LAPORAN TEKNIK DAN AKUISISI DATA

LAPORAN
TEKNIK AKUISISI DATA

Disusun Oleh:
Dwita Mido Gumelar

2213100006

Dosen Pengampu:
Ir. Taspiran, MT

BIDANG STUDI ELEKTRONIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016

1. Sensor suhu
Sensor suhu adalah sensor yang digunkan untuk mengubah
besaran panas menjadi besaran listrik yang kemudian dapat
dianalisis besarannya.

Thermocouple
Sensor thermocouple adalah sensor suhu yang prinsip
kerjanya merubah perbedaan suhu dalam benda menjadi
perubahan tegangan listrik. Prinsip kerja dari thermocouple
adalah karena terdapat gabungan dua macam bahan konduktor
sekaligus yang menghasilkan perbedaan tegangan. Dengan
berbedanya dua bahan konduktor ini maka, panas yang berasal
dari luar akan mengenai gabungan dari dua jenis bahan
konduktor tersebut,dua bahan terserbut mempunyai susuna
electron yang berbeda, karena susuan electron yang berbeda
maka akan terjadi beda potensial. Beda potensial tersebut lah
yang akan di baca untuk diconvert menjadi digital. Untuk
termochouple beda potensial yang dihasilkan antara 1 – 70
microvolt untuk satu derajat celciusnya. Thermocouple memiliki
akurasi yang kurang bagus, ini diakibatkan karena range dari
pengukuran suhunya yang angat besar. Thermocouple memeliki
beberapa jenias yang dibedakan bedasarkan bahannya, antara
lain:
1. Tipe K (Chromel (Ni-Cr alloy) / Alumel (Ni-Al alloy))
Termokopel untuk tujuan umum. Lebih murah. Tersedia

untuk rentang suhu −200 °C hingga +1200 °C.
2. Tipe E (Chromel / Constantan (Cu-Ni alloy))
Tipe E memiliki output yang besar (68 µV/°C) membuatnya
cocok digunakan pada temperatur rendah. Properti lainnya
tipe E adalah tipe non magnetik.
3. Tipe J (Iron / Constantan)
Rentangnya terbatas (−40 hingga +750 °C) membuatnya
kurang populer dibanding tipe K. Tipe J memiliki sensitivitas
sekitar ~52 µV/°C
4. Tipe N (Nicrosil (Ni-Cr-Si alloy) / Nisil (Ni-Si alloy))
Stabil dan tahanan yang tinggi terhadap oksidasi membuat
tipe N cocok untuk pengukuran suhu yang tinggi tanpa
platinum. Dapat mengukur suhu di atas 1200 °C.
Sensitiftasnya sekitar 39 µV/°C pada 900 °C, sedikit di
bawah tipe K. Tipe N merupakan perbaikan tipe K.
Termokopel tipe B, R, dan S adalah termokopel logam mulia
yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Mereka
adalah termokopel yang paling stabil, tetapi karena
sensitiftasnya rendah (sekitar 10 µV/°C) mereka biasanya


hanya digunakan untuk mengukur temperatur tinggi
(>300 °C).
5. Type B (Platinum-Rhodium/Pt-Rh)
Cocok mengukur suhu di atas 1800 °C. Tipe B memberi
output yang sama pada suhu 0 °C hingga 42 °C sehingga
tidak dapat dipakai di bawah suhu 50 °C.
6. Type R (Platinum /Platinum with 7% Rhodium)
Cocok mengukur suhu di atas 1600 °C. sensitivitas rendah
(10 µV/°C) dan biaya tinggi membuat mereka tidak cocok
dipakai untuk tujuan umum.
7. Type S (Platinum /Platinum with 10% Rhodium)
Cocok mengukur suhu di atas 1600 °C. sensitivitas rendah
(10 µV/°C) dan biaya tinggi membuat mereka tidak cocok
dipakai untuk tujuan umum. Karena stabilitasnya yang tinggi
Tipe S digunakan untuk standar pengukuran titik leleh emas
(1064.43 °C).
8. Type T (Copper / Constantan)
Cocok untuk pengukuran antara −200 to 350 °C. Konduktor
positif terbuat dari tembaga, dan yang negatif terbuat dari
constantan. Sering dipakai sebagai alat pengukur alternatif

sejak penelitian kawat tembaga. Type T memiliki sensitiftas
~43 µV/°C.

