View of ANALISA KANDUNGAN HARMONISA PADA MOTOR AC 3 PHASA 0,12 kW TERKENDALI INVERTER 3 PHASA

  ANALISA KANDUNGAN HARMONISA PADA MOTOR AC 3 PHASA 0,12 kW TERKENDALI INVERTER 3 PHASA

  1 SYAFRUDIN

  2 ANGGA PRATAMA

Program Studi Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung

JL. Soekarno-Hatta No. 597, Bandung 40284

  

Telp. (022) 7301738, 70791003 Fax. (022) 7304854

Abstract

  

A three-phase induction motor is an electrical machine that converts electrical energy into

mechanical energy in the form of motor rotation with the principles of electromagnetic induction.

The principle of electromagnetic induction makes an induction motor have saturation or saturation

properties, that is a situation where at a certain point, the electric current produced is not

proportional to the increase in voltage applied to the motor, and even tends to remain. Because of

the saturation nature, the induction motor is grouped into a type of nonlinear load. The study of

harmonics in three-phase induction motors, especially the type of squirrel cage rotors which are

emphasized on the load side (induction motor) can be done by analyzing whether the harmonic

level caused by the three-phase induction motor is influenced by factors such as motor power

rating, voltage given or motor rotational speed. This research needs to be done to determine the

dominant factors that influence the level of harmonics produced by the three-phase induction

motor, by calculating THD (Total Harmonic Distortion). With the recognition of the factors that

influence the level of harmonics in three-phase induction motors, the industrial sector as a user of

this type of load can carry out certain steps to reduce the level of harmonics produced. The

squirrel 3 phase induction motor type squirrel cage rotor tends to produce dominant harmonics in

the 3rd order it causes, the load breaker can work under its rated current or may not work on the

rated current, which results in a CB trip.

  Keywords: Harmonics, currents, distortion.

  

Abstrak

Motor induksi tiga fasa adalah suatu mesin listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik

berupa putaran motor dengan prinsip – prinsip induksi elektromagnetik. Prinsip-prinsip induksi

elektromagnetik ini membuat motor induksi mempunyai sifat saturasi atau kejenuhan, yaitu suatu keadaan

di mana pada titik tertentu, arus listrik yang dihasilkan tidak sebanding dengan kenaikan tegangan yang

diberikan pada motor, dan bahkan akan cenderung tetap. Karena sifat kejenuhan tersebut, maka motor

induksi dikelompokkan ke dalam jenis beban tak linier. Kajian tentang harmonisa pada motor induksi

tiga fasa khususnya tipe rotor sangkar tupai yang dititik beratkan pada sisi beban (motor induksi)

dapat dilakukan dengan cara menganalisa apakah tingkat harmonisa yang ditimbulkan oleh motor

induksi tiga fasa tersebut dipengaruhi oleh faktor – faktor seperti rating daya motor, tegangan yang

diberikan atau kecepatan putar motor. Penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui faktor dominan

yang mempengaruhi tingkat harmonisa yang dihasilkan oleh motor induksi tiga fasa tersebut, dengan

cara menghitung THD (Total Harmonic Distortion). Dengan diketahuinya faktor – faktor yang

mempengaruhi tingkat harmonisa pada motor induksi tiga fasa, sektor industri sebagai pengguna

beban jenis ini dapat melakukan suatu langkah-langkah tertentu untuk mengurangi tingkat harmonisa

yang dihasilkannya. Motor induksi 3 fasa tipe rotor sangkar tupai cenderung menghasilkan harmonisa

  

dominan pada urutan ke-3 hal itu menyebabkan, pemutus beban dapat bekerja dibawah arus

pengenalnya atau mungkin tidak bekerja pada arus pengenalnya, yang mengakibatkan tripnya CB.

  Kata kunci : Harmonisa, arus, distortion.

