BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Gaya Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Getasan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Gaya Belajar

  Gaya belajar adalah segala faktor yang mempermudah dan mendorong siswa untuk belajar dalam situasi yang telah ditentukan, dikemukakan oleh Kosasih A Jihiri (1978:7). Sementara itu menurut A Gafur (1980:3-4) siswa yang mempunyai gaya belajar mandiri ditandai oleh sifat-sifat suka berfikir untuk kemajuan diri sendiri, belajar sesuai dengan kecepatan dan kesempatan diri sendiri, dan lain-lain.

  Menurut Deporter dan Hernacki (2002: 112) terdapat tiga gaya belajar seseorang yaitu gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik.

  1. Gaya Belajar Visual Gaya belajar visual yaitu belajar dengan cara melihat. Gaya belajar ini mengakses citra visual, yanng diciptakan maupun diingat. Warna, hubungan ruang, potret mental, dan gambar sangat dominan dalam gaya belajar ini.

  2. Gaya Belajar Auditorial Gaya belajar auditorial yaitu dengan cara mendengar, berbicara pada diri sendiri, dan gaya mendiskusikan ide dan pemikiran kepada orang lain. Gaya belajar ini mengakses segala bunyi dan kata yang diciptakan maupun diingat. Musik, nada, irama, dialog, internal, dan suara. Orang yang cenderung auditorial suka berbicara kepada diri sendiri saat bekerja.

  3. Gaya Belajar Kinestetik Gaya belajar kinestetik yaitu belajar dengan menggerakkan otot tubuh. Gaya belajar ini mengakses segala jenis gerak dan emosi yang diciptakan maupun diingat. Gerakan dan koordinasi, irama, tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik.

  Pada dasarnya, setiap siswa mempunyai satu dari ketiga gaya belajar tersebut karena mereka mempunyai minat yang berbeda-beda. Menurut Warren dan Witkin bahwa gaya belajar ada 2 macam yaitu Gaya belajar Competitive (Siswa yang mempunyai gaya belajar demikian dalam mempelajari suatu pelajaran selalu ditujukan kearah pencapaian prestasi agar lebih baik dari teman lainnya) dan Gaya belajar Collaborative/ bekerjasama (siswa yang mempunyai gaya belajar ini selalu merasa bahwa meraka akan lebih berhasil jika sling tukar pikiran).

  Berdasarkan uraian mengenai gaya belajar tersebut, bahwa setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Misalnya jika ingin mempelajari mengenai informasi yang baru, ada yang lebih tertarik belajar melalui video, ada yang lebih paham hanya dengan mendengar, ada yang lebih paham dengan mencatat informasi baru. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat banyak cara atau gaya yang dapat membantu seseorang menguasai pengetahuan baru.

  Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud gaya belajar dalam penelitian ini adalah segala faktor yang mempermudah dan mendorong siswa untuk belajar dalam situasi yang telah ditentukan untuk kemajuan diri sendiri, belajar sesuai dengan kecepatan dan kesempatan diri sendiri.

2.1.2 Motivasi Belajar

2.1.2.1 Hakekat Motivasi Belajar

  Manusia hidup memiliki tujuan tertentu. Perilaku manusia dalam kehidupan didasari usaha untuk memenuhi kebutuhan. Dengan adanya motivasi, manusia dapat melakukan sesuatu yang diinginkan dengan lebih baik. Motivasi berperan penting dalam kegiatan sehari-hari. Agus Suprijono (2009: 163) menjelaskan bahwa motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.

  Dimyati dan Mudjiono (2009: 80) menjelaskan bahwa motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan pengarahkan perilaku manusia, bahwa motivasi belajar adalah dorongan yang berhubungan dengan prestasi yaitu menguasai, memanipulasi, mengatur lingkungan sosial atau fisik, menguasai rintangan dan memelihara kualitas kerja yang tinggi, bersaing untuk melebihi yang lampau dan mengungguli orang lain. Sementara itu, Mcrahbian dan Bank dalam Sri Hapsari (2005: 73) menyatakan bahwa pada umumnya motivasi belajar merupakan dorongan dan individu untuk melakukan aktivitas dan usaha yang maksimal agar dapat mencapai prestasi yan sebaik-baiknya. Berdasarkan uraian beberapa pendapat tersebut, maka yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah dorongan yang ada dalam diri individu untuk melakukan aktivitas tertentu dengan usaha maksimal, mampu mengatasi rintangan yang ada guna mencapai prestasi sebaik-baiknya.

