View of SUPERVISI MODEL AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KEPATUHANPERAWAT DALAM PENERAPAN SPO PERAWATAN LUKA STUDI DI RSUD CIBABAT CIMAHI
SUPERVISI MODEL AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN
KEPATUHANPERAWAT DALAM PENERAPAN SPO PERAWATAN LUKA STUDI DI
RSUD CIBABAT CIMAHI
Lilis Rohayani
ABSTRAK
Pelaksanaan Supervisi kepada perawat pelaksana padaumumnya masih bersifat pengawasan, dilakukan
tidak terjadwal, tidak terstruktur, tidak terdokumentasikan dan belum memberikan umpan balik yang baik.
Belum ada model supervisi yang diterapkan dan dari hasil evaluasi pelaksanaan SPO perawatan luka di
Ruang Bedah belum sepenuhnya menjalankan dengan benar. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan
bahwa supervisi model akademik dapat meningkatkan kepatuhan perawat dalam penerapan SPO perawatan
luka.Penelitian ini merupakan penelitian “ pra exsperiment dengan metode pendekatan Before and after
study , sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana (30) di ruang bedah dan teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah Paired
Hasil nya rerata kepatuhan perawat dalam penerapan SPO perawatan Samples T-testBefore and after study.luka sebelum diterapkan supervisi model akademik adalah 26,3±2,3 dan sesudah diterapkan supervisi
model akademik meningkat signifikan menjadi 29,7±1,3 (p value = 0,0001). Peningkatan yang signifikan
pada aspek pelaksanaan. Kesimpulan penelitian ini bahwa supervisi model akademik dapat meningkatkan
kepatuhan perawat dalam penerapan SPO perawatan luka secara signifikan. Berdasarkan hasil penelitian
tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi supervisi model akademik dengan kepatuhan perawat
dalam penerapan SPO perawatan luka.Kata Kunci : Supervisi, Model Akademik, SPO Kepustakaan : 56 (2000-2013)
Supervision Of Academic Model To Increase Nurse’s Complience In Implementing Wound
Care Sop Research At Cibabat General Hospital Cimahi
Lilis Rohayani
Absract
The implementation of supervision over on-duty nurses is mostly monitoring, it was conducted unscheduled,
unstructured, undocumented, and has not given good feedback. There has not been supervision model
applied and the evalution result of wound care SOP implementation at Operating theatre had not been
implemented properly. The aim of this research is to prove that supervision of academic model can improve
nurses’s compliance in implementing wound care SOP. Methods this research is a quantitative study using
research design “Pre Experiment” with Before and After study approach. Samples to this study were on-
duty nurses (30) at operating theatre and sampling technique used purposive sampling. Analysis method
used was Paired Samples T-test. Result is Mean of n urse’s compliance in implementing wound care SOPbefore supervision of academic model implemented was 26,3±2,3 and after supervision of academic model
implemented increased significantly to 29,7±1,3 (p value = 0,0001). Significant increase was on
implementation aspect. Conclusion is supervision of academic model can improve nurse’s compliance inimplementing wound care SOP significantly.Suggestion : Research is required over analysis of factors
affecting supervision of academic model and nurse’s compliance in implementing wound care SOP.Keywords : Supervision, academic model, SOP Bibliographi : 56 (2000
- – 2013)
A. Pendahuluan
Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang berkontribusi dalam mencapai pelayanan yang profesional sesuai dengan standar yang ditetapkan. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008 dan Ksouri, H.,et al, 2010). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa asuhan keperawatan yang tidak berkualitas menyebabkan terjadinya peningkatan 7%
,
kematian dan peningkatan 7 % kegagalan dalam menyelamatkan pasien (Hendrich, A & Chow . 2008)
Infeksi nosokomial merupakan salah satu indikator penting dalam capaian keselamatan pasien, Infeksi nosokomial dapat dicegah melalui kepatuhan perawat dalam mentaati atau mematuhi sesuatu sesuai dengan SPO yang telah ditetapkan. Penerapan SPO berhubungan dengan kepatuhan perawat dalam mematuhi standar yang berlaku, hasil penelitian menyebutkan bahwa infeksi nosokomial dapat terjadi akibat perpindahan mikroorganisme melalui petugas kesehatan dan alat yang digunakan saat melakukan tindakan.Kejadian infeksi banyak terjadi pada kategori tidak aseptik yang menyebabkan perawatan menjadi lama, biaya meningkat (Jeyamohan, D. 2010)
Monitoring perawatan luka di ruangan menjadi tanggung jawab ketua tim melalui kegiatan supervisi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa supervisi klinis dianggap efektif untuk membantu meningkatkan perawatan pasien (Davis c & burke L, 2011). Model supervisi klinik keperawatan di Indonesai juga belum jelas seperti apa dan bagaimana implementasinya di rumah sakit (Widiyanto,P. 2012).Kegiatan supervisi lebih banyak dilakukan pada kegiatan pengawasan bukan pada kegiatan bimbingan, observasi dan penilaian (Mularso, 2006).Model supervisi klinik keperawatan di rumah sakit belum jelas seperti apa dan bagaimana implementasinya sehingga diperlukan model supervisi, Supervisi model akademik meliputi kegiatan educative, supportive dan managerial (Supratman dan agus sudaryanto, 2011) B.
Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian “ pra
exsperiment dengan metode pendekatan Before and after study (Dharma, K.L. 2011). Supervisi dilakukan
oleh supervisor yang dilatih terlebih dahulu kemudian supervisor melakukan supervisi model akademik
kepada perawat pelaksana. Populasi target dalam penelitian ini adalah supervisor sebagai supervisor di
Ruang bedah yang memberikan supervisi model akademik sebanyak 4 orang dan perawat pelaksana yang
diberikan intervensi supervisi model akademik sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling.pengukuran kepatuhan penerapan SPO perawatan luka sebelum
diberikan intervensi supervisi model akademik dilakukan sebanyak 2x dan observasi sesudah diberikan
intervensi supervisi model akademik sebanyak 2x. lembar ceklist dalam penelitian ini terdiri dari 23
pertanyaan untuk supervisi model akademik dan 16 item pertanyaan untuk SPO perawatan luka. Analisis
data menggunakan analisis univariat dan bivariat.Analisis univariat pada penelitian ini bertujuan untuk
melihat gambaran setiap variabel yang diteliti.Analisis bivariat menggunakan Uji T-Dependen (Dependent
Samples T-test/ Paired Samples T-test ) adalah Uji yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan rata-rata (mean) antara 2 kelompok berpasangan (before and after test).C. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Tabel 1. Karakteristik Subjek Yang diberikan Intervensi supervisi Model Akademik Berdasarkan Pendidikan dan Jenis Kelamin di RSUD Cibabat Cimahi Tahun 2014
Pendidikan D3 Keperawatan 30 (100 %) Jenis Kelamin Perempuan 24 (80 %)
Laki 6 (20 %)
- – laki Umur Mean ± SD 30, 9 ± 3,9
Median 30, 5 Min-max 26-37
Masa Kerja Mean ± SD 6,9 ± 3,9 Median
5 Min-max 1-14
Tabel 1 menunjukan bahwa subjek yang diberikan intervensi supervisi model akademik seluruh subjek
pendidikannnya D3 keperawatan 30 (100 %), hampir seluruh dari subjek 24 (80 %) sebagian kecil dari
subjek 6 (20 %). Rerata umur 30,9 tahun dengan standar deviasi 3,5, usia pertengahan adalah usia 30,5
tahun, usia termuda 26 tahun dan usia tertua 37 tahun. Rerata masa kerja rerata 6,9 tahun dengan standar
deviasi 3,9, masa kerja terbaru 1 tahun dan masa kerja terlama 37 tahun.
Tabel 2
Nilai Pengetahuan Supervisor Sebelum dan Sesudah Mendapat Pelatihan supervisi model
akademik di RSUD Cibabat Cimahi Tahun 2014Variabel Rerata ±SD SE Min- n p Maks
Pengetahuan sebelum pelatihan 8,0 ± 0,8 0,4 7-9 4 0,0 supervisi model akademik
01 Pengetahuan sesudah pelatihan 10,5± 0,5 0,3 10-11 supervisi model akademik Tabel 2 menunjukkan terjadi peningkatan rerata nilai pengetahuan supervisor tentang supervisi model akademik sebelum dan sesudah mendapat pelatihan sebesar 3,1. Hasil uji statistik menunjukan ada peningkatan yang signifikan pada nilai pengetahuan supervisor sesudah mendapatkan pelatihan (p value = 0,0001). Aspek pengetahuan yang meningkat pada item pertanyaan tentang supervisi model akademik meliputi supervisi model akademik adalah supervisi yang mengembangkan pengalaman perawat dalam hal konsultasi, fasilitasi dan assisting. supervisi model akademik adalah kegiatan educative, supportive dan managerial dan supervisi model akademik adalah supervisi untuk merefleksikan praktik keperawatan, mengembangkan keahlian dan mengembangan kemampuan profesional yang berkelanjutan.
