PROFESI DAN KEJAHATAN DI BIDANG TEKNOLOG (1)
PROFESI DAN KEJAHATAN DI BIDANG
TEKNOLOGI INFORMASI
NAMA KELOMPOK :
NIM :
1. Eko Hilmi Firmansyah
2. Mimi Hamidah
3. Rania Akhmalia
135150301111021
135150301111039
135150300111001
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemanfaatan
Teknologi
Informasi,
media,
dan
komunikasi
telah
mengubah perilaku dan peradaban manusia secara global. Perkembangan
teknologii informasi dan komunikasi telah menyebabkan hubungan dunia
menjadi tanpa batas (borderless) juga menyebabkan perubahan sosial,
ekonomi, serta budaya secara signifikan. Perubahan-perubahan tersebut
berlangsung demikian cepat. Teknologi Informasi saat ini menjadi pedang
bermata dua karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan
kesejahteraan, kemajuan, dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana
efektif perbuatan melawan hukum.
Cyber-crime dan cyber-law adalah kejahatan di bidang teknologi informasi
dan sudah jelas melanggar hukum. Pengguna TI yang melanggar etika TI
dapat dikenakan sanksi hukum. Walaupun sudah banyak pengguna TI yang
menjalankan etika di dunia teknologi informasi, peran pemerintah masih
kurang dan cenderung kurang peduli terhadap pelanggaran hukum satu ini.
Profesi TI (teknologi informasi) yang berkembang sekarang ini seperti
programmer, admin jaringan, teknisi perangkat dan masih banyak yang lain
menjadi garda kedua terdepan sebagai pertahanan negara Indonesia setelah
badan pertahanan resmi milik Negara yaitu TNI (Tentara Negara Indonesia).
Serangan demi serangan dari luar/dalam negeri baik melalui penyadapan
ataupun pemberitaan di media terbuka adalah bentuk serangan untuk
menjatuhkan Indonesia secara perlahan. Permasalahan yang muncul, para
pelaku profesi TI kurang berperan bahkan tidak mengerti perannya sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan profesi dan apa sajakah profesi TI yang
sedang berkembang di Indonesia?
2) Bagaimana pelaku profesi TI menjalankan pekerjaannya sesuai dengan
etika?
3) Apa itu cyber-crime dan penyebabnya?
4) Bagaimana perkembangan serangan cyber-crime di Indonesia?
1.3 Tujuan
1) Mengetahui penjelasan dan pengertian dari sebuah profesi dan
profesional
2) Mengetahui dan memahami macam-macam Profesi TI
3) Memahami etika profesi dan prinsip etika profesi secara umum
4) Memahami pengertian cyber-crime, motif dan penyebabnya
5) Mengetahui perkembangan cyber-crime di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Profesi
Profesi menurut Kamus Besar Bahasa Indoensia merupakan suatu
bidang pekerjaan yang menuntut keahlian khusus atau tertentu. profesi juga
dapat dirumuskan sebagai pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup
dengan mengandalkan keahlian dan ketrampilan yang tinggi dan dengan
melibatkan komitmen moral yang tinggi pula. Suatu profesi biasanya memiliki
asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus
untuk bidang profesi tersebut.
Dengan demikian saat ini kata profesional dan profesionalisme menjadi
semacam istilah kunci bagi kehidupan modern, semua orang seakan
berlomba-lomba menjadi orang yang prefesional. Profesional merupakan
orang yang melakukan suatu pekerjaan karena ahli dibidang tersebut yang
mempunyai komitmen pribadi yang mendalam atas pekerjaan itu, komitmen
pribadi inilah yang melahirkan tanggung jawab yang besar mendalam atas
pekerjaannya.
Profesi TI (Teknologi Informasi)
Secara umum, profesi di bidang teknologi informasi terbagi dalam 4
kelompok sesuai bidangnya.
a.
Perangkat lunak (software)
Pada lingkungan kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti :
1. Sistem analis, merupakan orang yang abertugas menganalisa
system yang akan diimplementasikan, mulai dari menganalisa
system yang ada, kelebihan dan kekurangannya, sampai studi
kelayakan dan desain system yang akan dikembangkan.
