PENGARUH BUDAYA KESENIAN WAYANG TERHADAP

PENGARUH BUDAYA KESENIAN WAYANG TERHADAP INDUSTRI
KREATIF DI INDONESIA

Umar Abdurrahman
NIM 112130273

Abstrak
Dengan berkembangnya globalisasi dan pengaruh-pengaruh budaya luar
termasuk budaya barat yang masuk ke negara Indonesia, sudah mulai banyak
budaya-budaya lokal yang dilupakan, salah satunya yaitu budaya kesenian yang
tersebar luas macam dan ragamnya di seluruh nusantara yaitu wayang, banyak anak
Indonesia yang mulai mengganti kesenian lokal dengan kesenian luar. Oleh karena
itu industri kreatif yang juga mulai berkembang pesat di Indonesia dapat membantu
bangkitnya kembali budaya-budaya kesenian yang ada di Indonesia khususnya
kesenian wayang.

Kata kunci: budaya, kesenian, wayang, industri kreatif

A. Pendahuluan

Ada banyak sekali ragam budaya yang terdapat di Indonesia termasuk budaya

kesenian wayang, ada banyak beragam macam kesenian-kesenian wayang yang
tersebar di seluruh indonesia. Dahulu wayang sebagai tontonan yang digemari oleh
banyak kalangan dari dewasa hingga anak-anak, namun semakin pesatnya
perkembangan globalisasi dan budaya-budaya dari barat sehingga melunturkan
budaya lokal termasuk budaya kesenian wayang itu sendiri.
Dengan berkembangnya industri kreatif di Indonesia dapat membantu
membangkitkan budaya-budaya lokal di Indonesia termasuk budaya kesenian
wayang dan memperkenalkannya ke luar dengan cara mengambil unsur-unsur
budaya tersebut ke dalam proses pembuatan karya di industri kreatif itu sendiri.

B. Budaya Kesenian Wayang

1. Sejarah
Asal-usul wayang masih sering menjadi perdebatan, ada yang mengatakan dari
pulau Jawa tetapi ada juga yang mengatakan berasal dari India. Namun menurut
penilitian para ahli sejarah budayawan, budaya wayang merupakan budaya asli
Indonesia yang berasal dari pulau Jawa. Wayang sudah ada di Indonesia berabadabad sebelum agama Hindu masuk ke pulau Jawa. Meskipun cerita wayang yang
sering dan popular di masyarakat adalah adaptasi dari karya sastra India, yaitu
Ramayana dan Mahabhrata. Namun dalam pewayangan cerita itu sudah banyak
mengalami perubahan dan penambahan yang disesuaikan dengan budaya dan

falsafah asli Indonesia.
 


2. Perkembangan
Seiring bergantinya waktu dan berkembangnya penyebaran agama islam, ada
beberapa perubahan pada wujud baru wayang yaitu menghilangkan wujud gambaran
manusia untuk menghilangkan kesan yang berbau Hindu. Berkat keuletan dan
keterampilan para pengikut Islam yang gemar akan kesenian wayang, terutama para
Wali, maka berhasil diciptakan bentuk baru dari wayang yang terbuat dari bahan
kulit kerbau yang ditipiskan dengan wayang digambarkan miring, ukuran tangan
lebih panjang dari ukuran tangan manusia. Wayang ini kemudian diberi warna dasar
putih yang dibuat dari campuran bahan perekat dan tepung tulang, sedangkan
pakainnya di cat menggunakan tinta, pakelirannya pun diganti menggunakan sarana
kelir/layar, menggunakan pohon pisang sebagai tempat menancapkan wayang,
menggunakan belonging sebagai sarana penerangan, dan menggunakan kotak
sebagai alat untuk menyimpan wayang.
Diciptakan pula alat khusus untuk memukul kotak yang disebut cempala. Namun
dalam pagelaran masih mengangkat cerita atau lakon baku dari Serat Ramayana dan
Mahabharata, namun sudah mulai dimasukkan unsur dakwah.

C. Industri Kreatif di Indonesia


Industri Kreatif dapat diartikan sebagai kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait

dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi. Industri kreatif juga
dikenal dengan nama lain Industri Budaya (terutama di Eropa) atau juga Ekonomi
Kreatif. Kementerian Perdagangan Indonesia menyatakan bahwa Industri kreatif
adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat
individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan
menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.
Menurut UK Government (Departemen of Culture, Media & Sport) industri
kreatif merupakan ” those activity which have their origin in individual creativity,
skill, and talent and which have a potential for wealth and job creation through the
generation and exploitation of intellectual property ” di sini ditekankan bahwa
kreativitas individu, skill, dan talenta mempunyai peranan dan potensi untuk
menciptakan modal dan lahan kerja baru yang berguna untuk generasi yang akan
datang dan akan menjadi kekayaan intelektual yang bisa dieksploitasi.
Menurut Howkins, Ekonomi Kreatif terdiri dari periklanan, arsitektur, seni,
kerajinan. desain, fashion, film, musik, seni pertunjukkan, penerbitan, Penelitian dan
Pengembangan (R&D), perangkat lunak, mainan dan permainan, Televisi dan Radio,
dan Permainan Video. Muncul pula definisi yang berbeda-beda mengenai sektor ini.

