Pengukuran Suhu Kelembaban Udara Tanah d

PETUNJUK PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN
“Pengukuran Suhu, Kelembaban Udara, Tanah dan pH Tanah
Serta Kadar Air dan C Organik Tanah”

Oleh : Kelompok 1 Campuran
Uswatun Hasanah (201310070311044)
Sri Nurjannah

(201310070311049)

Risa Umami

(201310070311050)

Nur Afifah

(201310070311091)

Vinta Ayun Papuja (201310070311098)
Asmaul Khusna


(201310070311135)

LABORATORIUM BIOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
1

PRAKTIKUM BAB 1
PENGUKURAN SUHU, KELEMBABAN UDARA, TANAH DAN
PH TANAH SERTA KADAR AIR DAN C ORGANIK TANAH
I. PENGUKURAN SUHU UDARA DAN TANAH

1 Dasar Teori
1.1 Suhu Udara
1.1.1 Definisi Suhu Udara
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk
mengukur suhu udara atau derajat panas disebut termometer namun dapat pula
menggunakan higrometer seperti pada praktikum kali ini. Pada proses
pengukuran, umumnya terjadi perpindahan panas dari tempat yang akan diukur
yang terbaca pada alat pengukur suhu adalah suhu setelah terjadi kesetaraan

(Ardhana, 2012).
1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Suhu Udara
Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu udara dalam berbagai hubungan
yaitu :
a. Pengaruh tanah dan air, semakin banyak jumlah uap air baik diudara
maupun didalam tanah, maka kelembapan akan semakin tinggi.
b. Ada atau tidaknya vegetasi, semakin rapatnya jarak antara vegetasi maka
kelembapan makin tinggi, namun suhu akan menjadi sangat rendah.
c. Pengaruh ketinggian tempat, semakin tingginya suatu tempat maka suhu
ditempat tersebut akan semakin rendah dan kelembapan udara semakin
tinggi.
d. Pengaruh aktivitas manusia dipersemaian terbuka.
Secara meteorologi suhu udara biasanya diukur dalam sangkar cuaca.
Dalam situasi ini, yang diukur adalah suhu massa udara setinggi 1.5 meter. Tetapi

2

tanaman menerima radiasi langsung dari cahaya matahari sehingga berbeda dari
suhu sangkar cuaca. Suhu tanaman mungkin lebih tinggi dari suhu sangkar cuaca.
Hal ini dapat terjadi sebagai akibat dari penguapan sejumlah air, dari pemindahan

panas secara konveksi, angin dan pantulan. Disamping terjadinya perubahan suhu
tanaman, suhu permukaan tanah juga berubah (Ardhana, 2012).
1.2 Suhu Tanah
1.2.1 Definisi Suhu Tanah
Suhu

tanah

metabolisme

berpengaruh

dalam

tanah,

terhadap

seperti


proses-proses

mineralisasi,

respirasi

mikroorganisme dan akar serta penyerapan air dan hara oleh
tanaman. Fluktuasi suhu tanah bergantung pada kedalaman
tanah. Karena pola tingkah laku perambatan panas tersebut,
maka fluktuasi suhu tanah akan tinggi pada permukaan dan akan
semakin kecil dengan bertambahnya kedalaman (Ratriningsih,
2003).
Suhu tanah maksimum pada permukaan tanah akan
tercapai

pada

maksimum,

saat


tetapi

intensitas

untuk

radiasi

lapisan

yang

matahari
lebih

mencapai

dalam,


suhu

maksimum tercapai beberapa waktu kemudian. Semakin lama
untuk lapisan tanah yang lebih dalam. Hal ini disebabkan karena
dibutuhkan waktu untuk perpindahan panas dari permukaan ke
lapisan-lapisan tanah tersebut. Suhu tanah umumnya rata-rata
lebih

besar

daripada

suhu

daripada

suhu

di


atmosfer

sekelilingnya. Hal ini disebabkan oleh penyimpanan panas di
tanah lebih lama daripada di udara. Pengukuran suhu tanah
umumnya dilakukan 5, 10, 20, 50, tergantung dari ukuran yang
ditentukan. Pengukuran suhu tanah dilakukan pada tanah yang
tertutup rumput atau ternaungi maupun di tanah terbuka
(Ratriningsih, 2003).
1.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Suhu Tanah

