pentingnya syariat islam didalam adminis

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke Hadirat Allah SWT. Tuhan pemilik semesta alam dan
sumber segala pengetahuan. Karena atas berkat limpahan rahmat dan karuniaNYA sehingga
kami dapat menuyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam
makalah ini kami akan membahas mengenai “Pentingnya syariat islam dalam administrasi
negara”.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyususan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu, kami mngundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutkan.
Akhir kata semoga makalah ini dapa memberikan manfaat bagi kita semua.

Malang, 5 Desember 2013

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………... ii
BAB I…………………………………………………………………………………………...1
Pendahuluan……………………………………………………………………………………..1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………….
1.3 Tujuan penulisan……………………………………………………………………………...
BAB II……………………………………………………………………………………………
Pembahasan………………………………………………………………………………………
2.1 Pengertian Ilmu Administrasi Publik…………………………………………………………
2.2 Perkembangan Administrasi Publik dalam Islam……………...……………………………..
2.3 Mengapa Syariat Islam begitu penting untuk Administrasi Publik …………………………
BAB III………………………………………………………………………………………….
Penutup……………………………………………………………………………………………
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………
3.2 Saran……………………………………………………………………………………………

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Negara adalah sebuah organisasi yang besar, maka kita akan menemukan berbagai
elemen yang sangat penting yang merupakan penggerak dari terlaksananya kehidupan
bernegara. Pada konteks Negara modern kita mengenal adanya sistem yang berjalan yang
tentu saja merupakan inti dari penyelenggaraan sebuah Negara, dan pembingkaian sistem itu
kita kenal dengan adanya Administrasi. Kegiatan administrasi atau tulis-menulis atau lebih
dikenal dengan ketata usahaan di sebuah lembaga mempunyai out put yang sangat penting,
terkait diberbagai bidang, baik hukum, sosial maupun ekonomi dan lain-lain, sehingga tidak
bisa dipandang kurang penting fungsinya. Lebih-lebih produk administrasi yang berupa
dokumen seperti Ijazah, sertifikat dan surat-surat penting lainnya akan mempunyai nilai tinggi
sekali

di

mata

hukum,

jika

akurasi


isinya

dijamin

benar.

Oleh karena itu keakuratan data administrasi menunutut kejujuran dan kedisiplinan
baik pelaksana maupun pengelolanya, karena produk administrasi yang demikian ini biasanya
digunakan untuk memperkuat bukti-bukti hukum. Dengan sangat pentingnya Administrasi
dalam kehidupan sehari-hari, maka kita harus mencari data tentang keadministrasian sebanyak
mungkin yang baik dan benar. Seperti dalam surat :
‫َو َما َءا َتا ُك ُم الرّ سُو ُل َف ُخ ُذوهُ َو َما َن َها ُك ْم َع ْن ُه َفا ْن َتهُوا‬
“Dan apa saja yang dibawa oleh Rasul untukmu, maka ambillah, dan apa saja yang
dilarangnya, maka tinggalkanlah.” (QS. Al Hasyr [59]: 7)
Dalam beradministrasi jangan sampai kita melanggar hukum islam dan hukum negara.
Perkembangan Administrasi saat ini memang sebagian besar berpijak pada kode etik hukum
publik, dan sedikit sekali yang memakai ketentuan Administrasi Islam.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Administrasi Publik?

2. Perkembangan Administrasi Publik dalam Islam?
3. Mengapa Syariat Islam begitu penting untuk Administrasi Publik?

3 | Page

1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Administrasi Publik.
2. Untuk mengetahui perkembangan Administrasi Publik dalam Islam.
3. Untuk mengetahui pentingnya Syariat Islam dalam Administrasi Publik.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Administrasi Publik
Makna kata “administrasi” dalam Adminitrasi Publik itu sendiri apa? Kata “administrasi”
dalam Adminitrasi Publik itu sendiri diambil dari negeri paman Sam sana, administration.
Chandler & Plano dalam Bukunya The Public Administration Dictionary mengatakan bahwa
administrasi adalah proses bagaimana kebijakan itu di implementasikan. Administrasi publik
berfokus pada penegakan hukum, proses pembuatan akan menerapkan peraturan dan regulasi.
Menyelenggarakan kebijakan publik.
Namun,banyak pengertian administrasi yang dikemukanan oleh para ahli administrasi, ada

