,
itu
sangatlah
penting
bagi perusahaan untuk
memperhatikan atribut produk. Dengan memperhatikan atribut produk secara
baik sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, maka hal tersebut
akan dapat meningkatkan minat beli terhadap produk. Namun perlu diketahui
bahwa
pelanggan makin kritis dalam memenuhi kebutuhannya.
memperhatikan
faktor-faktor
dalam
menentukan
Mereka
pembelian.
Untuk
meningkatkan pelanggan tidak cukup hanya ada atribut produk, melainkan
juga dengan memperhatikan kepuasan konsumen agar tetap loyal, serta
variety seeking yang akan mempengaruhi konsumen dalam pembelian.
Peralihan merek yang dilakukan oleh konsumen merupakan suatu
indikasi
bahwa
merek
produk bersangkutan
mulai
ditinggalkan
oleh
konsumen. Perusahaaan harus bersikap peka dalam mengatasi masalah ini.
Berbagai
cara
dilakukan
perusahaan agar
konsumen
tidak
melakukan
peralihan merek ke merek perusahaan pesaing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh atribut produk
terhadap brand switching konsumen Rinso ke merk lain di kota Padang,
kepuasan berpengaruh terhadap brand switching konsumen Rinso ke merek
lain di kota Padang, dan pengaruh variety seeking secara signifikan terhadap
brand switching konsumen Rinso ke merek lain di kota Padang.
C. LANDASAN TEORI
Menurut Dharmmesta dalam Suzy (2008:109) Prilaku Peralihan Merek
(Brand Switching Behavior) adalah “ prilaku perpindahan merek yang dilakukan
konsumen karena adanya tertentu, atau diartikan juga sebagai kerentanan
konsumen untuk berpindah ke merek lain.” Peralihan
merek
juga
ditandai
dengan keterlibatan yang rendah (low inflovement). Konsumen tidak melalui
tahap-tahap keyakinan, sikap atau perilaku yang normal. Banyak penyebab
yang
mengakibatkan
beralihnya
konsumen
ke
produk
lain,
antara
lain:1)Berubahnya daya beli konsumen, 2)Berubahnya variabel marketing mix
suatu produk 3)Gempuran produk pesaing. Berbagai penyebab
tersebut
4
memungkinkan konsumen untuk mengalihkan pembelian dari suatu produk
ke produk lainnaya.
Keaveney dalam Prasetijo dan John (2005:97) menemukan beberapa hal
sebagai hasil penelitiannya bahwa pergeseran merek muncul karena:1)Persepsi
negatif terhadap kualitas produk, 2)Harga, 3)Ketidakpuasan dengan kinerja
produk secara keseluruhan, 4)Layanan dan kenyamanan yang tidak memadai
di tempat penjualan, 5)Hambatan fisik maupun psikologis untuk mendapatkan
produk, 6)Memang ada
maksud
(intention)
untuk
berhenti mengkonsumsi
brand yang bisa dipakai dan ingin memakai brand lain.
Simamora dalam Ribhan (2006:109) menyatakan bahwa “bahwa
konsumen yang sering kali melakukan peralihan merek (brand switching) dalam
pembeliannya termasuk dalam tipe perilaku pembelian yang mencari keragaman
(variety seeking buying behavior).
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar
untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan. (Kotler, 2007:4) menyatakan
bahwa atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat
produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan yang diharapkan oleh pembeli.
Tjiptono (1997:103) menyatakan bahwa “Atribut produk adalah unsurunsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar
pengambilan keputusan pembelian.” Atribut produk meliputi merek, kemasan,
jaminan (garansi) pelayanan, dan sebagainya.
Menurut Kotler (2008:139) menyatakan bahwa “kepuasan
pelanggan
adalah tingkat perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena
membandingkan kinerja (atau hasil) yang dipersepsikan produk terhadap
ekspektasi konsumen”. Sedangkan menurut Tse dan Wilton, 1988 dalam
Tjiptono
(1997:
24)
menyatakan bahwa
“Kepuasan
atau
ketidakpuasan
pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian
(disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma
kinerja
lainnya)
dan
kinerja
aktual
produk
yang
dirasakan
setelah
pemakaiannya”.
5
Variety seeking adalah komitmen secara sadar untuk membeli merek
lain karena terdorong untuk terlibat atau mencoba hal-hal baru, rasa ingin tahu
dengan
hal-hal
baru,kesenangan
baru,
atau
untuk mengatasi
masalah
kejenuhan terhadap hal yang lama atau biasanya (Peter dan Olson, 2000
dalam Hanny dalam Gusti (2010:28). Menurut Junaidi dan Dharmmesta dalam
Gusti
(2010:27) menunjukkan
bahwa
kebutuhan
mencari
variasi baru
terhadap sebuah produk sebagai akibat dari inovasi produk yang terlambat.
Selain itu, juga diungkapkan bahwa kebutuhan mencari variasi ini terus terjadi
lagi di pasar, dengan banyak ditemukan produk sejenis yang seimbang
dengan produk yang ditawarkan perusahaan.
Beberapa tipe konsumen yang mencari variasi adalah sebagai berikut
Schiffman and Kanuk dalam Gusti (2010:27)
1. Perilaku
pembelian
yang
bersifat penyelidikan
(Exploratory
Purchase
Behaviour), merupakan keputusan perpindahan merek untuk mendapatkan
pengalaman baru dan kemungkinan alternatif yang lebih baik.