2.1.2.2 Fungsi Motivasi Belajar dalam Proses Pembelajaran

  Dalam proses pembelajaran, motivasi perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dalam maupun faktor luar siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi/memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk pelajaran.

  Sardiman (2003: 85) menjelaskan bahwa fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut: a.

  Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.

  b.

  Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

  c.

  Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan mana yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

  Sementara itu Oemar Hamalik (2004: 175) menjelaskan fungsi motivasi antara lain mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, sebagai pengarah yang dapat menjadi jalan agar mampu menuju arah yang ingin dicapai, sebagai

  Berdasarkan beberapa pendapat penggerak berfungsi seperti mesin bagi mobil. menggerakan dan

  memberikan arah

  pada aktivitas-aktivitas siswa dalam belajar

sehingga siswa dapat mencapai sikap atau hasil yang diinginkannya dengan

maksimal.

  2.1.2.3 Ciri Individu yang Memiliki Motivasi Belajar

  H. Djali (2009: 109-110) menyebutkan bahwa individu yang memiliki motivasi yang tinggi memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi; (2) Memilih tujuan yang realistis; (3) Mencari situasi atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan batu dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil atau pekerjaannya; (4) Senang berkerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain; (5) Mampu menggunakan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik; (6) Tidak tergugah untuk sekedar mendapatkan uang, status atau keunggulannya tetapi lambang prestasilah yang dicarinya. Sementara itu Hamzah B.Uno (2008: 23) mengemukakan bahwa ciri-ciri atau indikator motivasi antara lain (1)Adanya hasrat dan keinginan berhasil,

  (2)Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, (3)Adanya harapan dan cita- cita masa depan, (4)Adanya penghargaan dalam belajar, (5)Adanya kegiatan yang menarik dalam kegiatan, (6)Adanya lingkungan belajar yang kondusif.

  Mc Cleland dan Weiner (2005) juga mengemukakan ciri-ciri tingkah laku individu yang memiliki motivasi belajar tinggi yaitu : a.

  Menempatkan tujuan yang sedang dan bekerja lebih keras, oleh karena itu individu berusaha memaksimalkan kepuasan akan prestasinya.

  b.

  Memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan bertanggung jawab secara pribadi atas tindakan yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan c. Lebih berinisiatif dalam meneliti lingkungan, individu banyak melakukan perjalanan dan mencobahal-hal baru yang bersifat inovatif.

  2.1.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

  Terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi motivasi belajar siswa yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang disebut faktor intrinsik dan faktor dari luar yang disebut faktor ekstrinsik.

  Purwanto (2008: 34 ) menjelaskan bahwa “faktor intrinsik yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah minat, cita- cita dan kondisi siswa”.

  Ketiga hal ini saling berhubungan. Minat belajar yang tinggi akan menyebabkan belajar siswa menjadi lebih mudah dan cepat, sehingga memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar. Seseorang dengan kemauan besar serta didukung oleh cita- cita yang sesuai maka akan menimbulkan semangat dan dorongan yang besar untuk bisa meraih apa yang diinginkan. Sementara itu kondisi siswa baik fisik maupun emosi akan mempengaruhi keinginan siswa untuk belajar, kondisi fisik serta pikiran yang sehat akan menumbuhkan motivasi belajar yang tinggi.

  Selain faktor intrinsik, ada faktor ekstrinsik yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Menurut Elliot dalam Prasetyo Handrianto (2012: 2) faktor ekstrinsik yang dimaksud adalah (a)kecemasan terhadap hukuman, (b)penghargaan dan pujian, (c)peran orang tua, (d)peran pengajar, dan (e)kondisi lingkungan.

2.1.2.5 Aspek-aspek Motivasi Belajar

  Sardiman (2007: 83) mengemukakan motivasi yang ada pada setiap orang itu memiliki ciri atau aspek-aspek sebagai berikut : a.

  Tekun menghadapi tugas b.

  Ulet menghadapi kesulitan c. Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah d.

  Lebih senang bekerja mandiri e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin f. Dapat mempertahankan pendapatnya g.

  Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal

  Mc Clleland dalam Dwi Rinti Astutik (2009: 9) mengemukakan 6 aspek motivasi belajar pada individu yaitu: a.