pengertian adminitasi secara luas dan ada pengertian administrasi secara sempit, dan bahkan ada
yang mengartikan sebagai proses sosial.
1. Leonard D white (1955) merumuskan sebaagai “administration is a process comman to
all group effort public or provaate, civil or millitaaary, large scaale or smaall scall”
(administrasi adalah suatu proses yang biasanya terdapat pada semua usaha kelompok
baik usaha pemerintah, ataupun swasta, sipil atau militer baik secara besar-besaran
ataupun kecil-kecilaan)
2. H.A.Simon (1961) “administration can be defined aas the aactivitiesa if group
cooperating to accomplish common goals” (administrasi dapat didefenisikan sebagai
kegiatan kelompok orang-orang yaang melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan
bersama)
3. Dwoght Waldo (1971) “administrasi adalah suaatu bentuk daya upaya manusia yang
kooperatif yang mempunyai tingkat rasionalaiteit yaang tinggi”:
4. The Lianag Gie (1965) “administrasi adalah segenap proses penyelenggaraan dalam
segenap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu”. defenisi
ini mendapat perubahan (1972) yaitu proses penyelenggaraan diganti dengan rangkaian
penaataaan. kemudian lebih disempurnakan (1977) yaitu administraasi adalah segenap
rangkaian kegiatan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang
dalam kerjasama mencapaai tujuan tertentu


5 | Page

5. S.p siagiaan (1985) ” adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau
lebih yang didasarkan pada rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.
6. Parajudi Atmosudirjo (1975) administrasi adalah pengendalian dan penggerakk dari suatu
organisasi sedemikiaan rupa sehingga organisasi itu menjadi hidup dan bergerak menuju
ketercapainya segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh administrator yakni kepala
organisasi.

Kedududkan admnistrasi dalam kehidupan manusia serba kebutuahan, kebutuhaan untuk
tempat tinggal, makan, pakaian dan lain-lain yang biasa dikenal dengan istilah kebutuhankebutuhan primer atau kebutuhan pokok. untuk dapat memenuhi kebutuhan ini apa itu kebutuhan
primer atau kebutuhan sekunder .orang harus mengusahakan dengan perbuatan -perbuatan yang
nyata. berusaha seorang diri maupuna secara bekerja sama dengan perbuatan yang nyata akan
dengan perbuatan nyata maka kebutuhan itu menjelma menjadi tujuan.didalam memenuji
kebutuhannya dalam banyak hal orang harus bekerja sama atau dengan kata lain orang harus
melaksanakan suatu proses penyelenggaraan usaha kerja sama dalam mencapai tujuaannya.
proses penyelenggaraan inilah yang disebut dengan administrasi dan pada masyarakat moden
yaang makin berkembang ini makin penting pula tujuan-tujuan yang ingin dan hendak
dicapainya maka makin baik dan tepat pula administrasi yanag harus diaarahkannya oleh karena

itu makin penting pulaa kedudukanaadministrasi sebagai kegiatan-kegiatan untuk mencapai
tujuan tersebut. kedudukan administrasi penting dalam suatu negara yaang telah maju apalagi
bagi negara yang sedang berkembang. yang mana administrasi akan memberi sumbangan
pengalaman dibidang apapun telah mengajarka kepada negara-negera itu bahwa masalah
kemajuan negara bukanlah dititik beratkan hanya pada modal yang cukup sumber-sumber alam
dan kekayaan bumi yaang berlimpah-limpaah tenaga kerja manusia yang belebih-lebihan tetapi
sangat dibutuhkan peranan/ kedudukan aadminstrasi. administras merupakan modal yang
berhargan sekali bagi negara-negara tersebut untuk melaksanakan tugas dalam mencapai tujuan
apalagi asas utama administrasi adalah daya guna kerja berarti bahwa manusia ingin mencapai
suatu hasil secara maksimum atau terbaik dengan menyelenggarakan sesuatu keja atau usaha
secara minimum atau teringan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukaan sebelumnya.

disamping administrasi penting bagi suatu negara maka admnistrasi jugaa penting bagi badanbadaan atau organisasi perusahaaan dan perindustrian juga bagi lembaga-lembaga seperti
lembaga peradilan lembaga permasyarakatan bahkan pembrontak dan orang matipun
membutuhkan admnistrasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa dimana ada terdapat kegiatan dari
orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama maka disana terdapat
administrasi.
Tujuan Administrasi Publik adalah non profit yang ditujukan semata-mata untuk kepentingan
masyarakat, yang berbeda dengan Administrasi Private (swasta) yang bertujuan untuk profit.
Jadi makna “administrasi” disini lebih mengarah pada kebijakan, pemerintahan, dan negara.

