GENDER DALAM HUKUM DAN INDONESIA
MAKALAH GENDER DALAM HUKUM
JUDUL:
“PELANGGARAN HAM TERHADAP PEREMPUAN DI
INDONESIA”
NAMA: AJENG PARAMESWARI .S
NIM: 1604552039
KELAS: B
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami limpahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktu yang telah direncanakan sebelumnya.
Saya berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah berpartisipasi
dalam memberikan pendapat, kritikan, dan saran dalam pembuatan makalah
ini.
Makalah ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas UAS
Gender Dalam Hukum,dengan judul makalah yaitu :
“PELANGGARAN HAM TERHADAP PEREMPUAN DI INDONESIA”
Harapan saya semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi kepada pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini,
oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Atas
perhatiannya saya mengucapkan terima kasih.
Denpasar, 6 Juni 2017
Ajeng Parameswari
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………..
i
Daftar Isi ………………………………………..………………….
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………..
1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………….
2
1.3 Tujuan …………………………………………….………..….
2
BAB II ISI
2.1
Pengertian HAM
………………………………………………
3
2.2 Faktor Penyebab terjadinya Pelanggaran HAM ………………
2.3 Bentuk Pelanggaran HAM pada Perempuan………………….
2.4 Dampak Pelanggaran HAM…………………………………. .
2.5 Cara Mengatasi Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia………
2.6 Tindakan Pidana dalam Kasus Pelanggaran HAM…………....
6
8
14
16
19
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan dan Saran…………………….…….…………….
25
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...
26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada dasarnya seorang manusia dari lahir telah membawa atau memiliki
hak atau serig disebut degan HAM (Hak Asasi Manusia). Hak Asasi Manusia
atau HAM adalah prinsip- prinsip moral atau norma- norma, yang
menggambarkan standar tertentu dari perilaku manusia, dan dilindungi secara
teratur sebagai hak- hak hukum dalam hukum kota dan internasional.1
HAM sendiri telah diatur dalam Pasal 28 A-J Undang –Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945. Jika kita lihat pada zaman sekarang,
banyak sekali kasus pelanggaran HAM terutama terhadap perempuan dan
anak. Salah satu kasus pelanggaran HAM terhadap perempuan dan anak yang
sering terjadi adalah kasus kekerasan dalam rumah tangga atau disingkat
KDRT.
Selain kasus kekerasan, terkadang perempuan juga tidak di dengar haknya
atau dilihat haknya dalam mendapatkan suatu kedudukan atau kesetaraan
seperti kaum laki-laki. Banyak tindak diskriminasi terhadap kaum perempuan
yang menimbulkan kasus HAM terjadi.
Kadang perempuan masih dianggap sebelah mata dalam berbagai bidang.
Perempuan masih dianggap kaum yang lemah atau hanya dapat menguasai
bagian rumah tangga saja. Padahal jika kita lihat sekarang,kualitas perempuan
sudah dapat menyeimbangi kualitas pihak laki- laki. Berikut penjelasan apa
saja pelanggaran HAM terhadap perempuan di Indonesia.
1
Wikipedia Indonesia “ Hak Asasi Manusia” diakses dari : https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia ,
pada tanggal 24 Mei 2017
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu HAM?
2. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan pelanggaran HAM terhadap
perempuan?
3. Apa saja bentuk pelanggaran HAM terhadap perempuan?
4. Apa saja dampak dari pelanggaran HAM terhadap perempuan?
5. Bagaimana cara mengatasi kasus pelanggaran HAM di Indonesia?
6. Bagaimana tindak pidana dari kasus pelanggaran HAM?
1.3 TUJUAN
1. Menyelesaikan tugas UAS
2. Memberikan informasi mengenai pelanggaran HAM terhadap perempuan
3. Memberi wawasan bagi pembaca bagaimana cara menanggulanginya
2
BAB II
ISI
2.1 PENGERTIAN HAM
Perlindungan Hak Asasi Manusia memiliki sejarah yang panjang. Sejak
abad ke -13 perjuangan untuk mengukuhkan jaminan perlindungan hak asasi
manusia telah dimulai. Namun usaha ini mengalami kemajuan pesat pada abad ke
-20. Kemajuan dalam usaha perlindungan hak asasi manusia pada abad ke-20
boleh jadi diilhami oleh pecahnya dua kali perang dunia yang ditandai dengan
penistaan terhadap sejumlah hak dasar manusia, termasuk hak hidup. Tidak lama
kemudian, usaha ini telah menjelma menjadi gerakan global bahkan belakangan,
isu-isu hak asasi manusia seringkali menjadi kata kunci yang menentukan
keberhasilan diplomasi suatu negara dalam pergaulan internasional.2
HAM atau sering kita sebut dengan Hak Asasi Manusia. Merupakan hak
yang telah dibawa sejak lahir yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Hak
yang ada tanpa memandang kewarganegaraan, kebangsaan, ras, etnis, jenis
kelamin, seksualitas maupun kemampuannya. Hak Asasi Manusia dapat
diberlakukan karena hak tersebut menjadi terkodifikasi.3
2
Diakses dari http://www.berbagaireviews.com/2015/03/sejarah-dan-perkembangan-hak-asasi.html.
KOMNAS Perempuan.2006. “Kekerasan Terhadap Perempuan Sebagai Pelanggaran HAM”.
Indoesia.Glosari. hal 6
3
3
Menurut Pasal 1 UU No. 39 Tahun 1999, Hak Asasi Manusia (HAM)
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan
Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.
Sebagaimana tercantum di dalam Pembukaan Hakl Asasi Manusia
menurut Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 yang menegaskan bahwa hak asasi
manusia adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia secara kodrat,
universal dan abadi sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Secara definitif
“hak” merupakan unsur normatif yang berfungsi sebagai pedoman berperilaku,
melindungi kebebasan, kekebalan serta menjamin adanya peluang bagi manusia
dalam menjaga harkat dan martabatnya
Hak sendiri mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:
a. Pemilik hak
b. Ruang lingkup penerapan hak
c. Pihak yang bersedia dalam penerapan hak.4
John Locke menyatakan bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak yang
diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.
Oleh karenanya, tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat mencabutnya.
4
Tim ICCE UIN Jakarta. Loc., cit.. Hal 199
4
Hak ini sifatnya sangat mendasar (fundamental) bagi hidup dan kehidupan
manusia dan merupakan hak kodrat yang tidak bisa terlepas dari dan dalam
kehidupan manusia.5
HAM di Indonesia telah diatur dalam UUD 1945 Pasal 28 A- J yang
mengatur hak sebagai berikut:
1. 28 A : hak mempertahankan hidup
2. 28 B : hak meneruskan keturunan
3. 28 C : hak mengembangkan diri dan mendapat pendidikan
4. 28 D : hak atas pengakuan,jaminan perlindungan diri dan kepastian
hukum
5. 28 E : hak atas kebebasan memeluk agama dan beribadah sesuai
agamanya
6. 28 F : hak dapat berkomunikasi dan mendapat informasi
7. 28 G : ha katas perlindungan diri
pribadi,keluarga,kehormatan,martabat dan harta benda
8. 28 H : hak atas kehidupan yang sejahtera baik lahir maupun batin
9. 28 I : hak untuk hidup,tidak disiksa,kemerdekaan pikiran dan hati
nurani
10. 28 J : setiap orang wajib menghargai HAM orang lain6
2.2
FAKTOR
PENYEBAB
PELANGGARAN
HAM
TERHADAP
PEREMPUAN
5
Masyhur Effendi. 1994.“Dimensi dan Dinamika Hak Asasi Manusia dalam Hukum Nasional dan
Internasional”. Jakarta. Ghalia Indonesia. hal. 3.
6
Undang- Undang Dasar RI 1945
5
Pelanggaran di Indonesia terus saja meningkat,terutama terhadap anak
dan perempuan. Karena banyak beranggapan wanita lemah atau masih banyak
pemikiran diskriminasi terhadap perempuan dan anak. Berikut beberapa faktor
mengapa wanita dan anak sering sekali mengalami kasus pelanggaran HAM.
