BAB I DAN II PATROLI FUNGSIONAL
I.
A.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
TWA. Gunung Melintang ditunjuk dan ditetapkan berdasarkan
RTRWP Kalimantan Barat Tahun 1995 (Zonasi kawasan sebagai Taman
Wisata Alam seluas 17.640 ha), SK Menhutbun RI No. 259/Kpts-II/2000
Tanggal 23 Agustus 2000 (Penunjukan sebagai Taman Wisata Alam seluas
17.640 ha), dilanjutkan dengan Penetapan melalui SK Menteri Kehutanan
Nomor : 107/Menhut-II/2013 tanggal 12 Februari 2013 dengan luas
22.171,60 Ha.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat telah
melakukan kegiatan pengelolaan kawasan, sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya
serta
sumberdaya
manusia.
Salah
satu
tugas
dari
pengelolaan adalah melakukan kegiatan perlindungan dan pengamanan
kawasan hutan dari segala bentuk gangguan keamaan hutan yang terjadi.
Kegiatan tersebut sangat diperlukan karena kawasan Taman Wisata Alam
merupakan kawasan yang open acces dimana sangat mudah bagi
masyarakat untuk memasuki kawasan Taman Wisata Alam Gunung
Melintang.
Sebelum
ditunjuk
dan
ditetapkan
TWA.
Gunung
Melintang,
keberadaan masyarakat telah lama ada dan tinggal didalam kawasan,
keberadaan perkampungan ini menunjukan bahwa keberadaan hutan
berperan sangat penting bagi keberlangsungan hidup mereka. Karena
keberadaannya maka perkampungan yang ada diakomodasi dalam blok
tradisional, khususnya di Desa Sungai Bening.
Dengan adanya perkampungan didalam Kawasan TWA. Gunung
Melintang perlu diwaspadai adanya kegiatan illegal yang bersifat merusak
keutuhan dan kelestarian TWA. Gunung Melintang seperti perambahan,
penyerobotan Kawasan Hutan secara tidak prosedural, illegal logging.
Dengan adanya berbagai permasalahan di lapangan maka perlu
adanya kegiatan yang dapat menekan/ membatasi gangguan keamanan
hutan.
Salah
satu
cara
adalah
dengan
melaksanakan
kegiatan
pengamanan kawasan hutan yang bersifat preventif dan represif yaitu
1
Patroli Fungsional Perlindungan dan Pengamanan Hutan yang melibatkan
tenaga Polisi Kehutanan.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari pelaksanaan kegiatan Patroli Fungsional Perlindungan
dan Pengamanan Hutan adalah untuk melakukan pencegahan kegiatan
pelanggaran/ kejahatan hutan dan atau melakukan tindakan represif
apabila menemukan pelanggaran/ kejahatan hutan yang tertangkap
tangan.
Sedangkan tujuan dari pelaksanaan kegiatan patroli fungsional
perlindungan dan pengamanan hutan adalah :
1. Mengurangi dan menekan aktivitas pelanggaran/ kejahatan hutan
terhadap Kawasan TWA. Gunung Melintang.
2. Sebagai salah satu upaya untuk penyelamatan kawasan hutan TWA.
Gunung Melintang dan Potensi Keanekaragaman Hayati serta non
hayati yang ada didalamnya.
3. Sebagai salah satu upaya berkomunikasi dan sosialisasi antara petugas
Balai KSDA Kalimantan Barat dengan masyarakat di dalam/ sekitar
kawasan.
C. SASARAN KEGIATAN
Dalam kegiatan Patroli Fungsional Perlindungan dan Pengamanan
Hutan TWA. Gunung Melintang ditetapkan sasaran Patroli di Desa Sungai
Bening, Kecamatan Sajingan Besar, berdasarkan intensitas pelanggaran
yang terjadi dalam kurun waktu terakhir dan berdasarkan informasi yang
berkembang dengan adanya perambahan dan penyerobotan kawasan
hutan secara tidak prosedural di TWA. Gunung Melintang.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan ini adalah untuk mengumpulkan bahan
keterangan
terhadap
Tindak
Pidana
Kehutanan
seperti
halnya
Perambahan, Illegal Logging dan Pengendalian Kebakaran Hutan di dalam
Kawasan
TWA.
Gn.
