APRESIASI SENI DAN BUDAYA BALI

APRESIASI SENI DAN BUDAYA BALI
Disusun untuk Memenuhi Nilai Tugas Akhir Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian Seni Tari dan Karawitan Bali

Oleh:
Dewa Ayu Widia Lestari
1506735396

Program Studi Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Indonesia
2015
BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Bali adalah salah satu permata yang dimiliki Indonesia. Selain di anugerahi dengan
kekayaan alam dan pemandangan yang luar biasa, Bali juga memiliki kekayaan budaya yang

tak ternilai harganya. Sebagai satu-satunya pulau di Indonesia dengan agama mayoritas
Hindu, peleburan antara budaya agama Hindu dan budaya Bali menciptakan kolaborasi yang
sangat indah dan diakui dunia. Hal ini berkait dengan seni-seninya, seperti seni bangunan,
seni tari, seni tarik suara (yang lebih dikenal dengan mekidung di Bali), seni ukir, dan seni
upacara adat atau keagamaan. Warisan kebudayaan Bali yang baegitu kaya dan alamnya
yang begitu melimpah tentu harus dilestarikan oleh masyarakat Bali. Dalam pelestarian itu,
akan tertanam nilai-nilai budaya pada tiap individu, menjadi nilai-nilai luhur yang selalu
dipercaya dan ditanamkan dalam diri mereka, nilai-nilai yang selalu dipercaya dan ditaati
dalam setiap nafas mereka.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

Bagaimana pembagian waktu terhadap pertumbuhan kesenian Bali?
Apa sejarah awal terbentuknya kesenian Bali?
Apakah ada keterkaitan seni dan agama di Bali?
Apa yang harus kita lakukan sebagai pemuda bangsa untuk melestarikan
kebudayaan Bali?


C. Tujuan Penelitian
1.
2.
3.
4.

Mengetahui sejarah awal terbentuknya kesenian Bali
Mengetahui ada atau tidaknya keterkaitan antara kesenian dan agama di Bali
Mengetahui pembagian waktu pertumbuhan kesenian Bali
Mengetahui hal-hal yang harus dilakukan sebagai pemuda bangsa untuk
melestarikan kebudayaan Bali

D. Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Menurut segi teoritis
Hasil dari penelitian ini secara teoritis digunakan sebagai:

a. Referensi peneliti lain dalam meneliti kasus serupa atau kasus
berkaitan

b. Salah satu kajian penulisan ilmiah mengenai apresiasi budaya Bali
c. Sebagai sampel hasil pengamatan melalui observasi jarak jauh

2. Menurut segi praktis
Hasil dari penelitian ini secara praktis digunakan sebagai:
a. Sebagai syarat utama untuk pengkaji mengikuti Ujian Akir Semester
MPKS Bali
b. Sebagai salah satu nilai tugas komponen nilai tugas untuk MPKS
Bali
c. Sebagai sarana bagi pemberi tugas memberi nilai untuk pengkaji
secara kualitatif maupun kuantitatif
d. Sebagai referensi untuk orang-orang yang ingin mengapresiasi budya
Bali

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Budaya
1. Pengertian Budaya
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.

Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu
yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Sementara, Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi berpendapat bahwa
kebudayaan adalah bentuk hasil dari karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari definisi-definisi diatas, dapat ditarik pengertian mengenai kebudayaan
yaitu sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh
manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda
yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

2.

Komponen Budaya
Menurut ahli antropologi Cateora, komponen budaya terdiri dari :
a. Kebudayaan


material

Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat
yang nyata, konkret. Contoh kebudayaan material dari masa lalu adalah

tembikar, artefak, dan sebagainya. Sementara sekarang, benda-benda
seperti laptop dan handphone dapat disebut kebudayaaan material.
b. Kebudayaan

nonmaterial

Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang
diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita
rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
c. Lembaga

sosial
Lembaga sosial dan pendidikan memberikan peran yang


banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam
masyarakat.
d. Sistem

kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun

system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan
mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Estetika
e. Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa
untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang
sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen
komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan
komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu.
Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami
agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati
dan simpati dari orang lain.

B. Bali

1.

