MAKALAH AGAMA DAN MASYARAKAT. docx

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya
makalah yang berjudul “AGAMA DAN MASYARAKAT” sehingga tepat pada
waktunya.
Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok mata kuliah Pendidikan
Agama Islam. Kami berusaha menyusun makalah ini dengan segala
kemampuan, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi penyusunan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan demi
perbaikan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bisa memberikan informasi mengenai Agama dan
Masyarakat dan bermanfaat bagi para pembacanya..
Akhir dari kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang turut membantu dalam upaya penyelesaian makalah
ini.Semoga Allah SWT Senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua. Amin..

Garut, Desember 2016

Penyusun,


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................
i
DAFTAR ISI........................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1
1.1 Latar
Belakang
.............................................................................................................
1
1.2 Rumusan
Masalah
.............................................................................................................
2
1.3 Tujuan
Penulisan
.............................................................................................................
2

1.4 Manfaat
Penulisan
.............................................................................................................
2
1.5 Metode
Penulisan
.............................................................................................................
3
1.6 Sistematika
Penulisan
.............................................................................................................
3
BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................
4
2.1
Konsep
Religi
...............................................................................................................................
4
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................

6

3.1 Dasar Pembentukan Keluarga dan Masyarakat dalam Islam
...........................................................................................................
6
3.1.1 Hukum Nikah(Munakahat), Pinangan, dan Walimahan
...............................................................................................
6
3.1.2 Hikmah
Pernikahan
...............................................................................................
9
3.1.3 Kriteria
Memilih
Jodoh
...............................................................................................
10
3.1.4 Wanita
yang
Haram

Dinikahi
...............................................................................................
10
3.1.5 Wanita
yang
Baik
untuk
Dinikahi
...............................................................................................
11
3.1.6 Rukun
dan
Syarat
Sah
Pernikahan
...............................................................................................
12
3.1.6.1 Rukun
Nikah
...................................................................................

12
3.1.6.2 Syarat-syarat
Sah
Pernikahan
...................................................................................
12
3.1.7 Akibat

(Hukum)
Pernikahan
..................................................................................
12

3.1.8 Kewajiban
Mendidik
Anak(Keluarga)
..................................................................................
13
3.2 Pembentukan
15


Masyarakat

Islam

3.2.1 Pengertian
Masyarakat
..................................................................................
15
3.2.2 Masyarakat
Madani
..................................................................................
16
3.2.3 Ciri-ciri

Masyarakat
Islam
..................................................................................
17


BAB IV PENUTUP..............................................................................................
20
4.1 Kesimpulan
........................................................................................................
20
4.2 Saran
........................................................................................................
21
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agama di Indonesia terdiri dari keanekaragaman, ada Islam,Kristen
,Katolik, Hindu, Budha dan masih banyak bermacam- macam kepercayaan.
Semuanya menjadi hidup yang berdampingan, salingtoleransi ,tepo sliro,
saling menghormati antara satu yang lain begitu menyenangkan. Tetapi di
akhir-akhir ini mulai menguat soal isu-isu keagamaan yang muncul ke
permukaan, di mulai dari konflik internal sendiri di dalam agama tertentu
maupun


antar agama. Hal-hal yang seperti inilah yang seharusnya

mendapatkan perhatian serius dan cepat tanggap oleh pemerintah untuk
menyelesaikannya.Ini sangat riskan sekali jika terlambat untuk tidak cepat di
atasi.
Perlu kita ketahui agama di Indonesia mencerminkan kepribadian
seseorang yang menganutnya, jika diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari–
hari

serta

kehidupan

bermasyarakat

sangatlah

kuat,


kebersamaan,

pengorbanan dan banyak hal yang masih terkandung di dalamnya. Tak
terbayangkan apa jadinya jika masalah yang sangat sensitive ini terlambat di
atasi, lambat laut semakin menambah kesemrawutan masalah yang ada di
Indonesia.
Pemerintah dan para pemuka agama di Indonesia perlu turun tangan
untuk menyelesaikan konflik tersebut, agar di kemudian hari, masa depan
Indonesia yang sedang hancur ini akan teratasi dan akhirnya menjadi Negara
yang sangat damai tentram dan menyenangkan
1.2 Rumusan Masalah

1

2

1.
2.
3.
4.


