WAWASAN NUSANTARA DAN KETAHANAN NASIONAL (1)

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

WAWASAN NUSANTARA DAN KETAHANAN NASIONAL

NAMA
NPM

DI SUSUN OLEH :
: MUHAMAD ROBI IRWANTO
: 4313216205

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA SELATAN
2016/2017

ABSTRAK
Kehidupan manusia di dunia mempunyai kedudukan sebagai hamba Tuhan Yang
Maha Esa dan sebagai wakil Tuhan (Khalifatullah) di bumi yang menerima amanat-NYA
untuk mengelola kekayaan alam. Adapun sebagai wakil Tuhan di bumi, manusia dalam
hidupnya berkewajiban memelihara dan memanfaatkan segenap karunia kekayaan alam

dengan sebaik – baiknya untuk kebutuhan hidupnya. Manusia dalam menjalankan tugas dan

kegiatan hidupnya bergerak dalam dua bidang yaitu universal filosofis dan sosial politis.
Bidang universal filosofis bersifat transeden dan idealistik misalnya dalam bentuk aspirasi
bangsa, pedoman hidup dan pandangan hidup bangsa. Aspirasi bangsa ini menjadi dasar
wawasan nasional bangsa Indonesia dalam kaitannya dengan wilayah Nusantara.
Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang berbhineka, negara
Indonesia memiliki unsur – unsur kekuatan sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak pada
posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya akan sumber daya alam (SDA).
Sementara kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat
yang harus disatukan dalam satu bangsa, satu negara dan satu tanah air. Dalam
kehidupannya, bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh interaksidan interelasi dengan
lingkungan sekitarnya (regional atau internasional) .
Dalam hal ini bangsa Indonesia memerlukan prinsip – prinsip dasar sebagai
pedoman agar tidak terombang – ambing dalam memperjuangkan kepentingan nasional
untuk mencapai cita – cita serta tujuan nasionalnya. Salah satu pedoman bangsa Indonesia
wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah nusantara sehingga disebut
WAWASAN NUSANTARA. Karena hanya dengan upanya inilah bangsa dan Negara
Indonesia tetap eksis dan dapat melanjutkan perjuangan menuju mayarakat yang
adil,makmur dan sentosa.


1.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Perkembangan globalisasi ditandai dengan kuatnya pengaruh lembaga-lembaga
kemasyarakatan internasional, negara-negara maju yang ikut mengatur perpolitikan,
perekonomian, social budaya, dan pertahanan serta keamanan global. Kondisi ini akan

menumbuhkan berbagai konflik kepentingan, baik antar negara maju dengan negara-negara
berkembang

maupun

antarsesama

negara

berkembang


serta

lembaga-lembaga

internasional. Di samping itu, adanya isu global yang meliputi demokratisasi, hak asasi
manusia dan lingkungan hidup turut pula memengaruhi keadaan nasional.
Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
khususnya di bidang informasi, komunikasi, dan transportasi sehingga dunia menjadi
transparan seolah-olah menjadi kampong sedunia tanpa mengenal batas negara.Kondisi ini
menciptakan struktur global. Kondisi ini akan memengaruhi struktur dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Untuk mengantisipasi perkembangan global ini diperlukan perjuangan nonfisik sesuai
dengan profesi masing-masing yang dilandasi nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia
sehingga memiliki wawasan dan kesadaran bernegara, sikap dan perilaku cinta tanah air
dan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka bela negara demi tetap
utuhnya negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali generasi muda
dengan pengetahuan dan kemampuan dasar dan berkenaan dengan hubungan antara
warganegara dengan negara serta pendidikan agar menjadi warga negara yang dapat

diandalkan oleh bangsa dan negara.
2.

PEMBAHASAN

2.1. Pendekatan
Sosiologis
2.2. Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara dan Landasan Pemikiran Ketahanan
Nasional
a. Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara
Dasar pemikiran wawasan nusantara ditinjau dari latar belakang pemikiran aspek
kewilayahan nusantara, aspek social budaya bangsa Indonesia dan aspek kesejarahan
bangsa Indonesia adalah :