2. Programer,
merupakan
orang
yang
bertugas
mengimplementasikan rancangan system analis, yaitu membuat
program ( baik aplikasi maupun system operasi ) sesuai system
yang dianalisa sebelumnya.
3. Web designer, merupakan orang yang melakukan kegiatan
perencanaan, termasuk studi kelayakan, analisis dan desain
terhadap suatu proyek pembuatan aplikasi berbasis web.
4. Web
programmer,
merupakan
orang
yang
bertugas
mengimplementasikan rancangan web designer, yaitu membuat
program berbasis web sesuai desain yang telah dirancang
sebelumnya
b.
Perangkat keras (hardware)
Pada lingkungan kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan
seperti :
1. Technical engineer, sering juga disebut teknisi, yaitu orang yang
berkecimpung dalam bidang teknik, baik mengenai pemeliharaan
maupun perbaikan perangkat system computer
2. Networking engineer, adalah orang yang berkecimpung dalam
bidang teknis jaringan computer dari maintenance sampai pada
troubleshooting-nya.
c.
Operasional system informasi
Pada lingkungan kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan
seperti :
1. EDP Operator, adalah orang yang bertugas mengoperasikan
program-program yang berhubungan dengan electronic data
processing dalam lingkungan sebuah perusahaan atau organisasi
lainnya.
2. System
Administrator,
merupakan
orang
yang
bertugas
melakukan administrasi terhadap system, memiliki kewenangan
menggunakan hak akses terhadap system, serta hal-hal lain yang
berhubungan dengan pengaturan operasional sebuah system.
3. Mis Director, merupakan orang yang memiliki wewenang paling
tinggi terhadap sebuah system informasi, melakukan manajemen
terhadap system tersebut secara keseluruhan baik perangkat
keras, perangkat lunak maupun sumber daya manusianya
2.1.1 Etika Profesi
Menjadi seorang pelaku profesi yang professional hendaknya memiliki
etika yang baik, pengetian etika sendiri Etika adalah teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat
ditentukan oleh akal dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya
menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatan baik atau
buruk. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang
dihasilkan oleh akal manusia.
2.1.2 Prinsip-Prinsip Etika Profesi
Tuntutan profesional sangat erat dengan suatu kode etik setiap profesi.
Kode etik itu berkaitan dengan prinsip etika tertentu yang berlaku untuk suatu
profesi. Di sini akan dikemukakan empat prinsip etika profesi yang berlaku
untuk semua profesi pada umumnya.
1.
tanggung jawab. Bertanggung jawab atas dampak profesi
terhadap kehidupan dan kepentingan orang lain, khususnya
kepentingan orang-orang yang dilayaninya.
2.
keadilan. Prinsip ini menuntut orang yang profesional agar dalam
menjalankan profesinya ia tidak merugikan hak dan kepentingan
tertentu, khususnya orang yang.
3.
otonomi. Ini lebih merupakan prinsip yang dituntut oleh kalangan
profesional terhadap dunia luar agar mereka diberi kebebasan
sepenuhnya menjalankan profesinya. Prinsip otonomi dibatasi
oleh tanggung jawab dan komitmen profesional (keahlian dan
moral) atas kemajuan profesi tersebut serta dampak pada
kepentingan masyarakat.
4.
integritas moral. Berdasarkan hakikat ciri-ciri profesi di atas,
terlihat jelas bahwa orang yang profesional juga orang yang punya
integritas pribadi atau moral yang tinggi.
2.1.3 Peranan Etika Dalam Profesi
Nilai-nilai etika tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan
orang saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang
paling kecil yaitu keluarga sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika
tersebut, suatu kelompok diharapkan akan mempunyai tata nilai yang
mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu kode etik profesi) untuk mengatur
kehidupan bersama dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.
2.2 Kode Etik dan UU Profesi
Kebenaran adalah persesuaian antara pengetahuan dan obyek nyata
bisa juga diartikan suatu pendapat atau perbuatan seseorang yg sesuai
dengan (atau tidak ditolak oleh) orang lain dan tidak merugikan diri sendiri.
