4.1 Uji Prasyarat 4.1.1 Uji Normalitas - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning terhadap Prestasi Belajar Tema 3 Perubahan di Alam, Subtema 2 Perubahan Iklim dan Cuaca Kelas III SD Tah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab sebelumnya telah dibahas tentang rancangan penelitian yang dilakukan

  pada kelas 3 di SDN Kauman Kidul dan SDN 2 Delik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 3 di SDN Kauman Kidul dan SDN 2 Delik, dengan mengambil sampel subjek penelitian yaitu siswa kelas 3 SDN Kauman Kidul sebagai kelompok Inti, dan siswa kelas 3 SDN 2 Delik sebagai kelompok Imbas. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas model pembelajaran

  

Problem based learning (PBL) dan Inquri yang, sedangkan variabel terikat pada

  penelitian ini adalah prestasi belajar belajar tema 3 Perubahan di alam, subtema 2 perubahan cuaca dan iklim pembelajaran 5.

  Selanjutnya pada bab ini akan dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan meliputi hasil penelitian pada tema 3 Perubahan di alam, subtema 2 perubahan cuaca dan iklim pembelajaran 5 dengan menggunakan model pembelajaran problem based

  

learning (PBL) pada kelas eksperimen dan hasil penelitian pada tema 3 Perubahan di

  alam, subtema 2 perubahan cuaca dan iklim pembelajaran 5 dengan menggunakan model pembelajaran Inquri pada kelompok kontrol, kemudian pembahasan mengenai deskripsi komparasi hasil pengukuran, hasil uji beda penelitian, hasil uji hipotesis, hasil pembahasan dan keterbatasan penelitian.

4.1 Uji Prasyarat

4.1.1 Uji Normalitas

  Uji normalitas pada Subbab ini berguna untuk menentukan analisis data nilai

  

pretest dan posttest yang berasal dari kelas eksperimen dan kelas kontrol yang akan

  digunakan. Apabila data berdistribusi normal pada kelas eksperimen maupun kontrol maka dapat menggunakan statistik parametrik tetapi apabila data tidak berdistribusi normal maka analisis data menggunakan statistik nonparametrik. Untuk mengetahui data normal atau tidak dapat dilihat dari uji normalitas Kolmogorov-Smirnof dari masing-masing variabel, Santoso(2013: 311). Dari pengujian normalitas ini hasilnya dapat digunakan untuk mengetahui data yang dianalisis berdistribusi normal atau bisa dianggap normal, pengujian normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 22. Menurut Priyatno (2010: 58) data dikatakan berdistribusi normal apabila signifikansi (Asymp.sig) > 0,05 dan penyebaran data dikatakan berdistribusi tidak normal apabila signifikansi (Asymp.sig) < 0,05. Untuk memperoleh uji normalitas data akhir siswa maka dibutuhkan nilai pretest dan

  

posttest kelas eksperimen dan nilai pretest dan posttest kelas kontrol. Setelah

  diberikannya perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol maka pretest dan

  

posttest dapat dilakukan. Perlakuan pada kelas eksperimen menggunakan model

  pembelajaran Group Investigation (GI) sedangkan untuk kelas kontrol diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran Team Group Tournament (TGT). Hasil uji normalitas pretest dan posttest kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat dalam

tabel 4.8 berikut ini:

  Tabel 4.1

Hasil Uji Normalitas Skor Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

  Pretest Posttest Pretest Posttest Eksperimen Eksperimen Kontrol Kontrol N

  22

  22

  22

  22 Kolmogrov- Statistic .158 .173 .174 .174 Smirnov Df

  22

  22

  22

  22 Z Sig. .162 .087 .081 .081

  

a. Lilliefors Significance Correction

Sumber: berdasarkan data olahan SPSS

  Berdasarkan hasil uji normalitas yang sudah dilakukan pada data pretest-

  

posttest kelompok eksperimen menunjukkan bahwa sig 0,162 dan 0,087. Sedangkan

  untuk hasil pretest

  • posttest kelas kontrol bahwa sig 0,081 dan 0,081. Bila dirumuskan menggunakan hipotesis H adalah sampel yang berdistribusi normal sedangkan untuk H adalah sampel yang tidak berasal dari populasi berdistribusi

  a

  normal, maka dapat diputuskan bahwa jika probabilitas < nilai α (0,05) maka ditolak

