Penyelesaian Kerugian Daerah melalui Pen

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

DIREK TORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Penanggung Jawab

Slamet Kurniawan, M.Sc., Ak. Hendar Ristriawan, S.H., M.H.

Pemimpin Redaksi

Gunarwanto, S.E., M.M., Ak., CA.

JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS

Dewan Redaksi

KEUANGAN NEGARA

Bernardus Dwita Pradana, S.E., Me-Comm., CKM. Dedi Suprianto, S.E., M.Si., Ak.

Volume 3, No. 2, Jul - Des 2017 Dian Primartanto, S.E., M.Com. Ikhtaria Syaziah S.E., Ak., MBA.

Siti Zubaidah S.E., M.Comm., Ak.

Mitra Bestari

Jurnal Tata Kelola & Akuntabilitas Agung Dodit Muliawan, Ph.D., CISA., Ak. , CA. Keuangan Negara diterbitkan sebagai

Agus Bambang Irawan S.E., MBA., Ak., CMA., media untuk mendorong penelitian

CKM., Ph.D., CA.

di bidang tata kelola dan akuntabilitas Dr. Dian Puji Nugraha Simatupang S.H., M.H. keuangan negara. BPK menerbitkan

Dr. Didi Achjari, S.E., M.Com., Akt. jurnal ini dua nomor dalam satu volume

Elan Satriawan, Dr., M.Ec.

tiap tahun. Jurnal ini menerima naskah Dr. Hadiyati Munawaroh S.E., M.Ak., Ak., CA. ilmiah hasil penelitian primer maupun

Hidayat Amir, Ph.D.

sekunder yang dapat memberikan Nunung Nurul Hidayah, BA., Msc., Ph.D. kontribusi dalam tata kelola dan

Prof. Dr. H. Jusuf Irianto, Drs., M.Com. akuntabilitas keuangan negara Prof. Dr. Zaki Baridwan MSc., Ak.

Tri Jatmiko Wahyu Prabowo, S.E., M.Si., Akt., Ph.D.

Redaksi Pelaksana

Hasan Junaidi Ratna Perwitasari Geger Adelia

Alamat Redaksi

Nico Andrianto Direktorat Litbang BPK RI

Lantai 2 Gedung Arsip Ruang 213 Jl. Gatot Subroto No. 31 Jakarta 10210

Desain Grafis/Layout

Telp. (021) 25549000 ext. 3296/3311

Andre Revalino Agesta

Website: jurnal.bpk.go.id

Pengelola Website

Email: jurnal@bpk.go.id

Veronika Dewi Puspitayani

Sekretariat

Pertama terbit: Juli 2015

Novi Eka Ratnasari

p - ISSN: 2460-3937

Olive Chyntia Meylissa

e - ISSN: 2549-452X

Agus Supriyadi

JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA

Volume 3, Nomor 2, Jul - Des 2017 p - ISSN: 2460-3937

e - ISSN: 2549-452X

DAFTAR ISI

Kata Pengantar iii - iv Lembar Abstraksi v - vii

MODEL TRANSFORMASI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 91- 111 REPUBLIK INDONESIA

Agus Joko Pramono, Hendy Hendharto

SISTEM PENGENDALIAN INTERN SEBAGAI PREDIKTOR KECURANGAN AKUNTANSI PADA PEMERINTAH DAERAH. 113 - 129 DAPATKAH LOYALITAS INDIVIDU MEMITIGASINYA?

Ronald Tehupuring, Rafli Alvaro Lingga

LEVEL PENALARAN MORAL DAN KONFLIK PERAN: STUDI EKSPERIMEN BAGI MODEL PERILAKU WHISTLEBLOWING 131-149 APARAT PENGAWASAN INTERNAL PEMERINTAH

Rury Citra Diani, I Made Narsa

EVALUASI KESUKSESAN SIMDA BMD PADA PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN MENGGUNAKAN MODEL 151-167 KOMBINASI DELONE MCLEAN DAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

Hari Laksono

PENYELESAIAN KERUGIAN DAERAH MELALUI PENYETORAN 169-181 KE KAS NEGARA: SUATU KAJIAN HUKUM DOKTRINAL

A.P. Edi Atmaja

KATA PENGANTAR

Kata Pengantar

Akun tabilitas m erupakan salah satu aspek pen tin g dalam m ewujudkan suatu tata kelola pemerintahan yang baik. Tuntutan masyarakat akan transparansi dan efisiensi pemerintah

dalam pen gelolaan dan akun tabilitas keuan gan n egara saat in i sem akin tin ggi. Fokus m asyarakat tidak han ya pada pertan ggun gjawaban pen ggun aan dan a APBN/ APBD yan g disajikan dalam Laporan Keuan gan Pem erin tah, n am un juga alokasi pen ggun aan atau pen gan ggaran n ya.

Publik m em an dan g opin i sebagai ukuran pen ilaian atas akun tabilitas pem erin tah, dan jam in an pen gelolaan keuan gan n egara yan g bersih dan bebas korupsi. Padahal pem berian opin i bukan bertujuan un tuk m em berikan keyakin an ada atau tidakn ya korupsi pada suatu en titas. Sebelum pem eriksaan oleh BPK selaku auditor ekstern al, pem erin tah telah m en yusun suatu sistem pen gen dalian in tern al yan g an tara lain bertujuan un tuk m en gon trol, m en gawasi, m en garahkan agar pelaksan aan pen gelolaan keuan gan n egara/ daerah sesuai den gan peraturan yan g berlaku dan m em itigasi adan ya pen yim pan gan . Selan jutn ya pem an tauan atas efektivitas pen gen dalian in tern al tersebut m en jadi am an ah bagi Aparat Pen gawasan In tern al Pem erin tah (APIP) selaku auditor in tern al. APIP adalah ton ggak pertam a un tuk m en jaga dan m en gawasi pen gelolaan APBN/ APBD oleh pem erin tah.

J urn al Volum e 3 Nom or 2 Desem ber 20 17 in i diawali den gan artikel berjudul “Model Tran sform asi Badan Pem eriksa Keuan gan Republik In don esia.” Artikel in i m en awarkan m odel tran sform asi BPK m en ggun akan m etode In terpretive Structural Modelin g (ISM). Tran sform asi in stitusi diharapkan dapat m en in gkatkan kapasitas BPK dalam m en jalan kan peran n ya, baik foresight m apun in sight. Pen elitian in i m erupakan lan jutan dari pen elitian sebelum n ya ten tan g an alisis faktor-faktor yan g m em en garuhi tran sform asi kapabilitas organ isasi dan peran BPK, yan g telah dim uat pada J urn al TAKEN Volum e 2 Nom or 2 tahun 20 16.

Peran pen gen dalian in tern dan APIP dalam tata kelola pem erin tahan yan g baik berturut-turut disajikan dalam artikel berjudul “Sistem Pen gen dalian In tern Sebagai Prediktor Kecuran gan Akun tan si pada Pem erin tah Daerah. Dapatkah Loyalitas In dividu Memitigasinya?” dan “Level Penalaran Moral dan Konflik Peran: Studi Eksperimen Bagi Model Perilaku Whistleblowin g Aparat Pen gawasan In tern al Pem erin tah”. Kedua artikel tersebut m em asukkan un sur perilaku in dividu dalam pen elitian n ya, yaitu loyalitas dan level pen alaran m oral.