1. PENDAHULUAN

  Motor induksi tiga fasa adalah suatu mesin listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik berupa putaran motor dengan prinsip – prinsip induksi elektromagnetik. Prinsip-prinsip induksi elektromagnetik ini membuat motor induksi mempunyai sifat saturasi atau kejenuhan, yaitu suatu keadaan di mana pada titik tertentu, arus listrik yang dihasilkan tidak sebanding dengan kenaikan tegangan yang diberikan pada motor, dan bahkan akan cenderung tetap. Karena sifat kejenuhan tersebut, maka motor induksi dikelompokkan ke dalam jenis beban tak linier. Didalam sistem tenaga listrik, beban tak linier menghasilkan suatu harmonisa, yaitu gelombang yang mempunyai frekuensi dengan kelipatan frekuensi dasarnya. Pengaruh harmonisa ini pada sistem tenaga listrik (sisi pemasok) adalah meningkatnya impedansi jaringan saluran transmisi sehingga meningkatkan rugi-rugi tembaga dan fluks. Pada transformator daya akan menyebabkan meningkatnya rugi-rugi besi, arus bocor dan stress pada isolasi sehingga akan mengakibatkan pemanasan berlebihan pada transformator daya. Pada sisi beban (konsumen listrik), pengaruh harmonisa menyebabkan peralatan listrik akan bekerja dengan tidak semestinya[2]. Harmonisa adalah gejala pembentukan gelombang- gelombang sinus (tegangan dan arus) dengan frekuensi kelipatan bilangan bulat (integer) dari frekuensi dasarnya (fundamental). Gelombang harmonisa apabila digabungkan dengan gelombang frekuensi dasarnya akan menghasilkan gelombang yang terdistorsi (non-sinus). Gelombang-gelombang ini kemudian menumpang pada gelombang aslinya sehingga terbentuk gelombang cacat yang merupakan jumlah antara gelombang murni sesaat dengan gelombang hormoniknya. Sehingga bentuk gelombang tegangan dan arus tidak sinusiodal murni lagi. [1]. Di dalam industri, suatu produk dihasilkan dari bahan baku atau bahan mentah, yang kemudian melalui suatu tahapan-tahapan yang disebut proses produksi. Setiap industri mempunyai tahapan – tahapan proses yang berbeda – beda, sesuai dengan jenis produk yang dihasilkanya. Studi tentang harmonisa pada motor induksi tiga fasa sebenarnya telah banyak dilakukan. Namun kajian tentang harmonisa selama ini lebih banyak pada akibat yang ditimbulkan harmonisa pada sistem tenaga listrik yang dihasilkan oleh motor induksi, atau kinerja motor induksi itu sendiri jika diberikan suatu tegangan yang mengandung harmonisa, bukan dititik beratkan pada motor induksi sebagai penghasil harmonisa. Kajian tentang harmonisa pada motor induksi tiga fasa khususnya tipe rotor sangkar tupai yang dititik beratkan pada sisi beban (motor induksi) dapat dilakukan dengan cara menganalisa apakah tingkat harmonisa yang ditimbulkan oleh motor induksi tiga fasa tersebut dipengaruhi oleh faktor – faktor seperti rating daya motor, tegangan yang diberikan atau kecepatan putar motor. Penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi tingkat harmonisa yang dihasilkan oleh motor induksi tiga fasa tersebut. Dengan diketahuinya faktor

  • – faktor yang mempengaruhi tingkat harmonisa pada motor induksi tiga fasa, sektor industri sebagai pengguna beban jenis ini dapat melakukan suatu langkah-langkah tertentu untuk mengurangi tingkat harmonisa yang dihasilkannya . Sehingga sektor industri dapat menekan tingkat harmonisa yang disumbangkan ke sistem tenaga listrik karena penggunaan motor induksi tiga fasa tipe rotor sangkar tupai secara luas, di mana 70% beban listrik di industri adalah motor induksi tiga fasa[2].