  H a , jika sebaliknya maka H diterima. Nilai signifikansi dari pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 0,162 dan 0,87 kemudian untuk nilai signifikansi posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu 0,81 dan 0,081. Maka H diterima, artinya bahwa persebaran data hasil pretest-posttest dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

4.1.2 Uji Homogenitas

  Untuk mengetahui tingkat varian data homogen atau tidak homogen maka perlu di uji homogenitas. Uji homogenitas ini menggunakan SPSS Version 22 dengan metode One Way Anova. Setelah didapatkannya data awal nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum kedua kelas mendapatkan perlakuan barulah uji homogenitas dapat dilakukan. Analisis uji homogenitas pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas Skor Pretest-Posttest Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol

  

Test of Homogenity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

  Pretest 0.004

  

1

42 .951 Posttest

  0.389

  

1

42 .536 Sumber: berdasarkan olahan data SPSS

  Berdasarkan tabel 4.9 di atas diketahui bahwa hasil Test of Homogeneity of

  

Variances signifikansi/probabilitas nilai pretest dan post-test menunjukkan angka

  0,951 dan 0,536. Bila dirumuskan menjadi hipotesis H o maka variansi data pada tiap kelompok eksperimen dan kontrol sama atau disebut homogen, sedangkan hipotesis H a adalah variansi data pada tiap kelompok eksperimen maupun kontrol tidak sama atau disebut tidak homogen. Oleh karena nilai signifikansi/probabilitas data pretest dan posttest kedua kelompok adalah sebesar 0,951 dan 0,536 > 0,05 maka H

  o

  diterima. Artinya dapat dikatakan bahwa skor pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen. Melihat skor signifikansi/probabilitas pretest-posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka dapat disimpulkan bahwa data skor pretest-posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki varian data yang homogen atau dikatakan sama.

  Berdasarkan hasil uji prasyarat yaitu uji normalitas yang sudah dilakukan menunjukkan data yang berdistribusi normal dan uji homogenitas yang menunjukkan varian data homogen. Maka uji prasyarat yang digunakan adalah uji Independent T- Test. Menurut Sulaiman (2011: 29) Uji Independet T-Test digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif 2 sampel independent bila data berbentuk ordinal, dan untuk dua sampel yang berukuran tidak sama (data sampel harus mengikuti distribusi normal dan homogen). Berikut ini akan disajikan uji nonparametrik Uji t pada data yang sudah ada.

Tabel 4.3 Hasil Uji Independent T Test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

  Levene ’s Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. T Df Sig. (2-tailed)

  Pretest Equal variances assumed .389 .536 .658 42 .514 Equal variances not

  .658 41.915 .514 assumed Sumber: berdasarkan data olahan SPSS

  Dari tabel 4.10 di atas tentang hasil Uji Independent T-Test diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,514 yaitu lebih dari 0,05 maka sesuai dengan dasar pengambilan keputusan pada uji Independent T-Test dapat disimpulkan bahwa H diterima dan H ditolak . Artinya tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang

  a

  signifikan pada siswa kelas 3 SDN Kauman Kidul dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan SDN 2 Ndelik dengan menggunakan model pembelajaran Inquri.

4.1.3 Hasil Uji Hipotesis

  Hasil uji hipotesis berdasarkan pada hasil Uji Independent T-Test nilai

  

pretest - posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini adalah: : Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar pada siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

  (PBL) dan Inquri dari hasil belajar. : Terdapat perbedaan prestasi belajar pada siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan Inquri dari hasil 1 belajar.

  

H : Prestasi belajar dengan menggunakan model pembelajara Problem Based

learning (PBL) lebih baik dibandingkan Prestasi belajar menggunakan model 2 Inquiri .

H : Prestasi belajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) lebih baik dari dibandingkan Prestasi belajar menggunakan

  model pembelajaran Inquri Berdasarkan dari hasil Uji Independent T-Test nilai pretest-posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh hasil signifikansi/probabilitas sebesar

  0,477 atau > 0,05 maka H diterima dan H ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan

  

a

  yang signifikan antara model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan

  

Inquri dilihat dari hasil belajar pada siswa kelas 3 SDN Kauman Kidul dan SDN 02

1 Delik. Untuk H dapat diterima karena hasil rata-rata post-test kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol, dengan selisih rata-rata sebesar 0,46. 1 2 Sehingga H dapat diterima dan H ditolak.

