1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tanggung Jawah Hukum Perusahaan Patungan (Joint Venture Company) dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini

  sangat membutuhkan bantuan-bantuan dana yang cukup besar dalam melakukan pranata pembangunan nasional.Apabila hanya mengandalkan modal dan sumber dana dari pihak pemerintah, hampir dapat dipastikan sangat sulit mencapai pembagunan nasional tersebut. Salah satu sumber modal yang sangat efisien agar dapat digunakan dan didapatkan yaitu melalui pranata Hukum Penanaman Modal. Melalui pranata hukum penanaman modal dapat diharapkan adanya suatu bentuk peraturan hukum atau disebut sebagai payung hukum yang dapat melindungi serta memberikan suatu kepastian hukum bagi para investor dalam

   melakukan penanaman modal dalam suatu negara.

  Mencermati peran penanaman modal cukup signifikan dalam melakukan pembagunan ekonomi, sehingga tidak mengherankan jika dalam berbagai negara baik negara berkembang maupun negara maju berusaha secara optimal agar negaranya menjadi tujuan dari investasi asing dan para investor. Namun untuk membuat negaranya menjadi tempat para investor asing dalam melakukan penanaman modal, negara tersebut harus dapat memberikan rasa aman kepada para investor dalam menanamkan modalnya dengan memberikan kepastian

   hukum.

  1 2 Hendrik Budi Untung, Hukum Investasi (Jakarta:Sinar Grafika, 2010), hlm.4.

  Ibid ., hlm. 4.

  

1 Menurut Erman Rajagukguk mengatakan bahwa faktor utama bagi hukum untuk dapat berperan dalam pembagunan ekonomi adalah apakah hukum mampu menciptakan stability, predictabilitydan fairness. Dua hal yang pertama adalah persyarat bagi sistem ekonomi apa saja untuk dapat berfungsi.Termasuk dalam fungsi stabilitas (stability) adalah potensi hukum untuk menyeimbangkan dan mengakomodasi kepentingan-kepentingan yang saling bersaing. Kebutuhan hukum untuk meramalkan (predictability)akibat dari suatu langkah-langkah yang diambil khususnya penting bagi negeri yang sebagian rakyatnya untuk pertama kali memasuki hubungan-hubungan ekonomi yang melewati lintas batas suatu negara. Aspek keadilan (fairness)seperti perlakuan yang sama atas pola tingkah laku pemerintah. Oleh karena itu, investor membutuhkan adanya suatu bentuk kepastian hukum agar aktivitas investasinya dapat berjalan sesuai dengan

   persyaratan yang telah dipenuhi.

  Tujuan dalam melakukan investasi baik bagi investor maupun bagi negara penerima modal yaitu mencari untung atau profit orientation. Bagi investor itu sendiri dengan melakukan investasi dinegara lain ia memperoleh keuntungan atas saham yang ditanamnya, selain itu juga motif dari para investor itu menanamkan modal untuk mendapatkan partner yang sudah dapat dipastikan

   partner tersebut sudah mengenal situasi pasar lokal.

  Investor asing yang melakukan penanaman modal di negara penerima modal tidak perlu membuat jaringan pemasaran yang baru, yang akan memakan waktu, biaya dan tenaga dan akan memperoleh keuntungan lainnya, sedangkan 3 Erman Radjagukguk, Hukum Investasi diIndonesia (Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007), hlm. 13. 4 Budiman Ginting, Hukum InvestasiPerlindungan Hukum Pemegang Saham Minoritas dalam Perusahaan penanaman Modal Asing (Medan: Pustaka Bangsa Press, 2007), hlm. 1.

  bagi negara penerima modal itu sendiri memiliki harapan dengan hadirnya para penanam modal atau para investor asingdapat menyerap tenaga kerja dinegara penerima modal, dapat juga menciptakan demand bagi produk dalam negeri sebgai bahan baku, menambah devisa apalagi investor asing yang berorientasi ekspor dapat menambah penghasilan negara dari sektor perpajakan, juga adanya alih teknologi (transfer of know how). Dilihat dari sudut pandang ini kehadiran dari para investor sangat berperan dalam pembagunan suatu ekonomi negara

   termasuk Indonesia .