Tetapi,sebelum masuk ke faktor- faktor tersebut,disini terdapat beberapa
akar permasalahan mengapa perempuan sering menjadi korban pelanggaran
HAM. Berikut akar permasalahanya:
1. Patriarki
Menurut Kate Millet ideologi patriarki hanya membesar-besarkan
perbedaan biologis laki- laki dengan perempuan,dan memastikan laki- laki
selalu lebih dominan dibandingkan dengan perempuan.7
2. Jender
Jender mengacu pada pemahaman,keyakinan,harapan,nilai dan norma
masyarakat tentang peran,perilaku, watak dan posisi sosial perempuan dan
laki – laki yang telah terkonstruksi secara sosial.
3. Peran Jender
Merupakan sebuah peran hasil bentukan masyarakat yang terwujud dalam
perbedaan perilaku,kegiatan dan tanggung jawab berdasarkan nilai- nilai
sosial budaya yang berlaku.
4. Stereotype
Dibagi menjadi dua,yaitu maskulin dan feminim. Maskulin merupakan
ciri7
ciri
khusus
strereotype
yang mengambarkan
sikap positif
Rosemarie Putnam Tong. 1998. “Feminist Thought : Pengantar Paling Komprehensif kepada Aliran Utama
Pemikiran Feminis”. Hal 73-74
6
seperti,tegas,berani, dan bisa memimpin. Sedangkan feminim,adalah
gambaran sikap positif pada perempuan yang seperti, penurut,
pasrah,selalu mendahulukan kepentingan orang lain.8
Berikut beberapa faktor mengapa masih banyak kasus pelanggran
HAM di dunia maupun di Indonesia,yaitu:
1.
Masih belum adanya kesepahaman pada tataran konsep hak asasi
manusia antara paham yangmemandang HAM bersifat universal
(universalisme) dan paham yang memandang setiap bangsa memiliki
paham HAM tersendiri berbeda dengan bangsa yang lain terutama dalam
pelaksanaannya(partikularisme)
2.
Adanya pandangan HAM bersifat individulistik yang akan
mengancam kepentingan umum(dikhotomi antara individualisme dan
kolektivisme)
3.
Kurang berfungsinya lembaga lembaga penegak hukum (polisi,
jaksa dan pengadilan)
4.
Pemahaman belum merata tentang HAM baik dikalangan sipil
maupun militer
Dikarenakan, banyak sekali kasus pelanggaran HAM kepada
perempuan itu dalam bentuk kekerasan atau penganiayaan,berikut faktor
perempuan sering mengalami kasus kekerasan:
Laki-laki dan perempuan tidak dalam posisi yang setara
8
KOMNAS Perempuan.2006. “Kekerasan Terhadap Perempuan Sebagai Pelanggaran HAM”.
Indoesia.Glosari. hal 19-21
7
Masyarakat menganggap laki-laki dengan menanamkan anggapan bahwa
laki-laki harus kuat, berani serta tanpa ampun
KDRT dianggap bukan sebagai permasalahan sosial, tetapi persoalan
pribadi terhadap relasi suami istri
Pemahaman keliru terhadap ajaran agama, sehingga timbul anggapan
bahwa laki-laki boleh menguasai perempuan 9
2.3 BENTUK PELANGGARAN HAM TERHADAP PEREMPUAN
Pelanggaran terhadap perempuan semakin hari setiap tahunnya terus
meningkat,dikarenakan masih kurangnya pemahaman mengenai HAM baik cara
menanggulanginya
maupun
menegakkanya.
Pelanggaran
HAM
terhadap
perempuan juga memiliki beberapa bentuk, berikut bentuk atau definisi tindak
pelanggaran HAM:
1. Diskriminasi
Diskriminasi
adalah
pelecehan,pembatasan
atau
pengucilan seseorang berdasarkan suku,ras,agama,budaya
kelompok,bahasa,golongan.
2. Penyiksaan
Setiap perbuatan dengan sengaja,sehingga menimbulkan
rasa sakit baik jasmani maupun rohani dengan tujuan
9
KDRT diakses melalui www.wikipedia.com
8
tertentu,seperti
untuk
mendapat
pengakuan
atau
informasi.
3. Pembunuhan
Tindakan yang dapat menghilangkan nyawa seseorang.
4. Kekerasan Seksual
Segala
serangan
yang
mengarah
pada
tindakan
seksualitas seseorang baik laki- laki maupun perempuan
yang dilakukan dibawah tekanan.
5. Pemotongan Alat Kelamin Perempuan
Tindakan pembuangan sebagia atau seluruh alat kelamin
perempuan yang dapat menimbulkan kompilasi penyakit
atau pikologis perempuan tersebut.
6. Penghamilan Paksa
Penghamilan paksa atau sering disebut pemerkosaan
adalah tindakan penahanan terhadap perempuan yang
secara paksa dibuat hamil.
7. Perbudakan
Penguasaan terhadap hak kepemilikan atas seseorang dan
dilaksanakannya kekuasaan tersebut dalam perdagangan
manusia,khusunya perempuan dan anak-anak.
8. Perbudakan Seksual
Tindakan
pemaksaan
terhadapa
perempuan
dalam
mengerjakan suatu rumah tangga yang melibatkan
9
seksual paksa seperti nikah paksa,pemerkosaan serta
penyekapan.
9. Perdagangan Perempuan
Pemindahan perempuan dari suatu tempat ketempat lain/
daerah lain baik dalam negri maupun antar negara dengan
cara pemaksaan,ancama,penculikan atau karena faktor
terlilit hutang yang bertujuan untuk mengeksploitasi
perempuan tesebut secara seksual maupun tenaga
kerjanya. Salah satu bentuknya adalah prostitusi.
10. Kawin Paksa
Tindakan pemaksaan atau tanpa izin dari pihak tekait
untuk melakukan kawin. Tindakan ini termasuk dr tipe
perbudakan.
11. Pelecehan Seksual
Tindakan seksual yang tidak diinginkan yang berupa
tindakan fisik atau mengambil keuntungan dengan
mengucapkan
yang
bernuansa
seksual
maupun
menunjukan materi- materi yang bersifat ponografi dan
keinginan seksual.
10
12. Sterilisasi Paksa
Tindakan
penghilangan
fungsi
reproduksi
pada
perempuan dengan paksaan tanpa persetujuan dari pihak
terkait yang bersifat permanen.
13. Penganiayaan
Tindakan kekerasan terhdap perempuan yang membuat
seorang
perempuan
kehilangan
kepercayaan
dan
integritas serta mengalami kemunduran pencapaian
haknya sebagai manusia.
14. Pemerkosaan
Suatu tindakan yang bukan hanya tindakan seksualitas
yang tidak diinginkan,tapi juga tindakan memasukan
suatu benda dan atau/ memasukan bagian tubuh lain yang
sebenarnya bukan alat seksual.10
Selain tindak pelanggaran HAM diatas,tindakan pelanggaran HAM yang
sering terjadi pada perempuan salah satunya adalah kekerasan. Berikut kategori
kekerasan terhadap perempuan:
10
KOMNAS Perempuan.2006. “Kekerasan Terhadap Perempuan Sebagai Pelanggaran HAM”.
Indoesia.Glosari. hal 42-48
11
1. Kekerasan dalam Ranah Domestik
Kekerasan ini banyak terjadi dalam hubungan relasi
personal, dimana pelaku dikenal dekat oleh sang korban. Seperti
kasus kekerasan oleh suami terhadap istri atau orang tua terhadapn
anaknya.
2. Kekerasan dalam Ranah Publik/ Komunitas
Kekerasan yang dimana terjadi di depan public atau
umum,seperti di lingkungan kerja, yang memutuskan hubungan
kerja sewenang-wenang atau pelecehan seksual di lingkungan
tersebut atau di lingkungan umum.