  2. TINJAUAN PUSTAKA

  A. Harmonisasi Bentuk gelombang tegangan yang disalurkan ke peralatan konsumen dan bentuk gelombang arus yang dihasilkan dalam sistem tenaga listrik yang ideal adalah gelombang sinus murni. Harmonisa adalah gangguan yang terjadi dalam sistem distribusi tenaga listrik yang disebabkan adanya distorsi gelombang arus dan tegangan. Distorsi gelombang arus dan tegangan ini disebabkan adanya pembentukan gelombang-gelombang dengan frekuensi kelipatan bulat dari frekuensi fundamentalnya. Harmonisa bisa muncul akibat adanya beban- beban non linier yang terhubung ke sistem distribusi. Beban non liner ini umumnya adalah peralatan elektronik yang didalamnya banyak terdapat komponen semi konduktor, yang dalam proses kerjanya berlaku sebagai saklar yang bekerja pada setiap siklus gelombang dari sumber tegangan. Beberapa contoh beban non linier adalah berupa aplikasi elektronika daya antara lain: static power converter (rectifiers atau inverters), pengisi batere (bateray chargers), electronic ballast, variable frequency, electric arc furnace, thyristor ac power controllers, thyristor- controlled reactor (TCR), silicon controlled rectifier (SCR), dan adjustable speed drive (ASD), yang ini semuanya merupakan penyumbang harmonik. Distorsi harmonisa diterjemahkan melalui suatu distorsi dari gelombang arus dan tegangan di jaringan yang tidak lagi sinusoidal, hal tersebut akan menyebabkan timbulnya arus, tegangan dan daya harmonik di dalam jaringan yang mengandung beban-beban non linier. Distorsi harmonisa, yang membentuk suatu bentuk distorsi mutu dari pada arus, tegangan, daya jaringan adalah besaran variabel yang berubah-ubah, besaran distorsi tersebut dapat dinyatakan dengan total harmonic distortion (THD). Beban non liner antara lain: variable speed drive, komputer, printer, lampu fluorescent yang menggunakan elektronik ballas

  Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator ke rotornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator. Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai adalah motor induksi 3-fase dan motor induksi 1-fase. Motor induksi 3-fase dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase dan banyak digunakan di dalam berbagai bidang industri dengan kapasitas yang besar. Motor induksi 1-fase dioperasikan pada sistem tenaga 1-fase dan banyak digunakan terutama untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa air, mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi 1-fase mempunyai daya keluaran ya ng rendah.

  0.37

  4

  9 Feed pump 2 11 -

  4

  8 Feed Pump 1 11 -

  1.5

  7 Ash Conveyor 1.5 -

  1.5

  6 Rotary Ash Valve 0.37 -

  1.5

  5 Rotary Ash Valve 1 0.37 -

  1.5

  4 Swing Chut 0.37 -

  1.5

  0.12

  3. METODE PENELITIAN Dari segi batasan populasi maka penelitian ini termasuk menggunakan populasi terbatas atau terhingga. Alasannya adalah populasinya memiliki batas yang jelas dan memiliki karakteristik yang terbatas pula yakni populasi dari seluruh mesin yang menggunakan motor induksi dan pengendali yang sama. Adapun populasi pada satu unit mesin Boiler dengan kapasitas 10 TPH yang dipilih oleh peneliti dengan rincian sebagai berikut:

  3 Stoker

  4

  11

  11

  2 FD Fan

  35

  55

  45

  1 ID Fan

  Kabel (mm 2 )

  (kW) Invert er (kW)

  Nama Komponen Daya Motor

  Tabel 3. Komponen daya pada mesin boiler kapasitas 10 Ton Per Hour (TPH) N o

B. Induksi

  Dari populasi yang dipaparka peneliti mengambil sampel yait Motor Stoker, karena pada yang terjadi kendala sering me beban bertambah. Pengukuran dan Pengambilan d

  A 0,51

  1

  Deskripsi DATA Keterangan

  I. Untuk lebih lengkapnya, ulan data dan instrumen at dalam tabel berikut ini: si data motor induksi 0.12 rter 3 phasa

  si yang dapat diubah melalui engendalikan motor induksi l tergantung (dependent) an THDI. lisa pengaruh kecepatan uksi terhadap THD yang tegangan masukan motor hankan konstan pada sehingga variabel bebasnya tan putar motor induksi antung (dependent) adalah

