PERUBAHAN LOT SIZE DAN FRAKSI HARGA DI B

PERUBAHAN LOT SIZE DAN FRAKSI HARGA DI BURSA
EFEK INDONESIA, PENGARUHNYA TERHADAP
LIKUIDITAS SAHAM DAN MINAT INVESTASI RETAILPENGAMATAN DALAM KURUN WAKTU JANUARI SAMPAI
DENGAN SEPTEMBER 2014

MAKALAH
Diajukan sebagai Kelengkapan Syarat dalam Seleksi Proses
Penerimaan Mahasiswa Program Pascasarjana pada Jurusan
Master Managemen Universitas Terbuka bidang Minat Keuangan
masa Registrasi 2015.1

Disusun oleh:

VREADY ROESLIM

JAKARTA
OKTOBER 2014

BAB 1
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Dalam kamus umum besar bahasa Indonesia, kata Investasi
memiliki arti: “ Penanaman uang atau modal dalam suatu
perysahaan
atau
proyek
untuk
tujuan
memperoleh
keuntungan”. Selain daripada melipatgandakan uang untuk
tujuan mencari keuntungan, investasi dapat juga bertujuan
untuk mempertahankan nilai dari uang/dana yang kita
miliki. Jika tujuan yang kedua ini dilihat sekilas tidak
ambisius atau kurang optimistis, kita akan melihatnya
dengan perspektiv yang lain dalam hal perlindungan nilai
dari modal ataupun dana yang berjumlah besar.
Pada waktu krisis tahun 1997/199, harga US Dollar
melonjak dari 4.000 ke 11.200 rupiah per dollarnya.
Perusahaan-perusahaan
yang

operasionalnya
banyak
menggunakan mata uang US Dollar adalah yang pertama kali
terkena dampaknya. Jika boleh dikatakan, mereka yang
tidak mempunyai cadangan US Dollar dalam jumlah
memadai, akan langsung menuju kollaps karena tidak
mampu membayar kewajiban jangka pendeknya. Ini adalah
contoh pelemahan nilai rupiah. Jumlah rupiah yang sama
tidak dapat lagi digunakan untuk membayar aktivitas
keseharian yang sama.
Dalam berinvestasi, tingkat pengembalian yang sama
dengan persentasi inflasi tahunan merupakan contoh
sederhana dari perlindungan nilai uang rupiah. Cost
adjustment dalam pembuatan proyeksi sebuah konsep
pembiayaan, juga termasuk perlindungan nilai. Perlindungan
nilai dapat dilakukan dengan membeli suatu bentuk produk
yang
tidak
terkonsumsi/tidak
bernilai

susut
(non
consumable
product)
dengan
harapan
mendapatkan
keuntungan di masa depan.
Berinvestasi pada surat berharga seperti saham selain demi
tingkat pengembalian (capital gain), juga diharapkan
memperoleh hak-hak yang melekat pada saham itu sendiri,
misalnya
pada
waktu
pembagian
dividen
(bagian
keuntungan perusahaan yang dicairkan). Sayangnya

Sayangnya masih terlalu sedikit masyarakat Indonesia yang

sudah berinvestasi di pasar modal, yaitu 0,2 % (460 ribu
jiwa) dari total 230 juta penduduk Indonesia. Dibandingkan
dengan negara Singapura yang total penduduknya hanya 4,6
juta jiwa pada Juni 2012, jumlah investor lokalnya mencapai
30% atau sekitar 1,4 juta. Malaysia dengan jumlah
penduduk 26 juta jiwa kala itu, memiliki jumlah investor
local sebesar 12,8% atau sekitar 5 juta jiwa lebih1.
Meskipun kapitalisasi pasar meningkat dari tahun ke tahun,
investor asing masih mendominasi lantai bursa. Dari
komposisi capital di pasar modal, investor asing masih lebih
kuat dengan kepemilikan lebih dari 55% dibanding investor
domestic yang hanya 44% pada akhir 2011. Jumlah investor
lokal
sendiri
lebih
didominasi
oleh
korporasi,
ini
memperlihatkan masih rendahnya peran aktif masyarakat

luas di Indonesia dalam penggalangan dana di pasar modal.
Hal lain lagi yang dapat diamati, bahwa pertumbuhan dana
yang signifikan itu tidak berbanding lurus dengan
peningkatan
aktifitas
perdagangan
di
pasar
modal
Indonesia.
Data Tahunan Pertumbuhan Pasar Modal

6000

Kapitalisasi pasar (Rp. Trilyun)
5000
4000

Volume Transaksi (Milyar Saham)
Nilai Perdagangan (Rp. Trilyun)