Geografis
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan

selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di

8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya beriklim
tropis seperti bagian Indonesia yang lain.
Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali terbentang
pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan di antara pegunungan
tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Batur dan Gunung Agung
serta gunung yang tidak berapi, yaitu Gunung Merbuk, Gunung Patas dan Gunung
Seraya. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara Geografis
terbagi menjadi 2 (dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran
rendah yang sempit dan kurang landai dan Bali Selatan dengan dataran rendah
yang luas dan landai. Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%)
seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas 118.339 ha, lahan curam
(15-40%) seluas 190.486 ha dan lahan sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha.
Provinsi Bali memiliki 4 (empat) buah danau yang berlokasi di daerah

pegunungan, yaitu Danau Beratan atau Bedugul, Buyan, Tamblingan, dan Batur.
Alam Bali yang indah menjadikan pulau Bali terkenal sebagai daerah wisata.
Ibu kota Bali adalah Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud
sebagai pusat kesenian dan peristirahatan, terletak di Kabupaten Gianyar. Nusa
Lembongan adalah sebagai salah satu tempat menyelam (diving), terletak di
Kabupaten Klungkung. Sedangkan Kuta, Seminyak, Jimbaran dan Nusa Dua
adalah beberapa tempat yang menjadi tujuan utama pariwisata, baik wisata pantai
maupun tempat peristirahatan, spa, dan lain-lain, terletak di Kabupaten Badung.
Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi
atas 8 kabupaten, 1 kotamadya, 55 kecamatan, dan 701 desa/kelurahan.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Bali)

2. Kesenian
Kesenian Bali merupakan salah satu harta kekayaan Bali yang paling tak ternilai
harganya. Hal ini disebakan karena variasinya yang begitu indah dan beragam.
Kesenian Bali terdiri dari beberapa hal sebgaai berikut:

a. Tari Bali
Tari bali merupakan bagian organik dari masyarakat pendukungnya dan

perwatakan darimasyarakatnya tercermin dalam tari. (I Made Bandem,
1983).
b. Seni Ukiran
Seni Ukiran Bali memiliki filosofi-filosofi mengenai kehidupan,
khususnya kisah mengenai Dewa-Dewi umat Hindu.
c. Upacara Adat
Upacara adat termasuk dalam kesenian Bali karena memiliki keunikan
tersendiri.
d. Gamelan
Gamelan sebagai pengirin tarian dan alunan nada yang indah memiliki
posisis tersendiri dalam kesenian Bali.
e. Seni Tarik Suara
Seni tarik suara memiliki dua sifat, yaitu religius dan umum. Seni tarik
suara yang religius biasanya dinyanyikan dalam upacara-upacara agama,
sedangkan seni tarik suara yang umum biasanya untuk hiburan semata.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sejarah terbentuknya kesenian Bali

Bali merupakan provinsi dengan mayoritas agama Hindu terbesar di Indonesia, yaitu
92.3% populasi yang menempati Bali adalah umat Hindu. Kesenian Bali sudah ada dari awal
sebelum masuknya agama Hindhu ke Bali, terbukti dengan masyarakat primitifnya telah
memiliki jenis-jenis tari yang berfungsi untuk menolak hama penyakit atau Bala yang hingga
kini kebiasaan tersebut masih terlestarikan di daerah pegunungan dan pedesaan. Dalam
perkembangannya, kesenian di pulau Bali di kembangkan oleh seniman-seniman imigran dari

Jawa yang melarikan diri karena runtuhnya kerajaan majapahit. Pada zaman kejayaan
kerajaan Bali abad XV-XIX,tarian-tarian bali mengalami masa keemasan dengan terus
menerus tercipta berbagai drama tari dan variasi gamelan.
3.2 Pembagian waktu terhadap pertumbuhan kesenian Bali
1. Bentuk seni pada zaman prasejarah periode 0—882 masehi
• Seni Musik
: Alat nekara “pejeng”
• Teater Rakyat
: Barong Brutuk
• Tarian
: Folk Dance
• Upacara
: Ngasuba Trunyan

2. Seni zaman sejarah: zaman bali kuno (bali klasik I) periode 882—1343 masehi
• Musik/Tari
: Pabunjing, Papadaha, Partapukan, Parbwayang
• Tari
: Sanghyang, Tari Baris, Baris Cina, Barong Landung,
Topeng,Wayang Wong Tejakula
• seni arca arsitektur sudah maju
3. Zaman Bali Klasik Ii (Bali-Majapahit)
• seni musik/karawitan
: gong gede, selonding, gambang, gerantang, bheri
• tari
: gambuh (pertunjukan sejarah—cerita panji) calon
arang, wayang wong, topeng, legong pingitan
4. Seni Bali Zaman Kolonial & Kemerdekaan--Sekarang
• Karawitan
: Gong Kebyar –Modifikasi Gong Gede
• Tarian
:Tari Oleg, Margapati, Taruna Jaya, Legong, Tari Cak, Tari


