DASAR DASAR MANAJEMEN PROYEK DAN SISTEM
DASAR DASAR MANAJEMEN PROYEK DAN SISTEM
TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM SETELAH MENGIKUTI PELAJARAN INI PESERTA AKAN MAMPU MEMAHAMI DASAR DASAR MANAJEMEN PROYEK DAN SISTEM MANAJEMEN MUTU
Budaya Bangsa Dlm Menyikapi Pembangunan
PROGRESS RESISTANCE PROGRESS PRONE
Harus ada Model For: Cukup dengan Model of
(Yang sekarang ada)
• Lawrence Harrison dalam bukunya Culture Matter : How Value Shape Human Progress yang mengkaji dampak sebuah bangsa pada dinamika politik dan
Prof Toshiko Kinoshita dari Universitas Waseda Jepang mengatakan:
Bahwa krisis masyarakat Indonesia yang harus segera diatasi adalah:
Tidak pernah berpikir jangka panjang, mudah melupakan suatu peristwa hanya berorientasi mengejar uang untuk memperkaya diri sendiri dan tidak pernah
berpikir panjang untuk negaranya. Karakteristik seperti ini tidak hanya terlihat dimasyarakat dari semua lapisan tetapi juga politisi dan pejabat pemerintahnya.
Pemerintah dikatakan sebagian besar hanya merencanakan rencana jangka pendek yang bersifat reaktif terhadap ratusan masalah individual tanpa adanya suatu kebijakan umum atau sistem yang mengikat untuk jangka waktu lama .
Mereka (anak buah) hanya sedikit mendapat pengarahan dan pengaturan dari pimpinan dan pelaksana diharusnya menciptakan sistem sendiri .
• Prof Michael Porter dari Havard Business School (bagian dari Universitas Harvard di Cambridge, AS) yang baru baru ini diundang
ke Indonesia untuk menyampaikan ceramahnya (29/11/2006) yang berjudul Mengembangkan daya saing dalam lingkungan global menyampaikan beberapa daftar kelemahan bangsa Indonesia sekarang yang bila disimpulkan sebagai berikut: Perekonomian Indonesia Stagnan dan produktivitas rendah karena sejumlah faktor
sistem tenaga kerja tidak efisien, berbagai peraturan dan prosedur baik dipusat maupun didaerah yang sering saling bertentangan, infrastruktur yang tidak memadai.
• Indonesia berusaha keras untuk menarik investasi asing tapi lingkungan bisnis asing justru seperti menolak investasi Mentalitas
Gugatan Kepada Para Pakar/Ahli :
• Setelah Tahun 1980 di Indonesia ini banyak ahli Transportasi dan Ahli Perkerasan, Ahli Tanah
(Geoteknik) namun:
– Dari dulu orang berjalan dari Semarang – Jakarta ya
naik Bus, Kereta Api yang waktunya satu malam, harganya sama saja
PEMAHAMAN TENTANG ILMU:
• Tujuan Ilmu adalah beribadah kepada Allah, dan
mengarahkan segala macam ibadah dan ketaatan hanya kepada Allah.
• Berbagai dalil menunjukkan bahwa ruh ilmu adalah
pengalaman. Jika tidak demikian, maka ilmu adalah sesuatu yang telanjang tanpa manfaat
• Nash nash yang tetap di dalam syara’ berupa
PERLU ADA PERUBAHAN DARI KITA SEMUA MENGENAI:
• Visi • Skills • Incentives • Sumber Daya
PROSES DAN KEAHLIAN DALAM PEMELIHARAAN, PENINGKATAN DAN PEMBANGUNAN JALAN
ORGANISASI
Memulai
Proses
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengendalian
Selesai
SOP DAN INSTRUKSI KERJA PADA SETIAP UNIT KERJA
OUTPUT SOP/
KONSEP MANAJEMEN PROYEK
• Definisi Proyek : urutan tugas yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang unik dalam kerangka waktu yang ditentukan.
– Kuncinya Unik: yang membedakan antara operasi dalam suatu produksi dan proyek. Operasi suatu produksi begitu selesai akan sama pada produksi berikutnya. Sedangkan Proyek selesai satu proyek proyek berikutnya tdk akan sama dan memerlukan berbagai variasi langkah atau metoda.
