View of HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

  HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR Aldama Idris

  berjumlah 68 yang di dapatkan di RSUD Labuang Baji Makassar. Hasil analisa data untuk hubungan gaya kepemimpinan otoriter (p= 0,011), gaya kepemimpinan demokrasi (p=0,001) dan gaya kepemimpinan liberal (p=0,002) terhadap kinerja perawat di ruang inap RSUD labuang baji Makassar. Kesimpulan penelitian ini terdapat hubungan yang bermakna antara gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

  Seorang kepala ruangan sangat memerlukan suatu pemahaman tentang bagaimana mengelola dan memimpin orang lain dengan mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas yang memungkinkan stafnya dapat menyelesaikan tugasnya dalam member asuhan keperawatan kepada pasien. Dimana seorang kepala ruangan memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda atara satu dengan yang lainnya. Gaya kepemimpinan merupakan cara-cara berinteraksi seorang pemimpin dengan stafnya dalam melaksanakan pekerjaanya (Triwibowo, 2013),

  Pelayanan keperawatan yang professional didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang mencakup aspek bio-pisiko- sosial, kultur dan spiritual yang komperhensif, Pelaksanaan keperawatan harus memiliki kamampuan khusus. perawat harus akuntabel terhadap keputusan, serta pelayanan dan asuhan kepewatan yang dilakukan dalam melaksanakan peran dan tugas fungsinya. Kepemimpinan merupakan unsur penting dan menentukan kelancaran pelayanan di ruma sakit, Karena kepemimpinan merupakan inti dari manejemen organisasi. Di dalam organisasi ruma sakit, kepala ruangan rawat inap adalah pemimpin yang langsung membawahi dan berhubungan langsung dengan perawat pelaksana di ruang rawat inap (Triwibowo, 2013),

  Seorang pemimpin harus mampu memimpin dengan segala ucapan, perbuatan, dan sikap atau perilaku hidup yang mendorong dan megantarkan bawahan hendak yang di capai (Triwibowo 2013).

  the spirit, sikap alam pikir dan sikap kejiwaan.

  Secara teoritis, kualitas sumber daya manusia rumah sakit yang tinggi diharapkan mampu meningkatkan kinerja layanan hal ini akan dapat tercipta dalam suatu lingkungan kerja yang kondusif, yang antara lain dipengaruhi tipe kepemimpinan yang tepat. Kaitan ini didasarkan pada hakekat kepemimpinan sebagai of the mind and state of

  PENDAHULUAN

  Kata Kunci : kinerja perawat, gaya kepemimpinan

  secsional study. dengan uji chi square interval kepercayaan a 0,05. Sampel dalam penelitian ini

  1 , Alfiah A

  Rumah sakit adalah salah satu sumberdaya manusia yang di butuhkan dalam kehidupan diharapkan mampu memberi pelayanan secara maksimal hal ini akan dapat tercipta dalam suatu lingkungan kerja yang kondusif, yang antara lain dipengaruhi oleh tipe kepemimpinan. Seorang kepala ruangan sangat memerlukan suatu pemahaman tentang bagaimana mengelola dan memimpin orang lain dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas yang memungkinkan stafnya dapat menyelesaikan tugasnya dalam memberi asuhan keperawatan kepada pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang inap RSUD labuang baji Makassar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskritif analitik dengan pendekatan cross

  ABSTRAK

  (Alamat korepondesi: aldamaidris@gmail.com/085220548946)

  3 STIKES Nani Hasanudin Makassar

  2 STIKES Nani Hasanudin Makassar

  1 STIKES Nani Hasanudin Makassar

  3

  2 , Yasir Haskas

  Agar seorang pemimimpin bisa mencapai tujuan secara efektif, harus mempunyai wewenang untuk memimpin untuk mimimpin para staf/bawahan dalam mencapai tujuan tersebut. Wewenang ini disebut wewenang kepemimpinan, yaitu hak untuk bertindak atau memegaruhi tingka laku orang yang dipimpinya. Wewenang kepemimpinan didapat dari luar diri pimpinan itu.