Gambar Kurva Perbandingan Tipe- tipe Thermocouple
Resistance Thermal Detector (RTD)
Resistance Thermal Detector (RTD) adalah sebuah alat
yang digunakan untuk menentukan nilai atau besaran suatu
temperatur dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat
platina, tembaga, atau nikel murni, yang memberikan nilai
tahanan yang terbatas untuk masing-masing temperatur di
dalam kisaran suhunya. Semakin panas benda tersebut, semakin
besar atau semakin tinggi nilai tahanan listriknya, begitu juga
sebaliknya. PT100 merupakan tipe RTD yang paling populer

yang digunakan di industri. Nama PT100 adalah nama dari
bahan (PT) dan 100 merupakan besar tahanan.
Resistance Thermal Detector merupakan sensor pasif,
karena sensor ini membutuhkan energi dari luar. Elemen yang
umum digunakan pada tahanan resistansi adalah kawat nikel,
tembaga, dan platina murni yang dipasang dalam sebuah

tabung guna untuk memproteksi terhadap kerusakan mekanis.
Resistance Temperature Detector (PT100) digunakan pada
kisaran suhu -200o C sampai dengan 650o C.
Dalam proses penurunan suhu minyak ini digunakan air
sebagai pendingin. Air pendingin ini berasal dari cooling
tower (dengan suhu 28-30 o C) dan dari mesin water chiller
(dengan suhu 7-10 o C). RTD (PT100) dipasang pada tangki
rystalizer (untuk mengawasi penurunan suhu dari minyak) dan
dipasang pada saluran pipa masukan air pendingin ke dalam
tangki crystalizer (untuk mengatur debit air dan perubahan
penggunaan air cooling menjadi air chilling).
Prinsip kerja dari RTD (PT100) yang digunakan untuk
pengukuranminyak ini adalah, ketika RTD pada tangki
crystalizer menerima panas dari minyak, maka panas tersebut
akan dikonversikan oleh RTD ke dalam bentuk besaran listrik
yaitu tahanan. Panas yang dihasilkan berbanding lurus dengan
tahanan dari jenis elemen logam platina yang ada pada sensor
RTD, kemudian bentuk tahanan tersebut diterima oleh tranduser
kemudian tranduser merubahnya menjadi sinyal fsi dan
mengirimnya ke TRC.

Kelebihan dari RTD (PT100) :
1. Ketelitiannya lebih tinggi dari pada termokopel.
2. Tahan terhadap temperatur yang tinggi.
3. Stabil pada temperatur yang tinggi, karena jenis logam
platina lebih stabil dari pada jenis logam yang lainnya.
4. Kemampuannya tidak akan terganggu pada kisaran suhu
yang luas.
Kekurangan dari RTD (PT100) :
1. Lebih mahal dari pada termokopel.
2. Terpengaruh terhadap goncangan dan getaran.
3. Respon waktu awal yang sedikit lama (0,5 s/d 5 detik,
tergantung kondisi penggunaannya).
4. Jangkauan suhunya lebih rendah dari pada thermocouple.
RTD (PT100) mencapai suhu 650o C, sedangkan
thermocouple mencapai suhu 1700o C.
Resistance Thermal Detector (RTD) perubahan tahanannya lebih
linear terhadap temperatur uji tetapi koefsien lebih rendah dari
thermistor dan model matematis linier adalah:
Rt=Ro(1 + α Δt)


Rt = Tanahan konduktor pada temperature awala (0 0)
Ro = Tahanan konduktor pada temperature t0C
α = koefsien temperatur tahanan
∆t =Selisih antara temperature kerja denga temperatur awal

Sensor Suhu LM35
Sensor suhu LM35 adalah salah satu jenis sensor yang
merubah besaran suhu ke besaran listrik dalam bentuk
tegangan. Dapat beroperasi pada tegangan 4 volt sampai 30
volt. Setiap suhu 1 derajat Celcius akan menunjukan tegangan
10 mV. Artinya, jika terbaca tegangan Vout = 500 mV, maka
temperaturnya = 500mV/10mV= 50ºC. LM35 memiliki 3 buah
pin kaki, pin1 untuk INPUT tegangan positif (+), pin2 OUTPUT,
pin3 INPUT tegangan negatif/GND (-).