Dapat dikatakan bahwa tiap jalan pikiran itu pasti mempunyai apa yang
disebut sebagai kriteria kebenaran. Dan kriteria kebenaran inilah yang
merupakan "landasan" bagi proses penemuan kebenaran tersebut. Seperti
telah dikemukakan sebelumnya, bahwa penalaran juga merupakan suatu
proses penemuan kebenaran, dimana tiap-tiap jenis penalaran tersebut
mempunyai kriteria kebenarannya masing-masing.
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan professional secara
tegas menyatakan apa yang baik dan benar pagi pelaku profesi. Kode etik
dibuat oleh sekelompok orang yang memiliki profesi sejenis dan tentunya atas
dasar kesepakatan bersama. Tujuan kode etik tidak hanya sebagai pedoman
pelaku profesi untuk menjalankan tugasnya sesuai dengan aturan namun juga
memberikan jasa sebaik-baiknya kepada masyarakat yang bersangkutan
sebab dengan adanya kode etik masyarakat akan terlindungi dari oknum yang
tidak professional dan tidak bertanggung-jawab.
2.2.1 Undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Eletronik)
Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik adalah Ketentuan
yang berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum
sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini, baik yang berada di wilayah
hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki
akibat hukum di wilayah Indonesia dan /atau di luar wilayah hukum Indonesia
dan merugikan kepentingan indonesia.
UU ITE mengatur berbagai perlindungan hukum atas kegiatan yang
memnafaatkan
internet
sebagai
medianya,
baik
transaksi
maupun
pemanfaatan informasinya. Pada UUITE juga diatur berbagai ancaman
hukuman bagi kejahatn melalui internet. UUITE mengakomodir kebutuhan
para pelaku bisnis di internet dan masyarakat pada umumnya guna
mendapatkan kepastian hukum, dengan diakuinya bukti elektronik dan tanda
tangan digital sebagi bukti yang sah di pengadilan
2.3 Pengertian Cyber Crime
Kejahatan dunia maya (Inggris: cybercrime) adalah istilah yang mengacu
kepada aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer menjadi
alat, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan. Walaupun kejahatan dunia
maya atau cybercrime umumnya mengacu kepada aktivitas kejahatan dengan
komputer atau jaringan komputer sebagai unsur utamanya, istilah ini juga
digunakan untuk kegiatan kejahatan tradisional di mana komputer atau
jaringan komputer digunakan untuk mempermudah atau memungkinkan
kejahatan itu terjadi.
2.3.1 Motif Kegiatan Cyber crime
a) Cybercrime yang menyerang individu :
Kejahatan yang dilakukan terhadap orang lain dengan motif dendam atau
iseng yang bertujuan untuk merusak nama baik, mencoba ataupun
mempermaikan seseorang untuk mendapatkan kepuasan pribadi.
Contoh : Pornografi, cyberstalking, dll
b) Cybercrime yang menyerang hak milik (Against Property) :
Kejahatan yang dilakukan terhadap hasil karya seseorang dengan motif
menggandakan,
memasarkan,
mengubah
yang
bertujuan
untuk
kepentingan pribadi/umum ataupun demi materi/nonmateri.
c) Cybercrime yang menyerang pemerintah :
Kejahatan yang dilakukan dengan pemerintah sebagai objek dengan motif
melakukan
terror,
membajak
ataupun
merusak
keamanan
suatu
pemerintahan yang bertujuan untuk mengacaukan system pemerintahan,
atau menghancurkan suatu Negara.
2.3.2 Faktor Penyebab Cybercrime
Jika dipandang dari sudut pandang yang lebih luas, latar belakang terjadinya
kejahatan di dunia maya ini terbagi menjadi dua faktor penting, yaitu :
1. Faktor Teknis
Dengan adanya teknologi internet akan menghilangkan batas wilayah
negara yang menjadikan dunia ini menjadi begitu dekat dan sempit. Saling
terhubungnya antara jaringan yang satu dengan yang lain memudahkan
pelaku kejahatan untuk melakukan aksinya. Kemudian, tidak meratanya
penyebaran teknologi menjadikan pihak yang satu lebih kuat daripada yang
lain.
