FILSAFAT DALAM PANCASILA DAN HUBUNGANNYA

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Setiap individu, kelompok, bangsa dan negara dimanapun di dunia ini pasti

mempunyai pandangan atau tujuan hidup.Pandangan hidup ini yang melandasi semua aspek
kehidupan manusia tersebut.Pandangan hidup juga dikenal dengan falsafah hidup.
Indonesia sebagai negara yang besar, negara yang mempunyai bermacam-macam
suku bangsa, ras, agama, kebudayaan dan perbedaan-perbedaan lainnya mempunyai satu
falsafah yang menjadikan bangsa ini tetap menjunjung tinggi kebhinekaannya.Falsafah
bangsa Indonesia adalah pancasila.Pancasila melandasi semua aspek kehidupan bangsa, dan
berarti pancasila juga melandasi dunia pendidikan di Indonesia.
Tapi pada zaman sekarang nilai-nilai pancasila sebagai falsafah dan kepribadian luhur
bangsa seakan tergerus oleh arus globalisasi, dengan adanya globalisasi, banyak kebudayaankebudayaan barat yang tidak sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia masuk dan meracuni
kehidupan disegala aspek, begitu juga di bidang pendidikan, sudah seharusnya pendidikan di
Indonesia tetap berpegang teguh pada pancasila dan UUD 1945 sehingga tidak keluar dari
tujuan pendidikan itu sendiri.
Oleh karena itu, dalam makalah ini dibahas tentang arti fillsafat, filsafat pendidikan dan

pancasila sebagai falsafah pendidikan Indonesia untuk mengingatkan kembali kepada kita
semua akan tujuan dari pendidikan nasional yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD
1945.

B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

Apa yang dimaksud dengan filsafat pendidikan ?
Apa saja landasan filosofis pendidikan ?
Bagaimana peranan pancasila sebagai landasan filosofis pendidikan di Indonesia ?
Bagaimana Implikasi terhadap pembangunan bangsa?

C. Tujuan
1. Menambah wawasan kita tentang filsafat, filsafat pendidikan dan landasan filosofi
pendidikan Indonesia.
2. Mengerti Arti Pancasila sebagai landasan Filosofis Pendidikan
3. Mengingatkan kembali akan pentingnya pendidikan yang berlandaskan kepada

pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia.
4. Mengetahui peranan pendidikan dan filsafat pancasila terhadap pembangunan bangsa

D.

Manfaat

Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah diharapkan kita dapat memahami tentang fisafat,
filsafat pendidikan dan pancasila sebagai landasan filosofi pendidikan di Indonesia sehingga
bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari maupun di kehidupan yang akan dating.

BAB II
PEMBAHASAN

1. LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik
potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat
berfungsi dalam perjalanan hidupnya.Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan
universal.Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan.organis,
harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan.

Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam samapai akarakarnya mengenai pendidikan (Pidarta,2001). Landasan filosofi pendidikan adalah
seperangkat filosofi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan.Landasan filosofis
pendidikan sesungguhnya merupakan suatu sistem gagasan tentang pendidikan dan dedukasi
atau dijabarkan dari suatu sistem gagasan filsafat umum yang diajurkan oleh suatu aliran
filsafat tertentu.Terdapat hubungan implikasi antara gagasan-gagasan dalam cabang-cabang
filsafat umum tehadap gagasan-agasan pendidikan. Landasan filosofis pendidikan tidak berisi
konsep-konsep tentang pendidikan apa adanya, melainkan berisi tentang konsep-konsep
pendidikan yang seharusnya atau yang dicita-citakan.
Dalam landasan filosofis pendidikan juga terdapat berbagai aliran pemikiran.Hal ini
muncul sebagai implikasi dari aliran-aliran yang terdapat dalam filsafat.Sehingga dalam
landasan filosofi pendidikan pun dikenal adanya landasan filosofis pendidikan Idealisme,
Realisme, dan Pragmatisme.

2. PANCASILA SEBAGAI LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN DI INDONESIA
Bangsa Indonesia memiliki filsafat umum atau filsafat Negara ialah Pancasila sebagai
falsafah Negara, Pancasila patut menjadi jiwa bangsa Indonesia, menjadi semangat dalam
berkarya pada segala bidang.
Pasal 2 UU-RI No. 2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan Nasional berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Rincian selanjutnya tentang hal itu tercantum
dalam penjelasan UU-RI No. 2 Tahun 1989, yang menegaskan bahwa pembangunan

nasioanal termasuk dibidang pendidikan adalah pengamalan pancasila, dan untuk itu