Bukan mengarah pada catat mencatat, kantor ataupun tata usaha. Sergiovanni dan Carver (1975)
menyebutkan empat tujuan administrasi yaitu :
 Efektifitas produksi,
 Efisiensi,
 Kemampuan menyesuaikan diri (adaptivenes),
 Kepuasan kerja.
Oleh karena itu di Amerika dan negara-negara barat lainnya, makna administrasi sendiri sudah
cukup menjelaskan bahwa ada konotasinya dengan negara atau publik, sehingga tidak lazim
digunakan kata negara (state) untuk disandingkan dengan kata administrasi. Misalnya
administrative atau administratief saja, kita sering mendengar istilah Obama Administration
(pemerintahan Presiden Obama). Sedangkan di Indonesia, karena pemahaman yang tercermin
dimasyarakat masih berkutat pada makana perkantoran, tulis menulis, tata usaha, dan lain-lain,
maka kata negara dibutuhkan untuk menjelaskan bahwa administrasi yang dimaksud mengarah
ke kata kunci tersebut (negara).
2.2 Perkembangan Administrasi Publik (Negara) dalam Islam
Di masa Rasululah saw belum pernah di bentuk secara khusus system administrasi negara
bagi departeman dan diwan teresebut dengan ketentuan secara khusus, akan tetapi beliau hanya
mengangkat para “katib” pencatat, untuk setiap departemen tersebut, di mana mereka layaknya
pejabat yang mengepalai suatau jawatan tertentu sekaligus pencatatnya.
7 | Page


Orang yang mula-mula membuat diwan dai dalam Islam adalah Umar bin Khathab ra. Adapun
yang menyebabkan beliau membuat diwan adalah, ketika beliau mengutus utusan dengan
membawa “hurmuzan”, lalu orang itu berkata kepad Umar: “Ini adalah utusan yang keluarganya
telah engkau beri bagian harta. Bagaimana kalau salah seorang di antara mereka ada yang
terlupakan, dan dia tetap menahan dirinya, lalu dari mana bawahanmu bias mengetahuinya?
Maka buatlah diwan untuk mengurusi mereka.” Maka Umar bertanya kepadanya tentang diwan
tersebut, kemudian dia menjelaskanya kepada Umar.(An Nabhanni,ibid)
Abid bin Yahya meriwayatkan dari Harits bin Nufail, bahwa Umar ra. Meminta pendapat kaum
muslimin untuk membuat diwan, lalu Ali bin Abi Thalib ra. Berkata: ”Engkau bagi saja harta
yang telah terkumpul padamu, tiap tahun sekali. Dan jangan sedikitpun engkau menyimpannya,”
Lalu Utsman ra. Menyampaikan usul:”Aku melihat orang-orang mempunyai harta yang banyak
sekali. Kalau tidak pernah ihitung, hinga tidak tahu mana yang sudah dipungut dan mana yang
belum, aku khawatir masalah ini akan merebak.” Kemudian Al Walid bin Hisyam
mengusulkan:”Aku pernah berada di Syam, lalu aku melihat raja-raja di sana membuat diwan,
dan mengatur para prajuritnya(dengan diwan tersebut). Maka, buatlah diwan dan aturlah prajurit
tersebut(seperti mereka).” Umar akhirnya mengambil usulan Walid tersebut. Lalu beliau
memangil Uqail bin Abi Thalib, Mukhrimah bin Naufal, Jubair bin Muth’im, yang mana mereka
adalah pemuda-pemuda keturunan Quraisy. Kemudian beliau memerintahkan kepada mereka;”
Catatlah semua orang itu menurut tempat tinggal mereka.

Setelah Islam mulai merambah dan mulai nampak di Iraq, maka diwanul istifaa’ (Instansi
pengumpul harta Fai’) dan instansi pengumpul harta mulai berjalan seperti praktek yang terjadi
sebelumnyadi sana. Diwan Syam mempergunakan gaya Romawi, sedangkan Diwan Iraq
menggunakan gaya Persia. Kemudian pada masa Abdul Malik bin Marwan, maka belia
mentrasnfer diwan Syam tersebut ke Arab pad tahun 81 hijriyah. Lalu disusul dengan
pembentukan diwan-diwan sesuai dengan kebutuhan untuk memenuhi tuntutan menagani urusan
rakyat. Semisal diwan yang dikhususkan untukmengurusi masalah pasukan, yang bertugas untuk
mengangkat dan memberikan gaji tentara. Ada pula sebagai pengatur masalah pekerjaan, yang
bertugas memberikan instruksi dan upah. Ada juga diwan yang mengurusi para wali dan amil
yang bertugas untuk mengurusi pengangkatan dan pemberhentian mereka. Ada juga diwan yang
bertugas mengurusi kas negara (baitul maal), yang bertugas mengurusi pendapatan dan
pengeluaran negara.Dan seterusnya. Maka diwan-diwan tersebut, semuanya berhubungan dengan

