BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Studi dan Pembuatan - Analisa Saluran Pengering Pakan Ternak Dengan Bentuk Balok Pada Sistem Pompa Kalor Dengan Daya 1 Pk

BAB III METODE PENELITIAN

  3.1 Tempat dan Waktu Studi dan Pembuatan

  Bahan yang di gunakan untuk merancang saluran pengering pakan ternak sistem pompa kalor adalah: a)

  Aluminium foil

  Glass woll j) Elbow e)

  c) Kawat i) Besi rang-rang d)

  h) Cat

  b) Besi siku

  f) Lem goat, dextone

  Plat seng

  d) Grinda i) Meter

  Penelitian dilakukan di laboratorium Motor Bakar Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara dan dilaksanakan selama +4 bulan.

  h) Gergaji besih

  c) Bor besi

  g) Tang

  b) Martil

  f) Gunting plat

  Rivet

  Alat yang digunakan untuk merancang saluran pengering pakan ternak sistem pompa kalor adalah : a)

  3.2 Alat dan Bahan Perancangan Saluran Pengering 3.2.1 Alat.

3.2.2 Bahan

  Gambar 3.1: saluran pengering bentuk Balok Saluran Pengering pakan ternak dengan Bentuk balok Spesifikasi:

  • Tinggi 100 cm
  • Tinggi kaki 104 cm
  • luas Penampang 40 x 40 cm
  • Ukuran pipa aluran masuk udara (in) 3 inc
  • Ukuran Saluran keluar udara (out) 1 inc
  • Panjang Pipa aluran Masuk (in) 50 cm

  • Panjang pipa Saluran Keluar (out) 10 cm
  • Kapasitas 1 kg
  • Bahan yang dikeringkan Daun sawit yang sudah dicaca

3.2.3 Alat dan Bahan Dalam Melakukan Pengujian

a) Alat

  Peralatan yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel penelitian, antara lain:

1. Rh (Relative Humidity) Meter

  Merupakan alat ukur suhu dan kelembaban udara. Jenis Rh meter yang digunakan adalah EL-USB-2-LCD (High Accuracy Humidity,

  Temperature and Dew Point Data Logger with LCD).

Gambar 3.2 Rh Meter

  Spesifikasi: :

  Relative Humidity

  • : 0 – 100

  Measurement range (%) : ±0.1

  • : ±2.0* ±4

  Repeatability (short term) (%RH)

  • : 0.5

  Accuracy (overall error) (%RH)

  • : 0.5

  Internal resolution (%RH)

  • Temperature

    Measurement range (°C /°F) : -35/-31 - +80/+176

  •   Long term stability (%RH/yr)

    • Repeatability (°C/°F) : ±0.1/±0.2

    • Accuracy (overall error) (°C /°F) : ±0.3/±0.6 - ±1.5/±3
    • Internal resolution (°C /°F) : 0.5/1 Dew Point
    • Accuracy (overall error) (°C /°F) : ±1.1 /±2** Logging rate : every 10s every 12hr Operating temperature range
      • (°C/°F) : -35/-31 - +80/+176) 2.

      Hot Wire Anemometer Digunakan untuk mengukur kecepatan udara yang keluar dari mesin pengering system pompa kalor. Jenis Annemometer yang digunakan adalah Hot Wire Annemometer.

    Gambar 3.3 Hot Wire AnemometerTabel 3.2 Specificatians dari Hot Wire Anemometer

      Air Velocity Range Resolution Accuracy

      m/s 0.1 to 25.0 m/s 0.1 m/s ±5% ± 0.1 m/s km/h 0.3 to 90.0 km/h 0.1 km/h ±5% ± 0.1 km/h ft/min 20 to 4925 fit/min 1 ft/min

      ±5% ± 0.1 fit/min MPH 0.2 to 55.8 MPH

      0.1 MPH ±5% ± 0.1

      MPH Knots 0.2 to 48.5 knots 0.1 knots

      ±5% ± 0.1 knots Air termperatur

      C to 50 C

      32 F to 122 F

      0.1 C / 0.1 F

      0.1 C / 1.8 F 3.

      Blower Blower digunakan untuk mentransfer udara panas dari kondensor kesaluran pengering sehingga proses pengeringan akan lebih cepat dan efektif

    Gambar 3.4 Blower 3 inc

      Blower merek TOSITA

    • Arus = 2 amper - Ukuran = 3inc
    • Frekuensi = 50/60 Hz - Pase = 1
    • Putaran = 3000/3600 Rpm - Tegangan = 220 Volt

      Daya = 370 wat

    • 4.