2. Penyelidikan pengalaman orang lain (Vicarious Exploration), konsumen
mencari informasi tentang suatu produk yang baru atau alternatif yang
berbeda, kemudian mencoba menggunakannya.
3. Keinovatifan pemakaian, konsumen telah menggunakan dan mengadopsi
suatu produk dengan mencari produk yang lebih baru dengan teknologi yang
lebih tinggi seperti produk-produk alat elektronik yang model/ fungsinya telah
berubah.
Dalam
mengidentifikasi
kebutuhan
mencari variasi,
metode
untuk
mengetahui kebutuhan dalam keputusan mencari variasi tersebut dijabarkan
lebih kongkrit ke dalam sejumlah konstruk yang disebut sebagai Exploratory
Acquisition of Product (EAP) .
a. Lebih suka merek yang belum pernah dicoba
b. Merasa tertantang jika memesan barang yang belum familiar
c. Meskipun menyukai merek tertentu, namun sering mencoba merek yang
baru
6
d. Tidak khawatir dalam mencoba merek baru atau berbeda
e. Jika merek produk tersedia dalam sejumlah variasi, pasti akan mencobanya
f. Menikmati peluang membeli produk yang tidak familiar demi mendapatkan
variasi dalam suatu pembelian.
D. METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kausatif, yaitu menentukan sejauh
mana pengaruh atribut produk, kepuasan, dan variety seeking terhadap brand
switching konsumen
Rinso
ke merek
lain
di
kota
Padang. Penelitian
dilaksanakan di kota Padang.
Populasi pada penelitian ini adalah para ibu rumah tangga di kota
Padang. Sampel adalah objek dari populasi yang diteliti, metode yang
digunakan
secara
adalah purposive sampling “ merupakan tipe
tidak
acak
yang informasinya
diperoleh
pemilihan
dengan
sampel
menggunakan
pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah
penelitian).”
pemilihan
sampel berdasarkan pertimbangan dan berdasarkan
kuota. Dari 11 kecamatan hanya 3 kecamatan yang akan dijadikan sampel, yaitu
kecamatan Lubuk Begalung, Padang Timur, dan Padang Utara..
Untuk menentukan ukuran sampel penelitian ini digunakan rumus
dari Cochran dalam Israel (2009), Cochran mengambangkan formula sebagai
berikut: = z pq / e = (1,96)² (0,5) (0,5) / (0,1)² = 96,04 diambil 100 sampel
Di mana:
n = jumlah sampel
z = nilai pada kurva nominal (1-α) = 95%
p = proporsi estimasi dari kejadian pada populasi (0,5)
q=1–p
e = keakuratan (10%)
7
Penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent variable) yaitu
atribut produk, kepuasan, dan variety seeking dan variabel terikat (dependent
variable) adalah brand switching. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini, maka dilakukan dengan cara yaitu: Kuesioner, merupakan
teknik pengumpulan data melalui interaksi langsung dengan objek data yang
dilakukan
langsung
dengan
memberikan kuesioner
kepada
responden
individu mengenai atribut produk, kepuasan dan variety seeking terhadap
brand switching untuk mendapatkan data. Dan studi kepustakaan, mempelajari
teori maupun data praktis dari perpustakaan sehubungan dengan judul atau
pokok-pokok bahasan yang akan diteliti.
E. HASIL PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil
pengujian
hipotesis
diketahui
bahwa
terdapat
pengaruh kepuasan (X2) yang signifikan terhadap brand switching (Y) konsumen
Rinso
ke
merek
menunjukkan
lain
di
bahwa koefisien
kota
Padang. Analisis
regresi
variabel
regresi
berganda
kepuasan terhadap brand
switching sebesar 0,393 dengan signifikansi 0,001.
Artinya kepuasan
berpengaruh positif terhadap brand switching konsumen Rinso ke merek lain
di
kota
Padangdan variabel
kepuasan merupakan
koefisien
tertinggi
dibanding dengan koefisien variabel lain yaitu atribut produk dan variety
seeking.
Hal ini sejalan dengan pendapat Junaidi dan Dharmmesta dalam
Purwanto Waluyo dan Agus Pamungkas (2003) Pengambilan keputusan
perpindahan
ketidakpuasan
merek
yang
yang
dilakukan
diterima
konsumen
konsumen
setelah
terjadi
karena
melakukan
adanya
pembelian.
Ketidakpuasan muncul karena pengharapan konsumen tidak sama atau lebih
tinggi dari kinerja yang diterimanya dari pemasar. Berdasarkan teori dan hasil
penelitian dapat di simpulkan bahwa kepuasan konsumen Rinso di kota
Padang mempengaruhi brand switching konsumen ke merek lain.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa terdapat pengaruh
atribut produk (X1) yang signifikan terhadap brand switching (Y) konsumen
Rinso ke merek lain di kota Padang.
Analisis regresi berganda menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel
atribut produk terhadap brand switching sebesar 0,242 dengan signifikansi 0,000.
8
Hal ini memperlihatkan bahwa atribut produk yang diberikan oleh deterjen
Rinso itu dapat diterima dengan baik. Akan tetapi koefisien atribut produk lebih
kecil di banding dengan koefisien kepuasan yaitu sebesar 0,242. Jika
dibandingkan dengan kepuasan, atribut produk lebih kecil pengaruhnya terhadap
brand switching konsumen Rinso ke merek lain di kota Padang.