kebutuhan, dan secara teknis biasa saja berbeda-beda dari masa ke masa sesuai dengan
kemaslahatan yang dibutuhkan.

2.3 Pentingnya Syariat Islam dalam Administrasi Publik (Negara)
Islam adalah system yang sempurna. Di dalamya terdapat aturan yang mengatur segala
bentuk interaksi antar manusia, seperti system social, ekonomi, politik dan lain sebagainya.
Adanya aturan-aturan semacam ini meniscayakan adanya negara yang melaksanakan dan

menerapkan atutan-aturan tersebut atas segenap manusia. Islam telah menetapkan sistem yang
baku bagi pemerintahan. Islam juga telah menetapkan system administrasi negara yang khas pula
untuk mengelola negara, disamping itu Isalam menuntut kepada penguasa sebagai kepala negara
untuk menjalankan seluruh hukum Allah kepada seluruh manusia yang menjadi rakyatnya.
Negara Islam adalah negara yang bersifat politis. Negara Islam tidak bersifat sacral. Kepala
negara tidak diangap memiliki sifat-sifat orang suci. Sebagai sebuah gambaran, Umar bin
Khathab pernah berkata kepada rakyatnya,” Barang siapa yang melihat ada kebengkokan pada
diriku maka luruskanlah.” Lantas salah seorang menyambutnya dengan mengatakan,”Andaikan
kami melihat sesuatu kebengkokan pada dirimu, maka kami akan meluruskannya dengan pedang
kami,” Umar pada saat itu hanya mengatakan,”Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan
dalam umat Muhammad orang yang mau meluruskan yang bengkok pada diri Umar dengan mata
pedangnya,”.
Negara yang dimaksudkan di sini adalah Daulah Khilafah yang di kepalai oleh Khalifah, yang
juga disebut sebagai Amirul Mukminin, Sulthan atau Imam.
Di sini Allah SWT telah menjelaskan beberapa maksud dan tujuan dari pemerintahan Islam,
yaitu:
Memelihara Agama, Negara, terutama Khalifah, bertanggung jawab untuk memelihara
Aqidah Islam. Dalam hal,ini dilakukan dengan mengoptimalkan wewenang yang diberikan oleh
syara’ kepadanya. Negaralah satu-satunya institusi yang behak membunuh orang-orang murtad
dan memberi peringatan kepad siapa saja yang menyeleweng dari agama, Sabda Rasul saw.
“Barang siapa yang menganti agamanya(murtad) maka bunuhlah”(HR Bukhari)
Mengatur urusan masyarakat dengan cara menerapkan hukum syara’ kepada seluruh manusia
tanpa membeda-bedakan individu-individunya.Firman Allah swt.