3. Kekerasan oleh Negara
Kekerasan yang dilakukan oleh negara,dapat berupa sebuah
peraturan yang dapat mendiskriminasi kaum perempuan,terutama
bagi korban kekerasan.11
Beberapa bentuk kekerasan terhadap perempuan,sebagai berikut:
1. Kekerasan fisik
2. Kekerasan psikis
3. Kekerasan seksual
11
KOMNAS Perempuan.2006. “Kekerasan Terhadap Perempuan Sebagai Pelanggaran HAM”.
Indoesia.Glosari. hal 21-22
12
4. Penelantaran
5. Kekerasan tunggal
6. Kekerasan berlapis
Contoh kasus pelanggaran HAM terhadap perempuan terutama adalah
kasus Marsinah. Kasus ini berawal dari unjuk rasa dan pemogokan yang
dilakukan buruh PT. CCPS pada tanggal 3-4 mei 1993. Aksi ini berbuntut dengan
di PHKnya 13 buruh. Marsinah menuntut dicabutnya PHK yang menimpa kawan
kawanya tersebut.
Pada 5 mei 1993 Marsinah Menghilang, dan akhirnya pada 9 Mei 1993,
Marsinah ditemukan tewas dengan kondisi yang mengenaskan di hutan Wilangan
Nganjuk.
Perkembangan pengusutan kasus ini menghasilkan keterlibatan 6
anggota TNI Angkatan Darat dari kesatuan Danintel Kodam, Kopassus, 20 Polri
serta 1 orang kejaksaan. Namun perlakuan kodim tidak berhenti pada PHK 13
orang dan matinya Marsinah, karena pada tanggal 7 Mei 1993 masih ada 8 orang
buruh PT. CPS di PHK oleh kodim di markas kodim. 12 Kasus ini telah melanggar
HAM dalam menyampaikan pendapat, melanggar pasal 28D Undang- Undang
Dasar 1945 dan pasal 28 I Undang- Undang Dasar 1945.
Atau dapat kita lihat di sekitar kita,masih sering terjadi diskriminasi
terhadap perempuan,baik dalam bangku politik,profesi maupun kedudukan.
Kadang perempuan masih dianggap sebelah mata oleh pihak laki- laki. Banyak
perempuan yang tidak dapat menyampaikan pendapatnya dimuka umum. Atau
perempuan masih mengalami kekerasan terutama dalam rumah tangga atau
12
Academia. “Pelanggaran HAM”. Diakses dari : https://www.academia.edu/31673756/Pelanggaran_HAM.
Pada tanggal 06-06-2017.
13
KDRT. Karena sering dianggap lemah,maka perempuan di perlakukan semenamena oleh pihak laki- laki.
2.4 DAMPAK DARI PELANGGARAN HAM
Setiap tindakan yang kita perbuat pasti memiliki faktor tertentu dan
dampaknya. Begitu juga pelanggaran terhadap HAM,memiliki dampak tertentu
terhadap korban pelanggaran HAM tersebut.
Hubungan antara korban dan pelaku menjadi terganggu
Ada kemungkinan pihak korban akan melakukan perlawanan atau baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Kerugian dalam berbagai bentuknya baik secara riil ataupun materiil akan
diderita pihak yang menjadi korban pelanggaran.
Atau beberapa dampak dari pelanggaran HAM terhadap perempua dalam
bentuk kekerasan sebagai berikut:
1. Dampak fisik
Dampak fisik mengacu pada bagain tubuh yang bersifat permanen
(cacat) maupun tidak (lebam,luka,dll)
2. Dampak psikologis
Akibat kekerasan yang menyerang jiwa mereka yang dapat
menyebabkan trauma,kehilangan rasa kepercayaan atau merasa
tidak berdaya.
3. Dampak seksual/reproduksi
14
Dapat menimbulkan gangguan fungsi reproduksi secara permanen
maupun tidak permanen.
4. Dampak ekonomi
Akibat kekerasan yang dilakukan terhadap korban, korban
kesulitah atau terhambat dalam memenuhi perekonomiannya.
5. Dampak sosial
Terganggunya posisi sosial,relasi sosial dan modalitas sosial
korban.
6. Dampak sipil dan politik
Akibat dari kekerasan yang ada,dapat menghalangi pemenuhan hak
sipil dan politik korban.
7. Dampak hukum
Pemenuhan hak korban sesuai dengan hukum dan peraturan yang
berlaku.13
Pada dasarnya tindakan pelanggaran HAM dapat menimbulkan kerugian
baik bagi pelaku maupun korban. Pelaku mungki hanya terkena dampak
hukum yang berakhir ke penjara,namun korban lebih banyak menerima
dampaknya dari berbagai aspek yang ada.
2.5 PENANGGULANGAN KASUS HAM
Berikut beberapa cara penanggulangan kasus HAM dari pemerintah:
13
KOMNAS Perempuan.2006. “Kekerasan Terhadap Perempuan Sebagai Pelanggaran HAM”.
Indoesia.Glosari. hal 24-25
15
1. Litigasi
Upaya pemenuhan hak- hak korban yang ditempuh dengan jalur peradilan.
2. Non Litigasi
Upaya pemenuhan hak- hak korban yang ditempuh dengan jalur diluar
peradilan.
3. Arbitrasi
Cara untuk mencapai sebuah kompromi melalui pihak ketiga, sebab pihakpihak yang bertingkai tidak menyelesaikan masalahnya sendiri.
4. Mediasi
Salah satu metode untuk menyelesaikan masalah antara pihak yang
berselisih,tanpa jalur persidangan
5. Negosiasi
Menyepakati suatu solusi yang dapat mebguntungkan kedua belah pihak.
6. Advokasi
Bentuk upaya persuasi yang mencakup kegiatan penyadaran, rasionalisasi,
argumentasi, serta rekomendasi tindak lanjut mengenai suatu hal atau
kejadian.
7. Pemulihan
Upaya memperdayakan kembali secara utuh perempuan korban kekerasan
atau pelanggaran HAM secara medis,hukum dan psikosial.
8. Layanan Psikologis
Layanan berupa pendampingan dan konseling,yang dapat membuat korban
nyaman untuk menceritakan masalahnya.
9. Layanan Pendamping Hukum
16
Layanan yang berkaitan dengan hukum yang berlaku dan tata cara
peradilan yang ada di Indonesia
10. Layanan Medik
Laying yang berupa perawatan fisik atau pengobatan pada fisik yang
terluka akibat kekerasan atau pelanggaran HAM
11. Layanan Terpadu
Layanan yang diberikan kepada korban kekerasan atau pelanggaran HAM
yang biasanya berupa layanan psikologis,hukum,dan medik.
Selain itu,pemerintah juga memiliki cara untuk menegakkan HAM di Indonesia
baik untuk kaum perempuan maupun laki-laki,berikut upayanya:
1. Mekanisme Nasional
Dengan menerbitkan Undang – Undang RI No. 39 tahun 1999 mengenai
Hak Asasi Manusia,serta Undang – Undang No. 26 tahun 2000 mengenai
Pengadilan Hak Asasi Manusia.
2. KOMNAS HAM
Lembaga mandiri yang memiliki kedudukan yang setingkat dengan
lembaga
negara
lain
yang
berfungsi
melaksanakan
pengkajian,penelitian,penyuluhan,pemantauan dan mediasi Hak Asasi
Manusia.14
14
UU No. 39 tahun 1999 pasal 1 ayat 7
17
3. KOMNAS Perempuan
Berdasarkan PerPres No. 65 tahun 2005,lembaga ini dibntuk bertujuan
untuk pencegahan dan penanggulangan kekerasan pada perempuan,serta
penghapusan segala tindak kekerasan terhadap peempuan.
4. Klaim
Pernyataan seseorang atau suatu negara berhak menuntut atas kerugian
yang telah diterimanya.
5. Pelaporan
Upaya pelaporan atau pengaduan kepada pihak atau lembaga yang
memiliki otoritas atau kapasitas tersebut.