Artikel berikutn ya adalah “Evaluasi Kesuksesan SIMDA BMD pada Pem erin tah Kabupaten Grobogan Men ggun akan Model Kom bin asi Delon eMcLean dan Techn ology Acceptan ce Model”. Artikel in i m em berikan wawasan ten tan g evaluasi atas pen ggun aan tekn ologi in form asi dalam pen gelolaan baran g m ilik daerah. Sebagai pen utup, pem ikiran ten tan g m ekan ism e pen yetoran kem bali kerugian daerah ke kas n egara dibahas dalam artikel “Penyelesaian Kerugian Daerah Melalui Penyetoran Ke Kas Negara: Suatu Kajian Hukum Doktrin al”. Pen ulis m en gkaji diskursus pen yelesaian kerugian daerah m elalui pen yetoran ke kas n egara dalam kon struksi yuridis atas keuan gan n egara beserta turun an n ya.

iii

JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA

Kam i m en gucapkan terim a kasih kepada para kon tributor atas sum ban gan ide dan pem ikiran n ya m elalui artikel-artikel yan g telah dikirim . Selain itu kam i juga m en gucapkan terim a kasih kepada para m itra bestari dan berbagai pihak yan g telah m em ban tu pen erbitan jurn al in i. Kam i m en an tikan partisipasi para pem baca jurn al serta pem erhati keuan gan n egara un tuk m en yalurkan ide, gagasan dan pem ikiran n ya m elalui artikel den gan lin gkup terkait tata kelola & akun tabilitas keuan gan n egara.

Sem oga artikel-artikel yan g kam i sajikan pada edisi Desem ber 20 17 in i dapat m en am bah wawasan dan pen getahuan pem baca serta m en jadi referen si, baik un tuk pen elitian / karya tulis berikutn ya m aupun perum usan kebijakan .

Pem im pin Redaksi

Gun arwan to, S.E., M.M., Ak., CA.

iv

LEMBAR ABSTRAKSI MODEL TRANSFORMASI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Agus Joko Pramono, Hendy Hendharto Jurnal Tata Kelola & Akuntabilitas Keuangan Negara, 3(2) 2017: 91 - 111

Pen elitian in i bertujuan un tuk m en cari struktur program tran sform asi BPK Kata Kunci:

yan g efektif dan im plem en tatif. Metode yan g digun akan adalah Interpretiv e Model transformasi, Structural M odelin g (ISM) un tuk m em peroleh berbagai elem en dan sub-elem en

Badan Pemeriksa kun ci keberhasilan tran sform asi yan g berorien tasi pada lim a faktor utam a Keuangan RI,

tran sform asi BPK. Data diperoleh m elalui FGD den gan peserta 14 pegawai BPK Interpretive Structural yan g terpilih berdasarkan latar belakan g pen didikan dan pen galam an kerja. H asil

Modelling. pen elitian in i m en yim pulkan bahwa pertam a, struktur program dari sem bilan

elem en program m en urut Saxen a (1992) m en un jukkan kon sisten si logika berpikir yan g baik dan layak diterim a sebagai m odel operasion al tran sform asi BPK. Kedua, m odel tran sform asi BPK terdiri dari tiga elem en pen gun gkit, yaitu: kebutuhan , tujuan , dan aktivitas. Ketiga, sub-elem en kun ci yan g m en jadi driv er pow er tiga elem en pen gun gkit m em iliki keterkaitan yan g erat an tar satu sub- elem en den gan sub-elem en lain n ya. Kom itm en pim pin an terhadap tran sform asi m en jadi kebutuhan m utlak bagi terlaksan an ya tran sform asi BPK. Tan pa kom itm en yan g kuat dari pim pin an , m aka proses tata kelola yan g baik dan sistem TI yan g han dal sebagai pen ggerak tercapain ya tujuan tran sform asi lain n ya akan sulit terwujud. Kom itm en pim pin an juga san gat dibutuhkan dalam m en ciptakan dan m en ggerakkan berbagai aktivitas yan g berorien tasi pada tran sform asi secara berkelan jutan dan terpadu. Khususn ya pada program Pen gem ban gan Kepem im pin an dan Pen didikan dan Pelatihan , serta Man ajem en Talen ta yan g akan m en in gkatkan kapasitas kepem im pin an para pim pin an BPK.

SISTEM PENGENDALIAN INTERN SEBAGAI PREDIKTOR KECURANGAN AKUNTANSI PADA PEMERINTAH DAERAH. DAPATKAH LOYALITAS INDIVIDU MEMITIGASINYA?

Ronald Tehupuring, Rafli Alvaro Lingga Jurnal Tata Kelola & Akuntabilitas Keuangan Negara, 3(2) 2017: 113 - 129

Berbagai kasus korupsi yan g terjadi pada sektor pem erin tah serta belum

Kata Kunci:

optim aln ya perolehan opin i audit Wajar Tan pa Pen gecualian (WTP) atas laporan Loyalitas ; Sistem keuan gan pem erin tah daerah pada beberapa daerah di In don esia m en un jukkan

Pengendalian Intern ;

m asih lem ahn ya sistem pen gen dalian in tern serta kuran gn ya loyalitas in dividu kecurangan akuntansi dalam m en capai tujuan organ isasi. H al tersebut m em icu terjadin ya praktik kecuran gan akun tan si. Pen elitian in i bertujuan un tuk m en guji pen garuh sistem pen gen dalian in tern terhadap kecuran gan akun tan si den gan loyalitas in dividu sebagai variabel m oderasi. Respon den pen elitian adalah m ahasiswa sarjan a akun tan si Un iversitas Gadjah Mada. Metode pen gam bilan sam pel m en ggun akan purposiv e sam pling den gan m en yebarkan m odul pen elitian m elalui sken ario sebagai pen gan tar bagi respon den dalam m en jawab pertan yaan pen elitian . Alat an alisis m en ggun akan Sm artPLS versi 3.0 . H asil pen elitian m en un jukkan bahwa ketika pen gen dalian in tern organ isasi pem erin tah daerah sem akin tin ggi, praktik kecuran gan akun tan si akan sem akin ren dah. Sebalikn ya ketika sistem pen gen dalian in tern ren dah, kecuran gan akun tan si akan sem akin tin ggi. Sedan gkan in teraksi an tara pen gen dalian in tern dan loyalitas tidak m em pen garuhi in dividu m elakukan kecuran gan akun tan si di pem erin tah daerah.

Volume 3, Nomor 2, Jul - Des 2017 v

LEMBAR ABSTRAKSI LEVEL PENALARAN MORAL DAN KONFLIK PERAN: STUDI EKSPERIMEN BAGI MODEL PERILAKU WHISTLEBLOWING APARAT PENGAWASAN INTERNAL PEMERINTAH

Rury Citra Diani, I Made Narsa Jurnal Tata Kelola & Akuntabilitas Keuangan Negara, 3(2) 2017: 131 - 149

Kata Kunci:

Peran Aparat Pen gawasan In tern al Pem erin tah (APIP) san gat diharapkan Level penalaran

dalam m ewujudkan tata kelola pem erin tahan yan g baik dan bersih. Nam un moral; konflik peran; ban yak kecuran gan dan berbagai praktek pelan ggaran etika dan hukum yan g whistleblowing. m en gakibatkan kerugian n egara tidak berhasil diun gkap oleh APIP, m elain kan

diun gkap oleh pihak di luar organ isasi. Pen elitian in i bertujuan un tuk menguji pengaruh level penalaran moral dan konflik peran terhadap perilaku w histleblow in g APIP. Den gan m en ggun akan desain faktorial 2x2 an tar subjek,

eksperim en yan g m elibatkan 10 2 m ahasiswa m agister akun tan si, m en em ukan bahwa APIP den gan level pen alaran m oral yan g tin ggi m em iliki perilaku w histleblow in g lebih tin ggi diban din gkan APIP den gan level pen alaran m oral yang rendah. APIP dalam kondisi konflik peran terbukti memiliki perilaku w histleblow in g lebih rendah dibandingkan APIP dalam kondisi tidak ada konflik peran. APIP dengan level penalaran moral tinggi dan tidak ada konflik peran

m em iliki perilaku w histleblow ing lebih tin ggi diban din gkan APIP den gan level moral rendah dan ada kondisi konflik peran. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perilaku w histleblow ing APIP den gan level pen alaran m oral yan g tin ggi tidak berbeda signifikan dalam kondisi ada konflik peran atau dalam kondisi

tidak ada konflik peran.