4.2 Hasil Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan di SD N Kauman Kidul dan SD N 2 Delik. Subjek yang ada dalam penelitian ini adalah kelas 3 SD N Kauman Kidul sebagai kelas eksperimen, dan kelas 3 SDN 2 Delik sebagai kelas kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), dan kelompok kontrol diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran Inquri. Di

  Tabel 4.4

Data Subjek Penelitian SDN Mangunsari 01 dan 05 Kecamatan Sidomukti Tahun

Pelajaran 2016/2017 Kelompok Kelas Jenis Kelamin Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen

  3

  12

  10

  22 Kontrol

  3

  10

  12

  22 Jumlah Seluruhnya

  44 Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kauman Kidul dan SDN 2 Delik dilakukan masing-masing 1 kali pertemuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

  Pembelajaran berjalan selama 5x35 menit atau 5 jam pelajaran.

Tabel 4.5 Jadwal Kegiatan Penelitian di SDN Mangunsari 01 dan 05 Kecamatan Sidomukti Tahun

Pelajaran 2016/2017 No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

  1. Jumat, 12 Mei 2017

  • Memberikan pretest
  • Melaksanakan pembelajaran kelas eksperimen dalam tema

  3 Perubahan di alam, subtema 2 perubahan cuaca dan iklim pembelajaran 5.

  • - Memberikan posttest.

2. Sabtu, 13 Mei 2017

  • Memberikan pretest
  • Melaksanakan pembelajaran kelas kontrol tema 3 Perubahan di alam, subtema 2 perubahan cuaca dan iklim pembelajaran 5.
  • - Memberikan posttest.

4.2.1 Hasil Implementasi Pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran

  Problem Based learning (PBL) pada Kelas Eksperimen

  Subbab ini, akan menjelaskan tentang hasil dari implementasi pembelajaran dan tingkat ketercapaian hasil belajar tema 3 Perubahan di alam, subtema 2 perubahan cuaca dan iklim pembelajaran 5 dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada kelompok eksperimen. Pada kelompok eksperimen ini terdiri atas siswa kelas 3 SDN Kauman Kidul (Inti). Pembelajaran yang diteliti adalah tema 3 Perubahan di alam, subtema 2 perubahan cuaca dan iklim pembelajaran 5 yang didasarkan pada

  Pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL pada kelas eksperimen ini terdiri dari 1 kali pembelajaran selama 175 menit (5x35 menit). Dilaksanakan pada hari jumat 4 Agustus 2017 diikuti oleh seluruh siswa kelas 3 yang berjumlah 22 siswa. Pemberian perlakuan dilakukan oleh peneliti sendiri dengan diamati oleh sebagai observer yaitu guru kelas 3.

4.2.1.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran

  Pada kelas eksperimen ini sebelum guru memulai proses belajar mengajar guru memberikan soal pretest. Selanjutnya guru melakukan persiapan peralatan yang akan digunakan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, alat peraga, media, lembar kerja siswa, dan ruangan untuk proses belajar mengajar. Dalam pembelajaran tema 3 Perubahan di alam, subtema 2 perubahan cuaca dan iklim pembelajaran 5 menggunakan model Problem based Learning (PBL) siswa akan berkelompok untuk meneliti subtopik yang sebelumnya telah disediakan oleh guru yang nantinya siswa dalam kelompok akan menyusun rencana untuk dapat menyelesaikan permasalahan sesuai dengan subtopik yang didapatkan. Setelah ditemukan cara untuk menyelesaikan permasalahan, siswa dalam kelompok mempresentasikan dihadapan teman se kelas dan diikuti dengan kelompok yang tidak presentasi mencatat hasil presentasi kelompok yang sedang melaksanakan presentasi. Setelah seluruh kelompok selesai presentasi, guru selanjutnya memberi pemahaman kepada seluruh siswa mengenai seluruh topik yang telah dibahas oleh masing-masing kelompok.