Janger, Dramatari Arja
Tahun 70-An
: Tari Wali, Bebali, Balih-Balihan (Kreasi Baru)

3.3 Keterkaitan Agama dan Kesenian di Bali
Umat Hindu, seperti yang terlihat di Bali, memiliki pandangan estetik yang diikat oleh
nilai-nilai spiritual ketuhanan sesuai dengan ajaran agama Hindu. Para pemuka agama Hindu
menyatakan bahwa Tuhan itu adalah yang Maha Indah dan sumber dari segala keindahan. Di
India, Tuhan dalam wujudnya sebagai Siwa Nataraja dengan tari kosmisnya dikatakan
sebagai pencipta musik dan tari sekaligus pencipta seni yang Maha Agung. Atas kepercayaan
ini umat Hindu percaya bahwa segala sesuatu yang bernilai artistik adalah ciptaan Tuhan.
Sebagai insan yang percaya akan kemahaesaan Hyang Widhi, orang Hindu percaya
bahwa kesenian bukanlah ciptaan manusia, melainkan ciptaan Tuhan. Untuk itu, sudah
menjadi kewajiban umat Hindu untuk mempersembahkan kembali hasil ciptaan-Nya. Di sini
kita melihat kesenian disajikan kepada Tuhan. Semua jenis kesenian yang merupakan
persembahan kepada Tuhan dikatagorikan sebagai kesenian sakral. Pada saat yang bersamaan

kesenian yang sama menjadi sajian kepada manusia (human audience), sebagai suatu
persembahan dalam bentuk tontonan atau hiburan bagi masyarakat. Semua jenis kesenian
yang disajikan sesama manusia dikatagorikan kesenian sekuler. Patut dicatat bahwa dalam
derajat tertentu semua kesenian ini memiliki kekuatan spiritual, hanya ruang dan tempat
penyajiannya mempunyai kualitas “spiritual” yang berbeda.
Di kalangan masyarakat Hindu di Bali, kesenian persembahan kepada Tuhan dan alam
niskala dapat dibedakan menjadi dua kelompok: (1) kesenian wali (sacred religious art), dan
(2) kesenian bebali (ceremonial art). Kesenian wali mencakup berbagai bentuk kesenian yang
Tergolong tua dan oleh karena itulah telah memiliki unsur-unsur keaslian (originalitas) dan
kesucian.
3.4 hal-hal yang sebaiknya dilakukan insan bangsa untuk melestarikan kebudayaan Bali
Kebudayaan Bali yang tk ternilai harganya tentu harus dilestarikan agar dapat terus berlanjut
hingga banyak generasi. Sebagai pemuda-pemudi Indonesia, khususnya pemuda Bali, sudah
seharusnya melestarikan kebudayaan Bali. Terdapat banyak plihan untuk melestarikan
kebudayaan Bali, antara lain:






Mempelajari tarian atau karawitan Bali
Mempelajari bahasa Bali
Menonton pertunjukkan kesenian Bali
Melakukan observasi terhadap sejarah kesenian Bali
Mempelajari masakan Bali

Di luar hal-hal diatas, masih banyak hal-hal unik lain yang dapat dipelajari dari kesenian Bali.

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berikut adalah kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengkajian sesuai dengan
urutan sub bab rumusan masalah pada bab pertama:
1. Sejarah terbentuknya kesenian Bali sudah di awali dari masa nenek moyang,
dimana mereka menyanyi dan menari saat musim panen. Seiring
perkembangan waktu, kebudayaan Bali semakin berkembang bahkan
terasimilasi dengan kebudayaan barat.
2. Pembagian jaman kesenian di Bali dibagi menjadi empat tahap, sesuai dengan
yang tercantum di bab tiga.
3. Agama dan seni merupakan sesuatu yang bekelindan bagaikan dua sisi koin.
Hal ini disebabkan karena kesenian merupakan bagian dari ajaran Weda,
dimana segala estetika merupakan ciptaan Tuhan, begitu pula dengan
kesenian.

4. Banyak hal-hal yang dapat dilakuka para pemuda untuk melestarikan
kebudayaan Bali, diantara lain mempelajari tarian atau karawitannya, atau
juga dapat melakukan observasi dengan menonton pertunjukannya saja.
B. Saran
Penulis menyarankan untuk seuruh pembaca agar menghargai kesnian, baik kesenian Bali
maupun kesenian dari luar Bali, karena kesenian dan kebudayan merupakan hal yang paling
berharga dan tak ternilai yang dimiliki Indonesia.