EVALUASI KESUKSESAN SIMDA BMD PADA PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN MENGGUNAKAN MODEL KOMBINASI DELONE MCLEAN DAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

Hari Laksono

Jurnal Tata Kelola & Akuntabilitas Keuangan Negara, 3(2) 2017: 151 - 167

Kata Kunci:

Pem erin tah Kabupaten Grobogan m en gadopsi SIMDA BMD un tuk Evaluasi kesuksesan

pen atausahaan aset daerah. Evaluasi terhadap kesuksesan pen ggun aan SIMDA sistem; SIMDA BMD;

BMD di Kabupaten Grobogan dilakukan gun a m en gukur kesuksesan sistem . DeLone McLean; TAM;

Evaluasi SIMDA BMD di Kabupaten Grobogan dilakukan den gan m en ggun akan e-government

variabel kualitas sistem , kualitas in form asi, kualitas pelayan an , dan kepuasan pen ggun a dari Model Kesuksesan Sistem In form asi Updated DeLon e McLean . Variabel tersebut digabun gkan den gan variabel persepsi kegun aan dan persepsi kem udahan pen ggun aan dari Model TAM un tuk m en getahui pen garuhn ya terhadap m an faat bersih pen ggun aan SIMDA BMD. Respon den pen elitian adalah pen ggun a SIMDA BMD terutam a pihak pen gurus baran g di seluruh organ isasi peran gkat daerah. An alisis data m en ggun akan PLS m en em ukan bahwa kualitas sistem , kualitas in form asi dan persepsi kem udahan pen ggun aan berpen garuh terhadap persepsi kegun aan , kualitas sistem dan kualitas in form asi berpen garuh terhadap persepsi kem udahan pen ggun aan , persepsi kegun aan , persepsi kem udahan pen ggun aan dan kualitas pelayan an berpen garuh terhadap kepuasan pen ggun a, dan kepuasan pen ggun a berpen garuh terhadap m an faat bersih ( net benefits). Sedangkan variabel kualitas sistem dan kualitas infor- m asi tidak berpen garuh terhadap m an faat bersih pen ggun aan SIMDA BMD di Kabupaten Grobogan .

vi Volume 3, Nomor 2, Jul - Des 2017

LEMBAR ABSTRAKSI PENYELESAIAN KERUGIAN DAERAH MELALUI PENYETORAN KE KAS NEGARA: SUATU KAJIAN HUKUM DOKTRINAL

A.P. Edi Atmaja Jurnal Tata Kelola & Akuntabilitas Keuangan Negara, 3(2) 2017: 169 - 181

Kerugian daerah m erupakan subsistem dari kon sep kerugian n egara yan g Kata Kunci:

berin duk dari kon sep keuan gan n egara yan g secara tegas term aktub dalam Keuangan negara; kon stitusi. Selam a in i pen yelesaian kerugian daerah oleh pem erin tah daerah kerugian daerah; kas

dilakukan m elalui pen yetoran ke kas daerah, m eskipun hal tersebut tidak secara negara tegas din yatakan dalam peraturan perun dan gan . Men ggun akan m etode pen elitian

hukum doktrin al dan den gan m em an faatkan data sekun der, tulisan in i bertujuan un tuk m en gkaji diskursus pen yelesaian kerugian daerah m elalui pen yetoran ke kas n egara dalam kon struksi yuridis atas keuan gan n egara beserta turun an n ya. Kesim pulan yan g diperoleh adalah belum terdapatn ya n orm a yan g tegas yan g m en gatur keharusan pen yelesaian kerugian daerah m elalui pen yetoran ke kas daerah, sehin gga diskursus pen yelesaian kerugian daerah m elalui pen yetoran ke kas n egara m en jadi sah dan m un gkin .

Volume 3, Nomor 2, Jul - Des 2017 vii

ABSTRACT / ABSTRAK

KEYWORDS KATA KUNCI: :

SEJARAH ARTIKEL: Diterima pertama: 13 September 2017 Dinyatakan dapat dimuat: 19 Desember 2017

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Jalan Jenderal Sudirman Nomor 721, Pekanbaru 28282 ahmad.atmaja@bpk.go.id

RECOVERY OF REGIONAL LOSSES THROUGH DEPOSITS TO THE STATE TREASURY: A

DOCTRINAL LEGAL STUDY

Kerugian daerah m erupakan subsistem dari kon sep kerugian n egara yan g berin duk dari kon sep keuan gan n egara yan g secara tegas term aktub dalam kon stitusi. Selam a in i pen yelesaian kerugian daerah oleh pem erin tah daerah dilakukan m elalui pen yetoran ke kas daerah, m eskipun hal tersebut tidak secara tegas din yatakan dalam peraturan perun dan gan . Men ggun akan m etode pen elitian hukum doktrin al dan den gan m em an faatkan data sekun der, tulisan in i bertujuan un tuk m en gkaji diskursus pen yelesaian kerugian daerah m elalui pen yetoran ke kas n egara dalam kon struksi yuridis atas keuan gan n egara beserta turun an n ya. Kesim pulan yan g diperoleh adalah belum terdapatn ya n orm a yan g tegas yan g m en gatur keharusan pen yelesaian kerugian daerah m elalui pen yetoran ke kas daerah, sehin gga diskursus pen yelesaian kerugian daerah m elalui pen yetoran ke kas n egara m en jadi sah dan m un gkin .

A.P. Edi Atmaja PENYELESAIAN KERUGIAN DAERAH MELALUI PENYETORAN KE KAS NEGARA: SUATU KAJIAN HUKUM DOKTRINAL

R egion al losses is a subsy stem of state loss con cept that originates from the concept of state finance

w hich is explicitly en shrin ed in the con stitution . Durin g this tim e the region al loss pay m en ts by the local gov ern m en t are don e to the region al treasury ev en though it is n ot explicitly stated in the legislation . Usin g doctrin al legal research m ethods an d by utilizin g secon dary data, this study exam in es the discourse of region al losses settlem en t through deposits to the state treasury in the juridical construction of state finances and its deriv ativ es. The con clusion obtain ed is the absen ce of strict n orm s that regulate the n ecessity of region al losses settlem en t through deposit to the local treasury , so that the discourse of region al losses settlem en t through deposit to the state treasury becom es legitim ate an d possible.

financial state; regional losses; state treasury keuangan negara; kerugian daerah; kas negara

JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA

PENDAHULUAN

ran gtegasan , kekuran gcerm atan , dan ketidak- kon sisten an in strum en yuridis dalam m en gatur

Posisi am bigu an tara pusat dan daerah sejak apa yan g dim aksud den gan kerugian daerah, tahun 1950 an m en jadi m asalah pokok dalam

bagaim an a hubun gan an tara keuan gan n egara pem ben tukan n egara-ban gsa In don esia dan keuan gan daerah, bagaim an a hubun gan