• Manajemen Proyek (Project Management Institute); Usaha temporer yang dilakukan untuk menciptakan proyek atau jasa yang unik atau
Aplikasi pengetahuan, keahlian, alat dan teknik untuk aktivitas proyek guna memenuhi atau melampaui kebutuhan yang diharapkan oleh stakeholder dari proyek tersebut .
HUBUNGAN CAKUPAN, WAKTU, BIAYA, MUTU DAN SUMBERDAYA
MUTU DAN SUMBERDAYA
PANDANGAN YANG MENYESATKAN DALAM MANAJEMEN PROYEK
• Penggunaan alat dan teknik manajemen proyek akan menjamin
keberhasilan proyek. Penggunaan alat dan teknik manajemen tidak membantu dalam keberhasilan proyek dan akan menambah biaya, dan merepotkan.
– Yang betul akan menambah biaya namun tidak besar jika dibanding dengan
manfaatnya dan Mengikuti teknik menajemen proyek standar dapat secara signifikan memperbesar peluang keberhasilan proyek dan meningkatkan kemungkinan sukses.
• Estimasi biaya merupakan biaya yang akurat dan harus dijadikan
patokan. Bahwa Estimasi biaya selalu berlebihan dan mesti diabaikan atau dipotong 50% agar mendekati kenyataan.
– Yang betul Estimasi adalah memperkirakan berapa lama waktu dan biaya.
PROSES PROYEK
MEMULAI
PERENCANAAN
KEAHLIAN MANAJEMEN YANG DIBUTUHKAN DALAM MENGELOLA PROYEK
1. Manajemen Jalan dan ilmu Jalan dan Jembatan 2. Manajemen Integrasi
3. Manajemen Cakupan 4. Manajemen Waktu Manajemen 5. Manajemen Pengadaan (Procurement) 6. Manajemen Sumberdaya
• Manajemen Penyelenggaraan Jalan adalah Rur, Bin, Bang, Was. Untuk
Pemimpin Proyek harus mengetahui Ilmu jalan dan Trafic manajemen.
• Fokus utama menajemen integrasi adalah menciptakan rencana proyek
dan rencana pelaksanaan proyek yang komprehensif, terpadu dan didesain dengan baik. Pengawasan proses kontrol perubahan, baik saat dikembangkan dalam rencana maupun saat dilaksanakan disepanjang jalannya proyek.
• Fokus utama Manajemen Cakupan adalah pemastian bahwa semua
kerja yang sudah dimasukan dan tidak ada tambahan kerja yang tidak diperlukan.Inisiasi fase dan proyek formal, menyusun cakupan tertulis, persetujuan formal, kontrol perubahan cakupan.
• Fokus utama manajemen waktu adalah menentukan penyusunan atau
• Fokus manajemen SDM adalah penentuan keahlian yang dibutuhkan untuk melekukan berbagai tugas, peran dan tanggung jawab, memilih
kadidat potensial dsb.
• Focus manajemen waktu meliputi; Perencanaan mutu, Pemastian
Mutu dan Kendali Mutu.
– Perencanaan mutu seorang Manajer Proyek mendefinisikan apa apa yang
akan mempresentasikan mutu dan bagaimana mutu tersebut diukur.
– Pemastian mutu meliputi bagaimana mengawasi seluruh mutu proyek
untuk melihat apakah standarnya telah dipenuhi.
– Kendali mutu Manajer Proyek memeriksa output aktual untuk mengevaluasi
kesesuaiannya dengan standar yang telah ditetapkan dalam rencana.
• Manajemen biaya mencakup penentuan kategori biaya proyek,
• Manajemen risiko dimulai dengan mengidentifiasi risiko potensial untuk suatu proyek kemudian memperkirakan bagaimana
kemungkinan masing masing risiko terjadi dan jika terjadi bagaimana risiko itu berpengaruh terhadap proyek.
– Semua risiko disusun dalam daftar kontingensi dan kemungkinan kemungkinan untuk menghadapi risiko tertinggi
seperti:
Banjir Kecelakaan Kebakaran Kontraktor mundur
Siklus Proyek/Kegiatan
Inisiasi Proyek
Start Up Konstruksi
Pasca
2 Perencanaan
MEMULAI PROYEK
• Mengkaji Fleksibilitas Proyek yang meliputi:
– Teknis – Finansial – Operasional – Geografis – Waktu – SDM
Memulai Perencanaan
• Mendefinisikan tujuan proyek.