Apa pengertian keluarga dan masyarakat menurut islam ?
Apa saja dasar pembentukan keluarga dalam islam?
Ciri-ciri dan sistem masyarakat islam ?
Bagaimana umat beragama hidup selaras berdampingan serta hidup

bermasyarakat dengan baik?
1.3 Tujuan Perumusan Masalah
1. Untuk mengetahui dasar-dasar pembentukan masyarakat menurut islam.
2. Untuk mengetahui keluarga menurut islam seperti apa, dan bagaimana
cirri-cirinya.
3. Agar umat beragama menyadari dan memahami bahwa tuhan telah
menciptakan manusia, dengan mandate kepada manusia untuk mengolah,
menata, merawat dan memanfaatkan hasil ciptaan-Nya.
4. Agar umat manusia tahu bahwa mandat yang Tuhan berikan itu dilakukan
secara bersama-sama
1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan bermanfaat bagi pihak pembaca atas
pengetahuan lebih lanjut tentang Pancasila Sebagai Sitem Filsafat, yaitu:
1. Kita dapat mengetahui hubungan antara agama dan masyarakat

2. Kita dapat mengetahui system masyarakat menurut agama itu seperti apa,
dan pengertian masyarakat itu sendiri menurut islam
3. Kita dapat mengetahui dasar pembentukan keluarga menurut islam.

1.5 Metode Penulisan
Metode penulisan yang dilakukan oleh penulis dalam mengumpulkan data
sebagai bahan makalah ini ialah metode studi pustaka, yaitu dengan cara
membaca buku dan mencari literature yang berhubungan dengan masalah
yang akan dibahas.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1.6.1 BAB I PENDAHULUAN

3

Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan perumusan masalah, manfaat penulisan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan makalah.
1.6.2 BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas tentang kajian teori makalah yakni salah
satunya konsep religi.
1.6.3 BAB III PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan tentang dasar pembentukan keluarga dan
masyarakat

islam

termasuk

didalamnya

seperti:

Hukum

Nikah(Munakahat), Pinangan, dan Walimahan, Hikmah Pernikahan,
Kriteria Memilih Jodoh, Wanita yang Haram Dinikahi, Wanita yang
Baik untuk Dinikahi, Rukun dan Syarat Sah Pernikahan, Akibat
(Hukum) Pernikahan, Kewajiban Mendidik Anak(Keluarga). Serta
pembentukan masyarakat islam termasuk pengertian masyarakat dan
keluarga menurut islam.
1.6.4 BAB IV PENUTUP
Memuat kesimpulan dan saran atau rekomendasi.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Religi
Dalam masyarakat yang sudah mapan, agama merupakan salah satu struktur
institusional penting yang melengkapi keseluruhan sistim sosial. Akan tetapi
masalah agama berbeda dengan masalah pemerintahan dan hukum, yang lazim
menyangkut alokasi serta pengendalian kekuasaan. Berbeda dengan lembaga
ekonomi yang berkaitan dengan kerja, produksi, dan pertukaran. Dan juga
berbeda dengan lembaga keluarga yang mengatur serta memolakan hubungan
antar jenis kelamin, antar generasi yang diantaranya berkaitan dengan pertalian
keturunan serta kekerabatan (F’Odea, 1985: 1). Masalah inti dari agama
tampaknya menyangkut sesuatu yang masih kabur serta tidak dapat diraba, yang
realitas empirisnya belum jelas. Ia menyangkut dunia luar, hubungan manusia
dengan dan sikap terhadap dunia luar itu, dan dengan apa yang dianggap manusia
sebagai implikasi praktis dari dunia luar tersebut terhadap kehidupan manusia.
Dalam kalimat sosiolog Itali Pareto (dalam F’Odea, 1985: 2), masalah ini
menyangkut dengan apa yang disebut pengalaman transenden, yang mengartikan
pengalaman atas kejadian yang ada sehari-hari dan yang dapat diamati atau
penyaringan dan penanganan yang sistematis terhadap pengalaman secara ilmiah.
Durkheim (dalam F’Odea, 1985: 3) seorang pelopor sosiologi agama di
Prancis mengatakan bahwa agama merupakan sumber semua kebudayaan yang
sangat tinggi, sedang Marx (dalam F’Odea, 1985: 3) mengatakan bahwa agama
adalah candu bagi manusia. Ini menjelaskan bahwa agama adalah seperangkat
aktivitas manusia dan sejumlah bentuk-bentuk sosial yang mempunyai arti
penting. Menurut Suparlan, agama adalah:

4

5

Seperangkat aturan dan peraturan yang menata hubungan manusia
dengan lingkungannya. Aturan-aturan tersebut penuh dengan muatan sistim
nilai, karena pada dasarnya aturan-aturan bersumber pada etos dan
pandangan hidup (Suparlan, 1981/1982: 86).
Dalam pembicaraannya mengenai agama, Koentjaraningrat cenderung
membedakan penggunaan istilah agama, religi dan kepercayaan sebagai berikut:
Agama yang bisa kita pakai untuk menyebut semua agama yang diakui
secara resmi dalam negara kita, yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu
Dharma, Budha Dharma, dan religi yang bisa kita pakai kalau kita bicara
tentang sistim-sistim yang tidak atau belum diakui secara resmi, seperti
Konghuchu, Sevent Day Advent, Gereja Pinster, Hindu dan segala macam
cabang kebatinan dan sebagaiannya (Koenjaraningrat, 1974: 142).
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa tiap religi itu adalah suatu
sistim. Dan sistim religi yang mendapat pengakuan resmi oleh suatu negara
adalah agama.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Dasar Pembentukan Keluarga dan Masyarakat dalam Islam
Dalam suatu masyarakat,unit terkecil adalah dimulai dari keluarga,yang
paling sedikit terdiri dari suami dan istri,kemudian dari sepasang insan yang
berlainan jenis kelamin ini akan dikarunia anak – anak yang merupakan
generasi penerus bagi kehidupan manusia selanjutnya. Dan dari keluarga
inilah suatu masyarakat akan terbentuk. Oleh karena itu Islam sangat
mendambakan keluarga dan masyarakat yang harmonis,saling menyayangi,
saling mengasihi serta saling bekerja sama dalam mewujudkan cita-cita
sebuah masyarakat yang aman tentram dan damai.
Untuk mewujudkan hal itu, Islam mengawali pengaturan bagaimana
membentuk sebuah keluarga yang ideal, yaitu disyari’atkan hukum
perkawinan (munakahat).
3.1.1 Hukum Nikah(Munakahat), Pinangan, dan Walimahan
1. Hukum Perkawinan ( Munakahat)
a. Pengertian Munakahat Secara Bahasa
Munakahat (nikah) menurut bahasa sehari – hari adalah
berkumpul antara dua jenis kelamin yang berbeda.
b. Pengertian Munakahat Secara Istilah
Munakahat diambil dari kata nikah/nakaha yang artinya
sebuah lembaga hukum yang mengatur dan mensyahkan hidup
bersama antara pria dan wanita yang diikat dengan akad nikah
dengan ijab dan qobul.
1) Pernikahan atau perkawinan disyari’atkan Al-Qur’an dan AsSunnah.
a. Firman Allah SWT :
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap
(hak-hak)

perempuan

6

yang

yatim(bila

kamu

7

mengawininya),maka kawinilah wanita – wanita lain yang
kamu senangi,dua tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut
tidak akan dapat berlaku adil,maka kawinilah seorang saja,
atau hamba sahaya yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih
dekat kamu tidak akan berbuat adil.” (QS An-Nisa :3).
b. As-Sunnah. Sabda Rasulullah SAW
“Wahai para pemuda,barang siapa yang sudah mampu
kawin,maka hendaklah ia kawin,karena dengan kawin akan
terjaga penglihatannya dan terpelihara kehormatannya. Dan
barang