(Raben , 20 11). Pem ben tukan wilayah dan an tara kerugian daerah, kerugian n egara, pem erin tahan daerah, pem ben tukan dewan - dan frasa “m erugikan keuan gan n egara” serta dewan perwakilan rakyat dan departem en - bagaim an a m ekan ism e pen yelesaian kerugian departem en di daerah, reorgan isasi dan tata daerah. n am a resim en -resim en ten tara In don esia, pen erapan sistem pajak, dan lahirn ya caban g- Dalam tataran praksis, kerugian daerah caban g lokal partai-partai politik n asion al yan g din ilai dan / atau ditetapkan oleh BPK dilakukan den gan perspektif daerah dan dipulihkan atau diselesaikan den gan cara diken dalikan oleh kepen tin gan daerah.

disetor ke kas daerah. Praktik tersebut dilatarbelakan gi oleh adan ya beberapa

Pem berlakuan oton om i daerah akan sudut pan dan g, an tara lain , kerugian daerah berim plikasi pada perubahan an atom i m erupakan turun an dari keuan gan daerah. keuan gan daerah yan g m em un gkin kan pem e- Selan jutn ya, sebagai turun an dari keuan gan rin tah daerah m em peroleh kebebasan un tuk daerah, kerugian daerah bukan bagian dari m en gelola keuan gan n ya sen diri, tetapi tetap keuan gan n egara sehin gga sudah sepan tasn ya dalam koridor n egara kesatuan . Belajar disetor ke kas daerah. dari krisis ekon om i tahun 1998 , ken dati pem erin tah daerah diberi kebebasan un tuk Tulisan terkait diskursus pen yelesaian m en gelola keuan gan n ya sen diri m en urut asas kerugian daerah m elalui pen yetoran ke oton om i dan tugas pem ban tuan , tetap harus kas n egara in i akan beran gkat dari dua ada pertan ggun gjawaban yan g tran sparan dan

pertan yaan . Pertam a, bagaim an a dan sejauh akun tabel atas pen gelolaan keuan gan daerah m an a pem ben tuk un dan g-un dan g m em ben tuk

dalam wujud laporan keuan gan pem erin tah kon struksi yuridis atas keuan gan n egara daerah yan g diperiksa oleh Badan Pem eriksa beserta turun an n ya seperti keuan gan daerah, Keuan gan (BPK).

kerugian n egara, dan kerugian daerah? Kedua, bagaim an a pem bacaan teks peraturan

Kon sep n egara kesatuan (unitary state) perun dan g-un dan gan dilaksan akan un tuk seperti Republik In don esia sesun gguhn ya m en gubah paket un dan g-un dan g keuan gan tidak m en gen al kon sep oton om i daerah, n egara sehin gga diskursus pen yelesaian sebab dalam n egara kesatuan segalan ya kerugian daerah m elalui pen yetoran ke kas terpusat pada pem erin tahan yan g satu, tidak n egara m en jadi sah dan m un gkin secara ada n egara dalam n egara. Sehin gga apabila yuridis? terdapat oton om i daerah pada sebuah n egara kesatuan , itu sejatin ya han ya “pem atan gan Tulisan in i m en ggun akan m etode pen elitian kon sep federalism e” (federal arrangem ent), hukum doktrin al yan g dilakukan den gan yakn i pen gadopsian prin sip-prin sip sistem m en elusuri preskripsi-preskripsi hukum federalism e dalam ben tuk oton om i daerah yan g tertuan g dalam peraturan perun dan g- pada suatu n egara kesatuan (J ati, 20 12).

un dan gan berikut ajaran atau doktrin -doktrin yan g m en dasarin ya (Wign josoebroto, 20 11).

Terkait pelaksan aan oton om i daerah dan Tulisan in i m em an faatkan data sekun der yan g pen gelolaan keuan gan daerah terdapat terdiri atas bahan hukum prim er (peraturan persoalan yan g cukup krusial dan m en arik perun dan g-un dan gan ) dan bahan hukum un tuk didiskusikan , yakni m en gen ai keku- sekun der (buku serta artikel di jurn al, surat

PENYELESAIAN KERUGIAN DAERAH MELALUI PENYETORAN KE KAS NEGARA... A.P. Edi Atmaja

Volume 3, Nomor 2, Jul - Des 2017: 169 - 181 171

kewajiban dan secara lan gsun g ataupun tidak lan gsun g m erugikan n egara wajib m en ggan ti kerugian itu. Keen am , laran gan m en jadi ben dahara bagi setiap orang yan g diberi kuasa un tuk m em buat utan g, m em pertim ban gkan dan m em eriksa tagihan atas beban n egara, dan / atau m em erin tahkan pem bayaran n ya. Ketujuh, prosedur pen yelesaian gan ti kerugian n egara oleh ben dahara.

Sebagai pelen gkap ICW, Pem erin tah juga m en ggun akan in strum en yuridis pen in ggalan pem erin tah kolon ial H in dia Belan da yan g lain , yakn i Indische Bedrijv enw et (IBW) yan g diun dan gkan m elalui Staatsblad 1927 Nom or 419 dan diubah den gan Staatsblad 1936 Nom or 445, R eglem ent v oor het Adm inistratief Beheer (RAB) yan g diun dan gkan m elalui Staatsblad 1933 Nom or 38 1, serta Instructie en v erdere Bepalin gen v oor de Algem een e R eken kam er

(IAR) yan g diun dan gkan m elalui Staatsblad 1933 Nom or 320 , sebagai lan dasan yuridis pelaksan aan pem eriksaan pertan ggun gjawaban keuan gan n egara.

Pascareform asi tahun 1998 , perom bakan fun dam en tal berlan gsun g di segala lin i kehidupan berm asyarakat, berban gsa, dan bern egara. H al in i berujun g pada am en dem en Un dan g-Un dan g Dasar Tahun 1945 (UUD 1945) hin gga em pat kali. Lem baga-lem baga baru didirikan an tara lain seperti Mahkam ah Kon stitusi (MK), Kom isi Yudisial (KY), Om budsm an , Pusat Pelaporan dan An alisis Tran saksi Keuan gan (PPATK), Lem baga Pen jam in Sim pan an (LPS), Kom isi In form asi, dan Kom isi Pem beran tasan Korupsi (KPK). Tujuan n ya un tuk m en eguhkan sem an gat keterbukaan , akun tabilitas, pen gawasan , perim ban gan kekuasaan pem erin tahan , dan oton om i daerah gun a m ewujudkan pem erin tahan yan g baik (good gov ernance).

Am en dem en UUD 1945 pada giliran n ya m en gubah lan dasan kon stitusion al keuan gan n egara yan g pada pokokn ya term aktub dalam tiga pasal berikut:

kabar, dan lam an in tern et) (H an son , 1999). Sebagai suatu kajian hukum doktrin al, perm asalahan tidak dijawab den gan han ya bertolak dari asas-asas, teori-teori, pem ikiran , dan ajaran -ajaran hukum , m elain kan juga den gan pem aham an bahwa hukum tak dapat dilepaskan dari kon teks politik, ekon om i, sosial, dan budaya yan g m en gelilin gin ya, dan m esti didekati secara in terdisiplin er (Rahardjo,

PEMBAHASAN

H u ku m Ke u a n ga n N e ga ra

Sebelum berlakun ya Un dan g-Un dan g (UU) Nom or 17 Tahun 20 0 3 ten tan g Keuan gan Negara, dalam soal pen gurusan dan pertan ggun gjawaban keuan gan n egara, Pem erin tah Republik In don esia m en ggun akan UU Nom or 9 Tahun 1968 yan g m erupakan terjem ahan in strum en yuridis era Pem erin tah

H in dia Belan da, Indische Com ptabiliteits W et (ICW). ICW pada pokokn ya m em uat tujuh kon struksi yuridis yan g jejakn ya m asih terlihat dalam pen gelolaan keuan gan n egara saat in i. Pertam a, pen gawasan atas pen geluaran dan pen erim aan n egara dilaksan akan oleh BPK. Kedua, laran gan m en gen ai pen geluaran -pen geluaran di luar atau yan g m elam paui an ggaran . Ketiga, kewajiban un tuk m en uan gkan pelaksan aan pem belian baran g un tuk n egara dalam suatu surat perjan jian dan pen awaran um um . Pen awaran um um m esti m em uat syarat-syarat yan g harus dipen uhi bagi badan un tuk dapat turut serta sebagai pen awar.