  Tujuan dari negara-negara berkembang dalam mendatangkan para investor setidaknya harus mampu memenuhi ketiga syarat yaitu pertamasyarat adanya kesempatan ekonomi (economic opportunity) untuk menarik modal asing dibutuhkan adanya kesempatan ekonomi bagi investor, seperti dekat dengan sumber daya alam, tersedia bahan baku, tersedia lokasi untuk mendirikan pabrik yang cukup, tersedianya tenaga kerja yang murah dan tersedianya pasar yang prospektif.Kedua yaitu syarat stabilitas politik hal ini sangat mempengaruhi masuknya modal asing dalam suatu negara. Karena jika terjadi konflik elit politik atau terjadinya konflik masyarakat akan sangat mempengaruhi iklim investasi disuatu negara. Ketiga merupakan syarat adanya suatu kepastian hukum (legal

  

certainty) untuk mewujudkan sistem hukum yang mampu mendukung iklim

  investasi diperlukan adanya suatu aturan yang jelas mulai dari izin usaha sampai dengan biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk mengoperasikan suatu perusahaan. Kata kunci untuk mencapai kondisi ini adalah adanya penegakan

   supermasi hukum (rule of law). 5 6 Ibid ., hlm. 3.

  Erman Rajagukguk, Op.Cit., hlm. 15. Tidak semua kegiatan usaha dapat dilakukan sendiri, karena berbagai faktor dan alasan yang harus dihadapi seperti halnya alasan teknis mengenai produksi, alasan penguasaan pangsa pasar dan juga mengenai masalah keuangan dalam suatu negara. Untuk itulah suatu kegiatan penanaman modal patungan sangat diperlukan saat ini baik untuk negara maju dan negara berkembang.Dalam membentuk adanya suatu kegiatan usaha ataupun dalam melakukan kegiatan investasi dapat dilakukan oleh para penanam modal baik itu yang dilakukan oleh pihak swasta dengan pihak nasional atau pihak nasional dengan pemerintah juga dapat dilakukan antara penanam modal dalam negeri dengan penanam modal asing. Namun dalam membentuk kerja sama antara penanaman modal asing (selanjutnya disingkat dengan PMA) dan penanaman modal dalam negeri (selanjutnya disingkat dengan PMDN) cenderung dilakukan dengan membentuk adanya suatu perusahaan joint venturecompany.

  Perusahaan penanaman modal patungan (joint venturecompany) dibentukantara dua perusahaan atau lebih menanamkan modalnya untuk membentuk suatu perusahaan baru. Pada kenyataanya setiap penanaman modal yang mendirikan perusahaan yang berbentuk badan hukum di Indonesia haruslah badan hukum tersebut berbentuk perusahaan perseroan terbatas. Sesuai dengan perintah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (selanjutnya disingkat dengan UUPM) pada Pasal 5 ayat (2) menyatakan bahwa “penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan diwilayah Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang”. Tujuan diwajibkan suatu PMA membentuk perseroan terbatas(selanjutnya disingkat dengan PT) tersebut agar pemerintah dapat

   memberikan suatu kepastian hukum.

  Usaha penanaman modal patungan atau yang biasa dikenal denganjoint

  

venture company merupakan salah satu bentuk dari penanam modal dalam

  melakukan investasi disuatu negara.Dalam perusahaan penanaman modal patungan atau yang disebut joint venture companymemiliki suatu defenisi yang cukup luas karena dalam perusahaan joint venture company tidak hanya mencakup persoalan tentang penyertaan modal yang dilakukan oleh para pihak (equityjoint ventures) tetapi jugadapat mennyangkut tentang berbagai bentuk kontrak kerjasamanya baik dalam bidang manajemen (management contract), pemberian lisensi (license aggrement), bantuan teknik dan mencakup aspek- aspek lainnya.

  Peter Mahmudmengatakan bahwa joint venture companymerupakan salah satu kontrak antara dua perusahaan untuk membentuk satu perusahaan yang baru perusahaan baru inilah yang disebut denganperusahaan joint venture. Pengertian perusahaan joint venture company juga dikemukakan oleh Erman Rajagukguk yaitu suatu kerja sama antara pemilik modal asing dengan pemilik modal dalam nasional berdasarkan adanya suatu perjanjian.sehingga berdasarkan dari kedua pengertian diatas terdapat 2 unsur dalam perusahaan joint venture company yaitu kerjasama antara pemilik modal nasional dan modal asing membentuk suatu perusahaan baru antara pengusaha asing dan pengusaha nasional didasarkan

   adanya suatu kontraktual ataupun suatu perjanjian.

