Penurunan Kadar Laktat Pada Pemberian Norepinefrin Dengan Plasebo Dan Norepinefrin Dengan Adjuvan Vasopresin Pada Pasien Syok Sepsis Chapter III VI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain uji double blind, randomized
controlled clinical trial.
3.2
Tempat Dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat
Pengumpulan data penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik
Medan.
3.2.2 Waktu
Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 – Februari 2017
atau setelah melewati ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian bidang
kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan Komisi Etik
Penelitian rumah sakit umum pusat H. Adam Malik Medan.
3.3.
Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Seluruh pasien yang diikut sertakan dalam penelitian ini adalah
pasien dengan syok sepsis yang dirawat di RSUP H. Adam Malik Medan.
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian diambil dari seluruh pasien dewasa dengan syok
sepsis yang dirawat di RSUP H. Adam Malik Medan yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi. Semua sampel diikut sertakan dalam penelitian
sampai jumlahnya terpenuhi. Berdasarkan jumlah sampel, maka penderita
dikelompokkan ke dalam 2 kelompok sampel, yaitu :
1. Kelompok norepinefrin dengan plasebo : norepinefrin (0,05 – 1
mcg/kgBB) kemudian diberikan plasebo (Nacl 0,9% 50 cc)
2. Kelompok norepinefrin dengan vasopresin : norepinefrin (0,05 –
1 mcg/kgBB) kemudian diberikan
vasopresin (0,01 – 0,03
unit/menit)
37
Universitas Sumatera Utara
38
3.4
Perhitungan Besar Sampel
Perhitungan besar sampel minimal dengan menggunakan rumus
besar sampel untuk uji hipotesis terhadap rata-rata dua populasi dalam dua
kelompok independen. :
1
n
Z
2
2
1
2
= Besar sampel
= 1,96 (adalah deviat baku pada 0,05)
Z
= 0,842 (adalah deviat baku 0,02)
S
= Simpang baku, diambil dari kepustakaan sebesar 15,4
α
= Derajat kemaknaan = 0,05 (95%)
= Power penelitian = 0,2 (80%)
X1-X2 = Perbedaan klinis yang dianggap bermakna (clinical
judgment) = 14
Dari perhitungan dengan rumus diatas, maka diperoleh besar sampel: n1=17
n2=17 Dengan mempertimbangkan kriteria putus uji 10 % maka n1=20
n2=20, sehingga keseluruhan sampel berjumlah 40 orang.
3.5
a.
Teknik Pengambilan Sampel
Sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dibagi
secara random menjadi 2 kelompok intervensi (perlakuan),
b.
Randomisasi dilakukan dengan cara randomisasi blok oleh relawan
yang telah dilatih, selanjutnya disebut relawan pertama. Kelompok
perlakuan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok norepinefrin
dengan plasebo dan kelompok norepinefrin dengan vasopresin. Jumlah
kombinasi sekuens adalah 2 dapat dilihat di lembar lampiran. Dengan
mata tertutup jatuhkan pena di atas tabel random. Ambil angka dua
digit, angka yang ditunjuk oleh pena tadi merupakan nomor awal untuk
menentukan sekuens. Kemudian pilihlah angka ke bawah dari angka
pertama tadi sampai diperoleh jumlah sekuens yang sesuai dengan
besarnya sampel. Kemudian sekuens yang diperoleh disusun secara
berurutan sesuai dengan nomor amplop. Selain itu relawan pertama
Universitas Sumatera Utara
39
bertugas melakukan pengemasan ulang obat kedalam plastik klip obat
yang telah disediakan.
c.
Kemudian relawan kedua yang sudah dilatih mengenai prosedur
penelitian akan mengambil amplop untuk menentukan intervensi apa
yang akan dilakukan dan menyiapkan obat.
3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.6.1
Kriteria Inklusi
a.
Pasien usia dewasa 19 tahun sampai 60 tahun
b.
Pasien yang sudah di resusitasi cairan sebelumnya dan tidak ada
respon terhadap hemodinamik.
3.6.2 Kriteria Eksklusi
a.
Pihak pasien tidak bersedia
b.
Pasien dengan kehamilan
c.
Pasien dengan penyakit keganasan
d.
Pasien dengan kelainan jantung kongenital dan kelainan katup
jantung
3.6.3. Kriteria drop out
a.
Pasien tidak dapat dinilai
Pasien yang tidak tercapai MAP ≥ 65 mmHg dengan high dose
Norepinefrin
Pasien meninggal dunia selama intervensi dan observasi.