9 | Page

‫َوأَ ِن احْ ُك ْم بَ ْينَهُ ْم بِ َما‬
‫أَ ْنزَ َل ا‬
ُ‫ا‬
”Hendaklah kamu menetapkan hukum diantara mereka berdasarkan apa yang diturunkan Allah”
(QS. Al Maidah [5]: 49) Sabda Rasululah saw.
Dalam rangka kemudahan ini pula system administrasi dalam Islam tidak bersifat
sentralistik, yang ditentukan semuanya oleh pusat, sebaliknya bersifat desentralisasi, atau
diserahan kepada masing-masing desa, kecamatan, kabupaten/kota, atau propinsi. Dengan
demikian kemaslahatan yang akan deselesaikan dapat ditunaikan dengan cepat dan dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya, tanpa harus menunggu disposisi, keputusan dari atas atau pusat.
Dan karena perkara ini adalah bagian yang mempunyai sifat fleksibel dan temporal. Artinya,
dengan fleksibilitasnya, masalah administrasi akan selalu mengalami perkembangan sesuai
dengan kebutuhan dan kemaslahatan yang hendak dipecahkan atau diselesaikan. Dengan sifatnya
yang temporal, Administrasi negara bias berubah sewaktu-waktu, jika dipandang tidak lagi
sesuai atau tidak cocok lagi dengan kemaslahatan yang dituntut untuk dipenuhi.
ISLAM MENJAGA KUALITAS SDM APARAT YANG UNGGUL GUNA MEWUJUDKAN
CLEAN & GOOD GOVERNANCE
Keunggulan SDM para aparat yang mendapatkan amanat untuk melaksanakan tugas
pelayanan administrasi negara dalam Islam dilahirkan dari bahwasanya menurut pandangan
Islam tugas atau pekerjaan administrative, adalah kewajiban dan tanggung jawab. Karena itu
Islam menetapkan persyaratan khusus bagi setiap aparat, yaitu keahlia teknis administrasi
tertentu. Ketetapan seseorang yang diangakat untuk menjalankan tugas di daerah-daerah dan di
lapangan administrasi negara dan di dalam aparat pemerintahan yang lain didasarkan pad
kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, adil, ikhlash, dan taat kepada perundangundangan negara, politis maupun administrative. Pemilihan seseorang untuk menduduki jabatan
tertentu berdasarkan ukuran tersebut. Disamping itu bagi para penguasa dikenakan syarat khusus,
yaitu sifat-sifat tertentu yang berkaitan dengan tugas pekerjaan yang akan menjadi tangung
jawab nya. Seorang Hakim, misalnya ia harus seorang muslim yang merdeka, cerdas, adil, dan
menguasai ilmu fiqh (hukum Islam).Seorang pengasa daerah harus seorang yang muslim,
merdeka, cukup usia adil, memiliki kemampuan untuk memimpin urusan daerah yang menjadi
kekuasaannya. Selain itu ia harus seorang yang ahli taqwa kepad Allah swt. Dan mempunyai

kepribadian yang kuat. Yang dimaksud kuat dalam hal ini adalah kekuatan mental dan spiritual.
Kekuatan mental ialah kecerdasan berfikir mengenai soal\soal hukum sehinga ia dapat
mengetahui berbagai persoalan dan hubungan saling keterkaitannya. Dan yang dimaksud
kekuatan spiritual dalam hal ini adalah bahwa seorang penguasa harus menyadari benar-benar
bahwa dirinya adalah seorang amir (penguasa) yang kecenderungan fikiran dan perbuatannya
harus sesuai dengan kedudukannya sebagai amir.
Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits berasal dari Abu Dzar ra. Yang mengatakan sebagai
berikut.: “Aku pernah berkata,: Yaa Rasulallah, apakah anda tidak berkenan mengangkat diriku
sebagai penguasa daerah? Rasul saw. Menjawab seraya menepuk-nepuk kedua bahuku:”Hai abu
Dzar, anda seorang yang lemah, sedangkan tugas ituadalah suatu amanah yanag akan membuat
orang menjadi hina dan menyesal pada hari kiamat, kecuali jika ia mampu menunaikan hak dan
kewajiban yang dipikulkan kepadanya.”
Atas dasar itulah maka seorang Walliyyul Amri wajib mengangkat orang di kalangan
kaum muslimin yang paling tepat, right man, untuk melaksanakan tugas pekerjaan yang
dipercayakan kepadanya. Rasul saw. Telah menegaskan:
“Barang siapa mengangkat seorang sebagai pemimpin jamaah, padahal ia tahu bahwa di dalam
kelompok itu terdapat orang yang lebih baik, maka ia telah mengkhianati Allah, mengkhianati
Rasul-Nya dan mengkhianati kaum Mu’minin,” (Diriwayatkan oleh Al Hakim di dalam “AL
Mustadrak”)
Kerusakan system administrasi yang terjadi di seluruh dunia saat ini yang mengakibatkan
jatuhnya martabat negara yang jatuh di tangan system administrasi negara dan system politik
sewenang-wenang, sehingga tidak mampu dan tidak berhasil mengatasi berbagai problem
penyelewengan yang dilakukan oleh para penguas dan pejabatnya; apalagi mengikis segala
kerusakan sampai ke akar-akarnya, guna menyelamatkan kekayaan negara dan kekayaan
individu rakyat dari keserakahan orang yang hendak berbuat korupsi, maling, menyalahgunakan
wewenang, menipu, manipulasi, dan sebagainya. Apalagi menjamin terpeliharanya keamanan
negara di dalam negeri, menegakkan keadilan, berlakunya prinsip ”supremasi hukum” bagi
semua orang tanpa membeda-bedakan yang memerintah dan yang diperintah!!!
Maka yakinlah, keadaan seperti di atas tidak mungkin terwujud kecuali di bawah pengayoman
system dan hukum Islam.
Kalau pada jaman dahulu Islam sanggup mengikis habis kerusakan administrasi dibawah Persia

