Perbandingan Nilai Interleukin-6 Setelah Pemberian Ringer Asetat Malat dan Ringer Laktat untuk EGDT Pasien Sepsis Chapter III VI

36



BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1

Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis double blind randomized

controlled trial untuk melihat penurunan kadar interleukin-6 setelah pemberian
cairan resusitasi ringer fundin (ringer asetat malat) dengan ringer laktat terhadap
pada pasien sepsis.

3.2

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan setelah melewati ethical clearance dari komisi etik


penelitian bidang kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/
RSUP HAM pada bulan maret 2017 sampai mei 2017

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Target
Semua pasien yang didiagnosis sepsis.
3.3.2 Populasi Terjangkau
Semua pasien sepsis yang datang ke RSUP H. Adam Malik Medan dari
bulan Maret 2017 sampai mei 2017



Universitas Sumatera Utara

37



3.3.3.


Sampel Penelitian
Bagian dari populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi.

3.4 Besar Sampel
Besar sampel dihitung menggunakan formula uji hipotesis beda proporsi
untuk dua populasi sebagai berikut:

n1

= jumlah sampel RAM

n2

= jumlah sampel RL

Z

= 1,96 (adalah deviat baku pada  0,05)


Z

= 0,842 (adalah deviat baku )

S1

= standar deviasi larutan RL untuk IL-6

S2

= standar deviasi larutan RAM untuk IL-6

S

= simpangan baku yang diambil dari kepustakaan (Andersen, 2013;
Ballina, 2009)

X1-X2 = selisih rerata IL-6 pada RL dan RAM yang dianggap signifikan
Dari perhitungan dengan rumus diatas, maka diperoleh besar sampel: n1=

n2= Dengan mempertimbangkan kriteria putus uji 10 % maka n1= n2=18 ,sehingga
keseluruhan sampel berjumlah 36 orang.
Berdasarkan jumlah sampel, maka penderita dikelompokkan ke dalam 2
kelompok penelitian, yaitu :
Kelompok A : Cairan Ringer Asetat Malat
Kelompok B : Cairan Ringer Laktat


Universitas Sumatera Utara

38



3.5. Cara Pengambilan Sampel Penelitian
Cara pengambilan sampel penelitian dilakukan menggunakan metode
consecutive sampling.

3.6. Identifikasi Variabel
3.6.1.


Variabel bebas

: Cairan Ringer laktat dan Cairan Ringer Asetat

Malat
3.6.2.

Variabel terikat

:Interleukin-6

3.7. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.7.1 Kriteria Inklusi
Pasien dewasa dengan sepsis, skor Q SOFA >2
3.7.2. Kriteria Ekslusi Sampel
1.

Pasien / keluarga pasien tidak bersedia


2.

Pasien dengan riwayat penyakit ginjal

3.

Pasien dengan riwayat kelainan fungsi jantung

4.

Gangguan sistem imun

5.

Pasien dengan riwayat penyakit kanker

6.

Terapi obat-obat imunosupresan


3.7.3.Kriteria Drop Out
Pasien tidak dapat dinilai
a. Pasien meninggal dunia selama intervensi dan observasi.
b. Pasien dalam masa intervensi dan observasi menyatakan mundur dari
penelitian/penarikan informed consent
c. Pasien pindah ke rumah sakit luar.



Universitas Sumatera Utara

39



3.8. Cara Penelitian
3.8.1. Penjelasan Kepada Pasien
Penjelasan kepada pasien mengenai tujuan, cara, dan manfaat pemeriksaan
ini serta mengenai dan selanjutnya pada pasien yang akan menjadi sampel terlebih
dahulu menandatangani informed consent.

3.8.2. Pencatatan Data Dasar
1.

Pencatatan data dasar dilakukan oleh peneliti di IGD dan ICU RSUP H.
Adam Malik Medan seperti nama, jenis kelamin, tempat/ tanggal lahir,
alamat, nomor telepon, dan pekerjaan.

2.

Diagnosis klinis sepsis ditegakkan oleh peneliti bersama dengan pembimbing
di RSUP H. Adam Malik Medan.

3.8.3. Alat dan Bahan Penelitian
1.

Alat
a.

Lembar observasi pasien


b.

Termometer dengan nama dagang omron®

c.

Stethoscope dengan nama dagang littman®

d.

Pengukur panjang badan

e.

Alat tulis

f.

Kertas coklat


g.

Kalkulator

h.

Set infus

i.

Kateter vena no 18 G

j.

Urine kateter



Universitas Sumatera Utara




2.

40

Bahan
a.

Cairan Ringer Laktat
Dengan nama dagang Ringer Laktat yang diproduksi oleh PT. B
Braun

b.