Gambar LM35
Karakteristik dari LM35 adalah sebagai berikut:
1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara
tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi
langsung dalam celcius.

2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu
25 ºC.
3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai
+150 ºC.
4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu
kurang dari 0,1 ºC pada udara diam.
7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk
beban 1 mA.
8. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
Cara penggunaan sensor suhu LM 35 adalah sebagai berikut:

Gambar rangkain LM 35

2. Sensor Gas

Sensor Gas LPG TGS2610
Sensor gas LPG fgaro TGS2610 merupakan komponen
elektronika yang mampu mendeteksi keberadaan gas LPG

(Propane dan Butane) disekitar peletakan sensor tersebut. Gas
LPG sering digunakan untuk kebutuhan memasak baik dalam
skala rumah tangga maupun industri. Dengan menggunakan
sensor gas fgaro TGS2610 ini kita dapat membuat rangkaian

sederhana yang dapat mendeteksi kebocoran gas LPG dalam
ruang memasak tersebut lebih cepat. Sensor gas fgaro
TGS2610 ini dapat diaplikasikan pada rangkaian detektor
kebocoran gas LPG dan dibuat secara sederhana baik dengan
mikrokontroler ataupun rangkaian analog. Sensor gas LP fgaro
TGS2610 membutuhkan heater dalam beroperasi, heater sensor
gas LPG fgaro TGS2610 ini membutuhkan tegangan sumber +5
volt DC. Begitu juga sensor gas LPG fgaro TGS2610 ini
membutuhkan sumber tegangan DC dalam memberikan output
berupa tegangan output dari hasil pendeteksian gas LPG
disekitar sensor dari perubahan resistansi internal sensor gas
TGS2610 tersebut. Rangkaian dasar sensor gas LPG 2610 adalah
sebagai berikut:

Gambar Rangkaian TGS2610

Sensor Gas Karbon Monoksida TGS2442
Sensor gas TGS 2442 berfungsi sebagai pendeteksi gas
karbon monoksida (CO). sensor ini mempunyai nilai resistansi Rx
yang akan berubah bila terkena karbon monoksida (CO). selain
itu, sensor ini juga mempunyai sebuah pemanas (heater) yang
digunakan
untuk
membersihkan
ruangan
sensor
dari
kontaminasi udara luar. Elemen dari sensor terdiri dari bahan
semikonduktor, metaloksida dan aluminasubtrate yang digabung
bersama pemanas. Dalam pendeteksian gas CO, perubahan
daya konduksi sensor tergantung pada konsentrasi gas yang
dideteksi. Rangkain elektronika sederhana dapat merubah daya
konduksi menjadi sinyal keluaran dengan penyesuaian pada
konsentrasi gas. Berikut ini spesitfkasi dari sensor TGS 2442 :
a.
b.

c.
d.
e.

Target gas
Output
Range
Tegangan pemanas
Resistansi sensor
100 ppm)

: Karbon monoksida
: Resistansi
: 30ppm – 1.000ppm
: 5 ± 0,2 (DC/AC)
: 6.81KW- 68.1 KW (pada