– Menembus Daerah Terisolir – Meningkatakan kapasitas jalan – Memperkuat struktur perkerasan jalan – Memelihara jalan
• Menyusun sasaran proyek
– Pekerjaan pelebaran harus selesai sebelum lebaran – Pekerjaan harus selesai sebelum 15 Desember 2007
• Menentukan ruang lingkup/cakupan, pengecualian
• Mendefinisikan Input,output, Outcome, Impact proyek
(BERDAYA GUNA)
BERHASIL GUNA.
Cost Effectiveness
• Mendefinisikan batasan batasan/asumsi
– Pertumbuhan lalu lintas – Angka keamanan konstruksi – Angka keamanan timbunan – Dll
• Mendefinisikan pendekatan • Menentukan Sumber daya yang diperlukan • Daftar dan Evaluasi Stakeholder
– Pengguna Jalan – Masyarakat pemanfaat jalan – Instansi Vertikal – Instansi Horisontal
Mengembangkan Rencana Pengendalian Proyek:
• Memahami rencana Pengendalian proyek • Mengembangkan Rencana Komunikasi dengan Stakeholder
– Mempelajari jenis jenis laporan tertulis dan lesan – Pengumuman – Media masa – Dll
• Mengembangkan Rencana Kontrol Perubahan • Mengembangkan Rencana manajemen Mutu
Menyusun Struktur Perincian Proyek:
Memahami struktur Perincian Proyek (Work Breakdown Structure)
Pembangian total pekerjaan menjadi unit unit yang dapat dikelola
Tahapan/Fase Langkah langkah/aktivitas Tugas
Tujuannya : Untuk mengorganisasi proyek menjadi perbagai level
pelaporan ringkas
Bangunan bawah; Bangunan Atas, Bangunan Pendekat dll
Membentu Tim Proyek
• Meninjau SDM yang diperlukan • Mempertimbangkan ketersediaan SDM • Menyusun rencana Organisasi • Mempertimbangkan Gaya (Style) SDM
Memahami metode Carl Jung Memahami metode Myers Briggs
STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTORAT JENDERAL
BINA MARGA
SEKRETARIAT DIT JEN BINA
MARGA
DIREKTORAT
DIREKTORAT
STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR IV JAKARTA
Kepala Balai
Jafung
Kabag TU
Kabid SMM
Kabid
Kasubag Adm Tek
PETUGAS
Kasubag Keu
ADMINISTRA
Petugas UAKPA
B SI UAKPB
VERIFIKASI / P
Kasubag Umum
& Peg
UAKPB
Petugas UAKPB
TA
STRUKTUR ORGANISASI SATUAN KERJA NON VERTIKAL TERTENTU/ SATUAN KERJA
SEMENTARA
ATASAN KA. SATKER DITJEN BINA MARGA
ATASAN LANGSUNG SNVT/SKS
KA SNVT/SKS
W P E PEJABAT YG MELAKUKAN S
P E TINDAKAN MENGAKIBATKAN IS K L IS A R L E
PENGELUARAN ANGGARAN UM IS
N IS
A T E A K A T KS E K
BELANJA/PEJABAT PEMBUAT T
A L E S N E IS E L A KOMITMEN N N A T O A A L N A N
Organisasi Pengawas Supervisi
Pejabat Pembuat Komitmen Selaku Direksi Pekerjaan
General Site Engineer Cs
Superintendent
Memahami metode Carl Jung o Intuitor -> Imajinatif dan idealistik
o Mereka berpikir tentang masa depan dan isue isue global,
juga sering memikirkan kekurangan dimasa kini
o Thinker -> Berpikiran realistis dan terstruktur
o Mereka suka pekerjaan yang mendetail dan keputusan yang memerlukan logika dan penyusunan facta secara rapi.
o Feeler -> Emosional, spontan
Metode Penggolongan Myers Briggs
Tipe aktivitas apa Introvert
Mendapatkan semangan
yg membuat anda
dari diri sendiri dan
bersemangat
pemikiran sendiri
Ekstravert
Mendapatkan semangat dari orang dan pemikiran lain
Attending
Tipe hal apa yang Sensor
Mendapatkan informasi
anda perhatikan
dengan menggunakan panca indra
Intuitor
Mendapatkan informasi
Memahami Gaya Komunikasi Metode Johari Window (Joseph Luft dan Harrington)
• Open (terbuka) saya tahu anda tahu • Hidden (tersembunyi) saya tidak tahu anda tahu • Unknown (tertutup) saya tahu anda tidak tahu • Blind (Buta) saya tidak tahu anda tidak tahu
Memahami Metode Whole Brain (kuadran Otak Dominan)
PERILAKU PEGAWAI YANG TERJADI DIPANTURA
• Ragu ragu
– Dalam membuat keputusan selalu ragu ragu tidak mau bertanggung jawab (tidak pernah membuat keputusan atau
keputusanya tidak membuat keputusan).
