PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN D

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN MOTIVASI SEBAGAI
VARIABEL MODERATOR PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI
PT. DAESE GARMIN
Sisca Yulia Mahanani
Anita Silvianita
Institut Manajemen Telkom (IMT)
a_silvianita@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh program keselamatan dan kesehatan
(K3) terhadap kinerja karyawan dengan motivasi sebagai variabel moderator. Jenis penelitian
ini adalah studi deskriptif dan studi kausal. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif. Data diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 91
karyawan di PT. Daese Garmin. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan metode
path analysis. Dari hasil penelitian didapat bahwa pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) dan motivasi secara simultan terhadap kinerja adalah 60,3%, sedangkan sisanya sebesar
39,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Sedangkan
secara parsial, adanya hubungan antara K3 (X) terhadap motivasi (Z) sebesar 91,7 %, adanya
hubungan antara motivasi (Z) terhadap kinerja (Y) sebesar 73,2 %, dan adanya hubungan
antara K3 (X) terhadap kinerja (Y) sebesar 56,8 %.
Kata Kunci : Program K3, Kinerja, Motivasi


PENDAHULUAN
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah kegiatan yang menjamin terciptanya
kondisi kerja yang aman, terhindar dari gangguan fisik dan mental melalui pembinaan dan
pelatihan, pengarahan, dan kontrol terhadap pelaksanaan tugas dari para karyawan dan
pemberian bantuan sesuai dengan aturan yang berlaku, baik dari lembaga pemerintah maupun
perusahaan dimana mereka bekerja (Yuli, 2006:211). Dalam melaksanakan pekerjaanya,
tenaga kerja akan menghadapi ancaman bagi keselamatan dan kesehatannya dari pelaksanaan
kerja. Dalam rangka menjalankan usaha yang aman maka program perlindungan karyawan
melalui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) harus
dilakukan secara konsisten. Hal ini sesuai dengan Ketentuan pokok tentang perlindungan
tenaga kerja tercantum dalam UURI Nomor 14 tahun 1969 pasal 9 dan pasal 86 ayat 1 UU

No. 13 Tahun 2003, yaitu tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan,
kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat
manusia dan moral agama.
Belum optimalnya K3, dapat dilihat dari data kecelakaan kerja PT. Daese Garmin berikut
ini.
GRAFIK KECELAKAAN KERJA
JUMLAH KARYAWAN


4
3
2
1
0
jan feb maretapril mei juni juli agst sep okt nov des
Gambar 1.1
Grafik Kecelakaan Kerja Periode Januari-Desember 2012
Sumber : Data Internal Bagian Produksi PT. Daese Garmin

Berdasarkan Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa dalam pelaksanaan kegiatan produksi di PT.
Daese Garmin masih terjadi kecelakaan kerja, dalam setahun saja terjadi 24 kecelakaan kerja.
Kecelakaan terbanyak terjadi pada bulan Januari. Berdasarkan hasil wawancara, naik
turunnya jumlah kecelakaan disebabkan oleh faktor lingkungan kerja dan faktor manusia.
Dapat dilihat bahwa kecelakaan/insiden akibat kerja dapat terjadi sewaktu-waktu. Kecelakaan
maupun insiden yang tidak diinginkan dapat menyebabkan cidera, gangguan produksi dan
menurunnya kinerja karyawan. (Dharman, 2009:190).
Tabel 1.1
Rekapitulasi Absensi Karyawan Bagian Produksi