Menurut David A Aaker
dalam
Ribhan (2006:102)
menjelaskan
terdapat suatu resiko dimana pelanggan yang loyal akan bisa dipengaruhi
pesaing jika
penampilan
produk
atau layanannya tidak diperbaiki, karena
mungkin saja konsumen memindahkan pembeliannya ke merek lain yang
menawarkan berbagai manfaat yang cukup besar sebagai kompensasinya.
Loyalitas merek
merupakan
inti
dari brand
equity yang menjadi gagasan
sentral dalam pemasaran, karena hal ini merupakan suatu ukuran keterkaitan
seorang pelanggan pada sebuah produk.Berdasarkan teori di atas dan hasil
penelitian, dapat disimpulkan bahwa atribut produk yang dilaksanakan oleh
deterjen Rinso ini dapat mempengaruhi brand switching konsumen.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa tidak terdapat
pengaruh variety
seeking(X3) yang signifikan terhadap brand switching (Y)
konsumen Rinso ke merek lain di kota Padang. Analisis regresi berganda
menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel variety seeking terhadap brand
switching sebesar 0,142 dengan signifikansi 0,208. Hal
ini
memperlihatkan
bahwa variety seeking konsumen Rinso tidak dapat diterima dengan baik. Akan
tetapi koefisien variety seeking lebih kecil di banding dengan koefisien kepuasan
dan atribut produk yaitu sebesar 0,142. Jika dibandingkan dengan kepuasan
dan atribut produk, variety seeking lebih kecil pengaruhnya terhadap brand
switching konsumen Rinso ke merek lain di kota Padang.
Perilaku variety seeking ini cenderung akan terjadi pada pembelian
sebuah produk yang menimbulkan risiko minimal yang akan ditanggung
konsumen dan pada waktu konsumen kurang memiliki komitmen terhadap
merek tertentu (Assael, 1998) perilaku variety seeking ini akan menimbulkan
perilaku brand switching konsumen.Tujuan konsumen mencari keberagaman
produk adalah untuk mencapai suatu sikap terhadap sebuah merek yang
menyenangkan (Sulistiyani, 2006). Tujuan lain perilaku variety seeking dapat
berupa hanya sekedar mencoba sesuatu yang baru atau mencari suatu
kebaruan dari sebuah produk (Keaveney, 1995).
Beberapa tipe konsumen
9
yang mencari variasi mempunyai ciri-ciri perilaku beli eksploratori, eksplorasi
yang dilakukan oleh orang lain, dan keinovativan penggunaan (Dharmmesta,
2002).
Berdasarkan teori di atas dan hasil penelitian, dapat disimpulkan
bahwa variety seeking yang dilakukan konsumen deterjen Rinso ini dapat
mempengaruhi brand switching konsumen.
F. PEMBAHASAN
JUDUL
Judul yang dipilih oleh penulis sangat bagus, karena didasarkan pada
kenyataan dan fenomena yang terjadi di masyarakat menunjukkan hal ini sering
terjadi. Masalah dalam penelitian ini adalah mengenai maraknya produsen yang
menawarkan produk yang serupa sehingga bagaimana upaya produsen Rinso
dapat menjaga daya saing di pangsa pasar konsumen deterjen. Pemilihan judul
dalam penelitian ini sangat tepat, karena judul penelitian ini memang perlu untuk
diteliti.
ABSTRAK
Pada bagian abstrak sudah dijelaskan dengan cukup baik yang memuat
penjelasan singkat mengenai latar belakang dan tujuan penelitian, bagaimana
metode penelitian yang dilakukan hingga kesimpulan singkat mengenai isi jurnal
ini. Abstraksi juga dijelaskan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris agar
pembaca lebih mudah memahami.
PENDAHULUAN
Peneliti menjelaskan dengan baik mengapa penelitian dilakukan dengan
mengambil judul “PENGARUH ATRIBUT PRODUK, KEPUASAN, DAN VARIETY
SEEKING TERHADAP BRAND SWITCHING KONSUMEN RINSO KE MEREK
LAIN DI KOTA PADANG”.
Namun, kekurangan yang belum dicantumkan disini adalah peneliti tidak
mengemukakan alasan mengapa memilih Kota Padang sebagai tempat
penelitian.
10
METODE PENELITIAN
Sebelum menghubungkan kaitan antar variabel dari hubungan data yang
diperoleh, peneliti terlebih dahulu mengidentifikasi data-data yang dapat menjadi
bahan pertimbangan serta sumber informasi dalam analisa.Selain itu, peneliti
juga menggunakan adanya kuisioner dan dokumen yang bisa dijadikan bahan
acuan dalam memperoleh data penelitian yang akurat.
Kekurangan dari penelitian ini adalah pemaparan yang bersifat deskriptif
sehingga hanya melaporkan fenomena atau peristiwa yang terjadi. Peneliti juga
tidak mengemukakan alasan yang jelas mengapa memilih penelitian di Kota
Padang dan mengambil sampel dari masyarakat Kota Padang.
HASIL PENELITIAN
Peneliti memikirkan responden yang sangat tepat yaitu ibu-ibu rumah
tangga yang memang setiap hari menggunakan produk ini, sehingga hasil yang
didapat bisa dengan mudah diterima dan didapat hasil bahwa memang dengan
adanya banyak sekali produsen dengan produk yang sama memaksa Rinso
untuk selalu meningkatkan daya saing dengan perusahaan-perusahaan deterjen
yang ada saat ini untuk menjaga pangsa pasar mereka sendiri.