Melintang,
diharapkan
dengan
adanya
bahan
keterangan ini, dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk menyusun
rencana tindak lanjut yang akan diambil terhadap pelanggaran UndangUndang Kehutanan.
1
1
II.
METODE PELAKSANAAN
A. DASAR HUKUM
1. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber
daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Perusakan Hutan.
4. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan jenis
Tumbuhan dan Satwa Liar.
5. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan jenis
Tumbuhan dan Satwa Liar.
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor :
P.8/Menlhk/Setjen/OTL.O/1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Konservasi Sumber Daya Alam.
7. Keputusan Menteri Kehutanan No. 447/Kpts-II/2003 Tentang tata
usaha pengambilan atau penangkapan dan peredaran tumbuhan
dan satwa liar.
8. Intruksi Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
No. 762/DJ-IV/INS/LH/2001 Tentang Petunjuk pelaksanaan Penertiban
dan
Penegakan
Hukum
Pengusahaan
dan
atau
Perdagangan
Orangutan dan Satwa liar yang dilindungi Undang-undang beserta
habitatnya.
9. Pengesahan
Daftar
Isian
Pelaksanaan
Anggaran
(DIPA)
Balai
Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat Tahun 2017
Nomor : SP.DIPA.029.05.2.238577/2017 Tanggal 07 Desember 2016.
10.
Surat Tugas Kepala Balai KSDA Kalimantan Barat Nomor :
PT.
/BKSDA.KALBAR/PEG/6/2017 Tanggal
Juni 2017.
1
B. TATA KERJA DAN PERENCANAAN PATROLI FUNGSIONAL
Perencanaan Kegiatan Patroli Fungsional merupakan hal yang harus
dipersiapkan sebelum melaksanakan pengamanan, beberapa unsur
perencanaan tersebut antara lain mencakup :
a. Persiapan :
1. Peta Kerja
2. Tata waktu
3. Personil / Anggota Masyarakat
4. Logistik
5. Sarpras
6. Strategi Pengamanan
7. Kelengkapan administrasi
b.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Observasi :
Kondisi Kawasan
Pelaku / Tersangka
Modus Operandi
Peralatan Pelaku
Lokasi Pengamanan / TKP
Objek Pengamanan
a.
b.
Analisis Situasi :
Pelaksanaan Pengamanan
Pelaporan
c.
d.
Penguasaan wilayah :
a. Letak dan tanda batas
b. Jenis dan Volume tegakan
c. Hasil hutan kayu dan non- kayu
d. Habitat Flora dan Fauna
e. Topograf
f. Aksesibilitas tindak pidana
e.
Mengenal sumber gangguan :
a.
Jenis gangguan
b.
Mata pencaharian masyarakat sekitar hutan
f.
Modus Operandi :
a.
Cara pelaku memasuki Kawasan
b.
Alat transportasi
c.
Alat yang digunakan
1
d.
Pelaku, penadah , otak / penggerak, backing,
yang dicurigai
C.
BAHAN DAN PERALATAN
Alat dan bahan yang dibutuhkan antara lain :
1. Peta Kawasan TWA. Gn. Melintang
2. GPS
3. Camera
4. Handy talky
5. Alat Tulis
6. buku saku
7. Ransel
8. Personal use
9. Logistik, dll
1
D.
WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan Patroli Fungsional di Desa Sungai Bening, Kec. Sajingan
Besar, Kab. Sambas, dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari dimulai dari
tanggal
E.
s/d
Juni 2017.
PERSONIL
Pelaksana Kegiatan Patroli Fungsional di Desa Sungai Bening, Kec.
Sajingan Besar, Kab. Sambas sebagai berikut :
No Nama / NIP
1
Jabatan
AZMARDI
NIP.
2
AJENG PAMISI, A.Md
NIP.
3
SUTARYO
NIP.
4
HAIMAN
NIP.
5
MARSELIUS DESI SUSANTO
NIP. 19771211 200912 1 001
Polisi Kehutanan
Resort CA. Mandor
Pelaksana
pada
Pengolah
Data
Perencanaan,
Perlindungan dan Pengawetan KSDA
pada Resort Sajingan Besar
F. SUMBER DANA
Biaya Kegiatan Patroli Pengumpulan Bahan dan Keterangan di Desa
Nibung dan Sekitarnya ini bersumber dari DIPA 29 Balai KSDA Kalimantan
Barat Tahun Anggaran 2017.