  0,60 A

  A 0,61 A0,51 A

  A 0,58

  3

  A 0,53

  A 0,60

  A 0,59

  A 0,54

  A 0,46

  A 0,61

  2

  4

  0,61 A

  1,0 A

  1,3 A

  1,0 A Sesudah

  1,0 A

  1,0 A

  1,0 A

  1,0 A

  Settingmotor Breaker dalamAmpere sebelum

  5

  0,68 A ketebalan Batu bara 260 mm

  0,68 A

  0,68 A

  0,68 A

  0,68 A

  0,68 A

  6 Ampere Motor pada nemplate

  50 Hz 0,53

  A 0,61 A0,50 A

  1,3 A

  A 0,41

  0,63 A

  A 0,62 A0,35 A

  A 0,32

  A 0,59

  A 0,32

  A 0,65

  A 0,57

  A 0,61

  A 0,34

  A 0,63

  20 Hz 0,29

  0,70 A

  A 0,70 A0,31 A

  A 0,30

  A 0,70

  30 Hz 0,32

  A 0,39

  A 0,49

  A 0,61

  A 0,58

  A 0,42

  A 0,60

  A 0,55

  A 0,55

  A 0,44

  40 Hz 0,43

  A 0,56

  0,62 A

  A 0,62 A0,45 A

  A 0,40

  A 0,59

  A 0,37

  A 0,61

  A 0,44

  1,3 A

  1,3 A

  A 0,67

  A 0,37

  A 0,61

  40 Hz 0,43

  0,62 A

  A 0,62 A0,45 A

  A 0,40

  A 0,59

  A 0,61

  A 0,55

  A 0,44

  A 0,56

  A 0,39

  A 0,61

  30 Hz 0,32

  0,63 A

  A 0,44

  A 0,55

  A 0,32

  A 0,54

  A 0,61 A0,51 A

  A 0,51

  A 0,58

  A 0,53

  A 0,60

  A 0,59

  A 0,46

  A 0,60

  A 0,61

  50 Hz 0,53

  0,61 A

  A 0,61 A0,50 A

  A 0,49

  A 0,58

  A 0,42

  A 0,62 A0,35 A

  A 0,59

  1,3 A

  0,46 A

  Sebelum 150 150 150 150 150 150 Sesudah 100 100 100 100 100 100

  0,46 A Setting Torsi dalam %

  0,46 A

  0,46 A

  0,46 A

  0,46 A

  0,68 A Sesudah

  IN OUT IN OUT IN OUT IN OUT IN OUT IN OUT

  0,68 A

  0,68 A

  0,68 A

  0,68 A

  0,68 A

  Ampere pada Inverter Sebelum

  1,3 A Setting

  DATA FREKUENSI DATA ARUS PADA INVERTER

  10 Hz 0,26

  A 0,32

  0,70 A

  A 0,65

  A 0,41

  A 0,57

  A 0,34

  A 0,63

  20 Hz 0,29

  A 0,70 A0,31 A

  A 0,71

  A 0,30

  A 0,70

  A 0,29

  A 0,67

  A 0,32

  A 0,65

  A 0,30

  A 0,29

  A 0,32

  Gambar 12 .Pengambilan dat Alat ukur yang digunakan did ini adalah Power Quality A dapat mengukur parameter seperti, arus dan tegangan tingkat harmonisa (THD) total betuk gelombang tegangan flicker, ketidak seimbangan si daya, faktor daya, serta kua secara umum. Gambar di bawah ini memp ukur Power Quality Analyzer.

  A 0,71

  A 0,70

  A 0,29

  A 0,67

  A 0,32

  A 0,65

  A 0,30

  10 Hz 0,26

  A 0,70 A0,31 A

  IN OUT IN OUT IN OUT IN OUT IN OUT IN OUT

  DATA FREKUENSI DATA ARUS PADA INVERTER

  Sebelum 150 150 150 150 150 150 Sesudah 100 100 100 100 100 100

  0,46 A Setting Torsi dalam %

  0,46 A

  0,46 A

  A 0,30

  0,70 A

  0,46 A

  A 0,62 A0,35 A

  A 0,44

  A 0,56

  A 0,39

  A 0,61

  30 Hz 0,32

  0,63 A

  A 0,32

  20 Hz 0,29

  A 0,59

  A 0,32

  A 0,65

  A 0,41

  A 0,57

  A 0,34

  A 0,63

  0,46 A

  0,46 A

  A 0,37

  6 Ampere Motor pada nemplate

  0,68 A ketebalan Batu bara 260 mm

  0,68 A

  0,68 A

  0,68 A

  0,68 A

  0,68 A

  5

  1,0 A

  4

  3

  2

  1

  Deskripsi DATA Keterangan

  Untuk menganalisa pengaru motor induksi terhadap dihasilkan, maka tegangan induksi dipertahankan k tegangan 220 V, dan var

  Gambar 13.Alat ukur Power Q Pada penelitian ini, motor ind mendapatkan dua perlakuan yaitu : 1.