  7 8 Ibid. , hlm. 20.

   Ibid ., hlm. 22.

  Joint venturecompany merupakan salah satu bentuk kegiatan menanam

  modal yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing dengan melalui usaha patungan untuk melakukan kegiatan usahanya diwilayah negara Republik Indonesia. Joint venture company atau usaha patungan ini merupakan suatu bentuk kegiatan penanaman modal asing (PMA).Pada Pasal 1 angka (3) UUPMdisebutkan penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha diwilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanaman modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanaman modal dalam negeri.Sedangkan pengertian modal asing diuraikan dalam Pasal 1 angka (8) UUPM, yaitu modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, dan/atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing.Dalam kontrak joint venture company dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitujoint venture company domestic dimana penanam modal perusahaan tersebut hanya terdapat didalam negeri saja. Sedangkan dalam perusahaan joint venture internasional dimana apabila salah satu partner perusahaannya itu merupakan perusahaan asing.

  Bentuk atas perusahaan penanaman modal patungan (joint venture

  

company) terdapat posisi-posisi yang menentukan kedudukan dari para pemegang

  saham diperusahaan tersebut dikarenakan jumlah atau besarnya kepemilikan saham yang dimiliki sangat menentukan penguasaan seseorang atas perusahaan tersebut.Dalam persentase kepemilikan saham atas perusahaan penanaman modal patungan (joint venture company) terbagi atas 2 yaitu pemegang saham mayoritas dan pemegang saham minoritas. Dalam kepemilikan saham mayoritas biasanya dikuasai oleh pihak asing dikarenakan jumlah nilai modal asing itu lebih besar dari pada modal saham dari nasional. Hal ini lah yang mengakibatkan para pemegang kelompok saham mayoritas lebih cenderung menguasai suatu perusahaan tersebut baik dalam pengambilan langkah kebijakan atas suatu perusahaan.Namun untuk melindungi kepentingan kedudukan investor nasional atau lokal selaku pemegang saham minoritas dalam perusahaaan joint venture

  

company , Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

  Terbatas(selanjutnya disingkat dengan UUPT) telah merumuskan perlindungan bagi pemegang saham minoritas atas tindakan direksi, dewan komisaris atau

   pemegang saham mayoritas perseroan yang diduga merugikannya.

  Pemberitaan konflik yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam (selanjutnya disingkat dengan SDA), baik bersifat vertikal maupun horizontal pada akhir-akhir ini sering muncul di media cetak maupun elektronik. Seperti kasus lumpur lapindo di Porong, Sidoarjo, konflik masyarakat Papua dengan PT freeport Indonesia, konflik masyarakat Aceh dengan Exxon Mobile di Arun, pencemaran lingkungan oleh newmont di Teluk Buyat dan lain sebagainya.Konflik ini menimbulkan berbagai dampak dalam pembagunan dunia usaha secara keseluruhan, terutama perusahaan yang berkaitan dengan pengelolaan SDA. Pada sisi lain terdapat fakta yang tidak bisa kita hindari, dimana terdapat keterbatasan kemampuan pemerintah dalam berbagai hal, terutama dalam pembagunan dunia usaha. Oleh karena itu pelaku usaha sangat dibutuhkan dalam mewujudkan iklim usaha yang kondusif. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam kalangan dunia usaha adalah dengan melaksanakan 9 Budiman Ginting, Op.Cit., hlm. 2-3. program tanggung jawab hukum atas perusahaan-perusahaan dalam aktifitas-

   aktifitas usahanya dalam wilayah negara tersebut.

  Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (selanjutnya disingkat dengan UUD1945) merupakan norma dasar pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia. Dalam UUD 1945 mengamanatkan pemerintah dan seluruh kalangan masyarakat wajib melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam pelaksanaan pembangungan berkelanjutan, agar lingkungan hidup Indonesia menjadi sumber daya dan penunjang hidup bagi rakyat Indonesia serta mahkluk hidup lainnya. Bunyi Pasal 33 yakni sebagai berikut:

  1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

  2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

  3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

  4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi denganprinsip kebersamaan, efesiensi berkeadilan,berkelanjutan,berwawasan lingkungan, kemandirian, sertadenganmenjaga keseimbangan kemajuan serta kesatuan ekonomi nasional.