  Sebelum memulai kegiatan awal guru melakukan persiapan media dan alat peraga yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran. sesudah melakukan persiapan guru mengkondisikan siswa untuk berdo

  ’a. Selanjutnya guru melakukan absensi siswa, diikuti dengan pemberian kegiatan apersepsi dan motivasi kepada siswa. Baru guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selanjutnya proses belajar dimulai. Pada kegiatan proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran

  

Problem Based Learning (PBL) yang pertama yaitu tahap siswa menyadari masalah

  dalam hal ini guru sudah menyiapkan masalah yang akan ditemukan jawabannya oleh siswa dari tema 3 Perubahan di alam, subtema 2 perubahan cuaca dan iklim pembelajaran 5, merumuskan masalah siswa menentukan prioritas masalah yang ada dan mendikusikannya bersama anggota kelompok masing-masing, kemudian siswa merumuskan hipotesis menentukan sebab akibat dari suatu permasalahan yang harus dikaji dengan anggota kelompoknya, selanjutnya siswa mengumpulkan data yang relevan sesuai diskusi dengan kelompoknya yang nantinya akan digunakan sebagai pemecahan masalah yang ada, pada tahap menguji hipotesis siswa menelaah data dan membahas dengan anggota kelompok untuk menghubungkannya dengan masalah, pada tahap berikutnya menentukan pilihan penyelesaian siswa memilih jawaban penyelesaian masalah sesuai dengan kesepakatan dengan anggota kelompok. Selanjutnya setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas secara bergantian. Setelah itu guru memberikan konfirmasi dari jawaban masing-masing kelompok yang telah dipresentasikan didepan kelas dan memberi penguatan tentang jawaban dari permasalahan yang ada. Kemudian setelah siswa mempresentasikan hasil diskusi dan guru memberi penguatan, siswa mengerjakan soal evaluasi dengan waktu yang sudah ditentukan sebelumnya yaitu 30 menit. Setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, siswa bersama guru melakukan refleksi pada kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung dan dilanjutkan untuk menyimpulkan kegiatan pembelajaran tema 3 Perubahan di alam, subtema 2 perubahan cuaca dan iklim pembelajaran 5.

  Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap kelompok eksperimen guru sudah bisa menguasai kelas, semua sintaks pada model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan RPP dari awal pembelajaran sampai kegiatan penutup. Sehingga selama proses belajar mengajar berlangsung kegiatan yang dilakukan berjalan dengan lancar lembar observasi yang terdapat pada lampiran dan observasi yang dilakukan oleh observer pada saat subjek siswa Kelas 4 SDN 3 sindurejo diberikan perlakuan.

4.2.1.2 Tingkat Hasil Belajar Siswa Kelas 3 SD pada Kelompok Eksperimen

  Pada Subbab ini akan dijelaskan Tingkat hasil belajar siswa kelas 3 SD pada kelompok eksperimen yang akan dipaparkan melalui statistik deskriptif dari hasil

  

pretest dan posttest kelompok eksperimen yang terdiri dari rata-rata skor atau mean,

  skor tertinggi atau max, skor terendah atau min, standar deviasi, kemudian distribusi frekuensi dan penyajiannya dalam bentuk grafik.

  Statistik deskriptif skor hasil belajar pretest dan posttest kelompok eksperimen disajikan dalam tabel 4.2 berikut:

  Tabel 4.6

Statistik Deskriptif Skor Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen

N MIN MAX MEAN

  Pretest

  22

  

40

  70

  60.90 Posttest

  22

  

60

  95

  77.27 Valid N (listwise)

22 Sumber: berdasarkan data olahan SPSS

  Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang mengikuti pretest dan posttest sebanyak 22 siswa. Skor rata-rata atau mean kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sebesar 60.90. Kemudian setelah diberi perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), skor mean dari kelas eksperimen meningkat menjadi 77.27. Skor tertinggi atau max siswa sebelum diberikan perlakuan adalah 70 dan skor terendah atau min adalah 40. Sedangkan skor tertinggi atau max yang dicapai siswa setelah diberi perlakuan adalah 95 dan nilai terendah atau min setelah diberikan perlakuan adalah 60.

  Agar lebih mudah dipahami dan lebih efisien dalam penyajiannya maka data akan disajikan melalui tabel distribusi frekuensi. Untuk menentukan kelas dan interval kelompok maka digunakan rumus Sturges, Sugiyono (2014:35) yaitu K= 1+3,3 log n, K adalah jumlah kelas sedangkan n adalah banyaknya data/siswa. Melalui rumus Sturges ini dapat diperoleh K= 1+3,3 log 25 = 1+3,3 . 1,34 = 5,67 dibulatkan menjadi 6 . Interval kelas didapat dari rumus (skor maximum

  • –skor

  

minimum ) dibagi jumlah kelas pada kelompok eksperimen ini skor maximumnya 95

  dan minimum 40 untuk interval kelasnya 6 maka didapatkan hasil yaitu = 9.166 dibulatkan menjadi 9. Berikut ini adalah hasil distribusi frekuensi skor pretest dan

  posttest kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.7 Distribusi nilai Prettest dan Posttest Kelompok Eksperimen