Keluarga pada intervensi dan observasi menyatakan mundur dari
penelitian/penarikan informed consent
Pasien pindah ke rumah sakit luar
Ketidakpatuhan terhadap protokol pada pasien
3.7.
Etika Penelitian
Setelah mendapat persetujuan dari komite etik penelitian bidang
kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, RSUP H.
Adam Malik Medan, keluarga pasien mendapatkan penjelasan tentang
prosedur yang akan dijalani serta menyatakan secara tertulis kesediaannya
pada lembar informed consent.
Universitas Sumatera Utara
40
3.8.
1.
Cara Kerja
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat informed consent dan
disetujui oleh komisi etik penelitian bidang kesehatan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, RSUP H. Adam Malik Medan.
2.
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data pasien syok sepsis
yang sebelumnya dengan pemberian cairan yang dirawat di RSUP
HAM sejak Desember 2016 – Februari 2017 dan diamati secara
prospektif.
3.
Pasien syok sepsis mendapat perawatan dan pengobatan yang sama,
sesuai dengan pedoman praktik klinis RSUP HAM.
4.
Semua
sampel
dilakukan pemeriksaan
fisik
dan pemeriksaan
penunjang.
5.
Sampel dibagi secara random menjadi dua kelompok yaitu kelompok
norepinefrin dengan plasebo dan norepinefrin dengan vasopresin
mendapatkan norepinefrin (0,5 – 1 mcg/kgBB/menit) dititrasi dari 0,05
mcg/kgBB sampai mencapai target MAP ≥ 65 mmHg.
6.
Setelah target MAP ≥ 65 mmHg, maka dilakukan pemeriksaan laktat
pada kelompok norepinefrin dengan plasebo dan kelompok norepinefrin
dengan vasopresin.
7.
Setelah kelompok norepinefrin dengan plasebo dan kelompok
norepinefrin dengan vasopresin. mencapai target MAP ≥ 65 mmHg
kemudian kelompok norepinefrin dengan plasebo diberikan plasebo
yang berupa NaCl 0,9% sebanyak 1,5 cc/jam dan
kelompok
norepinefrin dengan vasopresin diberi vasopresin 1,5 cc/jam (0,01
unit/menit).
8.
Setelah 6 jam pemberian vasopresin atau plasebo dari kelompok
norepinefrin dengan plasebo dan kelompok norepinefrin dengan
vasopresin, dilakukan pemeriksaan laktat pada setiap kelompok.
3.9. Alat dan Bahan Penelitian
Universitas Sumatera Utara
41
3.9.1. Alat
a.
Monitor otomatis non-invasif (tekanan darah, denyut jantung, EKG,
frekuensi napas, saturasi oksigen)
b.
CVC bermerek B-braun
c.
Lembar observasi pasien
d.
Pengukur panjang badan
e.
Alat tulis
f.
Amplop
g.
Kalkulator
h.
Extension tube merek B-braun
i.
Syringe 50 cc merek B-braun
j.
Syringe pump merek B-braun
3.9.2. Bahan
a.
Injeksi Norepinefrin
Dengan merek dagang vascon yang diproduksi oleh PT Fahrenheit
b.
Injeksi vasopresin
Dengan merek dagang farpresin yang diproduksi oleh PT Fahrenheit
3.10. Definisi Operasional
a.
Kadar laktat adalah produksi hasil metabolisme karbohidrat tanpa
menggunakan oksigen (metabolisme anaerob). Asam laktat dihasilkan
oleh sel otot saat suplai oksigen tidak mencukupi.
b.
Alat ukur
: Accutrend Plus
Skala pengukuran
: Skala rasio
Laktat
: 4 mmol/L
Peningkatan laktat
: ≥ 4 mmol/L
Berat badan pasien dihitung dengan predictive body weight (PBW).
Dengan rumus pada laki-laki, 50+2.3 x (panjang badan-60 inchi) atau
50+0.91 x (panjang badan-152.4 cm). Pada wanita dengan rumus,
45.5+2.3 x (panjang badan-60 inchi) atau 45.5 + 0.91 x (panjang badan152.4 cm).
Skala Ukur : skala interval
Universitas Sumatera Utara
42
c.
Norepinefrin adalah obat yang bekerja pada kedua reseptor adrenergik
alfa dan beta menghasilkan vakonstriksi kuat dan meningkatkan
tekanan darah.