Pemikiran Aspek Kewilayahan Indonesia
Geografi adalah wilayah yang tersedia dan terbentuk secara alamiah, dan merupakan ruang
atau wadah yang harus dipedomani sebagai aspek hidup dan kehidupan suatu bangsa yang
di dalamnya terdapat sumber kekayaan alam dan manusia atau penduduk yang bermukim di
wilayah tersebut.Kondisi objektif geografi nusantara merupakan untaian ribuan pulau dan


kecil (±17.508) dan tersebar di khatulistiwa serta terletak pada posisi silang yg sangat
strategis.
Pemikiran Aspek Sosial Budaya
Budaya atau kebudayaan dalam arti etimologis adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh
kekuatan budi manusia (berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti kekuatan budi).Karena
manusia tidak hanya bekerja dengan kekuatan budinya melainkan juga dengan perasaan
fantasia tau imajinasi dan dengan kehendaknya, maka lebih lengkap jika kebudayaan
diungkapkan sebagai cita, rasa, cipta, karsa dan karya (budi perasaan pemikiran kehendak
dan tindakan.
Sosial budaya sebagai salah satu aspek kehidupan nasional di samping politik, ekonomi,
dan hankam adalah faktor dinamik masyarakat yang terbentuk oleh keseluruhan pola
tingkah laku lahir batin yang memungkinkan hubungan social di antara anggota-anggota
nya, di antaranya :
1) Kebhinekaan budaya Indonesia
2) Budaya sebagai bangsaIndonesia yang bersatu
3) Budaya toleransi Indonesia yang bersatu
4) Budaya toleransi dan saling menghargai
Pemikiran Aspek Kesejarahan Indonesia
Perjuangan suatu bangsa dalam meraih cita-cita pada umumnya tumbuh dan berkembang
dari latar belakang sejarahnya.Begitu pula sejarah Indonesia diawali dari negara-negara

kerajaan tradisional yang pernah ada di wilayah Nusantara melalui kerajaan Sriwijaya dan
kerajaan Majapahit.Landasan kedua kerajaan tersebut adalah mewujudkan kesatuan
wilayah.Dengan semangat kebangsaan, melalui perjuangan berikutnyamenghasilkan
Proklamasi 17 Agustus 1945 yakni Indonesia mulai menegara.
b. Landasan Pemikiran Ketahanan Nasional
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara khususnya dalam upaya
mencapai tujuan nasional, setiap bangsa secara terus menerus berinteraksi dengan
lingkungannya. Lingkungan tersebut meliputi lingkungan alamiah maupun lingkungan social
dan lingkungan dalam negeri maupun lingkungan luar negeri atau sering dinamakan
lingkungan regional , nasional maupun internasional.
Proses interaksi dengan lingkungan dapat menimbulkan dampak yang menguntungkan dan
merugikan. Dampak yang menguntungkan akan dapat mendorong dan memperkuat laju
pencapaian tujuan nasional. Sebaliknya, dampak yang merugikan berupa ancamanancaman akan menghambat pencapaian tujuan nasional. Maka untuk mencapai tujuan yang

telah disepakati bersama, suatu bangsa senantiasa akan menghadapi berbagai tantangan
dengan ketahanan nasional yang memiliki landasan pemikiran sebagai berikut :
a. Manusia berbudaya
Manusia berbudaya akan selalu melakukan hubungan-hubungan :
1) Dengan Tuhan melahirkan agama
2) Dengan cita-cita melahirkan ideology

3) Dengan kekuatan/kekuasaan melahirkan politik
4) Dengan pemenuhan kebutuhan melahirkan ekonomi
5) Dengan manusia melahirkan social
6) Dengan rasa keindahan melahirkan kesenian
7) Dengan penguasaan/pemanfaatan fenomena alam melahirkan IPTEK
8) Dengan rasa aman melahirkan pertahanan keamanan
b. Tujuan nasional, falsafah bangsa dan ideology negara
Tujuan nasional menjadi pokok pemikiran dalam ketahanan nasional karena suatu
organisasi apapun bentuknya, dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan akan selalu berhadapan dengan masalah-masalah internal dan eksternal. Oleh
karena itu, diperlukan kondisi yang siap untuk menghadapinya. Selanjutnya falsafah dan
ideology menjadi pokok pemikiran karena dalam pencapaian tujuan nasional pasti aka nada
masalah yang dihadapi, hal ini dapat dipahami dari makna falsafah dan ideology dalam
Pembukaan UUD 1945.
c. Wawasan nasional
Manifestasi wawasan nasional Indonesia (Wawasan Nusantara) itu ditentukan oleh
kesejarahan, kondisi objektif dan subjektif, kultural serta idealism yang dijadikan aspirasi
dalam eksistensinya sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat, dan bertabat.Wawasan
nusantara ini memiliki identitas yang khas yang dapat menjiwai setiap tindakan kebijakan
bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional.