3

Faktor yang mempengaruhi suhu tanah yaitu factor luar dan factor dalam.
Yang dimaksud denga factor luar adalah radiasi matahari, awan, curah hujan,
angin, dan kelembaban udara. Sedangkan faktir dalam yaitu meliputi factor tanah,
struktur tanah, kadar air tanah, kandungan bahan organic, dan warna tanah. Makin
tinggi suhu maka semakin cepat pematangan pada tanaman (Ardhana, 2012).
2. Metodologi Praktikum
2.1 Alat
2.1.1 Alat Pengukuran Suhu Udara

a. Termoanemometer
(catatan : obyek yang diamati adalah udara)
2.1.2 Alat Pengukuran Suhu Tanah
a. Weksker
(catatan: objek yang diamati yaitu tanah)
2.2 Cara Kerja Praktikum
2.2.1 Cara Kerja Suhu Udara
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Membuka termoanemometer
c. Menghidupkan termoanemometer
d. Mengangkat termoanemometer ke atas
e. Mengamati nilai suhu udara pada angka bagian bawah
2.2.2 Cara Kerja Suhu Tanah
a. Menancapkan weksker ke dalam tanahyang ternaungi
dan tidak ternaungi
b. Menunggu hingga suhu konstan
c. Melihat angka yang ada di skala weksker
2.3.1 Alat Pengukuran Suhu Udara
No


Gambar Alat

Cara Penggunaan Alat dan Fungsi

4

1

Termoanemometer

a. Membuka
termoanemometer
b. Menghidupkan
termoanemometer dengan
menekan tombol ON
c. Mengamati nilai suhu udara
pada angka bagian bawah
dan kecepatan angin untuk
bagian atas


Sumber: Adi (2009)
Fungsi:

untuk mengukur suhu

udara dan kecepatan angin

2.3.2 Alat Pengukuran Suhu Tanah
No
1

Gambar Alat
Weksker

Cara Penggunaan Alat dan Fungsi
a. Masukkan logam di bagian
ujung yang runcing tersebut
ke dalam tanah yang ingin
diukur


suhunya

kedalaman

yang

ditentukan.
b.Tunggu
beberapa
hingga

panas

dari

sampai
telah
saat
tanah

mempengaruhi logam dan
Sumber: Adi (2009)
menginduksi serbuk logam
hingga menunjukkan angka
konstan pada alat tersebut.
c.Lihat dan catat angka yang
muncul dan itu merupakan
suhu tanah tersebut.
Fungsi: untuk mengukur suhu

5

tanah

II. PENGUKURAN KELEMBABAN UDARA DAN TANAH
1. Dasar Teori
1.1 Kelembaban Udara
1.1.1 Pengertian Kelembaban Udara
Kelembaban udara berbanding terbalik dengan suhu udara. Semakin tinggi
kelembaban udara maka suhu udara di suatu daerah tersebut semakin rendah.
Udara

panas

umumnya

banyak

mengandung

uap

air

daripada

udara

dingin.Tejadinya penguapan air dari permukaan tanah, air dan tumbuhan akibat
meningkatnya suhu pada areal terbuka menyebabkan terjadinya peningkatan
kandungan uap air di udara, sehingga kelembaban udaranya tinggi. Sebaliknya, di
dalam ruangan suhu udara rendah dan hanya sedikit penguapan yang terjadi,
sehingga kelembaban udaranya rendah (Ardhana, 2012).
Kelembapan udara ada 2 jenis yaitu sebagai berikut:
1. Kelembaban mutlak (absolut) yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah uap air
dalam satuan gram pada satu meter kubik udara.
2. Kelembaban relatif (nisbi), yaitu angka dalam persen yang menunjukkan

perbandingan antara banyaknya uap air yang benar-benar dikandung udara
pada suhu tertentu dan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung udara.
1.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelembaban Udara
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kelembaban udara adalah
frekuensi pemberian air sehingga dapat mempengaruhi kelembaban udara
terutama pada siang hari banyak dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai penyerapan
air dari dalam tanah sehingga mempunyai dampak positif terhadap pertumbuhan
tanaman karena bahan-bahan fotosintesis terpenuhi (Ardhana, 2012).