• Hati hati
– Dalam membuat keputusan selalu hati hati /dalam membuat keputusan memerlukan waktu yang cukup lama.
• Berani
– Cepat dalam membuat keputusan dan secara logika masih dalam
Menyusun Estimasi Proyek
• Memahami estimasi : Estimasi adalah memperkirakan seperti:
– Berapa lama proyek akan selesai – Berapa besar material, peralatan, dan tenaga kerja serta biaya
yang diperlukan
– Berapa besar biaya pasti dan biaya variable – Dst
• Menyusun estimasi tugas • Menggunakan teknik estimasi Situasi Khusus.
– Estimasi dalam Metode Penjadwalan Program Evaluation and
Menyusun Diagram Jaringan Kerja
• Setelah kita menyusun WBS, menetapkan sumber daya proyek, dan memperkirakan waktu dan biaya maka langkah selanjunya adalam
menyusun Jadwal Proyek. • Memahami hubungan Tugas
• Proyek adalah serangkaian aktivitas /tugas yang saling terkait
dan saling ketergantungan satu dengan yang lain.
• Hubungan ini disebut sebagai ketergantungan lintas tugas • Ada empat tipe ketergantungan lintas proyek
MENETAPKAN JADWAL PROYEK • Memahami Jadwal Proyek
– Karena faktor tepat waktu adalah salah satu faktor keberhaslan proyek maka membuat jadwal yang akuran adalah hal yang sangat
penting untuk pengukuran keberhasilan.
• Menghitung durasi tugas • Menentukan jadwal berdasarkan tanggal • Mengaplikasikan penyesuaian jadwal • Mengevaluasi batasan Waktu Proyek seperti;
– Harus selesai pada tanggal
• Melakukan Forward Pass • Melakukan Backward Pass • Menentukan jalur kritis. • Menyusun Diagram Gant dari berbagai sumber daya seperti
– Jadwal Pekerjaan – Jadwal Pembelian – Jadwal mobilisasi peralatan – Jadwal mobilisasi tenaga kerja – Dll
Menghadapi Resiko Proyek
• Dua katagori Resiko :
– Resiko portofolio
• Resiko yang berhubungan dengan evaluasi peluang keberhasilan suatu proyek berdasarkan berbagai macam
faktor seperti hasilnya tidak optimal, bencana alam, termasuk bagaimana proyek sesuai dengan proyek lainnya yang sedang berjalan
– Resiko Proyek
Mengevaluasi resiko portofolio
• Apa yang mungkin terjadi pada organisasi jika proyek selesai?
• Apa yang mungkin terjadi jika proyek tidak selesai? • Apa rintangan terhadap penyelesaian keberhasilan
proyek?
FAKTOR FAKOR RESIKO
Teknik Mengelola Resiko
• Penghindaran Resiko (Risk Avoidance)
– Jalan dibuat melewati daerah yang banjir setahun sekali maka
untuk menghindari diperlukan peninggian atau jembatan
• Penanggulangan atau Penahanan Resiko (Risk Retention)
– Menahan pembayaran 10% sampai selesai proyek /PHO – Dana cadangan – Self insurance dan capital insurers
• Pengalian Resiko (Risk Transfer)
• Pengendalian Resko
– Teori Domino (Heinrich,1959)
– Ada lima tahap yang merupakan rangkaian kecelakaan, yaitu:
• Rantai Resiko (Risk Chain)
– Menurut Mekhofer, 1987, resiko yang muncul bisa dipecah kedalam beberapa komponen:
• Hazard (kondisi yang mendorong terjadinya resiko) • Lingkungan dimana hazard tersebut berada • Interaksi antara hazard dengan lingkungan • Hasil dari interaksi • Konsekuensi dari hasil tersebut.