PT. Daese Garmin Bulan Januari – Desember 2012

Keterangan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni

Jumlah
Karyawa
n
1177
1177
1070
990
1000
1034


Sakit
209
251
249
239
259
247

Izin
80
105
172
123
169
221

Mangkir
64
69
84

52
30
65

Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

1029
1008
976
929
976
984

266
192

245
290
206
186

213
166
172
172
189
152

39
53
40
40
56
46

Sumber : Data Internal Bagian SDM PT. Daese Garmin


Terlihat jumlah absensi yang berubah-ubah terutama sakit dan izin yang cenderung tinggi.
Pada Tabel 1.1 menunjukkan tingkat jumlah kemangkiran, sakit dan izin tinggi hal tersebut
menunjukan kinerja karyawan belum optimal. Absensi karyawan merupakan salah satu yang
dapat menjadi dasar pengukuran motivasi, semakin banyak karyawan yang absen (tidak
hadir) berarti tingkat motivasi mereka untuk menyelesaikan pekerjaannya semakin rendah
dan berimbas pada kinerja karyawan (Sarworini,2007:4). Kinerja yang belum optimal juga
dibuktikan pada Tabel 1.2 .
Tabel 1.2
Data Target dan Hasil Produksi PT. Daese Garmin
Bulan Januari-Desember 2012
Bulan

Target

Hasil Produksi

Selisih

Januari

Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

(Piece)
12.060
12.275
11.605
11.885
12.556
10.929
12.235

11.225
10.557
10.759
11.563
11.750

(Piece)
8.318
9.580
10.118
10.525
10.687
8.564
10.041
9.287
8.010
8.224
9.875
9.367


(Piece)
-3.742
-2.695
-1.487
-1.360
-1.869
-2.365
-2.194
-1.938
-2.547
-2.535
-1.688
-1.383

Sumber : Data Internal Bagian Produksi PT. Daese Garmin

Berdasarkan Tabel 1.2 terlihat bahwa kinerja karyawan pada periode Januari-Desember
2012 belum mencapai target produksi yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan fenomena
pencapaian kinerja karyawan yang belum optimal. Melalui pelaksanaan program K3 yang
optimal diharapkan dapat menurunkan angka terjadinya kecelakaan dan penurunan kondisi

kesehatan serta dapat meningkatkan kinerja karyawan, sehingga tingkat motivasi kerja,

disiplin, dan tanggung jawab karyawan akan meningkat yang pada akhirnya akan tercapai
tujuan perusahaan. (Ersyadinata, 2012:13)
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, masalah yang akan dibahas adalah :
1. Bagaimana pengaruh penerapan

program keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

terhadap motivasi karyawan Bagian Produksi PT. Daese Garmin?
2. Bagaimana pengaruh penerapan

program keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

terhadap kinerja karyawan Bagian Produksi PT. Daese Garmin?
3. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan Bagian Produksi PT. Daese
Garmin?
4. Bagaimana pengaruh penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan
motivasi terhadap kinerja karyawan Bagian Produksi PT. Daese Garmin?

LANDASAN TEORI
Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Kinerja melalui Motivasi
Program K3 yang dilaksanakan oleh perusahaan diharapkan dapat mempertinggi derajat
keselamatan dan kesehatan karyawan. Apabila masalah keselamatan dan kesehatan ini tidak
diperhatikan akan dapat menjadi bumerang bagi perusahaan dan karyawan itu sendiri. Bagi
karyawan yang kondisi kesehatannya terganggu jelas akan berdampak pada penyelesaian
pekerjaannya, sehingga membuat kinerja menurun.
Menurut Sarworini (2007: 4) Absensi karyawan merupakan salah satu yang dapat menjadi
dasar pengukuran motivasi, semakin banyak karyawan yang tidak hadir berarti tingkat
motivasi mereka untuk menyelesaikan pekerjaannya semakin rendah dan berimbas pada
kinerja karyawan. Sedangkan menurut Sedarmayanti (2009:24) Adanya program keselamatan
dan kesehatan yang baik dan memenuhi syarat akan menguntungkan pegawai secara material,
bekerja dengan lingkungan yang lebih menyenangkan, sehingga secara keseluruhan akan
mampu bekerja lebih lama dan lebih produktif sehingga dapat meningkatkan kinerja.

