Tunjangan Pajak bagi Pegawai Negeri

MAKALAH PERPAJAKAN
TRADEOFF TUNJANGAN PPH PASAL 21 BAGI
PEGAWAI NEGERI SIPIL

OLEH : DITA PUJI APSARI
NIM : 4102170163

PROGRAM STUDI D I KEBENDAHARAAN NEGARA
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
2018

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “ Tradeoff Tunjangan Pajak PPh Pasal 21 bagi
Pegawai Negeri Sipil” dengan tepat waktu.
Sholawat serta salam tetap terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad
saw yang telah membimbing ummat manusia menuju kebenaran yang hakiki.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan
dalam Mata Kuliah Pengantar Pajak. Tak lupa saya ucapkan terima kasih

kepada Bapak Joko Sumantri selaku dosen mata kuliah, dan juga orang tua
serta teman-teman yang telah membantu dalam segala hal saat proses
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya sebagai manusia pasti tak luput dari
kesalahan dan ketidaktelitian dalam membuat makalah ini. Maka dari itu, saya
meminta maaf apabila masih ada suatu hal yang kurang maupun tidak sesuai.
Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun agar
makalah ini

dapat lebih baik lagi.

Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat berguna bagi saya dan
juga semua orang yang membacanya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Tangerang Selatan, 16 April 2018

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................................. iiI
BAB 1.......................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................... 1
1.2 Latar Belakang..............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah........................................................................................................... 2
BAB II.......................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN............................................................................................................................................ 3
2.1 Latar Belakang Pemberian Tunjangan Pajak bagi PNS.................................................................3
2.2 Dampak dari Tunjangan Pajak PPh Pasal 21 yang diberikan kepada PNS................................... 6
BAB III......................................................................................................................................................... 8
KESIMPULAN.............................................................................................................................................. 8
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................................8
3.2 Saran dan Kritik............................................................................................................................ 8

BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Pegawai Negeri Sipil adalah orang yang melakukan peranannya sebagai
reperesentasi dari pemerintah untuk melayani publik. Dalam UU No. 8 tahun

1974 tentang pokok-pokok kepegawaian, disebutkan dalam bab 1 pasal 1
huruf (a) bahwa Pegawai Negeri adalah mereka yang setelah memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam
sesuatu jabatan Negeri atau diserahi tugas negara lainnya yag ditetapkan
berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan dan digaji menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam undang-undang tersebut
terdapat poin penting bahwa Pegawai Negeri berhak mendapat gaji menurut
undang-undang yang berlaku.
Unsur gaji yang diberikan kepada Pegawai Negeri terdiri atas gaji pokok
dan tunjangan. Gaji pokok diberikan kepada Pegawi Negeri berdasarkan
golongan ruang pada pangkat, sedangkan tunjangan yang diberikan kepada
PNS bisa berupa tunjangan keluarga, tunjangan umum, tunjangan jabatan,
tunjangan beras, tunjangan pajak penghasilan, dan tunjangan lain-lain.
Pegawai negeri berhak mendapat tunjangan PPh pasal 21. Pemberian
tunjangan pajak kepada pegawai negeri menimbulkan pro kontra, karena
pemberian tunjangan PPh pasal 21 kepada pegawai negeri dapat membebani
APBN. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik jumlah pegawai negeri sipil di
Indonesia sebanyak 4.374.349 pegawai dengan rician 2.217.493 pegawai
laki-laki dan 2.156.856. Memperhatikan jumlah sebanyak itu dapat dinalar

bahwa belanja pegawai yang dihabiskan pemerintah cukup terbebani.
Tercatat dalam APBN 2017, dari total anggaran yang dibelanjakan sebesar Rp
2.080 triliun, belanja pemerintah dalam hal menyangkut belanja pegawai dan
operasional mencapai Rp 1.315 triliun. Belanja pegawai mencakup 26,1% dari
total anggaran belanja pemerintah pusat, atau sekitar 1/4 dari anggaran
dipakai untuk membayar gaji dan tunjangan para birokrat.