Gambar rangkaian dasar TGS2442

Untuk menetukan nilai konsentrasi gas karbon monoksida
terlebih dahulu harus menetukan nilai Rs. Nilai Rs merupakan
nilai konsenstrasi gas untuk menentukan nilai satuan yang
diukur, dalam hal ini nilai satuan gas dinyatakan dalam ppm.
Satuan ppm merupakan Part per Million yang artnya partikel per
sejuta, dan nilai Rs dapat ditentukan dengan rumus sebagai
berikut:
Rs = ((Vcc xRL) / Vout) - RL
Vcc merupakan tegangan input yang dibutuhkan pada
rangkaian, dalam hal ini Vcc diberikan tegangan 5V. RL
merupakan hambatan pada sensor dan diberikan hambatan
sebesar 20KOhm, sedangkan Vout merupakan nilai output
sensor yang nilainya selalu berubah – ubah.
3. Sensor Tekanan
Adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur suatu tekanan
dengan mengubah tegangan mekanik menjadi tegangan listrik.
Perubahan tekanan pada kantung menyebabkab perubahan posisi
inti kumparan sehingga mengakibatkan perubahan induksi
magnetic pada kumparan. Kumparan yang digunakan adalah
kumparan center tap, dengan demikian apabila inti mengalami
pergesaran maka induktasi pada salah satu kumparan bertambah
sementara induktansi pada kumparan yang lain berkurang.
Kemudia pengubah sinyal berfungsi untuk mengubah induktansi
maknetik yang timbul pada kumparan menjadi tegangan yang
sebanding.
 faktor lingkungan yang mempengaruhi kinerja sensor:
 keadaan cuaca yang tidak menentu
 keadaan suhu pada lingkungan
 tekanan sekitar sensor
 umur dari komponen densor

 Type sensor tekanan:
1. Tekanan Absolut ( Absolute Pressure ). Yaitu harga
tekanan yang sebenarnya dihitung relatif terhadap
tekanan nol mutlak.
2. Tekanan Gauge ( Gauge Pressure ) atau dikenal pula
sebagai tekanan relatif , adalah tekanan yang diukur
relatif terhadap tekanan atmosfer. jadi tekanan relatif
adalah selisih antara tekanan absolut dengan tekanan
atmosfer.
3. Vacum atau tekanan hampa adalah dalam hal tekanan
adalah lebih rendah dari tekanan atmosfer.
4. Tekanan Deferensial (Diferential Pressure ) . adalah suatu
tekanan yang diukur terhadap tekanan yang lain ( beda
tekanan ).

Bourdon Tubes
Jika bourdon tubes diberikan tekanan maka ia akan
cenderung untuk “menegang”. Perubahan yang dihasilkan
sebanding dengan besarnya tekanan yang diberikan.

Gambar Bourdon Tubes
Kelebihan :

Tidak mudah terpengaruh perubahan temperatur

Baik dipakai untuk mengukur tekanan antara 30100.000 Psi
Kekurangan :

Pada tekanan rendah 0-30 psi kurang sensitive
dibanding bellows
Differensial Pressure
Pada umumnya Diferential Pressure Transmitter menggunakan
diapragma sebagai elemen penginderaan. Diapragma adalah
perangkat mekanis yang membaca perubahan tekanan yang
menyentuh pada permukaannya yang ditempatkan diantara
dua port
inlet.
Tekanan
yang
mengenai

permukaan diapragma akan merubah sudut cekungan (defeksi) di
permukaannya dan diubah menjadi sinyal listrik. Yang berfungsi
merubah defleksi menjadi sinyal listrik adalah antara lain:

 Strain Gauge,
 Diferential aapacitance, (kapasitansi diferensial)
 Vibrating Wire (kawat vibrasi)
Sinyal listrik yang dihasilkan dari bagian penginderaan yang
hanya dalam ukuran milivolt harus diperkuat lagi pada range 05V atau 0-10V atau beberapa jenis di konversi ke 4-20mA untuk
pengiriman ke instrument kontrol yang berbeda tempat.
 Kontrol pemantauan pompa-pompa,
 Pemantauan penurunan tekanan pada valve,
 Metering aliran minyak dan Gas di darat , laut maupun
bawah laut,
 Pemantauan instalasi pengolahan limbah,
 Pemantauan sistem sprinkler,
 Pemantauan jarak jauh sistem pemanas untuk uap dan
air. Dll