Dalam penelitian ini, walaupun peneliti sudah menentukan responden
yang sangat tepat, menurut saya sample 100 kurang menggambarkan seluruh
konsumen deterjen Rinso di Kota Padang.
KESIMPULAN
Topik penelitian yang diambil dari penelitian ini sudah menjawab
fenomena yang sering kita temui dan terjadi di dalam masyarakat sekitar, peneliti
juga menggunakan metode yang sangat baik untuk memperoleh jawaban dari
masalah yang ada, dan menggunakan responden yang tepat sehingga kuisioner
yang telah disebar dapat tepat sasaran. Sehingga menurut saya, topik penelitian
dan hasil penelitian yang ada dalam jurnal ini telah layak dipublikasikan untuk
menjawab masalah yang ada dan berguna untuk pengembangan ilmu
pengetahuan.
G. KESIMPULAN DAN SARAN
Kepuasan dan atribut produk memberikan pengaruh yang signifikan
positif terhadap brand switching konsumen Rinso ke merek lain di kota
Padang. Sedangkan variety seeking tidak berpengaruh
signifikan
terhadap
brand switching konsumen Rinso ke merek lain di kota Padang.
11
Berdasarkan
kesimpulan
yang
diperoleh
di
atas, untuk dapat
mencegah terjadinya brand switching, maka disarankan perusahaan hendaknya
lebih memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi kepuasan konsumen agar
konsumen
dapat
lebih loyal pada produk dan tidak beralih ke merek lain.
Berdasarkan hasil penelitian kepada ibu rumah tangga di kota Padang
terhadap
aspek
atribut
atribut
produk Rinso, perusahaan hendaknya juga memperhatikan
produk
untuk
menjaga
daya
saing agar
pangsa
pasar
konsumen deterjen Rinso bertambah karena tertarik terhadap atribut produk
yang ditawarkan.
12
A. Latar Belakang
Dalam dunia bisnis yang semakin
maju ini, terutama dengan adanya
globalisasi, semakin banyak pula produk kebutuhan manusia yang ditawarkan
oleh produsen di tengah-tengah masyarakat saat ini. Dunia industri yang tumbuh
dengan
pesat
sebelumnya
mengancam
menguasai
diluncurkan perusahaan
eksistensi
pasar.
untuk
perusahaan-perusahaan
Bermacam macam
memperoleh
strategi
yang
pemasaran
dan mempertahankan
pasar
mereka. Bila kita perhatikan, strategi pemasaran yang tampak sekarang
semakin inovatif.
Deterjen merupakan salah satu produk kebutuhan rumah tangga
yang
digunakan
setiap hari.
Kini
deterjen
tidak
hanya
masyarakat kota saja, melainkan telah menembus hingga
desa
dikonsumsi
pedalaman
terpencil. Pasar deterjen memang menarik untuk diperebutkan. Pasalnya,
selain nilai pasarnya yang besar, deterjen termasuk katergori
mutlak
dibutuhkan
pemain
yang
oleh rumah
sudah
ada
tangga.
akan
Tak
produk
mengherankan
yang
jika
mempertahankan posisinya.
setiap
Ini
bisa
dimaklumi, karena deterjen cukup sulit untuk membesarkan pasar dengan
menciptakan
manfaat
baru
(new
usage).
Oleh karena
deterjen
selalu
berkonotasi membersihkan pakaian kotor. Sehingga, alternatif merebut pasar
pesaing tampaknya menjadi pilihan selama ini. Kalau dilihat dari segi fisik
produk, kebanyakan merek deterjen dalam bentuk bubuk hampir sama. Maka,
merek-merek yang sudah ada berupaya terus melakukan diferensiasi.
Diferensiasi
selama ini
diwujudkan
dalam
bentuk
atribut
seperti
kandungan wewangiannya, anti kuman, tidak merusak kulit tangan, atau
tidak
mencemari lingkungan. Semakin
muncul, Rinso terus
berupaya
banyaknya
merek
deterjen yang
menerapkan strategi baru untuk melayani
kebutuhan konsumen dan menciptakan kepuasan bagi para pelanggannya.
Oleh karena itu, penulis memilih jurnal yang berjudul “PENGARUH
ATRIBUT PRODUK, KEPUASAN, DAN VARIETY SEEKING TERHADAP
BRAND SWITCHING KONSUMEN RINSO KE MEREK LAIN DI KOTA PADANG”
1
karena fenomena ini sering terjadi di masyarakat sehingga bisa mengetahui
permasalahan dan penyelesaian untuk menambah pengetahuan tentang materi
pemasaran yang membahas mengenai brand switching.
RINGKASAN JURNAL
A. IDENTITAS JURNAL
Judul
: PENGARUH ATRIBUT PRODUK, KEPUASAN, DAN
VARIETY SEEKING TERHADAP BRAND SWITCHING
KONSUMEN RINSO KE MEREK LAIN DI KOTA
PADANG
Penulis
: Siska Emelia
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email : [email protected]
B. PENDAHULUAN
Dunia persaingan bisnis yang global memaksa para
pelaku
bisnis
berpikir untuk memilih dan menerapkan strategi, agar produk mereka diterima
di pasar. Dunia industri yang tumbuh dengan pesat mengancam
perusahaan-perusahaan yang
sebelumnya
menguasai
pasar.
eksistensi
Bermacam
macam strategi pemasaran diluncurkan perusahaan untuk memperoleh dan
mempertahankan pasar mereka. Bila kita perhatikan, strategi pemasaran
yang tampak sekarang semakin inovatif.
