ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (1)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
KONFEDERASI SERIKAT PEKERJA NASIONAL
( AD / ART KSPN )
PEMBUKAAN
Bahwa hakekat dan tujuan perjuangan kaum pekerja Indonesia dalam mengisi cita-cita
proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 adalah memerdekakan bangsa, khususnya
kaum pekerja beserta keluarganya dari kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dan
segala bentuk
penindasan, melalui kegiatan
disegala sendi-sendi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, terutama pada bidang ketenagakerjaan .
Bahwa liberalisasi ekonomi global maupun lokal yang bergerak sangat cepat telah
meluas memasuki sendi-sendi kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.
Persaingan ekonomi global maupun lokal yang tajam dan kejam telah mempengaruhi
fungsi Negara didalam melindungi hak azasi warga negaranya.
Bahwa kehadiran Konfederasi Serikat Pekerja Nasional di tengah – tengah kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, adalah untuk melindungi dan membela harkat
dan martabat serta kepentingan kaum pekerja, menegakkan hukum, demokrasi dan
keadilan sosial dalam rangka mengaktualisasikan cita-cita dan tujuan kemerdekaan
Indonesia.
Bahwa untuk mengaktualisasikan peranan kaum pekerja dan Serikat Pekerja secara

nyata dalam Pembangunan Nasional, Federasi-Federasi Serikat Pekerja tingkat Nasional
yang tertata secara vertical, bebas, demokratis, Independen dan bertanggung jawab,
dengan semangat persatuan dan kesatuan menyatakan bersatu dalam Konfederasi
Serikat Pekerja Nasional, dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
BAB I
NAMA, BENTUK, SIFAT, DAN AZAS
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama Konfederasi Serikat Pekerja Nasional disingkat KSPN.
Pasal 2
Bentuk
KSPN berbentuk Konfederasi yang menghimpun Federasi-Federasi Serikat Pekerja,
Serikat Pekerja Tingkat Perusahaan, Serikat Pekerja Tingkat Kabupaten/Kota, Serikat
Pekerja Tingkat Propinsi sampai dengan Serikat pekerja Tingkat Pusat.
Pasal 3
Sifat
KSPN bersifat Bebas, Mandiri, Demokratis, Adil dan Bertanggung Jawab.
Pasal 4
Azas
KSPN berazaskan Pancasila, Solidaritas dan Persaudaraan Universal.

BAB II
WAKTU DAN TEMPAT

1

Pasal 5
Waktu
KSPN didirikan di Bandung pada tanggal 1 April 2014 untuk waktu yang tidak ditentukan.
Pasal 6
Tempat
KSPN berkedudukan di ibukota Republik Indonesia atau di tempat lain yang ditetapkan
oleh Kongres Nasional.
BAB III
TUJUAN DAN FUNGSI
Pasal 7
Tujuan
1. Terciptanya peningkatan harkat dan martabat serta kesejahteraan pekerja dan
keluargannya.
2. Terbangunnya kekuatan posisi tawar Serikat Pekerja.
3. Penegakkan hak azasi manusia dan supremasi hukum.

4. Meningkatnya kemampuan profesionalisme Pekerja dan Serikat Pekerja.
5. Membangun persaudaraan dan kepedulian kepada Organisasi
Pasal 8
Fungsi
1. Melindungi, memperjuangkan hak dan kepentingan serta menyuarakan aspirasi
anggota dan Federasi Serikat Pekerja.
2. Mempersatukan gerakan Serikat Pekerja di Indonesia yang memiliki pandangan dan
tujuan yang sama.
3. Membangun Sumber Daya Manusia Pekerja dan Aktifis Serikat Pekerja Afiliasi.
4. Menggalang solidaritas pekerja , baik secara Nasional maupun Internasional.
5. Berperan aktif dalam penentuan kebijakan-kebijakan sosial, ekonomi dan politik
khususnya dibidang ketenagakerjaan baik Nasional maupun Internasional.
6. Menempatkan Wakil-wakil KSPN di lembaga ketenagakerjaan dan lembaga lainnya,
baik Nasional maupun Internasional.
BAB IV
ATRIBUT
Pasal 9
KSPN memiliki atribut berupa bendera, logo, motto dan mars adapun penjelasan lebih
lanjut di atur dalam Peraturan Organisasi.
BAB V

KETENTUAN KEANGGOTAAN AFILIASI
Pasal 10
Penerimaan Afiliasi
Setiap Federasi Serikat Pekerja, Serikat Pekerja di Tingkat Perusahaan, Serikat Pekerja
di Tingkat Kabupaten/Kota, Serikat Pekerja di Tingkat Propinsi dan Serikat Pekerja di

