STRATEGI TERHADAP ANCAMAN MILITER docx
STRATEGI TERHADAP
ANCAMAN MILITER
Kelompok 6
Asy-Syifa Ainina N.A.
Husna Nadhillah
Dilla A.R.
Hakikatnya pertahanan Negara adalah segala upaya pertahanan
bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran
atas hak dan kewajiban warga Negara serta keyakinan kekuatan sendiri.
Sistem pertahanan Negara bersifat semesta yang melibatkan seluruh
warga Negara, wilayah, dan sumber daya nasional. Struktur kekuatan
sistem ini dibangun berdasarkan sifat ancaman militer dan ancaman
nirmiliter.
Ancaman militer dapat berupa ancaman yang dilakukan oleh militer
suatu Negara atau ancaman bersenjata yang datangnya dari gerakan
kekuatan bersenjata, yang dinilai mengancam atau membahayakan
kedaulatan Negara, keutuhan wilayah Negara, dan keselamatan segenap
bangsa dapat berupa agresi, pelanggaran wilayah, spionase, sabotase,
aksi terror bersenjata, pemberontakan bersenjata, dan lain-lain. Ancaman
militer akan sangat berbahaya apabila tidak diatasi. Oleh karena itu, UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah mengatur strategi
pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia dalam mengatasi ancaman
militer, yaitu Pasal 30 ayat (1) sampai (5).
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga memberikan
gambaran bahwa strategi pertahanan dan keamanan Negara untuk
mengatasi berbagai macam ancaman militer dilaksanakan menggunakan
Sishankamrata, berdasarkan pertimbangan ancaman yang dihadapi. Agar
pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan dapat terlaksana
secara efektif dan efisien, diupayakan keterpaduan antara unsur militer
dengan unsur militer lainnya, maupun antara kekuatan militer dengan
kekuatan nirmiliter lainnya. Keterpaduan antara unsur militer diwujudkan
dalam keterpaduan tiga kekuatan militer Republik Indonesia, yaitu
kekuatan darat, kekuatan laut, dan kekuatan udara. Sedangkan
keterpaduan antara kekuatan militer dengan kekuatan nirmiliter
diwujudkan dalam keterpaduan antar komponen utama, komponen
cadangan, dan komponen pendukung. Komponen utama disiapkan untuk
melaksanakan OMP. Komponen cadangan dilaksanakan sebagai
penggandaan kekuatan komponen utaa bila diperlukan, melalui proses
mobilisasi/demobilisasi.
Cara mengatasi dan menyelesaikan ancaman militer bagi Bangsa
Indonesia, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar :
1. Ancaman dari dalam
Perang antar suku :
Melakukan pertemuan tokoh adat atau perwakilan masingmasing pihak yang bertikai.
Melakukan sosialisasi tentang pentingnya perdamaian dan
ruginya pertikaian.
Terorisme
Menertibkan bahan baku pembuatan bom atau pun bahan
yang diperlukan dalam pembuatan bom.
Melakukan penarikan peredaran persenjataan yang dimiliki
masyarakat sipil.
Pemberantasan kelompok terorisme yang berkeliaran di
masyarakat.
Meningkatkan kinerja pihak militer dengan mempelajari
motif di setiap kasus terorisme.
Meningkatkan ketahanan nasional.
Mempersolid setiap susunan Sishankamrata.
2. Ancaman dari luar
Menjalin hubungan persahabatan antar Negara
berdasarkan prinsip bebas aktif dengan kata lain Bangsa
Indonesia bersifat netral dan berhubungan baik dengan
Negara lain.
Meningkatkan peralatan, pertahanan militer dan ketahanan
nasiona diiringi dengan peningkatan dari kualitas TNI
sebagai inti pertahanan dalam system Sishankamrata.
Selalu waspada terhadap segala kemungkinan yang dapat
membahayakan keutuhan NKRI.
Mengikuti wajib militer dan belajar dasar-dasar kemiliteran
dan selalu siap apabila dibutuhkan dalam
mempertahankan NKRI.