      Laptop Laptop digunakan untuk memindahkan data dari Rh (Relative Humidity) Meter dan mengelolah data

      Gambar: 3.5 Leptop TOSIBA (L640) 6 .Hygrometer Higrometer merupakan alat ukur untuk kelembapan udara Rh (Relative

      Humidity ) sekitar dengan sistem manual

      Gambar: 3.6 Hygrometer

    7 Timbangan Digital

      Timbangan digital disini berfungsi sebagai alat pengukur massa berat dalam satuan gram(gr) yaitu menimbang pakan ternak yang belum dilakukan pengeringan dan setelah dilakukan pengeringan

      Gambar: 3.7 Timbangan Digital

    Gambar 3.8 Alat Pengering pakan ternak Pompa kalor 1 Pk

      Spespikasi alat pengering: Spespikasi saluran pengering ;

    • Panjang = 202 cm -Tinggi = 100 cm
    • Lebar = 63 cm -Tinggi Kaki = 110 cm
    • Tinggi = 87 cm -luas penampang = 40x40cm
    • Tinggi kaki = 24 cm -Diameter saluran masuk udara = 3 inc
    • Daya 1 Pk -Diameter saluran keluar udara = 2 inc

    b) Bahan 1.

      PakanTernak Bahan yang menjadi objek pengeringan pada penelitian ini adalah pakan ternak.Pakan ternak yang akan dikeringkan merupakan pakan yang dibuat dari daun kelapa sawit yang sudah di cacah sampai halus

      Gambar: 3.10. Daun sawit yang sudah dicaca

    3.3. Data Penelitian

      Adapun data yang direncakan akan dikumpulkan dan selanjutnya dilakukan analisis dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut :

    1. Massa Pakan Ternak (M)

      Massa dari pakan di ukur pada saat keadaan basah (M b ) dan pada saat keadaan kering (M ).

      k 2.

      Waktu pengeringan (t) Waktu pengeringan yang dibutuhkan untuk mengeringkan pakan yaitu lima menit sekali pada sekali percobaan pada saat basah sampai pada saat keadaan kering (berat basah sampai berat kering).

      3. Temperatur (T) Temperatur yang di ukur adalah temperatur udara pada saat masuk ke evaporator (T ), keluar evaporator (T ), saluran masuk pengering (T ) dan

      in out in saluran keluar pengering (T out ).

      4. Kelembaban udara (Rh) Kelembaban udara yang diukur pada titik saat masuk ke evaporator (Rh ), keluar

      1

      evaporator (Rh

      2 ), saluran masuk pengering(Rh 3 ) dan saluran luar pengering

      (Rh 4 ).

      5. Kecepatan aliran udara (v) Udara yang keluar dari mesin pengering dan diukur kecepatannya.

      6. Kuat arus ( I ) 7.

      Tegangan ( V )

    3.3.1. Metode Pelaksanaan Penelitian

      Dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan kegiatan yang meliputi beberapa tahapan yang digambarkan dalam bentuk diagram berikut:

    • Massa Pakan tenak (kg)
    • Temperatur (
    • Kelembaban udara (%)
    • Kecepatan aliran udara (m/s)
    • Waktu (menit)

      `Gambar 3.10 Diagram alir proses pelaksanaan penelitian Mulai

      Studi Literatur

      Usulan Penelitian

      Tahap Persiapan: 1.