Tabel 3 : Distibusi berdasarkan Pelaksanaan supervisi model akademik di RSUD Cibabat
Cimahi Tahun 2014NO KEGIATAN Obs 1 Obs 2
EDUKATIF1 Supervisor menjelaskan jadwal supervisi dan √ √ tindakan yang akan di supervisi
2 Supervisor menjelaskan SPO perawatan luka √ √
3 Supervisor Mengajarkan cara perawatan luka √ √
4 Supervisor mengajarkan prinsip septik dan √ √ aseptik
5 Supervisor Menjelaskan tekhnik /strategi √ √ perawatan luka
6 Supervisor menjelaskan observasi keadaan luka √ √
SUPPORTIF
7 Supervisor mengarahkan melakukan informed √ √
consent ke pasien
8 Supervisor membimbing mengatur posisi pasien √ √ dan menjaga privasi
9 Supervisor mengarahkan mencuci tangan dan √ √ memakai handscoon
10 Supervisor mengarahkan memakai pinset sirurgis √ √ pada saat membuka balutan
11 Supervisor membimbing tekhik membersihkan √ √ luka dari area dalam keluar
12 Supervisor membimbing perawat mengobservasi √ √ keadaan luka
13 Supervisor mengarahkan perawat untuk √ √ memperhatikan teknik septik dan aseptik
14 Supervisor mengarahkan melakukan terminasi √ √
(merapikan pasien, merapikan alat, mencuci tangan dan melakukan dokumentasi)
MANAJERIAL
15 Supervisor menginformasikan jadwal supervisi √ √ kepada kepala ruangan
16 Supervisor menginformasikan jadwal supervisi √ √ kepada perawat dan menjelaskan tindakan yang akan di supervisi
17 Supervisor menyiapkan SPO tindakan √ √
18 Supervisor menginformasikan kepada perawat √ √ untuk menyiapkan alat dan memberikan informed
consent kepada pasien
19 Supervisor mengobservasi dan menilai kegiatan √ √ perawatan luka sesuai SPO
20 Supervisor melakukan eksplore feeling dan √ √ mengidentifikasi masalah yang ditemukan saat perawatan luka
21 Supervisor mengevaluasi dan menginformasikan √ √ hasil observasi kepatuhan perawat terhadap
SPOP
22 Supervisor dan perawat menyepakati penilaian √ √
23 Supervisor menginformasikan tindakan √ √ keperawatan sesuai SPO
Berdasarkan hasil observasi pada saat proses pendampingan di ruangan didapatkan data bahwa supervisor
sudah melaksanaan kegiatan supervisi model akademik dengan baik meliputi aspek educative yang
menekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan tentang perawatan luka, aspek supportive
yang menekankan pada proses pendampingan dan pengarahan supervisor kepada perawat yang melakukan
perawatan luka dan aspek managerial yangmenekankan pada proses penilaian pada perawat saat melakukan
tindakan perawatan luka secara mandiri.
Tabel 4.
Kepatuhan Subjek dalam Penerapan SPO Perawatan Luka Sebelum dan pada Sesudah
Diterapkan supervisi model akademik di RSUD Cibabat Cimahi Tahun 2014.Variabel Rerata SE Min- n p ±SD Maks
Kepatuhan SPO perawatan luka 26,3±2,3 0,4 22-31 30 0,001 sebelum diterapkan supervisi model akademik Kepatuhan SPO perawatan luka 29,7±1,3 0,2 28-32 sesudah diterapkan supervisi model akademik
Tabel 4 menunjukkan bahwa penerapan SPO perawatan lukadi RSUD Cibabat Cimahi sesudah mendapat intervensi terjadi peningkatan rerata sebesar 3,4 (p value = 0,0001). Peningkatan yang signifikan terjadi pada aspek tahap pelaksanaan. Kepatuhan perawat dalam penerapan SPO perawatan luka terdiri dari tiga sub variabel yaitu aspek persiapan, aspek pelaksanaan dan aspek terminasi. Uraian dari tiga sub variabel tersebut adalah :
Aspek Persiapan Perawatan Luka Nilai rerata aspek persiapan pada SPO perawatan luka baik sebelum maupun sesudah dilakukan supervisi model akademik sudah menunjukan nilai maximal (rerata = 4 ± 0). Aspek tahap persiapan tersebut meliputi : aspek persiapan alat steril (bak instrument, pinset anatomis, pinset sirurgis, gunting lurus, kassa steril, koms teril, hadscoon) persiapan alat tidak steril (gunting balutan, plester, obat desinfektan dalam tempatnya, wash bensin dalam tempatnya, kassa gulungan bila diperlukan, obat luka sesuai kebutuhan dan larutan chlorine dalam baskon).