  5 Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang- undang.

  Negara penerima modal atau host country selain membuat adanya berbagai bentuk peraturan-peraturan hukum untuk memberikan rasa aman bagi para investor agar mau melakukan penanaman modal dinegaranya juga harus dapat membuat berbagai ketentuan peraturan hukum demi melindungi setiap kepentingan-kepentingan yang dimiliki dari negaranya atas terjadinya berbagi aktifitas-aktifitas penanaman modal yang dilakukan dinegaranya.Kewenangan menetapkan aturan aturan hukum penanaman modal merupakan suatu 10 Ibid., hlm. 6. kewenangan yang bersifat absolute dari negara tujuan penanaman modal (host

  

country) , karena kewenangan tersebut lahir dari sebuah kedaulatan negara untuk

  mengatur orang asing dan kekayaanya yang berada didalam wilayah teritorial host country .

  Pemanfaatan secara optimal terhadap modal asing, Pemerintah host

  

country berhak menetapkan ketentuan penanaman modal dalam peraturan

  nasional sesuai dengan kebutuhan pembangunan ekonominya. Kewenangan ini tidak dibatasi oleh ketentuan perdagangan internasional, karena ketentuan dari perdagangan internasional tidak ditunjukan untuk membatasi kewenangan pemerintahhost country mengatur kegiatan penanaman modal diwilayah kedaulatannya. Karena setiap negara memiliki suatu peraturan sendiri yang dapat melindungi setiap kepentingan dari negaranya diwilayah teritorial negaranya sendiri pula. Untuk itu pemerintah seharusnya mampu untuk membentuk serta menghidupkan dan menjalankan peraturan perundang-undangan yang telah dibuat maupun yang akan dibentuk lainnya ketika melakukan kerja sama antara nasional dengan asing. Baik dalam hal diharapkannya pemerintah berhasil menarik para investor untuk melakukan penanaman modal dengan tujuan mewujudkan pembagunan nasionalnya serta mempengaruhi kehidupan perekonomian dari negara tersebut, namun tetap saja pemerintah dalam hal mewujudkan tujuan tersebutharus mampu mencegah kerugian besar yang terjadi atas berlangsungnya kerja sama antara asing dan nasional seperti hal nya mencegah kerusakaan-kerusakaan dari aspek lingkungan khususnya.dan juga dalam halnya jika terjadi sengketa dikemudian hari antara PMA dan PMDN dalam membentuk perusahaan joint venture company jika terjadi kerusakaan- kerusakaan baik dalam bidang lingkungan yang merugikan negara kiranya undang-undang Indonesia sendiri mampu memberikan sangsi yang cukup tegas atas kerugian yang ditanggung oleh negara.

  Berdasarkan uraian diatas maka menjadi suatu hal yang menarik untuk memilih judul “Tanggung Jawab Hukum Perusahaan Joint Venture

  dalam Perlindungan dan Penggelolaan Lingkungan Hidup.” Company”

B. Perumusan Masalah

  Setiap kegiatan penulisan skripsi dapat dipastikan ditemukanya hal-hal yang menjadi pokok permasalahan dan akan dikemukakan pada pembahasannya.

  Adapun yang menjadi pokok permasalahaan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah bentuk perusahaan penanaman modal patungan (joint venture

  company ) berdasarkan Undang Undang Nomor 25Tahun 2007 tentang

  UUPM dan peraturan pelaksanaanya?

  2. Bagaimanakah bentuk atas perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup?

  3. Bagaimanakah tanggung jawab hukum perusahaan penanaman modal (joint

  

venture company ) dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup?

C.Tujuan dan Manfaat Penulisan

  1. Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan skripsi ini yaitu:

  a. Untuk dapat mengetahui bentuk-bentuk dari perusahaan penanaman modal patungan (joint venture company). b. Untuk dapat mengetahui apa saja bentuk dari perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

  c. Untuk dapat mengetahui bagaimana tanggung jawab hukum perusahaan penanaman modal patungan (joint venture company) dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

  2. Manfaat yang ingin diperoleh dari penulisan skripsi ini sebagai berikut: a.Manfaat teoritis Penulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian untuk memberikan informasi-informasi dalam bidang pengetahuan hukum umumnya maupun hukum ekonomi khusunya.

  b. Manfaat praktis Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan bagi masyarakat umum dan dapat berguna bagi kalangan penegak hukum untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta referensi dalam tangung jawab hukum atas perusahaan patungan (joint venture company) atas pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup.

