MAKALAH PEMBERDAYAN DAN MASYARAKAT PEMBERANT
MAKALAH PEMBERDAYAN MASYARAKAT
PEMBERANTASAN KEMISKINAN
Oleh Kelompok 10
Sulistiana
(201210210311068)
Moh. yanuarsyah
(201210210311070)
Syarifuddin (2012102103110)
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikanmakalah dengan judulHistory pengusaha sukses.
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah
KEWIRAUSAHAAN II.Tersusunnya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, Ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada :
1. Allah SWT.
2. Livia Windiana, SP, MAgr selaku dosen pemberdayaan masyarakat.
3. Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan moral ataupun materil.
4.Teman-teman yang telah memberi dukungan sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
demi kesempurnaan makalah ini,penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.
Penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca, baik untuk masa
sekarang dan masa yang akan datang.
Malang, 10 Oktober 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTARISI...................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1
Latar belakang.............................................................................1
1.2
Perumusan masalah. ...................................................................2
1.3
Tujuan........................................................................................2
BAB II...............................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................3
2.1
Definisi mengenai kemiskinan…...........…................................3
2.2
Macam dan kriteria miskin …………...…...….........................4
2.3
Kebijakan untuk mengatasi kemiskin……………...….............5
BAB III...........................................................................................................6
PENUTUP.......................................................................................................6
Kesimpulan........................................................................................................6
Saran………………………………………………………………………..…..6
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemiskinan sesungguhnya telah menjadi masalah dunia sejak berabad-abad lalu. Namun,
realitasnya, hingga kini kemiskinan masih menjadi bagian dari persoalan terberat dan paling
krusial di dunia ini. Teknologi boleh semakin maju, negara-negara merdeka semakin banyak,
dan negara-negara kaya boleh saja kian bertambah (pun semakin kaya!). Tetapi, jumlah
orang miskin di dunia tak kunjung berkurang. Kemiskinan bahkan telah bertransformasi
menjadi wajah teror yang menghantui dunia. Bagaimana gambaran kemiskinan yang
melingkupi kita saat ini? Data World Bank 2006 menunjukkan, setidaknya terdapat 1,1
milyar penduduk miskin di dunia. Jumlah penduduk miskin di Indonesia (yang dikategorikan
supermiskin[1] oleh World Bank) pada tahun 2007 mencapai 39 juta orang atau 17,75 persen
dari total populasi. Untuk wilayah Jawa Barat, yang punya cita-cita meningkatkan poin IPM
menjadi 80 pada 2008, jumlah penduduk miskin mencapai 5,46 juta orang, atau sekitar 13,55
persen dari total penduduk miskin di Indonesia[2]. Memprihatinkan, karena data ini
memperlihatkan adanya peningkatan penduduk miskin di Jawa Barat sebanyak 317.000
orang![3] Ini berarti, program-program pengentasan kemiskinan yang digagas pemerintah
pusat maupun daerah telah gagal mengentaskan penduduk Jawa Barat dari cengkeraman
kemiskinan.
Seiring berkembangnya pemikiran bahwa kemiskinan adalah masalah struktural, maka
upaya untuk mengatasi kemiskinan pun kini dikaitkan dengan perbaikan sistem dan struktur,
tidak semata-mata bertumpu pada aksi sesaat berupa crash program. Sebuah upaya yang kini
populer adalah mengembangkan konsep social enterpreneurship (selanjutnya disingkat SE—
pen.), atau kewirausahaan sosial, yang bermaksud menggandengkan kekuatan kapitalisme
dengan komitmen sosial bagi komunitas di sekitarnya.
Makalah ini tidak bermaksud membahas metode dan operasionalisasi Grameen Bank. Sesuai
dengan tema karya tulis yang difokuskan pada upaya perguruan tinggi dalam mengentaskan
kemiskinan, makalah ini menggagas alternatif-alternatif yang bisa dilakukan oleh kalangan
perguruan tinggi untuk berperan-aktif mengatasi persoalan kemiskinan, disemangati oleh
spirit SE.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kemiskinan?