Namun sejauh ini penjelasan Howkins masih belum diakui secara internasional.
Industri kreatif dipandang semakin penting dalam mendukung kesejahteraan
dalam perekonomian, berbagai pihak berpendapat bahwa "kreativitas manusia adalah
sumber daya ekonomi utama" dan bahwa “industri abad kedua puluh satu akan
tergantung pada produksi pengetahuan melalui kreativitas dan inovasi.
Berbagai pihak memberikan definisi yang berbeda-beda mengenai kegiatankegiatan yang termasuk dalam industri kreatif. Bahkan penamaannya sendiri pun
menjadi isu yang diperdebatkan dengan adanya perbedaan yang signifikan sekaligus
tumpang tindih antara istilah industri kreatif, industri budaya, dan ekonomi kreatif.

D. Pengaruh Wayang dalam Industri Kreatif

Pada tahun 2003 wayang Indonesia diakui oleh UNESCO sebagai warisan luhur
budaya dunia, menjadi salah satu dari sekian banyak kekayaan elemen budaya
Indonesia yang digunakan sebagai identitas kebangsaan generasi muda Indonesia
saat ini. Kesadaran yang tinggi akan kekayaan budaya dan cerita Wayang Indonesia,

menghasilkan berbagai bentuk cara berekspresi yang unik dan diluar dugaan. Semua
dengan satu maksud, menunjukkan kebanggan identitas kebangsaan mereka sebagai
bangsa Indonesia yang “kaya”.

Berbagai produk industri kreatif khas yang berkonsepkan budaya kesenian

Wayang Indonesia pun kian marak mewarnai industri kreatif komersil di Tanah Air.
Sebut saja distro “Damn, I Love Indonesia” yang memproduksi kaus-kaus
bermotifkan Wayang kelas A milik seorang mantan VJ MTV, “Studio Wanara” yang
memproduksi komik dan berbagai industri kreatif bermotifkan Wayang, “Studio 3
de” yang membuat berbagai action figure tokoh-tokoh pewayangan, “Lord
Symphony” grup band beraliran epic powermetal yang membawakan lagu-lagu
dengan cerita-cerita Wayang, “AMRTA Pictures” production house yang dalam
proses membuat film animasi 3D cerita pewayangan Indonesia, “Anyaman Wayang”
yang menciptakan sebuah mainan edukatif berupa anyaman wayang yang terbuat
dari sisa limbah kayu lapis milik Heru seorang pengrajin asal Karanganyar, Jawa
Tengah, serta masih banyak lagi brand-brand industri kreatif lokal lainnya yang
dimotori oleh generasi muda Indonesia. Mereka berani berjalan di luar alur
mainstream yang ada agar dapat membangkitkan kembali budaya kesenian wayang

yang sudah mulai tergeser oleh pengaruh budaya luar termasuk budaya barat.

E. Penutup
Dengan membangkitkan kembali budaya-budaya dan kesenian khususnya
wayang, generasi Indonesia yang akan datang akan mengenali dasar budaya yang
pernah ada di Indonesia, salah satu caranya dengan mengambil konsep pada

wayang itu sendiri ke dalam karya industri kreatif Indonesia dan internasional
agar budaya wayang juga dapat dikenal dan mungkin dapat mempengaruhi
perkembangan industri kreatif, budaya dan globalisasi di seluruh dunia

F. Daftar Pustaka

Sukirno, Hadi. (2012).Perkembangan Wayang I [Online]. Tersedia:
http://www.hadisukirno.com/artikel-detail?id=258 [14 Januari 2013]

Gantra, Maman. (2012). Wayang di Tangan Anak Muda . [Online]. Tersedia:
http://potensi.gebyokkudus.com/76-berita-wayang_di_tangan_anak_muda.html

[14 Januari 2013]
Nugroho, Widi. (2012). Limbah Kayu Disulap Jadi Mainan Edukatif Anyaman
Wayang. [Online]. Tersedia:

http://jogja.okezone.com/read/2012/12/11/514/730448/limbah-kayu-disulapjadi-mainan-edukatif-anyaman-wayang [14 Januari 2013]
Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Industri_kreatif [14 Januari 2013]
Nugraha, Aditya, Bayu. (2012). Kampanye Industri Kreatif di Indonesia. [Online].
Tersedia: http://www.indonesiaberprestasi.web.id/opini/kampanye-industrikreatif-di-indonesia/ [14 Januari 2013]