6. Monitoring
Pengamatan secara dekat terhadap situasi di masyarakat apakah
pelaksanaan HAM sudah terealisasikan secara baik dan benar atau
belum.15
Selain cara diatas,pemerintah juga mulai memperhatikan dalam persoalan
HAM bagi perempuan, telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi mengenai Penghapusan
Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan. Selain itu dalam UndangUndang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
15
KOMNAS Perempuan.2006. “Kekerasan Terhadap Perempuan Sebagai Pelanggaran HAM”.
Indoesia.Glosari. hal 33-40
18
Tangga dan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan
dan Kerjasama Pemulihan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
2.6 TINDAK PIDANA DALAM KASUS PELANGGARAN HAM
Kasus pelanggaran HAM di Indonesia dapat dirasakan baik oleh
perempuan maupun laki- laki. Tindak pidana HAM telah diatur dalam UU No. 26
Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. Disebutkan pada pasal 7 dan
penjabarannya terdapat pada pasal 8 dan 9, yang digolongkan menjadi dua bagian
yaitu kejahatan genosida dan kejahatan kemanusiaan.
Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan
maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian
kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama, dengan cara:
1. Membunuh anggota kelompok
2. Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggotaanggota kelompok
3. Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan
kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya
4. Memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam
kelompok
5. Memindahkan secara paksa dari kelompok tertentu ke kelompok lain.
19
Kejaharan kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang dilakukan
sebagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa
serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa:
1. Pembunuhan
2. Pemusnahan
3. Perbudakan
4. Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa
5. Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara
sewenang- wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum
internasional
6. Penyiksaan
7. Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan
kehamilan, pemandulan, atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk
kekerasan seksual lain yang setara
8. Penganiayaan terhadap kelompok tertentu atau perkumpulan yang
didasari persamaan paham politik, ras kebangsaan, etnis, budaya, agama,
jenis kelamin atau alasan lain yang diakui secara universal sebagai hal
yang dilarang menurut hukum internasional
9. Penghilangan orang secara paksa
10. Kejahatan apartheid
20
Dalam UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, permasalahan
mengenai pertanggungjawaban pidana diatur dalam pasal 36 sampai dengan pasal
40, yaitu:
1. Pasal 36 berbunyi, setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 8 huruf a, b, c, d, atau e dipidana dengan pidana mati atau
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling lama 25 tahun dan paling
singkat 10 tahun.
2. Pasal 37 berbunyi, setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 9 huruf a, b, d, e atau j dipidana dengan pidana mati atau
pidana seumur hidup atau pidana penjara paling lama 25 tahun dan paling singkat
10 tahun.
3. Pasal 38 berbunyi, setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 9 huruf c, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15
tahun dan paling singkat 5 tahun.
4. Pasal 39 berbunyi, setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 9 huruf f, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15
tahun dan paling singkat 5 tahun.
5. Pasal 40 berbunyi, setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 9 huruf g, h, atau I dipidana dengan pidana penjara paling
lama 20 tahun dan paling singkat 10 tahun.
Kasus HAM yang paling terkenal di Indonesia maupun dunia salah
satunya adalah kasus Munir. Munir Said Thalib merupakan aktifis HAM yang
21
pernah menangani kasus-kasus pelanggaran HAM. Munir lahir di Malang pada 8
Desember 1965. ia meninggal pada 7 September 2004 di dalam pesawat Garuda
Indonesia ketika Munir sedang melakukan perjalanan menuju Amsterdam,
Belanda. Spekulasi mulai bermunculan, banyak berita yang mengabarkan bahwa
Munir meninggal di dalam pesawat karena serangan jantung, dibunuh, bahkan
diracuni. Namun, sebagian orang percaya bahwa Munir meninggal karena diracun
menggunakan Arsenikum di makanan atau minumannya saat ia merada di dalam
pesawat. Kasus ini sampai sekarang masih belum ada titik temu, bahkan kasus ini
telah diajukan ke Amnesty Internasional dan tengah diproses.
Kemudian pada tahun 2005, Pollycarpus Budihari Priyanto selaku Pilot
pesawat yang ditumpangi munir dijatuhi hukuman 14 tahun penjara karena
terbukti bahwa ia merupakan tersangka dari kasus pembunuhan Munir, karena
dengan sengaja Pollycarpus menaruh Arsenik di makanan Munir sehingga ia
meninggal di pesawat.16
Pembahasan:
Dalam kasus ini telah melanggar :
1.
Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
2.
Pasal 28D
16
Jatikom. “Kasus pelanggaran HAM”. Diakses dari:
http://www.jatikom.com/2017/01/18-contoh-kasus-pelanggaran-hamdi.html#ixzz4jGtTgJwr. Pada tanggal: 07-06-2017
22
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.
3.
Pasal 28I
(1)
Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemer-dekaan
pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak
untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak
dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.
4. Pasal 28J
(1)
Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang
lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(2)
Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang
wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang
dengan
maksud
semata-mata
untuk
menjamin
pengakuan
serta
penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis
5. Pasal 338 KUHP
“Barang siapa dengan sengaja merampas
nyawa orang
lain,diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama
lima belas tahun penjara”.
23
Kasus- kasus HAM di Indonesia sudah jelas tindakan atau ganjarannya
tertera pada KUHP , UUD 1945 maupun UU. Seperti kasus Marsinah,kasus
tersebut telah melanggar Pasal 28 A,D,I, J Undang-Undang dasar 1945. Juga UU
No. 7 tahun 1984 mengenai pengahapusan segala bentuk diskriminasi terhadap
perempuan. Dalam kasus Marsinah pelaku dapat terjerat dalam Pasal 338 KUHP
dengan hukuman penjara paling lama lima belas tahun. Dan juga Pasal 351 ayat 3
dengan kurungan penjara paling lama tujuh tahun. Pasal 354 ayat 2 dengan
hukuman penjara paling lama sepuluh tahun.17
Jika dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT telah diatur
dalam UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga. Yang biasanya korbannya adalah perempua dan anak- anak.
Pelaku kekerasan dapat dijerat ancaman pidana terhadap kekerasan fisik
dalam lingkup rumah tangga ini adalah penjara pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun atau denda paling banyak Rp15 juta ( Pasal 44 ayat [1] UU KDRT).
Dan khusus bagi KDRT yang dilakukan oleh suami terhadap istri yang
tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan
atau mata pencaharian atau kegiatan sehari-hari, ancaman pidananya
adalah pidana penjara paling lama 4 (empat) bulan atau denda paling banyak Rp5
juta ( Pasal 44 ayat [4] UU KDRT).
17
KUHP
24
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULA DAN SARAN
KESIMPULAN:
Kasus pelanggaran HAM di Indonesia masih banyak dan masih belum
terperhatikan secara menyeluruh. Terutama kasus pelanggaran HAM terhadap
perempuan. Kasus pelanggaran yang sering dialami adalah KDRT dan pelecehan
seksual di muka umum. Namun jika dilihat kembali,belum ada peraturan khusus
untuk perlindungan perempuan yang secara tegas. Hanya kasus KDRT yang
memiliki peraturan yang tegas terhadap tindakannya.
SARAN:
Pemerintah harus membuat peraturan yang lebih tegas lagi mengenai hakhak dan perlindungan bagi perempuan. Selain itu,berikan penyuluhan kepada
setiap perempuan mengenai apa saja hak mereka dan tindakan apa yang harus di
lakukan jika hak mereka di langgar. Pada intinya lebih banyak lagi memberi
pengertian HAM kepada masyarakat di Indonesia,agar kasus pelanggaran HAM
tidak terus meningkat setiap tahunya.
25
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Masyhur . 1994.“Dimensi dan Dinamika Hak Asasi Manusia dalam Hukum
Nasional dan Internasional”. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Tong,Rosemarie Putnam. 1998. “Feminist Thought : Pengantar Paling Komprehensif
kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis”. Yogyakarta: Jalasutra.
KOMNAS Perempuan. 2006. “Kekerasan Terhadap Perempuan Sebagai Pelanggaran
HAM”. Indonesia: Glosari.