  Adapun penelitian yang dilakukan Kontesa (2014), Tentang hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan di ruang rawat inap RSUD DR. Rasidin Padang dengan jumlah responden sebanyak 38 perawat. Hasil uji

  Analisa Data

  <0,05) yang berarti ada hubungan Adapun penelitian yang di lakukan

  Meinyari (2012). Tentang pengaru gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap motivasi kerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar (2012). dari hasil analisis dengan

  spearman rank dimana didapatkan nilai

  signifikan p = 0,015 (p = ≤ 0,05), yang beratri ada pengaru Berdasarkan penelitian sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai pernyataan masalah sebagai berikut; apakah gaya kepemimpinan kepala ruangan ada hubungan dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawat ditinjau dari dorongan motivasi di RSUD Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar.

  statistic chi-square diperoleh nilai p =0,032 (p

  2. Analisis Bivariat Analisis bivariat merupakan analisis untuk mengetahui interaksi dua variabel, baik berupa komparatif, asosiatif maupun korelatif. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Uji Chi Square dengan batas kemaknaan α 0.05 dengan menggunakan SPSS 16.

  1. Analisis Univariat Pada analisis univariat, data yang diperoleh dari hasil pengumpulan dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, ukuran tendensi sentral atau grafik.

HASIL PENELITIAN

  1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di ruang rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar berjumlah 204 orang.

  2. Sampel adalah merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah karakteristik yang dimiliki. Jumlah sampel 68

  (66.2 %) responden berpendidikan S1 Ners dan 28 (33.8%) reponden berpendidikan D3

  33.8 Total 68 100.0 Tabel diatas menunjukan bahwa 45

  23

  66.2 D3

  45

  Pendidikan Frekunsi Persen (%) S1 Ners

  3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Di Ruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar 2017

  91.2 Total 68 100.0 Tabel diatas menunjukan bahwa dari 68 responden dimana jumblah laki-laki sebanyak 6 (8.8 %) responden dan perempuan sebanyak 62 (91.2 %) responden Tabel

  62

  8.8 Perempuan

  6

  Jenis Kelamin Frekunsi (n) Persen (%) Laki-laki

  10.1 Total 68 100,0 Tabel di atas menunjukan bahwa dari 68 responden didapakan responden yang berumur 20-30 tahun sebanyak 27 (39.8%) responden dan 31-40 tahun sebanyak 34 (50.1%) responden dan 41-50 7 (10.1%) responden. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Diruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar 2017

  7

  50.1 41-50

  34

  39.8 31-40

  27

  Lokasi, populasi, dan sampel

  1. Analisa univariat Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis umur di ruang rawat ianap RSUD Labuang Baji Makassar 2017 Tabel 4 Distribusi Bedasarkan Gaya Kepemimpinan Otoriter Di Ruangan Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar 2017

BAHAN DAN METODE

  Jenis penelitian ini adalah penelitian deskritif analitik dengan pendekatan cross

  sectional studi, yaitu untuk mengetahui

  hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap kinerja perawat di ruangan rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar.

  data berbentuk huruf menjadi angkah atau bilangan. Misalnya untuk variabel pendidikan: Coding1=D3 ,2=S1, 3=Ners, 4=S2; jenis kelamin 1=Laki-Laki. 2=perempuan, dan sebagianya.

  Coding merupakan kegiatan merubah

  2. Coding

  1. Editing Editing adalah pemeriksaan data yang telah dikumpulkan baik berupa daftar pertanyaan, kartu atau buku registrasi. Kegiatan editing untuk melakukan pengecekan isian formulir atau kuisioner

  Pengolahan data

  Umur Frekunsi (n) Persen (%) 20-30

  Kepemimpina Frekuensi Persen (%) Otoriter 42 61,8

  Total Baik Kurang n % n % n %

  68 responden untuk responden yang kinerjanya baik yaitu sebanyak 40 (58,8%) responden dan kinerjanya kurang baik yaitu sebanyak

  Total 40 58,8 28 41,2 68 100,0 p= 0,001 Tabel diatas untuk gaya kepemimpinan demokrasi di dapatkan dari

  Demokrasi 28 41,2 8 11,8 36 52,9 Bukan 12 17,6 20 29,4 32 47,1

  Total Baik Kurang n % n % n %

  Kepemimpinan Kinerja Perawat

  Dari hasil uji stastistik chi squere test di peroleh p = 0,011. Hal ini menunjukan bahwa nilai p < α berarti ada hubungan gaya kepemimpinan otoriter dengan kinerja perawat. Tabel 9 Hubungan Gaya Kepemimpinan Demokrasi Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap RSUD Labauang Baji Makassar 2017