2.3. Pengertian Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
a. Wawasan nusantara

Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya, di dalam eksistensinya yang sarwa nusantara serta pemekarannya di dalam
mengekspresika diri di tengah-tengah lingkungan nasionalnya (Lemhanas, 1992)
Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenal diri dan tanah airnya
sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam (Prof. Dr. Wan
Usman) Wawasan nusantara adalah wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila
dan berdasarkan UUD 1945 yaitu cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenal diri
dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat dan bernegara untuk mencapai
tujuan nasional (Tap MPR, 1993 dan 1998)
b. Ketahanan nasional
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamik suatu bangsa yang meliputi seluruh
aspek kehidupan nasional yang terintegrasi dan berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang dating dari
luar maupun dari dalam, yang langsung maupun yang tidak langsung membahayakan

integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar
tujuan nasionalnya (Lemhannas, 1989).
2.4 . Tujuan Wawasan Nusantara
1. Tujuan wawasan nusantara ke dalam, yaitu terwujudnya kesatuan aspek kehidupan
nasional. Di dalam aspek kehidupan nasional terdaoat aspek alamiah dan aspek social
a. Aspek alamiah meliputi tiga (Trigatra) yaitu :
1) Gatra kondisi geografis
2) Gatra keadaan dan kekayaan alam
3) Gatra keadaan dan kemampuan penduduk
b. Aspek social terdiri lima (Pancagatra) yaitu :
1) Gatra ideology
2) Gatra politik
3) Gatra ekonomi
4) Gatra social budaya
5) Gatra pertahanan dan keamanan
2. Tujuan wawasan nusantara ke luar, yaitu ikut serta mewujudkan kesejahteraan,
ketertiban, dan perdamaian seluruh umat manusia di dunia

2.5. Unsur Dasar dan Implementasi Wawasan Nusantara
Sebagai cara pandang bangsa dan negara Indonesia yang berdasar Pancasila dan UUD

1945 serta dinamika politik kenegaraan maupun gejala social, wawasan nusantara
mengandung tiga unsur poko yaitu wadah (countour), isi (content), dan tata laku (conduct)
a. Wadah
Wawasan nusantara mewujudkan diri dalam bentuk Nusantara yang manunggal
secara bulat dan utuh.Untuk membahas batas dan wujud ini perlu diingat bahwa asas
wilayah negara kita adalah asas negara kepulauan (archipelagic state). Dalam konsepsi
berpikir atau paradigm Nusantara, negara kepulauan adalah sebagai berikut :
1) Pulau dan perairan merupakan kesatuan yang utuh
2) Lautan diseraki pulau atau perairan sebagai unsur pokok, bukan daratan
Jadi Nusantara adalah laut yang diseraki atau ditebari pulau-pulau, bukan rangkaian pulaupulau dalam laut. Adapun batas negara kepulauan adalah sebagai berikut :
1) Adanya garis dasar yang menghubungkan titik terluar dari pulau-pulau terluar
2) Sejauh atau seluas dua belas mil dari garis dasar merupakan laut territorial
3) Sejauh atau seluas dua ratus mil dari garis dasar merupakan zona ekonomi
eksklusif
Sehubungan dengan beberapa konsekuensi negative, maka agar dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya, bangsa Indonesia harus cukup kuat lahir dan batin serta harus
dapat

bersikap


bebas

aktif.

Hal

ini

berarti

bahwa

bangsa

Indonesia

harus

memilikikemampuan untuk mengelola, memanfaatkan, dan mengendalikan segala kekuatan
yang melintasinya .
Sifat pokok wawasan nusantara ialah kesatuan dan persatuan di bidang wilayah, bangsa,
ideology, politik, ekonomi, social budaya, psikologi, pertahanan keamanan.Di samping itu,
wawasan nusantara harus berkeseimbangan, artinya berimbang antara dunia dan akhirat,
antara jiwa dan pikiran, antara mental dan spiritual, serta antara peri kehidupan darat, laut,
dan udara.
b. Isi
Cita-cita wawasan nusantara selaras dengan cita0cita bangsa Indonesia yang
dirumuskan dalam Pembukaan UUD1945. Berdasarkan kesadaran terhadap letak negara
pada posisi silang, wawasan nusantara tercermin pada perspektif kehidupan manusia
Indonesia dalam eksistensinya yang meliputi dua komponen dasar yang terpadu, yaitu citacita dan asas sebagai berikut:
a. Cita-cita bangsa Indonesia tertuang dalam Pembukaan UUD 1945

