PERAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK TODDLER
PERAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA
PADA ANAK TODDLER
Lilis Maghfuroh, S.Kep., Ns,. M.Kes., Ati’ul impartina, S.ST., M.Kes.,
Progra Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan
Program Studi DIII Kebidanan STIKes Muhammadiyah Lamongan
…………......……….…… …… .…. ABSTRACT … … ...... ………. …… ……
Language development is an essential for a toddler. Unfortunately, the parents don`t
realize the importance of it. Actually, it is a big problem for the toddler. So, it is needed the
affection and love by their parents in order to avoid the language disorder. Because of this
problem, stimulation is needed. Stimulation is an activity which stimulates and supports
basic language and to optimize the toddlers`development. The purpose of this research to
know the parents` stimulations to the toddlers language development. The research design
is pre experimental design ( one group pre-test post-test ). The samples are 30 toddler`s
parents and toddlers in Mayangkawis - Balen - Bojonegoro. The data taken from closed
questioner ( DDST II ) and observation sheets. The data collect used tabulation and
analyzed by Wilcoxon test founded P = 0,000, it means P < 0,05. The result shows the
influence of the parents stimulation to the toddlers` language development in
Mayangkawis - Balen - Bojonegoro.Keywords: Stimulation, Parents, Language Development, Toddler potensi genetiknya (Depkes RI, 2007).
PENDAHULUAN . … …
Stimulasi merupakan kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya anak tumbuh dan berkembang secara optimal
(Depkes RI, 2007). antara lain diselenggarakan melalui upaya
Anak usia toddler merupakan anak usia kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin 12-36 bulan (1-3 tahun), pada periode ini anak sejak anak masih di dalam kandungan. Upaya berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu kesehatan ibu yang dilakukan sebelum dan bekerja dan bagaimana mengontrol orang lain selama hamil hingga melahirkan, ditujukan melalui kemarahan, penolakan dan tindakan untuk menghasilkan keturunan yang sehat dan keras kepala. Ini merupakan periode yang lahir dengan selamat (intact survival). sangat penting untuk mencapai pertumbuhan
Upaya kesehatan yang dilakukan sejak dan perkembangan intelektual secara optimal anak masih di dalam kandungan sampai lima (Perry, 2005). tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk
Kemampuan bahasa merupakan mempertahankan kelangsungan hidupnya kombinasi seluruh sistem perkembangan anak, sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak kemampuan berbahasa melibatkan kemampuan agar mencapai tumbuh kembang optimal baik motorik, psikologis, emosional,dan perilaku fisik, mental, emosional maupun sosial serta (Widyastuti, 2008). memiliki intelegensi majemuk sesuai dengan Stimulasi merupakan kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal (Depkes RI, 2007). Stimulasi tersebut dapat dilakukan oleh orang tua, anggota keluarga atau orang dewasa lain di sekitar anak. Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan anak sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Mengingat peranan ibu yang besar, maka pengetahuan ibu tentang stimulasi dan perkembangan motorik kasar anak sangat diperlukan (Soetjiningsih, 2004).
Kemampuan bahasa anak harus ditingkatkan dengan menjaga hubungan yang sehat antara orang tua dan anak. Hubungan yang sehat (penuh perhatian dan kasih sayang dari orang tua) memfasilitasi perkembangan bahasa anak, akan merangsang anak mencapai perkembangan yang optimal sedangkan hubungan yang tidak sehat mengakibatkan anak mengalami kesulitan atau keterlambatan dalam perkembangan bahasanya. Semakin banyak anak didorong untuk berbicara dengan mengajaknya berbicara dan didorong menanggapinya, akan semakin awal mereka belajar berbicara dan semakin baik kualitas bicara (Yusuf, 2004).
Tujuan penelitian ini adalah Menganalisis Peran stimulasi orang tua terhadap perkembangan bahasa pada anak Toddler di desa Mayangkawis kecamatan Balen kabupaten Bojonegoro.