2. Apa saja macam dan kriteria kemiskinan?
3. Kebijakan apa saja yang dilakukan untuk melakukan pemberantasan kemisikinan?
1.3 Tujuan:
1. Untuk mengetahui apa definisi dari kemiskinan.
2. Untuk mengetahui macam dan kriteria kemiskinan.
3. Untuk mengetahui kebijakan apa saja yang dilakukan untuk mengatasi
pemberantasan kemiskinan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses
terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang
memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya
dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang
telah mapan.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari,
sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai
situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan
informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai"
di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
2.2 Macam-macam kemiskinan dan kriterianya
2.2.1 Macam-macam kemiskinan
kemiskinan adalah suatu kondisi dimana semuanya serba kekurangan, misalnya saja miskin
jasmani, berarti kekurangan makanan, minuman dan tempat berlindung. Hal-hal ini berkaitan
erat dengan kualitas hidup seseorang.
Tahun 2009, pemerintah memperkirakan angka kemiskinan nasional sekitar 12 sampai 13,5%
dan pemerintah masih terus berjuang untuk menanggulangi kemiskinan tersebut.
Macam-macam kemiskinan:
1.
Kemiskinan Mutlak
Kemiskinan yang disebabkan karena tingkat pendapatan yang tidak dapat mencukupi
kebutuhan hidup.
2.
Kemiskinan Relatif
Kemiskinan yang lebih banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan sekitarnya
3.
Kemiskinan Struktural
Kemiskinan yang disebabkan karena ketimpangan dalam struktur ekonomi suatu negara atau
struktur pendistribusian fasilitas yang membuat suatu daerah penduduknya menjadi miskin.
4.
Kemiskinan Sosial Budaya
Kemiskinan yang dikaitkan dengan nilai-nilai sosial budaya masyarakat, atau lebih
singkatnya kondisi sosial budaya yang memaksa masyarakat di daerah itu menjadi miskin.
2.2.2
Kriteria kemiskinan menurut statistic BPS adalah :
1. Tidak miskin, mereka yang pengeluaran per orang per bulan lebih dari Rp 350.610.
2. Hampir Tidak Miskin, dengan pengeluaran per bulan per kepala antara Rp 280.488.s/d. –
Rp 350.610.- atau sekitar antara Rp 9.350 s/d. Rp11.687.- per orang per hari. Jumlanya
mencapai 27,12 juta jiwa.
3. Hampir Miskin, dengan pengeluaran per bulan per kepala antara Rp 233.740.- s/d Rp
280.488.- atau sekitar antara Rp 7.780.- s/d Rp 9.350.- per orang per hari. Jumlahnya
mencapai 30,02 juta.
4. Miskin, dengan pengeluaran per orang perbulan per kepala Rp 233.740.-kebawah atau
sekitar Rp 7.780.- kebawah per orang per hari. Jumlahnya mencapai 31 juta.
5. Sangat Miskin (kronis), tidak ada kriteria berapa pengeluaran per orang per hari. Tidak
diketahui dengan pasti berapa jumlas pastinya. Namun, diperkirakan mencapai sekitar 15
juta.
Berdasarkan kriteria kemiskinan yang dilansir oleh BPS tersebut menunjukan jumlah
keluarga miskin di Indonesia cukup besar. Total jumlah penduduk Indonesia kalau dihitung
dengan kriteria pengeluaran per orang hari Rp 11.687.- kebawah , mencapai sekitar 103,14
juta jiwa. Angka kemiskinan tersebut tentu sangat besar untuk ukuran Negara kaya sumber
daya alam seperti Indonesia. Namun, hal tersebut tak membantu masyarakat mengatasi
kekurangannya.
2.3 Kebijaksanaan Dasar Pengentasan Kemiskinan
Kebijaksaaan penanggulangan kemiskianan dapat di kategorikan menjadi dua yaitu
kebijaksanaan:
1. Kebijaksanaan tidak lansung
Kebijaksanaan tidak lansung diarahkan pada penciptaan kondisi yang menjamin kelangsungan
setiap upaya penanggulangan kemiskinan. Kondisi yang dimaksudkan anatara lain adalah
suasana social politik yang tentera,ekonomi yang stabil dan budaya yang berkembang. Upaya
penggolongan ekonomi makro yang yang berhati-hati melalui kebijaksanaan keuangan dan
perpajakan merupakan bagian dari upaya menaggulangi kemiskinan. Pengendalain tingkat
inflasi diarahkan pada penciptaan situsasi yang kondusif bagi upaya penyediaan kebutuhan
daasar seperti sandang,pangan,papan,pendidikan,dan kesehatan dengan harga yang terjangkau
oleh penduduk miskin.