siapa

yang

belum

mampu

untuk

kawin,hendaklahberpuasa,karena sesungguhnya puasa itu
sebagai perisai (benteng) baginya. (HR. Bukhari dan Muslim
dari Ibnu Mas’ud).
Berdasarkan ayat Al-Qur’an dan Al-Hadist diatas maka
disimpulkan hukum nikah adalah sunnah.
2) Hukum Nikah dilihat dari kondisi individunya
a. Mubah atau boleh (selama tidak ada larangan).
b. Sunnah (bagi yang telah mampu secara mental dan material).
c. Wajib (jika sudah cukup mental dan material serta
dikhawatirkan terjebak zina sebelum nikah).
d. Makruh (jika dilakukan oleh orang yang belum mampu
memberi nafkah).
e. Haram (bagi yang berniat nikah hanya untuk menyakiti orang
yang dinikahi)
2. Hukum Pinangan
Dalam Agama Islam pinangan/khitbah dilakukan sebelum
akad nikah.Pinangan atau khitbah sering disebut lamaran yaitu
menyatakan permintaan untuk menikah dari seorang laki-laki

8

kepada seorang perempuan, baik langsung maupun dengan
perantara orang lain.
a. Hukum meminang adalah boleh tapi dengan syarat :
1) Tidak boleh meminang wanita yang yang sedang dalam
pinangan laki-laki lain. Hukumnya haram. (HR Bukhari).
2) Tidak boleh meminang wanita yang dalam masa iddah
raj’iyyah. Hukumnya haram karena masih istri orang lain.
3) Meminang wanita yang masih dalam iddah bainah.
Hukumnya boleh asal dengan sindiran tidak terus terang.(QS
Al-Baqoroh ayat 235).

3. Walimahan
Walimahan atau pesta perkawinan/resepsi/waliamtul arusy
disyariatkan untuk mendeklarasikan agar orang – orang tahu
pernikahan seseorang sehingga tidak ada keragu-raguan atas
hubungan keduanya.
“ adakan perayaan sekalipun hanya memotong seekor domba” (HR
Bukhari Muslim dari Abdurahman bin Auf).
3.1.2 Hikmah Pernikahan
1. Menjaga eksistensi manusia (meneruskan keturunan)
Allah SWT berfirman :
“Wahai manusia,bertakwalah kepada Rabb kamu! Yang telah
menciptakan kamu sekalian,dari diri yang satu,dan
darinya,menciptakan istrinya,dan dari keduanya,mengembangkan
2.
3.
4.
5.
6.

laki-laki dan perempuan yang banyak (QS An-Nisa :1).
Menjaga nasab (keturunan jelas).
Menyelamatkan masyarakat dari dekadensi moral.
Kerja sama suami Istri dalam membentuk Usrah (keluarga).
Menyelamatkan Masyarakat dari penyakit.
Ketenangan Ruhani dan Jiwa

9

“Dan diantara tanda-tanda kekuasanNya, ialah Dia menciptakan
untukmu,istri-istri dari jenismu sendiri,supaya kamu cenderung dan
merasa tentram kepadanya…….(QS Ar-Ruum :21).
7. Membangkitkan Rasa Keibuan dan Kebapakan.
3.1.3 Kriteria Memilih Jodoh
1. Pemilihan atas dasar agama.
2. Pemilihan atas dasar keturunan.
3. Bukan keluarga dekat.
4. Mengutamakan perawan (Gadis).
5. Mengutamakan wanita subur
6. Yang dapat menjaga jasmani.
“larilah kamu dari penyakit kusta,seperti kamu lari dari srigala.”
(HR. Bukhari Muslim).
“Orang yang berpenyakit,janganlah menularkan penyakitnya kepada
orang – orang yang sehat.(HR. Bukhari).
3.1.4 Wanita Yang Haram Dinikahi
Wanita yang selamanya haram tidak boleh dinikahi diantaranya
karena:
1. Nasab(keturunan)
2. Hubungan Pernikahan
3. Karena sepersusuan
4. Karena jumlah (dalam maksud haram bagi laki-laki menjadikan
wanita
5. Istri ke lima dalam satu kurun)
6. Karena ada hak orang lain ( haram menikahi istri orang lain)
7. Karena berbeda Agama (QS An-Nissa 23)
3.1.5 Wanita yang baik untuk Dinikahi
Dasar terpenting dalam memilih wanita untuk dinikahi antara
lain:
1. Karena Agama ( Agama yang baik,kemuliaan akhlak,nama yang
baik ,serta kesucian kehormatannya) QS AL-Baqoroh ayat 221.
2. Karena Harta (kecenderungan untuk bekerja,kreatifitas dan tolong
menolong) QS An-Nur ayat 34.
3. Karena Kecantikannya (kesehatan, kelentukan tubuh, kemulusan,
dan subur).