  Suatu bentuk penulisan skripsi memiliki beberapa tujuan sesuai dengan subpermasalahannya, suatu tujuan penulisan harus dinyatakan secara jelas dengan dirumuskan sebagai kalimat pernyataan yang kongkret dan mudah untuk

   dipahami.

  Penulisan skripsiini diharapkan dapat memberikan suatu manfaat dalam pengetahuan serta memberikan penjelasan yang baik kepada para pembaca.

  Manfaat yang hendak dicapai yaitu: 11 Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1997), hlm. 109.

  1. Dengan adanya penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan pengertian mengenai perusahaan penanaman modal (joint venture company) kepada pembaca sebagai suatu pengetahuan yang nantinya dapat dijadikan sebagai bekal ilmu dikemudian hari.

  2. Memberikan suatu gambaran yang sederhana dan jelas mengenai perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

  3. Dapat mendeskripsikan gambaran atas tanggung jawab hukum perusahaan

  joint venture company dalam kaitannya atas perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

D. Keaslian Penulisan

  Pemeriksaan atas penulisan skripsi ini telah dilakukan di perpustakaan Universitas Sumatera Utara dan telah diketahui bahwa penulisan skripsi tentang

  

Tanggung Jawab Hukum Perusahaan Joint Venture Companydalam

Perlindungan dan Penggelolaan Lingkungan Hidupbelum pernah ditulis

  sebelumnya, dan jika dilihat dari latar belakang serta perumusan masalah yang dibuat dalam penulisan skripsi ini maka dapat dikatakan bahwa penulisan karya ilmiah ini merupakan karya sendiri yang mana diperoleh atas bantuan dari referensi-referensi dari buku, makalah-makalah, dari berbagai media elektronik serta atas dasar pemikiran sendiri.

  Judul atas penulisan skripsi ini memiliki sedikit kesamaan dengan penulisan skripsi lainnya, antara lain Aspek Hukum Penanaman Modal yang Berwawasan Lingkungan Hidupyang ditulis oleh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang bernama Samsiruddin, Perlindungan Lingkungan Hidup Melalui Pengaturan pengendalian Penanaman Modal yang ditulis oleh mahasiswi Universitas Sumatera Utara yang bernama Ruth Sonya Octavia .

  Penulisan skripsi ini bukan dari hasil jiplakan atas karya orang lain dan juga bukan dibuat oleh orang lain, apabila ternyata terdapat judul serta permasalahan yang sama dikemudian hari maka skripsi ini akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya.

E. Tinjauan Pustaka

  Studi kepustakaan merupakan suatu hal yang sangat membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Karena dengan melalui berbagai referensi- referensi buku yang ada memberikan cara-cara penyelesaian dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini tentang penulisan yang sejenis yang tentunya sangat berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang diuraikan dalam penulisan karya ilmiah ini.Secara singkat kepustakaan dapat membantu penulis dalam berbagai kebutuhaan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini misalnya:

  1. Mendapatkan gambaran atau informasi tentang penelitian yang sejenis dan berkaitan dengan permasalahan yang sedang dikaji.

  2. Mendapatkan metode, teknik atau cara pendekatan pemecahaan permasalahan yang digunakan.

  3. Sebagai sumber data sekunder.

  4. Mengetahui sejarah dan prespektif dari permasalahan penulisan.

  5. Mendapatkan informasi tentang cara evaluasi atau analisi data yang dapat digunakan.

  6. Memperkaya ide-ide baru.

  7. Dapat mengetahui siapa saja penulis lain dibidang yang sama dan siapa

   pemakai hasilnya.

  Adapun yang menjadi bentuk kerangka dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu:

  1. Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal dalam Negeri (PMDN) Pengertian atas penanaman modal terdapat dalam Pasal 1 angka 1

  UUPMmenyatakan bahwa penanaman merupakan segala bentuk kegiatan menanam modal baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha diwilayah Negara Republik Indonesia. Pada

  Pasal 3 UUPMmemberikan defenisi tentang PMA yaitu merupakan suatu kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha diwilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. Penanaman modal dalam negeri selanjutnya disebut “PMDN“adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.