1

Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam acara Rapat Koordinasi Nasional
(Rakornas) Badan Kepegawaian Negara (BKN) di JCC Senayan, Jakarta,
Rabu (10/5/2017) mengatakan "Kalau dari sisi neraca pempus (pemerintah
pusat), belanja pegawai mencakup 26,1% dari total anggaran belanja pempus.
Ini berarti sekitar 1/4 nya dari anggaran kita dipakai untuk membayar gaji dan
tunjangan bagi para birokrat,"
Dengan demikian, dalam makalah ini akan dibahas tentang tunjangan
pegawai bagi Pegawai Negeri Sipil apakah memberi dampak yang baik
ataukah justru membebani APBN.
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengapa pemerintah memberikan tunjangan pajak bagi Pegawai

Negeri Sipil ?
2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari pemberian tunjangan pajak
bagi PNS ?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
1. Mengetahui latar belakang diberikannya tunjangan pajak bagi PNS.
2. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pemberian tunjangan pajak
bagi PNS

2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Pemberian Tunjangan Pajak bagi PNS
Tunjangan menurut KBBI adalah tambahan pendapatan di luar gaji
sebagai bantuan. Menurut Susilo Martoyo (1987:118), mengatakan tunjangan
atau kompensasi pelengkap (fringe Benefit) merupakan salah satu bentuk
pemberian

kompensasi


berupa

penyediaan

paket

"benefit"

dan

program-program pelayanan karyawan, dengan maksud pokok untuk
mempertahankan keberadaan karyawan sebagai anggota organisasi dalam
jangka panjang. Moh. Agus Tulus (1993:151), mengatakan tunjangan (benefit)
adalah : unsur-unsur kompensasi dimana nilai rupiah langsung bagi
karayawan individual dapat dengan mudah diketahui secara pasti. Sedangkan
menurut George Strauss dan Leonard R. Sayles (1984:596) : "Fringe benefit
are compensation other than wages or salaries".
Tunjangan pajak dapat didefinisikan sebagai tambahan pendapat di luar
gaji berupa pembayaran pajak oleh pihak pemberi kerja. Jika dikaitkan dengan
kepegawaian negeri, tunjangan pajak adalah pemberian uang pajak oleh

pemerintah selaku pemberi kerja kepada pegawai negeri selaku pekerja.
Tunjangan pajak bagi PNS telah diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 40 Tahun 1985 mengenai Tunjangan Pajak Penghasilan Bagi Pejabat
Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia, Dan Para Pensiunan Atas Penghasilan Berupa Gaji, Honorarium,
Uang Pensiun, Dan Tunjangan-Tunjangan Lainnya Yang Dibebankan Kepada
Keuangan Negara.
Pemberian tunjangan pajak kepada Pegawai Negeri didasarkan oleh
pertimbangan sebagai berikut;
a) bahwa

berdasarkan

penghasilan

berupa

Undang-undang
gaji,


Pajak

honorarium,

Penghasilan 1984,

uang

pensiun,

dan

tunjangan-tunjangan lainnya yang dibebankan kepada Keuangan
Negara yang diterima atau diperoleh Pejabat Negara, Pegawai Negeri

3

Sipil, anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, dan para
Pensiunan adalah obyek Pajak Penghasilan;
b) bahwa


tingkat

penggajian

yang

berlaku

sekarang

belum

memungkinkan bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, anggota
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, dan para Pensiunan
memikul beban Pajak Penghasilan tersebut;
c) bahwa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1964
tentang Pajak Pendapatan dari gaji Pegawai Negeri dalam Mata Uang
Rupiah yang dibebankan kepada Keuangan Umum Indonesia tidak
sesuai lagi dengan peraturan perundangundangan pajak yang baru;

d) bahwa oleh karena itu dipandang perlu mengatur pemberian
Tunjangan Pajak Penghasilan bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri
Sipil, anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, dan para
Pensiunan atas pembayaran gaji, honorarium, uang pensiun, dan
tunjangan-tunjangan lainnya yang dibebankan kepada Keuangan
Negara, dengan Peraturan Pemerintah;
Dasar pertimbangan tersebut merupakan konsekuensi dari Pasal 21
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan mewajibkan
Bendaharawan Pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan
tetap, dan pembayar lainnya dengan nama apapun sehubungan dengan
pekerjaan atau jabatan yang dibebankan kepada Keuangan Negara, untuk
memotong PPH Pasal 21 Undang-undang Pajak Penghasilan Tahun 1984
yang terhutang. Ketentuan tersebut sesuai dengan jiwa dan sistem
pemungutan pajak, khususnya pajak penghasilan yang berlaku dewasa ini
sebagai hasil pembaharuan perundang-undangan pajak di Indonesia dalam
tahun 1983. Namun mengingat bahwa pemotongan tersebut akan mengurangi
gaji, upah, honorarium, dan sebagainya yang diterima atau diperoleh para
Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, anggota Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia, dan para Pensiunan termasuk janda dan dudanya dan/atau
anak-anaknya, sedangkan pada umumnya penghasilan yang diterima atau