1
A.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
TWA. Gunung Melintang ditunjuk dan ditetapkan berdasarkan
RTRWP Kalimantan Barat Tahun 1995 (Zonasi kawasan sebagai Taman
Wisata Alam seluas 17.640 ha), SK Menhutbun RI No. 259/Kpts-II/2000
Tanggal 23 Agustus 2000 (Penunjukan sebagai Taman Wisata Alam seluas
17.640 ha), dilanjutkan dengan Penetapan melalui SK Menteri Kehutanan
Nomor : 107/Menhut-II/2013 tanggal 12 Februari 2013 dengan luas
22.171,60 Ha.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat telah
melakukan kegiatan pengelolaan kawasan, sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya
serta
sumberdaya
manusia.
Salah
satu
tugas
dari
pengelolaan adalah melakukan kegiatan perlindungan dan pengamanan
kawasan hutan dari segala bentuk gangguan keamaan hutan yang terjadi.
Kegiatan tersebut sangat diperlukan karena kawasan Taman Wisata Alam
merupakan kawasan yang open acces dimana sangat mudah bagi
masyarakat untuk memasuki kawasan Taman Wisata Alam Gunung
Melintang.
Sebelum
ditunjuk
dan
ditetapkan
TWA.
Gunung
Melintang,
keberadaan masyarakat telah lama ada dan tinggal didalam kawasan,
keberadaan perkampungan ini menunjukan bahwa keberadaan hutan
berperan sangat penting bagi keberlangsungan hidup mereka. Karena
keberadaannya maka perkampungan yang ada diakomodasi dalam blok
tradisional, khususnya di Desa Sungai Bening.
Dengan adanya perkampungan didalam Kawasan TWA. Gunung
Melintang perlu diwaspadai adanya kegiatan illegal yang bersifat merusak
keutuhan dan kelestarian TWA. Gunung Melintang seperti perambahan,
penyerobotan Kawasan Hutan secara tidak prosedural, illegal logging.
Dengan adanya berbagai permasalahan di lapangan maka perlu
adanya kegiatan yang dapat menekan/ membatasi gangguan keamanan
hutan.
Salah
satu
cara
adalah
dengan
melaksanakan
kegiatan
pengamanan kawasan hutan yang bersifat preventif dan represif yaitu
1
Patroli Fungsional Perlindungan dan Pengamanan Hutan yang melibatkan
tenaga Polisi Kehutanan.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari pelaksanaan kegiatan Patroli Fungsional Perlindungan
dan Pengamanan Hutan adalah untuk melakukan pencegahan kegiatan
pelanggaran/ kejahatan hutan dan atau melakukan tindakan represif
apabila menemukan pelanggaran/ kejahatan hutan yang tertangkap
tangan.
Sedangkan tujuan dari pelaksanaan kegiatan patroli fungsional
perlindungan dan pengamanan hutan adalah :
1. Mengurangi dan menekan aktivitas pelanggaran/ kejahatan hutan
terhadap Kawasan TWA. Gunung Melintang.
2. Sebagai salah satu upaya untuk penyelamatan kawasan hutan TWA.
Gunung Melintang dan Potensi Keanekaragaman Hayati serta non
hayati yang ada didalamnya.
3. Sebagai salah satu upaya berkomunikasi dan sosialisasi antara petugas
Balai KSDA Kalimantan Barat dengan masyarakat di dalam/ sekitar
kawasan.
C. SASARAN KEGIATAN
Dalam kegiatan Patroli Fungsional Perlindungan dan Pengamanan
Hutan TWA. Gunung Melintang ditetapkan sasaran Patroli di Desa Sungai
Bening, Kecamatan Sajingan Besar, berdasarkan intensitas pelanggaran
yang terjadi dalam kurun waktu terakhir dan berdasarkan informasi yang
berkembang dengan adanya perambahan dan penyerobotan kawasan
hutan secara tidak prosedural di TWA. Gunung Melintang.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan ini adalah untuk mengumpulkan bahan
keterangan
terhadap
Tindak
Pidana
Kehutanan
seperti
halnya
Perambahan, Illegal Logging dan Pengendalian Kebakaran Hutan di dalam
Kawasan
TWA.
Gn.