2

Tingkat Nasional yang memenuhi ketentuan di bawah ini dapat diterima untuk menjadi
Afiliasi :
1. Tercatat di Tingkat Kabupaten / kota / Propinsi / Nasional di instansi yang membidangi
ketenagakerjaan;
2. Memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
3. Memiliki keanggotaan yang tercatat dan membayar iuran;
4. Menerima dan menyetujuhi AD & ART KSPN;
5. Menyatakan kesanggupan membayar uang pangkat dan iuran;
6. Tidak berafiliasi kepada Konfederasi lain.
Pasal 11
Syarat Afiliasi
Mengajukan surat permohonan menjadi Afiliasi yang ditujukan kepada KSPN dengan

melampirkan :
1. Salinan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
2. Salinan bukti pencatatan organisasi dari instansi yang membidangi ketenagakerjaan;
3. Data keanggotaan;
4. Susunan Pengurus.
Pasal 12
Berakhirnya Afiliasi
1. Afiliasi berakhir apabila Federasi Serikat Pekerja dan / atau Serikat Pekerja Afiliasi
yang bersangkutan :
a. Mengundurkan diri
b. Diberhentikan
c. Dibubarkan atau membubarkan diri.
2. Afiliasi yang mengundurkan diri mengajukan surat permohonan resmi kepada KSPN
selambat-lambatnya 3 ( tiga ) bulan sebelumnya dengan tetap memenuhi seluruh
kewajibannya.
3. Afiliasi yang dinyatakan telah melakukan pelanggaran AD & ART KSPN dan
kepentingan organisasi, dapat diberhentikan afiliasinya.
4. Afiliasi yang diberhentikan, dicabut seluruh hak-hak dan fasilitasnya sebagai Afiliasi.
5. Afiliasi yang diberhentikan dapat mengajukan banding dalam Sidang Kongres
Nasional.

Pasal 13
Hak Afiliasi
1. Hak memilih dan dipilih.
2. Hak suara, mengajukan saran dan pendapat.
3. Memperoleh perlindungan, bantuan, dan bimbingan dari organisasi.
Pasal 14
Kewajiban Afiliasi
1. Mentaati dan melaksanakan AD & ART KSPN serta keputusan-keputusan organisasi.
2. Membayar uang pendaftaran afiliasi dan iuran afiliasi.
3. Mengikuti kegiatan setiap kegiatan KSPN.
4. Menjaga nama baik KSPN.
BAB VI
AFILIASI INTERNASIONAL
Pasal 15

3

KSPN dapat berafiliasi dengan Serikat Pekerja Internasional yang mempunyai
pandangan dan tujuan yang sama.
BAB VII

KEUANGAN
Pasal 16
Sumber dan Penggunaan Keuangan
1.

Keuangan KSPN berasal dari :
a. Dana Solidaritas.
b. Anggota Federasi.
c. Kontribusi dari usaha Koperasi;
d. Kontribusi anggota dari jabatan yang didukung oleh organisasi;
e. Usaha-usaha ekonomi;
f. Bantuan dari solidaritas serikat pekerja/serikat buruh international;
g. Bantuan-bantuan lain yang sah dan tidak mengikat;
h. Solidaritas dari pekerja/anggota;
i. Uang Konsolidasi Organisasi.

2.

Keuangan KSPN digunakan untuk :
a.

Pembiayaan kegiatan operasional organisasi.
b.
Pembiayaan-pembiayaan lain yang ditetapkan oleh Kongres Nasional.
Pasal 17
Laporan Keuangan

Setiap perangkat Afiliasi wajib menyampaikan laporan rekapitulasi penerimaan dan
pengeluaran keuangan organisasi secara periodik minimal setiap 3 (tiga) bulan sekali
kepada seluruh perangkat dibawah dan diatasnya.
Pasal 18
Kontrol dan Pemeriksaan Keuangan
Setiap Anggota melakukan kontrol dan pemeriksaan keuangan organisasi setiap waktu
tanpa boleh dihalang-halangi oleh siapapun, sepanjang dilakukan dengan cara yang
tertib dan tidak merusak serta menghilangkan data atau bukti-bukti keuangan.
Pasal 19
Uang Pendaftaran dan Iuran
1. Setiap anggota Federasi wajib membayar uang pangkal 1% (satu persen) dari upah
sebulan pada waktu pendaftaran ke Federasinya.
2. Setiap anggota Federasi wajib membayar iuran minimal 0,5% (setengah persen) per
bulan dari ketentuan upah minimum setempat.

3. Uang iuran harus dibayar setiap bulan.
4. Dalam hal Afiliasi menunggak uang iuran, maka diberlakukan sanksi sebagai berikut ;
a. Menunggak uang iuran selama 6 ( enam ) bulan berturut-turut tidak berhak
mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi.
b. Menunggak uang iuran selama 9 ( sembilan ) bulan berturut-turut tidak berhak
mengikuti Kongres Nasional.
c. Menunggak uang iuran selama 12 ( dua belas ) bulan berturut-turut dinyatakan
mengundurkan diri.

4

Pasal 20
Penggunaan Dan Pendistribusian Uang Pangkal
Uang pangkal digunakan untuk keperluan :
a.
Pembuatan KTA;
b.
Pembuatan kop surat dan stempel serikat pekerja;
c.
Pembelian buku-buku peraturan perundang-undangan, kesekretariatan,

administrasi, pembukuan keuangan.
Pasal 21
Pendistribusian Iuran Anggota
1. Iuran anggota didistribusikan melalui rekening bank masing masing perangkat
organisasi dengan perincian sebagai berikut :
Perangkat Organisasi
Presentasi
a. Pengurus Serikat Pekerja Tingkat Perusahaan
50 % dari jumlah penerimaan
b. Dewan Pengurus Cabang
30 % dari jumlah penerimaan
c. Dewan Pengurus Daerah
10 % dari jumlah penerimaan
d. Dewan Pengurus Pusat
10 % dari jumlah penerimaan
2. Pendistribusian iuran anggota kepada rekening bank sebagaimana dimaksud pada
ayat 2 harus sudah dilaksanakan paling lambat sepuluh hari sejak tanggal pemungutan.
3. Foto copy tanda bukti transfer bank dikirim selambat lambatnya 7 hari sejak tanggal
pengiriman uang.
4. Pendistribusian uang iuran anggota/chek off system (COS) dilakukan oleh Pengurus