11 | P a g e

dan Romawi, maka tidak diragukan lagi kalau dewas ini pun Islam akan tetap sangup
menanggulangi kerusakan administrasi negara yang melanda semua negara di dunia ini,
termasuk negara-negara yang dijuluki negara-negara maju, seperti Amerika, Inggris, dan negaranegara barat lainnya, maupun menyelamatkan Indonesia saat ini, tentu dengan Syari’at Islam.
Dengan melihat sepintas-kilas hukum Islam mengenai administrasi negara, kita dapat
mengetahui bagaimana Islam mencegah terjadinya kerusakan di kalangan alat-alat negara/aparat
baik di bidang administrasi maupun peradilan. Yaitu dengan mengharamkan pejabat atau
pegawai menerima suap, hadiah, hibah, yang diberikan oleh orang-orang tertentu kepada mereka
untuk memperoleh jaminan atas kepentingan-kepentingannya.
Islam telah menatapkan beberapa cara memperoleh harta secara tidak sah yang dilakukan oleh
para penguas, pejabat, dan pegawai negara pada umumnya, yaitu; menerima suap, hadiah atau
hibah, menerima hasil penyalahgunaan kedudukannya sebagai makelar, menerima komisi,
korupsi dan menggunakan harta kekayaan yang berada di bawah kekuasaannya dengan cara
sewenang-wenang.
Administrasi Negara sangat membutuhkan Syariat Islam dalam keadministrasian, karena
didalam Syariat Islam yang telah mengajarkan bagamaimana hal-hal yang buruk dan hal-hal
yang baik. Jika Administrasi tanpa adanya syariat

BAB IIII
PENUTUP

Kesimpulan
Dari tulisan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian Adminitrasi Negara secara
luas adalah keseluruhan proses rangkaian pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih yang terlibat dalam suatu bentuk usaha bersama demi tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Administrasi Negara sangat membutuhkan Syariat Islam dalam keadministrasian, karena
didalam Syariat Islam yang telah mengajarkan bagamaimana hal-hal yang buruk dan hal-hal
yang baik. Jika Administrasi Negara tanpa adanya Syariat Islam, banyak pejabat-pejaat Negara
yang akan berubuat semenah-menah atau menyalah gunakan kekuasannya karena mempunyai
jabatan yang tinggi. Demikianlah Islam tidak akan segan-segan untuk mengambil tindakan
terhadap

berbagai

tindak

penyalahgunaaan

Hukum Islam cukup efektif

wewenang,

jabatan

dan

kedudukan.

hukum untuk menghilangkan sebab-sebab yang

menimbulkan kerusakan administrasi negara, untuk menjaga keselamatan kekayaan, tanah
property, sumber daya alam dan semua milik negara maupun milik umum dan pribadi rakyat.
Karna itu penerapan hukum Islam akan dapat menaggulangi krisis administrasi negara akibat
kesewenang-wenagan para penguasa dan para pejabat terhadap rakyatSemua ini akan segera
dapat di hapuskan dengan senjata yang ampuh berupa system administrasi negara Islam yang
telah nyata terbukti menghancurkan keboborokan administrasi yang diwariskan peradaban
sebelumnya, padahal Islam belajar dari teknik mereka, tetapi karena adanya mafahim indhibath
syar’iyy(kedisiplinan hukum) dalam wadah institusi Negara

3.1

Saran
Didalam Aministrasi Negara diperlukan Syariat Islam, agar sebuah negara dapat bejalan

dengan baik dan benar. Jika suatu Negara ataupun administrasi Negara tanpa syariat islam maka
manusia akan berbuat sesuka hati mereka tanpa memperdulikan akibatnya. Manusia senantiasa
memiliki kekuatan, ambisi, peluang dan kesempatan serta pilihan untuk berbuat jahat ataupun

13 | P a g e

berbuat baik. Perbuatan baik telah dirumuskan oleh moralitas, adat, hukum dan agama serta
sejarah kehidupan manusia. Manusia tinggal menggalinya kembali dengan segenap potensi
pemikiran dan kehendak yang ada