Melintang,
diharapkan
dengan
adanya
bahan
keterangan ini, dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk menyusun
rencana tindak lanjut yang akan diambil terhadap pelanggaran UndangUndang Kehutanan.
1
1
II.
METODE PELAKSANAAN
A. DASAR HUKUM
1. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber
daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Perusakan Hutan.
4. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan jenis
Tumbuhan dan Satwa Liar.
5. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan jenis
Tumbuhan dan Satwa Liar.
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor :
P.8/Menlhk/Setjen/OTL.O/1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Konservasi Sumber Daya Alam.
7. Keputusan Menteri Kehutanan No. 447/Kpts-II/2003 Tentang tata
usaha pengambilan atau penangkapan dan peredaran tumbuhan
dan satwa liar.
8. Intruksi Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
No. 762/DJ-IV/INS/LH/2001 Tentang Petunjuk pelaksanaan Penertiban
dan
Penegakan
Hukum
Pengusahaan
dan
atau
Perdagangan
Orangutan dan Satwa liar yang dilindungi Undang-undang beserta
habitatnya.
9. Pengesahan
Daftar
Isian
Pelaksanaan
Anggaran
(DIPA)
Balai
Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat Tahun 2017
Nomor : SP.DIPA.029.05.2.238577/2017 Tanggal 07 Desember 2016.
10.
Surat Tugas Kepala Balai KSDA Kalimantan Barat Nomor :
PT.
/BKSDA.KALBAR/PEG/6/2017 Tanggal
Juni 2017.
1
B. TATA KERJA DAN PERENCANAAN PATROLI FUNGSIONAL
Perencanaan Kegiatan Patroli Fungsional merupakan hal yang harus
dipersiapkan sebelum melaksanakan pengamanan, beberapa unsur
perencanaan tersebut antara lain mencakup :
a. Persiapan :
1. Peta Kerja
2. Tata waktu
3. Personil / Anggota Masyarakat
4. Logistik
5. Sarpras
6. Strategi Pengamanan
7. Kelengkapan administrasi
b.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Observasi :
Kondisi Kawasan
Pelaku / Tersangka
Modus Operandi
Peralatan Pelaku
Lokasi Pengamanan / TKP
Objek Pengamanan
a.
b.
Analisis Situasi :
Pelaksanaan Pengamanan
Pelaporan
c.
d.
Penguasaan wilayah :
a. Letak dan tanda batas
b. Jenis dan Volume tegakan
c. Hasil hutan kayu dan non- kayu
d. Habitat Flora dan Fauna
e. Topograf
f. Aksesibilitas tindak pidana
e.
Mengenal sumber gangguan :
a.
Jenis gangguan
b.
Mata pencaharian masyarakat sekitar hutan
f.
Modus Operandi :
a.
Cara pelaku memasuki Kawasan
b.
Alat transportasi
c.
Alat yang digunakan
1
d.
Pelaku, penadah , otak / penggerak, backing,
yang dicurigai
C.
BAHAN DAN PERALATAN
Alat dan bahan yang dibutuhkan antara lain :
1. Peta Kawasan TWA. Gn. Melintang
2. GPS
3. Camera
4. Handy talky
5. Alat Tulis
6. buku saku
7. Ransel
8. Personal use
9. Logistik, dll
1
D.
WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan Patroli Fungsional di Desa Sungai Bening, Kec. Sajingan
Besar, Kab. Sambas, dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari dimulai dari
tanggal
E.
s/d
Juni 2017.
PERSONIL
Pelaksana Kegiatan Patroli Fungsional di Desa Sungai Bening, Kec.
Sajingan Besar, Kab. Sambas sebagai berikut :
No Nama / NIP
1
Jabatan
AZMARDI
NIP.
2
AJENG PAMISI, A.Md
NIP.
3
SUTARYO
NIP.
4
HAIMAN
NIP.
5
MARSELIUS DESI SUSANTO
NIP. 19771211 200912 1 001
Polisi Kehutanan
Resort CA. Mandor
Pelaksana
pada
Pengolah
Data
Perencanaan,
Perlindungan dan Pengawetan KSDA
pada Resort Sajingan Besar
F. SUMBER DANA
Biaya Kegiatan Patroli Pengumpulan Bahan dan Keterangan di Desa
Nibung dan Sekitarnya ini bersumber dari DIPA 29 Balai KSDA Kalimantan
Barat Tahun Anggaran 2017.
1