2. Faktor sosial ekonomi
Cybercrime dapat dipandang sebagai produk ekonomi. Isu global yang
kemudian dihubungkan dengan kejahatan tersebut adalah keamanan
jaringan. Keamanan jaringan
merupakan isu global yang muncul
bersamaan dengan internet. Sebagai komoditi ekonomi, banyak negara
yang tentunya sangat membutuhkan perangkat keamanan jaringan. Melihat
kenyataan seperti itu, Cybercrime berada dalam skenerio besar dari
kegiatan ekonomi dunia.
2.4 Perkembangan Cyber Crime di Indonesia
Serangan
cyber
yang
berasal
dari
Indonesia
terus
mengalami
peningkatan. Data terbaru dari Akamai mencatat, Indonesia saat ini
menduduki peringkat pertama negara yang paling banyak melakukan
serangan cyber. Menurut laporan tiga bulanan bertajuk "State of the Internet"
yang dirilis Akamai, Rabu (16/10/2013), Indonesia menyumbang 38 persen
lalu lintas internet yang berhubungan dengan peretasan server pada kuartal
kedua 2013. Angka tersebut naik dari 21 persen pada kuartal pertama 2013.
Indonesia telah menyingkirkan China yang sebelumnya dikenal sebagai
negara yang paling sering melakukan serangan cyber. Kini China berada di
peringkat kedua, yang menyumbang 33 persen dari lalu lintas aksi peretasan
global.
Gambar 1. Prosentase negara yang melakukan serangan Cyber
Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo),
kasus serangan cyber di Indonesia telah mencapai 36,6 juta insiden dalam
tiga tahun terakhir. Kemenkominfo telah berkomitmen untuk meningkatkan
keamanan cyber nasional. Pentingnya meningkatkan keamanan internet ini
akan dibahas Pemerintah Indonesia dalam acara Internet Governance Forum
2013 yang digelar Perserikatan Bangsa-Bangsa di Nusa Dua, Bali, pada 22
sampai 25 Oktober 2013.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di dunia ini banyak hal yang memiliki dualisme yang kedua sisinya saling
berlawanan. Seperti teknologi informasi dan komunikasi, hal ini diyakini
sebagai hasil karya cipta peradaban manusia tertinggi pada zaman ini.
Namun karena keberadaannya bagai memiliki dua mata pisau yang saling
berlawanan, satu mata pisau dapat menjadi manfaat bagi banyak orang,
sedangkan mata pisau lainnya dapat menjadi sumber kerugian bagi yang
lain. Sebagai manusia yang beradab, dalam menyikapi dan menggunakan
teknologi ini, mestinya kita dapat memilah mana yang baik, benar dan
bermanfaat bagi sesama yang tidak merugikan bagi orang lain.
3.2 Saran
Agar tidak menyimpang dari kode etik yang berdampak pada profesionalitas
kerja maka :
1. Memperbanyak pemahaman terhadap kode etik profesi
2. Mengaplikasikan keahlian sebagai tambahan ilmu dalam praktek
pendidikan yang di jalani.
3. Kode etik yang diterapkan hendaknya disesuaikan dengan keadaan yang
memungkinkan untuk dapat dijalankan bagi kelompok profesi.
4. Terhadap pelaksanaan profesi hendaknya menjalankan profesi yang
jalani sesuai dengan kode etik yang ditetapkan agar profesi yang dijalani
sesuai dengan tuntutannya.
3.3 Referensi
Daryl, Koehn. 1994. Landasan Etika Profesi. TerjemahanolehAgus M.
Hardjana. 2000.Yogjakarta: Kanisius.
Antonius, A.G. 2005. Character Building IV Relasi dengan Dunia. Jakarta.
PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Aditya, Panji. 2015. Serangan Cyber Dunia, Terbanyak dari Indonesia,
(Online),
(http://tekno.kompas.com/read/2013/10/17/0811211/serangan.cyber.dunia.te
rbanyak.dari.indonesia, diakses 7 November 2015 )
TEKNOLOGI INFORMASI
NAMA KELOMPOK :
NIM :
1. Eko Hilmi Firmansyah
2. Mimi Hamidah
3. Rania Akhmalia
135150301111021
135150301111039
135150300111001
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemanfaatan
Teknologi
Informasi,
media,
dan
komunikasi
telah
mengubah perilaku dan peradaban manusia secara global. Perkembangan
teknologii informasi dan komunikasi telah menyebabkan hubungan dunia
menjadi tanpa batas (borderless) juga menyebabkan perubahan sosial,
ekonomi, serta budaya secara signifikan. Perubahan-perubahan tersebut
berlangsung demikian cepat. Teknologi Informasi saat ini menjadi pedang
bermata dua karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan
kesejahteraan, kemajuan, dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana
efektif perbuatan melawan hukum.
Cyber-crime dan cyber-law adalah kejahatan di bidang teknologi informasi
dan sudah jelas melanggar hukum. Pengguna TI yang melanggar etika TI
dapat dikenakan sanksi hukum. Walaupun sudah banyak pengguna TI yang
menjalankan etika di dunia teknologi informasi, peran pemerintah masih
kurang dan cenderung kurang peduli terhadap pelanggaran hukum satu ini.
Profesi TI (teknologi informasi) yang berkembang sekarang ini seperti
programmer, admin jaringan, teknisi perangkat dan masih banyak yang lain
menjadi garda kedua terdepan sebagai pertahanan negara Indonesia setelah
badan pertahanan resmi milik Negara yaitu TNI (Tentara Negara Indonesia).
Serangan demi serangan dari luar/dalam negeri baik melalui penyadapan
ataupun pemberitaan di media terbuka adalah bentuk serangan untuk
menjatuhkan Indonesia secara perlahan. Permasalahan yang muncul, para
pelaku profesi TI kurang berperan bahkan tidak mengerti perannya sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan profesi dan apa sajakah profesi TI yang
sedang berkembang di Indonesia?
2) Bagaimana pelaku profesi TI menjalankan pekerjaannya sesuai dengan
etika?
3) Apa itu cyber-crime dan penyebabnya?
4) Bagaimana perkembangan serangan cyber-crime di Indonesia?
1.3 Tujuan
1) Mengetahui penjelasan dan pengertian dari sebuah profesi dan
profesional
2) Mengetahui dan memahami macam-macam Profesi TI
3) Memahami etika profesi dan prinsip etika profesi secara umum
4) Memahami pengertian cyber-crime, motif dan penyebabnya
5) Mengetahui perkembangan cyber-crime di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Profesi
Profesi menurut Kamus Besar Bahasa Indoensia merupakan suatu
bidang pekerjaan yang menuntut keahlian khusus atau tertentu. profesi juga
dapat dirumuskan sebagai pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup
dengan mengandalkan keahlian dan ketrampilan yang tinggi dan dengan
melibatkan komitmen moral yang tinggi pula. Suatu profesi biasanya memiliki
asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus
untuk bidang profesi tersebut.
Dengan demikian saat ini kata profesional dan profesionalisme menjadi
semacam istilah kunci bagi kehidupan modern, semua orang seakan
berlomba-lomba menjadi orang yang prefesional. Profesional merupakan
orang yang melakukan suatu pekerjaan karena ahli dibidang tersebut yang
mempunyai komitmen pribadi yang mendalam atas pekerjaan itu, komitmen
pribadi inilah yang melahirkan tanggung jawab yang besar mendalam atas
pekerjaannya.
Profesi TI (Teknologi Informasi)
Secara umum, profesi di bidang teknologi informasi terbagi dalam 4
kelompok sesuai bidangnya.
a.
Perangkat lunak (software)
Pada lingkungan kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti :
1. Sistem analis, merupakan orang yang abertugas menganalisa
system yang akan diimplementasikan, mulai dari menganalisa
system yang ada, kelebihan dan kekurangannya, sampai studi
kelayakan dan desain system yang akan dikembangkan.