Keem pat, setiap tahun BPK m en erbitkan suatu laporan hasil pem eriksaan atas pen gurusan keuan gan n egara yan g m em uat sem ua pen yelewen gan dan pen yim pan gan - pen yim pan gan dari peraturan yan g ditem ukan serta rekom en dasi BPK. Kelim a, sem ua pegawai n egeri bukan ben dahara yan g dalam jabatan n ya m elakukan perbuatan -perbuatan yan g m elan ggar hukum atau m elalaikan

JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA “Pasal 18 A ayat (2): H ubun gan keuan gan , keuan gan n egara yan g m eliputi (1) hak n egara

pelayan an um um , pem an faatan sum ber un tuk m em un gut pajak, m en geluarkan dan daya alam , dan sum ber daya lain n ya an tara m en gedarkan uan g, dan m elakukan pin jam an ; pem erin tah pusat dan pem erin tahan (2) kewajiban n egara un tuk m en yelen ggarakan daerah diatur dan dilaksan akan secara adil tugas layan an um um pem erin tahan n egara dan selaras berdasarkan un dan g-un dan g.

dan m em bayar tagihan pihak ketiga; (3) pen erim aan n egara; (4) pen geluaran n egara;

“Pasal 23 ayat (1): An ggaran pen dapatan (5) pen erim aan daerah; (6) pen geluaran dan belan ja n egara sebagai wujud dari daerah; (7) kekayaan n egara/ kekayaan daerah pen gelolaan keuan gan n egara ditetapkan yan g dikelola sen diri atau oleh pihak lain setiap tahun den gan un dan g-un dan g berupa uan g, surat berharga, piutan g, baran g, dan dilaksan akan secara terbuka dan serta hak-hak lain yan g dapat din ilai den gan bertan ggun g jawab un tuk sebesar- uan g, term asuk kekayaan yan g dipisahkan besarn ya kem akm uran rakyat. pada perusahaan n egara/ perusahaan daerah;

“Pasal 23C: H al-hal lain m en gen ai (8 ) kekayaan pihak lain yan g dikuasai oleh keuan gan n egara diatur den gan un dan g- pem erin tah dalam ran gka pen yelen ggaraan un dan g.”

tugas pem erin tahan dan / atau kepen tin gan um um ; (9) kekayaan pihak lain yan g diperoleh

Setelah berlakun ya kon stitusi baru pasca- den gan m en ggun akan fasilitas yan g diberikan am en dem en dalam wujud UUD Negara pem erin tah. Republik In don esia (NRI) Tahun 1945, paket

un dan g-un dan g keuan gan n egara, yakn i Ke ru gia n N e ga ra d a n Tin d a k P id a n a ICW, IBW, RAB, dan IAR juga m en galam i Ko ru p s i

pergan tian . Un tuk m en ggan ti ICW, IBW, RAB, dan IAR yan g sudah tidak m em adai di era Pem bahasan m en gen ai keuan gan n egara tidak yan g m en un tut keterbukaan dan akun tabilitas akan lepas dari pem bahasan ten tan g kerugian keuan gan n egara, Pem erin tah bersam a Dewan

n egara. Dalam UU Nom or 17 Tahun 20 0 3 tidak Perwakilan Rakyat (DPR) m en erbitkan paket dijelaskan apa itu kerugian n egara. Peraturan

un dan g-un dan g keuan gan n egara baru yan g tersebut han ya m en gam an atkan pen gaturan terdiri atas UU Nom or 17 Tahun 20 0 3, UU lebih lan jut ten tan g pen yelesaian kerugian Nom or 1 Tahun 20 0 4 ten tan g Perben daharaan

n egara dalam un dan g-un dan g m en gen ai Negara, dan UU Nom or 15 Tahun 20 0 4 ten tan g perben daharaan n egara yan g kelak terbit

Pem eriksaan Pen gelolaan dan Tan ggun g sebagai UU Nom or 1 Tahun 20 0 4. Dalam J awab Keuan gan Negara.

UU Nom or 1 Tahun 20 0 4, dijelaskan bahwa kerugian n egara/ daerah adalah kekuran gan

Paket un dan g-un dan g keuan gan n egara uan g, surat berharga, dan baran g yan g n yata yan g ada pada dasarn ya m asih perlu ban yak dan pasti jum lahn ya sebagai akibat perbuatan perbaikan , dian taran ya adalah m en gen ai m elawan hukum , baik sen gaja m aupun lalai. definisi keuangan negara. UU Nomor 17 Tahun Batasan m en gen ai kerugian n egara tersebut 2003 mendefinisikan keuangan negara sebagai tampak terlalu sempit untuk definisi dan sem ua hak dan kewajiban n egara yan g dapat lin gkup keuan gan n egara yan g dem ikian luas din ilai den gan uan g serta segala sesuatu, baik pada UU Nom or 17 Tahun 20 0 3. berupa uan g m aupun baran g, yan g dapat

Sesuai Pasal 10 UU Nom or 15 Tahun 20 0 6 dijadikan m ilik n egara berhubun g den gan

ten tan g BPK, BPK berwen an g m en ilai dan / pelaksan aan hak dan kewajiban tersebut.

atau m en etapkan jum lah kerugian n egara yan g Atas definisi tersebut, UU Nomor 17 tahun diakibatkan oleh perbuatan m elawan hukum ,

20 0 3 selan jutn ya m en jabarkan lin gkup baik sen gaja m aupun lalai, yan g dilakukan

PENYELESAIAN KERUGIAN DAERAH MELALUI PENYETORAN KE KAS NEGARA... A.P. Edi Atmaja

Volume 3, Nomor 2, Jul - Des 2017: 169 - 181 173

rum usan yan g kuran g kon sisten dan tegas m en gen ai apakah BPK juga berwen an g m en ilai dan / atau m en etapkan jum lah kerugian daerah. J ika m em baca keseluruhan pasal dan pen jelasan paket un dan g-un dan g keuan gan n egara, terdapat in kon sisten si frasa, kadan g din yatakan “kerugian n egara/ daerah”, tetapi dalam sejum lah pasal han ya din yatakan “kerugian n egara”.

Keem pat in strum en yuridis tersebut sam a sekali tidak m en jelaskan secara eksplisit m aupun im plisit perbedaan an tara “kerugian n egara” dan “kerugian keuan gan n egara”. Kedua frasa tersebut dirum uskan secara in kon sisten dalam sekujur pasal-pasal UU Nom or 17 Tahun 20 0 3, UU Nom or 1 Tahun

20 0 4, UU Nom or 15 Tahun 20 0 4, dan UU Nom or 15 Tahun 20 0 6 sebagaim an a disajikan pada tabel 1.

Istilah “kerugian keuan gan n egara” sesun gguhn ya berasal dari rum usan UU Nom or 31 Tahun 1999 ten tan g Pem beran tasan Tin dak Pidan a Korupsi sebagaim an a diubah den gan UU Nom or 20 Tahun 20 0 1 dalam parafrasa “m erugikan keuan gan n egara”.

oleh ben dahara, pen gelola Badan Usaha Milik Negara/ Daerah (BUMN/ BUMD), dan lem baga atau badan lain yan g m en yelen ggarakan pen gelolaan keuan gan n egara. Selan jutn ya, pen ilaian kerugian n egara dan / atau pen etapan pihak yan g berkewajiban m em bayar gan ti kerugian dituan gkan dalam keputusan BPK.