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal (Depkes, 2007). Stimulasi adalah kegiatan merangsang secara memadai kemampuan dasar anak agar tumbuh dan berkembang optimal sesuai potensi yang dimilikinya (Ali Muliadi, 2010). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ- organ dan sistemnya yang terorganisasi (Nursalam, 2005). Kemampuan bahasa merupakan kombinasi seluruh sistem perkembangan anak, kemampuan berbahasa melibatkan kemampuan motorik, psikologis, emosional dan perilaku (Widyastuti, 2008).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi stimulasi perkembangan anak usia 0-3 tahun diantaranya: pengetahuan, kebudayaan, sosial ekonomi, lingkungan dan peran keluarga. Pengetahuan dan peran ibu sangat bermanfaat bagi proses perkembangan anak secara keseluruhan karena orang tua dapat segera mengenali kelebihan proses perkembangan anaknya dan sedini mungkin memberikan stimulasi pada tumbuh kembang anak yang menyeluruh dalam aspek fisik, mental, dan sosial (Nasrul Efendy, 2007).
Keluarga berperan dalam kesehatan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga di sekitarnya. Faktor sosial ekonomi lebih cenderung pada keluarga yang memiliki sosial ekonomi yang lebih tinggi maka akan sering membawa anaknya ke tempat pelayanan kesehatan untuk lebih mengetahui perkembangan anaknya. Faktor pengaruh kebudayaan yang positif kemungkinan akan mendorong kemampuan ibu dalam merawat anaknya dan sebaliknya. Faktor lingkungan dapat memberikan pengertian kepada keluarga baik pengertian yang salah maupun yang benar tentang perkembangan anak (Nasrul Efendy, 2007).
Menurut World Health Organization (WHO), seorang anak, khususnya balita, harus mendapat stimulasi positif dari lingkungannya.
Dengan stimulasi yang baik, balita akan mampu mengolah otak mereka sehingga kemampuan kognitif, sosial, dan perilakunya dapat berkembang dengan baik (Nakita, 2012). Banyak orang tua yang begitu bersemangat memberikan stimulasi untuk bayinya. Akibatnya malah overstimulasi. Overstimulasi yang dilakukan terus-menerus tentu memberikan efek yang tidak menguntungkan bagi bayi, seperti: emosi negatif, kemampuan belajar menurun, dan menolak. Sedangkan bila kehilangan pengasuhan yang baik, misalnya pendidikan orang tua yang rendah, perceraian, dan berbagai hal lainnya akan sangat mempengaruhi kesehatan fisik dan stimulasi perkembangan bahasa. Setelah itu psikologinya (Sunarwati, 2007). Kurangnya data dianalisa menggunakan program SPSS stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan 16.0 for windows dan diuji menggunakan Uji tumbuh kembang anak, bahkan gangguan Wilcoxon dengan tingkat signifikansi ρ< 0.05. menetap (Afria, 2011).
HASIL DAN PEMBAHSAN …
Orang tua harus selalu memberikan
1. Hasil
rangsang atau stimulasi kepada anak dalam Tabel 1.Distribusi Jenis Kelamin Orang Tua di semua aspek perkembangan baik motorik kasar desa Mayangkawis kecamatan Balen maupun halus, bahasa dan personal sosial. kabupaten Bojonegoro.Bulan Agustus
Stimulasi ini harus diberikan secara rutin dan Tahun 2014 berkesinambungan dengan kasih sayang, metode bermain dan lain-lain. Sehingga
No Jenis Frekuen Prosentase perkembangan anak akan berjalan optimal. Kelamin si (%)
Kurangnya stimulasi dari orang tua dapat
1. Laki-laki mengakibatkan keterlambatan perkembangan
2. Perempuan 30 100 anak, karena itu para orang tua atau pengasuh Jumlah 30 100 harus diberi penjelasan cara-cara melakukan stimulasi kepada anak-anak (Dinkes, 2009).
Dari tabel 1 di atas dapat dijelaskan Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada bahwa seluruhnya orang tua perempun yang kesempatan berinteraksi dengan bayi atau mengasuh anaknya balita, misalnya ketika memandikan, mengganti popok, menyusui, menyuapi makanan, menggendong, mengajak berjalan-jalan, Tabel 2. Distribusi Umur Orang Tua di desa bermain, menonton TV, di dalam kendaraan, Mayangkawis kecamatan Balen kabupaten Bojonegoro.Bulan Agustus menjelang tidur (Soedjatmiko, 2012).