  Settingmotor Breaker dalamAmpere sebelum

  1,0 A

  0,68 A Sesudah

  1,3 A Setting

  0,68 A

  0,68 A

  0,68 A

  0,68 A

  0,68 A

  Ampere pada Inverter Sebelum

  1,3 A

  1,0 A

  1,3 A

  1,3 A

  1,3 A

  1,3 A

  1,0 A Sesudah

  1,0 A

  1,0 A

  A 0,61

  A 0,59

  A 0,65

  1,0 A Sesudah

  1,3 A Setting

  1,3 A

  1,3 A

  1,3 A

  1,3 A

  1,3 A

  1,0 A

  0,68 A

  1,0 A

  1,0 A

  1,0 A

  1,0 A

  Settingmotor Breaker dalamAmpere sebelum

  0,68 A ketebalan Batu bara 260 mm

  0,68 A

  Ampere pada Inverter Sebelum

  0,68 A

  0,68 A

  0,46 A Setting Torsi dalam %

  A 0,30

  A 0,71

  10 Hz 0,26

  IN OUT IN OUT IN OUT IN OUT IN OUT IN OUT

  DATA FREKUENSI DATA ARUS PADA INVERTER

  Sebelum 150 150 150 150 150 150 Sesudah 100 100 100 100 100 100

  0,46 A

  0,68 A

  0,46 A

  0,46 A

  0,46 A

  0,46 A

  0,68 A Sesudah

  0,68 A

  0,68 A

  0,68 A

  0,68 A

  A 0,40

  A 0,42

  A 0,61

  50 Hz 0,53

  0,61 A

  A 0,61 A0,50 A

  A 0,49

  A 0,58

  A 0,60

  A 0,54

  A 0,55

  A 0,55

  A 0,44

  A 0,61

  40 Hz 0,43

  0,62 A

  A 0,62 A0,45 A

  A 0,46

  A 0,59

  0,68 A

  Deskripsi DATA Keterangan

  6 Ampere Motor pada nemplate

  5

  4

  3

  2

  1

  Tabel 4. Rekapitulasi kW terkendali inverte

  A 0,60

  Analyzer. Alat ini ter – parameter n listrik, frekuensi, tal dan individual, n dan arus listrik, sistem tiga fasa, kualitas daya listrik mperlihatkan alat er. er Quality Meter induksi tiga fasa n yang berbeda, aruh rating daya ap THD yang n masukan motor konstan pada variabel bebasnya adalah Frekuensi y inverter yang men serta variabel adalah THDV dan 2. Untuk menganalisa putar motor induk dihasilkan, maka te induksi dipertaha tegangan 220 V, se adalah kecepatan dan variabel tergan THDV dan THDI. U teknik pengumpula data dapat dilihat d

  rkan diatas maka yaitu pada bagian a bagian tersebut mengalami trip jika n data n data Visual didalam penelitian

  0,60 A

  A 0,61 A0,51 A

  A 0,51

  A 0,58

  A 0,53

  0,60 A Arus Intermittent : 3.3 A (3 x 200 – 240V)

  Dalam Temperatur

  50

  47

  47

  48

  48 47 derajat

  3. Spesifikasi Motor Circuit Breaker

  motor Celcius

  Range Arus : 1 – 1.6 A Arus Maksimum trip : 22.5 A id± 20% Range

  Dalam Temperatur

  Daya : 0.37 kW – 0.75 kW

  55

  43

  47

  51

  52 48 derajat MCCB

  Celcius

  4.Spesifikasi Kontaktor Magnet Tegangan Coil : 220 V

4.HASIL DAN PEMBAHASAN

  Type : 3P(3 NO) Dalam penelitian ini data yang diperoleh [Ie] Rated Opr.Current : 9 A melalui simulasi dan pengukuran langsung Motor Power kW : 2.2 kW – 5.5 kW dilapangan. Pembahasan ini berangkat dari uraian tentang gambaran umum penelitian.