pendidikan nasional mengusahakan antara lain: ” Pembentukan manusia Pancasila sebagai
manusia pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mampu mandiri”.
Sedangkan ketetapan MPR-RI No.II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan
Pengamalan Pancasila menegaskan pula bahwa pancasila itu adalah jiwa seluruh rakyat
Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar
Negara Republik Indonesia. Pancasila sebagai sumber dari segala gagasan mengenai wujud
bangsa manusia dan masyarakat yang dianggap baik, sumber dari segala sumber nilai yang
menjadi pangkal serta bermuara dari setiap keputusan dan tindakan dalam pendidikan dengan
kata lain, Pancasila sebagai sumber sistem nilai dalam pendidikan.
Dalam Filsafat Pancasila terdapat banyak nilai-nilai luhur yang menjadi ciri khas dan
perekat bangsa Indonesia. Filsafat yang terkandung didalam pancasila harus disoroti dari titik
tolak pandangan yang holistic mengenai kenyataan kehidupan bangsa yang beranekaragam.
Ini menekankan pada semangat Bhineka Tunggal Ika, semangat ini diharapkan mendasari
seluruh kehidupan bangsa Indonesia. Yaitu adanya kesatuan didalam keaneka ragaman yang
ada.
Dari penjelasan itu dapat dinyatakan bahwa Bhineka Tunggal Ika adalah inti Filsafat
Pancasila. Kerinduan bangsa Indonesia akan terwujudnya kesatuan didalam pengalaman akan
kepelbagaian tersebut merupakan cerminan kerinduan umat manusia sepanjang zaman.

Menurut Drijarkara, 1980 Pancasila adalah inheren (melekat) kepada eksistensi manusia
sebagai manusia, lepas dari keadaan

yang terntu pada kongretnya. Sebab itu dengan

memandang kodrat manusia “qua valis’ (sebagai manusia), kita juga akan sampai ke
Pancasila.
Hal ini digambarkan melalui sila-sila dalam Pancasila. Notonagoro, 1984 dalam
kaitannya menyebutkan “ kalau dilihat dari segi intisarinya, urut-urutan lima sila Pancasila
menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya isi, tiap-tiap sila yang lima sila dianggap
maksud demikian, maka diantara lima sila ada hubungannya yang mengikat yang satu kpada
yang lain, sehingga Pancasila merupakan satukesatuan yang bulat.
Adapun hubungannya dengan pendidikan bahwa bagi bangsa Indonesia keyakinan atau
pandangan hidup bangsa, dasar negara Republik Indonesia ialah Pancasila. Karenanya system
pendidikan nasional wajarlah dijiwai, didasari, dan mencerminkan identitas Pancasila itu.
Sistem pendidikan nasional dan system filsafat pendidikan Pancasila adalah sub system dari

system negara Pancasila. Dengan kata lain system negara Pancasila wajar tercermin dan
dilaksanakan di dalam berbagai subsistem kehidupan nasional bangsa Indonesia secara
keseluruhan.

Tegasnya tiada system pendidikan nasional tanpa filsafat pendidikan. Jadi, jelas bahwa
tidak mungkin system pendidikan nasional Pancasila dijiwai dan didasari oleh system
pendidikan yang lain, kecuali Filsafat Pendidikan Pancasila

3. NILAI-NILAI PANCASILA DALAM PENDIDIKAN
Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber acuan dalam menyusun etika kehidupan berbangsa
bagi seluruh rakyat Indonesia, maka Pancasila juga sebagai paradigm pembangunan,
maksudnya sebagai kerangka pikir, sumber nilai, orientasi dasar, sumber asas serta arah dan
tujuan dari suatu perkembangan perubahan serta proses dalam suatu bidang tertentu.
Pancasila sebagai paradigma pembangunan mempunyai arti bahwa Pancasila sebagai sumber
nilai, sebagai dasar, arah dan tujuan dari proses pembangunan. Untuk itu segala aspek dalam
pembangunan nasional harus mendasarkan pada hakikat nilai-nilai sila-sila Pancasila yang
meliputi :
a. Nilai Ketuhanan
Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan
bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan
bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan
juga memilik arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati
kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antarumat
beragama.

b. Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan
perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani
dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
c. Nilai Persatuan
Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan
rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Persatuan

Indonesia

sekaligus

mengakui

dan

menghargai


sepenuhnya

terhadap

keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia..
d. Nilai Kerakyatan
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat
dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.
e. Nilai Keadilan
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai dasar
sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara
lahiriah atauun batiniah.
Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena sifatnya abstrak dan
normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional dan eksplisit,
perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental. Contoh nilai instrumental tersebut adalah UUD
1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya. Sebagai nilai dasar, nilai-nilai tersebut
menjadi sumber nilai. Artinya, dengan bersumber pada kelima nilai dasar diatas dapat dibuat
dan dijabarkan nilai-nilai instrumental penyelenggaraan negara Indonesia.


4. IMPLIKASI TERHADAP PEMBANGUNAN BANGSA
1. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
Paradigma dalam kamus Bhs. Indonesia ialah seperangkat unsur bahasa yang sebagian
bersifat konstan atau tetap dan yang sebagian berubah-ubah.
Menurut al-marsudi paradigma adalah cara pandang nilai-nilai, metode-metode, prinsip dasar
atau cara memecahkan suatu masalah yang dianut oleh suatu masyarakat pada masa tertentu.
Dalam pembangunan nasional, pancasila dijadikan sebuah paradigma karena akan
dijadikan sebagai landasan acuan, metode, nilai dan sekaligus tujuan yang ingin dicapai
dalam setiap program pembangunan NKRI.