  Tanggung jawab pribadi terhadap tugas, individu yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan menerima tugas dengan senang hati.

  b.

  Umpan balik atau perbuatan (tugas) yang dilakukannya, yaitu individu akan selalu mengharapkan hasil atau feedback dari setiap pekerjaan yang dilakukannya.

  c.

  Tugas yang bersifat moderat yang tingkat kesulitannya tidak d.

  Tekun dan ulet dalam bekerja, individu yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan selalu berusaha melakukan tugas pekerjaannya sebaik mungkin dan pantang menyerah.

  Tanggung jawab dan respon terhadap pelajaran.

  Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat tersebut maka yang dimaksud dengan motivasi belajar dalam penelitian ini merupakan dorongan yang ada dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas belajar dengan usaha maksimal serta mampu mengatasi rintangan yang ada guna mencapai prestasi

  Dorongan untuk belajar.

  f.

  Penuh pertimbangan dan perhitungan (tidak berspekulasi).

  e.

  Ketekunan dan keuletan individu.

  d.

  Tingkat kesulitan tugas.

  c.

  Dorongan untuk belajar yaitu adanya keinginan dari dalam diri untuk belajar. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat dimodifikasi aspek atau indikator untuk mengukur motivasi belajar adalah: a.

  e.

  d.

  Gigih tidak mudah menyerah yaitu memandang suatu kegagalan sebagai cambuk pemicu untuk terus berusaha bukan pembuat putus asa.

  c.

  Kecenderungan untuk menghindari kegagalan atau kesalahan yaitu berupa dorongan dari dalam diri untuk berusaha tidak mengulangi kesalahan yang telah dilakukan.

  b.

  Harapan untuk sukses yaitu adanya usaha untuk berusaha lebih baik dan mengulang memperbaiki kegagalan.

  Keberhasilan tugas merupakan faktor yang penting bagi dirinya yang akan meningkatkan aspirasi dan tetap bersifat relisties, yaitu individu yang mempunyai motivasi belajar tinggi kan selalu bersikap realistis dan mengutamakan keberhasilan dalam tugas. Clegg dalam Sri Hapsari (2004: 84) menyatakan bahwa timbulnya motivasi belajar karena ada keinginan kebutuhan, dorongan dan desakan hati untuk mencapai tujuan. Berdasarkan hal tersebut, Clegg mengemukakan aspek- aspek motivasi sebagai berikut: a.

  f.

  Dalam melakukan tugas penuh pertimbangan dan perhitungan (spekulasi dan untung-untungan).

b. Umpan balik atas tugas yang dilakukannya.

  yang maksimal untuk mengukur aspek afektif dengan 6 indikator utama yaitu tanggung jawab dan respon terhadap pelajaran, umpan balik atas perbuatan (tugas) yang dilakukannya, tingkat kesulitan tugas, ketekunan dan keuletan individu, penuh pertimbangan dan perhitungan (tidak berspekulasi), dan dorongan untuk belajar.

2.1.3 Hasil Belajar

2.1.3.1 Hakekat Hasil Belajar

  Setelah siswa belajar, maka ada hasil yang akan diperolehnya sebagai konsekuensi dari belajarnya. Beberapa definisi hasil belajar menurut para ahli dijabarkan sebagai berikut. Menurut tim penyusun KBBI (2005), hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Sementara itu Nana Sudjana (2011: 22) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

  Suratinah Tirtonegoro (2001: 43) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu. Sedangkan Syaiful Bahri Djamarah (1996:23) mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.

  Menurut Purwanto (2008: 46) hasil belajar adalah perubahan perilaku seseorang akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.

  Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu hasil akhir dari proses belajar ditetapkan. Hasil belajar dapat berupa nilai, angka, atau huruf. Semakin tinggi nilai atau angka atau huruf maka semakin tinggi juga hasil dari belajar siswa.

2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

  Dalam pencapaian hasil belajar siswa, terdapat faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi tinggi atau rendahnya hasil belajar siswa. Nana Sudjana (2011: 39) menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni dari faktor dari dalam siswa itu sendiri dan faktor yang datamg dari luar diri siswa atau lingkungan. Faktor yang datang dari dalam diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai.

  Hasil belajar setiap individu tentunya dipengaruhi oleh belajar masing- masing siswa. Muhabbibin Syah (2003: 144) menjelaskan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor internal, eksternal dan pendekatan belajar.

  a.