• Fokus dan Timimg Pengendalian Resiko
Melaksanakan Proyek • Memperoleh mandat/otoitas dengan menapat Surat Keputusan
Pengangkatan sebagai Kuasa Pengguna Anggaran/ PPK/Penguji SPM, Penugasan dari Pejabat yang berwenang
• Mendapatkan DIPA • Meninjau Rencana Proyek.
– Meninjau output Poyek – Meninjau SDM yang diperlukan dan yang ada – Meninjau WBS
• Menggunakan Rencana Procurement • Memonitor Kerja • Mengembangkan Tim • Menggunakan Rencana Komunikasi • Menggunakan Rencana Kontrol Perubahan • Menggunakan Rencana Manajemen Mutu • Menggunakan Rencana Manajemen Resiko • Meninjau dan Memperbarui Rencana Penyelesaian. • Menghimpun Tanggal Tugas • Memonitor milestone (Patokan)
Pengendalian
• Evaluasi
– Memeriksa Biaya Proyek – Mengitung biaya kerja yang dlakukan – Memahami Nilai Yang diperoleh – Menghitung Biaya Kerja Yang Tersisa – Membandingkan Basis dengan Persyaratan Yang Sudah terpenuhi – Membandingkan Basis dengan Hasil Actual – Membandingkan Estimasi Hasil Dngan Hasil Aktual – Membandingkan Estimasi basis dengan Estimmasi Saat Ini – Membandingkan Jadwal Basis dengan Saat ini
• Mengembalikan Proyek Ke jalur Yang Benar
Menutup Proyek
• Mengikuti Rencana Penyelesaian • Mendapatkan Persetujuan Penyelesaian Proyek • Melakukan Survey Proyek • PHO/FHO • Melakukan Sesi Memetik Pelajaran • Menulis Laporan Ringkasan Proyek • Meninjau Pelajaran Yang Telah Diperoleh Untuk Melihat Tren Ke
Depan
PENGENALAN
SMM
VISI DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA 2005-2009
”Terwujudnya Sistem jaringan Jalan Yang Berkesinambungan
dan Terpadu Berbasis Wilayah Nasional”
” Terwujudnya Sistem Penyelenggaraan Jaringan Jalan
yang Handal, Bermanfaat dan Berkelanjutan untuk Mendukung Tercapainya Indonesia yang Aman dan
Damai, Adil dan Demokratis serta Lebih Sejahtera”
MISI
1. Memenuhi kebutuhan infrastruktur jalan untuk mendukung pengembangan wilayah dan kelancaran distribusi barang dan jasa. 2. Mendorong berkembangnya industri konstruksi yang kompetitif. 3. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat dalam
pembangunan infrastruktur jalan. 4. Mengembangkan teknologi yang tepat guna dan kompetitif serta meningkatkan keandalan mutu infrastruktur jalan. 5. Menerapkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan terpadu dengan prinsip good governance serta mengembangkan SDM yang profesional.
PERSYARATAN PRODUK YANG HANDAL
• Jaringan Jalan Yang Handal /Sistem Penyelenggaraan Jaringan Jalan yang Handal merupakan titik focus /visi atau tujuan dari
Bina Marga, Jalan Yang Handal atau Sistem Penyelenggaraan Jaringan Jalan yang Handal tidak mungkin dicapai tanpa mutu dalam proses . Mutu dalam proses tidak mungkin dicapai tanpa Organisasi yang tepat , organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa kepempinan yang memadai . Komitmen yang kuat dari bawah (mandor) keatas (pimpinan organisasi/Dirjen)
PROSES YANG BERMUTU
• Proses yang bermutu adalah proses mulai dari Kebijakan, Survei, Investigasi, Desain, Pengadaan Lahan, Pelaksaan/Construction, Operasi dan Pemeliharaan , harus tergambarkan dalam SOP dan Instruksi Kerja yang transparan, dan efektif. Dari SOP dan Instruksi Kerja ini sudah dapat dilihat apakah produk /jalan handal atau tidak.