Serikat Pekerja tingkat Perusahaan melalui Bank.
5. Untuk pendistribusian iuran anggota kepada afiliasi di tingkat internasional adalah
menjadi kewajiban DPP KSPN.
Pasal 22
Pengaturan keuangan antara Konfederasi dengan anggota afiliasi.
Bahwa untuk Pengaturan keuangan antara Konfederasi dengan anggota afiliasi diatur
berdasarkan RKAT ( Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan).
Pasal 23
Rekening Bank
1. Untuk ketertiban Lalu lintas penerimaan dan pengeluaran uang organisasi serta guna
memudahkan dalam pengawasannya maka seluruh anggota afiliasi wajib membuka
rekening pada Bank BRI.
2. Nama, alamat dan nomor rekening yang telah dimilki oleh setiap perangkat harus
diberitahukan kepada seluruh perangkat diatas dan dibawahnya.
Pasal 24
Laporan Penarikan Iuran Anggota
1. Setiap unit usaha anggota federasi wajib melaporkan hasil pemungutan iuran anggota
kepada perangkat afiliasi paling lambat setiap 3 bulan sekali.
2.
Setiap perangkat afiliasi federasi wajib membuat laporan tentang serikat pekerja
yang sudah dan atau belum melaksanakan pemungutan dan pendistribusian iuran
anggota paling lambat setiap 3 bulan sekali kepada Afiliasi KSPN..
Pasal 25
Dana Solidaritas

5

Untuk keperluan yang bersifat khusus guna peningkatan pelayanan dan pemberdayaan
organisasi, KSPN berwenang menetapkan dana solidaritas sesuai keperluan organisasi
yang bersumber dari Afiliasi.
BAB VIII
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 26
Struktur KSPN terdiri dari ;
1. Kongres Nasional ( KN )
2. Dewan Pembina (DP)
3. Dewan Pengurus Pusat ( DPP )
4. Dewan Pengurus Daerah ( DPD)
5. Dewan Pengurus Cabang ( DPC )
6. Pengurus Unit Kerja Tingkat Perusahaan.
Pasal 27
Kongres Nasional ( KN )
1. Kedaulatan tertinggi organisasi sepenuhnya berada di tangan Afiliasi, yang
dilaksanakan dalam Kongres Nasional.
2. Kongres Nasional dilaksanakan selama 5 ( lima ) tahun sekali, dan dihadiri oleh ;
a. Dewan Pembina ( DP )
b. Dewan Pengurus Pusat ( DPP )
c. Utusan Afiliasi.
3. Tugas dan Kewenangan Kongres Nasional ;
a. Amandemen / perubahan Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga KSPN.
b. Mengesahkan Progran Umum KSPN untuk periode 5 ( lima ) tahun berikutnya.
c. Mengesahkan Rencana Anggaran Pengeluaran dan Pendapatan Organisasi
(RAPPO).
d. Mengesahkan Dewan Pembina.
e. Mengesahkan Dewan Pengurus Pusat KSPN.
f. Mengesahkan Rekomendasi dan Keputusan lainnya yang dianggap perlu.
Pasal 28
Dewan Pembina
1. Anggota Dewan Pembina adalah mantan pengurus Serikat Pekerja / Serikat Buruh
yang mempunyai kepribadian dan dedikasi yang baik.
2. Dewan Pembina bertugas :
a. Mengawasi pelaksanaan AD & ART KSPN dan Keputusan-keputusan
Kongres Nasional serta berwenang mengeluarkan rekomendasi jika tidak
dijalankan sebagaimana mestinya.
b. Mengadakan kajian dan menetapkan langkah-langkah untuk pencapaian
tujuan organisasi.
c. Mengawasi pengunaan dana dari pemborosan dan penyalahgunaan
kekayaan organisasi. Dewan Pembina dapat menunjuk orang lain untuk
mengadakan pengusutan terhadap semua pihak yang diduga menyalahgunakan
dana dan kekayaan organisasi dan hasil penemuannya dilaporkan ke Rapat
Gabungan.
d. Memberikan saran, masukan, pertimbangan dan rekomendasi terhadap
kebijakan-kebijakan setrategis organisasi.
3. Dewan Pembina dipimpin seorang Ketua dan beberapa anggota..
4. Atas permintaan DPP KSPN, Dewan Pembina dapat menetapkan keputusan yang
berkaitan dengan hubungan internasional.