  Kegiatan dalam penanaman modal selain investor dapat memasukan modal dalam bentuk uang modal tersebut juga dapat berbentuk lain yang bukan uang namun harus memliki bentuk nilai ekonomis. Dalam Pasal 8 UUPM para penanam modal diberi hak antara lain: 12 Bambang Sunggono,Op.Cit., hlm. 115. a. Penanam modal yang mengalihkan aset yang dimilikinya kepada pihak yang diinginkan oleh penanam modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  b. Aset yang tidak termasuk sebagai aset sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakas aset yang ditetapkan oleh undang-undang sebagai aset yang dikuasai oleh negara.

  c. Penanam modal diberi hak untuk melakukan transfer dan repatrasi dalam valuta asing, antara lain terhadap 1) modal; 2) keuntungan, bunga bank,deviden, dan pendapatan lain; 3) dana yang diperlukan untuk :

  a) pembelian bahan baku dan penolong, barang setengah jadi, atau barang jadi;atau b) penggantian barang modal dalam rangka melindungi kelangsungan hidup penanam modal; c) tambahan dana yang diperlukan bagi pembiayaan penanam modal; d)dana untuk pembayaran kembali pinjaman; e) royalti atau biaya yang harus dibayar;

  f) pendapatan dari perseorangan warga negara asing yang bekerja dalam perusahaan penanam modal; g) hasil penjualan atau likuidasi penanam modal;

  h) kompensasi atau kerugian; i) kompensasi atau pengambilalihan; j) pembayaran yang dilakukan dalam rangka bantuan teknis, biaya yang harus dibayar untuk jasa teknik dan manajemen, pembayaran yang dilakukan dibawah kontrak proyek, dan pembayaran hak atas kekayaan intelektual;dan d. hak untuk melakukan transfer dan repatriasi sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (3) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  e. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak mengurangi: 1) kewenangan pemerintah untuk memberlakukan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mewajibkan pelaporan pelaksanaan transfer dana;

  2) hak pemerintah untuk mendapatkan pajak dan/ atau royalti dan/atau pendapatan pemerintah lainnya dari penanam modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

  3) pelaksanaan hukum yang melindungi hak kreditor, dan 4) pelaksanaan hukum untuk menghindari kerugian negara.

  Investor dalam melakukan kegitan investasi diIndonesia haruslah berbentuk badan usaha. Dalam Pasal 5 UUPM ditentukan dalam bentuk badan usaha yang dapat melakukan penanaman modal dalam negeri. Ada 2 bentuk badan usaha yang dapat melakukan kegiatan investasi domestik, yaitu:berbentuk badan hukum dan Tidak berbentuk badan hukum.

  2. Perusahaan Penanaman Modal Patungan (Joint Venture Company) Pengertian dari joint venture company yang dikemukakan oleh

  B.Napitupulu dengan mengutip pendapat Friedman menyatakan bahwa pengertian tentang joint venture companyberbeda dari pengertian yang dikenal dalam kegiatan sehari-hari, karena partisipasi dari satu perusahaan keperusahaan yang lain dapat dikategorikan sebagai suatu kegiatan joint venture. Dalam pengertian sehari-hari joint venture merupakan suatu perusahaan yang berdiri sendiri dengan menggabungkan potensi usaha termasuk know-how dan modal dalam perbandingan yang telah ditetapkan menurut perjanjian yang telah sama-

   sama disepakati dan disetujui.

  Joint venture company bagi masyarakat bisnis sendiri memiliki arti

  tertentu. Untuk masyarakat yang mencakup dibidang bisnis defenisi joint venture adalah suatu jenis usaha yang menggabungkan antara usaha domestik dengan usaha asing. Dilihat dari aspek operasional maka joint venture yang menekan pada legalitas usaha diwujudkan untuk mencapai tujuan untuk dapat memanfaatkan modal, teknologi, dan manajemen yang berasal dari luar negeri. Untuk merealisasikan tujuan ini maka diciptakan suatu kerjasama antara kedua belah pihak guna dapat saling memanfaatkan keahlian dan kelebihan masing-

  

  masing pihak. Sementara itu Sudargo Gautama berpendapat bahwa joint

  

venturecompany diartikannya sebagai usaha patungan antara pengusaha Indonesia

  dengan pihak asing, yang merupakan suatu kontrak yang bersifat internasional, dimana masing-masing pihak adalah tunduk kepada sistem hukum nasional yang

   berlainan.

