ORGANISASI PERUSAHAAN DAN KEPAILITAN

ORGANISASI PERUSAHAAN DAN KEPAILITAN WISHNU KURNIAWAN

  LITERATUR 

Kitab Undang – Undang Hukum Perusahaan ( Prof. Drs.

  C.S.T. Kansil dan Christie S.T. Kansil, S.H., M.H.)

 Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, (I.G. Rai Widjaya,

S.H., MA)

   Hukum Kepailitan (Hj. Rahayu Hartini, S.H., M.Si.)

   Hukum Perusahaan Indonesia (Prof. Abdulkadir Muhammad, S.H.)

  PERTEMUAN  75 menit tutorial  50 menit pertanyaan  25 menit tanya jawab Evaluasi Penilaian  Middle Test (UTS) 35%  Final Test (UAS) 40%  Tugas

  20%  Partisipasi 5 %

  

Badan Usaha Milik Negara

(Undang Undang Nomor 19 tahun 2003 / UU BUMN)

  Pengertian BUMN

  Adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar

modalnya di miliki oleh negara melalui penyertaan

secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.

  

Poin Utama dari pengertian BUMN

adalah:

  1. Berbentuk suatu Badan Usaha.

  2. Sebagian besar atau keseluruhan modal adalah milik negara.

  3. Pemilikan modal melalui penyertaan secara langsung.

1. Berbentuk Badan Usaha

  Bertujuan (tujuan BUMN) :

  

1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan

penerimaan negara pada khususnya.

  2. Mengejar keuntungan.

  3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak.

  

Batasan Dalam Pencapaian Tujuan

 BUMN dalam mencapai maksud dan tujuannya tidak boleh

bertentangan dengan peraturan perundang – undangan, ketertiban umum, dan/atau kesusilaan

2. Sebagian besar atau keseluruhan modal adalah milik negara.

  

Modal secara keseluruhan adalah modal yang

dimiliki oleh perusahaan secara keseluruhan

adalah milik negara.

   Modal yang sebagian besar milik negara adalah modal perusahaan yang paling sedikit 51 %

3. Pemilikan modal melalui penyertaan secara langsung.

   Penyertaan modal dalam rangka pendirian atau penyertaan ke dalam BUMN dan/atau perseroan terbatas yang sebagian sahamnya dimiliki oleh negara, diatur dengan Peraturan Pemerintah.

4. Berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.

  Modal Perusahaan yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan tersebut bersumber dari: Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Kapitalisasi Cadangan. Sumber lainnya.

  Macam – macam BUMN Perusahaan Persero (disebut Persero).

   Perusahaan Perseroan Terbuka (disebut Persero Terbuka).

  

Perusahaan Persero

  adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.

Pasal 1 angka 2 UU BUMN

  Pendirian Persero

  Pendirian Persero diusulkan oleh Menteri kepada Presiden disertai dengan dasar pertimbangan yang terlebih dahulu menlalui kajian dari Menteri Teknis dan Menteri Keuangan

   Pelaksanaan pendirian dilakukan oleh Menteri dengan memperhatikan kaidah – kaidah yang

terdapat di dalam peraturan perundang – undangan,

yang dalam hal ini berlaku ketentuan UU No. 1 Thn

1995 sebagaimana yang telah dirubah dengan UU No. 40 Thn 2007 tentang Perseroan Terbatas.

  Perusahaan Persero Terbuka  adalah persero yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau Persero yang

melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan

perundang – undangan di bidang Pasar Modal. (Pasal 1

angka 3 UU BUMN)

   Ketentuan terhadap Perseroan Terbuka secara prinsip adalah sesuai dengan Perseroan Terbatas yang Go (Pasal 34 UU BUMN) Publik.

  Ketentuan tentang Perusahaan Publik terdapat dalam

pasal 70 s/d pasal 84 Undang Undang Nomor 8 Tahun

  Perusahaan Umum (PERUM)

  adalah Badan Usaha Milik Negara yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

  (Pasal 35 s/d Pasal 62 UU BUMN) Pendirian PERUM

Diusulkan oleh Menteri kepada Presiden disertai

dengan dasar pertimbangan setelah dikaji

bersama Menteri Teknis dan Menteri Keuangan.