Rum usan eksplisit dari Pasal 10 UU Nom or

15 Tahun 20 0 6 tersebut m en jadikan BPK sebagai lem baga satu-satun ya yan g secara sah berwen an g m en ilai dan / atau m en etapkan jum lah kerugian n egara terhadap ben dahara, pen gelola BUMN/ BUMD, dan lem baga atau badan lain yan g m en yelen ggarakan pen gelolaan keuan gan n egara. Sedan gkan un tuk pegawai n egeri bukan ben dahara, berdasarkan Pasal 63 UU Nom or 1 Tahun 20 0 4 pen etapan kerugian n egara din ilai dan / atau ditetapkan oleh m en teri/ pim pin an lem baga/ gubern ur/ bupati/ walikota yan g tata caran ya diatur secara khusus m elalui Peraturan Pem erin tah Nom or 38 Tahun 20 16 ten tan g Tata Cara Tun tutan Gan ti Kerugian Negara/ Daerah terhadap Pegawai Negeri Bukan Ben dahara atau Pejabat Lain .

Pasal 10 Nom or 15 Tahun 20 0 6 m em uat

No Inkonsistensi

Rumusan Pasal

UU Nomor 17

Tahun 2003

UU Nomor 1 Tahun 2004

UU Nomor 15

Tahun 2004

UU Nomor 15 Tahun 2006

1 Dirumuskan sebagai “kerugian negara”

Pasal 35 ayat (4).

Pasal 60; Penjelasan Pasal 59; Penjelasan Pasal 60; Penjelasan Pasal 67

Judul Bab V; Pasal 27 ayat (3); Penjelasan Umum.

Pasal 10 ayat (1); Penjelasan Pasal 10 ayat (3).

2 Dirumuskan sebagai “kerugian keuangan negara”

Pasal 35 ayat (3); Penjelasan Umum.

Penjelasan Umum. - Pasal 10 ayat (2).

3 Dirumuskan sebagai “kerugian negara/daerah”

Pasal 1; Pasal 2; Pasal 59; Pasal 62; Pasal 63; Pasal 64; Pasal 66; Pasal 67; Penjelasan Umum.

Pasal 13; Pasal 22; Pasal 23; Pasal 27 ayat (2); Penjelasan Umum; Penjelasan Pasal 22.

Pasal 1; Pasal 10 ayat (3); Pasal 11.

4 Dirumuskan sebagai “kerugian daerah”

Pasal 61; Penjelasan Pasal 61.

5 Dirumuskan sebagai “merugikan keuangan negara”

Pasal 35 ayat (1).

Pasal 59.

Pasal 22; Penjelasan Umum.

Tabel 1. Inkonsistensi Rumusan Pasal dalam Paket Undang-undang Keuangan Negara

JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA In strum en yuridis ten tan g tin dak pidan a

rupiah).

korupsi yan g lahir pascareform asi tahun Pasal 3: Setiap oran g y an g den gan 1998 in i seben arn ya berasal dari peraturan tujuan m en gun tun gkan diri sen diri perun dan g-un dan gan era sebelum n ya, an tara atau oran g lain atau suatu korporasi lain Peraturan Pen guasa Militer Nom or m en y alahgun akan kew en an gan , PRT/ PM/ 0 6/ 1957, Peraturan Pen guasa kesem patan atau saran a y an g ada Peran g Pusat An gkatan Darat Nom or PRT/ padan y a karen a jabatan atau kedudukan Peperpu/ 0 13/ 1958 , Un dan g-Un dan g Nom or y an g dapat m erugikan keuan gan n egara 24/ Prp/ 1960 , dan Un dan g-Un dan g Nom or atau perekon om ian n egara dipidan a

3 Tahun 1971 ten tan g Pem beran tasan Tin dak den gan pidan a pen jara seum ur hidup Pidan a Korupsi. Dalam aturan -aturan yan g atau pidan a pen jara palin g sin gkat berlaku pada rezim pem erin tahan Presiden

1 (satu) tahun dan palin g lam a 20 Sukarn o dan Soeharto, kata “dapat” yan g pada (dua puluh) tahun dan / atau den da akhirn ya dihapus m elalui Putusan MK Nom or palin g sedikit R p50 .0 0 0 .0 0 0 ,0 0 (lim a 25/ PUU-XIV/ 20 16, han ya term aktub pada puluh juta rupiah) dan palin g ban y ak satu pasal dalam UU Nom or 3 Tahun 1971. R p1.0 0 0 .0 0 0 .0 0 0 ,0 0 (satu m iliar Selebihn ya digun akan lah frasa “lan gsun g atau

rupiah).”

tidak lan gsun g” yan g sejatin ya berm akn a sam a den gan kata “dapat”.

Pada akhirn ya MK m em utuskan bahwa kata “dapat” dalam pasal tersebut berten tan gan

Putusan Mahkam ah Kon stitusi (MK) Nom or den gan UUD 1945. MK dalam hal in i, m en urut

25/ PUU-XIV/ 20 16 m em buka babak baru Fatkhurohm an dan Kurn iawan (20 17), telah

tafsir ten tan g kerugian n egara. Putusan yan g m elakukan suatu “ov erriding decision” atas

tidak bulat den gan perten tan gan lim a versus putusan sebelum n ya, yakn i Putusan MK

em pat hakim kon stitusi tersebut diucapkan Nom or 0 0 3/ PUU-IV/ 20 0 6 dan Putusan MK

dalam sidan g plen o yan g terbuka un tuk um um Nom or 44/ PUU-XI/ 20 13. MK disebut tidak

pada 25 J an uari 20 17. Dalam Putusan MK kon sisten karen a m en jatuhkan putusan yan g

tersebut, terdapat silan g pen dapat an tar hakim berbeda atas dasar kon stitusion alitas yan g

kon stitusi soal kata “dapat” dalam Pasal 2 ayat

sam a.

(1) dan Pasal 3 Un dan g-Un dan g Nom or 31 Tahun 1999 ten tan g Pem beran tasan Tin dak Kritik lain atas Putusan MK Nom or 25/ PUU- Pidan a Korupsi sebagaim an a diubah den gan

XIV/ 20 16 ditulis oleh Idris (20 17), H arton o Un dan g-Un dan g Nom or 20 Tahun 20 0 1, yan g (20 17), dan Syam sudin (20 17). Dua tulisan

secara len gkap m en yatakan : pertam a cen derun g bern ada n egatif den gan m en yatakan bahwa Putusan MK Nom or 25/

“Pasal 2 ay at (1): Setiap orang y ang PUU-XIV/ 20 16 akan m en ggan ggu efektivitas secara m elaw an hukum m elakukan pen an gan an perkara dan kon traproduktif perbuatan m em perkay a diri sen diri atau den gan upaya pem beran tasan korupsi. oran g lain atau suatu korporasi y an g Sem en tara tulisan terakhir m elihat dari sisi dapat m erugikan keuan gan n egara atau yan g berbeda, bahwa Putusan MK tersebut perekon om ian n egara dipidan a pen jara justru m em perjelas dan m em perkuat den gan pen jara seum ur hidup atau pidan a perlin dun gan , kepastian , dan keadilan hukum pen jara palin g sin gkat 4 (em pat) tahun bagi sem ua pihak, khususn ya bagi m ereka yan g dan palin g lam a 20 (dua puluh) tahun dan

tertim pa m asalah hukum .