  Deskripsi Variabel Yaitu membahas tentang kandungan harmonisa pada rangkaian pengendali motor Dari deskipsi motor, inverter, dan MCCB Induksi 3 phasa yang menggunakan pegendali dapat terlihat dari perhitungan dengan berupa Inverter 3 phasa dengan input rumusan sebagai berikut : tegangan 220 V yang ditunjukan pada gambar pemodelan dibawah ini :

  Dan menghasilkan yang terdapat pada tabel berikut : Tabel 5. Data perhitungan motor dengan variabel Frekuensi

  Tegangan Frekuens Konstant Putaran-n SLIP Torsi Daya NO kutub cos ϕ HP input Hzi a (rpm) (%) (lb ft) (Watt)

  (Volt)

  1 10 120 4 300 80 1,575 0,69 120 0,09 230

  2 20 120 4 600 60 0,7875 0,69 120 0,09 230

  3 30 120 4 900 40 0,525 0,69 120 0,09 230

  4 40 120 4 1200 20 0,39375 0,69 120 0,09 230 Gambar 14. Wiring Diagram Motor Induksi

  5 46 120 4 1380 8 0,3423913 0,69 120 0,09 230 3phasa 0.12 kW Terkendali Inverter 3phasa.

  6 50 120 4 1500 0,315 0,69 120 0,09 230 Spesifikasi rangkaian :

  1. Spesifikasi Motor Induksi Daya Motor : 0.12 kW Kecepatan Putaran : 1380 rpm Arus : 0.68 A Tegangan Input Δ / Υ : 230 V / 380 V Power Factor (cos φ) : 0.69 Frekuensi : 50 Hz Kutub : 4 pole Eff : 63.8

  2. Spesifikasi Inverter Tegangan Input : 200 – 240 V± 10% Grafik 1. perubaan frekuensi terhadap Tegangan Output : 0 – 100% dari putaran tegangan input Daya : 0.37 kW

  Arus Continuous: 2.2 A (3 x 200 – 240 V) Dari tabel 5 dan grafik 1 diatas menunjukan bahwa frekuensi rendah menghasilkan putaran rendah. Dan apabila frekuensi ditambah atau di perbesar maka putaran akan bertambah sesuai dengan frekuensi yang dirubah.

  Grafik 2. Perubahan Putaran terhadap Torsi Dari grafik 4.2.2 menunjukan bahawa putaran lambat menghasilkan torsi yang besar dan sebaliknya apabila putaran cepat torsi yang dihasilkan sangatlah rendah.

  Pengaruh Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa Terhadap THD Dari pengujian terhadap sebuah motor induksi tiga fasa yang mempunyai spesifikasi kecepatan putar berbeda namun mempunyai spesifikasi rating daya yang sama yaitu 0.09 HP, dengan suatu perlakuan di mana tegangan yang diberikan dipertahankan konstan pada tegangan kerja 220 V, diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 6. Hasil pengujian pengaruh kecepatan motor Induksi 3 phasa terhadap THD dengan tegangan Konstan 220 VAC/230 VAC.

  NO Frekuensi Kecepatan THD TEGANGAN THD ARUS THDVA THDVB THDVC THDIA THDIB THDIC

  (Hz) (rpm) (%) (%) (%) (%) (%) (%)

  1 20 600 1,9 2,1 1,9 4 3,9

  4

  2 40 1200 2,4 2,5 2,4 1,3 1,3 1,2

  3 46 1380 2 2,1 1,4 1,4 1,5 1,2 Dari tabel 6 bila disajikan dalam bentuk grafik THD V , THD I terhadap kecepatan putar motor induksi dalam rpm, maka diperlihatkan pada gambar berikut.