  Nilai Pretest Nilai Posttest Interval Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase 40-48 1 4% 49-57

  6 27% 58-66 10 45% 3 14% 67-75

  5 23% 8 36% 76-84 6 27% 85-93 4 18% 94-100 1 4%

  Jumlah 22 100% 22 100% Sumber: berdasarkan data olahan

  Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa distribusi skor

  

pretest dan posttest yang dikelompokkan pada 7 kelas dengan panjang interval yaitu

  9. Dari jumlah keseluruhan siswa kelas 3 SD hasil skor pretest kelompok eksperimen seperti pada tabel, terdapat 1 siswa mendapatkan skor antara 40-48 dengan presentase 4%, kemudian 6 siswa mendapatkan skor antara 49-57 dengan presentase 27%, pada interval 58-66 terdapat 10 siswa dengan presentase 45%, 5 siswa mendapat skor antara 67-75 dengan presentase 23%. Sedangkan pada skor posttest terdapat peningkatan yaitu tidak ada siswa yang mendapat nilai pada kelas 40-48 dan 49-57, siswa mendapat skor antara 67-75 dengan presentase 36%, 6 siswa mendapat skor antara 76-84 dengan presentase 27%, 4 siswa mendapatkan skor antara 85-93 dengan presentase 18%, 1 siswa mendapatkan skor antara 84-100 dengan presentase 4%,. Untuk memperjelas distribusi frekuensi skor pretest dan posttest yang sudah disajikan pada tabel di atas, maka dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.

  100

  90

  80

  70

  60 Datenreihen1

  50 Datenreihen2

  40

  30

  20

  10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122

Gambar 3

Grafik Distribusi Frekuensi Skor Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen

4.2.2 Hasil Implementasi Model Pembelajaran Inquri pada Kelas Kontrol.

  Pada subbab ini, akan dijelaskan tentang hasil implementasi pembelajaran dan tingkat ketercapaian dari hasil belajar tema 3 Perubahan di alam, subtema 2 perubahan cuaca dan iklim pembelajaran 5 dengan menggunakan model pembelajaran Inquri terhadap siswa kelas 3 SDN 2 Delik (kelompok imbas). Pembelajaran yang diteliti adalah tema 3 Perubahan di alam, subtema 2 perubahan cuaca dan iklim pembelajaran 5.

  Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol dilaksanakan pada hari Sabtu 5 Agustus 2017 diikuti oleh 22 siswa atau seluruh siswa hadir dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian dilakukan 1 kali pembelajaran selama 175 menit (5x35 menit) atau 5 jam pelajaran. Pemberian perlakuan dilakukan oleh

4.2.2.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran

  Pada kelas kontrol ini sebelum memulai proses belajar mengajar guru menyiapkan peralatan yang akan digunakan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, alat peraga, media, lembar kerja siswa, dan ruangan untuk proses belajar mengajar. Tema pada pembelajaran kelas eksperimen ini adalah tema 3 Perubahan di alam, subtema 2 perubahan cuaca dan iklim pembelajaran 5. Dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri yaitu orientasi siswa pada masalah guru merangsang siswa untuk berpikir memecahkan masalah, siswa meremuskan masalah yang ada, merumuskan hipotesis siswa merumuskan jawaban sementara dari masalah yang sedang dikaji, kemudian mengumpulkan data siswa menjaring informasi untuk digunakan sebagai penguji hipotesis yang telah dibuat, menguji hipotesis siswa menentukan jawaban yang dianggap sesuai dengan masalah berdasarkan diskusi kelompok, merumuskan kesimpulan siswa menganalisis dan mengevaluasi pilihan penyelesaian proses pemecahan masalah.

  Sebelum memulai kegiatan awal guru memberikan soal pretest kepada siswa, selanjutnya guru melakukan persiapan seperti menyiapkan media dan alat peraga, sesudah melakukan persiapan guru mengkondisikan peserta didik dengan berdo

  ’a dan melakukan absensi, siswa berada dalam posisi siap untuk menerima pelajaran, guru melakukan apersepsi, guru bertanya tentang pelajaran sebelumnya dan mengaitkan dengan pelajaran yang akan dilakukan, selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, sebelum proses belajar mengajar dimulai guru memberikan motivasi kepada semua siswa agar saat proses belajar mengajar siswa menjadi lebih semangat dan memperhatikan pembelajaran, selanjutnya proses belajar mengajar dilaksanakan.