2. Kebijaksanaan langsung
Kebijaksaan langsung diarahkan kepada peningkatan peran serta dan peroduktifitas sumber
daya manusi,khususnya golongan masyarakat berpendapatan rendah,melalui penyediaan
kebutuhan dasar seperti sandang pangan papan kesehatan dan pendidikan,serta pengembangan
kegiatan-kegiatan social ekonomi yang bekelanjutan untuk mendorong kemandirian golangan
masyarakat yang berpendapatan rendah. Pemenuhan kebutuhan dasar akan memberiakn
peluang bagi penduduk miskin untuk melakukan kegiatan social – ekonomi yang dapat
memberikan pendapatan yang memadai. Dalam hubungan ini,, pengembangan kegiatan social
ekonomi rkyat diprioritaskan pada pengembangan kegiatan social ekonomi penduduk miskin
di desa-desa miskin berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan
permodalan yang didukung sepenuhnya dengan kegiatan pelatih yang terintegrasi sejak
kegiatan penghimpunan modal,penguasaan teknik produksi,pemasaran hasil dan pengelolaan
surplus usaha.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, dapat
disimpulkan sebagai berikut%$asalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap
pemaknaan kita terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam
kehidupan. Dalam artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini
bukan hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa
penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat.
Ketika terjalin kerja sama yang romantis baik dari pemerintah, nonpemerintah dan semua lini
masyarakat. Dengan digalakkannya hal ini, tidak perlu sampai 1292 kemiskinan akan
mencapai hasil yang seminimal mungkin.B.
Saran
Dalam menghadapi kemiskinan di ;aman global diperlukan usaha-usaha yang lebih
kreatif, inofatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat 'ndonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di
dalam menghadapi ;aman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas
dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah standar
global.
Daftar Pustaka
file:///C:/Users/user/Downloads/makalah%20ttg%20cara%20mengatasi%20kemiskinan
%20%20%20Iluvmyclass's%20Weblog.htm/ diakses pada Rabu 8 Oktober 2014 pukul 15.30
WIB
http://aanindriantogunadarma.blogspot.com/2012/05/kemiskinan-dan-solusinya.html/
diakses pada Rabu 8 Oktober 2014 pukul 15.30 WIB
http://majalahkujurnalku.blogspot.com/2013/04/macam-macam-kemiskinan.html/ diakses
pada Sabtu 9 Oktober 2014 pukul 13.00 WIB
http://karawangid.com/nasional/pengertian-kemiskinan-menurut-pemerintahan-indonesia/
diakses pada sabtu 9 Oktober 2014 pukul 13.00 WIB
PEMBERANTASAN KEMISKINAN
Oleh Kelompok 10
Sulistiana
(201210210311068)
Moh. yanuarsyah
(201210210311070)
Syarifuddin (2012102103110)
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikanmakalah dengan judulHistory pengusaha sukses.
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah
KEWIRAUSAHAAN II.Tersusunnya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, Ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada :
1. Allah SWT.
2. Livia Windiana, SP, MAgr selaku dosen pemberdayaan masyarakat.
3. Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan moral ataupun materil.
4.Teman-teman yang telah memberi dukungan sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
demi kesempurnaan makalah ini,penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.
Penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca, baik untuk masa
sekarang dan masa yang akan datang.
Malang, 10 Oktober 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTARISI...................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1
Latar belakang.............................................................................1
1.2
Perumusan masalah. ...................................................................2
1.3
Tujuan........................................................................................2
BAB II...............................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................3
2.1
Definisi mengenai kemiskinan…...........…................................3
2.2
Macam dan kriteria miskin …………...…...….........................4
2.3
Kebijakan untuk mengatasi kemiskin……………...….............5
BAB III...........................................................................................................6
PENUTUP.......................................................................................................6
Kesimpulan........................................................................................................6
Saran………………………………………………………………………..…..6
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemiskinan sesungguhnya telah menjadi masalah dunia sejak berabad-abad lalu. Namun,
realitasnya, hingga kini kemiskinan masih menjadi bagian dari persoalan terberat dan paling
krusial di dunia ini. Teknologi boleh semakin maju, negara-negara merdeka semakin banyak,
dan negara-negara kaya boleh saja kian bertambah (pun semakin kaya!). Tetapi, jumlah
orang miskin di dunia tak kunjung berkurang. Kemiskinan bahkan telah bertransformasi
menjadi wajah teror yang menghantui dunia. Bagaimana gambaran kemiskinan yang
melingkupi kita saat ini? Data World Bank 2006 menunjukkan, setidaknya terdapat 1,1
milyar penduduk miskin di dunia. Jumlah penduduk miskin di Indonesia (yang dikategorikan
supermiskin[1] oleh World Bank) pada tahun 2007 mencapai 39 juta orang atau 17,75 persen
dari total populasi. Untuk wilayah Jawa Barat, yang punya cita-cita meningkatkan poin IPM
menjadi 80 pada 2008, jumlah penduduk miskin mencapai 5,46 juta orang, atau sekitar 13,55
persen dari total penduduk miskin di Indonesia[2]. Memprihatinkan, karena data ini
memperlihatkan adanya peningkatan penduduk miskin di Jawa Barat sebanyak 317.000
orang![3] Ini berarti, program-program pengentasan kemiskinan yang digagas pemerintah
pusat maupun daerah telah gagal mengentaskan penduduk Jawa Barat dari cengkeraman
kemiskinan.