Tabel 5.
Kepatuhan Subjek dalam Penerapan SPO Perawatan Luka pada
Aspek Pelaksanaan di RSUD Cibabat Cimahi Tahun 2014Variabel rerata±SD SE Min- n p Maks
Perawatan luka sebelum 18,6±2,4 0,4 14-23 30 0,001 intervensi supervisi model akademik Perawatan luka setelah 21,7±1,4 0,3 19-24 intervensi supervisi model akademik
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa penerapan SPO perawatan luka pada aspek tahap pelaksanaan di RSUD Cibabat Cimahi sebelum mendapat intervensi supervisi model akademik rerata 18,6±2,4 dan
sesudah mendapat intervensi supervisi model akademik menjadi rerata 21,7±1,4 sehingga terjadi
peningkatan rerata sebesar 3,1. (p value = 0,0001). Aspek yang mengalami peningkatan pada tahap
pelaksanaan tersebut yaitu mengatur posisi pasien yang sesuai kebutuhan, memasang sampiran untuk
menjaga privasi pasien, perawat mencuci tangan, membuka balutan lama dengan menggunakan pinset
chirurgis, bersihkan luka memakai pinset dan kassa desinfektan dari arah dalam keluar.Nilai rerata aspek terminasi pada SPO perawatan luka baik sebelum maupun sesudah dilakukan
supervisi model akademik sudah menunjukan nilai maximal (rerata = 4 ± 0). Aspek tersebut meliputi
sesudah selesai pasien dirapikan, alat direndam dengan menggunakan clorin, perawat mencuci tangan dan
mencatat tindakan.2.Pembahasan
Penerapan SPO perawatan lukadi RSUD Cibabat Cimahi sesudah mendapat intervensi supervisi model akademik terjadi peningkatan yang signifikan. Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa ada pengaruh supervisi model proctor terhadap kualitas tindakan perawatan luka (r=0,613, p=0,001) (Widiyanto, W.2012).Peningkatan tersebut disebabkan karena perawat yang melakukan perawatan luka telah menyadari, memahami dan mentaati pedoman SPO yang ada, hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kesadaran akan pentingnya mengikuti SPO dibangun melalui proses formal dengan cara memberi dukungan pada staf dalam upaya menyadarkan dirinya untuk tumbuh dan berkembang dalam lingkungan profesional (Lych L. Hancox. K. Happel.B Parker.J, 2008)
Kemampuan supervisor dalam menjalankan peran supervisi perlu dikembangkan melalui upaya peningkatan pengetahuan dengan mengadakan pelatihan, hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa seorang manajer keperawatan harus mempunyai kemampuan manajerial yang handal untuk melaksanakan supervisi dan dapat menjalankan peran sebagai perencana, pengarah, pelatih, dan penilai (Swanburg, 2000) Hal ini selaras dengan penelitian yang menyimpulkan bahwa kemampuan supervisi bagi supervisor perlu dikembangkan melalui suatu pelatihan (Widiyanto, W.2012). Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian yang menunjukan terjadi peningkatan rerata nilai pengetahuan supervisor tentang supervisi model akademik sesudah mendapat pelatihan sebesar 3,1. (p value = 0,0001).
Kegiatan penjaminan kualitas asuhan kepada pasien dapat dilakukan melalui kegiatan supervisi berjenjang kepada staf sehingga diperlukan peran pemimpin dalam meningkatkan kepatuhan, mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas
- –aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok (Keliat, 2006). Hasil penelitian menyimpulkan supervisi klinik yang dilaksanakan secara tepat telah berdampak pada kepuasan kerja dan kinerja perawat pelaksana secara signifikan (Estelle Lilian Mua, 2011).Oleh Karena itu diperlukan suatu model supervisi yaitu supervisi model akademik yang dilakukan untuk merefleksikan praktik keperawatan, mengidentifikasi untuk perbaikan ruangan, memberikan kesempatan untuk mengembangkan keahlian, menemukan cara baru untuk belajar, mendapatkan dukungan yang profesional, memotivasi perawat dan mengembangan kemampuan professional yang berkelanjutan (CPD: Continuing Professional Development) (Supratman dan agus sudaryanto, 2011).Teori dan hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian pada metode observasi tentang tahap pelaksanaan supervisi model akademik yang dilakukan oleh supervisor yang dapat meningkatkan kinerja .