      Persiapan Saluran Pengering Pakan ternak Bentuk balok 2. Pengujian Mesin Pengering

      Pengumpulan data:

      o

      C)

      Kesimpulan/Laporan Selesai

      Tidak Ya

      Pengolahan dan Analisis Data

      Ya Tidak

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1. Grafik Hasil Pengujian

      Dari pengujian didapat grafik suhu masuk, suhu keluar , rasio humiditas masuk dan rasio humiditas keluar dan dwe-point masuk dan dew-point keluar pada saluran pengering .Adapun grafik tersebut seperti dibawah ini :

      Gambar :4.1.Grafik Temperatur vs Waktu pada saluran masuk

    Gambar 4.1 dapat dilihat temperatur maksimum pada saluran masuk adalah 60 °C pada waktu 13:15,sedangkan temperatur minimum adalah 48,5 °C pada waktu

      14:10 dan pada waktu 14:30..

      y = 19560x 3 - 33794x 2 + 19446x - 37215 R² = 0,129

      10

      20

      30

      40

      50

      60

      70 12:57 13:26 13:55 14:24 14:52

      Tem per a tur ( C ) Waktu

    Temperatur Masuk (°C)

      Celsius Poly. (Celsius )

      Temperatur Saluran Keluar (°C )

      60

      50 y = 23880x3 - 41599x2

      )

    • 24142x - 46637

       C

    40 R² = 0,396

       (

      30 tur a

      Celsius

      20 per

      Poly. (Celsius )

      10 Tem 12:57 13:26 13:55 14:24 14:52 Waktu

      Gambar :4.2.Grafik Temperatur vs Waktu pada saluran keluar

    Gambar 4.2 dapat dilihat temperatur maksimum pada saluran keluar adalah 51 °C pada waktu 14:40, sedangkan temperatur minimum adalah 38,5 °C pada waktu

      13:05

      

    Rasio hummiditas (%rh) saluran masuk

      35 ) 3 2 y = -12938x + 22164x

      30 %

    • 12643x + 24040

       (

      25 R² = 0,089 as it

      20 id m

      15 Humidity(%rh) m

      10 u

      Poly. (Humidity(%rh)) h

      5 io as R

      12:57 13:26 13:55 14:24 14:52 Waktu

      Gambar :4.3.Grafik kelembapan udara(Ratio hummidity)RH (%) vs Waktu

    Gambar 4.3. dapat dilihat % kelembapan udara(ratio hummidity) maksimum pada saluran masuk adalah 32 % pada waktu 13:45 dan 14:05,Sedangkan kelembapan

      udara minimum adalah 18 % pada waktu 13:15 .

      Rasio hummiditas (%rh) saluan keluar

      60 )

      50 % 3 2 y = -47299x + 82581x

       (

    • 48038x + 93143

      as

      40 it

      R² = 0,338 id

      30 m

      Humidity(%rh)

      20 m u

      Poly. (Humidity(%rh)) h

      10 io as R

      12:57 13:26 13:55 14:24 14:52 Waktu

      Gambar :4.4.Grafik kelembapan udara(Ratio hummidity)RH out (%) vs Waktu

    Gambar 4.4. dapat dilihat % kelembapan udara(ratio hummidity) maksimum pada saluran keluar adalah 55,5 % pada waktu 13:10 sedangkan kelembapan udara

      minimum adalah 29,5 % pada waktu 13:55

      

    Temperatur dew point (°C) saluran masuk

      35 4 3

      30 y = 3E+06x - 7E+06x 2

    • 6E+06x - 2E+06x + 30371

      )

       C

      25 (

      R² = 0,037

      20 tur a

      15 dew point(ーC) per

    10 Poly. (dew point(ーC))

      Tem

      5 12:57 13:26 13:55 14:24 14:52 Waktu

      Gambar :4.5.Grafik temperatur dew point saluran masuk vs Waktu

    Gambar 4.5. dapat dilihat temperatur Dwe-point maksimum adalah 32,6 °C pada waktu 13:20, sedangan temperatur Dwe-point minimum adalah 23 °C pada waktu

      13:50 dan pada waktu 14:30

      Gambar :4.6.Grafik temperatur dew point saluran keluar vs Waktu

      20

      1000 1200 12:57 13:12 13:26 13:40 13:55 14:09 14:24 14:38 14:52

      3E+07x 2 - 1E+07x + 2E+06 R² = 0,999 200 400 600 800

      Tem per a tur ( c ) Waktu

    Temperatur dew point(°C) saluran keluar

    dew point(ーC) Poly. (dew point(ーC)) y = 2E+07x 4 - 4E+07x 3 +

      40 12:57 13:26 13:55 14:24 14:52

      35

      30

      25

      15

    Gambar 4.6. dapat dilihat temperatur Dwe-point maksimum adalah 34,6 °C pada waktu 13:20, sedangan temperatur Dwe-point minimum adalah 25,4 °C pada

      10

      5

      y = 1E+08x 5 - 4E+08x 4 + 5E+ 08x 3 - 3E+08x 2 + 8E+07x - 1E+07 R² = 0,031

      sedangkan penurunan berat minimum adalah 20 gram pada waktu 14:40

    Gambar 4.4. dapat dilihat penurunan berat pakan ternak berbanding lurus terhadap waktu.Penurunan berat maksimum adalah 38 gram pada waktu 13:10

      Gambar :4.7.Grafik penurunan berat pakan ternak vs Waktu

      waktu 14:20 .