  Grafik 3. Kecepatan terhadap THD tegangan Grafik 4. Kecepatan terhadap THD arus

  5.KESIMPULAN Rating daya suatu motor Induksi 3 fasa,cenderung mempengaruhi besarnya THD tegangan dan THD arus yang dihasilkan. Semakin besar rating daya dari motor induksi 3 fasa,maka semakin besar pulah THD nya. Dan kecepatan suatu motor AC 3 fasa, cenderung mempengaruhi besarnya THD tegangan dan THD arus yang dihasilkan. Semakin tinggi kecepatan motor induksi 3 fasa semakin kecil THDnya. “Kesimpulan motor induksi 3 fasa tipe rotor sangkar tupai cenderung menghasilkan harmonisa dominan pada urutan ke 3 hal itu menyebabkan, pemutus beban dapat bekerja dibawah arus pengenalnya atau mungkin tidak bekerja pada arus pengenalnya”. Suatu sistem tenaga listrik dipengaruhi banyak faktor, salah satunya adalah Harmonisa. Adanya harmonisa pada sistem tenaga listrik akan menyebabkan timbulnya rugi-rugi pada konduktor kabel dan kawat transmisi, generator sinkron, transformator, sistem proteksi, dan motor listrik. Sehingga harmonisa harus diredam dalam sistem tenaga. Cara untuk meredam harmonisa adalah dengan pemasangan sistem kapasitif dan trafo isolasi hubungan Δ -Υ Cipta,1997),h.105. padaSistem.

  13. Tarmudzi dan Sri Hartini. Metode Statistika, (Malang: UIN Malang Press,2008),h.18.

  14. Suharsini Arikunto.

  Prosedur,,,,Ibid,h.149.

DAFTAR PUSTAKA

  15. Sugiyono.Metode Penelitian Kualitatif

  1. Sugiarto,Hadi.2012.”Kaj an Harmonisa Kuantitatif dan R&D,(Bandung: Alafabetha,2008), Cet.IV,h222.

  Arus Dan Tegangan Listrik di Gedung

  16. Mardalis. Metode Penelitian Suatu Administrasi Politeknik Negeri Pontianak”.dalam jurnal vokasi,8(Juni 20 Pendekatan Proposal,(Jakarta:Bumi

  2. Assafat,Luqman.2010.”Analisa Faktor- Aksara,1995),Cet.III,h53. faktor Yang Mempengaruhi Tingkat

  17. Ibnu Hajar. Dasar-dasar Metodelogi Harmonisa Pada Motor Induksi Tiga Penelitian Kuantitatif Dalam Fasa Tipe Rotor Sangkar Tupai”. Dalam Pendidikan,(Jakarta:Raja Grafindo Prosiding Semnar Nasional Unimus 2010. (ISBN:978.979.7 Persada,1999),Cet.II,h.133.

  3. Kadir,Abdul.2000.”Distribusi dan Utilisasi 18. Hotman Simbolon.

  Tenaga Listrik”,Jakarta:UI Press Statistika,(Yogyakarta: Graha

  4. Sumanto.1991.”Teori Ilmu,2009)h5.

  Transformator”.Yogyakarta:Andi Offset.

  19. Sutrisno Hadi. Metodologi

  5. Tribuana,Wanhar.1999.”Pengaruh Research,(Yogyakarta: Fakultas

  Harmonik pada Transformasi Psikologi UGM,1980),h. Distribusi”.http://www.elektroindonesia.c

  20. Sugiyono.Metode Penelitian Kualitatif om/elektro/ener25.html.

  Kuantitatif dan R&D,(Bandung:

  6. Dist F.C.D.L.Rosa.2006.”Harmonic and Alafabetha,2008), Cet.IV,h243.

  Power Sistem”.CRC P

  7. Suryajaya,Ahmad.2011.”Pengaruh Total Harmonic Distortion (THD)Pada Suatu Sistem”, Semarang:Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknologi Industri Universitas Katolik Soegijapranata.

  8. Rusli,Muhammad.2009.”Analisis dan Evaluasi Dampak Harmonisa Pada Transformator”.Sumatra Utara: PT. PLN ( Persero ) Penyaluran dan pusat penyalur beban Sumatra Utara.

  9. Dugan, M. And Beaty.1996.”Electrical Power System Quality”. McGraw – Hill.

  United States of America.

  10. Farzanehrafat Ali, Mohammad Taghi Bathaee S. Suboptimal Size and Location of Distributed Generation for Maintaining the Protectio Coordination, Electrical engineering in Azad University of Science and Research, and with Ghods Niroo Consulting Engineers (GNCE) Tehran, Iran (e-mail: ‘afarzanehrafat@ghods- niroo.com).

  11. MujangDwi,Pengertian-Dasar- Inverter,(mujangdwi.blogspot.co.id,27 Januari 2013).Sejahtera Teknik.

  12. Margono. Metodelogi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Rineke