Melalui pelaksanaan program K3 yang optimal diharapkan dapat menurunkan angka
terjadinya kecelakaan dan penurunan kondisi kesehatan serta dapat meningkatkan kinerja
karyawan, sehingga tingkat motivasi kerja, disiplin, dan tanggung jawab karyawan akan
meningkat yang pada akhirnya akan tercapai tujuan perusahaan (Ersyadinata, 2012:12).
Dengan adanya K3 maka kinerja kerja karyawan dapat terwujud. Kondisi kerja yang aman,
sehat dan terjamin keselamatan karyawan maka akan timbul rasa puas didalam diri karyawan,
yang dapat terlihat pada sikap karyawan yang bergairah dalam bekerja (Dharman, 2009:202).
Dari uraian diatas tampak jelas, bahwa melalui program K3 berhubungan erat dengan
kinerja karyawan. Apabila perusahaan dapat menciptakan suasana kerja yang aman dan
tenang, maka karyawan akan merasa dihargai dan diperhatikan. Sehingga karyawan akan
mempunyai loyalitas, motivasi dan pada akhirnya meningkatkan kinerja.
Kerangka Pemikiran
Menurut Yuli (2006:211) K3 adalah kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi kerja
yang aman, terhindar dari gangguan fisik dan mental melalui pembinaan dan pelatihan,
pengarahan, dan kontrol terhadap pelaksanaan tugas dari para karyawan dan pemberian
bantuan sesuai dengan aturan yang berlaku, baik dari lembaga pemerintah maupun
perusahaan dimana mereka bekerja sehingga dapat meningkatkan kinerja secara optimal.
Menurut Moenir (2006:203) faktor keselamatan kerja terdiri dari lingkungan kerja fisik dan
lingkungan sosial psikologis, sedangkan menurut Manullang (2006:87) faktor kesehatan kerja
terdiri dari lingkungan kerja secara medis, sarana kesehatan dan pemeliharaan kesehatan.
Menurut Mangkunegara (2009:67) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Robbins (2008:233) menyatakan bahwa tingkat kinerja
pegawai sangat tergantung pada kedua faktor yaitu kemampuan pegawai itu sendiri, seperti

tingkat pendidikan, pengetahuan, pengalaman, dimana tingkat kemampuan yang semakin
tinggi akan mempunyai kinerja yang tinggi pula.
Menurut Robbins (2008:222), motivasi didefinisikan sebagai proses yang menjelaskan
intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Intensitas, arah,
dan ketekunan merupakan elemen dalam motivasi.
Melalui pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja yang optimal diharapkan
dapat menurunkan angka terjadinya kecelakaan dan penurunan kondisi kesehatan pegawai.
Selain itu, program K3 diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan, sehingga tingkat
motivasi kerja, disiplin, tanggung jawab dan kinerja karyawan akan meningkat yang pada
akhirnya akan tercapai tujuan perusahaan. (Dharman, 2009:201). Penulis memasukkan
motivasi sebagai variabel moderator yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
tingkat kinerja karyawan pada PT. Daese Garmin.
KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (X)
 Keselamatan Kerja
- Lingkungan Kerja Fsik

KINERJA (Y)

Lingkungan Sosial Psikologis
 Kesehatan Kerja
- Lingkungan Kerja secara Medis



Kualitas



Kuantitas

- Sarana Kesehatan
- Pemeliharaan Kesehatan

MOTIVASI (Z)


Intensitas



Arah



Ketentuan

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi deskriptif dan studi kausal. Studi deskriptif dilakukan untuk
mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam
suatu situasi. Sedangkan studi kausal dilakukan untuk meneliti hubungan antara sebab dan
akibat. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Populasi dan Sampel Penelitian
populasi yang ingin diteliti pada penelitian adalah seluruh pegawai bagian produksi PT.
Daese Garmin yang berjumlah 1029 pegawai dan yang dijadikan sampel sebanyak 91 orang.
Teknik sampling yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah probability sampling.
Dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner
dengan skala Keselamatan dan Kesehatan Kerja, skala Kinerja, dan skala Motivasi. Jenis
skala yang digunakan yaitu skala Likert.
Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis jalur
(path analysis). Analisis deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja (K3), kinerja dan motivasi di PT. Daese Garmin. Sedangkan analisis jalur
untuk menguji hubungan kausal antar variabel baik pengaruh langsung maupun pengaruh
tidak langsung. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 20.0 for
windows.