managerial . Aspek educative menekankan pada peningkatan pengetahuan, kemampuan,
keterampilan dan membangun pemahaman tentang reaksi dan refleksi dari setiap intervensi keperawatan, mengajarkan perawat untuk mengeksplore strategi, dan teknik-teknik lain dalam bekerja (Marquis & Huston. M, 2008).Halini didukung dengan teori yang menyatakan bahwa kegiatan educative yang dilakukan secara terus menerus mengakibatkan perawat selalu mendapat pengetahuan yang baru, terjadi peningkatan pemahaman dan peningkatan kompetensi (Supratman . dan agus sudaryanto, 2011 dan Barkauska,V.H, 2000) Kegiatan supportive adalah kegiatan bimbingan yang meliputi mengarahkan, membimbing pelaksanaan praktik tindakan keperawatan dan memberikan solusi dari suatu permasalahan yang ditemui saat pemberian asuhan keperawatan (Supratman dan agus sudaryanto, 2011 dan Barkauska,V.H, 2000). Kegiatan managerial dirancang untuk memberikan kesempatan kepada perawat pelaksana untuk meningkatkan manajemen perawatan pasien dalam kaitannya dengan menjaga standar pelayanan dan peningkatan mutu (Supratman dan agus sudaryanto, 2011). Hasil penelitianmenyimpulkan terdapat pengaruh supervisi klinik ruang model akademik terhadap perilaku caring (Tri Sumarni, 2013).Teori dan hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian pada metode observasi tentang tahap pelaksanaan supervisi model akademik yang dilakukan oleh supervisor yang meningkatkan kinerja.
Pelaksanaan supervisi model akademik yang baik dapat meningkatkan kinerja perawat, hal ini terlihat dari hasil penelitian bahwa penerapan SPO perawatan luka pada aspek tahap pelaksanaan sesudah mendapat intervensi supervisi model akademik terjadi peningkatan rerata sebesar 3,1. (p value = 0,0001). Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian menyimpulkan bahwa supervisi menjadi kerangka dari akuntabilitas dan responsibilitas seorang perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan (Royal Collage on Nursing, 2002) Supervisi yang dilakukan dengan benar akan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu tenaga keperawatan dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif (Marquis & Huston. M, 2008).
Supervisor sebagai penanggung jawab dalam memberikan asuhan keperawatan berfungsi untuk memberikan pengarahan kepatuhan penerapan SPO dalam meningkatkan kualitas mutu pelayanan yang dilakukan oleh perawat pelaksana terhadap pasien agar sesuai dengan harapan pasien. Hal ini selaras dengan penelitian pada aspek persiapan penerapan SPO perawatan luka baik sebelum dan sesudah dilakukan supervisi model akademik sudah menunjukan nilai maximal,karakter supervisor juga dipengaruhi oleh karakteristik dari supervisor, hal ini selaras dengan hasil penelitian supervisor yang dilatih terdiri dari 4 supervisor dengan karakteristik S1 Keperawatan 2 orang dan D3 Keperawatan 2 orang, jenis kelamin supervisor semuanya perempuan dan memiliki rerata masa kerja 8,5 ± 4,4.
Karakteristik perawat juga mempengaruhi kepatuhan penerapan SPO hal ini selaras dengan hasil penelitian bahwa karakteristik perawat di RSUD Cibabat terdiri dari Perawat pelaksana yang dilakukan penelitian semuanya berpendidikan D3 keperawatan, mayoritas perempuan, rerata 30, 9 ± 3,5 dan memiliki masa kerja 6,9 ± 3,9. Karakteristik perawat juga mempengaruhi kinerja perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan, kepatuhan perawat dalam penerapan SPO merupakan unsur yang dapat dijadikan indikator dalam menilai kinerja.Faktor yang mempengaruhi kinerja perawat dalam melaksanakan kepatuhan penerapan SPO adalah karakteristik individu perawat yaitu pendidikan, umur, jenis kelamin dan masa kerja. Pendidikan berpengaruh pada cara berpikir, tindakan dan pengambilan keputusan seseorang dalam melakukan suatu perubahan (Robbins, 2003). Umur dapat mempengaruhi produktivitas (Robbins, 2003) Jenis kelamin subjek yang mengikuti penelitian mayoritas adalah perempuan akan tetapi tidak ada perbedaan yang konsisten antara pria dan wanita dalam kemampuan memecahkan masalah, keterampilan analisa, dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas, atau kemampuan belajar (Rivai, V , 2004). Masa kerja yang telah dijalani oleh perawat akan membentuk pengalaman kerja sehingga akan mampu meningkatkan pengetahuan dan kompetensi dalam melaksanakan tugasnya.