10

4. Karena Keturunannya (kemuliaan yang ada pada leluhur,
kecerdasan, dan status sosial)
“Faktor pendorong seseorang untuk menikahi seorang wanita
adalah empat,yaitu hartanya,keturunannya,kecantikannya serta
agamanya. Maka hendaklah kamu menjadikan agama sebagai
factor utama,(sebab jika tidak demikian) kamu akan sengsara”
( HR Muslim )
Sifat- sifat perempuan yang baik adalah :
1. Yang beragama dan menjalankannya.
2. Keturunan orang yang subur(mempunyai keturunan yang sehat.
3. Yang masih perawan.

3.1.6 Rukun dan Syarat Sah Pernikahan.
3.1.6.1 Rukun Nikah
1. Adanya calon suami dan calon istri.
2. Adanya aqad yaitu ijab dan qabul.
3. Adanya wali nikah
4. Adanya dua orang saksi.
3.1.6.2 Syarat-syarat Sah Pernikahan
1. Lelaki non muslim tidak boleh menikahi wanita muslimah.
2. Istri wajib beragama samawi.
3. Istri haruslah wanita yang halal dinikahi.
4. Niat nikah untuk selamanya.
5. Kerelaan dari calon istri.
6. Kerelaan wali.
7. Adanya dua orang saksi.
8. Mahar.
9. Kekufuan.
3.1.7 Akibat (Hukum) Pernikahan.
1. Kehalalan bersenang senang dan berhubungan kelamin antara suami
istri.
2. Tetapnya keharaman kawin karena persemendaan(akibat sahnya
perkawinan suami menjadi haram nikah sama ibu istri,saudara istri
dll begitu sebaliknya).

11

3. Menjadi tetapnya hak mahar bagi istri sebagai miliknya.
4. Timbulnya hak dan kewajiban suami terhadap istri,istri terhadap
suami.
5. Tetapnya nasab anak bagi suami.
6. Istri menjadi haram bagi laki – laki lain selama masih dalam ikatan
perkawinan.
7. Menjadi tetapnya hak saling mewaris jika salah satu suami istri itu
meninggal dunia
3.1.8 Kewajiban Mendidik Anak (Keluarga)
Agam islam menekankan pada kwalitas keluarga yang sesuai
dengan nilai- nilai Islam seperti yang disinggung dalam Al-Quran
“ Hai orang – orang yang beriman,peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu “ (QS
At-Tahrim ayat 6).
Berikut adalah pandangan dan fungsi anak bagi manusia:
1. Anak sebagai perhiasan Dunia.
“Harta benda kami dan anak- anak itu adalah perhiasan hidup
didunia” (QS Al-Kahfi ayat 46)
“Wahai Rabb kami,anugerahkanlah kepada kami (agar) istri
kami dan anak cucu kami sebagai penyejuk pandangan mata
kami” (QS Al-Furqon ayat 74)
2. Anak sebagai jaminan bagi orang tua di akhirat.
“Barang siapa memiliki tiga orang anak perempuan yang
dinafkahinya dengan baik sampai mereka menikah atau
meninggal dunia, maka naka- anak itu menjadi tabir baginya
di neraka “ (HR Al-Baihaqi)
3. Anak sebagai Aset masa depan umat.
“…..kawinlah kalian dengan wanita – wanita yang
penyayang dan subur.sesungguhnya dengan kalian aku ingin

12

memperbanyak umat diantara para nabi pada hari kiamat.(HR
Imam Ahmad dan Abu Hakim.)
Anak adalah amanah bagi kedua orang tua,maka dari itu
kita sebagai orang tua bertanggung jawab atas amanah tsb.
Rumah adalah sekolah pertama bagi anak – anak. Kumpulan
dari sebuah rumah akan terbentuk suatu masyarakat.
Bagi anak sebelum mendapat pendidikan disekolah dan
masyarakat terlebih dahulu dia akan mendapat pendidikan
dirumah dan keluarga. Oleh karena itu peran dan tanggung
jawab orang tua supaya nanti bisa menjaga dirinya,agamanya
dalam masyarakat yang luas.
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang
mereka yang mereka khawatir terhadap kesejahteraannya…….
(QS An-Nisa ayat 9).