3000
2000
1000
0
2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014


Tabel 1
Kapitalisasi cenderung meningkat seiring waktu, namun
volume
transaksi
perdagangan
stagnan
yang
mengindikasikan tidak adanya pertumbuhan investor baru
dari segi jumlah. Hal lain yang mungkin terjadi adalah bahwa
ada banyak emiten-emiten yang tidak aktiv atau yang lebih
dikenal dengan sebutan “emiten tidur” yang mana sahamnya

tidak aktiv diperdagangkan di bursa efek. Jumlah emiten
tersebut bertambah banyak disaat perusahaan-perusahaan
baru juga bermunculan listing di BEI.
Hal lain yang ada relevansinya adalah, apakah ada potensi
investor baru di luar sana yang memang tergolong investor
dengan modal relative kecil ataupun sangat kecil, mereka
yang memiliki kendala untuk mulai berinvestasi, sementara

sudah memiliki keinginan tetapi belum bisa memulai
dikarenakan harga saham2 yang diinginkan masih relative
mahal, mengingat untuk dapat membeli saham dengan
minimal 1 lot mewakilkan 500 lembar saham.
B. Perumusan Masalah
Investor lokal sebagai factor internal dalam aktivitas pasar
modal Indonesia adalah salah satu penentu kekuatan pasar.
Target yang akan dicapai menyangkut pertumbuhan jumlah
investor baru dan seiring dengan itu kualitas investasi itu
sendiri. Hal yang penting adalah sosialisasi dari pemahaman
tentang investasi itu sendiri, baik potensi keuntungan
maupun resiko yang ada.
Pengertian bahwa investasi itu harus membutuhkan alokasi
dana yang besar, tidaklah benar. Investasi memiliki
kesamaan erat dengan menabung. Jika tabungan adalah
kelebihan dana dari budget konsumsi dalam waktu tertentu,
investasi adalah penyaluran sumber dana secara rutin dan
konsisten. Kesamaan konsep yang dikedepankan adalah
jumlah dana diluar basic expense atau pengeluaran pokok.
Pihak Bursa Efek Indonesia mengeluarkan kebijakan lot size

dan fraksi harga baru mulai tanggal 6 Januari 2014. Isinya
adalah 1 lot setara 100 lembar saham dan ada perubahan
fraksi harga kepada range yang lebih kecil/sempit.
Pertanyaannya: apakah hal ini mampu memacu likuiditas
saham dan diharapkan menjangkau lapisan investor baru
dalam masyarakat sebagai kaum pemula dalam bidang
investasi. Apakah hal ini juga memicu pertumbuhan retail
dalam menggalang dana yang lebih besar. Bagaimana hasil
dari pengamatan selama 9 bulan berdasarkan data2 yang
ada?

C. Tujuan penulisan makalah

Makalah ini ditulis sebagai motivasi bagi penulis dalam
memulai program belajar di Universitas Terbuka, juga
sebagai materi awal dalam diskusi yang mungkin
berkembang ke arah yang lebih luas dan komprehensiv pada
tugas-tugas berikutnya. Harapan penulis untuk dapat
memberikan sumbangan materi ilmiah sebagai dasar bahan
pertimbangan untuk pengambilan keputusan pihak terkait

dalam memajukan iklim investasi di pasar modal kita.

D. Pembatasan Topic
Untuk memungkinkan focus yang cukup dalam pembahasan
permasalahan, maka aspek-aspek lain yang berkorelasi
dengan likuiditas saham seperti kinerja emiten, efektivitas
dan pertumbuhan serta stabilitas pasar modal tidak menjadi
pembahasan dalam makalah ini. Juga pertumbuhan
reksadana sebagai salah satu instrument investasi tidak
akan dibahas secara khusus.
Disamping itu factor-faktor ekonomi lain seperti rate inflasi
tahunan, suku bunga bank Indonesia serta peranserta asing
sebagai investor merupakan lapisan luar dari materi makalah
ini.
Pembatasan juga berlaku bagi pertanyaan menyangkut
faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas saham dan
minat investasi retail di Bursa Efek Indonesia.

BAB 2
DASAR TEORI DAN LANDASAN TEORI


2.1

Surat OTORITAS JASA KEUANGAN Nomor : S-375/PM.2/2013
Pada tanggal 12 September 2013 Otoritas Jasa Keuangan
menyetujui gagasan PT Bursa Efek Indonesia tentang
perubahan Lot Size dan Fraksi Harga dalam mekanisme
perdagangan saham. Isinya adalah:
-

Satu lot yang sebelumnya 500 lembar saham berubah
menjadi 100 lembar.

-

Fraksi harga yang sebelumnya terbagi dalam 5 kelompok
harga (dan 5 fraksi harga) berubah menjadi hanya 3
kelompok harga (dan 3 fraksi harga).