26
JUDUL:
“PELANGGARAN HAM TERHADAP PEREMPUAN DI
INDONESIA”
NAMA: AJENG PARAMESWARI .S
NIM: 1604552039
KELAS: B
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami limpahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktu yang telah direncanakan sebelumnya.
Saya berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah berpartisipasi
dalam memberikan pendapat, kritikan, dan saran dalam pembuatan makalah
ini.
Makalah ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas UAS
Gender Dalam Hukum,dengan judul makalah yaitu :
“PELANGGARAN HAM TERHADAP PEREMPUAN DI INDONESIA”
Harapan saya semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi kepada pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini,
oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Atas
perhatiannya saya mengucapkan terima kasih.
Denpasar, 6 Juni 2017
Ajeng Parameswari
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………..
i
Daftar Isi ………………………………………..………………….
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………..
1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………….
2
1.3 Tujuan …………………………………………….………..….
2
BAB II ISI
2.1
Pengertian HAM
………………………………………………
3
2.2 Faktor Penyebab terjadinya Pelanggaran HAM ………………
2.3 Bentuk Pelanggaran HAM pada Perempuan………………….
2.4 Dampak Pelanggaran HAM…………………………………. .
2.5 Cara Mengatasi Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia………
2.6 Tindakan Pidana dalam Kasus Pelanggaran HAM…………....
6
8
14
16
19
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan dan Saran…………………….…….…………….
25
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...
26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada dasarnya seorang manusia dari lahir telah membawa atau memiliki
hak atau serig disebut degan HAM (Hak Asasi Manusia). Hak Asasi Manusia
atau HAM adalah prinsip- prinsip moral atau norma- norma, yang
menggambarkan standar tertentu dari perilaku manusia, dan dilindungi secara
teratur sebagai hak- hak hukum dalam hukum kota dan internasional.1
HAM sendiri telah diatur dalam Pasal 28 A-J Undang –Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945. Jika kita lihat pada zaman sekarang,
banyak sekali kasus pelanggaran HAM terutama terhadap perempuan dan
anak. Salah satu kasus pelanggaran HAM terhadap perempuan dan anak yang
sering terjadi adalah kasus kekerasan dalam rumah tangga atau disingkat
KDRT.
Selain kasus kekerasan, terkadang perempuan juga tidak di dengar haknya
atau dilihat haknya dalam mendapatkan suatu kedudukan atau kesetaraan
seperti kaum laki-laki. Banyak tindak diskriminasi terhadap kaum perempuan
yang menimbulkan kasus HAM terjadi.
Kadang perempuan masih dianggap sebelah mata dalam berbagai bidang.
Perempuan masih dianggap kaum yang lemah atau hanya dapat menguasai
bagian rumah tangga saja. Padahal jika kita lihat sekarang,kualitas perempuan
sudah dapat menyeimbangi kualitas pihak laki- laki. Berikut penjelasan apa
saja pelanggaran HAM terhadap perempuan di Indonesia.
1
Wikipedia Indonesia “ Hak Asasi Manusia” diakses dari : https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia ,
pada tanggal 24 Mei 2017
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu HAM?
2. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan pelanggaran HAM terhadap
perempuan?
3. Apa saja bentuk pelanggaran HAM terhadap perempuan?
4. Apa saja dampak dari pelanggaran HAM terhadap perempuan?
5. Bagaimana cara mengatasi kasus pelanggaran HAM di Indonesia?
6. Bagaimana tindak pidana dari kasus pelanggaran HAM?
1.3 TUJUAN
1. Menyelesaikan tugas UAS
2. Memberikan informasi mengenai pelanggaran HAM terhadap perempuan
3. Memberi wawasan bagi pembaca bagaimana cara menanggulanginya
2
BAB II
ISI
2.1 PENGERTIAN HAM
Perlindungan Hak Asasi Manusia memiliki sejarah yang panjang. Sejak
abad ke -13 perjuangan untuk mengukuhkan jaminan perlindungan hak asasi
manusia telah dimulai. Namun usaha ini mengalami kemajuan pesat pada abad ke
-20. Kemajuan dalam usaha perlindungan hak asasi manusia pada abad ke-20
boleh jadi diilhami oleh pecahnya dua kali perang dunia yang ditandai dengan
penistaan terhadap sejumlah hak dasar manusia, termasuk hak hidup. Tidak lama
kemudian, usaha ini telah menjelma menjadi gerakan global bahkan belakangan,
isu-isu hak asasi manusia seringkali menjadi kata kunci yang menentukan
keberhasilan diplomasi suatu negara dalam pergaulan internasional.2
HAM atau sering kita sebut dengan Hak Asasi Manusia. Merupakan hak
yang telah dibawa sejak lahir yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Hak
yang ada tanpa memandang kewarganegaraan, kebangsaan, ras, etnis, jenis
kelamin, seksualitas maupun kemampuannya. Hak Asasi Manusia dapat
diberlakukan karena hak tersebut menjadi terkodifikasi.3
2
Diakses dari http://www.berbagaireviews.com/2015/03/sejarah-dan-perkembangan-hak-asasi.html.
KOMNAS Perempuan.2006. “Kekerasan Terhadap Perempuan Sebagai Pelanggaran HAM”.
Indoesia.Glosari. hal 6
3
3
Menurut Pasal 1 UU No. 39 Tahun 1999, Hak Asasi Manusia (HAM)
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan
Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.
Sebagaimana tercantum di dalam Pembukaan Hakl Asasi Manusia
menurut Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 yang menegaskan bahwa hak asasi
manusia adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia secara kodrat,
universal dan abadi sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Secara definitif
“hak” merupakan unsur normatif yang berfungsi sebagai pedoman berperilaku,
melindungi kebebasan, kekebalan serta menjamin adanya peluang bagi manusia
dalam menjaga harkat dan martabatnya
Hak sendiri mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:
a. Pemilik hak
b. Ruang lingkup penerapan hak
c. Pihak yang bersedia dalam penerapan hak.4
John Locke menyatakan bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak yang
diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.
Oleh karenanya, tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat mencabutnya.
4
Tim ICCE UIN Jakarta. Loc., cit.. Hal 199
4
Hak ini sifatnya sangat mendasar (fundamental) bagi hidup dan kehidupan
manusia dan merupakan hak kodrat yang tidak bisa terlepas dari dan dalam
kehidupan manusia.5
HAM di Indonesia telah diatur dalam UUD 1945 Pasal 28 A- J yang
mengatur hak sebagai berikut:
1. 28 A : hak mempertahankan hidup
2. 28 B : hak meneruskan keturunan
3. 28 C : hak mengembangkan diri dan mendapat pendidikan
4. 28 D : hak atas pengakuan,jaminan perlindungan diri dan kepastian
hukum
5. 28 E : hak atas kebebasan memeluk agama dan beribadah sesuai
agamanya
6. 28 F : hak dapat berkomunikasi dan mendapat informasi
7. 28 G : ha katas perlindungan diri
pribadi,keluarga,kehormatan,martabat dan harta benda
8. 28 H : hak atas kehidupan yang sejahtera baik lahir maupun batin
9. 28 I : hak untuk hidup,tidak disiksa,kemerdekaan pikiran dan hati
nurani
10. 28 J : setiap orang wajib menghargai HAM orang lain6
2.2
FAKTOR
PENYEBAB
PELANGGARAN
HAM
TERHADAP
PEREMPUAN
5
Masyhur Effendi. 1994.“Dimensi dan Dinamika Hak Asasi Manusia dalam Hukum Nasional dan
Internasional”. Jakarta. Ghalia Indonesia. hal. 3.
6
Undang- Undang Dasar RI 1945
5
Pelanggaran di Indonesia terus saja meningkat,terutama terhadap anak
dan perempuan. Karena banyak beranggapan wanita lemah atau masih banyak
pemikiran diskriminasi terhadap perempuan dan anak. Berikut beberapa faktor
mengapa wanita dan anak sering sekali mengalami kasus pelanggaran HAM.