diperoleh dari Keuangan Negara tersebut belum mencapai suatu tingkat yang
memadai, maka Pemerintah memandang perlu memberikan tunjangan Pajak
Penghasilan kepada Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, anggota Angkatan
4

Bersenjata Republik Indonesia, dan para Pensiunan atas penghasilan
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan yang dananya dibebankan
kepada Keuangan Negara.
Tunjangan pajak penghasilan bagi PNS juga diatur dalam PP No. 80
Tahun 2010. Dijelaskan dalam pasal 2, sebagai berikut ;
1) Pajak Penghasilan Pasal 21 yang terutang atas penghasilan tetap dan
teratur setiap bulan yang menjadi beban APBN atau APBD ditanggung
oleh Pemerintah atasbeban APBN atau APBD.
2) Penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang menjadi beban APBN
atau

APBD

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1)

meliputi

penghasilan tetap dan teratur bagi:
a. Pejabat Negara, untuk:
1) gaji dan tunjangan lain yang sifatnya tetap dan teratur setiap bulan;
atau
2) imbalan tetap sejenisnya yang ditetapkan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
b. PNS, Anggota TNI, dan Anggota POLRI, untuk gaji dan tunjangan
lain yang sifatnya tetap dan teratur setiap bulan yang ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
c. Pensiunan, untuk uang pensiun dan tunjangan lain yang sifatnya
tetap dan teratur setiap bulan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
3) Besarnya Pajak Penghasilan Pasal 21 sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dihitung dengan menerapkan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a
Undang-Undang Pajak Penghasilan atas jumlah penghasilan bruto
setelah dikurangi dengan biaya jabatan atau biaya pensiun, iuran
pensiun, dan Penghasilan Tidak Kena Pajak.
Dengan demikian latar belakang diberikannya tunjangan pajak bagi
pegawai negeri sipil adalah untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawai
Negeri Sipil karena dengan tidak diberikannya tunjangan pajak kepada PNS,
hal tersebut akan mengurangi gaji yang diterima PNS.

5

2.2 Dampak dari Tunjangan Pajak PPh Pasal 21 yang diberikan kepada
PNS
Pemberian tunjangan pajak bagi PNS menimbulkan dampak yang
beragam, baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif
pemberian pajak terletak pada aspek sosial. Pemberian tunjangan pajak dapat
memberi kesejahteraan bagi PNS. Dengan pemerintah menanggung pajak
PNS, jumlah nominal gaji yang diperoleh oleh tidak berkurang untuk
menanggung pajak penghasilan. Selain itu, tidak bisa dimungkiri bahwa
terdapat ketimpangan antar pegawai negeri, banyak pegawai negeri yang
belum memiliki kesejahteraan yang memadai. Gaji mereka sangat pas-pasan
untuk membiayai hidup sehari-hari. Oleh sebab itu, upaya pemberian pajak
yang dilakukan pemerintah setidaknya bisa meringankan beban ekonomi PNS.
Pegawai negeri dapat mengalokasikan uangnya yang seharusnya untuk
membayar pajak dengan kebutuhan lainnya.
Disisi lain, pemberian tunjangan pajak untuk pegawai negeri memiliki
dampak negatif di bidang ekonomi. Pemberian tunjangan pajak memberikan
beban yang cukup banyak untuk APBN. Dikutip dari pernyataan Menteri
Keuangan bahwa jika dilihat dari sisi neraca pempus (pemerintah pusat),
belanja pegawai mencakup 26,1% dari total anggaran belanja pempus. Ini
berarti sekitar 1/4 nya dari anggaran kita dipakai untuk membayar gaji dan
tunjangan bagi para birokrat. Kemudian pemberian tunjangan pajak untuk
PNS yang telah memiliki jabatan tinggi dapat membebani APBN, karena
seperti yang diketahui bahwa pemberian tunjangan pajak disesuaikan dengan
gaji yang diperoleh PNS. PNS yang telah memiliki jabatan tinggi dengan gaji
yang besar sangat berpotensi besar mampu membayar pajak tanpa disubsidi
pemerintah. Oleh sebab itu, kebijakan pemberian pajak untuk PNS dapat dikaji
ulang mempertimbangan golongan PNS. Pemberian tunjangan gaji PNS untuk
PNS setara eselon 1 dan 2 dapat dihilangkan, sehingga beban APBN tidak
terlalu membengkak karena belanja pegawai. Alokasi pemberian tunjangan
tersebut dapat di realokasikan untuk belanja bantuan sosial kepada
masyarakat, yang lebih memberikan dampak kepada rakyat kecil.
Dengan demikian, pemberian pajak bagi PNS memiliki 2 dampak, disisi
satu sisi kesejahteraan hidup pegawai negeri dan sisi yang lain beban APBN
6