-

Maksimal perubahan harga yang sebelumnya 10 kali lipat
dari fraksi harga berubah menjadi 20 kali lipat dari fraksi
harga.

Keputusan ini memiliki 4 alasan, yaitu:
a. Likuiditas saham yang rendah, terutama saham saham dengan
fundamental bagus tetapi harga sahamnya tinggi.
b. Mekanisme transaksi yang sulit untuk saham dengan jumlah
lebih kecil dari 500 lembar (old size).
c. Masih besarnya ratio antara order dan trade.

d. Review rutin Bursa terhadap parameter mikro perdagangan
terkait dengan peningkatan likuiditas termasuk satuan
perdagangan (lot size) dan fraksi harga (tick price) yang
merupakan bagian dari komponen mickostrukktur.

2.2

Definisi Pasar Modal

Pengertian Pasar Modal secara umum adalah suatu system
keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya bank-bank
komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan,
serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Artian
sempit, pasr modal merupakan institusi yang dipakai untuk
memperdagangkan saham-saham, obligasi dan surat berharga
lainnya dengan mempergunakan jasa perantara pedagang efek.
Dengan demikian, pasar modal merupakan ajang bagi perusahaan
untuk menghimpun dana dengan menjual kepemilikan perusahaan
dalam bentuk saham.

BAB 3
PEMBAHASAN

3.1

Lot Size

Penetrasi terhadap setiap kebijakan yang diambil oleh empunya
kebijakan terkadang bertahap dan tidak dapat langsung terlihat
efeknya. Apa yang terjadi setelah diberlakukannya perubahan Lot
Size dan Fraksi Harga? Apakah pasar bergerak ke arah yang
diharapkan? Apakah terjadi likuiditas saham yang lebih baik dan
bertambahnya investor baru?
Dari Tabel 2 terlihat bahwa transaksi bulanan di pasar modal
justru melibatkan lebih sedikit volume saham. Traffic pada 6
bulan pertama (Januari-Juni) malah terlihat lebih rendah
dibandingkan
dengan
bulan-bulan
yang
sama
di
tahun
sebelumnya. Peningkatan perdagangan baru terjadi pada
semester II (kedua) di tahun 2014.

160
140

Data Transaksi Bulanan Pasar Modal

Volume (Milyar saham) 2013
Volume (Milyar saham) 2014

120
100
80
60
40
20
0

Tabel 2
Penjelasan untuk fenomen ini sepertinya merupakan factor jangka
pendek. Pelaku pasar membutuhkan waktu untuk beradaptasi
dengan perubahan mekanisme transaksi. Dengan tidak terasa
bahwa perubahan satuan lot telah mempengaruhi perilaku para
investor. Mereka yang biasanya membeli saham dalam kelipatan
nilai Rp 10 juta dengan aturan lot lama, untuk membeli saham
seharga Rp 1.000 per lembarnya, berarti harus membeli 20 lot
(10.000
lembar
x
Rp
1.000
=
Rp
10
juta).

Dengan aturan lot baru, untuk membeli nilai yang sama ini (Rp 10
juta), maka mereka harus membeli 100 lot (tetap sama 10.000
lembar).
Di atas kertas memang tidak ada yang berbeda. Tapi untuk
individu
yang
sudah
bertahun-tahun
secara
otomatis
menyamakan Rp 10 juta dengan 20 lot saham yang per lembarnya
Rp 1.000, kondisi baru yang mengharuskan membeli 100 lot
(walaupun nilai rupiahnya sama) membuat SEAKAN-AKAN
investor membeli saham 5 kali lebih banyak dari biasanya.
Secara alam bawah sadar, merasa membeli lebih banyak, pelaku
otomatis MENGECILKAN jumlah lot yang hendak dibeli. Yang
terjadi adalah tranksaksi beli menjadi lebih kecil dari yang
biasanya yaitu sejumlah Rp 10 juta untuk satu kali pembelian.
Fenomen psikologis ini juga dialami secara umum oleh banyak
pelaku pasar/trader. Tidak heran kalau pada awal perubahan ini,
nilai transaksi di Bursa Efek Indonesia bukannya meningkat tapi
malahan merosot karena pemain saham belum terbiasa membeli
saham dalam jumlah lot 5 kali lebih banyak dari biasanya.
Sejalan dengan volume transaksi juga dapat dilihat dari Nilai
transaksi yang jumlahnya lebih sedikit dari bulan-bulan yang
sama
dibandingkan
dengan
tahun
yang
lalu.

