BAKAT VS KERJA KERAS atau BAKAT DAN KERJ (1)

BAKAT VS KERJA KERAS
ATAU
BAKAT DAN KERJA KERAS??

Bakat, merupakan anugerah dari Tuhan yang tiada terkira. Bakat dapat
diibaratkan seperti sidik jari manusia, yaitu tidak ada yang sama satu sama
lainnya, memiliki ciri khasnya masing-masing. Manusia sangat mengagungagungkan hal yang disebut bakat. Mengapa? Bakat adalah berbagai hal
yang , unik, spesial, aneh yang dapat dilakukan oleh seseorang yang berbeda
atau bahkan sangat berbeda dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh
orang lain. Hal inilah yang menyebabkan orang menjadi sangat spesial dimata
orang lain, karena perbedaan yang dimilikinya. Dengan bakat yang dimiliki,
maka (sepertinya) ia akan dapat dengan mudah memenangkan segalanya.
Lihatlah Lionel Messi. Semua orang tahu bahwa Lionel Messi merupakan
pemain sepakbola yang amat berbakat. Skill olah bolanya yang tinggi
memudahkannya untuk mengalahkan berbagai macam lawan, meskipun
tubuhnya kecil. Dengan bakat yang dimilikinya, berbagai macam gelar individu
maupun gelar untuk klub telah diraihnya. Sudah sejak kecil kemampuan olah
bola Messi memiliki perbedaan dan spesial dibandingkan dengan temanteman seumurannya. Barcelona pun bahkan harus sampai menggunakan tisu
sebagai ganti kertas yang sulit didapat untuk menulis kontrak Messi.
Bertahun-tahun kemudian, Messi pun berubah menjadi manusia yang
memiliki banyak prestasi. Empat kali meraih Ballon D’Or adalah contoh

konkret betapa berbakatnya seorang Lionel Messi, ditambah dengan juara La
Liga, Liga Champions dan lain-lainnya bersama Barcelona. Begitu juga
dengan legenda hidup Argentina, yang juga menjadi idola Messi, yaitu Diego
Maradona. Dengan tubuh yang kecil, seperti Messi, ia mampu meraih
berbagai macam prestasi. Ingat gol nya ke gawang Inggris pada Piala Dunia
1986?

Kemampuan

dribelnya

yang

mumpuni

dan

berteknik

tinggi


membuatnya mampu melewati hadangan-hadangan pemain Inggris (termasuk

kiper) dari tengah lapangan sampai ke kotak penalti lawan. Akhirnya cerita
berakhir manis. Pada partai final Jerman Barat berhasil dikalahkan dan
akhirnya Argentina menjadi juara dunia, dan sampai sekarang merupakan
gelar piala dunia terakhir yang diraih oleh Argentina.
Kerja keras, adalah usaha-usaha yang dilakukan dengan berbagai
macam cara agar dapat meraih hal-hal yang diinginkan. Usaha yang
dilakukan tidak main-main, hal apa saja dapat dilakukan untuk meraih hal
yang diinginkannya, bahkan dengan cara yang paling jahat sekalipun asalkan
keinginannya tercapai. Kerja keras diibaratkan seperti dua sisi mata uang
yang berlainan. Di saat-saat tertentu orang-orang akan memuji kerja keras,
namun di sisi lain bisa saja orang-orang malah akan mencemooh kerja keras.
Mengapa? Hasil yang diperoleh dari kerja keraslah yang menentukannya.
Semua orang tertawa terbahak-bahak pada Nuh A.S. ketika beliau dengan
pengikut-pengikutnya dengan bekerja keras siang malam membangun
sebuah kapal besar di tengah gurun yang panas. Namun ketika air bah
datang, semua yang menertawakannya pasti akan sangat menyesali
perbuatannya. Kemudian lihatlah Cristiano Ronaldo. Perjuangannya untuk

meraih prestasi sangat keras. Pria dengan sapaan akrab CR7 ini selalu
melakukan latihan lebih banyak daripada rekan-rekannya yang lain. Ia selalu
datang paling pagi dan pulang paling sore dalam sesi latihan, rutin melakukan
latihan kebugaran dan tidak mengonsumsi alkohol. Mungkin pada awal-awal
ia melakukan hal tersebut banyak teman-temannya yang menertawakannya,
mengejeknya dan menganggap hal yang dilakukannya adalah hal yang siasia. Namun jika mereka melihat apa yang diraihnya sekarang, tak salah lagi,
penyesalan yang amat dalam pasti akan dirasakan oleh teman-teman yang
mengejeknya. Ronaldo saat ini telah meraih berbagai macam penghargaan
baik secara individu ataupun untuk klubnya. Dua kali meraih Ballon D’Or dan
juara Liga Champions bersama Manchester United dan Real Madrid adalah
contoh bukti hasil kerja kerasnya.