  Perum memperoleh status Badan Hukum sejak diundangkannya Peraturan Pemerintah tentang pendiriannya.

  Contoh PP Persero & Perum :  PP Nomor 58 Tahun 2003 tentang Perusahaan Gas Negara

  (persero)

 PP Nomor 60 Tahun 2003 tentang Penyertaan Modal Perum

  Damri (pesero terbuka) Kesimpulan :

  Pendirian / pembentukan Badan Usaha Milik Negara adalah tunduk / berdasarkan Peraturan Pemerintah.

  Namun pelaksanaan pengelolaan Perusahaan berdasar sesuai dengan prinsip pengelolaan UU Perseroan Terbatas dan ketentuan yang berlaku dalam UU Pasar Modal.

  

Pengertian Badan Usaha Milik Daerah

  adalah berdirinya semua perusahaan yang modalnya untuk seluruhnya atau untuk sebagian merupakan kekayaan Daerah yang dipisahkan, kecuali jika ditentukan lain oleh UU.

Pasal 2 UU BUMD

  

Poin utama dalam pengertian BUMD

a.

  Berbentuk Badan Usaha.

  b.

  

Modal secara keseluruhan atau sebagian

adalah kekayaan daerah yang dipisahkan.

a. Berbentuk Badan Usaha.

   adalah suatu kesatuan produksi yang bertujuan untuk turut serta melaksanakan pembangunan daerah untuk memenuhi kebutuhan rakyat dengan mengutamakan industrialisasi menuju masyarakat yang adil dan makmur.

b. Modal secara keseluruhan atau sebagian adalah kekayaan daerah yang dipisahkan.

  adalah modal yang dimiliki oleh Perusahaan Daerah secara keseluruhan maupun sebagian adalah merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan.

Pasal 7 ayat (1) UU BUMD

  Klasifikasi bentuk kekayaan daerah yang dipisahkan  Apabila secara keseluruhan modal Perusahaan Daerah dari kekayaan satu daerah yang dipisahkan tidak terdiri atas saham.

   Apabila modal Perusahaan Daerah secara keseluruhan terdiri atas kekayaan beberapa daerah yang dipisahkan, maka modal perusahaan

  • – saham. tersebut terdiri atas saham

  

Apabila Perusahaan Daerah untuk sebagian terdiri dari kekayaan Daerah

  • – yang dipisahkan maka modal perusahaan tersebut terdiri dari saham

  

Tujuan terbentuknya Perusahaan

Daerah

 Turut serta menyelenggarakan pembangunan Daerah dalam bidang ekonomi nasional.

   Untuk memenuhi kebutuhan rakyat.  Menuju masyarakat yang adil dan makmur

  

Batasan pembentukan Perusahaan

Daerah

  Untuk cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak di

Daerah yang bersangkutan diusahakan oleh Perusahaan Daerah yang

modalnya secara keseluruhan adalah kekayaan Daerah yang dipisahkan.

  (Pasal 5 UU BUMD dan Penjelasan Pasal 5 UU BUMD)

  

Pola pelaksanaan kegiatan usaha Perusahaan Daerah didirikan adalah

berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku di dalam negara Indonesia

(yang dalam hal ini adalah UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

  

BUMD sebagai Badan Usaha berbadan

hukum

  Perusahaan Daerah (BUMD) didirikan berdasarkan Peraturan Daerah dengan kuasa dari UU Perusahaan Daerah (BUMD).

   Peraturan Daerah dapat secara sah berlakunya setelah mendapat pengesahan oleh Instansi tingkat atasnya (Presiden untuk DKI Jakarta, Menteri Dalam Negeri untuk Pemerintahan tingkat Propinsi (Daerah tingkat I), dan Pembubaran BUMD

  Pembubaran BUMD beserta penunjukan likuiditurnya ditetapkan dengan Peraturan Daerah oleh Daerah yang membentuk Perusahaan Daerah tersebut dengan melalui pengesahan instansi atasan Daerah yang bersangkutan.