Efek vasokonstriksi poten tersebut bekerja untuk
meningkatkan aliran balik vena dan memperbaiki preload jantung.
Skala ukur : Skala rasio
Dosis
d.
: 0,05 – 2mcg/kgbb/menit
Vasopresin adalah obat yang berikatan dengan tiga reseptor. Reseptor
V1, V2, dan V3 bergabung dengan protein G menyebabkan
vasokonstriksi dan peningkatan kontraktilitas miokardial. dalam metode
yang baru obat ini menunjukan efek adisi apabila dikombinasikan
dengan vasokonstriktor yang bekerja pada reseptor katekolamin,
terutama pada kondisi syok sepsis.
Skala ukur : skala rasio
Dosis
e.
: 0,01 UI/ menit
Plasebo adalah zat atau obat tidak aktif yang tampak sama dan
diberikan dengan cara yang sama seperti obat aktif atau pengobatan
yang diuji. Efek dari obat aktif atau pengobatan kemudian dibandingkan
dengan efek plasebo.
Skala ukur : Skala rasio
f.
Mean Arterial Pressure (MAP) adalah hitungan rata – rata tekanan
darah arteri yang dibutuhkan agar sirkulasi darah sampai ke otak.
Perhitungan MAP = (sistol + 2 diastol) : 3.
Alat ukur : Tensimeter
Skala ukur : skala rasio
3.11. Analisis Data
a.
Setelah data yang diperlukan telah terkumpul, data tersebut diperiksa
kembali tentang kelengkapannya sebelum ditabulasi dan diolah. Lalu
data tersebut diolah dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 23.
b.
Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai p>0,05 setelah dianalisa
dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk.
c.
Beda nilai rerata antara 2 kelompok dilakukan dengan uji statistik
distribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
43
d.
Perbedaan rerata sebelum dan sesudah perlakuan pada masing-masing
kelompok dilakukan dengan uji repeated anova yang didapati dengan
nilai normal.
e.
Uji beda rerata sebelum dan sesudah perlakuan, uji beda antara
kelompok norepinefrin dengan plasebo dan kelompok norepinefrin
dengan vasopresin terhadap rerata sebelum dan sesudah perlakuan
menggunakan uji Mann-Whitney karena distribusi tidak normal.
f.
Batas kemaknaan yang diambil p
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain uji double blind, randomized
controlled clinical trial.
3.2
Tempat Dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat
Pengumpulan data penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik
Medan.
3.2.2 Waktu
Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 – Februari 2017
atau setelah melewati ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian bidang
kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan Komisi Etik
Penelitian rumah sakit umum pusat H. Adam Malik Medan.
3.3.
Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Seluruh pasien yang diikut sertakan dalam penelitian ini adalah
pasien dengan syok sepsis yang dirawat di RSUP H. Adam Malik Medan.
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian diambil dari seluruh pasien dewasa dengan syok
sepsis yang dirawat di RSUP H. Adam Malik Medan yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi. Semua sampel diikut sertakan dalam penelitian
sampai jumlahnya terpenuhi. Berdasarkan jumlah sampel, maka penderita
dikelompokkan ke dalam 2 kelompok sampel, yaitu :
1. Kelompok norepinefrin dengan plasebo : norepinefrin (0,05 – 1
mcg/kgBB) kemudian diberikan plasebo (Nacl 0,9% 50 cc)
2. Kelompok norepinefrin dengan vasopresin : norepinefrin (0,05 –
1 mcg/kgBB) kemudian diberikan
vasopresin (0,01 – 0,03
unit/menit)
37
Universitas Sumatera Utara
38
3.4
Perhitungan Besar Sampel
Perhitungan besar sampel minimal dengan menggunakan rumus
besar sampel untuk uji hipotesis terhadap rata-rata dua populasi dalam dua
kelompok independen. :
1
n
Z
2
2
1
2
= Besar sampel
= 1,96 (adalah deviat baku pada 0,05)
Z
= 0,842 (adalah deviat baku 0,02)
S
= Simpang baku, diambil dari kepustakaan sebesar 15,4
α
= Derajat kemaknaan = 0,05 (95%)
= Power penelitian = 0,2 (80%)
X1-X2 = Perbedaan klinis yang dianggap bermakna (clinical
judgment) = 14
Dari perhitungan dengan rumus diatas, maka diperoleh besar sampel: n1=17
n2=17 Dengan mempertimbangkan kriteria putus uji 10 % maka n1=20
n2=20, sehingga keseluruhan sampel berjumlah 40 orang.