  Pasal 5 dari UUPM menyatakan bahwa :

  1. Penanaman modal dalam negeri dapat dilakukan dalam bentuk badan usaha yang berbentuk badan hukum, tidak berbadan hukum, tidak berbadan hukum 13 14 Bambang Sunggono, Op.Cit., hlm. 113. 15 Ibid ., hlm. 114.

  Ibid., hlm. 115. atau usaha perseorangan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

  2. Penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah negara Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang.

  3. Penanaman modal dalam negeri dan asing yang melakukan penanaman modal dalam bentuk perseoran terbatas dilakukan dalam: a) mengambil bagian saham pada saat pendirian perseroan terbatas;

  b) membeli saham; dan

  c) melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.

  3. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

  Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (selanjutnya disingkat dengan UUPPLH) memberikan defenisi atas lingkungan hidup. Menyatakan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, dan keadaan, dan mahkluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahkluk hidup lainnya.

  Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam hal ini merupakan suatu upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakaan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,pengendalian, pemeliharaan,pengawasan, dan penegakan hukum (Pasal 1 angka 2 UUPPLH). Walaupun pengertian ini lebih mengarah pada upaya pengendalian, namun kata “sistematis dan terpadu” membuktikan undang-undang ini menghendaki adanya ketentuan-ketentuan sistem hukum dalam rangka pengendalian dan penggelolaan

   lingkungan hidup di Indonesia.

F. Metode Penulisan

  Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian berupa:

  1. Jenis penelitian Penyelesaikan penulisan skripsi ini mengunakan cara penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif. Dalam hal ini pengertian penelitian hukum normatif yaituinformasi mengenai tanggung jawab perusahaan penanaman modal patungan (joint venture company) dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui data sekunder, sedangkan bersifat deskriptif karena dalam penelitian ini ditujukan untuk dapat mendeskripsikan serta memaparkan secara jelas, lengkap dan akurat tentang penanaman modal baik dari asing maupun nasional atas terbentuknya suatu perusahaan patungan (joint venture

  company) di Indonesia. Dalam penulisan karya ilmiah ini juga dimuat landasan-

  landasan hukum yang jelas dalam membahas setiap sub-sub permasalahan yang didalam nya.

  2. Data penelitian Data yang dipergunakan berupa data sekunder. Adapun data sekunder yang dimaksudkan adalah data yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka, yang mencakup: 16 Helmi, Hukum Perizinan Lingkungan Hidup, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), hlm. 4. a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat , terdiri dari Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Peraturan perundang-undangan yakni Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal ;Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup, Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

  b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang erikan suatu penjelasan dari bahan hukum primer, seperti referensi buku-buku, doktrin, makalah- makalah serta data-data yang diperoleh yang berkaitan dengan pembahasan penulisan skripsi ini .

  c. Bahan hukum tersier atau bahan hukum penunjang, yaitubahan hukum yang memberikan penjelasan yang sifatnya berkelanjutan terhadap bahan hukum primerdan bahan hukum sekunder seperti kamus hukum dan kamus besar bahasa Indonesia.

  3. Teknik penggumpulan data Penyelesaian penulisan karya ilmiah ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan melakukan studi kepustakaan (library research) yaitu dalam mencari bahan-bahan penulisan karya ilmiah ini penulis memperolehnya dari perpustakaan juga meliputi sumber-sumber lainnya seperti media elektronik, makalah-makalah termasuk juga meliputi peraturan perundang-undangan yang tetap berlaku.

  4. Analisis data Penelitian hukum normatif menelaah data sekunder yang penyajian data dilakukan sekaligus dengan analisanya. Adapun pendekatan yang dilakukan dalam melakukan analisa data ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu dengan : a. Mengumpulkan bahan hukum primer, sekunder, dan tersier yang relevan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini.

  b. Melakukan pemilahan terhadap bahan-bahan hukum relevan tersebut diatas agar sesuai dengan masing-masing permasalahan yang dibahas.

  c. Mengolah dan menginterpretasikan data guna menmperoleh kesimpulan dari permasalahan.

  d. Memaparkan kesimpulan, yang dalam hal ini adalah kesimpulan kualitatif, yaitu yang dituangkan dalam bentuk pernyataan dan tulisan.

