PENERAPAN SIX SIGMA PADA PROSES PENGERIN

PAPER
PENERAPAN SIX SIGMA PADA PROSES PENGERINGAN KULIT BUAH
NAGA DI IKM PORED (PRODUCT OF RED DRAGON)

Oleh :
Rivi Prima Setiawan
NIM. 091710101082

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

PENERAPAN SIX SIGMA PADA PROSES PENGERINGAN KULIT BUAH
NAGA DI IKM PORED (PRODUCT OF RED DRAGON)
Pemecahan Masalah dengan six sigma
Pemecahan

masalah

(problem


solving)

merupakan

aktivitas

yang

melibatkan perubahan aktivitas suatu keadaan yang sedang berlangsung agar
berlangsung sebagaimana seharusnya. Didalam penggunaannya, six sigma
menerapkan konsep pendekatan masalah yang sistematis, dengan lima tahapan
metodologi DMAIC. Penerapan DMAIC pada proses pengeringan kulit buah naga
ini dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Define
Define (Perumusan), mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi,
menganalisis data dan asumsi yang mendasari data tersebut, serta menelaah
masalah untuk mendapatkan perspektif baru agar memperoleh definisi
masalah yang dapat diperbaiki.
Pendefinisian yang dilakukan pada pengolahan kulit buah naga ini

menggunakan

diagram

IPO

(Input,

Proses,

dan

Output).

Dengan

menggunakan diagram ini, dapat diketahui pengaruh input terhadap output
yang diperoleh. Berikut diagram IPO proses pengolahan kulit buah naga :
Bahan Baku
Mesin & Peralatan

Metode Pengolahan

Zero Defect

PROSES PENGOLAHAN KULIT BUAH NAGA High Price
Umur Simpan Panjang

Dari diagram IPO dapat diketahui output proses pengolahan kulit buah
naga dipengaruhi input sebagai berikut : bahan baku, mesin dan peralatan,
serta metode pengolahan. Input merupakan barang atau jasa yang dibutuhkan
oleh suatu proses untuk menghasilkan output. Dari hasil yang diperoleh
mesin dan peralatan serta metode pengolahan berpengaruh terhadap kualitas
kulit buah naga yang dihasilkan. Metode yang digunakan dalam pengolahan

kulti buah naga ini dengan menggunakan metode pemotongan dan
pengeringan, dimana pemotongan yang digunakan menggunakan pemotongan
manual. Ketajaman pisau dan keahlian pekerja dalam melakukan pemotongan
akan mempengaruhi kualitas kulit dengan ketebalan yang beragam. Metode
pengeringan dengan cara manual atau menggunakan sinar matahari juga dapat
mepengaruhi kualitas kulit, karena dengan menggunakan teknik pengeringan

ini kulit buah naga menjadi busuk akibat jamur yang tumbuh.
2. Measure
Measure (Pengukuran) berfokus pada kinerja proses yang dipilih untuk
diperbaiki saat ini, serta pengumpulan semua data yang dibutuhkan untuk
analisis. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan diagram pareto serta
perhitungan DPMO, dan perhitungan level sigma.
1. Diagram Pareto
Diagram Pareto dibuat untuk menemukan masalah atau penyebab
yang merupakan kunci dalam penyelesaian masalah dan perbandingan
terhadap keseluruhan. Dengan mengetahui penyebab-penyebab yang
dominan maka dapat ditentukan prioritas perbaikan yang akan
dilakukan. Kegunaan diagram Pareto adalah:


Menunjukkan persoalan utama yang dominan dan perlu segera



diatasi.
Menyatakan perbandingan masing-masing persoalan yang ada




dan komulatif secara keseluruhan.
Menunjukkan tingkat perbaikan setelah tindakan koreksi



dilakukan padadaerah yang terbatas.
Menunjukkan perbandingan masing-masing persoalan sebelum
dan sesudah perbaikan

Pareto diagram merupakan langkah awal (berdasarkan skala
prioritas) untukmelakukan perbaikan atau tindakan koreksi terhadap

penyimpangan yang terjadi. Pareto diagram dapat diaplikasikan untuk
proses perbaikan dalam berbagai macam aspek permasalahan.
berikut adalah diagram pareto pada proses pengolahan kulit buah
naga :


Kerusakan Saat Pengeringan

Frekuens
i
5565

Persentase
(%)
87,43%

Persentase Akumulasi
(%)
87,43%

2

Kerusakan Saat Pemotongan

625


9,82%

97,25%

3

Kerusakan Saat Pengemasan
175
Data Jenis Kerusakan

2,75%

100,00%

No.