Deterjen merupakan salah satu produk kebutuhan rumah tangga
yang
digunakan
setiap hari.
Kini
deterjen
tidak
masyarakat kota saja, melainkan telah menembus hingga
hanya
desa
dikonsumsi
pedalaman
terpencil. Pasar deterjen memang menarik untuk diperebutkan. Pasalnya,
selain nilai pasarnya yang besar, deterjen termasuk katergori
mutlak
pemain
dibutuhkan
yang
oleh rumah
sudah
ada
tangga.
akan
Tak
produk
mengherankan
mempertahankan posisinya.
jika
Ini
yang
setiap
bisa
dimaklumi, karena deterjen cukup sulit untuk membesarkan pasar dengan
2
menciptakan
manfaat
baru
(new
usage).
Oleh karena
deterjen
selalu
berkonotasi membersihkan pakaian kotor. Sehingga, alternatif merebut pasar
pesaing tampaknya menjadi pilihan selama ini. Kalau dilihat dari segi fisik
produk, kebanyakan merek deterjen dalam bentuk bubuk hampir sama. Maka,
merek-merek yang sudah ada berupaya terus melakukan diferensiasi.
Diferensiasi
selama ini
diwujudkan
dalam
bentuk
atribut
seperti
kandungan wewangiannya, anti kuman, tidak merusak kulit tangan, atau
tidak
mencemari lingkungan. Semakin
muncul, Rinso terus
berupaya
banyaknya
merek
deterjen yang
menerapkan strategi baru untuk melayani
kebutuhan konsumen dan menciptakan kepuasan bagi para pelanggannya.
Menurut Simamora dalam Ribhan (2007:109) menjelaskan bahwa
“Konsumen yang seringkali melakukan peralihan merek (brand switching)
dalam pembeliannya termasuk dalam tipe perilaku pembelian yang mencari
keragamanan
(Variety Seeking Buying Behavior).” Peralihan merek
(brand
switching) ditandai dengan adanya perbedaan signifikan antar merek, dalam
hal ini konsumen tidak mengetahui banyak mengenai kategori produk yang
ada.
Dengan
demikian, pemasar perlu
mendiferensiasikan
keistimewaan
mereknya untuk menjelaskan merek tersebut.
Kebutuhan konsumen akan deterjen di Indonesia semakin hari semakin
meningkat, pasar industri deterjen diprediksi tumbuh 6% menjadi 9,54 triliun
dibandingkan 2010 yang mencapai 9 triliun. Pertumbuhan pasar tersebut
didorong kenaikan permintaan di masyarakat seiring peningkatan daya beli
deterjen. Banyaknya perusahaan yang bergerak pada industri deterjen bubuk
menunjukkan bahwa dalam industri tersebut mempunyai tingkat persaingan
yang ketat. Dewasa ini konsumen semakin menuntut produk yang ditawarkan
di pasar.
Salah satu upaya yang dilakukan dalam memenuhi selera konsumen
adalah
dengan melaksanakan
atribut
produk
dengan
baik. Apabila
itu
terlaksana dengan baik, maka konsumen akan merasa puas. Menurut Engel
dalam Fitri (2003:14) “Kepuasan pelanggan merupakan evalusi purnabeli
dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memeberikan hasil yang
3
sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul
apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan.”
Oleh
karena,
itu
sangatlah
penting
bagi perusahaan untuk
memperhatikan atribut produk. Dengan memperhatikan atribut produk secara
baik sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, maka hal tersebut
akan dapat meningkatkan minat beli terhadap produk. Namun perlu diketahui
bahwa
pelanggan makin kritis dalam memenuhi kebutuhannya.
memperhatikan
faktor-faktor
dalam
menentukan
Mereka
pembelian.
Untuk
meningkatkan pelanggan tidak cukup hanya ada atribut produk, melainkan
juga dengan memperhatikan kepuasan konsumen agar tetap loyal, serta
variety seeking yang akan mempengaruhi konsumen dalam pembelian.
Peralihan merek yang dilakukan oleh konsumen merupakan suatu
indikasi
bahwa
merek
produk bersangkutan
mulai
ditinggalkan
oleh
konsumen. Perusahaaan harus bersikap peka dalam mengatasi masalah ini.
Berbagai
cara
dilakukan
perusahaan agar
konsumen
tidak
melakukan
peralihan merek ke merek perusahaan pesaing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh atribut produk
terhadap brand switching konsumen Rinso ke merk lain di kota Padang,
kepuasan berpengaruh terhadap brand switching konsumen Rinso ke merek
lain di kota Padang, dan pengaruh variety seeking secara signifikan terhadap
brand switching konsumen Rinso ke merek lain di kota Padang.
C. LANDASAN TEORI
Menurut Dharmmesta dalam Suzy (2008:109) Prilaku Peralihan Merek
(Brand Switching Behavior) adalah “ prilaku perpindahan merek yang dilakukan
konsumen karena adanya tertentu, atau diartikan juga sebagai kerentanan
konsumen untuk berpindah ke merek lain.” Peralihan
merek
juga
ditandai
dengan keterlibatan yang rendah (low inflovement). Konsumen tidak melalui
tahap-tahap keyakinan, sikap atau perilaku yang normal. Banyak penyebab
yang
mengakibatkan
beralihnya
konsumen
ke
produk
lain,
antara
lain:1)Berubahnya daya beli konsumen, 2)Berubahnya variabel marketing mix
suatu produk 3)Gempuran produk pesaing. Berbagai penyebab
tersebut
4
memungkinkan konsumen untuk mengalihkan pembelian dari suatu produk
ke produk lainnaya.