b. Asas yang berciri manunggal, utuh menyeluruh, mengarah kepada persatuan dan
kesatuan serta keserasian dan keseimbangan antarsegenap aspek kehidupan yg tertuang
dalam enam asas yang meliputi :
1) Satu kesatuan ruang wilayah
2) Satu kesatuan politik
3) Satu kesatuan social budaya
4) Satu kesatuan ekonomi
5) Satu kesatuan pertahanan keamanan
6) Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya pada seluruh aspek dan
dimensi kehidupan
c. Tata laku
Unsur tata laku wawasan nusantara dapat dibedakan sebagai tata laku batiniah dan
tata laku lahiriah.Tata laku batiniah berwujud sebagai landasan falsafah dan sikap mental
bangsa serta dipengaruhi juga oleh kondisi lingkungan hidupnya.Tata laku lahiriah terlihat
pada tata laksana yang mencakup tata perencanaan, tata pelaksanaan dan tata
pengawasan. Tata laku tersebut berupa UUD 1945 berdasarkan Wawasan Nusantara yang
melahirkan ketahanan nasional yang tangguh
Baik letak/kondisi geografis maupun pembangunan yang sedang berlangsung,
mengakibatkan perubahan-perubahan yang sering membawa dampak negative terhadap
kehidupan. Perkenalan dengan kebudayaan lain melalui berbagai cara sering menimbulkan
perubahan dan pergeseran nilai-nilai budaya. Dalam menanggapi pengaruh kebudayaan
asing itu, seperti yang telah kita lihat, masyarakat selama ini kurang selektif. Masyarakat
kurang dapat memilih dan memilah budaya mana yang diperlukan atau yang cocok dengan
kepribadian . Selain itu , pembangunan yang dilaksanakan dalam bidang ekonomi dapat
menyebabkan manusia menjadi materialistis dan individualis.
2.6. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Sikap dan Perbuatan
Wawasan Nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan
lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Wawasan Nusantara juga
merupakan sumber utama dan landasan yang kuat dalam menyelenggarakan kehidupan
nasional sehingga Wawasan Nusantara dapat disebut juga sebagai wawasan nasional dan
merupakan landasan ketahanan nasional.
Untuk mencapai tujuan dan cita-cita nasional, harus dilakukan usaha nyata yang disebut
pembangunan nasional.Dalam hal ini, wawasan nusantara merupakan pola piker sekaligus
pola tindak dalam melaksanakan pembangunan nasional.Oleh karena itu, di dalam GBHN,
wawasan nusantaraditetapkan sebagai:

Pola dasar pembangunan nasional. Dengan demikian , Wawasan Nusantara
digunakan sebagai Wawasan Pembangunan Nasional.
Asas Nusantara juga menetapkan batas-batas wilayah Nusantara atau batas negara
kepulauan (archipelagic state).Dengan demikian Wawasan Nusantara digunakan sebagai
Wawasan Wilayah.
Tata kehidupan berbangsa dan bernegara harus dituangkan ke dalam hokum
nasional.Dengan demikian di wilayah nusantara terdapat satu hokum nasional yang
mengayomi seluruh warga negara, bangsa, dan pemerintah penyelenggarabnegara yang
didasarkan pada pola piker wawasan nusantara.Di dalam konteks ini, wawasan nusantara
digunakan sebagai Wawasan Hukum Nasional.
Untuk melindungi seluruh bangsa Indonesia dan tanah air Indonesia, perlu disusun
system pertahanan dan keamanan negara yang berpola piker wawasan nusantara. Dalam
konteks ini, wawasan nusantara digunakan sebagai Wawasan Hankam
Masalah yang paling penting adalah bagaimana kita membina, mengamankan dan
memanfaatkan kebulatan wilayah nasional sebagai satu kesatuan yang utuh dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Mencegah masuknya paham atau ideology yang dapat memengaruhi cara berpikir dalam
kehidupan kita bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2) Mencegah segala bentuk aspirasi politik yang bersifat dan mengarah kepada
disintergrasi/separatisme bangsa.
3) Karena dua pertiga wilayah Nusantara berupa perairan, maka perlu ditumbuh
kembangkan budaya kelautan di kalangan generasi muda.
4) Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk yang siikat oleh semboyan Bhineka
Tunggal Ika.
5) Negara Indonesia adalah negara hokum, bukan negara kekuasaan
6)

Pembangunan

nasional

pada

hakikatnya

untuk

menciptakan

kemakmuran

(kesejahteraan) dan ketenangan (keamanan)
7) Pejabat negara, pejabat pemerintah dan birokrasi harus benar-benar berfungsi melayani
sekaligus mengayomi masyarakat.

