cerita SINGA DAN BERUANG docx

SINGA DAN BERUANG
Pada pagi hari Singa mengajak Beruang untuk berburu bersama.Beruang pun
setuju yang dikarenakan dia sedang lapar. Mereka pun menuju padang rumput
yang banyak mangsanya. Setibanya di sana, Singa dan Beruang langsung
bersembunyi di antara semak-semak. Mereka mengincar mangsa masingmasing.
Setelah sekian lama, Singa dan beruang keluar dari tempat persembunyian
secara bersamaan. Mereka mulai mengejar mangsa sasaran mereka. Akan tetapi,
tanpa disadari mereka mengejar mangsa yang sama, seekor anak rusa. Anak
rusa itu tertangkap dengan mudah. Singa dan Beruang pun bertengkar
memperebutkan anak rusa tersebut.Singa berkata,“Ini Mangsaku. Aku
menangkapnya dengan gigitanku yang kuat.” “Tidak, ini rusaku. Aku juga
menangkapnya, “ kata beruang yang tidak mau kalah. Mereka memperebutkan
anak rusa itu terus menerus hinga hari sudah sore. Tapi pada akhirnya Singa dan
Beruang berhenti berebut karena mereka lelah. Mereka pun hanya duduk dan
tidak bisa menggerakan badan.Akan tetapi serigala yang mengamati
pertengkaran mereka dari tadi, Mengetahui kalau saat ini singa dan beruang
sudah lelah.Serigakala bergumam, “Ah, ini kesempatanku untuk merebut anak
rusa itu. Serigala pun berlari dan merebut anak rusa dan menyeringai dan
berkata “Terima kasih karena kalian sangat baik memberiku anak rusa yang
lezat ini.”
Singa dan Beruang yang tidak mau menyerah berusaha merebut kembali

mangsa mereka dengan sisa tenaga yang ada. Tapi, mereka sudah telalu lelah
dan akhirnya anak rusa itu dibawa kabur serigala.

Karya : Kadek Della Septiana

KUPU- KUPU Yang Baik Hati
Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di
taman. Ia sangat bahagia karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah.
Sang semut berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang yang berada
di taman itu.
Ia melihat sebuah kepompong di atas pohon. Sang semut mengejek bentuk
kepompong yang jelek dan tidak bisa pergi ke mana-mana.
“Hei, kepompong alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung di
ranting itu. Ayo jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika
ranting itu patah?”
Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat ia suka.
Bahkan, sang semut kuat mengangkat beban yang lebih besar daripada
tubuhnya. Sang semut merasabahwa dirinya adalah binatang yang paling hebat.
Si kepompong hanya diam saja mendengar ejekan tersebut.
Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu. Karena hujan,

genangan lumpur terdapat di mana-mana. Lumpur yang licin membuat semut
tergelincir dan jatuh ke dalam lumpur. Sang semut hampir tenggelam dalam
genangan lumpur itu. Semut berteriak sekencang mungkin untuk meminta
bantuan.
“Tolong, bantu aku! Aku mau tenggelam, tolong....., tolong.....!”
Untunglah saat itu ada seekor kupu-kupu yang terbang melintas. Kemudian,
kupu-kupu menjulurkan sebuah ranting ke arah semut.
“Semut, peganglah erat-erat ranting itu. Nanti aku akan mengangkat ranting
itu.” Lalu, sang semut memegang erat ranting itu. Si kupu-kupu mengangkat
ranting itu dan menurunkannya di tempat yang aman.
“Kemudian, sang semut berterima kasih kepada kupu-kupu karena kupu-kupu
telah menyelamatkan nyawanya. Ia memuji kupu-kupu sebagai binatang yang
hebat dan terpuji.
Mendengar pujian itu, kupu-kupu berkata kepada semut.
“Aku adalah kepompong yang pernah kau ejek,” kata si kupu-kupu.
Ternyata, kepompong yang dulu diejek sudah menyelamatkan dirinya.
Akhirnya, sang semut berjanji pada kupu-kupu bahwa ia tidak akan menghina
semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.

Karya : Komang Dea Adila


Bertemu Dengan Hewan-Hewan Langka

Rabu siang yang cerah Anisa dan Haira ingin membaca buku tentang hewanhewan yang langka diperpustakaan sekolahnya dan nmerekapun menemukan buku
tersebut.
“ saya sangat suka dengan buku ini Haira “ kata Anisa sangat senang.
Tampaknya Haira juga suka dengan buku tersebut, merekapun langsung
meminjam buku yang didapatkan mereka. Sore harinya Haira pergi kerumah Anisa
untuk membaca buku yang dipinjamnya.
“Ayo kita baca buku ini bersama-sama” kata Anisa. Merekapun membaca buku
itu dan tiba-tiba buummm..” tiga detik kemudian mereka terlempar ditengan hutan
yang luas dan indah. Mereka terkejut karena dihadapannya terdapat burung
cendrawasih yang terluka dibawah pohon besar.
“ Tolong kami, ini kami diburu oleh pemburu yang sangat ganas, tolonglah
kami para hewan-hewan yang terancam punah selalu diburu para pemburu liar.
Dulunya kami hidup dengan damai tanpa masalah apapun. Sekarang kami sangat
menderita karena pemburu liar. Tolong selamatkan kami’.
“ Ta..ta..tapi…” Haira sangat takut melawn pemburu itu, membayangkannya
saja Haira sangat takut.
“Haira ayo kita tolong mereka-mereka yang sedang menghadapi masalah”,

Anisa mantap menjawab lalu menarik dengan paksa tangan Haira yang gemetar
ketakutan.
“Itu dia para hewan-hewan yang bersembunyi ketakutan”. Anisa berlari menuju
segerombolan hewan-hewan yang bersembunyi didalam goa besar yang sengaja
mereka buat untuk bersembunyi dari pemburu.
“Tolong ampuni kami “ kata badak bercula satu yang sangta gemetar, Anisa
menjawab denga halus agar tidak ketakutan lagi. Pelan-pelan mereka mendekati Anisa
dan Haira.
Anisa berkumpul dengan segerombolan hewan-hewan tersebut dan
membicarakan bagaimana cara untuk melawan pemburu liar tersebut.
Orang utan yang sudah siap berayun dan segera berayun setelah diberi aba-aba
oleh Anisa.Orang utan tersebut mengambil senapan dari tangan pemburu tersebut dan
para binatang besar menyerang dari arah timur, burung-burung dari atas dan hewanhewan lain menyerang dari arah berlawanan pemburu tersebut lari dan tidak tentu arah
larinya dan berkata tak akan pernah kehutan ini lagi.
“oh terima kasih, kalian telah menolong kami dan kami sangat senang karena
kalian telah berhasil mengalahkan pemburu itu” kata burung cendrawasih penuh haru.

Tiba-tiba Anisa dan Haira menghilang dan buumm… mereka terlempar
kembali kerumah Anisa.
“ Sangat menakutkan tadi, aku sangat tidak suka dengan kejadian tadi “ kata

Haira penuh ketakutan.
Anisa dengan tenang memegang tangan sahabatnya dan berkata “ jangan
pernah merasa takut. Kita telah berhasil menolong hewan-hewan yang terancam
punah, untuk apa kita merasa takut umtuk menolong sesame makhluk”. Anisa
memegang erat tangan sahabatnya, Haira menyambut erat gemnggaman tangan Anisa.
Kedua sahabat itu saling merangkul.

Karya : Kadek Ira Ledri Wahyuni