Keaveney dalam Prasetijo dan John (2005:97) menemukan beberapa hal
sebagai hasil penelitiannya bahwa pergeseran merek muncul karena:1)Persepsi
negatif terhadap kualitas produk, 2)Harga, 3)Ketidakpuasan dengan kinerja
produk secara keseluruhan, 4)Layanan dan kenyamanan yang tidak memadai
di tempat penjualan, 5)Hambatan fisik maupun psikologis untuk mendapatkan
produk, 6)Memang ada
maksud
(intention)
untuk
berhenti mengkonsumsi
brand yang bisa dipakai dan ingin memakai brand lain.
Simamora dalam Ribhan (2006:109) menyatakan bahwa “bahwa
konsumen yang sering kali melakukan peralihan merek (brand switching) dalam
pembeliannya termasuk dalam tipe perilaku pembelian yang mencari keragaman
(variety seeking buying behavior).
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar
untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan. (Kotler, 2007:4) menyatakan
bahwa atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat
produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan yang diharapkan oleh pembeli.
Tjiptono (1997:103) menyatakan bahwa “Atribut produk adalah unsurunsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar
pengambilan keputusan pembelian.” Atribut produk meliputi merek, kemasan,
jaminan (garansi) pelayanan, dan sebagainya.
Menurut Kotler (2008:139) menyatakan bahwa “kepuasan
pelanggan
adalah tingkat perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena
membandingkan kinerja (atau hasil) yang dipersepsikan produk terhadap
ekspektasi konsumen”. Sedangkan menurut Tse dan Wilton, 1988 dalam
Tjiptono
(1997:
24)
menyatakan bahwa
“Kepuasan
atau
ketidakpuasan
pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian
(disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma
kinerja
lainnya)
dan
kinerja
aktual
produk
yang
dirasakan
setelah
pemakaiannya”.
5
Variety seeking adalah komitmen secara sadar untuk membeli merek
lain karena terdorong untuk terlibat atau mencoba hal-hal baru, rasa ingin tahu
dengan
hal-hal
baru,kesenangan
baru,
atau
untuk mengatasi
masalah
kejenuhan terhadap hal yang lama atau biasanya (Peter dan Olson, 2000
dalam Hanny dalam Gusti (2010:28). Menurut Junaidi dan Dharmmesta dalam
Gusti
(2010:27) menunjukkan
bahwa
kebutuhan
mencari
variasi baru
terhadap sebuah produk sebagai akibat dari inovasi produk yang terlambat.
Selain itu, juga diungkapkan bahwa kebutuhan mencari variasi ini terus terjadi
lagi di pasar, dengan banyak ditemukan produk sejenis yang seimbang
dengan produk yang ditawarkan perusahaan.
Beberapa tipe konsumen yang mencari variasi adalah sebagai berikut
Schiffman and Kanuk dalam Gusti (2010:27)
1. Perilaku
pembelian
yang
bersifat penyelidikan
(Exploratory
Purchase
Behaviour), merupakan keputusan perpindahan merek untuk mendapatkan
pengalaman baru dan kemungkinan alternatif yang lebih baik.
2. Penyelidikan pengalaman orang lain (Vicarious Exploration), konsumen
mencari informasi tentang suatu produk yang baru atau alternatif yang
berbeda, kemudian mencoba menggunakannya.
3. Keinovatifan pemakaian, konsumen telah menggunakan dan mengadopsi
suatu produk dengan mencari produk yang lebih baru dengan teknologi yang
lebih tinggi seperti produk-produk alat elektronik yang model/ fungsinya telah
berubah.
Dalam
mengidentifikasi
kebutuhan
mencari variasi,
metode
untuk
mengetahui kebutuhan dalam keputusan mencari variasi tersebut dijabarkan
lebih kongkrit ke dalam sejumlah konstruk yang disebut sebagai Exploratory
Acquisition of Product (EAP) .
a. Lebih suka merek yang belum pernah dicoba
b. Merasa tertantang jika memesan barang yang belum familiar
c. Meskipun menyukai merek tertentu, namun sering mencoba merek yang
baru
6
d. Tidak khawatir dalam mencoba merek baru atau berbeda
e. Jika merek produk tersedia dalam sejumlah variasi, pasti akan mencobanya
f. Menikmati peluang membeli produk yang tidak familiar demi mendapatkan
variasi dalam suatu pembelian.
D. METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kausatif, yaitu menentukan sejauh
mana pengaruh atribut produk, kepuasan, dan variety seeking terhadap brand
switching konsumen
Rinso
ke merek
lain
di
kota
Padang. Penelitian
dilaksanakan di kota Padang.
Populasi pada penelitian ini adalah para ibu rumah tangga di kota
Padang. Sampel adalah objek dari populasi yang diteliti, metode yang
digunakan
secara
adalah purposive sampling “ merupakan tipe
tidak
acak
yang informasinya
diperoleh
pemilihan
dengan
sampel
menggunakan
pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah
penelitian).”
pemilihan
sampel berdasarkan pertimbangan dan berdasarkan
kuota. Dari 11 kecamatan hanya 3 kecamatan yang akan dijadikan sampel, yaitu
kecamatan Lubuk Begalung, Padang Timur, dan Padang Utara..