  Tabel diatas untuk gaya kepemimpinan otoriter didapatkan bahwa dari 68 responden yang kinerjanya baik 40 (58,8%), dan 28 (41,2%) kurang baik kinerjanya. Sedangkan 42 (61,8%) responden yang menilai gaya kepemimpinan otoriter untuk gaya kepemimpinan otoriter jumblah kinerja perawat yang baik yaitu 30 (44,1%) dan kinerjanya kurang baik yaitu 12 (17,6%) di ruang rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar. Dan yang bukan gaya kepemimpinan otoriter yaitu 26 (38,2%) dan jumlah kineja perawat yang baik untuk bukan gaya kepemipinan otoriter yaitu 10 (14,7%) dan jumlah kinerja perawat yang kurang baik kinerjanya yaitu 16 (23,5%). responden di ruang rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar.

  p = 0,011

  Total 40 58,8 28 41,2 68 100,0

  Otoriter 30 44,1 12 17,6 42 61,8 Bukan 10 14,7 16 23,5 26 38,2

  Kepemimpinan Kinerja Perawat

  Bukan Otoriter 26 38,2 Total 68 100.0

  2. Analisa Bivariat Tabel 8 Hubungan Gaya Kepemimpinan Otoriter Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar 2017

  Tabel diatas menunjukan bahwa dari 68 responden yang kinerjanya baik sebanyak 40 (58,8%) responden dan kinerja kurang baik sebanyak 28 (41,2%) responden

  Kurang Baik 28 41,2 Total 68 100.0

  Kinerja Perat Frekuensi Persen(%) Baik 40 58,8

  Tabel 6 menunjukan bahwa dari 68 responden dan yang menilai gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan gaya kepemimpinan liberal sebanyak 42 (61,8%) responden dan yang menilai bukan gaya kepemimpinan liberal sebanyak 26 (38,2 %) responden Tabel 7. Distribusi Berdasarkan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar 2017

  Bukan Liberal 26 38,2 Total 68 100.0

  Kepemimpinan Frekuensi Persen(%) Liberal 42 61,8

  Total 68 100.0 Tabel diatas menunjukan bahwa dari 68 responden dan yang menilai gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan gaya kepemimpinan demokrasi sebanyak 36 (52,9%) responden dan yang menilai bukan gaya kepemimpinan demokrasi 32 (41,7%) responden Tabel 6. Distribusi Berdasarkan Gaya Kepemimpinan Liberal Di ruang rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar 2017

  Demokrasi 36 52,9 Bukan Demokrasi 32 47,1

  Tabel diatas menunjukan bahwa dari 68 responden yang menilai gaya kepemimpinan kepala ruangan otoriter sebanyak 42 (61,8%) responden dan yang menilai bukan gaya kepemimpinan otoriter sebanyak 26 (38,2%) responden Tabel 5 Distribusi Berdasarkan Gaya Kepemimpinan Demokrasi Di Ruang Rawat Inap RSUD Rsud Labuang Baji Makassr 2017 kepemimpinan Frekuensi Persen (%)

  28 (41,2%) responden, sedangakan 36 (52,9%) responden yang menilai gaya kepemimpinan kepala ruangan demokrasi dan jumlah kinerja perawat yang baik uantuk gaya kepemimpinan demokrasi yaitu sebanyak 28 (41,2%) responden dan kinerjanya kurang baik sebanyak 8 (11,8%) responden di ruang rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar dan yang menilai gaya kepemimpinan kepala ruangan bukan gaya kepemimpinan demokrasi yaitu 32 (47,1%) responden dan untuk bukan gaya kepemimpinan demokrasi jumlah kinerja perawat yang baik yaitu 12 (17,6%) dan kinerja perawat yang kurang baik untuk bukan gaya kepemimpinan demokrasi yaitu 20 (29,4%) di ruang rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar

  Dari hasil uji stastistik chi squere test diperoleh p = 0,001. Hal ini menunjukan bahwa nilai p < α berarti ada hubungan gaya kepemimpinan demokrasi dengan kinerja perawat. Tabel 10 Hubungan Gaya Kepemimpinan Liberal Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar 2017

  menunjukan bahwa p<α yang berarti ada hubungan gaya kepemimpinan otoriter terhadap kinerja perawat dalam melaksanakan asukan keperawatan