den da palin g sedikit R p20 0 .0 0 0 .0 0 0 ,0 0 (dua ratus juta rupiah) dan palin g Dengan adanya putusan MK yang bersifat final ban y ak R p1.0 0 0 .0 0 0 .0 0 0 ,0 0 (satu m iliar dan m en gikat itu, m aka Pasal 2 ayat (1) dan

PENYELESAIAN KERUGIAN DAERAH MELALUI PENYETORAN KE KAS NEGARA... A.P. Edi Atmaja

Pasal 3 UU Nom or 31 Tahun 1999 sebagaim an a tersurat m en egaskan bahwa “dalam un dan g- diubah den gan UU Nom or 20 Tahun 20 0 1 un dan g in i tin dak pidan a korupsi dirum uskan m en galam i pergeseran m akn a dari delik secara tegas sebagai tin dak pidan a form al”. form al m en jadi delik m aterial. Dalam hukum

Lebih lan jut, Putusan MK Nom or 25/ PUU- pidan a, delik form al m erupakan delik yan g XIV/ 20 16 juga m em beri m akn a baru atas Pasal m en ekan kan pada perbuatan yan g dilaran g

2 ayat (1) dan Pasal 3 UU Nom or 31 Tahun tan pa m en syaratkan terjadin ya akibat apa 1999 sebagaim an a diubah den gan UU Nom or pun dari perbuatan tersebut. Sem en tara delik

20 Tahun 20 0 1 bahwa ada tidakn ya kerugian m aterial ialah delik yan g lebih m en ekan kan n egara m erupakan salah satu un sur utam a di pada akibat dari suatu perbuatan yan g dilaran g sam pin g em pat un sur utam a tersebut. (Fatkhurohm an & Kurn iawan , 20 17). Dalam

Pen ghapusan kata “dapat” telah m en gubah delik form al akibat tidak harus ada, sedan gkan

pakem salah satu rum usan delik korupsi. dalam delik m aterial akibat harus ada.

Sebab, MK telah m ereposisi un sur kerugian Oleh karen a itu, tatkala Pasal 2 ayat (1) dan

n egara m en jadi suatu elem en yan g begitu Pasal 3 UU Nom or 31 Tahun 1999 sebagaim an a esen sial dalam delik korupsi. H al in i diubah den gan UU Nom or 20 Tahun 20 0 1 seben arn ya bertolak belakan g den gan telaah berubah m en jadi delik m aterial, pen egak hu- yan g dilakukan United N ations Conv ention kum tidak dapat m en yatakan suatu perbuatan

Again st Corruption (UNCAC) atas UU Nom or sebagai tin dak pidan a korupsi den gan han ya

31 Tahun 1999 sebagaim an a diubah den gan UU m em buktikan em pat un sur berikut. Pertam a, Nom or 20 Tahun 20 0 1 terhadap im plem en tasi adan ya un sur m elawan hukum . Kedua, adan ya Kon ven si Perserikatan Bangsa-ban gsa ten tan g perbuatan m em perkaya diri sen diri, oran g lain , Pem beran tasan Korupsi. Telaah tersebut atau suatu korporasi. Ketiga, adan ya perbuatan

an tara lain m erekom en dasikan kepada m en gun tun gkan diri sen diri, oran g lain , atau Pem erin tah RI un tuk m erevisi un dan g-un dan g suatu korporasi. Keem pat, adan ya perbuatan

dan m en ghapus un sur kerugian n egara dalam m en yalahgun akan kewen an gan , kesem patan , delik korupsi (Yun tho, dkk., 20 14). Pasal 3 atau saran a karen a jabatan atau kedudukan . UNCAC m en yatakan bahwa kon ven si in i Akan tetapi, pen egak hukum juga harus sudah berlaku, sesuai den gan persyaratan n ya, kepada dapat m en yatakan kerugian n egara yan g n yata pen cegahan , pen yidikan dan pen un tutan dan pasti jum lahn ya, bukan sekadar in dikasi korupsi dan pem bekuan , peram pasan , atau poten si.

pen yitaan dan pen gem balian hasil pelan ggaran yan g ditetapkan sesuai den gan kon ven si.

Pergeseran m akn a dan perubahan jen is delik Lebih lan jut din yatakan bahwa un tuk tujuan itu sebetuln ya berten tan gan den gan Pen jelasan pelaksan aan kon ven si in i, m aka pelan ggaran UU Nom or 31 Tahun 1999 sebagaim an a diubah yan g ditetapkan di dalam n ya tidak perlu den gan UU Nom or 20 Tahun 20 0 1, yan g secara

Tabel 2. Perbandingan Rumusan Pasal dalam Instrumen Yuridis Tindak Pidana Korupsi

Peraturan

Rumusan

Peraturan Penguasa Militer Tiap perbuatan oleh siapa pun, baik untuk kepentingan diri sendiri, orang lain, Nomor PRT/PM/06/1957

atau suatu badan, yang langsung atau tidak langsung menyebabkan kerugian bagi keuangan atau perekonomian negara.

Peraturan Penguasa Perang Perbuatan seseorang yang dengan atau karena melakukan kejahatan atau Pusat Angkatan Darat Nomor

pelanggaran memperkaya diri sendiri, orang lain, atau suatu badan, langsung PRT/Peperpu/013/1958

atau tidak langsung, merugikan keuangan atau perekonomian negara atau daerah atau merugikan suatu badan yang menerima bantuan dari keuangan negara/daerah atau badan hukum lain yang mempergunakan modal atau kelonggaran-kelonggaran dari masyarakat.

Volume 3, Nomor 2, Jul - Des 2017: 169 - 181 175

JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA

176

n egara sebagai bagian dari kekuasaan pem erin tahan yan g diserahkan kepada gubern ur/ bupati/ walikota selaku kepala pem e- rin tahan daerah un tuk m en gelola keuan gan daerah dan m ewakili pem erin tah daerah dalam kepem ilikan kekayaan daerah yan g dipisahkan . Selan jutn ya, Pasal 2 UU Nom or 33 Tahun 20 0 4 m en yatakan bahwa perim ban gan keuan gan an tara pem erin tah dan pem erin tahan daerah m erupakan subsistem keuan gan n egara sebagai kon sekuen si pem bagian tugas an tara pem erin tah dan pem erin tah daerah.

Kedua pasal tersebut m en egaskan bahwa keuan gan daerah m erupakan subsistem dari keuan gan n egara dan pen gelolaan n ya harus dilaksan akan secara adil dan selaras dalam keran gka n egara kesatuan RI. Kata “diserahkan ” dalam Pasal 6 UU Nom or 17 Tahun 20 0 3 m en gan dun g m akn a bahwa kekuasaan pen gelolaan keuan gan n egara oleh gubern ur/ bupati/ walikota dalam wujud keuan gan daerah m erupakan hak yan g terberi dan bukan hak yan g pada awaln ya ben ar-ben ar dim iliki atau in heren pada pem erin tah daerah. Sebagai suatu pem berian , hak pen gelolaan keuan gan daerah itu berarti dapat dim in ta

m en gakibatkan kerugian atau kerusakan pada kekayaan n egara, kecuali jika din yatakan lain (Un ited Nation s, 20 0 4).

Tabel 2 berikut m en yajikan perban din gan rum usan pasal dalam beberapa peraturan perun dan g-un dan gan yan g m em uat frasa “m erugikan keuan gan n egara” dalam in strum en yuridis m en gen ai tin dak pidan a korupsi dari m asa ke m asa.