Tahun 2014 Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara
No Umur Frekue Prosentase
optimal. Sekarang ini, banyak sekali dijual
nsi (%)
bermacam-macam alat permainan. Apabila 1. 20-25 thn orang tua tidak selektif dan kurang memahami 2. 26-30 thn 18 60,0 fungsinya, alat permainan yang dibelinya tidak 3. 31-35 thn 9 30,0 dapat berfungsi secara selektif. Alat permainan 4. 36-40 thn 3 10,0 hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin
Jumlah 30 100 dan usia anak sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal (Nursalam,
Dari tabel 2 di atas dapat dijelaskan 2005). bahwa sebagian besar orang tua berumur 26-30 tahun dan sebagian kecil orang tua berumur 36-
METODOLOGI PENELITIAN 40 tahun.
Desain penelitian menggunakan Tabel 3 .Distribusi Pendidikan Orang Tua di
Pre-experimental design ( One-group Pretest- desa Mayangkawis kecamatan Balen Posttes design), dengan metode sampling kabupaten Bojonegoro.Bulan Agustus
simple random sampling. Sampel diambil
sebanyak 30 responden yaitu orang tua yang mempunyai anak usia 1-3 tahun dan anak usia No Pendidika Frekue Prosentas 1-3 tahun di desa Mayangkawis kecamatan n nsi e (%) Balen Kabupaten Bojonegoro. Data penelitian
1. SD diambil menggunakan kuesioner tertutup
2. SMP 7 23,3 sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
3. SMA 22 73,4
4. PT/Akade 1 3,3 mi Jumlah 30 100
N Jumlah Frekuen Prosent
Dari tabel 3 di atas dapat dijelaskan o si ase (%) bahwa sebagian besar orang tua berpendidikan
1. Tunggal 15 50,0 SMA dan sebagian kecil orang tua
2. 2-3 7 23,3 berpendidikan PT/Akademi. bersaudara
3. > 3 8 26,7 Tabel 4 Distribusi Pekerjaan Orang Tua di desa bersaudara
Mayangkawis kecamatan Balen Jumlah 30 100 kabupaten Bojonegoro.Bulan Agustus Berdasarkan tabel 6 di atas dapat
Tahun 2014 dijelaskan bahwa setengah anak 2-3 bersaudara dan sebagian kecil anak > 3 bersaudara.
No Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)
1. Tani Tabel 7 Distribusi Jenis Kelamin Anak di desa
2. Wiraswasta Mayangkawis kecamatan Balen
3. Swasta 3 10,0
4. Rumah 27 90,0 kabupaten Bojonegoro.Bulan Agustus Tangga
Tahun 2014 Jumlah 30 100
No Jenis Freku Prosentase
Berdasarkan tabel 4 di atas dapat
Kelamin ensi (%)
dijelaskan bahwa hampir seluruhnya orang tua
anak
memilih pekerjaan Ibu Rumah Tangga dan
1. Laki-laki 18 60,0 sebagian kecil orang tua bekerja sebagai swasta.
2. Perempuan 12 40,0 Jumlah 30 100
Tabel 5 Distribusi Anak Ke di desa Mayangkawis kecamatan Balen kabupaten Bojonegoro Bulan
Dari tabel 7 di atas dapat dijelaskan bahwa Agustus Tahun 2014 sebagian besar anak berjenis kelamin laki-laki.