Untuk menentukan ukuran sampel penelitian ini digunakan rumus
dari Cochran dalam Israel (2009), Cochran mengambangkan formula sebagai
berikut: = z pq / e = (1,96)² (0,5) (0,5) / (0,1)² = 96,04 diambil 100 sampel
Di mana:
n = jumlah sampel
z = nilai pada kurva nominal (1-α) = 95%
p = proporsi estimasi dari kejadian pada populasi (0,5)
q=1–p
e = keakuratan (10%)
7
Penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent variable) yaitu
atribut produk, kepuasan, dan variety seeking dan variabel terikat (dependent
variable) adalah brand switching. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini, maka dilakukan dengan cara yaitu: Kuesioner, merupakan
teknik pengumpulan data melalui interaksi langsung dengan objek data yang
dilakukan
langsung
dengan
memberikan kuesioner
kepada
responden
individu mengenai atribut produk, kepuasan dan variety seeking terhadap
brand switching untuk mendapatkan data. Dan studi kepustakaan, mempelajari
teori maupun data praktis dari perpustakaan sehubungan dengan judul atau
pokok-pokok bahasan yang akan diteliti.
E. HASIL PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil
pengujian
hipotesis
diketahui
bahwa
terdapat
pengaruh kepuasan (X2) yang signifikan terhadap brand switching (Y) konsumen
Rinso
ke
merek
menunjukkan
lain
di
bahwa koefisien
kota
Padang. Analisis
regresi
variabel
regresi
berganda
kepuasan terhadap brand
switching sebesar 0,393 dengan signifikansi 0,001.
Artinya kepuasan
berpengaruh positif terhadap brand switching konsumen Rinso ke merek lain
di
kota
Padangdan variabel
kepuasan merupakan
koefisien
tertinggi
dibanding dengan koefisien variabel lain yaitu atribut produk dan variety
seeking.
Hal ini sejalan dengan pendapat Junaidi dan Dharmmesta dalam
Purwanto Waluyo dan Agus Pamungkas (2003) Pengambilan keputusan
perpindahan
ketidakpuasan
merek
yang
yang
dilakukan
diterima
konsumen
konsumen
setelah
terjadi
karena
melakukan
adanya
pembelian.
Ketidakpuasan muncul karena pengharapan konsumen tidak sama atau lebih
tinggi dari kinerja yang diterimanya dari pemasar. Berdasarkan teori dan hasil
penelitian dapat di simpulkan bahwa kepuasan konsumen Rinso di kota
Padang mempengaruhi brand switching konsumen ke merek lain.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa terdapat pengaruh
atribut produk (X1) yang signifikan terhadap brand switching (Y) konsumen
Rinso ke merek lain di kota Padang.
Analisis regresi berganda menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel
atribut produk terhadap brand switching sebesar 0,242 dengan signifikansi 0,000.
8
Hal ini memperlihatkan bahwa atribut produk yang diberikan oleh deterjen
Rinso itu dapat diterima dengan baik. Akan tetapi koefisien atribut produk lebih
kecil di banding dengan koefisien kepuasan yaitu sebesar 0,242. Jika
dibandingkan dengan kepuasan, atribut produk lebih kecil pengaruhnya terhadap
brand switching konsumen Rinso ke merek lain di kota Padang.
Menurut David A Aaker
dalam
Ribhan (2006:102)
menjelaskan
terdapat suatu resiko dimana pelanggan yang loyal akan bisa dipengaruhi
pesaing jika
penampilan
produk
atau layanannya tidak diperbaiki, karena
mungkin saja konsumen memindahkan pembeliannya ke merek lain yang
menawarkan berbagai manfaat yang cukup besar sebagai kompensasinya.
Loyalitas merek
merupakan
inti
dari brand
equity yang menjadi gagasan
sentral dalam pemasaran, karena hal ini merupakan suatu ukuran keterkaitan
seorang pelanggan pada sebuah produk.Berdasarkan teori di atas dan hasil
penelitian, dapat disimpulkan bahwa atribut produk yang dilaksanakan oleh
deterjen Rinso ini dapat mempengaruhi brand switching konsumen.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa tidak terdapat
pengaruh variety
seeking(X3) yang signifikan terhadap brand switching (Y)
konsumen Rinso ke merek lain di kota Padang. Analisis regresi berganda
menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel variety seeking terhadap brand
switching sebesar 0,142 dengan signifikansi 0,208. Hal
ini
memperlihatkan
bahwa variety seeking konsumen Rinso tidak dapat diterima dengan baik. Akan
tetapi koefisien variety seeking lebih kecil di banding dengan koefisien kepuasan
dan atribut produk yaitu sebesar 0,142. Jika dibandingkan dengan kepuasan
dan atribut produk, variety seeking lebih kecil pengaruhnya terhadap brand
switching konsumen Rinso ke merek lain di kota Padang.