Cairan Asetat Malat
Dengan nama dagang Ringer Fundin yang diproduksi oleh PT. B
Braun

3.8.4. Cara Pemeriksaan
1. Setelah mendapat informed consent dan disetujui oleh komisi etik
penelitian bidang kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.
2. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok larutan ringer laktat
dan larutan ringer asetat malat. Kedua kelompok dilakukan pemeriksaan
kadar IL-6 , kelompok 1 mendapatkan larutan Asetat Malat 30ml/kgbb dan
kelompok lainnya mendapatkan larutan Ringer Laktat 30ml/kgbb setelah
dilakukan resusitasi cairan 3 jam kemudian dilakukan pemeriksaan kadar
IL-6.
3. Randomisasi dilakukan dengan cara blok, masing-masing sekuens terdiri
dari 6 subjek, dengan jumlah kemungkinan kombinasi sekuens sebanyak 7.
Kemudian dijatuhkan pena di atas angka random. Angka yang ditunjuk
oleh pena tadi merupakan nomor awal untuk menentukan sekuens yang
sesuai. Kemudian dipilih 7 pasangan angka di bawah dari pasangan angka
pertama tadi sehingga diperoleh jumlah sekuens yang sesuai dengan besar



Universitas Sumatera Utara



41

jumlah sampel. Kemudian sekuens yang diperoleh disusun secara
berurutan sesuai dengan nomor amplop.
4. Cairan disiapkan oleh relawan yang melakukan randomisasi (peneliti tidak
mengetahui komposisi obat yang diberikan).
5. Dilakukan pemeriksaan panjang badan oleh peneliti, untuk dapat
menghitung Predicted Body Weight
6. Pemeriksaan kadar IL-6 terhadap kedua kelompok dilakukan sebelum dan
setelah resusitasi cairan 30ml/kgbb dengan larutan Ringer Asetat Malat
dan larutan Laktat.
7. Pemeriksaan meliputi vital sign, urine out put penderita dan pemeriksaan
laboratorium untuk mengetahui kadar IL-6.
8. Selama pasien menerima perlakuan dinilai toleransi apakah pasien toleran
atau intoleran.
9. Pemantauan efek samping yang mungkin timbul akibat pemberian larutan
Asetat Malat dan larutan Ringer Laktat.
10. Pemeriksaan IL-6 dilakukan setelah dan sesudah diberikan cairan ringer
laktat dan ringer asetat malat kemudian darah vena diambil sebanyak 3 ml
oleh peneliti dan dimasukkan ke dalam tabung SST. Tabung dibolak-balik
perlahan hingga darah homogen. Kemudian sampel diberikan ke
Laboratorium Klinik RSUP HAM untuk segera dilakukan sentrifuge 1000
g (sekitar 3000 rpm) selama 15 menit. Serum dipisahkan dan dimasukkan
ke dalam 3 tabung sampel masing-masing 0,5 ml. Diberi identitas, nama,
tanggal, dan jenis pemeriksaan. Kemudian tabung sampel dibekukan dan
disimpan dalam suhu -20ºC.


Universitas Sumatera Utara



42

11. Setelah sampel terkumpul dilakukan uji ELISA oleh Laboratorium Klinik
RSUP HAM, hasil data pengamatan pada kedua kelompok dibandingkan
secara statistik.
12. Penelitian

dihentikan

apabila

subjek

penelitian

menolak

untuk

berpartisipasi lebih lanjut, terjadi kegawatdaruratan jalan nafas, jantung,
paru, otak yang mengancam jiwa.

3.9. Definisi Operasional
1. Ringer Asetat malat
Definisi : Cairan yang memiliki kadar elektrolit yang mendekati kadar
elektrolit plasma untuk mencegah terjadinya gangguan elektrolit dan
gangguan metabolisme
Alat ukur : Mili liter (berdasarkan label di kemasan)
Cara ukur : Mili liter (berdasarkan label di kemasan)
Hasil ukur : Mili liter (berdasarkan label di kemasan)
Skala ukur: Nominal
2. Ringer laktat
Definisi : adalah cairan yang isotonis dengan darah merupakan cairan
kristaloid. Ringer laktat digunakan diantaranya untuk luka bakar, syok,
dan cairan preload pada operasi.
Alat ukur : Mili liter (berdasarkan label di kemasan)
Cara ukur : Mili liter (berdasarkan label di kemasan)
Hasil ukur : Mili liter (berdasarkan label di kemasan)
Skala ukur: Nominal


Universitas Sumatera Utara



43

3. Interleukin (IL)-6
Definisi

: sitokin proinflamasi yang peningkatan kadarnya pada reaksi

inflamasi terjadi lebih awal dibandingkan sitokin lain dan memiliki waktu
paruh lebih panjang sehingga sangat berguna sebagai marker aktivasi
sitokin proinflamasi
Alat ukur : ELISA (Enzyme-linked immunosorbent assay)
Cara ukur : melihat kadar dari hasil pemeriksaan laboratorium ELISA
Hasil ukur : pg/ml
Skala ukur: Numerik
4. Sepsis
Definisi

: Pasien dengan umur 18-60 tahun dengan diagnosa sepsis

berdasarkan dengan kriteria qSOFA
Alat ukur : skor qsofa
Cara ukur : menghitung atau melihat tabel qsofa yang telah ditentukan
Hasil ukur :

Skala ukur: Numerik
5.