Gambar Differential Pressure
Sensor tekanan MPX4100 merupakan seri Manifold
Absolute Pressure (MAP) yaitu sensor tekanan yang dapat
membaca tekanan udara dalam suatu manifold. Pada dasarnya
sensor tekanan MPX4100 adalah sebuah sensor tekanan yang
sudah dilengkapi dengan rangkaian pengkondisi sinyal dan
temperatur kalibrator yang membuat sensor ini stabil terhadap
perubahan suhu. Untuk akurasi pengukuran sensor ini
menggunakan teknik micro machine, thin flm metalization dan
proses bipolar semiconductor. Bentuk fsik sensor tekanan
MPX4100 cukup kecil seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambar MPX4100
Bentuk fsik dari sensor tekanan MPX4100 cukup kecil
sehingga dapat digunakan dengan lebih praktis dan efsien
tempat peletakan sensor tekanan MPX4100 tersebut. Dengan
adanya rangkaian pengkondisi sinyal, sensor ini dapat terhubung
langsung pada Analog to Digital Converter. Rangkaian
pengkondisi sinyal menghasilkan tegangan analog dengan Skala
Penuh (Full Scale) hingga 5 Volt. Beberapa karakteristik dari
sensor MPX4100 adalah sebagai berikut:
a. Maksimum error 1,8% pada 0oC sampai 85oC
b. Didesain khusus untuk menerima Manifold Absolute
Pressure Sensing pada sistem control mesin
c. Cocok untuk interface dengan mikrokontrol
d. Kompensasi suhu antara -40oC hingga +125oC
e. Ideal untuk diaplikasikan pada Non-Otomotif
f. Mempunyai kemampuan untuk mendeteksi tekanan
dari 15 hingga 115 kPa
4. Sensor Cahaya
Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor)
Light Dependent Resistor atau disingkat dengan LDR adalah
jenis Resistor yang nilai hambatan atau nilai resistansinya
tergantung pada intensitas cahaya yang diterimanya. Nilai
Hambatan LDR akan menurun pada saat cahaya terang dan nilai
Hambatannya akan menjadi tinggi jika dalam kondisi gelap.
Dengan kata lain, fungsi LDR (Light Dependent Resistor) adalah
untuk menghantarkan arus listrik jika menerima sejumlah
intensitas cahaya (Kondisi Terang) dan menghambat arus listrik
dalam kondisi gelap.
Naik turunnya nilai Hambatan akan sebanding dengan jumlah
cahaya yang diterimanya. Pada umumnya, Nilai Hambatan LDR
akan mencapai 200 Kilo Ohm (kΩ) pada kondisi gelap dan
menurun menjadi 500 Ohm (Ω) pada Kondisi Cahaya Terang.

LDR (Light Dependent Resistor) yang merupakan Komponen
Elektronika peka cahaya ini sering digunakan atau diaplikasikan
dalam sebagai sensor pada lampu jalan, lampu kamar tidur,
rangkaian anti maling, shutter kamera, alarm dan lain
sebagainya.

Gambar LDR
5. Sensor Kecepatan
Sensor

kecepatan

adalah

sensor

yang

digunakan

untuk

mendeteksi kecepatan gerak benda yang kemudian diubah dalam
bentuk sinyal elektrik. Sinyal elektrik inilah yang akan dapat
konversikan sebelum dapat ditampilkan. Ada beberapa jenis sensor
kecepetan yang digunakan di PT. Pertamina RU II Dumai.
Tachometer Bergerigi
Tipe Tachometer yang pertama ini tersusun atas masingmasing satu unit sensor tetap, pemutar gerigi, bahan besi dan
roda. Sensor dibagi lagi menjadi dua jenis, yakni Hall Efect
Sensor dan Variable Reluctance Sensor. Proses kerjanya ialah
rotor berputar, selanjutnya pengukuran terjadi pada rotor
bergigi. Sensor dari bahan magnet melakukan deteksi per gerigi
yang melewati objek tersebut. Gerigi menambah medan magnet
sehingga tegangan terinduksi pada lilitan kawat. Akhirnya
dihasilkan pulsa yang menunjukkan besaran gelombang. Pulsa
tersebut akan dikonversi menjadi sebuah gelombang kotak yang
bersih dengan rangkaian ambang detector. Keunggulan
tachometer gerigi ini ialah Memberikan sebuah pulsa setiap
waktu apabila gigi besi melewatinya dan menghasilkan pulsa
yang berupa sinyal kotak yang jernih.