1.2 Kelembaban Tanah

6

1.2.1 Definisi Kelembaban Tanah
Kelembaban tanah adalah jumlah air yang ditahan di dalam tanah setelah
kelebihan air dialirkan, apabila tanah memiliki kadar air yang tinggi maka
kelebihan air tanah dikurangi melalui evaporasi, transpirasi dan transpor air bawah
tanah (Budi, 2009).
Untuk mengetahui kadar kelembaban tanah dapat digunakan banyak
macam teknik, diantaranya dapat dilakukan secara langsung melalui pengukuran
perbedaan berat tanah (disebut metode gravimetri) dan secara tidak langsung
melalui pengukuran sifat-sifat lain yang berhubungan erat dengan air tanah.
Metode langsung secara gravimetri memiliki akurasi yang sangat tinggi namun
membutuhkan waktu dan tenaga yang sangat besar. Kebutuhan akan metode yang
cepat dalam memonitor fluktuasi kadar air tanah menjadi sangat mendesak
sebagai jawaban atas tingginya waktu dan tenaga yang dibutuhkan oleh metode
gravimetri (Budi, 2009).
2. Metodologi Praktikum
2.1 Alat
II.1.1Alat dan Bahan Pengukuran Kelembaban Udara
a. Higrometer
b. Air
(catatan : obyek yang diamati adalah udara)
2.1.2 Alat Pengukuran Kelembaban Tanah
b.Soil Tester
(catatan: objek yang diamati yaitu tanah)
2.2 Cara Kerja Praktikum
2.2.1 Cara Kerja Kelembaban Udara
a. Mengisi air pada tabung paling bawah higrometer
b. Mengangkat higrometer di daerah yang akan di ukur
c. Menunggu dan melihat hasil perubahan skala pada angka higrometer
2.2.2 Cara Kerja Kelembaban Tanah

7

a. Menancapkan weksker ke dalam tanahyang ternaungi
dan tidak ternaungi
b. Menunggu hingga suhu konstan
c. Melihat angka yang ada di skala weksker
2.3.1 Alat Pengukuran Kelembaban Udara
No
1

Gambar Alat
Higrometer

Cara Penggunaan Alat dan Fungsi
a. Mengisi air pada wadah Higrometer,
kemudian

tunggu

suhu

hingga

konstan.
b. Mengukur suhu udara pada daerah
yang

akan

diukur

dan

melihat

besarnya suhu pada tabel dry.
c. Mengukur kelembaban udara dengan
cara

selisih

tabel

Wet–

Dry,

kemudian di tarik garis pada tabel
Sumber: Dok Pribadi 2014

tajlor

dan

bisa

di

ketahui

kelembaban udara.
Fungsi: untuk mengukur suhu dan
kelembaban udara

2.3.2 Alat Pengukuran Kelembaban Tanah
No
1

Gambar Alat
Soil tester

Cara Penggunaan Alat dan Fungsi
a. Menancapkan ujung alat ke tanah
yang ingin diukur
b. Menekan tombol

dengan

lama

untuk mengukur kelembaban tanah.
c. Melihat nilai pada soil tester. Nilai
yang di atas menunjukkan nilai pH
tanah 1-14 dan nilai yang di bawah
menunjukkan

nilai

kelembaban

tanah (dalam %).
Sumber: Adi (2009)

Fungsi:

untuk

mengukur

kelembaban tanah

8

III.