2. Programer,
merupakan
orang
yang
bertugas
mengimplementasikan rancangan system analis, yaitu membuat
program ( baik aplikasi maupun system operasi ) sesuai system
yang dianalisa sebelumnya.
3. Web designer, merupakan orang yang melakukan kegiatan
perencanaan, termasuk studi kelayakan, analisis dan desain
terhadap suatu proyek pembuatan aplikasi berbasis web.
4. Web
programmer,
merupakan
orang
yang
bertugas
mengimplementasikan rancangan web designer, yaitu membuat
program berbasis web sesuai desain yang telah dirancang
sebelumnya
b.
Perangkat keras (hardware)
Pada lingkungan kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan
seperti :
1. Technical engineer, sering juga disebut teknisi, yaitu orang yang
berkecimpung dalam bidang teknik, baik mengenai pemeliharaan
maupun perbaikan perangkat system computer
2. Networking engineer, adalah orang yang berkecimpung dalam
bidang teknis jaringan computer dari maintenance sampai pada
troubleshooting-nya.
c.
Operasional system informasi
Pada lingkungan kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan
seperti :
1. EDP Operator, adalah orang yang bertugas mengoperasikan
program-program yang berhubungan dengan electronic data
processing dalam lingkungan sebuah perusahaan atau organisasi
lainnya.
2. System
Administrator,
merupakan
orang
yang
bertugas
melakukan administrasi terhadap system, memiliki kewenangan
menggunakan hak akses terhadap system, serta hal-hal lain yang
berhubungan dengan pengaturan operasional sebuah system.
3. Mis Director, merupakan orang yang memiliki wewenang paling
tinggi terhadap sebuah system informasi, melakukan manajemen
terhadap system tersebut secara keseluruhan baik perangkat
keras, perangkat lunak maupun sumber daya manusianya
2.1.1 Etika Profesi
Menjadi seorang pelaku profesi yang professional hendaknya memiliki
etika yang baik, pengetian etika sendiri Etika adalah teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat
ditentukan oleh akal dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya
menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatan baik atau
buruk. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang
dihasilkan oleh akal manusia.
2.1.2 Prinsip-Prinsip Etika Profesi
Tuntutan profesional sangat erat dengan suatu kode etik setiap profesi.
Kode etik itu berkaitan dengan prinsip etika tertentu yang berlaku untuk suatu
profesi. Di sini akan dikemukakan empat prinsip etika profesi yang berlaku
untuk semua profesi pada umumnya.
1.
tanggung jawab. Bertanggung jawab atas dampak profesi
terhadap kehidupan dan kepentingan orang lain, khususnya
kepentingan orang-orang yang dilayaninya.
2.
keadilan. Prinsip ini menuntut orang yang profesional agar dalam
menjalankan profesinya ia tidak merugikan hak dan kepentingan
tertentu, khususnya orang yang.
3.
otonomi. Ini lebih merupakan prinsip yang dituntut oleh kalangan
profesional terhadap dunia luar agar mereka diberi kebebasan
sepenuhnya menjalankan profesinya. Prinsip otonomi dibatasi
oleh tanggung jawab dan komitmen profesional (keahlian dan
moral) atas kemajuan profesi tersebut serta dampak pada
kepentingan masyarakat.
4.
integritas moral. Berdasarkan hakikat ciri-ciri profesi di atas,
terlihat jelas bahwa orang yang profesional juga orang yang punya
integritas pribadi atau moral yang tinggi.
2.1.3 Peranan Etika Dalam Profesi
Nilai-nilai etika tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan
orang saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang
paling kecil yaitu keluarga sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika
tersebut, suatu kelompok diharapkan akan mempunyai tata nilai yang
mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu kode etik profesi) untuk mengatur
kehidupan bersama dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.
2.2 Kode Etik dan UU Profesi
Kebenaran adalah persesuaian antara pengetahuan dan obyek nyata
bisa juga diartikan suatu pendapat atau perbuatan seseorang yg sesuai
dengan (atau tidak ditolak oleh) orang lain dan tidak merugikan diri sendiri.