HASIL PENELITIAN
Perhitungan Koefisien Jalur Secara Simultan (Keseluruhan)
Untuk melihat pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X) dan Motivasi (Z) secara
simultan terhadap Kinerja (Y) dapat dilihat berdasarkan hasil perhitungan dalam model
summary, khususnya angka R square dibawah ini :
Tabel 4.6
Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model

R

R Square

Adjusted R

Std. Error of the

Square
1
.777a
.603
a. Predictors: (Constant), Motivasi, K3

Estimate
.37747

.594

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat besarnya R square (R 2) adalah 0,603. Hal ini
menunjukkan bahwa besarnya pengaruh K3 dan motivasi secara simultan terhadap kinerja.
Angka tersebut menunjukkan pengaruh K3 dan motivasi secara simultan terhadap kinerja
adalah 60,3 %. Sementara itu, untuk menguji kelayakan model dilakukan dengan
menggunakan tabel ANOVA atau Uji F dengan hipotesis:
Ho: keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan motivasi tidak berpengaruh secara simultan
dan signifikan terhadap kinerja.
Ha: keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan motivasi berpengaruh secara simultan dan
signifikan terhadap kinerja.

ANOVAa

Tabel 4.7

Model

Sum of

df

Mean

Squares

Tabel ANOVA
Regressio
1

2

9.539

Residual

12.538

88

.142

Total

31.616

90

a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), Motivasi, K3

Sig.

Square

19.078

n

F

66.948

.000b

Berdasarkan signifikansi pada hasil output perhitungan data dengan SPSS ver 20.0
menunjukkan nilai probabilitas (Sig.) 0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.
Artinya, K3 dan motivasi terhadap kinerja berpengaruh secara simultan dan signifikan.
Perhitungan Koefisien Jalur Secara Parsial (Individu)
Tabel 4.8
Uji T (t-test) Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Motivasi
Coefficientsa
Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

t

Sig.

Coefficients
B
1

Std. Error

(Constant)

-.102

.110

K3

1.010

.047

Beta

.917

-.925

.357

21.648

.000

a. Dependent Variable: Motivasi

Pada tabel diatas dijelaskan bahwa variabel keselamatan dan kesehatan kerja (X) bertanda
positif (+) dengan koefisien jalur sebesar 0,917. Koefisien ini signifikan karena nilai
probability (sig.) 0,000 < 0.05 atau nilai thitung 21,648 > ttabel 1,986 maka dapat dinyatakan H 0
ditolak H1 diterima. Artinya K3 berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi. Besarnya
pengaruh K3 terhadap motivasi adalah 0,917 atau 91,7%. Tanda positif berarti jika K3
ditingkatkan, maka motivasi akan meningkat.

Tabel 4.9
Uji T (t-test) Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja

Coefficientsa
Model

Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

B
1

(Constant)
K3

Std. Error
1.030

.219

.606

.093

t

Sig.

Beta

.568

4.694

.000

6.513

.000

a. Dependent Variable: Kinerja

Pada tabel diatas dijelaskan bahwa variabel keselamatan dan kesehatan kerja (X) bertanda
positif (+) dengan koefisien jalur sebesar 0,568. Koefisien ini signifikan karena nilai
probability (sig.) 0,000 < 0.05 atau nilai thitung 6,513 > ttabel 1,986 maka dapat dinyatakan H0
ditolak H1 diterima. Artinya K3 berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja. Besarnya
pengaruh K3 terhadap kinerja adalah 0,568 atau 56,8%. Tanda positif berarti jika K3
ditingkatkan, maka kinerja akan meningkat.
Tabel 4.10
Uji T (t-test) Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja
Coefficientsa
Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

t

Sig.