PENGUKURAN PH TANAH

1. Dasar Teori
1.1 PH Tanah
1.1.1 Pengertian pH Tanah
pH adalah tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur
dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH
antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. pH tanah atau
tepatnya pH larutan tanah sangat penting karena larutan tanah mengandung unsur
hara seperti Nitrogen (N), Potassium/kalium (K), dan Pospor (P) dimana tanaman
membutuhkan dalam jumlah tertentu untuk tumbuh, berkembang, dan bertahan
terhadap penyakit (Budi, 2009).
Dalam mengukur tanah juga dibutuhkan alat ukur yang digunakan untuk
mengukur derajat keasaman tanah yaitu alat ukur ph tanah atau juga disebut
dengan soil ph meter/ Soil Tester. Cara kerja soil tester sama seperti pada
pengukuran kelembaban tanah dengan melihat nilai yang diatas pada skala soil
tester.
1.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi pH Tanah
Tanah berkembang dari bahan induk yang berupa batuan dan bahan
organik. Selanjutnya batuan di kelompokkan menjadi batuan beku, sedimen dan
metamorfose. Batuan basa umumnya mempunyai pH tinggi dibandingkan dengan
tanah yang berkembang dari batuan masam. Tanah yang berada di bawah kondisi
vegetasi hutan akan cenderung lebih masam di bandingkan dengan yang
berkembang di bawah padang rumput. Hutan tanaman dengan daun kecil (konifer)
dapat menyebabkan lebih masam dibandingkan dengan hutan tanaman berdaun
lebar (Ardhana, 2012).
2. Metodologi Praktikum
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat dan Bahan Pengukuran pH Tanah
a. Oven
b. Timbangan
9

c. Mortar martir
d. Spatula
2.2 Cara Kerja Praktikum
2.2.1 Cara Kerja Pengukuran pH Tanah
a. Menancapkan soil tester ke dalam tanah ternaungi dan tidak ternaungi
b. Melihat skala pH yang ada di atas soil tester

2.3. Alat Pengukuran Kelembaban Tanah
No
1

Gambar Alat
Soil tester

Cara Penggunaan Alat dan Fungsi
a. Menancapkan ujung alat ke tanah
yang ingin diukur
b. Menekan tombol dengan lama
untuk

mengukur

kelembaban

tanah.
c. Melihat nilai pada soil tester.
Nilai yang di atas menunjukkan
nilai pH tanah 1-14 dan nilai
yang di bawah menunjukkan nilai
Sumber: Adi (2009)

kelembaban tanah (dalam %).
Fungsi: untuk mengukur

pH

tanah

IV.

PENGUKURAN KADAR AIR TANAH

1. Dasar Teori
10

1.1 Kadar Air Tanah
1.1.1 Pengertian Kadar Air Tanah
Air tanah merupakan air dibawah permukaan tanah dimana rongga-rongga
di dalam tanah berada pada hekekatnya terdiri dari air. Pergerakan air tanah keatas
oleh kapilarisasi oleh permukaan air tanah kedalam daerah akar dapat merupakan
sumber air yang utama untuk pertumbuhan tanaman-tanaman. Temperatur dan
perubahan udara merupakan perubahan iklim dan berpengaruh pada efisiensi
penggunaan air tanah dan penentuan airyang dapat hilang melalui evaporasi
permukaan tanah. Dintara sifat khas tanah yang berpengaruh pada air tanah yang
tersedia adalah hubungan tegangan dan kelembaban, kadar garam, kedalaman
tanah, dan lapisan tanah (Buckman dan Brady, 1982)
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persen volume air
terhadap volume tanah. Cara penetapan kadar air tanah dengan gravimetrik,
dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu
100 ° C-110 ° C untuk waktu tertentu yang mempunyai keuntungan karena
dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air pada pertumbuhan pada
volume tanah tertentu. Air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang
memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro
dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan
dengan ukuran pori-pori pada tanah. (Hardjowigeno, 1985)
1.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Air Tanah
Faktor yang mempengaruhi kadar air tanah yaitu bahan organik tanah
mempunyai pori-pori yang jauh lebih banyak daripada partikel mineral tanah yang
berarti luas permukaan penyerapan juga lebih banyak sehingga makin tinggi kadar
bahan organic tanah makin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah. Faktor lainnya
yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah, dengan adanya
perbedaan jenis tekstur tanah dapat menggambarkan tingkat kemampuan tanah
untuk mengikat air, contohnya tanah yang bertekstur liat lebih mampu mengikat
air dalam jumlah banyak dibandingkan tanah yang bertekstur pasir, sedangkan
tanah bertekstur pasir lebih mampu mengikat air daripada tanah bertekstur debu.
2. Metodologi Praktikum
2.2 Alat dan Bahan
11

2.1.1 Alat dan Bahan Pengukuran Kadar Air Tanah
a.

Oven

b. Timbangan
c. Porselen
d. Spatula
2.2 Cara Kerja Praktikum
a.
b.
c.