EGDT adalah merupakan penatalaksanaan resusitasi pada pasien sepsis
dan syok septik berguna untuk menurunkan tingkat mortalitas pada
pasien sepsis dalam 6 jam.


Universitas Sumatera Utara

44



3 jam pertama : pemeriksaan laktat, pemeriksaan kultur, pemberian
antibiotic, pemberian cairan kristaloid 30 ml/kgbb.
3 jam berikutnya : pemberian vasopressor jika terdapat hipotensi
persisten ( resusitasi cairan tidak berhasil), pemasangan CVC trget CVP
8 -12 mmHg, pemeriksaan ScVO2, pemerikksaan laktat ulang.

3.10

Analisis Data

a. Setelah data yang diperlukan telah terkumpul, data tersebut diperiksa
randomized controlled trial data tersebut diolah dengan menggunakan
perangkat lunak SPSS.
b. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai p>0,05 setelah dianalisa dengan
menggunakan uji Shapiro-Wilk.
c. Membandingkan beda nilai rata-rata antara 2 kelompok dilakukan dengan uji
statistik T-test jika data terdistribusi normal dan Mann-Whitney jika data tidak
terdistribusi normal.
d. Untuk mengetahui perbedaan rerata sebelum dan sesudah perlakuan
menggunakan t-test berpasangan jika data terdistribusi normal dan
menggunakan uji wilcoxon bila data tidak terdistribusi normal.
e. Batas kemaknaan yang diambil p0,05).
Tabel 4.2. Perbedaan Parameter Hemodinamik Antara Kelompok Ringer
Asetat Malat dan Ringer Laktat Pre dan Post Intervensi
Parameter Hemodinamik

Ringer Asetat Malat
(n=20)

Tek. Darah Sistolik, rerata
(SD), mmHg
Pre Intervensi
94,95 (10,49)
Post Intervensi
106,55 (8,03)
Tek. Darah Diastolik,
rerata (SD), mmHg
Pre Intervensi
57,35 (5,46)
Post Intervensi
65,80 (5,14)
Frekuensi Nadi, rerata
(SD), x/m
Pre Intervensi
108,20 (15,16)
Post Intervensi
92,75 (12,50)
Kesadaran, n (%)
Pre Intervensi
Apatis
2 (10)
CM
16 (80)
Somnolen
2 (10)
Post Intervensi
Apatis
1 (5)
CM
19 (95)
Frekuensi Nafas, rerata
(SD), x/m
Pre Intervensi
24.95 (2.04)
Post Intervensi
21.9 (2.25)
a
b
c
T Independent, Mann Whitney, Chi Square

Ringer Laktat
(n=20)

p

97,50 (7,71)
106,65 (9,10)

0,339a
0,387a

56,30 (5,33)
63,10 (5,44)

0,462b
0,159b

104,50 (12,12)
93,55 (11,92)

0,524b
0,674b

2 (10)
16 (80)
2 (10)

1,000c

1 (5)
19 (95)

1,000c

23.7 (1.59)
22.15 (5.28)

0.715b
0.311b



Universitas Sumatera Utara

48



Tabel 4.3 Perbandingan Parameter Hemodinamik Antara Kelompok Ringer
Asetat Malat dan Ringer Laktat Pre dan Post Intervensi
Parameter
Ringer Asetat
Hemodinamik
Malat (n=20)
Tek. Darah Sistolik,
rerata (SD), mmHg
Pre Intervensi
94,95 (10,49)
Post Intervensi
106,55 (8,03)
Delta TDS, rerata (SD),
11,60 (6,30)
mmHg
Tek. Darah Diastolik,
rerata (SD), mmHg
Pre Intervensi
57,35 (5,46)
Post Intervensi
65,80 (5,14)
Delta TDD, rerata (SD),
8,45 (3,68)
mmHg
Frekuensi Nadi, rerata
(SD), x/m
Pre Intervensi
108,20 (15,16)
Post Intervensi
92,75 (12,50)
Delta F. Nadi, rerata
15,45(10,22)
(SD), x/m
Frekuensi Nafas, rerata
(SD), x/m
Pre Intervensi
24,95 (2,04)
Post Intervensi
21,9 (2,25)
2,15 (2,46)
Delta Frekuensi Nafas,
rerata (SD), x/m
a
T Dependent, bWilcoxon, cMann Whitney

p