Coefficients
B
1

Std. Error

(Constant)

.850

.160

Motivasi

.709

.070

Beta

.732

5.296

.000

10.150

.000

a. Dependent Variable: Kinerja

Pada tabel diatas dijelaskan bahwa variabel moderator motivasi bertanda positif (+)
dengan koefisien jalur sebesar 0,732. Koefisien ini signifikan karena nilai probability (sig.)
0,000 < 0.05 atau nilai thitung 10,150 > ttabel 1,986 maka dapat dinyatakan H0 ditolak H1
diterima. Artinya motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja. Besarnya
pengaruh motivasi terhadap kinerja adalah 0,732 atau 73,2%. Tanda positif berarti jika
motivasi ditingkatkan, maka kinerja akan meningkat.
Dalam metode analisis jalur ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kausal antar
variabel baik pengaruh langsung maupun tidak langsung diantara variabel-variabel. Korelasi

antara keselamatan dan kesehatan kerja (X), Kinerja (Y), Motivasi (Z) dapat dilihat pengaruh
antara variabel sebagai berikut :
1. Adanya hubungan antara K3 (X) terhadap motivasi (Z) sebesar 0,917. Korelasi sebesar
0,917 artinya hubungan antara K3 (X) terhadap motivasi (Z) mempunyai korelasi tinggi
dan searah, searah maksudnya jika K3 tinggi maka motivasi juga tinggi. Korelasi dua
variabel bersifat signifikan karena angka signifikannya sebesar 0,000 ≤ 0,01.
2. Adanya hubungan antara motivasi (Z) terhadap kinerja (Y) sebesar 0,732. Korelasi sebesar
0,732 artinya hubungan antara motivasi (Z) terhadap kinerja (Y) mempunyai korelasi
tinggi dan searah, searah maksudnya jika motivasi tinggi maka kinerja juga tinggi.
Korelasi dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikannya sebesar 0,000 ≤
0,01.
3. Adanya hubungan antara K3 (X) terhadap kinerja (Y) sebesar 0,568. Korelasi sebesar
0,568 artinya hubungan antara variabel K3 (X) terhadap kinerja (Y) mempunyai korelasi
tinggi dan searah, searah maksudnya jika K3 tinggi maka kinerja juga tinggi. Korelasi dua
variabel bersifat signifikan karena angka signifikannya sebesar 0,000 ≤ 0,01.

Gambar 4.11
Hasil Perhitungan Model Hipotesis

Dalam penelitian ini terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung untuk mengetahui
besarannya maka dapat dilihat pada penjelasan berikut :

(a) Pengaruh Langsung
Pengaruh variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X) terhadap Kinerja (Y).
X  Y = 0,568 x 0,568 x 100% = 32,26 %
(b) Pengaruh Tidak Langsung
Pengaruh tidak langsung variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X) terhadap kinerja
(Y) melalui Motivasi (Z).
X  Y  Z = (0,568) (0,732) (0,917) = 38,13 %.
(c) Pengaruh Total
Pengaruh total dari keselamatan dan kesehatan kerja (X) dan motivasi (Z) terhadap
kinerja (Y)
32,26 % + 38,13 % = 70,39 %

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa K3 terbukti mempunyai pengaruh pada kinerja
dengan dimediasi motivasi. Penerapan K3 yang baik dan terus-menerus, akan meningkatkan
motivasi dan berpengaruh terhadap kinerja. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
K3 di PT. Daese Garmin sebesar 74% yang menunjukkan bahwa karyawan di PT. Daese
Garmin merasakan manfaat yang baik dari penerapan K3.
K3 dan motivasi yang baik secara signifikan memberikan pengaruh kepada kinerja.
Kemudian dari motivasi karyawan yang tinggi meningkatkan semangat karyawan dalam
bekerja sehingga menghasilkan produk yang berkualitas dan tercapainya target produksi.
Motivasi di PT. Daese Garmin sebesar 77% yang menunjukkan bahwa karyawan di PT.
Daese Garmin memiliki motivasi yang tinggi. Sedangkan kinerja karyawan sebesar 63%
namun belum maksimal dimana masih tidak tercapainya target produksi yang telah ditetapkan
perusahaan.

Hasil analisis koefisien jalur yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa
pelaksanaan program K3 dan motivasi secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kinerja para karyawan bagian produksi pada PT. Daese Garmin sebesar 60,3%.