Jenis Kerusakan

1


Dengan data Jenis kerusakan beserta persentase akumulasi diatas,
maka, diagram pareto dapat dilihat di bawah ini :

100%
97,25%
87,43%

5565

625

A

B

175

C

Keterangan :

A. Kerusakan saat pengeringan
B. Kerusakan saat pemotongan
C. Kerusakan saat pengemasan
Dari diagram pareto diatas, diketahui bahwa kerusakan pada kulit
buah naga yang paling tinggi ada pada kerusakan pada saat pengeringan
(87,43%) sedangkan kerusakan saat pemotongan hanya sebesar 9,82%,
serta kerusakan pada saat pengemasan sebesar 2,75%.
2. Perhitungan DPMO
Selama lima bulan produksi, dihasilkan produk olahan kulit buah
naga sebesar 17.500g. dengan opportunity sebanyak 3 faktor dan nilai
kecacatan pada masing – masing faktor dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
No.

Jenis Kerusakan

1

Kerusakan Saat Pengeringan


1250

900

1500

690

2

Kerusakan Saat Pemotongan

500

100

0

25


625

3

Kerusakan Saat Pengemasan

100

50

25

0

175

1850

1050

1525

715

Jumlah

Januari Februari

Maret

April

Mei

Jumlah

1225

1225

Dengan melihat tabel diatas maka, perhitungan DPMO dapat
dihitung dengan rumus perhitugan :
DPMO = (D / (U * O)) * 1,000,000
DPMO = (6.365/(17.500*3))*1,000,000
DPMO = 121.238,1

5565

6365

Keterangan :
DPMO = Defect Per Milion Opportunity
D

= Jumlah Defect

U

= Jumlah Unit

O

= Opportunity
Nilai DPMO yang diperoleh sebesar 121.238.1, maka level sigma

pada produk olahan kulit buah naga dengan menggunakan tabel
konversi sigma adalah 2,7. Ini berarti dalam 1.000.000 produk yang
dihasilkan terdapat 121.238,1 produk yang mengalami kecacatan.

3. Analyze
Analyze (Analisis), fase analisis dari metode DMAIC berfokus pada
pertanyaan mengapa cacat, kesalahan, atau variasi yang berlebihan terjadi.
Diagram Ishikawa dapat menganalisis sebab – akibat yang terkait dengan
kecacatan pada proses pengolahan kulit buah naga. Kecacatan produk kulit
buah naga disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Kerusakan saat pengeringan
2. Kerusakan saat pemotongan
3. Kerusakan saat pengemasan
Faktor – faktor diatas terjadi akibat dari kurangnya metode pengolahan
yang digunakan, tingkat pengetahuan dari pekerja, serta mesin dan peralatan
yang dipakai, sehingga didapati Diagram Ishikawa, sebagai berikut :
Manusia

Mesin dan Peralatan

Perawatan Alat

Keterampilan
Pendidikan

Cacat
Kulit buah
naga

Pengeringan
Pemotongan
Metode Pengolahan

Pembaruan Alat

Pengemasan

4. Improve
Improve (Peningkatan), adalah suatu pemecahan masalah atau
pengumpulan ide – ide yang nantinya akan digunakan untuk memperbaiki
kriteria – kriteria yang menjadi penyebab kecacatan para produk. Dalam hal
ini, Peningkatan yang perlu dilakukan adalah memperbaiki proses
pengeringan kulit buah naga, karena sebagian besar cacat yang dihasilkan
berasal dari teknik pengeringan yang kurang bagus, pengeringan dengan
menggunakan sinar maahari, cenderung membuat kulit menjadi berjamur.
Sebaiknya perlu dilakukan pengeringan dengan metode lain, pengeringan
dengan menggunakan alat seperti penggunaan kipas dengan kecepatan tinggi
maupun penggunaan almari pengering dengan sistem penghembusan angin.
Sehingga hasilnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Sebelum Perbaikan

Hasil

Sesudah Perbaikan

5. Control
Control (Pengendalian), berfokus pada bagaimana menjaga perbaikan
agar terus berlangsung. Bentuk pengendalian dapat dilakukan dengan
membuat daftar periksa (checklist) atau

pemeriksaan berkala untuk

meyakinkan bahwa prosedur yang benar telah diikuti, atau penerapan diagram
pengendalian proses statistik untuk memonitor kinerja cara pengukuran yang

terpenting. Serta pemberian SOP (Standart Operations Procedure) baik untuk
pekerja, maupun pengolahan.

KESIMPULAN
Penerapan Six Sigma pada pengolahan kulit buah naga yang dilakukan
oleh IKM PORED berada pada level 2,7 dengan nilai cacat sebesar 121.238,1 dari
total 1.000.000 produk, level tersebut masih merupakan level yang biasa dimiliki
oleh industri – industri di Indonesia. Faktor yang menyebabkan kecacatan pada
produk terdiri dari kerusakan saat pengeringan, pemotongan, dan pengemasan,
dimana kerusakan saat pengeringan merupakan faktor cacat terbesar dalam
pengolahan buah naga ini.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25