      B e ra t ( g ra m ) Waktu

    Berat (gram)

    berat Poly. (berat )

    4.2 Perhitungan Hasil Pengujian

    4.2.1. Perhitungan Sifat-sifat Thermodinamik Udara Pada Saluran Masuk

      Tekanan uap saturasi masuk saluran pengering dihitung dengan menggunakan persamaan:

      2

      3 Ln(p ) = C /T + C + C T + C T + C T + C ln T ws in 1 in

      2 3 in 4 in 5 in 6 in

      Dimana nilai T in dapat dilihat pada tabel ,dan lampiran 1 T in = 50,5+273 = 323,5 K

      

    3 -2

      ln(p ws ) in = -5,8002206 x 10 /323,5 + 1,3914993 + -4,8640239 x 10 x 323,5 +

    • 5 -8

      4,1764768 x 10 x 323,5 + -1,4452093 x 10 x 323,5 + 6,5459673 x 323,5 x ln(323,5) ln(p ws ) in = 9.438747151 Pa p = exp (9.438747151) Pa

      ws(in)

      = 12565.96379 Pa Tekanan uap air masuk saluran pengering pada udara dapat dihitung dengan persamaan: p w(in) = RH in x p ws(in) RH = %RH in x 0,01

      = 26 x 0,01 = 0,26 p w(in) = 0,26 x 12565.96379 Pa

      = 3267,150585 Pa Rasio humiditas masuk saluran pengering dihitung dengan persamaan :

      ( ) = 0,62198 −

      ( )

      3267,150585

      = 0,62198 101325

      3267,150585

      −

      = 0,02072350488 kg uap / kg udara = 2072350488 g/kg Volume spesifik udara masuk saluran pengering dihitung dengan persamaan:

      287,055( + 273) ) (1 + 1,6078 = 287,055(323,5)

      (1+1,6078 0,02072350488 ) =

      101325

      3

      = 0.947016 m /kg Maka density (ρ) :

      1 =

      1 =

      0.947016

      3

      = 1,055948387 kg/m Temperatur dew poin masuk saluran pengering dihitung dengan persamaan :

      4030( + 235) = − 235

      ( ) 4030 + 235)ln ) − ( ⁡(

      4030 (50,5+235)

    235

    = −

      4030 −(50,5+235)ln⁡(0,26)

      = 25,6 ˚C

    4.2.2. Perhitungan Sifat-sifat Thermodinamik Udara Pada Saluran Keluar

      Tekanan uap saturasi keluar saluran pengering dihitung dengan menggunakan persamaan:

      2

      

    3

    Ln(p ws ) out = C 1 /T out + C 2 + C

      3 T out + C

      4 T out + C

      5 T out + C 6 ln T out

      Dimana nilai T

      out

      dapat dilihat pada tabel pada lampiran 1 T out = 38,5+273 = 311,5 K

      

    3 -2

      ln(p ws ) out = -5,8002206 x 10 /311,5 + 1,3914993 + -4,8640239 x 10 x 311,5 +

    • 5 2 -8

      3

      4,1764768 x 10 x 311,5 + -1,4452093 x 10 x 311,5 + 6,5459673 x 311,5 x ln(311,5) ln(p ws ) out = 8.818493335 Pa p ws(out) = exp (8.818493335) Pa = 6758.074795 Pa

      Tekanan uap air keluar saluran pengering pada udara dapat dihitung dengan persamaan: p

      Volume spesifik keluar saluran pengering dihitung dengan persamaan:

      0.915772247 = 1.03772176 kg/m

      1

      =

      1

      =

      /kg Maka density (ρ) :