2.7. Ciri-ciri, Asas-asas dan Sifat-sifat Ketahanan Nasional
a. Ciri-ciri ketahanan nasional
1) Merupakan kondisi sebagai persyaratan utama bagi negara berkembang

2) Difokuskan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan
kehidupan
3) Diwujudkan sebagai kondisi dinamis bangsa yang berisi keuletan dan
ketangguhan bangsa untuk mengembangkan kekuatan nasional
4) Tidak hanya pertahanan, tapi juga menghadapi dan mengatasi tantangan,
ancaman dan hambatan serta gangguan
5) Didasarkan pada metode astagatra
6) Berpedoman kepada wawasan nasional
7) Pola umum operatifnya harus didasari flsafah negara dan wawasan nasional,
dilaksanakan secara realistis dengan sikap percaya pada diri sendiri
b. Asas-asas ketahanan nasional
Asas ketahanan nasional Indonesia adalah tata laku yang didasari oleh nilai-nilai yang
tersusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut
adalah :
1) Asas kesejahteraan dan keamanan
2) Asas menyeluruh terpadu (komprehensif integral)
3) Asas mawas ke dalam dan mawas ke luar
4) Asas kekeluargaan
c. Sifat-sifat ketahanan nasional
Ketahanan Nasional memiliki sifat-sifat yang terbentuk dari nilai-nilai yang
terkandung dalam landasan asas-asasnya. Sifat-sifat ketahanan nasional adalah sebagai
berikut :
1) Mandiri, artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan kekuatan
sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah
serta bertumpu pada identitas, integritas dan kepribadian bangsa.
2) Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melaikan dapat meningkat atau
menurun bergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara, serta kondisi lingkungan
strategisnya
3) Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat integrative yang diartinkan
terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di antara seluruh
aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
b. Asas-asas ketahanan nasional

Asas ketahanan nasional Indonesia adalah tata laku yang didasari oleh nilai-nilai yang
tersusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut
adalah :
1) Asas kesejahteraan dan keamanan
2) Asas menyeluruh terpadu (komprehensif integral)
3) Asas mawas ke dalam dan mawas ke luar
4) Asas kekeluargaan
c. Sifat-sifat ketahanan nasional
Ketahanan Nasional memiliki sifat-sifat yang terbentuk dari nilai-nilai yang terkandung dalam
landasan asas-asasnya. Sifat-sifat ketahanan nasional adalah sebagai berikut
1) Mandiri, artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan kekuatan
sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah
serta bertumpu pada identitas, integritas dan kepribadian bangsa.
2) Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melaikan dapat meningkat atau
menurun bergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara, serta kondisi lingkungan
strategisnya
3) Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat integrative yang diartinkan
terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di antara seluruh
aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
4) Wibawa, artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat manunggal
dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang akan diperhitungkan oleh pihak lain sehingga
dapat menjadi daya tangkal suatu negara
5) Konsultasi dan kerja sama, artinya ketahanan nasional Indonesia tidak mengutamakan
sikap konfrontatif dan antagonis, tidak mengadakan kekuasaan dan kekuatan fisik semata,
tetapi lebih pada sikap konsultatif dan kerjasama serta saling menghargai dengan
mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
2.8. Ketahanan Nasional dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Berdasarkan konsepsi ketahanan nasional, seluruh aspek kehidupan nasional
tercermin dalam sistematika astagatra (delapan aspek) yang terdiri dari tiga aspek alamiah
(trigatra) dan lima aspek social (pancagatra). Aspek alamiah meliputi geografi, kekayaan
alam, dan kependudukan, sedangkan aspek social meliputi ideology, politik, ekonomi, social
budaya, dan pertahanan keamanan.