  

Pengertian

  

Penggabungan (merger) adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh

satu perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan

yang lain yang telah ada dan selanjutnya perseroan yang menggabungkan diri menjadi bubar.

  

Peleburan (konsolidasi) adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh

dua atau lebih Perseroan untuk meleburkan diri dengan cara membentuk satu perseroan baru dan masing – masing perseroan yang meleburkan diri menjadi bubar.

  Ketentuan yang berlaku bagi penggabungan Perseroan Terbatas secara mutatis mutandis juga berlaku bagi peleburan Perseroan Akibat hukum terjadinya Penggabungan & Peleburan: 

  Aktiva dan pasiva Perseroan yang menggabungkan atau meleburkan diri beralih karena hukum kepada Perseroan yang menerima Penggabungan atau Perseroan hasil Peleburan.

   Pemegang saham Perseroan yang menggabungkan atau meleburkan diri karena hukum menjadi pemegang saham Perseroan yang menerima Penggabungan atau Perseroan hasil peleburan. Kesimpulan:  Pada dasarnya penggabungan & peleburan satu atau lebih

  Perseroan Terbatas ke dalam suatu Peseroan akan mengakibatkan peralihan secara hukum dari segala hak – hak dan kewajiban yang dimiliki oleh Perseroan Terbatas.

  Rencana penggabungan atau peleburan Perseroan Terbatas ke dalam Perseroan yang lain tertuang dalam Rancangan Penggabungan atau Rancangan

  Peleburan yang disusun secara bersama oleh Direksi Perseroan yang menggabungkan diri dengan Direksi dari Perseroan Rancangan penggabungan atau peleburan sekurang kurangnya harus memuat :

  1. Nama dan tempat kedudukan Perseroan yang akan melakukan penggabungan; 2.

  • – masing Direksi Perseroan yang akan Alasan serta penjelasan masing melakukan penggabungan dan persyaratan penggabungan; 3.

  Rancangan perubahan anggaran dasar perseroan hasil penggabungan;

  4. Neraca, perhitungan laba rugi yang meliputi 3 (tiga) tahun buku Rancangan Penggabungan: 6.

  Neraca proforma Perseroan yang menerima; 7. Penggabungan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia; 8.

  Cara penyelesaian hak dan kewajiban Perseroan yang akan menggabungkan diri terhadap pihak ketiga;

9. Cara penyelesaian hak pemegang saham yang tidak setuju terhadap penggabungan

  Perseroan; 10.

  Nama anggota Direksi dan Dewan Komisaris, serta gaji, honorarium dan tunjangan

bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang menerima penggabungan; Rancangan Penggabungan: 13.

  Kegiatan utama setiap Perseroan yang melakukan penggabungan dan perubahan yang terjadi selama tahun buku yang sedang berjalan; dan

14. Rincian masalah yang timbul selama tahun buku

  yang sedang berjalan yang mempengaruhi kegiatan Ringkasan Rancangan Penggabungan wajib diumumkan secara bersama oleh Direksi Perseroan, baik yang menerima penggabungan maupun yang menggabungkan diri, dalam 1 (satu) atau lebih surat kabar harian dan mengumumkan secara tertulis kepada seluruh karyawan yang akan melakukan penggabungan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum pemanggilan RUPS.

  Pengambilalihan

  Adalah pengambilalihan saham yang telah dikeluarkan dan/atau akan dikeluarkan oleh Perseroan melalui Direksi Peseroan atau langsung dari pemegang saham dengan tidak mengindahkan dari ketentuan dan syarat berdirinya suatu Perseroan Terbatas.

  Pasal 125 dan Penjelasan Pasal 125 UU PT Setiap pengambilalihan Perseroan wajib memperoleh persetujuan dari seluruh pemegang saham perseroan.