  Pada kegiatan inti proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran Inkuiri yang pertama yaitu tahap orientasi siswa pada masalah guru merangsang siswa untuk berpikir memecahkan masalah mengenai materi pembelajaran dari tema

  3 Perubahan di alam, subtema 2 perubahan cuaca dan iklim pembelajaran 5 dengan memahami permasalahan yang harus mereka jawab, merumuskan hipotesis siswa merumuskan jawaban sementara dari masalah yang sedang dikaji bersama dengan kelompok yang sudah dibagi, kemudian mengumpulkan data siswa menjaring informasi untuk digunakan sebagai penguji hipotesis yang telah dibuat berdasarkan diskusi yang terjadi pada kelompok, menguji hipotesis siswa menentukan jawaban yang dianggap sesuai dengan masalah berdasarkan diskusi kelompok, merumuskan kesimpulan siswa menganalisis dan mengevaluasi pilihan penyelesaian proses pemecahan masalah. Selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas secara bergantian sesuai dengan urutan yang ditunjuk oleh guru. Kemudian guru memberikan konfirmasi dan penguatan dari jawaban setiap kelompok yang telah dipresentasikan. Selanjutnya siswa mengerjakan soal evaluasi dengan waktu 30 menit seperti yang telah ditentukan. Pada kegiatan akhir siswa dengan bimbingan guru melakukan refleksi dan dilanjutkan untuk menyimpulkan kegiatan tema 3 Perubahan di alam, subtema 2 perubahan cuaca dan iklim pembelajaran 5.

  Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer yaitu guru kelas 3 terhadap implementasi pada kelompok kontrol guru sangat menguasai kelas, semua sintaks telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan RPP dari awal pembelajaran sampai kegiatan penutup. Sehingga selama proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan baik sesuai dengan yang ada di RPP. Penilaian ini terdapat dalam lembar observasi (terlampir) dan observasi dilakukan pada saat subjek diberikan perlakuan.

4.2.2.2 Tingkat Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD pada Kelompok Kontrol

  Pada Subbab ini akan dijelaskan Tingkat hasil belajar siswa kelas 3 SD pada kelompok kontrol yang akan dipaparkan melalui statistik deskriptif dari hasil pretest dan posttest kelompok kontrol yang terdiri dari rata-rata skor atau mean, skor tertinggi atau max, skor terendah atau min, standar deviasi, kemudian distribusi frekuensi dan penyajiannya dalam bentuk grafik. Statistik deskriptif skor hasil belajar

  Tabel 4.8

Statistik Deskriptif Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol

N MIN MAX MEAN

  Pretest

  22

  

40

  70

  60 Posttest

  22

  

60

  90

  75.45 Valid N (listwise)

22 Sumber: berdasarkan data olahan SPSS

  Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat jumlah siswa yang mengikuti

  

pretest dan posttest sebanyak 22 siswa. skor rata-rata kelas kontrol sebelum diberikan

  perlakuan model pembelajaran Inquri sebesar 60. setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan perlakuan model pembelajaran Inquri, skor rata-

  75.45

  rata kelas kontrol meningkat menjadi . Skor tertinggi siswa sebelum diberikan perlakuan adalah 70 dan skor terendah adalah 40. Skor tertinggi yang dicapai siswa setelah diberikan perlakuan adalah 90 dan nilai terendah adalah 60.

  Agar lebih mudah dipahami dan lebih efisien dalam penyajiannya maka data akan disajikan melalui tabel distribusi frekuensi. Untuk menentukan kelas dan interval kelompok maka digunakan rumus Sturges, Sugiyono (2014:35) yaitu K= 1+3,3 log n, K adalah jumlah kelas sedangkan n adalah banyaknya data/siswa. Melalui rumus Sturges ini dapat diperoleh K= 1+3,3 log 25= 1+3,3 . 1,34 = 5,67 dibulatkan menjadi 6. Interval kelas didapat dari rumus (skor maximum

  • –skor

  

minimum ) dibagi jumlah kelas pada kelompok kontrol ini skor maximum nya 90 dan

minimum 40 untuk interval kelasnya 6 maka didapatkan hasil yaitu = 8. 333 Berikut

  ini adalah hasil distribusi frekuensi skor pretest dan posttest kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.6 pada halaman berikut ini:

Tabel 4.9 Distribusi nilai Prettest dan Posttest Kelompok Kontrol

  

Interval Nilai Pretest Nilai Posttest

Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase 40-47 2 9% 48-55

  6 27% 56-63 4 18% 2 9% 64-71

  10 45% 8 36% 72-79 3 14% 80-87 6 27% 88-94 3 14%

  Jumlah 22 100% 22 100% Sumber: berdasarkan data olahan

  Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa distribusi skor

  

pretest dan posttest yang dikelompokkan pada 7 kelas dengan panjang interval yaitu

  8. Dari jumlah keseluruhan siswa kelas 3 SD hasil skor pretest kelompok kontrol

  40-47

  seperti pada tabel, terdapat 2 siswa mendapatkan skor antara dengan presentase 9%, kemudian 6 siswa mendapatkan skor antara 48-55 dengan presentase 27%, pada interval 58-63 terdapat 4 siswa dengan presentase 18%. 10 siswa mendapatkan skor antara 64-70 dengan presentase 45%. Sedangkan pada skor posttest terdapat peningkatan yaitu tidak ada siswa yang mendapat nilai antara 40-57 dan 48-55. Siswa yang mendapat skor antara 56-63 sebanyak 2 siswa dengan presentase 9%, 8 siswa mendapat skor antara 64-70 dengan presentase 36%, 3 siswa mendapatkan skor antara 71-78 dengan presentase 14%, 6 siswa mendapatkan skor antara 79-86 dengan presentsase 27%, dan 3 siswa mendapatkan skor antara 87-93 dengan presentase 14%. Untuk memperjelas distribusi frekuensi skor pretest dan posttest yang sudah disajikan pada tabel di atas, maka dapat disajikan dalam bentuk berikut ini:

  100

  90

  80

  70

  60 Datenreihen1

  50 Datenreihen2

  40

  30

  20

  10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Sumber: Berdasarkan data olahan Microsoft Office Excel

  

Gambar 4

Grafik Distribusi Frekuensi Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol

4.2.3 Deskripsi Komparasi hasil Pengukuran

  Perbandingan atau komparasi hasil pengukuran kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan nilai pretest dan posttest yang sudah didapatkan akan dipaparkan pada deskripsi komparasi ini. Deskripsi tersebut disajikan dalam bentuk tabel 4.6 dan grafik sebagai berikut.

Tabel 4.10 Tabel Komparasi Hasil Pengukuran Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

  

Tahap Pengukuran Rerata Skor (Mean) Keterangan Selisih

Eksperimen Kontrol

Pretest

  60.90 60 0,90 77.27 75,45 2,82 Posttest

  Sumber: Berdasarkan data olahan Microsoft Office Excel

  Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat diketahui adanya perbedaan skor rata-rata tahap pengukuran pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbedaan skor rata-rata tersebut ditunjukkan oleh adanya selisih skor rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada tahap pengukuran preetest terdapat perbedaan selisih sebesar 0,90. Pada tahap pengukuran posttest terdapat selisih sebesar 2,82, skor rata-rata kelompok eksperimen lebih unggul dibandingkan skor rata-rata kelompok kontrol. Untuk mempermudah maka data pada tabel 4.6 dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada gambar berikut.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

  Hasil penelitian ini menunjukkan nilai dan ha-sil analisis data posttest, siswa yang mendapatkan pembelajaran berbasis masalah menunjukkan peningkatan hasil yang sebelumnya rata-rata nilai sebesar 60,90 menjadi 77,27. sedangkan untuk kelas kontrol sebelum menggunakan pembelajaran inquri rata-rata kelas sebesar 60 setalah menggunakan pembelajaran Inquri meningkan menjadi 75,45. Secara sekilas dapat terlihat bahwa pembelajaran berbasis masalah memberikan pengaruh yang lebih baik bila dibandingkan dengan pembelajaran inquri terhadap hasil belajar siswa. Untuk mem-buktikan lebih jauh secara statistik maka dilakukan uji hipotesis menggunakan teknik MANOVA. Dari hasil perhitungan menggunakan MANOVA diperoleh nilai signifikansi 0,514, angka ini diatas nilai alpha yang ditetapkan yaitu 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa kelas III.