Tetapi,sebelum masuk ke faktor- faktor tersebut,disini terdapat beberapa
akar permasalahan mengapa perempuan sering menjadi korban pelanggaran
HAM. Berikut akar permasalahanya:
1. Patriarki
Menurut Kate Millet ideologi patriarki hanya membesar-besarkan
perbedaan biologis laki- laki dengan perempuan,dan memastikan laki- laki
selalu lebih dominan dibandingkan dengan perempuan.7
2. Jender
Jender mengacu pada pemahaman,keyakinan,harapan,nilai dan norma
masyarakat tentang peran,perilaku, watak dan posisi sosial perempuan dan
laki – laki yang telah terkonstruksi secara sosial.
3. Peran Jender
Merupakan sebuah peran hasil bentukan masyarakat yang terwujud dalam
perbedaan perilaku,kegiatan dan tanggung jawab berdasarkan nilai- nilai
sosial budaya yang berlaku.
4. Stereotype
Dibagi menjadi dua,yaitu maskulin dan feminim. Maskulin merupakan
ciri7
ciri
khusus
strereotype
yang mengambarkan
sikap positif
Rosemarie Putnam Tong. 1998. “Feminist Thought : Pengantar Paling Komprehensif kepada Aliran Utama
Pemikiran Feminis”. Hal 73-74
6
seperti,tegas,berani, dan bisa memimpin. Sedangkan feminim,adalah
gambaran sikap positif pada perempuan yang seperti, penurut,
pasrah,selalu mendahulukan kepentingan orang lain.8
Berikut beberapa faktor mengapa masih banyak kasus pelanggran
HAM di dunia maupun di Indonesia,yaitu:
1.
Masih belum adanya kesepahaman pada tataran konsep hak asasi
manusia antara paham yangmemandang HAM bersifat universal
(universalisme) dan paham yang memandang setiap bangsa memiliki
paham HAM tersendiri berbeda dengan bangsa yang lain terutama dalam
pelaksanaannya(partikularisme)
2.
Adanya pandangan HAM bersifat individulistik yang akan
mengancam kepentingan umum(dikhotomi antara individualisme dan
kolektivisme)
3.
Kurang berfungsinya lembaga lembaga penegak hukum (polisi,
jaksa dan pengadilan)
4.
Pemahaman belum merata tentang HAM baik dikalangan sipil
maupun militer
Dikarenakan, banyak sekali kasus pelanggaran HAM kepada
perempuan itu dalam bentuk kekerasan atau penganiayaan,berikut faktor
perempuan sering mengalami kasus kekerasan:
Laki-laki dan perempuan tidak dalam posisi yang setara
8
KOMNAS Perempuan.2006. “Kekerasan Terhadap Perempuan Sebagai Pelanggaran HAM”.
Indoesia.Glosari. hal 19-21
7
Masyarakat menganggap laki-laki dengan menanamkan anggapan bahwa
laki-laki harus kuat, berani serta tanpa ampun
KDRT dianggap bukan sebagai permasalahan sosial, tetapi persoalan
pribadi terhadap relasi suami istri
Pemahaman keliru terhadap ajaran agama, sehingga timbul anggapan
bahwa laki-laki boleh menguasai perempuan 9
2.3 BENTUK PELANGGARAN HAM TERHADAP PEREMPUAN
Pelanggaran terhadap perempuan semakin hari setiap tahunnya terus
meningkat,dikarenakan masih kurangnya pemahaman mengenai HAM baik cara
menanggulanginya
maupun
menegakkanya.
Pelanggaran
HAM
terhadap
perempuan juga memiliki beberapa bentuk, berikut bentuk atau definisi tindak
pelanggaran HAM:
1. Diskriminasi
Diskriminasi
adalah
pelecehan,pembatasan
atau
pengucilan seseorang berdasarkan suku,ras,agama,budaya
kelompok,bahasa,golongan.
2. Penyiksaan
Setiap perbuatan dengan sengaja,sehingga menimbulkan
rasa sakit baik jasmani maupun rohani dengan tujuan
9
KDRT diakses melalui www.wikipedia.com
8
tertentu,seperti
untuk
mendapat
pengakuan
atau
informasi.
3. Pembunuhan
Tindakan yang dapat menghilangkan nyawa seseorang.
4. Kekerasan Seksual
Segala
serangan
yang
mengarah
pada
tindakan
seksualitas seseorang baik laki- laki maupun perempuan
yang dilakukan dibawah tekanan.
5. Pemotongan Alat Kelamin Perempuan
Tindakan pembuangan sebagia atau seluruh alat kelamin
perempuan yang dapat menimbulkan kompilasi penyakit
atau pikologis perempuan tersebut.
6. Penghamilan Paksa
Penghamilan paksa atau sering disebut pemerkosaan
adalah tindakan penahanan terhadap perempuan yang
secara paksa dibuat hamil.
7. Perbudakan
Penguasaan terhadap hak kepemilikan atas seseorang dan
dilaksanakannya kekuasaan tersebut dalam perdagangan
manusia,khusunya perempuan dan anak-anak.
8. Perbudakan Seksual
Tindakan
pemaksaan
terhadapa
perempuan
dalam
mengerjakan suatu rumah tangga yang melibatkan
9
seksual paksa seperti nikah paksa,pemerkosaan serta
penyekapan.
9. Perdagangan Perempuan
Pemindahan perempuan dari suatu tempat ketempat lain/
daerah lain baik dalam negri maupun antar negara dengan
cara pemaksaan,ancama,penculikan atau karena faktor
terlilit hutang yang bertujuan untuk mengeksploitasi
perempuan tesebut secara seksual maupun tenaga
kerjanya. Salah satu bentuknya adalah prostitusi.
10. Kawin Paksa
Tindakan pemaksaan atau tanpa izin dari pihak tekait
untuk melakukan kawin. Tindakan ini termasuk dr tipe
perbudakan.
11. Pelecehan Seksual
Tindakan seksual yang tidak diinginkan yang berupa
tindakan fisik atau mengambil keuntungan dengan
mengucapkan
yang
bernuansa
seksual
maupun
menunjukan materi- materi yang bersifat ponografi dan
keinginan seksual.
10
12. Sterilisasi Paksa
Tindakan
penghilangan
fungsi
reproduksi
pada
perempuan dengan paksaan tanpa persetujuan dari pihak
terkait yang bersifat permanen.
13. Penganiayaan
Tindakan kekerasan terhdap perempuan yang membuat
seorang
perempuan
kehilangan
kepercayaan
dan
integritas serta mengalami kemunduran pencapaian
haknya sebagai manusia.
14. Pemerkosaan
Suatu tindakan yang bukan hanya tindakan seksualitas
yang tidak diinginkan,tapi juga tindakan memasukan
suatu benda dan atau/ memasukan bagian tubuh lain yang
sebenarnya bukan alat seksual.10
Selain tindak pelanggaran HAM diatas,tindakan pelanggaran HAM yang
sering terjadi pada perempuan salah satunya adalah kekerasan. Berikut kategori
kekerasan terhadap perempuan:
10
KOMNAS Perempuan.2006. “Kekerasan Terhadap Perempuan Sebagai Pelanggaran HAM”.
Indoesia.Glosari. hal 42-48
11
1. Kekerasan dalam Ranah Domestik
Kekerasan ini banyak terjadi dalam hubungan relasi
personal, dimana pelaku dikenal dekat oleh sang korban. Seperti
kasus kekerasan oleh suami terhadap istri atau orang tua terhadapn
anaknya.
2. Kekerasan dalam Ranah Publik/ Komunitas
Kekerasan yang dimana terjadi di depan public atau
umum,seperti di lingkungan kerja, yang memutuskan hubungan
kerja sewenang-wenang atau pelecehan seksual di lingkungan
tersebut atau di lingkungan umum.