      3

      101325 = 0.915772247 m

      = 287,055(311,5 ) (1+1,6078 0,023461724 )

      = 287,055( + 273) (1 + 1,6078 )

      3683.150763 = 0.023461724 kg uap / kg udara = 23,461724 g/kg

      w(out)

      101325 −

      3683.150763

      ( ) = 0,62198

      = 0,62198 ( ) −

      Rasio humiditas keluar saluran pengering dihitung dengan persamaan :

      RH out = %RH out x 0,01 = 54,5 x 0,01 = 0,545 p w(out) = 0,545 x 6758.074795 Pa = 3683.150763 Pa

      ws(out)

      x p

      out

      = RH

      3 Temperatur dew poin keluar saluran pengering dihitung dengan persamaan:

      4030( + 235) = − 235

      ( ) 4030 + 235)ln ) − ( ⁡(

      4030( 38,5 + 235) = 235 4030 38,5 + 235)ln − ( ⁡(0,54) −

      = 27,7 ˚C

    43. Menghitung laju Perpindahan Panas yang terjadi pada Saluran Pengering

      Dimana: saluran pengering yang digunakan berbentuk balok dengan Panjang 100 cm = 1 m, Lebar 40 cm = 0,4 m Tebal plat seng = 0,5mm = 0,0005 m Dilapisi glasswool setebal 2,5 cm = 0,025 m K untuk plat seng = 166 w/m.k K untuk glasswool = 0,046 w/m.k L = 40 cm

      T = 100 cm Gambar : 4.5 Bentuk Saluran pengering Pada perhitungan ini diambil nilai rata-rata T in dan T out yaitu : sebesar = 50 C atau 323. K Diasumsikan Nilai udarah sekitar T = 31,86 C atau 304,86 K

      o

       Untuk mencari nilai hi maka dilakukan perhitungan sebagai berikut: Bagian dalam berupa konveksi paksa pada suhu rata-rata 50 C

      V = 24,78 m/s

      4 4.

      D h = = 4.

      .

      =

      2(

    • ) 2ab 2(0,4 1)

      D h = = = 0, 5714 m

      a+b 0,4+1

      Dari lampiran 3 pada suhu 304,86 K di proleh :

      5

      µ = 3,324 x 10 kg/m.s Pr = 0,7791 K = 0,0507 w/mk

    5 P 1,0132

      10

      

    3

      1,09297 kg/m

      ρ = = = R.T 287(323) 1,09297

      . . 24,78 0,5714

      Re = =

      5 µ 3,324

      10

      = 463343,7 Maka Re = 463343,7 (aliran Turbulen)

      0.8 1/3

      Nu = 0,023 Re Pr

      0.8 1/3

      = 0,023 (463343,7) (0,7791) = 185,48

      NuK 185,48x0,0507

      h = =

      D 0,5714

      2

      h = 16,458 w/m k

      2

      hi = 16,458 w/m k  yaitu dengan konveksi alami

      o

      Untuk mencari Nilai h Tf = Temperatur filim Ts = Temperatur surface (permukaan) 35,86 C Tr = temperatur udara 31,86 C

    • Tf =

      2 35,86+31.86

      = = 33,86 C = 306,86 K

    2 Dari lampiran 3 pada suhu 306,86 K diproleh :

      K = 0,02512 w/mk Pr = 0,70951

      6

    2 V = 16,3856 X 10 (m /s)

      1

      1 =

      =

      306,86

      = 0.00326

      3 (Pr ) . ( − )( ℎ)

      Gr =

      3 9,8.0,00326 (35,86 (Pr ) −31,86)( ℎ)