6

5. Dewan Pembina ditetapkan oleh Kongres KSPN.
Pasal 29
Dewan Pengurus Pusat ( DPP )
1.

Dewan Pengurus Pusat ( DPP ) KSPN terdiri dari :
a. Presiden.
b. Beberapa Wakil Presiden.
c. Sekretaris Jenderal.
d. Beberapa Wakil Sekretaris Jenderal.
e. Bendahara Umum .
f. Wakil Bendahara.
2. Dewan Pengurus Pusat dipilih dan ditetapkan dalam Kongres Nasional.
3. Masa bakti pengurus DPP KSPN selama 5 (lima) tahun.
4. Persyaratan untuk dapat dipilih menjadi Dewan Pengurus Pusat adalah Pengurus
Afiliasi yang masih aktif dan menjadi anggota delegasi yang menghadiri Kongres
Nasional.
5. Setiap anggota Dewan Pengurus Pusat yang tidak menghadiri rapat 3 (tiga ) kali
berturut-turut dapat diberikan sanksi organisasi yaitu dikembalikan kepada Federasinya
dan di ganti orang lain, kecuali mempunyai alasan yang kuat.
6. Dewan Pengurus Pusat bertugas :
a. Melaksanakan keputusan-keputusan organisasi.
b. Bertindak untuk dan atas nama Konfederasi Serikat Pekerja Nasional .
c. Membentuk Departement sesuai dengan kebutuhan.
d. Menetapkan dan mengeluarkan Peraturan Organisasi yang tidak bertentangan
dengan AD & ART KSPN.
e. Menetapkan perwakilan Konfederasi Serikat Pekerja Nasional dalam Lembaga
Ketenagakerjaan, baik Nasional maupun Internasional.
f. Membuat surat keputusan Pengesahan Pengurus DPD dan DPC KSPN.
g. Melantik Pengurus DPD KSPN.
7. Uraian dan pembagian tugas pengurus DPP KSPN diatur melalui keputusan rapat
DPP KSPN.
Pasal 30
Departement
1. Dalam rangka pengembangan organisasi, Dewan Pengurus Pusat KSPN membentuk
Departement – Departement sesuai dengan Kebutuhan.
2. Setiap kegiatan Departement - Departement harus dikoordinasikan dan dilaporkan
kepada Dewan Pengurus Pusat.
3. Tata Cara Pembentukan, kewajiban dan tanggung jawab Departement diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Organisasi yang ditetapkan oleh Rapat Pleno.
BAB IX
DEWAN PENGURUS DAERAH ( DPD ), DEWAN PENGURUS CABANG ( DPC ) DAN
PENGURUS UNIT KERJA TINGKAT PERUSAHAAN.
Pasal 31
Dewan Pengurus Daerah ( DPD )
1. Dewan Pengurus Daerah ( DPD ) KSPN dibentuk melalui Konferensi daerah
( Konferda ) di Provinsi tersebut.
2. Dewan Pengurus Daerah KSPN dipimpin oleh :
a. Ketua;
b. Beberapa Wakil Ketua;
c. Sekretaris;

7

d. Beberapa Wakil Sekretaris ;
e. Bendahara
3. DPD KSPN Melantik DPC KSPN yang telah mendapat SK Pengesahan Pengurus dari
DPP KSPN.
4. Dalam rangka membantu tugas dan Operasional Dewan Pengurus Daerah KSPN,
maka dapat dibentuk Divisi - divisi sesuai dengan Kebutuhan.
5. Setiap kegiatan Divisi - divisi harus dikoordinasikan dan dilaporkan kepada Dewan
Pengurus Daerah KSPN.
6. Masa bhakti Pengurus Dewan Pengurus Daerah adalah 5 ( lima ) tahun.
7. Tata cara pemilihan Pengurus DPD KSPN diatur oleh Panitia Konferda.
Pasal 32
Dewan Pengurus Cabang ( DPC )
1. Dewan Pengurus Cabang ( DPC ) KSPN dibentuk melalui Konferensi Cabang
( Konfercab ) di Kabupaten/Kota tersebut.
2. Dewan Pengurus Cabang KSPN dipimpin oleh :
a. Ketua ;
b. Beberapa Wakil Ketua;
c. Sekretaris;
d. Beberapa Wakil Sekretaris;
e. Bendahara.
3. DPC KSPN Menetapkan SK dan melantik Pengurus Unit Kerja Tingkat Perusahaan.
4. Dalam rangka membantu tugas dan Operasional Dewan Pengurus Cabang KSPN,
maka dapat dibentuk Bidang - bidang sesuai dengan Kebutuhan.
5. Setiap kegiatan Bidang - bidang harus dikoordinasikan dan dilaporkan kepada Dewan
Pengurus Cabang KSPN.
6. Masa bhakti Pengurus Dewan Pengurus Cabang adalah 5 ( lima ) tahun.
7. Tata cara Pemilihan Pengurus DPC KSPN diatur oleh Panitia Konfercab.
Pasal 33
Pengurus Unit Kerja Tingkat Perusahaan
1. Pengurus Unit Kerja tingkat Perusahaan dibentuk melalui Konferensi Anggota
(Konferta) di tingkat Perusahaan tersebut.
2. Pengurus Unit Kerja tingkat Perusahaan dipimpin oleh :
a. Ketua ;
b. Beberapa Wakil Ketua;
c. Sekretaris;
d. Beberapa Wakil Sekretaris;
e. Bendahara.
3. Masa bhakti Pengurus Unit Kerja tingkat Perusahaan adalah 5 ( lima ) tahun.
4. Tata cara Pemilihan Pengurus Unit Kerja tingkat Perusahaan diatur oleh Panitia
Konferta.
BAB X
KONFERDA, KONFERDALUB, KONFERCAB,
KONFERCABLUB, KONFERTA DAN KONFERTALUB
Pasal 34
Konferensi Daerah
(KONFERDA)
1. Konferensi Daerah (KONFERDA) adalah badan permusyawaratan di tingkat wilayah
Propinsi yang berwenang untuk :
a. Menilai Laporan pertanggung jawaban DPD di tingkat Daerah;