Perilaku variety seeking ini cenderung akan terjadi pada pembelian
sebuah produk yang menimbulkan risiko minimal yang akan ditanggung
konsumen dan pada waktu konsumen kurang memiliki komitmen terhadap
merek tertentu (Assael, 1998) perilaku variety seeking ini akan menimbulkan
perilaku brand switching konsumen.Tujuan konsumen mencari keberagaman
produk adalah untuk mencapai suatu sikap terhadap sebuah merek yang
menyenangkan (Sulistiyani, 2006). Tujuan lain perilaku variety seeking dapat
berupa hanya sekedar mencoba sesuatu yang baru atau mencari suatu
kebaruan dari sebuah produk (Keaveney, 1995).
Beberapa tipe konsumen
9
yang mencari variasi mempunyai ciri-ciri perilaku beli eksploratori, eksplorasi
yang dilakukan oleh orang lain, dan keinovativan penggunaan (Dharmmesta,
2002).
Berdasarkan teori di atas dan hasil penelitian, dapat disimpulkan
bahwa variety seeking yang dilakukan konsumen deterjen Rinso ini dapat
mempengaruhi brand switching konsumen.
F. PEMBAHASAN
JUDUL
Judul yang dipilih oleh penulis sangat bagus, karena didasarkan pada
kenyataan dan fenomena yang terjadi di masyarakat menunjukkan hal ini sering
terjadi. Masalah dalam penelitian ini adalah mengenai maraknya produsen yang
menawarkan produk yang serupa sehingga bagaimana upaya produsen Rinso
dapat menjaga daya saing di pangsa pasar konsumen deterjen. Pemilihan judul
dalam penelitian ini sangat tepat, karena judul penelitian ini memang perlu untuk
diteliti.
ABSTRAK
Pada bagian abstrak sudah dijelaskan dengan cukup baik yang memuat
penjelasan singkat mengenai latar belakang dan tujuan penelitian, bagaimana
metode penelitian yang dilakukan hingga kesimpulan singkat mengenai isi jurnal
ini. Abstraksi juga dijelaskan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris agar
pembaca lebih mudah memahami.
PENDAHULUAN
Peneliti menjelaskan dengan baik mengapa penelitian dilakukan dengan
mengambil judul “PENGARUH ATRIBUT PRODUK, KEPUASAN, DAN VARIETY
SEEKING TERHADAP BRAND SWITCHING KONSUMEN RINSO KE MEREK
LAIN DI KOTA PADANG”.
Namun, kekurangan yang belum dicantumkan disini adalah peneliti tidak
mengemukakan alasan mengapa memilih Kota Padang sebagai tempat
penelitian.
10
METODE PENELITIAN
Sebelum menghubungkan kaitan antar variabel dari hubungan data yang
diperoleh, peneliti terlebih dahulu mengidentifikasi data-data yang dapat menjadi
bahan pertimbangan serta sumber informasi dalam analisa.Selain itu, peneliti
juga menggunakan adanya kuisioner dan dokumen yang bisa dijadikan bahan
acuan dalam memperoleh data penelitian yang akurat.
Kekurangan dari penelitian ini adalah pemaparan yang bersifat deskriptif
sehingga hanya melaporkan fenomena atau peristiwa yang terjadi. Peneliti juga
tidak mengemukakan alasan yang jelas mengapa memilih penelitian di Kota
Padang dan mengambil sampel dari masyarakat Kota Padang.
HASIL PENELITIAN
Peneliti memikirkan responden yang sangat tepat yaitu ibu-ibu rumah
tangga yang memang setiap hari menggunakan produk ini, sehingga hasil yang
didapat bisa dengan mudah diterima dan didapat hasil bahwa memang dengan
adanya banyak sekali produsen dengan produk yang sama memaksa Rinso
untuk selalu meningkatkan daya saing dengan perusahaan-perusahaan deterjen
yang ada saat ini untuk menjaga pangsa pasar mereka sendiri.
Dalam penelitian ini, walaupun peneliti sudah menentukan responden
yang sangat tepat, menurut saya sample 100 kurang menggambarkan seluruh
konsumen deterjen Rinso di Kota Padang.
KESIMPULAN
Topik penelitian yang diambil dari penelitian ini sudah menjawab
fenomena yang sering kita temui dan terjadi di dalam masyarakat sekitar, peneliti
juga menggunakan metode yang sangat baik untuk memperoleh jawaban dari
masalah yang ada, dan menggunakan responden yang tepat sehingga kuisioner
yang telah disebar dapat tepat sasaran. Sehingga menurut saya, topik penelitian
dan hasil penelitian yang ada dalam jurnal ini telah layak dipublikasikan untuk
menjawab masalah yang ada dan berguna untuk pengembangan ilmu
pengetahuan.
G. KESIMPULAN DAN SARAN
Kepuasan dan atribut produk memberikan pengaruh yang signifikan
positif terhadap brand switching konsumen Rinso ke merek lain di kota
Padang. Sedangkan variety seeking tidak berpengaruh
signifikan
terhadap
brand switching konsumen Rinso ke merek lain di kota Padang.
11
Berdasarkan
kesimpulan
yang
diperoleh
di
atas, untuk dapat
mencegah terjadinya brand switching, maka disarankan perusahaan hendaknya
lebih memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi kepuasan konsumen agar
konsumen
dapat
lebih loyal pada produk dan tidak beralih ke merek lain.
Berdasarkan hasil penelitian kepada ibu rumah tangga di kota Padang
terhadap
aspek
atribut
atribut
produk Rinso, perusahaan hendaknya juga memperhatikan
produk
untuk
menjaga
daya
saing agar
pangsa
pasar
konsumen deterjen Rinso bertambah karena tertarik terhadap atribut produk
yang ditawarkan.
12