Mengambil tanah pada daerah ternaungi dan tidak ternaungi
Menimbang porselen
Menimbang masing-masing tanah yaitu tanah ternaungi dan tidak
ternaungi
sebanyak 200 gr

d.

Memasukkan tanah yang telah ditimbang ke dalam oven selama 24 jam

e.

Menimbang kembali tanah setelah di oven selama 24 jam kemudian
menghitung kadar air tanah dengan mengurangi berat awal dikurangi
berat akhir.

2.3. Alat Pengukuran Kadar Air Tanah
No
1

Gambar Alat
Oven

Cara Penggunaan Alat dan Fungsi
a. Hubungkan kabel power ke
stop kontak
b. Menghidupkan oven dengan
menekan tombol ON
c. Mengatur
temperatur
sampai
diinginkan

dengan

yang

1600 ° C-1800

° C
d. Meyiapkan bahan yang akan

Sumber: Adi

di oven
e. Memasukkan bahan tersebut
ke dalam oven
f. Bila waktu yang diatur sudah
selesai,

pengatur

waktu

secara otomatis kembali ke
nol
g. mencabut

kabel oven ari
12

sumber listrik
Fungsi: untuk mengeringkan
tanah

dan

untuk

mengukur kadar air

2.

Timbangan

a. hubungkan

timbangan

dengan suplay listrik
b. tunggu
beberapa
timbangan
check

prosedur

kalibrasi.
selesai,

Sumber: Adi

akan

melakukan
dan

Setelah
pada

menit,
test

kalibrasi

display

akan

menunjukkan of
c. Tekan tombol ON/OFF

untuk

menghidupkan timbangan
d. Display akan menunjukkan angka
0,0000 timbangan siap digunakan
e. Letakkan bahan yang akan ditimbang
pada pelat timbangan. Setelah stabil,
display

akan

menunjukkan

bahan
f. Ambil bahan dari timbangan
g. Tekan
tombol
On/Off

berat

untuk

mematikan timbangan
h. Timbangan dalam keadaan stand by,
layar display menunjukkan waktu
i. Cabut aliran listrik apabila proses
penimbangan sudah selesai

13

Fungsi:

untuk

menentukan

berat bahan yang akan
ditimbang

3.

Cawan Porselin

a. Letakkan

cawan

porselin

bersama dengan bahan
b. Kemudian letakkan ke dalam
oven
Fungsi:

untuk

menguapkan

cairan pada suhu yang
tidak terlalu tinggi (oven,
Sumber: Adi (2009)

di atas tangas air uap,
pasir,

dan

lain

sebagainya

V. PENGUKURAN KADAR C ORGANIK TANAH
1. Dasar Teori
1.1 Kadar C Organik Tanah
1.1.1 Pengertian Kadar C Organik Tanah
Tanah sebagai salah satu unsur habitat perlu diketahui kapasitas
kemampuannya jika hendak melakukan pertanaman pada tanah itu, untuk
mengetahui kapsitas kemampuan itu perlu dilakukan penelitian-penelitian dengan
cara analisasi terhadap tubuhnya. Sumber utama bahan organik tanah ialah

14

jaringan tanaman, baik yang berupa serasah atau sisa-sisa tanaman yang setiap
tahunnya dapat tersedia dalam jumlah yang besar sekali (Dodik, 2012).
Bahan organik dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara dan efisiensi
penyerapan tanaman. Perombakan bahan organik akan melepas unsur hara seperti
N, P, K, dan S. Meskipun hara pupuk organik relatif rendah tetapi perombakannya
relatif cepat, oleh karena itu agar penggunaan bahan organik efektif pemberiannya
harus tepat (Dodik, 2012).
Bahan organik dapat memperbaiki infiltrasi, porositas, struktur tanah,
ketersediaan unsur hara, dan merupakan sumber energi bagi mikroorganisme
tanah. Pengaruh bahan organik terhadap sifat kimia tanah adalah mampu
meningkatkan nilai kapasitas tukar kation, menambah ketersediaan unsur hara,
mengurangi keracunan Al dan Fe serta meningkatkan kelarutan P dalam tanah.
Bahan

organik

juga

sangat

berperan

dalam

meningkatkan

aktivitas

mikroorganisme tanah (Dodik, 2012).
2. Metodologi Praktikum
2.3 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat dan Bahan Pengukuran Kadar Air Tanah
a. Sampel Tanah
b. Cawan Porselen
c. Timbangan analitik
d. Inkubator
e. Buret
2.2 Cara Kerja Praktikum
1.