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan skripsi ini terdapat 5 (lima) bab yang setiap bab nya memiliki bagian sub- babnya tersendiri, yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Adapun bentuk dari sistematika penulisan skripsi ini adalah :

  Bab I tentang pendahuluan. Pada bab ini akan membahaspengantar untuk dapat memberikan penjelasan secara singkat tentang ruang lingkup dari penulisan karya ilmiah ini meliputi latar belakang permasalahan, keaslian penulisan, tujuan dari penulisan, manfaat dari penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan serta pengumpulan data yang dilakukan dalam mengerjakan penulisan karya ilmiah ini.

  Bab II membahas tentang bentuk-bentuk perusahaan penanaman modal (PMAdan PMDN), mengenai pembagian atas PMA.Dalam bab ini juga akan membahas tentang perusahaan penanaman modal patungan (joint venture

  

company) yang mencakup tentang dasar hukumnya,tentang perizinanya, bidang

  usaha yang diperbolehkan,komposisi kepemilikan asing, pengurusannya hingga proses penyelesaian sengketa yang akan dilakukan jika terjadi suatu permasalahaan.

  Bab IIImembahas pengertian ataupun defenisi-defenisi yang berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, mengenai dasar hukumnya, instrumen-instrumen dalam lingkungan hidup serta bentuk-bentuk tanggung jawab perusahaan penanaman modal patungan (joint venture company) atas lingkungan hidup.

  Bab IV membahasmengenaitanggung jawab perusahaan joint venture

  

company atas perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang mencakup

  tanggung jawab hukum administratif, tanggung jawab hukum perdata sampai kepada tanggung jawab hukum pidananya.

  Bab V membahas dari bab-bab sebelumnya sehingga akan ditemukan suatu penarikan suatu kesimpulan serta garis-garis besar dan juga pemahamaan atas pemaparan materi dari karya ilmiah ini. Saran dari penulis kiranya penulisan karya ilmiah ini dapat memberikan sebuah masukan yang positif terhadap tanggung jawab hukum atas perusahaan patungan atas kaitannya dalam perlindungan dan penggelolaan lingkungan hidup yang ada diwilayah Negara Indonesia.

Dokumen yang terkait

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Edukasi Perawatan Diri Terstrukutur Berbasis Teori Perilaku - Pengaruh Edukasi Perawatan Diri Terhadap Aktivitas Sehari-Hari Pasien Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan

0 0 19

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Edukasi Perawatan Diri Terhadap Aktivitas Sehari-Hari Pasien Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan

0 0 7

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Tentang Kredit - Analisis Strategi Peningkatan Debitur Kredit Angsuran Lainnya Pada PT Bank Sumut Cabang Medan Sukaramai

0 1 23

Kesesuaian Antara Klinis dan Dermoskopi Polarisasi Kontak pada Nevus Pigmentosus

0 4 18

Kesesuaian Antara Klinis dan Dermoskopi Polarisasi Kontak pada Nevus Pigmentosus

0 0 5

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Peran Pemerintah dalam Pembangunan Kawasan Industri Ditinjau dari Peraturan Pemerintah Nomor 142 Tahun 2015 tentang Kawasan Industri

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Generator Sinkron - Analisis Vibrasi Pada Generator Sinkron (Studi Kasus Pada Pltu Pangkalan Susu 2 x 200 Mw)

0 0 34

Latar Belakang - Dampak Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan Terhadap Kinerja dan Pendapatan Usahatani Anggota Kelompok Tani

0 1 8

Tanggung Jawah Hukum Perusahaan Patungan (Joint Venture Company) dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

0 0 10

BAB II PERUSAHAAN PENANAMAN MODAL PATUNGAN (JOINT VENTURE COMPANY) BERDASARKAN UU NOMOR 25 TAHUN 2007 A. Bentuk-Bentuk Penanaman Modal - Tanggung Jawah Hukum Perusahaan Patungan (Joint Venture Company) dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

0 0 31