yang memberngkak karena tanggungan tunjangan. Tetapi, pemerintah lebih
memilih untuk memberikan tunjangan gaji kepada pegawai negeri. Kemudian,
jika dilihat dari nominal yang dikeluarkan oleh pemerintah cukup besar. Tetapi,
hal tersebut belum sebanding dengan pengabdian PNS di tingkat bawah yang
telah rela mengabdikan dirinya untuk negeri tercinta, negeri Indonesia.

7

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Pemberian tunjangan pajak bagi pegawai negeri sipil merupakan upaya
pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan PNS. Pegawai negeri sipil
dibebaskan dari pembayaran PPh pasal 21. Pembayaran pajak PPh pasal 21
dilakukan oleh pemerintah dengan menanggungnya dalam beban APBN atau
APBD. Pemberian tunjangan pajak bagi PNS dapat dikatakan sebagai upaya
pembebasan pajak PNS. walaupun dalam pelaksanaannya mengalami pro
kontra. Ketika pemerintah menanggung beban pajak penghasilan PNS dalam
APBN, belanja pegawai semakin besar mengingat jumlah PNS di Indonesia
yang berjumlah 4 juta lebih. Tetapi, nominal yang dikeluarkan pemerintah
untuk menanggung pajak pegawai belum sebanding dengan kesejahteraan
pegawai negeri. Pada realitasnya, masih banyak pegawai negeri, terutama
pegawai negeri di lingkup non-kementrian keuangan yang dinilai memiliki
penghasilan yang pas-pasan. Oleh sebab itu, seperti yang tercantum dalam
undang-undang bahwa pemerintah wajib menjamin kesejahteraan pegawai
negeri sipil.
3.2 Saran dan Kritik
Kebijakan tunjangan pajak penghasilan PNS saya rasa perlu dikaji ulang.
Pasalnya, di Indonesia PNS terdiri dari beberapa tingkatan dan beberapa
golongan yang memiliki besaran gaji yang sama. Pemberian tunjangan gaji
untuk pegawai negeri sipil yang bergolongan 3d keatas dan pejabat eselon 1
dan 2

dapat dihilangkan. Alasan yang mendasari pendapat tersebut karena

saya rasa pegawai negeri yang bergolongan 3d keatas sudah memiliki
kemampuan membayar pajak dan gaji yang diperoleh lebih dari cukup untuk
hidup sederhana sebagai PNS. Alangkah baiknya jika pemberian tunjangan
PNS untuk golongan 3d dan pejabat eselon 1 dan 2 dialokasikan untuk
kepentingan rakyat kelas bawah dengan melakukan subsidi silang atau
bantuan sosial.

8

Daftar Pustaka
1) https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3497598/sri-mulyani-14anggaran-pemerintah-habis-untuk-bayar-gaji-pns
2) https://www.gomarketingstrategic.com/2016/06/pengertian-dan-jenis-tunja
ngan-menurut.html
3) http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/1983/PP_1983_40_TUNJAN
GANPAJAKPENGHASILANBAGIPNS.pdf
4) https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/PP80-2010PPh21.pdf

Lampirn 1