8

b. Menetapkan skala prioritas pelaksanaan program kerja nasional sesuai
dengan kondisi obyektif pada daerah yang bersangkutan;
c. Memilih dan menetapkan Ketua dan Pengurus DPD .
2. KONFERDA diadakan setiap 5 (Lima) tahun sekali.
3. Ketentuan tata cara pemilihan lebih lanjut tentang KONFERDA diatur oleh panitia
Konferda.
Pasal 35
Konferensi Daerah Luar Biasa
(KONFERDALUB)
1. Konferda luar biasa (KONFERDALUB) dapat diselenggarakan , apabila :
a. Adanya resolusi tertulis dari paling sedikit 2/3 (dua pertiga) jumlah anggota di
daerah Propinsi tersebut yang mempunyai reputasi baik dalam membayar iuran;
b. Jumlah Pengurus DPD tinggal 3 (tiga) orang.
2. Keputusan tentang pelaksanaan KONFERDALUB ditetapkan dalam RAKORDA.
3. Paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum KONFERDALUB diadakan, DPD sudah
mengumumkan dimana dan kapan KONFERDALUB akan diadakan.
4. Ketentuan mengenai KONFERDALUB adalah sama dengan Konferda.
Pasal 36
Peserta Konferensi Daerah dan Konferdalub
1.

Peserta Konferda / Konferdalub adalah :
a. Seluruh Pengurus DPC KSPN dan Federasi Sektor Kabupaten / Kota di
Provinsi tersebut.
b. Hak Kepesertaan Konferda / Konferdalub didasarkan pada anggota yang aktif
membayar iuran.
2. Pengurus DPD KSPN dan Divisi - divisi beserta Federasinya wajib hadir dalam
Konferda / Konferdalub karena jabatan.
Pasal 37
Konferensi Cabang
(KONFERCAB)
1. Konferensi Cabang (KONFERCAB) adalah badan permusyawaratan DPC ditingkat
Kabupaten/Kota yang berwenang untuk:
a. Menilai Laporan Pertanggungjawaban DPC ;
b. Menetapkan skala prioritas program kerja sesuai dengan kondisi obyektif cabang yang
bersangkutan;
c. Memilih ketua dan pengurus DPC .
2. KONFERCAB dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali.
3. Ketentuan tata cara pemilihan lebih lanjut mengenai KONFERCAB, diatur oleh panitia
Konfercab.
Pasal 38
Konferensi Cabang Luar Biasa
(KONFERCABLUB)
1. Konferensi Cabang Luar Biasa (KONFERCABLUB) dapat diselenggarakan apabila :
a. Adanya Resolusi tertulis dari paling sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah
anggota didaerah Kabupaten/Kota yang mempunyai reputasi baik dalam
membayar iuran;
b. Jumlah Pengurus DPC tinggal 3 (tiga) orang.

9

2. Keputusan tentang pelaksanaan KONFERCABLUB ditetapkan dalam Sidang
Rakorcab.
3. Paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum KONFERCABLUB diadakan, DPC sudah
mengumumkan dimana dan kapan KONFERCABLUB diadakan.
4. Ketentuan mengenai KONFERCABLUB sama dengan Konfercab.
Pasal 39
Peserta Konfercab dan Konfercablub
1. Peserta Konfercab / Konfercablub adalah Pengurus Serikat Pekerja Anggota Federasi
Sektor Tingkat Perusahaan di Kabupaten / Kota yang ditetapkan sebagai berikut :
a. Memiliki anggota pembayar iuran aktif sampai dengan 1000 (seribu) anggota
berhak diwakili 3 (tiga) orang.
b. Memiliki anggota pembayar iuran aktif 1001 (seribu satu) anggota sampai
dengan 3000 (tiga ribu) anggota berhak diwakili 4 (empat) orang.
c. Memiliki anggota pembayar iuran aktif 3001 (tiga ribu satu) anggota sampai
dengan 5000 (lima ribu) anggota berhak diwakili 5 (lima) orang.
d. Memiliki anggota pembayar iuran aktif diatas 5000 (lima ribu) anggota
maksimum berhak diwakili 6 (enam) orang.
2. Pengurus DPC KSPN dan Bidang – Bidang beserta Federasinya wajib hadir dalam
Konfercab / Konfercablub karena jabatan.
Pasal 40
Konferensi Anggota
(KONFERTA)
1.
Konferensi Anggota (KONFERTA) adalah badan permusyawaratan Pengurus Unit
Kerja ditingkat Perusahaan yang berwenang untuk:
a.
Menilai Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Unit Kerja Tingkat
Perusahaan ;
b.
Menetapkan skala prioritas program kerja sesuai dengan kondisi obyektif di
Pengurus Unit Kerja Tingkat Perusahaan yang bersangkutan;
c.
Memilih ketua dan Kepengurusan Unit Kerja Tingkat Perusahaan.
2.
KONFERTA dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali.
3.
Ketentuan tata cara pemilihan lebih lanjut mengenai KONFERTA, diatur oleh
panitia Konferta.
Pasal 41
Konferensi Anggota Luar Biasa
(KONFERTALUB)
1.
Konferensi Anggota Luar Biasa (KONFERTALUB) dapat diselenggarakan apabila
Adanya Resolusi tertulis dari anggota paling sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota
ditingkat Perusahaan yang membayar iuran;
2.
Keputusan tentang pelaksanaan KONFERTALUB ditetapkan dalam Sidang
Rakorta.
3.
Paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum KONFERTALUB diadakan, Pengurus
Unit Kerja sudah mengumumkan dimana dan kapan KONFERTALUB diadakan.
4.
Ketentuan mengenai KONFERTALUB sama dengan Konferta.
Pasal 42
Peserta Konferta dan Konfertalub
1. Peserta Konferta / Konfertalub adalah seluruh anggota atau Perwakilan Anggota yang
ditetapkan oleh panitia konferta / konfertalub.
2.
Pengurus Unit Kerja wajib hadir dalam Konferta / Konfertalub karena jabatannya.