Dapat dikatakan bahwa tiap jalan pikiran itu pasti mempunyai apa yang
disebut sebagai kriteria kebenaran. Dan kriteria kebenaran inilah yang
merupakan "landasan" bagi proses penemuan kebenaran tersebut. Seperti
telah dikemukakan sebelumnya, bahwa penalaran juga merupakan suatu
proses penemuan kebenaran, dimana tiap-tiap jenis penalaran tersebut
mempunyai kriteria kebenarannya masing-masing.
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan professional secara
tegas menyatakan apa yang baik dan benar pagi pelaku profesi. Kode etik
dibuat oleh sekelompok orang yang memiliki profesi sejenis dan tentunya atas
dasar kesepakatan bersama. Tujuan kode etik tidak hanya sebagai pedoman
pelaku profesi untuk menjalankan tugasnya sesuai dengan aturan namun juga
memberikan jasa sebaik-baiknya kepada masyarakat yang bersangkutan
sebab dengan adanya kode etik masyarakat akan terlindungi dari oknum yang
tidak professional dan tidak bertanggung-jawab.
2.2.1 Undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Eletronik)
Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik adalah Ketentuan
yang berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum
sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini, baik yang berada di wilayah
hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki
akibat hukum di wilayah Indonesia dan /atau di luar wilayah hukum Indonesia
dan merugikan kepentingan indonesia.
UU ITE mengatur berbagai perlindungan hukum atas kegiatan yang
memnafaatkan
internet
sebagai
medianya,
baik
transaksi
maupun
pemanfaatan informasinya. Pada UUITE juga diatur berbagai ancaman
hukuman bagi kejahatn melalui internet. UUITE mengakomodir kebutuhan
para pelaku bisnis di internet dan masyarakat pada umumnya guna
mendapatkan kepastian hukum, dengan diakuinya bukti elektronik dan tanda
tangan digital sebagi bukti yang sah di pengadilan
2.3 Pengertian Cyber Crime
Kejahatan dunia maya (Inggris: cybercrime) adalah istilah yang mengacu
kepada aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer menjadi
alat, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan. Walaupun kejahatan dunia
maya atau cybercrime umumnya mengacu kepada aktivitas kejahatan dengan
komputer atau jaringan komputer sebagai unsur utamanya, istilah ini juga
digunakan untuk kegiatan kejahatan tradisional di mana komputer atau
jaringan komputer digunakan untuk mempermudah atau memungkinkan
kejahatan itu terjadi.
2.3.1 Motif Kegiatan Cyber crime
a) Cybercrime yang menyerang individu :
Kejahatan yang dilakukan terhadap orang lain dengan motif dendam atau
iseng yang bertujuan untuk merusak nama baik, mencoba ataupun
mempermaikan seseorang untuk mendapatkan kepuasan pribadi.
Contoh : Pornografi, cyberstalking, dll
b) Cybercrime yang menyerang hak milik (Against Property) :
Kejahatan yang dilakukan terhadap hasil karya seseorang dengan motif
menggandakan,
memasarkan,
mengubah
yang
bertujuan
untuk
kepentingan pribadi/umum ataupun demi materi/nonmateri.
c) Cybercrime yang menyerang pemerintah :
Kejahatan yang dilakukan dengan pemerintah sebagai objek dengan motif
melakukan
terror,
membajak
ataupun
merusak
keamanan
suatu
pemerintahan yang bertujuan untuk mengacaukan system pemerintahan,
atau menghancurkan suatu Negara.
2.3.2 Faktor Penyebab Cybercrime
Jika dipandang dari sudut pandang yang lebih luas, latar belakang terjadinya
kejahatan di dunia maya ini terbagi menjadi dua faktor penting, yaitu :
1. Faktor Teknis
Dengan adanya teknologi internet akan menghilangkan batas wilayah
negara yang menjadikan dunia ini menjadi begitu dekat dan sempit. Saling
terhubungnya antara jaringan yang satu dengan yang lain memudahkan
pelaku kejahatan untuk melakukan aksinya. Kemudian, tidak meratanya
penyebaran teknologi menjadikan pihak yang satu lebih kuat daripada yang
lain.