  Mainiyari. (2012) tentang pengaru gaya

  Adapun penelitian yang dilakukan oleh

  Dari hasil analisa data untuk penilayan gaya kepemimpinan demokrasi dari 68 responden yang menilai gaya kepemimpinan kepala ruangan sebagai demokrasi yaitu sebanyak 36 (52,9) dan yang kinerjanya baik sebanyak 28 (41,2) responden dan kinerja perawat yang kurang baik sebanyak 8 (11,8) responden dapat dilihat untuk penilayan gaya kepemimpinan kepala ruangan sebagai gaya kepemimpinan demokrasi

  2. Hubungan Gaya Kepemimpinan Demokrasi Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Inap RSUD Labuang Baji Makassar

  Hasil penelitian ini diperkuatkan dengan teori Gillies (1996) dalam Nursalam (2016), otoriter merupakan kepemimpinan yang berorentasi pada tugas atau pekerjaan. Mengunakan kekuasaan posisi dan kekuasaan dalam memimpin. Pemimpinan menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan keputusan. Informasi diberi hanya kepentingan tugas. memotivasi dilakukan dengan imbalan dan hukuman.

  Adapun penelitian yang dilakukan Kontesa (2014) tentang hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap motivasi kerja perawat di ruang rawat ianap rumah sakit umum daerah dr Rasidin Padang dari hasil uji statistic didapatka nilai p = 0,032 yang menunjukan ada hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap kinerja perawat.

  chisquare test diperoleh p=0,011 hal ini

  Kepemimpinan Kinerja Perawat

  Dari hasil analisa data didapatkan untuk gaya penilayan gaya kepemimpinan otoriter dari 68 responden dan yang menilai gaya kepemimpinan kepala rugan sebagai otoriter yaitu sebanyak 42 (61,8) responden dan yang kinerjanya baik sebanyak 30 (44,1) dan kinerja perawat yang kurang baik sebanyak 12 (17,6). Dari hasil uji stastistik

  1. Hubungan Gaya Kepemimpiann Kepala Ruangan otoriter Terhadap Kinerja Perawat Diruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar

  PEMBAHASAN

  Dari hasil uji stastistik chi squre test di peroleh p = 0,002. Hal ini menunjukan bahwa nilai p < α berarti ada hubungan gaya kepemimpinan liberal dengan kinerja perawat.

  Total 40 58,8 28 41,2 68 100,0 p= 0,002 Tabel diatas, untuk gaya kepemimpinan Liberal dari 68 responden didapatkan perawat yang baik kinerjanya yaitu sebanyak 40 (58,8%) responden dan yang kurang baik kinerjanya yaitu sebanyak 28 (41,2%) responden dan yang menilai gaya kepemimpinan kepala ruangan sebagai Liberal yaitu sebanyak 42 (61,8 %), responden dan untuk gaya kepemimpinan liberal jumblah kinerja perawat yang baik yaitu 31 (45,6%) responden dan kinerja perawat yang kurang baik yaitu 11(16,2%) responden di ruang rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar dan yang menilai gaya kepemimpinan kepala ruangan bukan gaya kepemimpinan Liberal yaitu sebanyak 26 (38,2%) responden dan kinerja perawat yang baik untuk bukan gaya kepemimpinan liberal yaitu 9 (13,2%) responden dan kinerja perawat yang kurang baik yaitu 17 (25,0%) reponden

  Liberal 31 45,6 11 16,2 42 61,8 Bukan 9 13,2 17 25,0 26 38,2

  Total Baik Kurang n % n % n %

  kepemimpinan kepala ruangan tehadap motipasi kerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawaten di IRNA C RSUP Sangala Dempasar. Hasil penilitian ini menunjukan ada pengaruh terhadap motivasi kerja perawat dalam melaksnakan asuhan keperawatan. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis dengan spearman rank dimana didapatkan nilai siknifikan p=0,015 (p=0,05).

  Hasil penelitian ini dikuatkan dengan teori. (Triwibowa, 2013) Di setiap ruang rawat inap akan dipimpin oleh seorang pemimpin yaitu kepala ruangan yang mampu melaksanakan pengelolaan pelayanan keperawatan mengunakan pendekatan manajemen keperawatan yaitu melalui fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan pengendalian kepala ruangan sebagai pemimpin dapat mengunakan gaya kepemimpinan tergantung pada situasi lingkungan kerjanya,

  3. Hubungan Gaya Kepemimpinan Liberal Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Inap RSUD Labuang Baji Makassar .