  Setiap persetujuan pemegang saham harus diambil sesuai dengan kuorum kehadiran. RUPS disetujui oleh paling Poin dalam Pengambilalihan  Pengambilalihan dilakukan oleh suatu badan – badan hukum maupun perseorangan.

   Pengambilalihan dilakukan melalui pengambilalihan dari seluruh maupun sebagian besar saham.

  

Dalam hal pengambilalihan melalui Direksi, pihak yang akan mengambilalih

menyampaikan maksudnya untuk melakukan pengambilalihan kepada Direksi Perseroan yang akan mengambilalih.

   Dalam hal pengambilalihan dilakukan melalui Direksi, maka Direksi Perseroan yang akan diambilalih dengan persetujuan Komisaris wajib membuat rancangan

  • – Rancangan pengambilalihan sekurang kurangnya memuat: 1.

  Nama dan tempat kedudukan dari Perseroan yang akan mengambil alih dan yang akan diambil alih.

  2. Alasan serta penjelasan Direksi Perseroan yang akan mengambil alih dan Direksi Perseroan yang akan mengambil alih.

  3. Neraca, perhitungan laba rugi yang meliputi 3 (tiga) tahun buku terakhir dari semua perseroan yang akan melakukan pengambialihan.

  4. Tata cara pengambialihan dan konversi saham dari Perseroan yang akan

  • – Rancangan pengambilalihan sekurang kurangnya memuat: 5.

  Jumlah saham yang akan diambilalih 6. Kesiapan pendanaan.

  7. Neraca konsolidasi proforma Perseroan yang akan mengambialih setelah pengambilalihan yang disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia.

  8. Cara penyelesaian hak pemegang saham yang tidak setuju terhadap

  • – Rancangan pengambilalihan sekurang

  kurangnya memuat: 10.

  Perkiraan jangka panjang pelaksanaan pengambillihan , termasuk jangka waktu pemberian kuasa pengalihan saham dari pemegang saham kepada Direksi Perseroan.

11. Rancangan perubahan anggaran dasar Perseroan

  Hal yang perlu diperhatikan dalam

Penggabungan, Peleburan, & Pengambialihan

adalah:

   Perseroan,pemegang saham minoritas, dan karyawan.  Kreditor dan mitra usaha lainnya.  Masyarakat dan persaingan sehat dalam melakukan usaha.

  KEPAILITAN

  

PARA PIHAK DALAM

HUKUM KEPAILITAN

  Debitor Kreditor

  Hakim Pengawas Kurator dan Balai Harta Peninggalan

  

Debitor

Orang yang mempunyai utang karena

perjanjian atau Undang Undang yang

pelunasannya dapat di tagih di muka

Pengadilan

Pasal 1 angka 3 Undang Undang Nomor 37

  Kreditor

Orang yang mempunyai piutang karena

perjanjian atau Undang Undang yang

dapat ditagih di muka Pengadilan

Pasal 1 angka 2 UUK

  Hakim Pengawas

  Hakim yang ditunjuk oleh Pengadilan dalam putusan pailit atau putusan penundaan kewajiban pembayaran utang

Pasal 1 angka 8 UUK Tugas utama dari Hakim Pengawas adalah untuk

  mengawasi pengurusan dan pemberesan harta

  

Kurator

  adalah Balai Harta Peninggalan (BHP) atau orang perseorangan yang diangkat oleh Pengadilan untuk mengurus dan membereskan harta Debitor Pailit di bawah perusahaan pengawasan Hakim Pengawas sesuai dengan Undang Undang ini.

Pasal 1 angka 5 UUK

  Kurator

  Tugas utama Kurator adalah melakukan pengurusan dan/atau pemberesan harta pailit.

Pasal 68 ayat (1) UUK

  Kurator

  Dahulu UU No. 4 Thn ’98 Kurator  Balai Harta Peninggalan.