Di dalam dunia sepakbola, seolah telah terjadi pertarungan antara bakat
vs kerja keras, dan tokoh utama dari petarung tersebut adalah Lionel Messi
dan Cristiano Ronaldo. Keduanya selalu bersaing memperebutkan gelar
terbaik, baik pada tingkat individu ataupun tingkat klub dan tim nasional.
Terhitung sejak 2008 hingga 2014, nama kedua pemain tersebut selalu
meraih Ballon D’Or ataupun masuk nominasinya. Di kompetisi domestik pun
keduanya selalu bersaing untuk meraih gelar juara La Liga dan Copa Del Rey
setiap musimnya. Kalau bukan Messi yang juara, ya Ronaldo. Namun apakah

memang pertarungan antara mereka patut disebut sebagai “bakat vs kerja
keras? Lionel Messi memang pemain yang berbakat, bahkan banyak disebut
sebagai “alien”. Caranya berimprovisasi dengan bola, caranya mencetak gol
tidak seperti cara kebanyakan orang. Messi dapat dengan mudah men-chip
bola melewati kepala kiper ketika terjadi situasi satu lawan satu, dan ia
terbiasa untuk melakukannya. Atau ketika melakukan dribble cantik dari
tengah lapangan melewati pemain-pemain Getafe untuk mencetak gol. Halhal yang dilakukannya terlihat sangat mudah. Lain halnya dengan Ronaldo.
Pergerakannya seperti mesin yang terus berputar dan penuh dengan tenaga.
Tubuhnya kekar, otot-ototnya terlatih. Dampaknya adalah kemampuan yang
dimilikinya pun tidak sembarangan. Ronaldo memiliki skill tinggi dan mampu
melewati lawan dengan mudah untuk mencetak gol, seperti saat melawan
Galatasaray. Atau ketika ia mampu berlari dalam waktu 10 detik pada jarak 96
M (dari gawang ke gawang) saat melawan Almeria.
Kemudian timbul pertanyaan, apakah Messi tidak bekerja keras untuk
memperoleh prestasi? Satu hal yang pasti adalah bahwa untuk memperoleh
keberhasilan, kerja keras adalah hal yang harus dilakukan, disamping berdoa
tentunya. Messi yang tidak bekerja keras mustahil akan menjadi Messi yang
sekarang. Messi yang tidak rajin berlatih tidak akan menjadi bintang besar
dan bakat yang dimilkinya tidak akan terasah dengan baik. Seorang yang
berbakat pun masih harus terus berlatih agar anugerah yang telah diberikan

Tuhan tidak menjadi hal yang sia-sia. Banyak pemain berbakat, tapi banyak

yang berakhir gagal. Ravel Morrison adalah contohnya. Seorang Sir Alex
Ferguson dan Darren Fletcher pun sempat terpana ketika melihat
kemampuannya dahulu ketika ia masih sangat muda. Seiring berjalannya
waktu, karena merasa berbakat, ia bersikap sombong dan indisipliner. Ia tidak
pernah mau mendengar perkataan pelatihnya. Merasa jadi pemain yang
paling penting yang harus selalu diturunkan dalam pertandingan tanpa
memikirkan pertimbangan pelatih. Selain itu ia sering melanggar aturanaturan yang diterapkan oleh pelatih. Akibat indisiplinernya itulah, bakat yang
dimilikinya tersia-siakan dan akhirnya keberlangsungan kariernya pun tidak
terlalu baik hingga saat ini.
Bakat yang dimiliki memang harus diiringi dengan kerja keras untuk
dapat meraih sebuah kesuksesan. Tiada jaminan orang berbakat bisa selalu
meraih kesuksesan dengan mudah. Namun diatas lapangan hijau, bakat
adalah skill pemain yang unik dan berbeda daripada yang lain, bertarung
melawan pemain dengan skill yang diperoleh dari kerja keras. Jadi apakah
bakat vs kerja keras, atau bakat dan kerja keras??

BIODATA
Nama


: Andhiarizqi Mulyawan

TTL

: Jakarta, 19 Juni 1995

Alamat Rumah : Jln. Taman Narogong Indah Blok C15/10 Kel. Bojong Rawalumbu,
Kec. Rawalumbu, Bekasi.
Alamat Kos

: Jln. Gunung Slamet Gang Nusa Indah No. 40 (Kost Wisma Islami),
Grendeng, Purwokerto

Hobi

: Belajar sambil bermain, bermain sambil belajar

Motto


: Sesungguhnya di tiap kesulitan ada kemudahan, maka sabar
adalah intinya 

No HP

: 087875531191 / 085281155549

Email

: andhia.rizqi14@gmail.com

FB

: Andhiarizqi Mulyawan

Twitter

: @dhirizz