3. Kekerasan oleh Negara
Kekerasan yang dilakukan oleh negara,dapat berupa sebuah
peraturan yang dapat mendiskriminasi kaum perempuan,terutama
bagi korban kekerasan.11
Beberapa bentuk kekerasan terhadap perempuan,sebagai berikut:
1. Kekerasan fisik
2. Kekerasan psikis
3. Kekerasan seksual
11
KOMNAS Perempuan.2006. “Kekerasan Terhadap Perempuan Sebagai Pelanggaran HAM”.
Indoesia.Glosari. hal 21-22
12
4. Penelantaran
5. Kekerasan tunggal
6. Kekerasan berlapis
Contoh kasus pelanggaran HAM terhadap perempuan terutama adalah
kasus Marsinah. Kasus ini berawal dari unjuk rasa dan pemogokan yang
dilakukan buruh PT. CCPS pada tanggal 3-4 mei 1993. Aksi ini berbuntut dengan
di PHKnya 13 buruh. Marsinah menuntut dicabutnya PHK yang menimpa kawan
kawanya tersebut.
Pada 5 mei 1993 Marsinah Menghilang, dan akhirnya pada 9 Mei 1993,
Marsinah ditemukan tewas dengan kondisi yang mengenaskan di hutan Wilangan
Nganjuk.
Perkembangan pengusutan kasus ini menghasilkan keterlibatan 6
anggota TNI Angkatan Darat dari kesatuan Danintel Kodam, Kopassus, 20 Polri
serta 1 orang kejaksaan. Namun perlakuan kodim tidak berhenti pada PHK 13
orang dan matinya Marsinah, karena pada tanggal 7 Mei 1993 masih ada 8 orang
buruh PT. CPS di PHK oleh kodim di markas kodim. 12 Kasus ini telah melanggar
HAM dalam menyampaikan pendapat, melanggar pasal 28D Undang- Undang
Dasar 1945 dan pasal 28 I Undang- Undang Dasar 1945.
Atau dapat kita lihat di sekitar kita,masih sering terjadi diskriminasi
terhadap perempuan,baik dalam bangku politik,profesi maupun kedudukan.
Kadang perempuan masih dianggap sebelah mata oleh pihak laki- laki. Banyak
perempuan yang tidak dapat menyampaikan pendapatnya dimuka umum. Atau
perempuan masih mengalami kekerasan terutama dalam rumah tangga atau
12
Academia. “Pelanggaran HAM”. Diakses dari : https://www.academia.edu/31673756/Pelanggaran_HAM.
Pada tanggal 06-06-2017.
13
KDRT. Karena sering dianggap lemah,maka perempuan di perlakukan semenamena oleh pihak laki- laki.
2.4 DAMPAK DARI PELANGGARAN HAM
Setiap tindakan yang kita perbuat pasti memiliki faktor tertentu dan
dampaknya. Begitu juga pelanggaran terhadap HAM,memiliki dampak tertentu
terhadap korban pelanggaran HAM tersebut.
Hubungan antara korban dan pelaku menjadi terganggu
Ada kemungkinan pihak korban akan melakukan perlawanan atau baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Kerugian dalam berbagai bentuknya baik secara riil ataupun materiil akan
diderita pihak yang menjadi korban pelanggaran.
Atau beberapa dampak dari pelanggaran HAM terhadap perempua dalam
bentuk kekerasan sebagai berikut:
1. Dampak fisik
Dampak fisik mengacu pada bagain tubuh yang bersifat permanen
(cacat) maupun tidak (lebam,luka,dll)
2. Dampak psikologis
Akibat kekerasan yang menyerang jiwa mereka yang dapat
menyebabkan trauma,kehilangan rasa kepercayaan atau merasa
tidak berdaya.
3. Dampak seksual/reproduksi
14
Dapat menimbulkan gangguan fungsi reproduksi secara permanen
maupun tidak permanen.
4. Dampak ekonomi
Akibat kekerasan yang dilakukan terhadap korban, korban
kesulitah atau terhambat dalam memenuhi perekonomiannya.
5. Dampak sosial
Terganggunya posisi sosial,relasi sosial dan modalitas sosial
korban.
6. Dampak sipil dan politik
Akibat dari kekerasan yang ada,dapat menghalangi pemenuhan hak
sipil dan politik korban.
7. Dampak hukum
Pemenuhan hak korban sesuai dengan hukum dan peraturan yang
berlaku.13
Pada dasarnya tindakan pelanggaran HAM dapat menimbulkan kerugian
baik bagi pelaku maupun korban. Pelaku mungki hanya terkena dampak
hukum yang berakhir ke penjara,namun korban lebih banyak menerima
dampaknya dari berbagai aspek yang ada.
2.5 PENANGGULANGAN KASUS HAM
Berikut beberapa cara penanggulangan kasus HAM dari pemerintah:
13
KOMNAS Perempuan.2006. “Kekerasan Terhadap Perempuan Sebagai Pelanggaran HAM”.
Indoesia.Glosari. hal 24-25
15
1. Litigasi
Upaya pemenuhan hak- hak korban yang ditempuh dengan jalur peradilan.
2. Non Litigasi
Upaya pemenuhan hak- hak korban yang ditempuh dengan jalur diluar
peradilan.
3. Arbitrasi
Cara untuk mencapai sebuah kompromi melalui pihak ketiga, sebab pihakpihak yang bertingkai tidak menyelesaikan masalahnya sendiri.
4. Mediasi
Salah satu metode untuk menyelesaikan masalah antara pihak yang
berselisih,tanpa jalur persidangan
5. Negosiasi
Menyepakati suatu solusi yang dapat mebguntungkan kedua belah pihak.
6. Advokasi
Bentuk upaya persuasi yang mencakup kegiatan penyadaran, rasionalisasi,
argumentasi, serta rekomendasi tindak lanjut mengenai suatu hal atau
kejadian.
7. Pemulihan
Upaya memperdayakan kembali secara utuh perempuan korban kekerasan
atau pelanggaran HAM secara medis,hukum dan psikosial.
8. Layanan Psikologis
Layanan berupa pendampingan dan konseling,yang dapat membuat korban
nyaman untuk menceritakan masalahnya.
9. Layanan Pendamping Hukum
16
Layanan yang berkaitan dengan hukum yang berlaku dan tata cara
peradilan yang ada di Indonesia
10. Layanan Medik
Laying yang berupa perawatan fisik atau pengobatan pada fisik yang
terluka akibat kekerasan atau pelanggaran HAM
11. Layanan Terpadu
Layanan yang diberikan kepada korban kekerasan atau pelanggaran HAM
yang biasanya berupa layanan psikologis,hukum,dan medik.
Selain itu,pemerintah juga memiliki cara untuk menegakkan HAM di Indonesia
baik untuk kaum perempuan maupun laki-laki,berikut upayanya:
1. Mekanisme Nasional
Dengan menerbitkan Undang – Undang RI No. 39 tahun 1999 mengenai
Hak Asasi Manusia,serta Undang – Undang No. 26 tahun 2000 mengenai
Pengadilan Hak Asasi Manusia.
2. KOMNAS HAM
Lembaga mandiri yang memiliki kedudukan yang setingkat dengan
lembaga
negara
lain
yang
berfungsi
melaksanakan
pengkajian,penelitian,penyuluhan,pemantauan dan mediasi Hak Asasi
Manusia.14
14
UU No. 39 tahun 1999 pasal 1 ayat 7
17
3. KOMNAS Perempuan
Berdasarkan PerPres No. 65 tahun 2005,lembaga ini dibntuk bertujuan
untuk pencegahan dan penanggulangan kekerasan pada perempuan,serta
penghapusan segala tindak kekerasan terhadap peempuan.
4. Klaim
Pernyataan seseorang atau suatu negara berhak menuntut atas kerugian
yang telah diterimanya.
5. Pelaporan
Upaya pelaporan atau pengaduan kepada pihak atau lembaga yang
memiliki otoritas atau kapasitas tersebut.