2. Faktor sosial ekonomi
Cybercrime dapat dipandang sebagai produk ekonomi. Isu global yang
kemudian dihubungkan dengan kejahatan tersebut adalah keamanan
jaringan. Keamanan jaringan
merupakan isu global yang muncul
bersamaan dengan internet. Sebagai komoditi ekonomi, banyak negara
yang tentunya sangat membutuhkan perangkat keamanan jaringan. Melihat
kenyataan seperti itu, Cybercrime berada dalam skenerio besar dari
kegiatan ekonomi dunia.
2.4 Perkembangan Cyber Crime di Indonesia
Serangan
cyber
yang
berasal
dari
Indonesia
terus
mengalami
peningkatan. Data terbaru dari Akamai mencatat, Indonesia saat ini
menduduki peringkat pertama negara yang paling banyak melakukan
serangan cyber. Menurut laporan tiga bulanan bertajuk "State of the Internet"
yang dirilis Akamai, Rabu (16/10/2013), Indonesia menyumbang 38 persen
lalu lintas internet yang berhubungan dengan peretasan server pada kuartal
kedua 2013. Angka tersebut naik dari 21 persen pada kuartal pertama 2013.
Indonesia telah menyingkirkan China yang sebelumnya dikenal sebagai
negara yang paling sering melakukan serangan cyber. Kini China berada di
peringkat kedua, yang menyumbang 33 persen dari lalu lintas aksi peretasan
global.
Gambar 1. Prosentase negara yang melakukan serangan Cyber
Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo),
kasus serangan cyber di Indonesia telah mencapai 36,6 juta insiden dalam
tiga tahun terakhir. Kemenkominfo telah berkomitmen untuk meningkatkan
keamanan cyber nasional. Pentingnya meningkatkan keamanan internet ini
akan dibahas Pemerintah Indonesia dalam acara Internet Governance Forum
2013 yang digelar Perserikatan Bangsa-Bangsa di Nusa Dua, Bali, pada 22
sampai 25 Oktober 2013.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di dunia ini banyak hal yang memiliki dualisme yang kedua sisinya saling
berlawanan. Seperti teknologi informasi dan komunikasi, hal ini diyakini
sebagai hasil karya cipta peradaban manusia tertinggi pada zaman ini.
Namun karena keberadaannya bagai memiliki dua mata pisau yang saling
berlawanan, satu mata pisau dapat menjadi manfaat bagi banyak orang,
sedangkan mata pisau lainnya dapat menjadi sumber kerugian bagi yang
lain. Sebagai manusia yang beradab, dalam menyikapi dan menggunakan
teknologi ini, mestinya kita dapat memilah mana yang baik, benar dan
bermanfaat bagi sesama yang tidak merugikan bagi orang lain.
3.2 Saran
Agar tidak menyimpang dari kode etik yang berdampak pada profesionalitas
kerja maka :
1. Memperbanyak pemahaman terhadap kode etik profesi
2. Mengaplikasikan keahlian sebagai tambahan ilmu dalam praktek
pendidikan yang di jalani.
3. Kode etik yang diterapkan hendaknya disesuaikan dengan keadaan yang
memungkinkan untuk dapat dijalankan bagi kelompok profesi.
4. Terhadap pelaksanaan profesi hendaknya menjalankan profesi yang
jalani sesuai dengan kode etik yang ditetapkan agar profesi yang dijalani
sesuai dengan tuntutannya.
3.3 Referensi
Daryl, Koehn. 1994. Landasan Etika Profesi. TerjemahanolehAgus M.
Hardjana. 2000.Yogjakarta: Kanisius.
Antonius, A.G. 2005. Character Building IV Relasi dengan Dunia. Jakarta.
PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Aditya, Panji. 2015. Serangan Cyber Dunia, Terbanyak dari Indonesia,
(Online),
(http://tekno.kompas.com/read/2013/10/17/0811211/serangan.cyber.dunia.te
rbanyak.dari.indonesia, diakses 7 November 2015 )