10

BAB XI
RAPAT-RAPAT ORGANISASI
Pasal 43
Jenis Rapat Organisasi terdiri dari :
1. Kongres Nasional
2. Kongres Nasional Luar Biasa
3. Rapat Dewan Pembina
4. Rapat Dewan Pengurus Pusat
5. Rapat Pleno
6. Rapat Gabungan
7. Rapat Kerja Nasional.
8. Rapat Kerja Daerah.
9. Rapat Kerja Cabang.
10. Rapat Kerja Anggota di Tingkat Perusahaan.
11. Rapat Koordinasi.
Pasal 44
Ketentuan Pelaksanaan Kongres Nasional
1.
Mengacu pada pasal 28 AD & ART ini, Dewan Pembina menetapkan tanggal,
tempat dan acara Kongres Nasional yang harus disampaikan kepada Afiliasi melalui
Dewan Pengurus Pusat 6 (enam) bulan sebelumnya.
2.
Agenda Kongres Nasional mencakup :
a.
Pengesahan kepesertaan Kongres Nasional.
b.
Penetapan agenda dan tata tertib Kongres Nasional.
c.
Laporan pertanggung jawaban Dewan Pengurus Pusat.
d.
Amandemen AD & ART KSPN.
e.
Pengesahan program umum.
f.
Pengesahan rekomendasi.
g.
Pemilihan dan pengesahan anggota Dewan Pengurus Pusat.
h.
Pengesahan Dewan Pembina.
3. Setiap Afiliasi sudah harus menyampaikan surat kepada Dewan Pengurus Pusat
selambat-lambatnya 1 (satu ) bulan sebelum Kongres Nasional berlangsung yang
memuat :
a.
Nama delegasi dan nama peninjau.
b.
Saran-saran yang perlu dibahas dalam Kongres Nasional.
4. Sekretaris Jenderal paling lambat 14 (empat belas ) hari sebelum Kongres Nasional
dilaksanakan mengirimkan surat pemberitahuan tentang :
a.
Draf agenda Kongres Nasional.
b.
Semua dokumen laporan kegiatan Dewan Pengurus Pusat.
c.
Saran-saran untuk diputuskan dalam Kongres Nasional.
5. Kongres Nasional dalam pengambilan keputusan melalui musyawarah. Dalam hal
musyawarah tidak tercapai kata sepakat, maka ditempuh cara pemungutan suara
berdasarkan suara terbanyak. Keputusan dinyatakan sah apabila disetujui oleh lebih dari
separuh jumlah delegasi yang hadir.
6. Untuk usulan amandemen atau perubahan AD & ART KSPN keputusan harus
didukung oleh sekurang-kurangnya lebih dari separuh jumlah afiliasi.
Pasal 45
Peserta Kongres Nasional
1. Ketentuan jumlah delegasi dari setiap Afiliasi dalam Kongres Nasional ditetapkan
melalui keputusan panitia Kongres KSPN.

11

2. Hak suara dalam Kongres Nasional didasarkan pada jumlah anggota yang aktif
membayar iuran.
3. Afiliasi dapat mengirim peninjau yang tidak memiliki hak suara yang jumlahnya tidak
melebihi jumlah delegasi.
4. Anggota Dewan Pembina dan Dewan Pengurus Pusat wajib hadir dalam Kongres
Nasional dengan hak suara.
Pasal 46
Kuorum dan Pengambilan keputusan
1. Kongres Nasional dinyatakan mencapai kuorum apabila dihadiri lebih dari separuh
jumlah Afiliasi.
2. Apabila kuorum tidak tercapai, Kongres Nasional harus menunda pelaksanaannya
selama 30 ( tiga puluh ) menit.
3. Apabila setelah penundaan kuorum belum juga tercapai, atas kesepakatan delegasi
Kongres Nasional dapat dilaksanakan dan tidak berwenang mengamandemen AD & ART
KSPN.
Pasal 47
Kongres Nasional Luar Biasa
1.