No Anak Frekuensi Prosentas Tabel 9 Distribusi perkembangan bahasa
Ke e (%)sebelum diberikan stimulasi
1. Ke-1 18 60,0 bahasa
2. Ke-2 7 23,3
3. Ke-3 5 16,7
No Perkembang Frekue Prosenta
Jumlah 30 100
an Bahasa nsi se (%)
1. Normal 9 30,0 Berdasarkan tabel 5 di atas dapat
2. Suspect 13 43,3 dijelaskan bahwa sebagian besar anak ke-1 dan
3. Untestabel 8 26,7 sebagian kecil anak ke-3.
Jumlah 30 100 Tabel 6 Distribusi Jumlah Saudara di desa
Mayangkawis kecamatan Balen Berdasarkan tabel 9 di atas dapat dijelaskan kabupaten Bojonegoro.Bulan Agustus bahwa hamper setengah anak suspect dalam Tahun 2014 perkembangan bahasa. Tabel 10. Distribusi perkembangan bahasa sesudah diberikan stimulasi bahasa Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat dijelaskan bahwa hampir seluruhnya anak normal dalam perkembangan bahasa
PENDAHULUAN . … … . …
Berdasarkan tabel .9 hasil penelitian tentang Perkembangan Bahasa Pada Anak
Toddler didapatkan bahwa sebagian besar anak
mengalami suspect. Perkembagan bahasa merupakan kombinasi seluruh sistem perkembangan anak, kemampuan berbahasa melibatkan kemampuan motorik, psikologis, emosional dan perilaku. Sedangkan suspect merupakan peringatan karena anak mengalami kegagalan tetapi anak masih mempunyai kesempatan untuk memperbaikinya perkembangan bahasa sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak, oleh sebab itu sebagai orang tua harus melatih anaknya berbicara sejak dini agar anaknya tidak mengalami keterlambatan dalam berbicara.
Menurut Heru Santoso Wahito Nugroho (2009) dikatakan 1) Supect: Apabila pada satu sektor didapatkan 2 atau lebih caution atau 1
delay atau lebih. Dapat dilakukan uji ulangan
dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan faktor sesaat (rasa takut, keadaan sakit, kelelahan).
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain usia orang tua dan pendidikan. Berdasarkan tabel 2 dari hampir setengah berusia 26-30 tahun, didapatkan sebanyak 18 (40,0%) ibu. Seseorang dengan usia 26-30 tahun adalah usia dimana dikatakan sudah masuk dalam dewasa awal. Sedangkan dewasa awal merupakan masa peralihan dari masa remaja, masa dewasa awal dimana kematangan fisik dan psikologis, identitas diri didapat sedikit demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental ibunya. Dengan semakin bertambahnya usia maka pengetahuan dan pengalamanya tentang perkembangan bahasa anak juga akan semakin bertambah dan sebaliknya bila usia seseorang masih muda maka pengetahuan dan pengalamannya tentang perkembangan bahasa anak juga masih kurang.
Opini di atas didukung dengan teori menurut Iqbal Mubarak, Wahid dkk (2007) dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikolog (mental), perubahan pada fisik terjadi akibat pematangan fungsi organ dan pada aspek psikologis atau mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa, matang dalam berfikir dan bekerja.
Berdasarkan tabel 3 dari hampir setengah didapatkan sebanyak 22 (48,9%) orang tua/ibu berpendidikan SMA. Pendidikan SMA merupakan cukup tinggi dalam mempengaruhi perkembangan bahasa anak, tingkat pendidikan menjadikan seseorang makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan tersebut akan bermanfaat bagi ibu untuk dapat menstimulasi perkembangan bahasa anaknya agar sesuai dengan tahap perkembangannya.
Opini di atas didukung dengan teori menurut Iqbal Mubarak, Wahid dkk (2007) pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap dan pengetahuan seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain pekerjaan, jenis kelamin orang tua,
No Perkemban gan Bahasa Frekue nsi Prosenta se (%)
1. Normal 23 76,7
2. Suspect 7 23,3
3. Untestabel 0,0 Jumlah 30 100 anak ke. Berdasarkan tabel 4 dari sebagian besar didapatkan sebanyak 27 (60,0%) orang tua memilih pekerjaan ibu rumah tangga dan sebagian kecil didapatkan sebanyak 1 (2,2%) orang tua bekerja tani. Ibu yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga akan memiliki waktu yang lebih lama bersama anaknya dirumah, sehingga ibu lebih banyak menuntut kepada anaknya agar bisa melakukan hal-hal yang diinginkan oleh orang tua namun tanpa memperhatikan kemampuan anak dan ibu lebih banyak mengatur waktunya agar anak bisa berbicara dan berinteraksi dengan orang tua atau lingkungannya.