Negara Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa yang masing-masing memiliki
kebudayaannya. Hal ini terjadi karena suku bangsa di Indonesia mendiami daerah-daerah
tertentu sehingga kebudayaannya sering disebut kebudayaan daerah sebagai system nilai
yang menuntun sikap, perilaku, dan gaya hidup merupakan identitas dan menjadi
kebanggaan suku bangsa yang bersangkutan. Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat
nilai-nilai budaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh budaya asing, atau sering disebut
sebagai local genius.Local genius ini merupakan pangkal segala kemampuan budaya
daerah untuk menetralisasi pengaruh budaya asing.
Ketahanan nasional Indonesia pada aspek pertahanan dan keamanan menurut
Lemhannas (2001) menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Pertahanan dan keamanan harus dapat mewujudkan kesiapan serta upaya bela
negara yang berisi keuletan dan ketangguhan serta kemampuan melalui penyelenggaraan
system

pertahanan

keamanan

rakyat

semesta

guna

menjamin

kesinambungan

pembangunan nasional dan kelangsungan hidup bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD
1945.
b. Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan dan
kedaulantannya. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan mengamankan kedaulatan
negara yang mencakup wilayah tanah air beserta segenap isinya merupakan salah satu
kehormatan demi martabat bangsa dan negara

3.

PENUTUPAN

3.1. Kesimpulan :
Wilayah Indonesaia sebagian besar adalah wilayah perairan mempunyai banyak celah
kelemahan yang dapat dimanfatakan oleh negara lain yang pada akhirnya dapat
meruntuhkan bahkan dapat mengakibat kan disintregrasi bangsa indonesia. Indonesia yang
meliki kurang lebih 13.670 pulau memerlukan pengawasan yang cukup ketat. Dimana
pengawasan itu tidak hanya dilakukan oleh pihak TNI/POLRI saja tetapi semua lapisan
masyarakat Indonesia. Bila hanya mengandalkan pihak POLRI/TNI saja dengan
persenjataan yang tidak lengkap mungkin bangsa indonesia sudah hancur tercabik-cabik
oleh bangsa lain. Dengan adanya persatuan di antara penduduk bangsa indonesai yang
bineka tunggal ika.

Wawasan nasional bangsa indonesia adalah wawasan nusantara yang merupakan
pedoman bagi pembangunan nasional menuju tujuan nasional. Sedangkan ketahanan
nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional
itu dapat berjalan dengan sucses. Oleh karena itu, diperlukan suatu konsepsi ketahanan
nasional yang sesuia dengan karakteristik bangsa indonesia. Dengan adanya wawasan
nusantara, kita harus edapat memiliki sikap dan prilaku yang sesuai kejuangan, cinta tanah
air serta rela berrkorban demi nusa dan bangsa. Dalam kaitanya pemuda sebagia penerus
bangsa hendaknya ditanamkan sikap wawasan nusantara sejak dini sehingga mereka
terhadap bangsa dan tanah airnya lebih yakin dan lebih mendalami.

3.2. Saran :
Dengan adanya wawasan nusantara, kita harus dapat memiliki sikap dan perilaku yang
sesuai kejuangan, cinta tanah air serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa. Dalam
kaitannya dengan pemuda penerus bangsa hendaknya ditanamkan sikap wawasan
nusantara sejak dini sehingga kecintaan mereka terhadap bangsa dan negara lebih
meyakini

dan

lebih

dalam.

Untuk

itulah

perlu

kiranya

pendidikan

yang

membahas/mempelajari tentang wawasan nusantara dimasukan ke dalam suiatu kurikulum
yang sekarang diterapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia (misalnya : pelajaran
Kewarganegaraan, Pancasila, PPKn dan lain - lain). Untuk masyarakat Indonsia (baik bagi si
pembuat makalah, pembaca makalah serta yang lain) agar dapat menjaga makna dan
hakikat dari wawasan nusantara yang tercermin dari perilaku – perilaku sehari hari misalnya
ikut menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
Chaidir, Basri. 1995. Wawasan Nusantara Wawasan Nasional Indonesia. Lembaga Ilmu
Humaniora Institut Teknologi Indonesia, Jakarta
Cipto, Bambang., M.Azhar., S. Tuhuleley., listi’anah., K. Bashori., dan L. Setiartiti. 2002.
Pendidikan Kewarganegaraan (civic education. LP3 UMY Yogyakarta
____________. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Kelompok Kerja Kewarganegaraan
Lemhannas. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Siswanto, Bambang dkk. Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Jenderal Soedirman,
Purwokerto
Tim Dosen Kewiraan Unsoed. 1999. Buku Ajar Pendidikan Kewiraan. Penerbit Universitas
Jenderal Soedirman, Purwokerto