Seiring berkembangnya pemikiran bahwa kemiskinan adalah masalah struktural, maka
upaya untuk mengatasi kemiskinan pun kini dikaitkan dengan perbaikan sistem dan struktur,
tidak semata-mata bertumpu pada aksi sesaat berupa crash program. Sebuah upaya yang kini
populer adalah mengembangkan konsep social enterpreneurship (selanjutnya disingkat SE—
pen.), atau kewirausahaan sosial, yang bermaksud menggandengkan kekuatan kapitalisme
dengan komitmen sosial bagi komunitas di sekitarnya.
Makalah ini tidak bermaksud membahas metode dan operasionalisasi Grameen Bank. Sesuai
dengan tema karya tulis yang difokuskan pada upaya perguruan tinggi dalam mengentaskan
kemiskinan, makalah ini menggagas alternatif-alternatif yang bisa dilakukan oleh kalangan
perguruan tinggi untuk berperan-aktif mengatasi persoalan kemiskinan, disemangati oleh
spirit SE.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kemiskinan?
2. Apa saja macam dan kriteria kemiskinan?
3. Kebijakan apa saja yang dilakukan untuk melakukan pemberantasan kemisikinan?
1.3 Tujuan:
1. Untuk mengetahui apa definisi dari kemiskinan.
2. Untuk mengetahui macam dan kriteria kemiskinan.
3. Untuk mengetahui kebijakan apa saja yang dilakukan untuk mengatasi
pemberantasan kemiskinan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses
terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang
memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya
dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang
telah mapan.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari,
sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai
situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan
informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai"
di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
2.2 Macam-macam kemiskinan dan kriterianya
2.2.1 Macam-macam kemiskinan
kemiskinan adalah suatu kondisi dimana semuanya serba kekurangan, misalnya saja miskin
jasmani, berarti kekurangan makanan, minuman dan tempat berlindung. Hal-hal ini berkaitan
erat dengan kualitas hidup seseorang.
Tahun 2009, pemerintah memperkirakan angka kemiskinan nasional sekitar 12 sampai 13,5%
dan pemerintah masih terus berjuang untuk menanggulangi kemiskinan tersebut.
Macam-macam kemiskinan:
1.
Kemiskinan Mutlak
Kemiskinan yang disebabkan karena tingkat pendapatan yang tidak dapat mencukupi
kebutuhan hidup.
2.
Kemiskinan Relatif
Kemiskinan yang lebih banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan sekitarnya
3.
Kemiskinan Struktural
Kemiskinan yang disebabkan karena ketimpangan dalam struktur ekonomi suatu negara atau
struktur pendistribusian fasilitas yang membuat suatu daerah penduduknya menjadi miskin.
4.
Kemiskinan Sosial Budaya
Kemiskinan yang dikaitkan dengan nilai-nilai sosial budaya masyarakat, atau lebih
singkatnya kondisi sosial budaya yang memaksa masyarakat di daerah itu menjadi miskin.
2.2.2
Kriteria kemiskinan menurut statistic BPS adalah :
1. Tidak miskin, mereka yang pengeluaran per orang per bulan lebih dari Rp 350.610.
2. Hampir Tidak Miskin, dengan pengeluaran per bulan per kepala antara Rp 280.488.s/d. –
Rp 350.610.- atau sekitar antara Rp 9.350 s/d. Rp11.687.- per orang per hari. Jumlanya
mencapai 27,12 juta jiwa.
3. Hampir Miskin, dengan pengeluaran per bulan per kepala antara Rp 233.740.- s/d Rp
280.488.- atau sekitar antara Rp 7.780.- s/d Rp 9.350.- per orang per hari. Jumlahnya
mencapai 30,02 juta.
4. Miskin, dengan pengeluaran per orang perbulan per kepala Rp 233.740.-kebawah atau
sekitar Rp 7.780.- kebawah per orang per hari. Jumlahnya mencapai 31 juta.