      =

      6 16,3856

      10 0,001692

      =

      6 16,3856

      10

      = 1032,59

      1/4 Nu = 0,53 (Gr) Nu = 0,53.258,15 Nu = 136,81

      h = Nu

      ℎ 0,02512 = 136,81

      0,5714

      2

      ho = 6,0148 w/m k

      = 0,152 + 7,5301x10

      R

      4

      1 + R 2 + R 3 + R

      Tahanan termal total adalah : R total = R

      1 2,40592 = 0,4157

      =

      1 6,0148 0,4 1

      1 ℎ0 =

      4 =

      1,385 R

      0,0255 0.0184 =

      0,4 1 =

      3 = = 0,0255 0.046

      66.4 = 7,5301x10

      Tahanan termal masing-masing adalah : Ti

      = 0,0005

      0,0005 166 0,4 1

      = =

      2

      0,152 R

      1 6,5832 =

      1 16,458 x0.4x1 =

      1 ℎ =

      1 =

      R

    Gambar 4.2 Tahanan termal saluran pengering

      To

    • 6
    • 6
      • 1,385 + 0,4157 = 1,9536
      Maka perpindahan panas total

      −

      Q total =

      323 −304,86 =

      1,9536

      = 9,286 W

    4.3.1 Laju Pengeringan

      Laju pengeringan (drying rate) adalah banyaknya air yang diuapkan tiap satuan waktu atau penurunan kadar air bahan dalam satuan waktu.

      Laju pengeringan dapat di hitung dengan rumus : Dimana : m d = Laju pengeringan (kg/jm) w = Berat pakan sebelum pengeringan (kg) w = Berat pakan setelah pengeringan (kg)

      f

      t = waktu pengeringan (jam)  laju pengeringan pakan ternak pada percobaan pertama

      − = ̇

      1 − 0,962

      =

      ̇ �

      = 0,456 0,083

       laju pengeringan pakan ternak pada percobaan kedua

      1 − 0,929

      =

      ̇ �

      = 0,228 0,166

      = 0,456 kg/jam

      SMER =

      1 −0,962 0,083

      =

      ̇ = −

       Pada 5 menit pertama :

      = laju pengeringan (kg/jam) Wc = Daya kompresor (kW) Wb = Daya blower (kW)

      ṁ

      Untuk menghitung nilai laju ekstraksi air spesifik (SMER) . pengeringan diperoleh dengan rumus :

      4.3.2. Penurunan Kadar Air Pakan Ternak Selama Pengeringan

      Nilai laju ekstraksi air spesifik atau specific moisture extraction rate (SMER) merupakan perbandingan jumlah air yang dapat diuapkan dari bahan, dengan energi listrik yang digunakan tiap jam atau energi yang dibutuhkan untuk menghilangkan kadar air pada 1 kg pakan ternak . Dinyatakan dalam kg/kWh.

      4.3.3. Nilai Laju Ekstraksi Air Spesifikc (Spesific Moisture Extraction Rate)

      x 100 % = 74,1 %

      741 1000

      100% =

      

    Massa pakan ternak setelah pengeringan

      Penurunan kadar air pakan ternak selama proses pengeringan berlangsung dihitung berdasarkan komponen massa berikut: Kadar air (%) =

    • Dimana : ṁ
    Wc = V c x I c = 220 x 4,5 = 990 watt = 0,99 kW

      Wb = V b x I b = 220 x 2 = 440 watt = 0,44 kW

      ṁ

      SMER =

    • 0,456

      =

      0,99+0,44

      = 0,31888 kg/kWh 

      Pada 5 menit kedua :

      − = ̇

      1 −0,929 =

      0,166

      = 0,228 kg/jam Wc = V c x I c

      = 220 x 4,5 = 990 watt = 0,99 kW

      Wb = V b x I b = 220 x 2 = 440 watt = 0,44 kW

      ṁ

      SMER =

    • 0,228

      =

      0,99+0,44

      = 0,159441 kg/kWh

    4.3.4. Konsumsi Energi Spesifik (Specific Energy Consumption)

      Energi yang dikonsumsi spesifik atau specific energy consumption (SEC) adalah perbandingan energi yang dikonsumsi dengan kandungan air yang hilang dinyatakan dalam kWh/kg. Untuk menghitung konsumsi energi spesifik (SEC) menggunakan rumus sebagai berikut :

       Pada 5 menit pertama:

      SEC =

      1 SEC =

      1 0,31888

      = 3.135965 kWh/kg 

      Pada 5 menit kedua : SEC =

      1 SEC =

      1 0,159441

      = 6,27193 kWh/kg

    4.4.2 Biaya Pokok Produksi

      Dalam menentukan biaya produksi diperoleh dengan menggunakan persamaan energi yang dikonsumsi spesifik atau specific energy consumption (SEC) yang dinyatakan dalam kWh/kg dikali dengan tarif dasar listrik. Untuk harga tarif dasar listrik dibebankan sebesar Rp 1139 per kWh. Sumber : [http://bisnis.liputan6.com/read/2100185/ini-daftar-tarif-listrik-terbaru-usai-naik- per-1-september