  Berdasarkan Pasal 70 UUK

  Ayat (1)a

Kurator  Balai Harta Peninggalan (BHP)

Ayat (1)b

  

Kurator

Yang dimaksud Kurator lainnya pasal 70 ayat (2) UUK

  

a. Orang perseorangan yang berdomisili di Indonesia, yang

memiliki keahlian khusus yang dibutuhkan dalam rangka mengurus dan/atau membereskan harta pailit b. Terdaftar pada kementrian yang lingkup tugas dan

tanggung jawabnya di bidang hukum dan peraturan

perundang – undangan.

  

Syarat – syarat Pernyataan Pailit

&

Akibat Hukum Putusan Pernyataan

  Syarat – syarat Pernyataan Pailit  Seorang Debitor yang memiliki dua atau lebih Kreditor.

   Seorang Debitor tersebut setidaknya berhenti membayar satu utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih di muka Pengadilan.

  

Akibat Hukum Putusan Pernyataan Pailit

a.

  Bagi Debitor Pailit dan harta kekayaannya.

  b.

  Bagi tuntutan tertentu.

  c.

  Pengaruh terhadap pelaksanaan hukum (eksekusi).

  d.

  Pengaruh terhadap perjanjian timbal – balik. Sejak di bacakan putusan Pailit maka si Debitor kehilangan hak untuk melakukan pengurusan dan penguasaan atas harta bendanya.

Pasal 24 ayat (1) UUK Bagi Debitor Pailit dan Harta Kekayaannya

  Bagi Tuntutan Tertentu

  Sejak Debitor diputus pailit maka segala putusan hakim yang menyangkut harta kekayaan debitor pailit harus dihentikan. Putusan tersebut dibatalkan demi hukum.

Pasal 29 UUK

  

Pengaruh terhadap Pelaksanaan

Hukum (eksekusi)

  Apabila terdapat seorang Debitor yang telah ditahan (eksekusi tahanan) harus dilepaskan demi hukum, tanpa mengurangi berlakunya ketentuan seperti yang dimaksud pasal 93 UUK.

Pasal 31 ayat (3)

  Pengaruh Terhadap Perjanjian Timbal Balik

  Putusan pernyataan pailit tidak mengikat perjanjian timbal balik yang diadakan debitor pailit sebelum kepailitan/putusan pailit diambil.

Pasal 36 ayat (1) UUK

  

Terhadap Harta Perkawinan

  Putusan pailit akan berpengaruh terhadap harta Debitor juga yang meliputi persatuan harta perkawinan.

Pasal 23 UUK

  Terhadap Hipotik, Gadai, dan Hak Retensi 

  Putusan Pailit atas Debitor tidak berpengaruh pada harta Hipoik, gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hak agunan.

  

Kreditor pemegang jaminan dapat langsung

  

Renvooi

Adalah istilah yang berasal dari kata

“renvoa” yang berarti “penunjukan

kembali ”

  Renvooi

  Dalam pengertian di hukum Kepailitan adalah penyelesaian bantahan atas piutang – piutang oleh kantor Kurator atau Balai Harta Peninggalan (BHP) maupun debitor pailit dalam rapat verifikasi boedel pailit.

  

Renvooi Diajukan ke Pengadilan selama

Hakim Pengawas harta pailit tidak mampu mendamaikan kedua pihak dan dilakukan oleh sorang advokat. BERAKHIRNYA KEPAILITAN  Perdamaian (Accord) Ps.144

  • – Ps. 177 UUK

  

 Insolvensi dan pemberesan harta kepailitan

(

  Perdamaian (Accord)

  Adalah perjanjian antara debitor pailit dan kreditor dimana Debitor pailit menawarkan pembayaran seluruh atau sebagian utang kepada kreditor konkuren.

  

Ps. 144 UUK

   Peninjaun Kembali (Ps.14 dan Ps. 295 – Ps 298 UUK)

  

Upaya Hukum Putusan Pailit

 Kasasi (Ps. 11

  • – Ps. 13 UUK)

  KASASI

 Diajukan oleh Kreditor, Debitor, ataupun Kreditor yang

bukan merupakan merupakan pihak pada persidangan

tingkat pertama, diajukan paling lambat 8 hari setelah

tanggal putusan yang dimohonkan kasasi diucapkan.