5. Sangat Miskin (kronis), tidak ada kriteria berapa pengeluaran per orang per hari. Tidak
diketahui dengan pasti berapa jumlas pastinya. Namun, diperkirakan mencapai sekitar 15
juta.
Berdasarkan kriteria kemiskinan yang dilansir oleh BPS tersebut menunjukan jumlah
keluarga miskin di Indonesia cukup besar. Total jumlah penduduk Indonesia kalau dihitung
dengan kriteria pengeluaran per orang hari Rp 11.687.- kebawah , mencapai sekitar 103,14
juta jiwa. Angka kemiskinan tersebut tentu sangat besar untuk ukuran Negara kaya sumber
daya alam seperti Indonesia. Namun, hal tersebut tak membantu masyarakat mengatasi
kekurangannya.
2.3 Kebijaksanaan Dasar Pengentasan Kemiskinan
Kebijaksaaan penanggulangan kemiskianan dapat di kategorikan menjadi dua yaitu
kebijaksanaan:
1. Kebijaksanaan tidak lansung
Kebijaksanaan tidak lansung diarahkan pada penciptaan kondisi yang menjamin kelangsungan
setiap upaya penanggulangan kemiskinan. Kondisi yang dimaksudkan anatara lain adalah
suasana social politik yang tentera,ekonomi yang stabil dan budaya yang berkembang. Upaya
penggolongan ekonomi makro yang yang berhati-hati melalui kebijaksanaan keuangan dan
perpajakan merupakan bagian dari upaya menaggulangi kemiskinan. Pengendalain tingkat
inflasi diarahkan pada penciptaan situsasi yang kondusif bagi upaya penyediaan kebutuhan
daasar seperti sandang,pangan,papan,pendidikan,dan kesehatan dengan harga yang terjangkau
oleh penduduk miskin.
2. Kebijaksanaan langsung
Kebijaksaan langsung diarahkan kepada peningkatan peran serta dan peroduktifitas sumber
daya manusi,khususnya golongan masyarakat berpendapatan rendah,melalui penyediaan
kebutuhan dasar seperti sandang pangan papan kesehatan dan pendidikan,serta pengembangan
kegiatan-kegiatan social ekonomi yang bekelanjutan untuk mendorong kemandirian golangan
masyarakat yang berpendapatan rendah. Pemenuhan kebutuhan dasar akan memberiakn
peluang bagi penduduk miskin untuk melakukan kegiatan social – ekonomi yang dapat
memberikan pendapatan yang memadai. Dalam hubungan ini,, pengembangan kegiatan social
ekonomi rkyat diprioritaskan pada pengembangan kegiatan social ekonomi penduduk miskin
di desa-desa miskin berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan
permodalan yang didukung sepenuhnya dengan kegiatan pelatih yang terintegrasi sejak
kegiatan penghimpunan modal,penguasaan teknik produksi,pemasaran hasil dan pengelolaan
surplus usaha.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, dapat
disimpulkan sebagai berikut%$asalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap
pemaknaan kita terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam
kehidupan. Dalam artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini
bukan hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa
penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat.
Ketika terjalin kerja sama yang romantis baik dari pemerintah, nonpemerintah dan semua lini
masyarakat. Dengan digalakkannya hal ini, tidak perlu sampai 1292 kemiskinan akan
mencapai hasil yang seminimal mungkin.B.
Saran
Dalam menghadapi kemiskinan di ;aman global diperlukan usaha-usaha yang lebih
kreatif, inofatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat 'ndonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di
dalam menghadapi ;aman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas
dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah standar
global.
Daftar Pustaka
file:///C:/Users/user/Downloads/makalah%20ttg%20cara%20mengatasi%20kemiskinan
%20%20%20Iluvmyclass's%20Weblog.htm/ diakses pada Rabu 8 Oktober 2014 pukul 15.30
WIB
http://aanindriantogunadarma.blogspot.com/2012/05/kemiskinan-dan-solusinya.html/
diakses pada Rabu 8 Oktober 2014 pukul 15.30 WIB
http://majalahkujurnalku.blogspot.com/2013/04/macam-macam-kemiskinan.html/ diakses
pada Sabtu 9 Oktober 2014 pukul 13.00 WIB
http://karawangid.com/nasional/pengertian-kemiskinan-menurut-pemerintahan-indonesia/
diakses pada sabtu 9 Oktober 2014 pukul 13.00 WIB