  Berdasarkan hasil analisa data untuk penilayan gaya kepemimpinan liberal didapatkan hasil dari 68 responden dan yang menilai gaya kepemimpinan kepala ruangan sebagai liberal sebanyak 42 (61, 8) responden dan yang kinerjanya yang baik sebanyak 31 (45,6) responden untuk kinerja perawat yang kurang baik sebanyak 11 (16, 2). berdasarkan untuk penilayan gaya kepemimpinan liberal ternyata kinerja perawat baik lebih tingi dari pada kinerja perawat yang kurang baik yang semestinya gaya kepemimpinan liberal ini lebih rentang kekinerja perawat kurang baik ada hal ini dikaranakan gaya kepemimpinan ini kepemimpinan haya sebagai konsultan dan semua keputusan dibuat alah bawahan maka dari itu kemungkinan besar dapat mempengaruhi kinerja namun pada penilitian ini diperoleh hasil lebih tingi kinerja perawat yang baik dari pada kinerja perawat yang kurang baik sesuai dengan teori Gibson (2000) faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang adalah idividu meliputi kemampuan, latar belakang, demografi), faktor organisasi meliputi (sumber daya, ibalan, struktur, desain pekerjaan serta gaya kepemimpinan).

  Adapun penelitian yang dilakukan oleh Meiniyari (2012) tentang pengaruh gaya kepemimpinan kepala ruangan tehadap motivasi kerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR. Hasil penilitian ini menunjukan ada pengaruh terhadap motivasi kerja perawat dalam melaksnakan asuhan keperawatan. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis dengan

  spearman rank dimana didapatkan nilai siknifikan p=0,015 (p=0,05).

  Hasil penelitian ini dikuatkan dengan teori. Triwibowa. Di setiap ruang rawat inap akan dipimpin oleh seorang pemimpin yaitu kepala ruangan yang mampu melaksanakan pengelolaan pelayanan keperawatan mengunakan pendekatan manajemen keperawatan yaitu melalui fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan pengendalian kepala ruangan sebagai pemimpin dapat mengunakan gaya kepemimpinan tergantung pada situasi lingkungan kerjanya

  KESIMPULAN

  1. Terdapat hubungan yang bermakna antara gaya kepemimpinan otoriter dengan kinerja perawat di ruang inap RSUD Labuang Baji Makassar

  2. Terdapat hubungan yang bermakna antara gaya kepemimpinan demokrasi dengan kinerja perawat di ruang inap RSUD Labuang Baji Makassar

  3. Terdapat hubungan yang bermakna antara gaya kepemimpinan liberal dengan kinerja perawat di ruang inap RSUD Labuang Baji Makassar

  

SARAN

  1. Bagi pihak rumah sakit untuk lebih memperhatian kembali faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja perawat seperti fasilitas maupun upah atau tingkat pendidikan perawat yang ada di ruang rawat inap.

  2. Bagi peneliti selanjutnya untk dapat mengunakan kuisioner untuk penilayan gaya kepemimpinan kepala ruang agar disatukan antara gaya kepemimpinan yang satu dengan yang lain.

  DAFTAR PUSTAKA Hidayat. 2014. Metode Penelitian Keperawatan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salembe Medika.

  Kontesa. 2014. Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan Dengan Motivasi Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah DR. Rasidin Padang.( Http://Journal.Mercubaktijaya.Ac.Id/Downlotfile.Php?File=8g.Pdf Diakses Pada 28/03/17).

  Mainiyari. 2012. Pengaru Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan Terhadap Motivasi Kerja Perawat Dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan Di Irna C RSUP Sanglah Dempasar.( Http://Ojs.Unud.Ac.Id/Index.Php/Coping/Article/View/6462 Vol.1 No.2 2013 ISSN: 2303-1298 Di Aksek Pada 28/03/17).

  Nursalam. 2016. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Pratak Keperatan Professional. Jakarta: Salemba Medika . Triwibowo. 2013. Manajemen Pelayanan Keperawatan Di Rumah Sakit. Jakarta Timur: Trans Info Media