  KASASI

 Waktu permohonan kasasi dihitung sejak, pemohon kasasi

mengajukan kepada Panitera yang telah memutus permohonan pernyataan pailit dan memberikan tanda

terima tertulis dan ditanda tangani oleh Paniteradisertai

tanggal yang sesuai dengan tanggal penerimaan pendaftaran.

  KASASI

  Pendaftaran permohonan kasasi atas putusan pernyataan pailit dilampiri dengan memori kasasi oleh pemohon kasasi.

  KASASI

  Panitera wajib mengirimkan permohonan kasasi dan memori kasasi kepada termohon kasasi paling lambat 2 hari setelah permohonan kasasi didaftarkan.

  

KASASI

  Termohon kasasi dapat mengajukan kontra memori kasasi paling lambat 7 hari, setelah termohon mendapatkan memori kasasi dari Penitera.

  Panitera wajib menyampaikan kontra memori kasasi kepada pemohon kasasi paling lambat 2 hari setelah kontra memori kasasi diterima oleh Pengadilan.

  KASASI

  Panitera wajib menyampaikan permohonan kasasi, memori kasasi, dan kontra memori kasasi beserta berkas perkara paling lambat 14 hari setelah tanggal permohonan kasasi didaftarkan.

  Ps. 12 ayat (4)

  

KASASI

  Mahkamah Agung wajib mempelajari permohonan kasasi dan menetapkan hari sidang paling lambat 2 hari setelah permohonan kasasi diterima oleh Mahkamah Agung dan paling lambat 20 hari sejak Mahkamah Agung menerima permohonan kasasi pernyataan pailit harus sudah melaksanakan pemeriksaan atas permohonan kasasi.

  KASASI

  Putusan permohonan kasasi harus diucapkan paling lambat 60 hari setelah tanggal permohonan kasasi diterima oleh Mahkamah Agung.

  KASASI

  Panitera lingkup Mahkamah Agung wajib menyampaikan salinan putusan kasasi kepada Panitera pada Pengadilan Niaga paling lambat 3 hari setelah tanggal putusan dan jurusita Pengadilan yang terkait wajib menyampaikan salinan kasasi kepada pemohon kasasi, termohon kasasi, Kurator, dan Hakim Pengawas paling lambat 2 hari setelah putusan kasasi diterima dari

  Permohonan Penijauan Kembali

  Ketentuan atas seluruh proses Kasasi berlaku secara mutatis mutandis bagi Peninjauan Kembali. Permohonan Penijauan Kembali  Setelah perkara diputus namun ditemukan bukti baru dan bersifat menentukan yang pada waktu diperiksa di Pengadilan sudah ada, namun belum ditemukan.

   Dalam putusan hakim yang bersangkutan terdapat kekelirian yang nyata.

  Permohonan Penijauan Kembali

  Terhadap peninjauan kembali atas bukti baru yang ditemukan dapat dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 180 hari setelah tanggal putusan yang yang diajukan dalam peninjauan kembali mempunyai kekuatan hukum yang tetap

  Ps. 296 ayat (1) UUK

  

Permohonan Penijauan Kembali

  Peninjauan kembali atas putusan Hakim yang terdapat kekeliruan yang nyata dapat diajukan paling lambat 30 hari sejak putusan mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

  

Ps. 296 ayat (2) UUK Permohonan Penijauan Kembali

  Pemohon menyerahkan salinan bukti pendukung kepada Panitera Pengadilan yang memutus permohonan pernyataan pailit tingkat pertama.

  Ps. 297 ayat (1) UUK Permohonan Penijauan Kembali

  Salinan bukti pendukung dan salinan permohonan peninjauan kembali diserahkan kepada termohon paling lambat 2 hari setelah tanggal didaftarkan.