D. Simpulan
Hasil penelitian ini menunjukan supervisi model akademik dapat meningkatkan kepatuhan perawat dalam penerapan SPO perawatan luka secara signifikan (p value = 0,0001). Peningkatan yang signifikan terjadi pada aspek tahap pelaksanaan.Perlu penelitian lebih lanjut tentang faktor- faktor yang mempengaruhi supervisi model akademik dengan kepatuhan perawat dalam penerapan SPO perawatan luka.
Daftar Pustaka Arwani & Supriyanto. Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta : EGC Kedokteran. 2006
Barkauska,V.H. Perspectives about and models for supervision in the
healthprofessions.http://www.google.co.id/search?q=proctors+model+of+ clinical+supervision&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en- US:official&client=firefox-a . 2000.
Davis c & burke L. The Effectiveness Of Clinical Supervision For A Group Of Ward Mangers Based In A
District General Hospital: An Evaluative Study . Journal Nursing Management. 2011
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta. Direktorat
jenderal Bina pelayanan Medik. 2008Dharshini Jeyamohan. Angka Prevalensi Infeksi Nosokomial pada Pasien Luka Operasi Pasca Bedah di
Bagian Bedah di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik.Medan dari bulan April sampaiSeptember 2010.Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2010.
Estelle Lilian Mua. Pengaruh Pelatihan Supervisi Klinik Kepala Ruangan terhadap Kepuasan Kerja dan
Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Woodward Palu. Depok. Tesis :Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Program Pascasarjana FIK Universitas Indonesia. 2011
Hendrich, A& Chow, M. Maximizing The Impact Of Nursing Care Quality: A Closer Look At The Hospital
Wo rk Anvirotment And The Nurse’s Impac. The United States.The Center Health Design. 2008
Kelana Kusuma Dharma. Metodologi penelitian keperawatan : Panduan melaksanakan dan menerapkan
hasil penelitian. Jakarta. Trans info Media. 2011Keliat, Dkk. Modul Model Praktek Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: Fakultas Keperawatan
Universitas Indonesia dan WHO Indonesia. 2006Ksouri, H.,et al. Impact of morbidity and mortality conference on analysys of mortality and critical event
in intensive care unit . American journal of critical care.Volume 19 no.2.Diunduh http/www.ajcconline.aj. March 2010.Lych L. Hancox. K. Happel.B Parker.J. Clinical Supervisionsr For Nurses, Wiley-Blackwell. 2008
Marquis & Huston. M .Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Praktis dan Aplikatif.Cetakan
pertama Bandung.PT Refika Aditama. 2008Mularso. Supervisi Keperawatan di RS Dr.A.Aziz Singkawang : Studi Kasus, Tesis : Program S2 MMR
UGM. Tidak dipublikasikan. 2006 Robbins. Perilaku Organisasi. Jakarta: EGC. 2003
Royal collage of Nursing.Clinical Supervision In The Wprkplace: Guidance For Occupation Health
Nurses . London:The royal collage of Nursing.http//www.icn.org.uk_data/assets/pdf_file/0007/78523/001549.pdf. 2002Supratman dan agus sudaryanto. Supervisi Keperawatan Klinik. Berita Ilmu Keperawatan. ISNN 1979-
2697. V. 2011 Swanburg. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan: untuk Perawat Klinis. Jakarta: EGC. 2000
Tri Sumarni. Pengaruh Supervisi Klinik Ruang Model Akademik Terhadap Perilaku Caring Perawat
Pelaksana di RSUD Ajibarang. Program Studi Magister Keperawatan Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang. 2013Puguh Widiyanto. Pengaruh Pelatihan Supervisi terhadap Penerapan Supervisi Klinik Kepala Ruang dan
Peningkatan Kualitas Tindakan Perawatan Luka di RSU Muhammadiyah Temanggung.Fakultas Ilmu Keperawatan Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan dan Manajemen Keperawatan.Program Pascasarjana FIK Universitas Indonesia. Depok.2012