      ] 

      Pada 5 menit pertama: Biaya Pokok Produksi = SEC x Tarif dasar listrik

      = 3.135965 kWh/kg x Rp 1139,- = Rp 3571

       Pada 5 menit ke dua :

      Biaya Pokok Produksi = 6,27193 SEC x Tarif dasar listrik = kWh/kg x Rp 1139,- = Rp 7143

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

      Berdasarkan analisa data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

      1. Nilai laju perpindahan panas pada saluran pengering pakan ternak berbentuk balok dengan tinggi 100 cm dan luas penampang 40x40 cm adalah 9,286 W

      2. Nilai laju pengeringan pakan ternak pada saluran pengering pakan ternak berbentuk balok adalah 0.1554 kg/jam dan nilai penurunan kadar air sebesar 74,1 %.

    3. Nilai laju ekstraksi air spesifik (Spesific Moisture Extraction Rate) saat proses pengeringan yang berlangsung selama 1,6 jam adalah 0.108671 kg/kWh.

      4. Konsumsi energi spesifik (Spesific Energi Consumption) untuk mesin pengering pakan ternak sistem pompa kalor dengan daya 1 PK selama 1,6 jam saat proses pengeringan adalah 9,202059 kWh/kg.

      5. Biaya yang dibutuhkan untuk proses pengeringan pakan ternak dengan pengering sistem pompa kalor daya 1 PK selama 1,6 jam saat proses pengeringan adalah Rp 10481- per kilogram.

    5.2 Saran

      Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menyarankan beberapa hal berikut:

      1. Perlu adanya penambahan sejenis alat pengaduk di saluran pengering agar proses pengeringan merata sehingga pengeringan akan menjadi lebih maksimal dan efektif.

      2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai standart kadar air yang harus terdapat dalam pakan ternak dari daun sawit sehingga proses pengeringan pakan ternak dapat diatur sesuai pengeringan yang dibutuhkan.

Dokumen yang terkait

BAB II PENGATURAN ANAK SEBAGAI PEKERJA BERDASARKAN HUKUM INTERNASIONAL A. Pekerja Anak Berdasarkan Hukum Internasional - Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Anak Berdasarkan Hukum Internasional

0 0 20

BAB II KAJIAN TENTANG WARISAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM ADAT A. Pengertian Warisan Menurut Hukum Islam dan Hukum Adat 1. Menurut Hukum Islam - Kajian Yuridis Pelaksanaan Warisan Pada Masyarakat Adat Batak Mandailing Di Padang Lawas

0 0 31

DAFTAR ISI - Kajian Yuridis Pelaksanaan Warisan Pada Masyarakat Adat Batak Mandailing Di Padang Lawas

0 0 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Perbandingan Peran Penyuluh Pertanian Lapangan (Ppl) Di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai Dengan Desa Karang Anyar Kecamatan Beringin, K

0 0 13

KATA PENGANTAR - Perbandingan Peran Penyuluh Pertanian Lapangan (Ppl) Di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai Dengan Desa Karang Anyar Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang Terhadap Pengembangan Usahatani Padi Organik Di P

0 0 10

Analisis Efisiensi Penggunaan Pupuk Oleh Petani Pada Tanaman Sayuran (Kubis, Kubis Bunga, Dan Wortel)(Studi Kasus : Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo)

0 0 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Botani Wortel (Daucus carota L.) - Analisis Efisiensi Penggunaan Pupuk Oleh Petani Pada Tanaman Sayuran (Kubis, Kubis Bunga, Dan Wortel)(Studi Kas

0 0 26

KATA PENGANTAR - Analisis Efisiensi Penggunaan Pupuk Oleh Petani Pada Tanaman Sayuran (Kubis, Kubis Bunga, Dan Wortel)(Studi Kasus : Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo)

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Mesin Pendingin Adsorpsi - Analisa Mesin Pendingin Adsorpsi Dengan Menggunakan Tenaga Matahari

0 0 31

KATA PENGANTAR - Analisa Mesin Pendingin Adsorpsi Dengan Menggunakan Tenaga Matahari

0 0 12