  Pembelajaran berbasis masalah memberi peluang kepada siswa untuk lebih leluasa belajar secara mandiri, saling bertukar pikiran dengan teman dikelompokkan dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas atau LKS yang diberikan guru. Dalam proses pembelajaran pada kelas eksperimen siswa menjadi lebih aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung. Terlihat pada saat siswa berdiskusi dengan teman kelompok dan pada saat memaparkan hasil diskusinya di depan kelas kemudian dapat dilihat pada saat berdiskusi didalam kelompok, siswa mampu berpikir kritis dalam pemecahan masalah yang telah di berikan oleh peneliti. Hal ini didukung oleh Rusman, (245:2010) yang menyatakan melalui PBM siswa mempresentasikan gagasanya, siswa terlatih merefleksikan persepsinya, mengartikan dan mengkomunikasikan ke pihak lain sehingga guru pun memahami proses berpikir siswa .

  Pada kelas eksperimen terjadi peningkatan hasil belajar, hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran menggunakan model problem based learning siswa dituntut untuk dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa berdasarkan permasalahan yang ada. Saat proses pembelajaran terlihat siswa aktif sehingga tidak terjadi pemebalajaran satu arah. Peneliti menggunakan materi yang cocok dengan model Problem Based learning. Karena materi yang digunakan oleh peneliti merupakan materi yang sering siswa temui pada kehidupannya sehari-hari.

  Kajian penelitian yang relevan penelitian yang dilakukan oleh Reta (2012), Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Ilham Handika (2013) dengan penelitian yang berjudul

  “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas

  serta

  V ”. selain itu juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Darmana (2013) apa yang dilakukan oleh peneliti sebelumya Cristiana (2014).

  Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang dirancang yaitu hasil belajar pada tema Bumi dan Alam Semesta dapat ditingkatkan dengan menerapkan metode Problem

  

Based Learning pada siswa kelas III SD Negeri 01 Kauman Kidul Semester 1 Tahun

Pelajaran 2017/2018 serta apa yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya.

  Adapun yang mebedakan penelitian ini dengan penelitian yang terdahulu yaitu jika dalam penelitian yang terdahulu peningkatan yang signifikan hanya salah satu model pembelajaran. Sedangkan dalam penelitian ini 2 model pembelajaran sama- sam dapat meningkatan hasil belajar siswa. Dengan demikian kedua model pembelajaran ini dapatk digunakan dalam proses pembelajaran. Guru dapat memilih salah satu model pembelajaran yang cocok untuk digunakan karena kedua model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

4.4 Keterbatasan Penelitian

  Keterbatasan pada penelitian ini masih banyak sehingga mengakibatkan kurang sempurnanya penelitian. Kekurangan pada penelitian diantaranya adalah penelitian ranah kognitif, padahal yang semestinya ada pada penilaian tematik hasil belajar siswa seharusnya diukur melalui 3 ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Pada pengambilan sampel, penelitian ini tidak dilakukan secara random, namun peneliti menunjuk SDN Kuman Kidul dan SDN 2 Ndelik yang digunakan sebagai sampel penelitian. Belajar dari kekurangan penelitian ini, maka untuk para peneliti selanjutnya dihimbau agar merancang penelitian secara baik dan matang sehingga kekurangan yang ada pada peneliti ini tidak terulang lagi pada penelitian berikutnya.

Dokumen yang terkait

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning Siswa Kelas 5 SDN Sidorejo Lor 05 Semester I Tahun 2017/2018

0 0 13

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning Siswa Kelas 5 SDN Sidorejo Lor 05 Semester I

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning Siswa Kelas 5 SDN Sidorejo Lor 05 Semester I Tahun 2017/2018

0 0 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Sifat-Sifat Cahaya dengan Metode Inquiri pada Kelas V Semester II SDN Sumogawe O4

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Sifat-Sifat Cahaya dengan Metode Inquiri pada Kelas V Semester II SDN Sumogawe O4

0 0 13

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Sifat-Sifat Cahaya dengan Metode Inquiri pada Kelas V Semester II SDN Sumogawe O4

0 4 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Sifat-Sifat Cahaya dengan Metode Inquiri pada Kelas V Semester II SDN Sumogawe O4

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Sifat-Sifat Cahaya dengan Metode Inquiri pada Kelas V Semester II SDN Sumogawe O4

0 0 99

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning terhadap Prestasi Belajar Tema 3 Perubahan di Alam, Subtema 2 Perubahan Iklim dan Cuaca Kelas III SD Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning terhadap Prestasi Belajar Tema 3 Perubahan di Alam, Subtema 2 Perubahan Iklim dan Cuaca Kelas III SD Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 16