3.5
a.
Teknik Pengambilan Sampel
Sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dibagi
secara random menjadi 2 kelompok intervensi (perlakuan),
b.
Randomisasi dilakukan dengan cara randomisasi blok oleh relawan
yang telah dilatih, selanjutnya disebut relawan pertama. Kelompok
perlakuan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok norepinefrin
dengan plasebo dan kelompok norepinefrin dengan vasopresin. Jumlah
kombinasi sekuens adalah 2 dapat dilihat di lembar lampiran. Dengan
mata tertutup jatuhkan pena di atas tabel random. Ambil angka dua
digit, angka yang ditunjuk oleh pena tadi merupakan nomor awal untuk
menentukan sekuens. Kemudian pilihlah angka ke bawah dari angka
pertama tadi sampai diperoleh jumlah sekuens yang sesuai dengan
besarnya sampel. Kemudian sekuens yang diperoleh disusun secara
berurutan sesuai dengan nomor amplop. Selain itu relawan pertama
Universitas Sumatera Utara
39
bertugas melakukan pengemasan ulang obat kedalam plastik klip obat
yang telah disediakan.
c.
Kemudian relawan kedua yang sudah dilatih mengenai prosedur
penelitian akan mengambil amplop untuk menentukan intervensi apa
yang akan dilakukan dan menyiapkan obat.
3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.6.1
Kriteria Inklusi
a.
Pasien usia dewasa 19 tahun sampai 60 tahun
b.
Pasien yang sudah di resusitasi cairan sebelumnya dan tidak ada
respon terhadap hemodinamik.
3.6.2 Kriteria Eksklusi
a.
Pihak pasien tidak bersedia
b.
Pasien dengan kehamilan
c.
Pasien dengan penyakit keganasan
d.
Pasien dengan kelainan jantung kongenital dan kelainan katup
jantung
3.6.3. Kriteria drop out
a.
Pasien tidak dapat dinilai
Pasien yang tidak tercapai MAP ≥ 65 mmHg dengan high dose
Norepinefrin
Pasien meninggal dunia selama intervensi dan observasi.
Keluarga pada intervensi dan observasi menyatakan mundur dari
penelitian/penarikan informed consent
Pasien pindah ke rumah sakit luar
Ketidakpatuhan terhadap protokol pada pasien
3.7.
Etika Penelitian
Setelah mendapat persetujuan dari komite etik penelitian bidang
kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, RSUP H.
Adam Malik Medan, keluarga pasien mendapatkan penjelasan tentang
prosedur yang akan dijalani serta menyatakan secara tertulis kesediaannya
pada lembar informed consent.
Universitas Sumatera Utara
40
3.8.
1.
Cara Kerja
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat informed consent dan
disetujui oleh komisi etik penelitian bidang kesehatan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, RSUP H. Adam Malik Medan.
2.
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data pasien syok sepsis
yang sebelumnya dengan pemberian cairan yang dirawat di RSUP
HAM sejak Desember 2016 – Februari 2017 dan diamati secara
prospektif.
3.
Pasien syok sepsis mendapat perawatan dan pengobatan yang sama,
sesuai dengan pedoman praktik klinis RSUP HAM.
4.
Semua
sampel
dilakukan pemeriksaan
fisik
dan pemeriksaan
penunjang.
5.
Sampel dibagi secara random menjadi dua kelompok yaitu kelompok
norepinefrin dengan plasebo dan norepinefrin dengan vasopresin
mendapatkan norepinefrin (0,5 – 1 mcg/kgBB/menit) dititrasi dari 0,05
mcg/kgBB sampai mencapai target MAP ≥ 65 mmHg.
6.
Setelah target MAP ≥ 65 mmHg, maka dilakukan pemeriksaan laktat
pada kelompok norepinefrin dengan plasebo dan kelompok norepinefrin
dengan vasopresin.
7.
Setelah kelompok norepinefrin dengan plasebo dan kelompok
norepinefrin dengan vasopresin. mencapai target MAP ≥ 65 mmHg
kemudian kelompok norepinefrin dengan plasebo diberikan plasebo
yang berupa NaCl 0,9% sebanyak 1,5 cc/jam dan
kelompok
norepinefrin dengan vasopresin diberi vasopresin 1,5 cc/jam (0,01
unit/menit).
8.