6. Monitoring
Pengamatan secara dekat terhadap situasi di masyarakat apakah
pelaksanaan HAM sudah terealisasikan secara baik dan benar atau
belum.15
Selain cara diatas,pemerintah juga mulai memperhatikan dalam persoalan
HAM bagi perempuan, telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi mengenai Penghapusan
Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan. Selain itu dalam UndangUndang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
15
KOMNAS Perempuan.2006. “Kekerasan Terhadap Perempuan Sebagai Pelanggaran HAM”.
Indoesia.Glosari. hal 33-40
18
Tangga dan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan
dan Kerjasama Pemulihan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
2.6 TINDAK PIDANA DALAM KASUS PELANGGARAN HAM
Kasus pelanggaran HAM di Indonesia dapat dirasakan baik oleh
perempuan maupun laki- laki. Tindak pidana HAM telah diatur dalam UU No. 26
Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. Disebutkan pada pasal 7 dan
penjabarannya terdapat pada pasal 8 dan 9, yang digolongkan menjadi dua bagian
yaitu kejahatan genosida dan kejahatan kemanusiaan.
Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan
maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian
kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama, dengan cara:
1. Membunuh anggota kelompok
2. Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggotaanggota kelompok
3. Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan
kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya
4. Memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam
kelompok
5. Memindahkan secara paksa dari kelompok tertentu ke kelompok lain.
19
Kejaharan kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang dilakukan
sebagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa
serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa:
1. Pembunuhan
2. Pemusnahan
3. Perbudakan
4. Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa
5. Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara
sewenang- wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum
internasional
6. Penyiksaan
7. Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan
kehamilan, pemandulan, atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk
kekerasan seksual lain yang setara
8. Penganiayaan terhadap kelompok tertentu atau perkumpulan yang
didasari persamaan paham politik, ras kebangsaan, etnis, budaya, agama,
jenis kelamin atau alasan lain yang diakui secara universal sebagai hal
yang dilarang menurut hukum internasional
9. Penghilangan orang secara paksa
10. Kejahatan apartheid
20
Dalam UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, permasalahan
mengenai pertanggungjawaban pidana diatur dalam pasal 36 sampai dengan pasal
40, yaitu:
1. Pasal 36 berbunyi, setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 8 huruf a, b, c, d, atau e dipidana dengan pidana mati atau
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling lama 25 tahun dan paling
singkat 10 tahun.
2. Pasal 37 berbunyi, setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 9 huruf a, b, d, e atau j dipidana dengan pidana mati atau
pidana seumur hidup atau pidana penjara paling lama 25 tahun dan paling singkat
10 tahun.
3. Pasal 38 berbunyi, setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 9 huruf c, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15
tahun dan paling singkat 5 tahun.
4. Pasal 39 berbunyi, setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 9 huruf f, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15
tahun dan paling singkat 5 tahun.
5. Pasal 40 berbunyi, setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 9 huruf g, h, atau I dipidana dengan pidana penjara paling
lama 20 tahun dan paling singkat 10 tahun.
Kasus HAM yang paling terkenal di Indonesia maupun dunia salah
satunya adalah kasus Munir. Munir Said Thalib merupakan aktifis HAM yang
21
pernah menangani kasus-kasus pelanggaran HAM. Munir lahir di Malang pada 8
Desember 1965. ia meninggal pada 7 September 2004 di dalam pesawat Garuda
Indonesia ketika Munir sedang melakukan perjalanan menuju Amsterdam,
Belanda. Spekulasi mulai bermunculan, banyak berita yang mengabarkan bahwa
Munir meninggal di dalam pesawat karena serangan jantung, dibunuh, bahkan
diracuni. Namun, sebagian orang percaya bahwa Munir meninggal karena diracun
menggunakan Arsenikum di makanan atau minumannya saat ia merada di dalam
pesawat. Kasus ini sampai sekarang masih belum ada titik temu, bahkan kasus ini
telah diajukan ke Amnesty Internasional dan tengah diproses.
Kemudian pada tahun 2005, Pollycarpus Budihari Priyanto selaku Pilot
pesawat yang ditumpangi munir dijatuhi hukuman 14 tahun penjara karena
terbukti bahwa ia merupakan tersangka dari kasus pembunuhan Munir, karena
dengan sengaja Pollycarpus menaruh Arsenik di makanan Munir sehingga ia
meninggal di pesawat.16
Pembahasan:
Dalam kasus ini telah melanggar :
1.
Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
2.
Pasal 28D
16
Jatikom. “Kasus pelanggaran HAM”. Diakses dari:
http://www.jatikom.com/2017/01/18-contoh-kasus-pelanggaran-hamdi.html#ixzz4jGtTgJwr. Pada tanggal: 07-06-2017
22
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.
3.
Pasal 28I
(1)
Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemer-dekaan
pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak
untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak
dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.
4. Pasal 28J
(1)
Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang
lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(2)
Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang
wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang
dengan
maksud
semata-mata
untuk
menjamin
pengakuan
serta
penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis
5. Pasal 338 KUHP
“Barang siapa dengan sengaja merampas
nyawa orang
lain,diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama
lima belas tahun penjara”.
23
Kasus- kasus HAM di Indonesia sudah jelas tindakan atau ganjarannya
tertera pada KUHP , UUD 1945 maupun UU. Seperti kasus Marsinah,kasus
tersebut telah melanggar Pasal 28 A,D,I, J Undang-Undang dasar 1945. Juga UU
No. 7 tahun 1984 mengenai pengahapusan segala bentuk diskriminasi terhadap
perempuan. Dalam kasus Marsinah pelaku dapat terjerat dalam Pasal 338 KUHP
dengan hukuman penjara paling lama lima belas tahun. Dan juga Pasal 351 ayat 3
dengan kurungan penjara paling lama tujuh tahun. Pasal 354 ayat 2 dengan
hukuman penjara paling lama sepuluh tahun.17
Jika dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT telah diatur
dalam UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga. Yang biasanya korbannya adalah perempua dan anak- anak.
Pelaku kekerasan dapat dijerat ancaman pidana terhadap kekerasan fisik
dalam lingkup rumah tangga ini adalah penjara pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun atau denda paling banyak Rp15 juta ( Pasal 44 ayat [1] UU KDRT).
Dan khusus bagi KDRT yang dilakukan oleh suami terhadap istri yang
tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan
atau mata pencaharian atau kegiatan sehari-hari, ancaman pidananya
adalah pidana penjara paling lama 4 (empat) bulan atau denda paling banyak Rp5
juta ( Pasal 44 ayat [4] UU KDRT).
17
KUHP
24
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULA DAN SARAN
KESIMPULAN:
Kasus pelanggaran HAM di Indonesia masih banyak dan masih belum
terperhatikan secara menyeluruh. Terutama kasus pelanggaran HAM terhadap
perempuan. Kasus pelanggaran yang sering dialami adalah KDRT dan pelecehan
seksual di muka umum. Namun jika dilihat kembali,belum ada peraturan khusus
untuk perlindungan perempuan yang secara tegas. Hanya kasus KDRT yang
memiliki peraturan yang tegas terhadap tindakannya.
SARAN:
Pemerintah harus membuat peraturan yang lebih tegas lagi mengenai hakhak dan perlindungan bagi perempuan. Selain itu,berikan penyuluhan kepada
setiap perempuan mengenai apa saja hak mereka dan tindakan apa yang harus di
lakukan jika hak mereka di langgar. Pada intinya lebih banyak lagi memberi
pengertian HAM kepada masyarakat di Indonesia,agar kasus pelanggaran HAM
tidak terus meningkat setiap tahunya.
25
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Masyhur . 1994.“Dimensi dan Dinamika Hak Asasi Manusia dalam Hukum
Nasional dan Internasional”. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Tong,Rosemarie Putnam. 1998. “Feminist Thought : Pengantar Paling Komprehensif
kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis”. Yogyakarta: Jalasutra.
KOMNAS Perempuan. 2006. “Kekerasan Terhadap Perempuan Sebagai Pelanggaran
HAM”. Indonesia: Glosari.
26