3.2 Pembentukan Masyarakat Islam
3.2.1 Pengertian Masyarakat
Dalam bahasa Inggris masyarakat disebut “society” dari kata
socius yang berarti berkawan. Dalam bahasa arab masyarakat berasal
dari kata “syirk’ yang artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini tentu
karena ada bentuk – bentuk aturan hidup,yang bukan disebabkan oleh
manusia perseorangan,melainkan oleh unsur – unsur kekuatan lain
dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.
Masyarakat disebut pula kesatuan sosial,karena mempunyai ikatan
–ikatan kasih sayang yang erat. Mirip jiwa manusia,yang dapat

13

diketahui pertama melalui kelakuan dan perbuatannya sebagai
penjelmaannya yang lahir,dan kedua melalui pengalaman batin dalam
roh manusia perseorangan sendiri.
Agama dalam kaitannya dalam masyarakat,mempunyai dampak
positif berupa daya penyatu (sentripetal) dan dampak negative berupa
daya pemecah (sentrifugal). Agama yang mempunyai system
kepercayaan dimulai dengan penciptaan pandangan dunia baru yang
didalamnya konsepsi lama dan pelembagaanya bisa kehilangan dasar
adanya.
Keberadaan agama tetap harus dilihat peranan positifnya dalam
membangun masayarakat sebab agama dihadirkan kepada umat
manusia untuk petunjuk, dan kalau konflik itu ada,jadikanlah rahmat
bagi penganutnya.
3.2.2 Masyarakat Madani
Masyarakat Madani dari pandangan teori Ibnu Khaldun[15],dapat
mewujudkan ketaqwaan dengan alasan karena dapat memisahkan
antara sakral dan bukan sakral, sehingga dengan perilaku sekurel ini
mereka dapat mewujudkan ketaqwaan yang hakiki seperti yang pernah
dicontohkan Nabi Muhammad SAW.ketika membangun masyarakat
madinah.
Teori Ibnu Khaldun ini berpedoman kepada Al-Qur’an yang artinya
:
“ Dan sekiranya penduduk negeri – negeri beriman dan
bertakwa,pastilah Kami (Allah) melimpahkan kepada mereka
keberkahan dari langit dan bumi,tetapi merekaitu mendustakan

14

(ayat-ayat Kami), maka Kami (Allah) siksa mereka disebabkan
perbuatannya . (QS Al-A’raf ayat 96).
Secara umum pada dasarnya konsep masyarakat madani adalah
sebuah

tatanan

komonitas

toleransi,demokrasi,berkeadapan

masyarakat
serta

yang

menghargai

mengedepankan
akan

adanya

perbedaan untuk mencapai titik persamaan serta tidak bertentangan
dengan nilai – nilai agama.

3.2.3

Ciri-ciri Masyarakat Islam
Ada beberapa ciri atau sendi pokok masyarakat islam yang disebut
dalam Al-Qur’an :
1. Islam adalah Persaudaraan.
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara,karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan
bertakwlah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.(QS AlHujurat ayat 10).
“Seorang mukmin dengan mekmin yang lain laksana bagian satu
bangunan yang saling mwngokohkan bagian bangunan yang lain.
(HR. Muslim).
2. Masyarakat islam adalah persamaan (musawah).
“Wahai manusia, Sungguh Kami telah menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan perempuan ,kemudian Kami jadikan kamu
berbangsa – bangsa dan bersuku – suku agar kamu saling
mengenal. Sungguh yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh Allah Maha
Mengetahui Maha Teliti.(QS Al-Hujurat ayat 13).