Setelah 6 jam pemberian vasopresin atau plasebo dari kelompok
norepinefrin dengan plasebo dan kelompok norepinefrin dengan
vasopresin, dilakukan pemeriksaan laktat pada setiap kelompok.
3.9. Alat dan Bahan Penelitian
Universitas Sumatera Utara
41
3.9.1. Alat
a.
Monitor otomatis non-invasif (tekanan darah, denyut jantung, EKG,
frekuensi napas, saturasi oksigen)
b.
CVC bermerek B-braun
c.
Lembar observasi pasien
d.
Pengukur panjang badan
e.
Alat tulis
f.
Amplop
g.
Kalkulator
h.
Extension tube merek B-braun
i.
Syringe 50 cc merek B-braun
j.
Syringe pump merek B-braun
3.9.2. Bahan
a.
Injeksi Norepinefrin
Dengan merek dagang vascon yang diproduksi oleh PT Fahrenheit
b.
Injeksi vasopresin
Dengan merek dagang farpresin yang diproduksi oleh PT Fahrenheit
3.10. Definisi Operasional
a.
Kadar laktat adalah produksi hasil metabolisme karbohidrat tanpa
menggunakan oksigen (metabolisme anaerob). Asam laktat dihasilkan
oleh sel otot saat suplai oksigen tidak mencukupi.
b.
Alat ukur
: Accutrend Plus
Skala pengukuran
: Skala rasio
Laktat
: 4 mmol/L
Peningkatan laktat
: ≥ 4 mmol/L
Berat badan pasien dihitung dengan predictive body weight (PBW).
Dengan rumus pada laki-laki, 50+2.3 x (panjang badan-60 inchi) atau
50+0.91 x (panjang badan-152.4 cm). Pada wanita dengan rumus,
45.5+2.3 x (panjang badan-60 inchi) atau 45.5 + 0.91 x (panjang badan152.4 cm).
Skala Ukur : skala interval
Universitas Sumatera Utara
42
c.
Norepinefrin adalah obat yang bekerja pada kedua reseptor adrenergik
alfa dan beta menghasilkan vakonstriksi kuat dan meningkatkan
tekanan darah.
Efek vasokonstriksi poten tersebut bekerja untuk
meningkatkan aliran balik vena dan memperbaiki preload jantung.
Skala ukur : Skala rasio
Dosis
d.
: 0,05 – 2mcg/kgbb/menit
Vasopresin adalah obat yang berikatan dengan tiga reseptor. Reseptor
V1, V2, dan V3 bergabung dengan protein G menyebabkan
vasokonstriksi dan peningkatan kontraktilitas miokardial. dalam metode
yang baru obat ini menunjukan efek adisi apabila dikombinasikan
dengan vasokonstriktor yang bekerja pada reseptor katekolamin,
terutama pada kondisi syok sepsis.
Skala ukur : skala rasio
Dosis
e.
: 0,01 UI/ menit
Plasebo adalah zat atau obat tidak aktif yang tampak sama dan
diberikan dengan cara yang sama seperti obat aktif atau pengobatan
yang diuji. Efek dari obat aktif atau pengobatan kemudian dibandingkan
dengan efek plasebo.
Skala ukur : Skala rasio
f.
Mean Arterial Pressure (MAP) adalah hitungan rata – rata tekanan
darah arteri yang dibutuhkan agar sirkulasi darah sampai ke otak.
Perhitungan MAP = (sistol + 2 diastol) : 3.
Alat ukur : Tensimeter
Skala ukur : skala rasio
3.11. Analisis Data
a.
Setelah data yang diperlukan telah terkumpul, data tersebut diperiksa
kembali tentang kelengkapannya sebelum ditabulasi dan diolah. Lalu
data tersebut diolah dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 23.
b.
Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai p>0,05 setelah dianalisa
dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk.
c.
Beda nilai rerata antara 2 kelompok dilakukan dengan uji statistik
distribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
43
d.
Perbedaan rerata sebelum dan sesudah perlakuan pada masing-masing
kelompok dilakukan dengan uji repeated anova yang didapati dengan
nilai normal.
e.
Uji beda rerata sebelum dan sesudah perlakuan, uji beda antara
kelompok norepinefrin dengan plasebo dan kelompok norepinefrin
dengan vasopresin terhadap rerata sebelum dan sesudah perlakuan
menggunakan uji Mann-Whitney karena distribusi tidak normal.
f.
Batas kemaknaan yang diambil p