ANCAMAN MILITER
Kelompok 6
Asy-Syifa Ainina N.A.
Husna Nadhillah
Dilla A.R.
Hakikatnya pertahanan Negara adalah segala upaya pertahanan
bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran
atas hak dan kewajiban warga Negara serta keyakinan kekuatan sendiri.
Sistem pertahanan Negara bersifat semesta yang melibatkan seluruh
warga Negara, wilayah, dan sumber daya nasional. Struktur kekuatan
sistem ini dibangun berdasarkan sifat ancaman militer dan ancaman
nirmiliter.
Ancaman militer dapat berupa ancaman yang dilakukan oleh militer
suatu Negara atau ancaman bersenjata yang datangnya dari gerakan
kekuatan bersenjata, yang dinilai mengancam atau membahayakan
kedaulatan Negara, keutuhan wilayah Negara, dan keselamatan segenap
bangsa dapat berupa agresi, pelanggaran wilayah, spionase, sabotase,
aksi terror bersenjata, pemberontakan bersenjata, dan lain-lain. Ancaman
militer akan sangat berbahaya apabila tidak diatasi. Oleh karena itu, UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah mengatur strategi
pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia dalam mengatasi ancaman
militer, yaitu Pasal 30 ayat (1) sampai (5).
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga memberikan
gambaran bahwa strategi pertahanan dan keamanan Negara untuk
mengatasi berbagai macam ancaman militer dilaksanakan menggunakan
Sishankamrata, berdasarkan pertimbangan ancaman yang dihadapi. Agar
pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan dapat terlaksana
secara efektif dan efisien, diupayakan keterpaduan antara unsur militer
dengan unsur militer lainnya, maupun antara kekuatan militer dengan
kekuatan nirmiliter lainnya. Keterpaduan antara unsur militer diwujudkan
dalam keterpaduan tiga kekuatan militer Republik Indonesia, yaitu
kekuatan darat, kekuatan laut, dan kekuatan udara. Sedangkan
keterpaduan antara kekuatan militer dengan kekuatan nirmiliter
diwujudkan dalam keterpaduan antar komponen utama, komponen
cadangan, dan komponen pendukung. Komponen utama disiapkan untuk
melaksanakan OMP. Komponen cadangan dilaksanakan sebagai
penggandaan kekuatan komponen utaa bila diperlukan, melalui proses
mobilisasi/demobilisasi.
Cara mengatasi dan menyelesaikan ancaman militer bagi Bangsa
Indonesia, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar :
1. Ancaman dari dalam
Perang antar suku :
Melakukan pertemuan tokoh adat atau perwakilan masingmasing pihak yang bertikai.
Melakukan sosialisasi tentang pentingnya perdamaian dan
ruginya pertikaian.
Terorisme
Menertibkan bahan baku pembuatan bom atau pun bahan
yang diperlukan dalam pembuatan bom.
Melakukan penarikan peredaran persenjataan yang dimiliki
masyarakat sipil.
Pemberantasan kelompok terorisme yang berkeliaran di
masyarakat.
Meningkatkan kinerja pihak militer dengan mempelajari
motif di setiap kasus terorisme.
Meningkatkan ketahanan nasional.
Mempersolid setiap susunan Sishankamrata.
2. Ancaman dari luar
Menjalin hubungan persahabatan antar Negara
berdasarkan prinsip bebas aktif dengan kata lain Bangsa
Indonesia bersifat netral dan berhubungan baik dengan
Negara lain.
Meningkatkan peralatan, pertahanan militer dan ketahanan
nasiona diiringi dengan peningkatan dari kualitas TNI
sebagai inti pertahanan dalam system Sishankamrata.
Selalu waspada terhadap segala kemungkinan yang dapat
membahayakan keutuhan NKRI.
Mengikuti wajib militer dan belajar dasar-dasar kemiliteran
dan selalu siap apabila dibutuhkan dalam
mempertahankan NKRI.