Gambar Cara Kerja Tachometer
Capacitve Sensor Speed
aapacitive sensor speed adalah sensor yang prisnsip
kerjanya menyerupai kapasitor. Dimana pada sensor ini sumbu
rotor tidak di letakan di pusat, namun
dilteakan sedikit
menyamping. Karena sumbu yang tidak simetris maka akan
mempengaruhi kapasitansi. Pebubahan kapasitansi terjadi
diantara rotor dan stator. Sensor ini dipasang di lingkungan
fluida.

Gambar Cara Kerja Capcitive Sensor Speed
6. Sensor Level
Sensor level adalah sensor yang digunkan untuk mengukur
ketinggian atau volume suatu zat yang terdapat di dalam sebuah
wadah. Ada beberapa metode yang digunakan pada sensor level
untuk dapat mengukur. Menggunakan radar, gelombang ultrasonic
dan analog. Terdapat beberapa jenis sensor level yang digunakan di
PT.Pertamina RU II Dumai.
Ultrasonic Level Sensor

Sensor ultrasonic adalah sensor yang memanfaatkan
pancaran gelombang ultrasonic. Sensor ultrasonic terdiri dari
rangkain pemancar yang disebut transmitter dan rangkaian
penerima gelombang yang disebut receiver. Di dalam dunia
industri sensor ultrasonic dapat digunakan untuk mengukur
ketinggian dalam sebuah tangki. Terdapat dua cara untuk
mengukur level tangki dengan sensor ultrasonic. Cara kerja
pertama dengan cara memasang sensor ultrasonic di atas tangki,
kemudian sensor ultrasonic akan memancarkan gelombang
ultrasonic, ketika gelombang itu terpantul kembali dan diterima
oleh receiver, waktu antara trasnmiter memancarkan gelombang
dan receiver menerima gelombang yang digunakan untuk
mengukur level. Yang kedua dengan cara mengukur dari tinggi isi
tangki dimana pantulan gelombang terjadi.

Gambar Cara Kerja Sensor Ultrasonic
Tank high (H) = Ullage (U) + Fillage (F)
Ullage(U)= H(High) – Fillage(F)
Untuk mengukur level paling mudah menggunakan Ullage,
karena tinggal mencari dari pegurangan antara tinggi tangki dan
fllage, kemudian dibuat dalam bahasa pemerogaman. Kelebihan
dari sensor ultrasonic adalah tidak melakukan kontak langsung,
cocok digunakan untuk mengukur berupa cairan atau gumpalan,
akurasinya 0,25% dengan kompensasi temepratur dan kalibrasi
sendiri. Namun sensor ultrasonic memeliki beberapa kekeuranga,
bahan atau produk yang terdapat dalam tangki harus
memberikan refleksi yang bagus dan tidak menyerap gelombang
dan temeperatur terbatas hanya sampai 170o C.
Radar Level Sensor
Radar level sensor adalah salah satu sensor yang digunakn
di dunia industry untuk mengukur level atau ketinggian tanki.

Cara kerja dari radar level hampir sama dengan sensor ultrasonic,
namun perbedaanya dalam tipe dari gelombang yang digunakan.
Radar level menggunakan gelombang radio dengan frekeunsi
tinggi yang mempunyai range micro – GHz. Radar level sensor
menggunakan dua teknik modulasi, pulsa radar dan FMCM
( Frequency Modulated aontinous Wave) radar. Cara kerja teknik
pulsa radar sama dengan sensor ultrasonic, yaitu dengan
mengirim gelombang micro yang memantul di permukaan bahan
di dalam tangki dan kembali untuk diukur. Time delay antara
tramsimter dan receive akan menghasilkan jarak.
d = (kecepatan x t ) /2
ketika menggunakan teknik FMCM, gelombang mikro di
kirim ke perumakan isi tangki, tapi mengirim sinyal secara terus
menerus dengan frekeunsi yang bervariasi. Ketika sinyal turun
menuju permukaan bahan dan kembali ke antenna, itu akan
digabungkan sinyal yang dikirimakan saat itu. Perbadaan di
frekeusni antara sinyal received dan transmitted berbanding
lurus dengan jarak dan mempunyai presisi yang tinggi. Radar
level memepunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Radar
level digunakan di aplikasi yang susah untuk dikendalikan,
akurasi tinggi, dapt mengukur dengan tangki berbahan plastik.
Namun, sangat sensitif untuk membangun di permukaan sensor
dan sangat mahal harganya.