Ada beberapa bentuk-bentuk pancasila sebagai paradigma :
A. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Politik
Manusia Indonesia selaku warga negara harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku
politik bukan sekadar objek politik. Pancasila bertolak dari kodrat manusia maka
pembangunan politik harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sistem politik
Indonesia yang bertolak dari manusia sebagai subjek harus mampu menempatkan kekuasaan
tertinggi pada rakyat. Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem
politik Indonesia yang sesuai pancasila sebagai paradigma adalah sistem politik demokrasi
bukan otoriter Berdasar hal itu, sistem politik Indonesia harus dikembangkan atas asas
kerakyatan (sila IV Pancasila).

Pengembangan selanjutnya adalah sistem politik didasarkan pada asas-asas moral
daripada sila-sila pada pancasila. Oleh karena itu, secara berturut-turut sistem politik
Indonesia dikembangkan atas moral ketuhanan, moral kemanusiaan, moral persatuan, moral
kerakyatan, dan moral keadilan. Perilaku politik, baik dari warga negara maupun
penyelenggara negara dikembangkan atas dasar moral tersebut sehingga menghasilkan
perilaku politik yang santun dan bermoral.
B. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Ekonomi
Sesuai dengan paradigma pancasila dalam pembangunan ekonomi maka sistem dan
pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada pancasila. Secara khusus, sistem
ekonomi harus mendasarkan pada dasar moralitas ketuhanan (sila I Pancasila) dan
kemanusiaan ( sila II Pancasila). Sistem ekonomi yang mendasarkan pada moralitas dam
humanistis akan menghasilkan sistem ekonomi yang berperikemanusiaan. Sistem ekonomi
yang menghargai hakikat manusia, baik selaku makhluk individu, sosial, makhluk pribadi
maupun makhluk tuhan. Sistem ekonomi yang berdasar pancasila berbeda dengan sistem
ekonomi liberal yang hanya menguntungkan individu-individu tanpa perhatian pada manusia
lain. Sistem ekonomi demikian juga berbeda dengan sistem ekonomi dalam sistem sosialis
yang tidak mengakui kepemilikan individu.
Pancasila bertolak dari manusia sebagai totalitas dan manusia sebagai subjek. Oleh karena
itu, sistem ekonomi harus dikembangkan menjadi sistem dan pembangunan ekonomi yang
bertujuan pada kesejahteraan rakyat secara keseluruhan. Sistem ekonomi yang berdasar

pancasila adalah sistem ekonomi kerakyatan yang berasaskan kekeluargaan. Sistem ekonomi

Indonesia juga tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai moral kemanusiaan. Pembangunan
ekonomi harus mampu menghindarkan diri dari bentuk-bentuk persaingan bebas, monopoli
dan bentuk lainnya yang hanya akan menimbulkan penindasan, ketidakadilan, penderitaan,
dan kesengsaraan warga negara.
C. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Sosial Budaya
Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang pancasila bertolak dari
hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini sebagaimana tertuang dalam sila
Kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu, pembangunan sosial budaya harus
mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya
dan beradab. Berdasar sila persatuan Indonesia, pembangunan sosial budaya dikembangkan
atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang beragam si seluruh
wilayah Nusantara menuju pada tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa. Perlu ada
pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan kehidupan sosialaberbagai kelompok
bangsa Indonesia sehingga mereka merasa dihargai dan diterimaasebagai warga bangsa.
Dengan

demikian,

pembangunan

sosial

budaya

tidak

menciptakan

kesenjangan,

kecemburuan, diskriminasi, dan ketidakadilan sosial
D. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Pertahanan Keamanan
Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa tugas untuk menjaga
pertahanan dan kemanan serta tanggung jawab tidak hanya oleh penyelenggara negara saja,
tetapi juga rakyat Indonesia secara keseluruhan. Atas dasar tersebut, sistem pertahanan dan
keamanan adalah mengikut sertakan seluruh komponen bangsa. Sistem pembangunan
pertahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta.
Sistem pertahanan yang bersifat semesta melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan
sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan
diselenggarakan secara total terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.
Penyelenggaraan sistem pertahanan semesta didasarkan pada kesadaran atas hak dan
kewajiban warga negara, serta keyakinan pada kekuatan sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
http://dewiroseart.blogspot.co.id/2015/11/makalah-filsafat-pendidikan-pancasila.html
http://mohamadnatarmohune.blogspot.co.id/2013/07/filsafat-pancasila-dan-nilaipendidikan.html

http://anshar-mtk.blogspot.co.id/2013/03/peranan-pancasila-pada-pembangunan.html
http://kristiarjati.blogspot.com/2012/06/pancasila-sebagai-landasan-pengembangan.html
http://www.mysusis.com/2013/07/makalah-pancasila-sebagai-paradigma-pembangunan.html