15

3. Islam adalah Toleransi.
“ Untukmu Agamamu, dan untukku Agamaku (QS Al-Kafirun ayat
6).


Tidak

ada

paksaan

dalam

menganut

agama

(Islam),sesungguhnya telah jelas (perbedaan )antara jalan yang
benar dengan jalan yang sesat. (QS AL-Baqoroh ayat 256).
4. Islam adalah amar ma’ruf nahi munkar.
“menganjurkan berbuat baik mencegah berbuat jahat”.
5. Musyawarah
“ Dan bagi orang orang yang mematuhi seruan Tuhan dan
melaksankan sholat,sedang urusan mereka(diputuskan)dengan
musyawarah antara mereka…..(QS Asy-Syura ayat 38).
“……dan musyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu……
(QS Ali ‘Imran ayat 159).
6. Masyarakat Islam adalah keadlian dan menegakkan keadilan.
“Wahai orang – orang yang beriman! Jadikanlah kamu penegak
keadilan,menjadi saksi karena Allah, …….(QS An-Nisa’ ayat
135).
“Wahai orang – orang yang beriman ! Jadilah kamu sebagai
penegak keadilan karena Allah,(ketika) menjadi saksi dengan adil.
Dan janganlah kebencian kamu terhadap suatu kaum,mendorong
kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adilah.Karena (adil) itu
lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,sungguh
Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Maidah ayat 8)
7. Keseimbangan
Kesimbangan antara hak dan kewajiban,antara kewajiban
individu,antara kewajiban masyarakat dengan hak masyarakat
dan antara kepentingan masyarakat.

16

Ciri – ciri diatas adalah ciri–ciri masyarakat yang ideal
yang ditentukan oleh Allah dan dijelaskan oleh Nabi–Nya.
Bagaimana kenyataannya sekarang adalah soal lain yang
justru menarik untuk kita kaji dan kita instropeksi baik dari segi
masyarakat muslim sendiri maupun dari dari orangnya.
Masyarakat Islam adalah pergaulan hidup umat Islam
mengamalkan agama dan ajaran Islam sesungguhnya, sedang
masyarakat muslim dalam pergaulan hidup manusia yang
beragama Islam atau mengaku Islam, tetapi tidak atau belum
mengamalkan agama dan ajaran Islam sebagai mana mestinya.
Masyarakat Islam adalah masyarakat yang dicita-citakan,
sedang masyarakat muslim adalah kenyataan. Yang perlu
diusahakan

adalah

mengembangkan

masyarakat

muslim

menjadi masyarkat Islam. Caranya dengan memasyarakatkan
agama dan ajaran Islam secara baik dan benar agar terbentuk
pola pikir, sikap, dan tingkah laku Islami dalam masyarakat.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan.
Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat,dengan kata lain
adanya masyarakat dimulai dari sebuah keluarga. Untuk mewujudkan
masyarkat yang baik menurut ajaran Islam atau dengan kata lain masyrakat
yang islami, perlu di awali dari sebuah pembentukan keluarga yang baik
pula,yaitu pembentukan keluarga secara islami.
Pembentukan keluarga dalam masyarakat Islam dimulai dari perkenalan
secara Islam(Ta’aruf) sampai dengan mendidik anak (Keluarga) secara islami
sebagaimana yang disyariatkan ataupun dicontohkan oleh Nabi kita
Muhammad SAW.
Masyarakat Islam adalah masyarakat yang dicita-citakan,sedang
masyarakat muslim adalah kenyataan. Yang perlu diusahakan adalah
mengembangkan masyarakat muslim menjadi masyarkat Islam. Caranya
dengan memasyarakatkan agama dan ajaran Islam secara baik dan benar agar
terbentuk pola pikir ,sikap, dan tingkah laku Islami dalam masyarakat.
Oleh sebab itu, ada beberapa peran yang bisa dilakukan agama,bukan
berarti agama adalah pribadi yang bisa melakukan sesuatu, melainkan peran
yang dilakukan oleh institusi agama atau umat beragama, terutama mereka
yang berfungsi sebagai pemimpin – pemimpin keagamaan. Karena banyak
peran agama dan umat beragama dalam lingkup agamanya serta pada
masyarakat.
4.2Saran

20

Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu,penulis menerima segala kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan mohon maaf sebelumnya
apabila dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin….
Wassalamua’llaikum Wr. Wb.

DAFTAR PUSTAKA
Rhafiz, Eza.Makalah Pendidikan Islam.27 Desember 2016.
http://eza-rhafiz.blogspot.co.id/2012/06/makalahpendidikan-agama-islamagamadan.html
Aminullah, Dinda.Dasar Pembentukan Keluarga Islam.27 Desember 2016.
https://www.academia.edu/7511575/DASAR_PEMBENTUKAN_KELUARGA_ISL
AM