200.00
180.00
160.00
140.00
120.00
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00

Tabel 3

Data Transaksi Bulanan Pasar Modal

Nilai (Rp. Trilyun) 2013
Nilai (Rp. Trilyun) 2014

3.2 Fraksi Harga
Secara umum dapat dilihat dari table 4 bahwa frekuensi
perdagangan saham mengalami peningkatan pada tahun 2014
dibanding tahun sebelumnya. Apakah factor tersebut benar-benar
dipicu oleh pembatasan fraksi harga yang diberlakukan atau oleh
factor-faktor lain yang perlu dikaji lebih lanjut. Pada bulan Juni
2014 terjadi pengecualian dimana frekuensi perdagangan
melemah secara grafis maupun dibandingkan dengan bulan yang
sama di tahun 2013. Hal ini mungkin disebabkan oleh
berlangsungnya pesta demokrasi yang mana relevan dengan
jadwal pemilu legislative maupun pemilu presiden. Jika demikian
adanya, bisa jadi sebagian dari pelaku pasar dan investor local
adalah juga aktiv di dunia politik atau investor lebih memilih
menunggu kepastian dan menahan diri untuk masuk ke pasar.

Frekuensi Rata2 Perdagangan Harian
240,000
220,000
200,000
180,000
160,000
140,000
120,000
100,000
80,000
60,000
40,000
20,000
0

Frekuensi Rata-rata
2013
Frekuensi Rata-rata
2014

Tabel 4
Pada Tabel 5 dapat dilihat, secara general tidak didapati adanya
capital outflow yang besar pada tahun 2014, seperti yang terlihat
pada tahun 2013. Kapital secara umum justru cenderung menguat
dalam jumlah yang bersifat pertumbuhan. Kapital outflow tidak
teramati, kalaupun ada hanya bersifat sementara dan tidak dalam
jumlah yang fundamental. Hal ini dapat dimengerti sebagai aksi
profit taking atau cut loss yang dilakukan oleh para trader.
Pada Tabel 6 dapat diamati lebih lanjut, bahwa sebenarnya
investor Domestik mendominasi frekuensi transaksi keseharian,
sedangkan Asing yang sifatnya lebih tenang hanya mewakili 3040% dari keseluruhan transaksi di pasar saham. Di sini kita dapati
keunikan bahwa di satu sisi investor domestic lebih aktiv dalam
mengolah saham-saham yang dimilikinya, di sisi lain kepemilikan

keseluruhan saham (capital) dalam pasar modal didominasi oleh
asing.

6,000.00

Data Kapitalisasi Pasar Saham

5,000.00

Kapitalisasi pasar 2013
(Rp. Trilyun)
Kapitalisasi pasar 2014
(Rp. Trilyun)

4,000.00
3,000.00
2,000.00
1,000.00
0.00

Tabel 5

Nilai (Rp. juta) Domestik
Nilai (Rp. Juta) Asing

90,000,000.00
80,000,000.00
70,000,000.00
60,000,000.00
50,000,000.00

Nilai tengah Transaksi Bulanan

40,000,000.00
30,000,000.00

Tabel 6
BAB 4
KESIMPULAN DAN PENUTUP

4.1

Kesimpulan

Dalam 9 bulan yang sudah berlalu sejak diberlakukannya
perubahan
mekanisme
perdagangan,
didapati
2
aspek
pengamatan:

4.2

-

Perubahan Lot Size terlihat mempengaruhi Volume dan
Nilai transaksi di pasar modal. Pengamatan ini menarik
untuk dilanjutkan ke tahap selanjutnya, apakah ada
relevansinya
ataukah
data
statistic
menunjukan
peningkatan tersebut sebagai hasil pertumbuhan/growth
umum yang terjadi di pasar modal.

-

Peningkatan Frekuensi perdagangan juga bisa diartikan
sebagai reaksi dari kebijakan Fraksi Harga, dimana terjadi
penurunan width (lebar spread yang terjadi di pasar).

Usul dan saran
Topik ini dapat dilanjutkan dengan pembahasan yang lebih
luas
tentang
factor-faktor
yang
mempengaruhi
pertumbuhan/growth pasar modal juga komposisi emiten
ditinjau dari likuiditas dan kinerjanya.

4.3

Daftar Pustaka
1)Kompas.com, senin 12 juni 2012.
Situs OJK, Laporan Statistik Pasar modal 2014.
Situs OJK, Laporan Statistik Pasar modal 2013.
Sekolah Pasar Modal, Bursa Efek Indonesia, Level 1.

4.4

Daftar Tabel dan Lampiran
Tabel 1, Data Tahunan Pertumbuhan Pasar Modal
Tabel 2, Data Volume Transaksi Bulanan Pasar Modal
Tabel 3, Data Nilai Transaksi Bulanan Pasar Modal
Tabel 4, Frekuensi Rata-rata Perdagangan Harian
Tabel5, Kapitalisasi Pasar Modal
Tabel 6, Nilai Transaksi Bulanan Investor Domestik vs Asing