Gambar Cara Kerja Radar Sensor
Displacer Level Sensor
Displacer level sensor adalah sensor yang menggunakan
prinsip Archimedes untuk mengukur ketinggian isi dalam tangki
dengan berat yang dari perpindahan batang yang terbenam di
procces liquid. Sebuah transmitter menggabungkan sebuah Linier
Variable Diferential Transformer (LVDT) yang digunakan untuk
naik dan turun batang displacer untuk perubahan tingkat bahan
didalam tangki. Komponen elektronik yang canggih yang

digunakan untuk merubah sinyal dari LVDT menjadi 4-20 mA.
Secara singkat prinsip kerja dari LVDT adalah arus bolak-balik AC
mengalir melalui kumparan (coil) primer, sebagai akibat dari
adanya tegangan eksitasi. Arus terinduksi melalui pasangan
kumparan sekunder. Frekuensi arus AC yang terinduksi ini sama
dengan frekuensi eksitasi. Namun, amplitudo arus yang terinduksi
pada setiap kumparan sekunder tergantung dari posisi/lokasi
batang inti (magnet) yang dapat berpindah/bergerak. Perubahan
amplitudo akibat pergeseran batang inti ini kemudian di proses
untuk melakukan indikasi terhadap peubahan posisi.

Gambar Cara Kerja Displacer Sensor
Servo Tank Gauge
Sensor tank gauge adalah sensor yang memanfaatkan
komponen motor servo. Prinsip kerjanya adalah dengan cara
memeberikan pelampung yang disambungkan kemotor. Ketika
terjadi perubahan level, maka pelampung akan naik ataupun
turun dan motor servo akan berputar. Putaran motor servolah
yang akan memeberikan tegangan yang akan di konversikan
menjadi data digital.

Gambar Cara Kerja Sensor Tank Gauge

Capacitive Level Sensor
Prinsip aapacitance level controls adalah berdasarkan
prinsip kerja komponen elektronik Kapasitor yang merupakan
komponen yang dapat menyimpan energi. Kapasitor terdiri dari
dua plat konduktif yang dipisahkan oleh media insulator. Dalam
aplikasi pengukuran level dengan aapacitance, plat pertama
adalah berupa probe dan plat yang kedua adalah dinding tanki
dimana jarak diantara probe dan dinding akan selalu tetap tidak
berubah. Satu-satunya parameter yang berubah adalah konstanta
dielektrik. Udara memiliki konstanta dielektrik satu sedangkan
media lainnya yang akan kita ukur memiliki konstanta dielektrik
lebih dari satu. etika level media yang diukur naik maka
konstanta dielektrik media yang diukur akan menggantikan udara
dan akan menyebabkan nilai kapasitansi naik. Kenaikan nilai
kapasitansi berbanding lurus dengan kenaikan level yang terjadi.
Yang perlu kita perhatikan dalam penggunaan level
capacitance adalah dinding tanki harus terbuat dari metal karena
dinding tanki berfungsi sebagai salah satu plat dari kapasitor.
Untuk aplikasi dimana dinding tanki terbuat dari bahan non-metal
seperti concrete maka dapat digunakan probe dengan stealing
well yang terbuat dari metal atau dapat juga digunakan probe
yang dual (dual probe). aapacitance level sensor memiliki
beberapa kelebihan, cocok digunakan di bahan cairan atau
gumpalan dan sangat baik untuk digunakan media yang mudah
korosi. Namun sangat terbatas dalam perubahan listrik bahan.

C=εA /d

Gambar Gambar Cara Kerja Capasitive Level Sensor