Kongres Nasional Luar Biasa dapat diadakan :
a.
Apabila terjadi sesuatu yang akan berpengaruh terhadap kelangsungan
organisasi.
b. Atas permintaan secara tertulis sekurang-kurangnya separuh jumlah Afiliasi
dengan menyebutkan tujuan dan alasannya.
2. Kongres Nasional Luar Biasa dilaksanakan dalam waktu enam puluh hari setelah
Dewan Pembina menerima surat permintaan.
3. Pemberitahuan dan agenda sidang Kongres Nasional Luar Biasa disampaikan
kepada Afiliasi selambat-lambatnya 15 ( lima belas ) hari sebelum Kongres Nasional Luar
Biasa dilaksanakan.
4. Keputusan Kongres Nasional Luar Biasa sama nilainya dengan Keputusan Kongres
Nasional.
5. Ketentuan mengenai hak dan kewajiban Afiliasi dalam menghadiri Kongres Nasional
Luar Biasa ditetapkan sama dengan Kongres Nasional.
6.
Sekretaris Jenderal menyampaikan hasil sidang Kongres Nasional Luar Biasa
selambat-lambatnya 2 ( dua ) bulan setelah Sidang Kongres Nasional Luar Biasa
dilaksanakan.
Pasal 48
Rapat Dewan Pembina
1.
Rapat Dewan Pembina diselenggarakan sekurang-kurangnya 3 ( tiga ) bulan
sekali.
2. Rapat Dewan Pembina dinyatakan kuorum apabila dihadiri oleh lebih dari setengah
jumlah anggota Dewan Pembina atau lebih dari separuh jumlah Afiliasi.
3.
Setiap keputusan rapat Dewan Pembina dinyatakan sah, apabila didukung
mayoritas peserta rapat.
Pasal 49
Rapat Dewan Pengurus Pusat
1.
Rapat Dewan Pengurus Pusat dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali dalam
sebulan dan kuorum dinyatakan sah apabila dihadiri lebih dari separuh jumlah pengurus.
2. Rapat Dewan Pengurus Pusat dilaksanakan oleh Sekretaris Jenderal dengan
pemberitahuan sebelumnya yang memuat agenda, tanggal dan tempat rapat.

12

3. Apabila terdapat suatu permasalahan yang terpaksa dilakukan pemungutan suara,
keputusan ditentukan dengan suara mayoritas.
Pasal 50
Rapat Pleno
1. Rapat Pleno dilaksanakan sekurang-kurangnya 4 ( empat ) bulan sekali dan dihadiri
oleh :
a.
Seluruh pengurus Dewan Pengurus Pusat.
b.
Seluruh Departeman
c.
Pengurus Pimpinan Pusat Federasi.
2. Selain rapat periodik, atas permintaan Departement Dewan Pengurus Pusat sewaktuwaktu dapat dilaksanakan pleno.
3.
Agenda rapat pleno disusun oleh Sekretaris Jenderal.
4. Rapat pleno dipimpin oleh Presiden dan Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat
atau yang ditunjuk mewakili.
5.
Rapat pleno dinyatakan mencapai kuorum dan sah, apabila dihadiri lebih dari
separuh jumlah pengurus Dewan Pengurus Pusat dan lebih dari separuh jumlah
departement.
Pasal 51
Rapat Gabungan
1.
Rapat Gabungan antara Dewan Pembina dengan Dewan Pengurus Pusat
dilaksanakan secara periodic 6 ( enam ) bulan sekali dan dihadiri oleh :
a. Seluruh anggota Dewan Pembina.
b. Seluruh Pengurus Dewan Pengurus Pusat
c. Seluruh Departement.
2.
Angeda Rapat Gabungan adalah :
a. Evaluasi
b. Menetapkan kebijakan-kebijakan organisasi yang perlu segera dilaksanakan
oleh Dewan Pengurus Pusat.
3. Selain rapat periodik, atas permintaan Dewan Pembina atau permintaan Dewan
Pengurus Pusat, sewaktu-waktu dapat dilaksanakan rapat gabungan.
4. Rapat Gabungan dipimpin bersama oleh ketua Dewan Pembina, Presiden dan
Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat atau yang ditunjuk mewakili.
5. Rapat Gabungan dinyatakan kuorum dan sah, apabila dihadiri lebih dari separuh
jumlah anggota Dewan Pembina dan lebih dari separuh jumlah pengurus Dewan
Pengurus Pusat.
Pasal 52
Rapat Kerja Nasional
1. Rapat Kerja Nasional ( RAKERNAS ) Berwenang :
a. elakukan Evaluasi terhadap Pelaksanaan Program Kerja Organisasi
b. Membuat dan Menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Organisasi
(RKAT)
c.
Membahas dan menetapkan hal – hal yang dianggap penting.
2. Rakernas dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali, dan dihadiri oleh ;
a. Pengurus DPP KSPN.
b. Dewan Pembina.
c. Pengurus Pimpinan Pusat Federasi.
d. Para ketua dan Sekretaris DPD KSPN seluruh Indonesia yang diberi mandat.
3.
RAKERNAS Wajib diselenggarakan oleh DPP KSPN.
Pasal 53

13

Rapat Kerja Daerah
1.
Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) dilaksanakan sekurang kurangnya 1 (satu ) tahun
sekali yang berwenang :
a. Melakukan Evaluasi terhadap Pelaksanaan Program Kerja Daerah
b. Membuat dan Menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Organisasi (RKAT) Daerah.
c.
Membahas dan menetapkan hal – hal yang dianggap penting.
2.
Rakerda dihadiri oleh :
a.
Para Pengurus DPD KSPN,
b.
Para ketua dan Sekretaris DPC KSPN.
c.
Pengurus Federasi di Tingkat Propinsi tersebut.
d.
Pengurus DPP KSPN sebagai Narasumber.
3.
Rakerda Wajib dilaksanakan oleh Dewan Pengurus Daerah KSPN Propinsi.
Pasal 54
Rapat Kerja Cabang
1.
a.
b.
c.