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa kesimpulan yaitu:
1. Pengaruh penerapan program K3 terhadap motivasi karyawan Bagian Produksi di PT.
Daese Garmin kuat dan positif, besarannya yaitu 91,7%.
2. Pengaruh penerapan program K3 terhadap kinerja karyawan Bagian Produksi di PT.
Daese Garmin positif, besarannya yaitu 56,8%.
3. Pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan Bagian Produksi di PT. Daese Garmin
kuat dan positif, besarannya yaitu 73,2 %.
4. Pengaruh penerapan program K3 dan motivasi terhadap kinerja karyawan Bagian
Produksi di PT. Daese Garmin kuat dan positif , besarannya yaitu 60,3 %.
Saran
Saran Bagi Perusahaan
1. Program keselamatan dan kesehatan kerja harus selalu ditingkatkan, perusahaan juga perlu
mengusahakan memberikan motivasi yang lebih baik kepada karyawan dengan pemberian
kebutuhan fisiologis mulai dari gaji/kompensasi, jaminan kesehatan, dan jaminan hari tua.
2. Penerapan program K3 di PT. Daese Garmin dinilai telah berjalan dengan baik.
Diharapkan PT. Daese Garmin mampu mempertahankan serta meningkatkan penerapan
program K3 yang dinilai telah baik oleh responden. Selain itu, kiranya PT. Daese Garmin
dapat meninjau dan memperbaiki kembali mengenai program K3 yang belum optimal,
seperti jumlah alat pelindung diri, standar alat pelindung diri serta pemeriksaan kesehatan

secara berkala terhadap para karyawan, sehingga K3 dapat berjalan dengan lebih efektif.
Maka dari itu penting memperhatikan analisis kebutuhan terhadap pelaksanaan program
K3. Hal itu dilakukan agar proses produksi menjadi lebih efektif dan pada akhirnya akan
meningkatkan kinerja karyawan Bagian Produksi di PT. Daese Garmin.
3. Pimpinan dalam perusahaan hendaknya memberikan perhatian yang lebih terhadap aspek
motivasi kerja karyawan dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan sehingga tujuan
organisasi dapat dicapai dengan baik dan optimal, serta kelancaran pelaksanaan produksi
tetap terjamin.
4. Perusahaan harus terus melakukan perbaikan terhadap program K3 yang sudah ada, dan
terus melaksanakan sosialisasi – sosialisasi tidak hanya setahun sekali, tetapi sebulan
sekali.
Saran Bagi Penelitian Selanjutnya
1. Bagi penulis selanjutnya dapat meneliti dengan sampel yang lebih besar sehingga dapat
memberikan penelitian yang lebih representatif.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk menyempurnakannya yaitu dengan
menggunakan variabel lain yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan, misalnya:
kompensasi, komunikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Manajemen Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Dharman, Agus. (2009) . Manajemen Personalia . Jakarta : Erlangga.
Dharman, Agus. (2009) . Manajemen Prestasi Kerja . Jakarta : CV. Rajawali.
Ghozali, Imam. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hasibuan, Malayu SP. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung :
PT. Remaja Rosda Karya.
Manullang. (2006). Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Marwansyah. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Alfabeta.
Moenir, A.S. (2006). Pendekatan Manusia dan Organisasi Terhadap Pembinaan
Kepegawaian. Jakarta : Gunung Agung.
Robbins, Stephen.P & Judge, Tomothy.A. (2008). Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba
Empat.
Sedarmayanti. (2009). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung : CV.
Mandar Maju.
Sedarmayanti & Hidayat, Syarifudin. (2011) . Metodologi Penelitian . Bandung : CV. Mandar
Maju.
Sekaran, Uma. (2006) . Metodologi Penelitian Untuk Bisnis (Jilid 1) . Jakarta : Salemba
Empat.
Sekaran, Uma. (2006) . Metodologi Penelitian Untuk Bisnis (Jilid 2) . Jakarta : Salemba
Empat.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Yuli, Sri Budi Cantika. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Malang : Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM) Press.
Ghani Ersyadinata. (2012). Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap
Kinerja Karyawan pada Divisi Logistik Studi Kasus PT. Pasadena Metric Indonesia.
Tidak diterbitkan.
Sarworini Fithriani. (2007). Hubungan Kemampuan dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai
Dinas Kependudukan, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karanganyar.
Universitas Dipenogoro, Semarang.