Ke ru gia n D a e ra h d a la m Fo rm u la s i Re ko m e n d a s i B P K

Lan dasan kon stitusion al keuan gan daerah pada Pasal 18 A ayat (2), Pasal 23 ayat (1), dan Pasal 23C UUD NRI 1945 tidak m en gatur secara tersurat m en gen ai keuan gan daerah. Rum usan eksplisit keuan gan daerah term aktub dalam UU Nom or 17 Tahun 20 0 3 dan UU Nom or 33 tahun 20 0 4 ten tan g Perim ban gan Keuan gan an tara Pem erin tah Pusat dan Pem erin tah Daerah sebagai aturan lebih lan jut atas keten tuan UUD 1945.

Pasal 6 UU Nom or 17 Tahun 20 0 3 m en yatakan bahwa presiden selaku kepala pem erin tahan m em egan g kekuasaan pen gelolaan keuan gan

Peraturan

Rumusan

UU Nomor 24/Prp/1960 Tindakan seseorang yang dengan atau karena melakukan kejahatan atau pelanggaran memperkaya diri sendiri, orang lain, atau suatu badan yang langsung atau tidak langsung merugikan keuangan atau perekonomian negara/ daerah atau merugikan keuangan suatu badan yang menerima bantuan dari keuangan negara/daerah atau badan hukum lainnya yang mempergunakan modal dan kelonggaran-kelonggaran dari negara atau masyarakat.

UU Nomor 3 Tahun 1971 Barangsiapa dengan melawan hukum memperkaya diri sendiri, orang lain, atau suatu badan yang langsung atau tidak langsung merugikan keuangan negara

dan/atau perekonomian negara, atau diketahui atau patut disangka olehnya bahwa perbuatan tersebut merugikan keuangan atau perekonomian negara.

Barangsiapa dengan tujuan menguntungkan diri sendiri, orang lain, atau suatu badan menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang langsung atau tidak langsung dapat merugikan keuangan atau perekonomian negara.

UU Nomor 31 Tahun 1999 Sebagaimana Diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001

Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang dapat merugikan keuangan atau perekonomian negara.

Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang dapat merugikan keuangan atau perekonomian negara.

Sumber: Arief (2013)

PENYELESAIAN KERUGIAN DAERAH MELALUI PENYETORAN KE KAS NEGARA... A.P. Edi Atmaja

kem bali oleh presiden selaku pem egan g agar m em erin tahkan un tuk m en arik dan kekuasaan pen gelolaan keuan gan n egara.

m en yetorkan ke kas daerah atas peker- jaan yan g tidak dilaksan akan dan den da

Dalam praktik yan g berlaku, sebagaim an a kelam batan pen yelesaian pekerjaan (BPK, dipaparkan pada bagian sebelum n ya, kerugian

20 0 7a);

daerah yan g din ilai dan / atau ditetapkan oleh BPK dipulihkan atau diselesaikan den gan

2. BPK RI m en yaran kan Bupati agar m en - cara disetor ke kas daerah. Praktik tersebut

gen akan den da keterlam batan kepada dilatarbelakan gi oleh adan ya beberapa

rekan an den gan jum lah keseluruhan yan g sudut pan dan g. Pertam a, kerugian daerah

belum dipun gut den gan m en yetorkan n ya m erupakan turun an dari keuan gan daerah.

ke kas daerah dan m en yam paikan bukti Kedua, sebagai turun an dari keuan gan daerah,

setor (BPK, 20 0 8 );

kerugian daerah bukan bagian dari keuan gan

3. BPK RI m en yaran kan Kepala Din as Kese- n egara sehin gga sudah sepan tasn ya disetor ke

hatan m en gen akan den da keterlam batan kas daerah.

dan m en yetorkan n ya ke kas daerah (BPK,

Con toh tem uan pem eriksaan BPK yan g digolon gkan sebagai kerugian daerah m en urut

4. BPK RI m erekom en dasikan Pejabat Wa- Keputusan BPK Nom or 3/ K/ I-XIII.2/ 3/ 20 16

likota agar m em berikan in struksi secara ten tan g Buku Pan duan Pem eriksaan Laporan

tertulis un tuk m em pertan ggun gjawabkan Keuan gan Pem erin tah Daerah dian taran ya

kerugian daerah den gan m en gem balikan ialah belan ja atau pen gadaan baran g/ jasa

ke kas daerah (BPK, 20 10 ); fiktif; rekanan pengadaan barang/jasa tidak

5. BPK RI m erekom en dasikan Walikota un - m en yelesaikan pekerjaan ; kekuran gan

tuk m em in ta rekan an m en gem balikan volum e pekerjaan dan / atau baran g; kelebihan

selisih kem ahalan dan m en yetorkan ke kas pem bayaran ; pem ahalan harga (m ark up);

daerah (BPK, 20 11);

pen jualan / pertukaran / pen ghapusan aset dae- rah tidak sesuai keten tuan ; pen en tuan harga

6. BPK RI m erekom en dasikan kepada Bupati pokok pen jualan terlalu ren dah sehin gga

agar m em perbaiki aplikasi pen ggajian , m e- pen en tuan harga jual lebih ren dah dari yan g

n arik dan m en yetorkan ke kas daerah sisa seharusn ya; pen yetoran pen erim aan n egara/

kelebihan pem bayaran gaji (BPK, 20 12); daerah dengan bukti fiktif.

7. BPK m erekom en dasikan Bupati un tuk m e- n etapkan dan m em un gut den da keterlam -

Sesuai UU Nom or 15 Tahun 20 0 4, rekom en dasi batan un tuk disetor ke kas daerah kepada

BPK wajib ditin daklan juti oleh in stan si yan g delapan pen yedia jasa (BPK, 20 13);

berwen an g dan terdapat san ksi pidan a apabila in stan si yan g berwen an g m elan ggar keten tuan

8 . BPK RI m erekom en dasikan kepada Bupati tersebut. Berdasarkan hasil pen gam atan

un tuk m en arik in dikasi kerugian dari reka- pen ulis terhadap sepuluh Laporan H asil

n an dan selan jutn ya m en yetor ke kas daer- Pem eriksaan (LH P) dari tahun 20 0 7 sam pai

ah (BPK, 20 14);

9. BPK RI m erekom en dasikan kepada Bupa- terkait pen yelesaian kerugian daerah adalah

20 16, form ulasi rekom en dasi yan g diberikan

ti un tuk m en arik kelebihan pem bayaran m elalui pen yetoran ke kas daerah. Beberapa

tam bahan pen ghasilan guru dan m en ye- con toh form ulasi rekom en dasi tersebut an tara

torkan ke kas daerah (BPK, 20 15); lain :

10 . BPK m erekom en dasikan kepada Gubern ur

1. BPK RI m en yaran kan kepada Bupati agar m em erin tahkan PPK un tuk m em ulih- kan kerugian daerah den gan cara m en ye-

Volume 3, Nomor 2, Jul - Des 2017: 169 - 181 177

JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA

20 0 7 ten tan g Tata Cara Pen yelesaian Gan ti Kerugian Negara terhadap Ben dahara.

Peraturan BPK tersebut sam a sekali tidak m en yin ggun g soal kerugian daerah. Pasal

29 Peraturan BPK Nom or 3 Tahun 20 0 7 m en yatakan , berdasarkan surat keputusan pem beban an dari BPK, ben dahara wajib m en ggan ti kerugian n egara den gan cara m en yetorkan secara tun ai ke kas n egara/ daerah dalam jan gka waktu selam bat-lam batn ya tujuh hari setelah m en erim a surat keputusan pem beban an . Den gan dem ikian m en jadi jelas bahwa peraturan perun dan g-un dan gan tidak m en gatur secara tegas, eksplisit, dan jelas ten tan g keharusan pen yetoran kerugian daerah ke kas daerah dalam ran gka pen yelesaian kerugian daerah.

KES IMP U LAN