Opini tersebut didukung oleh teori menurut Agustin (2009) menyatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi pemilihan pola asuh orang tua terhadap anak, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal, misalnya latar belakang keluarga orang tuanya, usia orang tua dan anak, pendidikan dan wawasan orang tua, jenis kelamin orang tua dan anak, karakter anak dan konsep peranan orang tua dalam keluarga. Sedangkan yang termasuk faktor eksternal, misalnya adalah tradisi yang berlaku dalam lingkungannya, sosial ekonomi, pekerjaan, lingkungan Pekerjaan adalah hal yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya dan semua hal yang berasal dari luar keluarga tersebut yang bisa mempengaruhi keluarga tersebut dalam menerapkan suatu bentuk pola asuh.
Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan bahwa hampir seluruhnya didapatkan sebanyak 44 (97,8%) jenis kelamin orang tua adalah perempuan. Dari fakta di atas bahwa perasaan orang tua perempuan lebih tinggi untuk menyempatkan waktunya terhadap anak dengan menjaga, merawat dan mendidik anak, memimpin membantu, melatih anaknya setiap saat.
Opini tersebut di dukung oleh teori Menurut Agustin (2009) bahwa jenis kelamin orang tua dalam mengasuh anak juga mempengaruhi pemilihan pola asuh orang tua terhadap anak, kebanyakan orang tua yang mengasuh anaknya didominasi oleh seorang ibu karena pola asuh ibu cenderung tidak otoriter, lebih memahami anak dan lebih sering bersama anaknya dibanding dengan orang tua laki-laki yang sering menerapkan pola asuh otoriter karena orang tua laki-laki kebanyakan lebih tegas dalam mengasuh anak.
Berdasarkan tabel 6 dapat dijelaskan bahwa hampir setengah didapatkan 18 (40%) anak ke-1 dan sebagian kecil sebanyak 10 (22,2%) anak ke-3. Orang tua yang mempunyai anak pertama biasanya kurang mengerti dan kurang berpengalaman tentang mengasuh anaknya, sehingga orang tua belum mengetahui bagaimana perkembangan bahasa pada anak akibatnya orang tua sering menuntut anaknya agar bisa melakukan hal-hal yang diinginkan oleh orang tua tanpa memperhatikan kemampuan anak terutama pola asuh dalam perkembangan bahasa anaknya dan sebaliknya bila orang tua yang mempunyai anak yang kedua sudah mengerti dan berpengalaman dalam mengasuh anaknya terutama pola asuh dalam perkembangan bahasa anaknya.
Opini tersebut di dukung oleh teori menurut Perinansia (2003), bahwa seorang ibu dengan mempunyai anak pertama mungkin akan mengalami masalah ketika mengasuh tentang perkembangan anak terutama pola asuh dalam perkembangan bahasanya dan apabila ibu yang sudah punya anak yang kedua akan lebih berpengalaman dan mengerti di dalam mengasuh anaknya terutama pola asuh dalam perkembangan bahasa anaknya.
2) Perkembangan bahasa sesudah diberikan stimulasi bahasa
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain jumlah saudara, jenis kelamin anak, usia anak. Berdasarkan tabel 6 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar sebanyak 29 (64,4%) jumlah saudara 2-3 bersaudara dan sebagian kecil sebanyak 1 (2,2%) jumlah saudara > 3 bersaudara.
Hal ini menunjukkan bahwa bila seseorang mempunyai anak >1 maka semakin banyak rangsangan yang diterima oleh anak sehingga perkembangan bahasa pada anak akan lebih baik dibandingkan anak yang tidak mempunyai saudara, namun kemungkinan perhatian orang tua akan terbagi oleh karena itu jumlah saudara dalam satu rumah bisa mempengaruhi Alimul Hidayat. 2005. Pengantar Ilmu perkembangan bahasa pada anak terutama di Keperawatan Anak II. Jakarta Salemba Desa Tukkerto Kecamatan Deket Kabupaten Medika. Lamongan. Ali Muliadi, 2010. Pengertian Stimulasi Perkembangan Anak. http://www.mobile.