3.

Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB) dilaksanakan sekurang kurangnya 1 (satu ) tahun sekali
yang berwenang :
Melakukan Evaluasi terhadap Pelaksanaan Program Kerja Cabang
Membuat dan Menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Organisasi (RKAT) Cabang.
Membahas dan menetapkan hal – hal yang dianggap penting.
2.
Rakercab dihadiri oleh :
a.
Pengurus DPC KSPN setempat.
b.
Pengurus Federasi di Tingkat Kabupaten / Kota.
c.
Pengurus Unit Kerja Tingkat Perusahaan.
d.
Pengurus DPD KSPN sebagai Narasumber.
Rakercab Wajib dilaksanakan oleh DPC KSPN Kabupaten / Kota.
Pasal 55
Rapat Kerja Anggota Tingkat Perusahaan
1.
Rapat Kerja Anggota Tingkat Perusahaan (Rakerta) dilaksanakan sekurang kurangnya 1
(satu ) tahun sekali yang berwenang :
a. Melakukan Evaluasi terhadap Pelaksanaan Program Kerja Organisasi tingkat
Perusahaan.
b. Membuat dan Menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Organisasi (RKAT)
Tingkat Perusahaan.
c. Membahas dan menetapkan hal – hal yang dianggap penting.
2. Rakerta dihadiri oleh :
a. Pengurus Unit Kerja.
b. Para Perwakila Anggota.
c. Pengurus DPC KSPN sebagai Narasumber.
3. Rakerta Wajib dilaksanakan oleh Pengurus Unit Kerja Tingkat Perusahaan.
Pasal 56
Rapat Koordinasi
Rapat Koordinasi dapat dilaksanakan oleh semua Struktur Organisasi KSPN (DPP, DPD,
DPC dan Pengurus Unit Kerja tingkat Perusahaan) sesuai dengan Urgensinya.
BAB
XII
PENGGANTIAN JABATAN ANTAR WAKTU
Pasal 57

14

1. Dalam hal terjadi kekosongan pengurus Dewan Pengurus Pusat atau anggota Dewan
Pembina, dapat diisi dengan Jabatan Antar Waktu.
2. Pengisian Jabatan Antar Waktu sebagaimana dimaksud ayat 1, harus berasal dari
anggota Afiliasi yang sama dan ditetapkan melalui rapat gabungan.
3. Dalam hal Presiden dan Sekretaris Jenderal meninggal dunia, mengundurkan diri
atau diberhentikan, penggantiannya dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Gabungan.
4. Pengukuhan penetapan Jabatan Antar Waktu tersebut dilakukan dengan Surat
Keputusan Dewan Pengurus Pusat.
BAB XIII
ATURAN PERALIHAN
Pasal 58
1. Dalam hal terjadi perubahan tertentu yang menghambat kelancaran organisasi, maka
AD & ART KSPN dapat diamanademen melalui Rakornas yang diagendakan khusus
untuk itu.
2. Amandemen AD/ART dilakukan 1 (satu) tahun setelah Kongres Nasional.
3. Hal-hal yang belum cukup diatur dalam AD & ART KSPN ini, diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Organisasi yang ditetapkan melalui Rakornas.
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 59
Umum
Anggota Dewan Pembina serta Dewan Pengurus Pusat yang berhenti sebagai pengurus
Afiliasi, keanggotaannya dalam kepengurusan Konfederasi Serikat Pekerja Nasional
dengan sendirinya gugur dari jabatannya.
Pasal 60
Pembubaran
1. KSPN hanya dapat dibubarkan atas permintaan dan persetujuan 2/3 ( dua per tiga )
dari jumlah Afiliasi melalui Kongres Nasional yang diadakan khusus untuk itu.
2.
Dalam hal KSPN bubar, segala utang piutang termasuk kewajiban keuangan
terhadap pengurus Full Time dan Pegawai – pegawai harus dibayarkan terlebih dahulu.
3. Seluruh kekayaan yang masih tersisa harus dijual dan bila masih ada sisanya
dibagikan kepada Afiliasi secara proposional.
Pasal 61
Masa Berlakunya AD & ART KSPN
AD & ART KSPN ini mulai belaku sejak tanggal di tetapkan.
Ditetapkan di : Bandung
Pada Tanggal : 1 April 2014
DEWAN PENGURUS PUSAT
KONFEDERASI SERIKAT PEKERJA NASIONAL
(DPP – KSPN)
TTD

TTD

15

H. BAMBANG WIRAHYOSO, SE
Presiden

H. INDRA YANA, SH
Sekretaris Jenderal

16