  

Ps. 297 ayat (2) UUK Permohonan Penijauan Kembali

  Pihak termohon peninjauan kembali dapat mengajukan jawaban dengan jangka waktu paling lambat 10 hari setelah tanggal permohonan peninjauan kembali didaftarkan

  

Ps. 297 ayat (3) UUK Permohonan Penijauan Kembali

Panitera Pengadilan wajib menyampaikan jawaban dan

permohonan peninjauan kembali kepada Panitera

Mahkamah Agung dengan jangka waktu paling lambat

12 hari setelah permohonan didaftarkan.

  Permohonan Penijauan Kembali

  Mahkamah Agung segera memeriksa dan memberikan putusan atas permohonan peninjauan kembali dalam jangka waktu paling lambat 30 hari.

  Ps. 298 ayat (1) UUK

  

Permohonan Penijauan Kembali

  Salinan putusan peninjauan kembali harus disampaikan kepada para pihak dalam jangka waktu paling lambat 32 hari setelah salinan tersebut diterima oleh Panitera Mahkamah Agung

  

Ps 298 ayat (3) UUK

  

PENUNDAAN

KEWAJIBAN

PEMBAYARAN

UTANG

  PKPU Maksud: Suatu masa yang diberikan oleh Undang Undang melalui putusan hakim niaga. Tujuan: Agar Debitor dan Kreditir dapat melakukan musyawarah

untuk membicarakan utang dapat ditagih pada jatuh tempo

agar dapat dibayar secara keseluruhan atau sebagian serta

  

Bilamana PKPU dapat diajukan

Permohonan PKPU tetap berikut perpanjangannya ditetapkan oleh Pengadilan berdasarkan: - Persetujuan lebih dari ½ jumlah kreditor konkuren yang haknya diakui atau sementara diakui yang hadir dan

mewakili paling sedikit 2/3 bagian dari seluruh tagihan

yang diakui atau yang sementara diakui dari Kreditor Konkuren atau yang dikuasakan.

  • - Persetujuan lebih dari ½ jumlah Kreditor yang piutangnya

  PKPU

PKPU = Permohonan Pernyataan Pailit. Perbedaan Dalam hal Kedudukan

  Pernyataan Pailit: orang yang dinyatakan pailit akan kehilangan kecakapan untuk berbuat terhadap harta bendanya sendiri.

   PKPU: Kecakapan untuk berbuat atas bendanya dapat dilakukan dan

pembayaran atas piutang yang telah dilakukan mendapatkan penundaan

pembayaran.

  Dalam Hal Lembaga Pemeliharaan Pernyataan Pailit: Tidak dapat menentukan nasib harta benda yang dimiliki.

  Syarat PKPU 

  

Diajukan oleh Debitor maupun Kreditor dan telah ditanda tangani

oleh Debitor maupun Kreditor itu sendiri serta tanda tangan penasihat hukum.

   Dalam hal pemohon adalah Debitor, maka permohonan harus disertai daftar yang memuat sifat, jumlah piutang, serta utang Debitor dengan disertai surat bukti secukupnya.

   Dalam hal pemohon adalah Kreditor, Pengadilan wajib memanggil Debitor melalui juru sita dengan surat kilat tercatat paling lambat 7 hari sebelum sidang.

  PKPU

  Diajukan oleh Kreditor, Debitor, ataupun Kreditor – kreditor tertentu yang diamanatkan pada pasal 2 ayat (3), ayat (4), dan ayat (5).

  

Ps. 222 ayat (2) dan ayat (3) serta Ps. 223 UUK

  • – subyek PKPU

  Subyek

   Kreditor

   Debitor

   Kreditor – kreditor tertentu yang diamanatkan pada pasal 2 ayat (3), ayat (4), dan ayat (5).

  Pengurus

  Adalah seorang yang Independen (tidak memiliki benturan kepentingan antara debitor maupun Kreditor) untuk membantu debitor dalam mengurusi hartanya.

  Hakim Pengawas

  Bersama Pengurus dan Debitor mengurus harta Debitor

  

Panitia Kreditor

Terbagi dalam 2 hal, yaitu: 

  Atas permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang meliputi uang dalam jumlah besar atau yang bersfat rumit.