Mengambil sampel tanah pada daerah ternaungi dan tidak ternaungi

2.

Menimbang tanah sebanyak 200 gram

3.

Mengoven tanah selama 24 jam

4.

Menimbang kembali setelah di inkubator

5.

Menentukan kadar C organik dengan menggunakan titrasi di lab kimia

2.3. Alat Pengukuran Kadar Air Tanah
Gambar
1.

Keterangan
Presisi buret yang tinggi, kehati-

15

hatian
2.

pengukuran

volume

dengan buret.
Untuk mengisi buret, menutup
stopcock (keran) di bagian bawah
dan menggunakan corong untuk

3.

menghindari terjadinya tumpahan
Mengisi buret menggunakan

4.

pipet transfer sekali pakai
Sebelum
titrasi,

Perlu

diperhatikan

buret

(Sumber: Rafiani, 2013)

dengan

kondisi

larutan

titran

dan

memeriksa bahwa buret mengalir
5.

bebas.
Memeriksa

6.

adanya gelembung udara.
membilas ujung buret dengan air
dari

ujung

botol

buret

mencuci

dari

(labu

semprot) dan mengeringkan hatihati.

Setelah

beberapa

menit

memeriksa larutan pada ujung
untuk
7.

melihat

apakah

buret

bocor.
Ketika buret diisi dengan larutan,
tanpa

gelembung

kebocoran,

udara

maka

atau

sebelum

membaca volume awal (biasanya
menginpitkan ke titik 0,00 ml
skala). Pastikan bahwa dinding
bagian dalam buret dalam kondisi
8.

kering.
Pembacaan buret kartu dengan
persegi

panjang

membantu
mengambil

hitam

Anda
membaca

dapat
untuk
lebih

akurat.
16

9.

Memberikan larutan untuk labu
titrasi dengan memutar stopcock

(kran) tersebut.
10. Titik akhir harus
perlahan-lahan,

didekati
dengan

1.

penambahan tetes demi tetes.
Hubungkan kabel power ke stop

2.

kontak
Putar tombol ke arah kiri (lampu

3.

power hijau menyala)
Atur suhu dalam

4.

dengan menekan tombol set
Sambil menekan tombol set,

inkubator

putarlah tombol di sebelah kanan

(Sumber: Rido, 2013)

atas tombol set hingga mencapai
5.

suhu yang diinginkan
Setelah suhu yang didinginkan
selesai di atur, lepaskan tombol
set.
Inkubator akan

menyesuaikan

sehingga suhu secara otomatis
setelah beberapa menit.

17

Daftar Pustaka
Adi,

Atmoko. 2009. Alat-alat untuk Praktikum Ekologi Tumbuhan.
https://adiatmoko.wordpress.com. (online) diakses 12 Desember 2014.

Ardhana, I Putu Gede. 2012. Ekologi Tumbuhan. Bali: Udayana University Press.
Buckman, H. O dan N. C Brady, 1982. Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Budi, Rahardjo. 2009. Suhu dan pH Tanah Pertanian. (online
http://budi.blogspot.com/2012/04/pengukuran ph-.html), diakses 13
Desember 2014.
Dodik. 2012. Pengukuran Kandungan C Organik dan Ph,
(online http://dodikfaperta.blogspot.com/2012/04/pengukuran-kandunganc-organik-dan-ph.html), diakses 13 Desember 2014.
Hardjowigeno, S. 1985. Klasifikasi Tanah dan Lahan. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Rafiani. 2013. Cara Menggunakan Buret,
(online.http://www.rafiana.blogspot.com/2014/03/cara-menggunakanburet.html), diakses 13 Desember 2014.
Ratriningsih, Rahayu. 2003. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Surabaya: JP
Books.
Rido. 2013. Alat- alat laboratotrium.
(online http://rido.wordpress.com/2013/08/alat- alat-laboratorium.html.),
diakses 13 Desember 2014.

18