Opini tersebut didukung oleh Soetjiningsih ecs.soton.ac.uk/comms/neuron_cell.jpg . (2004) bahwa jumlah keluarga yang memiliki Diakses 23 Oktober 2012 Pukul 10.30. banyak anggota keluarga, perkembangan
Depkes RI. 2007. Pedoman Pelaksanaan bahasa anak lebih cepat, karena terjadi
Stimulasi dan Intervensi Dini Tumbuh
komunikasi yang bervariasi dibandingkan
Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan
dengan yang memiliki anak tunggal dan tidak
Kesehatan Dasar. Jakarta : Salemba ada anggota lain selain keluarga inti.
Medika. Dinkes. 2009. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi
Berdasarkan tabel 7 di atas menunjukkan
dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak
bahwa sebagian besar didapatkan sebanyak 29 Di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. (64,4%) anak berjenis kelamin laki-laki.
Jakarta : Salemba Medika. Dimana anak laki-laki jika orang tua mengajari berbicara banyak yang tidak memperhatikan
Heru Santoso Wahito Nugroho. 2009. Tumbuh dan kurang bisa menangkap atau menirukan
Kembang Anak. Jakarta:EGC.
bahasa yang diajarkan orang tuanya. Dan Iqbal Mubarok Wahid. 2007. Ilmu sebaliknya pada anak perempuan yang
Keperawatan Komunitas, Konsep dan
cenderung menurut dan menirukan jika orang
Aplikasi.Jakarta Salemba Medika tua sedang mengajari berbicara.
Nakita, 2012. Stimulasi Perkembangan Anak. Opini tersebut didukung oleh teori menurut
Jakarta : EGC Alimul Hidayat (2005) Anak perempuan lebih
Nasrul – Efendy, 2007. Dasar dasar cepat berbicara dibanding anak laki-laki, pada
Keperawatan Kesehatan Masyarakat
setiap jenjang umur kalimat anak laki-laki lebih
Edisi 2. Jakarta: EGC
pendek dan kurang benar dalam tata bahasa, Nursalam, 2005. Asuhan Keperawatan Bayi kosa katanya pun lebih sedikit dan pengucapan
Dan Anak Untuk Perawat Dan Bidan.
kata kurang tepat dari pada anak perempuan.
Jakarta: Salemb Medika. Perinansia, 2003. Masalah Pola Asuh
http://www.perinansia.com . Diakses 23 KESIMPULAN … … . …
November 2013 Pukul 10.30 Perry Potter, P. A n, A, G. 2005. Buku Ajar
a. hamper setengah anak suspect dalam
Fundamental Keperawatan: Konsep,
perkembangan bahasa sebelum diberikan
Proses Dan Praktek Edisi IV. Editor
stimulasi bahasa Monica Etal. Jakarta: EGC
b. hamper seluruhnya anak normal dalam Soedjatmiko, 2012. Cara Praktik Membentuk perkembangan bahasa sesudah diberikan
Anak Sehat. Jakarta: EGC.
stimulasi bahasa Soetjiningsih, 2004, Tumbuh kembang Anak.
Jakarta EGC. Sunarwati, 2007. Stimulasi Anak.
DAFTAR PUSTAKA … … . http://www.mobile. ecs.soton.ac.uk/comms/neuron_cell.jpg .
Afria, 2011. Stimulasi Perkembangan pada Diakses 28 Oktober 2013 Pukul 10.30.
Anak. http://www.mobile. ecs.soton.ac.jpg .
Widyastuti. 2008. Kemampuan Bahasa Anak Diakses 28 September 2013 Pukul 09.20.
Toddler. http://www . blog spot.com
Yusuf. 2004. Pengantar Masalah Penelitian Agustin, 2009. Faktor Pola Asuh.
Kemampuan Bahasa Anak Toddler. http://www.agustin.com . Diakses 23 Oktober http://www . blog spot.com.
2013 Pukul 10.30.