  Faktor dari dalam yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar yang berasal dari siswa belajar. Faktor dari dalam (internal) meliputi dua aspek, fisiologi dan psikologis. 1) Fisiologi, faktor ini meliputi kondisi jasmaniah secara umum dan kondisi panca indra. 2) Kondisi psikologis, faktor ini meliputi kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi dan kemampuan kognitif.

  b.

  Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar siswa yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor-faktor ini meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. 1) Lingkungan sosial yang dimaksud adalah manusia atau sesame manusia, baik manusia itu ada (kehadirannya) ataupun tidak langsung hadir. Dalam lingkungan sosial yang mempengaruhi belajar siswa ini dapat dibedakan menjadi tiga yaitu rumah, sekolah dan masyarakat. 2) Lingkungan non sosial meliputi keadaan udara, waktu belajar, cuaca, lokasi gedung sekolah dan alat-alat pembelajaran.

  c.

  Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yaitu jenis upaya belajar yang meliputi strategi, model dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

  Dalam kenyataan, tentunya faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Slameto (2010: 54-72), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

  a.

  Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar, meliputi jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan) dan kelelahan.

  b.

  Faktor eksternal faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu meliputi keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah) dan masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil akhir dari proses belajar yang telah dilakukan siswa untuk mengukur aspek kognitif melalui tes formatif agar mampu mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.

2.2 Penelitian yang Relevan

  Adnyana, I Wayan Ari. 2015. HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VIIID DAN VIIIE SMP NEGERI 5 PALU. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan motivasi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS Terpadu di kelas VIIID dan VIIIE SMPN 1 Getasan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan hasil belajar. Hasil analisis diperoleh nilai korelasi sebesar 0,98 dengan koefisien determinasi sebesar 96,04% yang artinya bahwa motivasi memberikan kontribusi sebesar 96,04 persen penelitian ini adalah ada korelasi yang signifikan antara motivasi dengan hasil belajar siswa.

2.3 Kerangka Pikir

  Dalam kerangka dasar penelitian akan diuraikan variabel-variabel yang digunakan. Penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel bebas yang dikaji diberi notasi (X) yaitu gaya belajar (X dan motivasi belajar (X ), sementara variabel terikat diberi notasi (Y) yaitu

  1)

  2

  hasil belajar. Model hipotetis adalah:

  X

1 Y

  X

  2 Gambar 1. Model kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian

  Keterangan : X : Gaya Belajar

  1 X 2 : Motivasi Belajar

  Y : Hasil Belajar : Hubungan gaya belajar terhadap hasil belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar.

2.4 Hipotesis

  Berdasarkan pada kerangka berpikir yang telah diuraikan, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut.

1. Hipotesis kerja

  Terdapat hubungan yang kuat dan signifikan antara gaya belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran IPS di kalangan siswa kelas VIII SMPN 1 Getasan Hipotesis Statitik H :

  β = 0 H

  1 :

  β > 0 2. Hipotesis kerja

  Terdapat hubungan yang kuat dan signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran IPS di kalangan siswa kelas VIII SMPN

  1 Getasan Hipotesis Statitik H :

  β = 0 H :

  1

  β > 0

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PENA (PROBALPENA) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN KARANGANYAR 01 TUGAS AKHIR - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Pembelajaran

0 1 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Model Discovery Learning Berbantuan Macromedia Flash dalam Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V SD N Salatiga 05 Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Discovery Learning pada Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Kognitif Siswa Sekolah Dasar

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Teams Games Tournament dengan Permainan Criminal Case untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Kelas IV SD Negeri 1 Tegowanu Wetan Semester II Tahun Pelajaran 20

0 1 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Muatan IPA Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media Audio Visual dan Gambar pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa pada Muatan Matematika Kelas 4 SD Negeri Beji 02 Ungaran Timur Tahun Pembelajaran 2

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning Berbantuan Papan Pecahan untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Muatan Pelajaran Matematika Siswa Kelas 4 SD N Kopek Kecamatan Godong

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan Media Gambar pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Cukil 01 Kabupaten Semarang Semester II

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Group Investigation untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Kelas V SD Negeri 1 Ngadirejo Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe “Think Pair Share” untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas XI Pemasaran SMK Kristen BM Salatiga

0 1 28