• Standar Operasional Prosesdur (SOP) berisikan petunjuk pelaksanaan dari rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan kegitan penyelenggaraan jalan ( operation line ) dilingkungan
Direktorat Jenderal Bina Marga yang minimal mencakup:
Konsep Organisasi Yang Tepat
Organisasi yang tepat adalah Organisasi stream line (tidak ada ziq zaq), terdesentralisasi/ empowerment ke garis Depan
Pada konsep pendelegasian suatu tugas diberikan kepada organisasi/ bawahannya atau anak buahnya namun keadaan yang perlu dipertanggung jawabkan dari tugas tersebut
tetap ada pada dirinya Empowerment /desentralisasi, para manajer melepaskan tanggung jawabnya, dari
wewenang dan keadaan yang harus dipertanggung jawabkan secara fisik. Manajer/ pimpinan menjadi pelatih dan fasilitator, bukan pengawas yang mengontrol orang orang dengan tali kekang yang pendek.
Individu yang digaris depan memutuskan apa yang perlu dikerjakan sesuai dengan parameter dan prinsip yang telah disepakai.
Individu yang digaris depan menghadapi keadaan yang harus dipertanggung jawabkan
SISTEM MANAJEMEN MUTU
• Apa yang dimaksud dengan Mutu
– Mutu ; Sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari karakteristik, derajat, atau nilai nilai dari suatu keunggulan ( American
Heritage Dictionary, 1996) – Mutu ; adalah totalitas karakteristik dari berbagai entitas yang
memberikan segenap kemampuannya pada nlai nilai kebutuhan serta nilai nilai kepuasan (ISO 8402).
– Mutu; adalah mengerjakan dengan cara yang benar, dan setiap
PERKEMBANGAN METODE MUTU
• Statistical Process Control (SPC)
– Spc adalah sebuah aplikasi teknik statistik yang berfungsi sebagai
pengendalian proses (Walter A Shewhart 1924 dari Bell Telephone Laboratories)------- Statistical quality control
• Acceptance Sampling (1940)
– Dikembangkan oleh Harold F.Dodge dan Harry D Romig (1940) dengan
memperkenalkan tabel; single sampling lot tolerance; double sampling lot telerance; single sampling average out going quality limit; double sampling average out going quality limit
• Design of Experiment (DOE) 1930
Shanin Method (Dorian Shanin Un Chicago)
Statistical engineering
Total Quality Management (1960)
Dr W Edwards Deming, Josep J Juran, Kaoru Ishikawa
Error Proofing (poka-yake) 1960
STANDARISASI
• Meliputi kegiatan membuat standar, menerbitkan standar, penerapan, pengujian, inspeksi, audit dan
sertifikasi. • Tingkatan Standar:
– Internasional :ISO – Regional : Peraturan di Uni Eropa – Nasional : SNI,JIS,BS, DIN,
Sejarah Perkembangan Standar Mutu
Mil Q-9858 Mil -1-45208
BS 5650
BS 4891
AQAP1,4,9
BS 5179
ISO 1987
ISO
International Organization for Standardization • Technical Committee (TC) 176 bertanggung
jawab untuk pembuatan standar sistem manajemen mutu(SMM)
• 1987 ; Penerbitan ISIO 9000 • 1994 ; Revisi Pertama
Perkembangan ISO 9001
• ISO 9001:1997 Quality Assuance
• ISO 9001 : 1994
Quality System Quality Assurance
• ISO 9001:
2000 -> Quality Assurance & Customer Satisfaction
DEFINISI
• ISO 9001: 2000 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen mutu (SMM)
• S M M a d a l a h s i s t e m m e n a j e m e n u n t u k mengarahkan Badan Usaha Jasa Konsultasi dalam
hal mutu • Suatu Sistem Manajemen Mutu merupakan
sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek
ISO 9000 VERSI 2000
• Mencakup beberapa seri: • ISO 9000:2000; Quality Management System
(QMS) – Fundamental and Vocabulary • ISO 9001:2000; QMS – Requirements
• ISO 9004 :2000, QMS-Guidance for
PRINSIP DASAR ISO
• Pendekatan Proses • Pendekatan Sistem • Prinsip PDCA • Perbaikan yang berkesinambungan
Model Sistem Manajemen Mutu berdasarkan proses
• Ada 5 bagian utama:
– Sistem Manajemen Mutu – Tanggung jawab manajemen – Manajemen Sumber daya manusia – Realisasi Produk – Analisis, pengukuran dan perbaikan
PRINSIP PRINSIP MANAJEMEN MUTU
DALAM ISO 9000:2000 SNI 19 -9001-2001
Kepmen :362/KPTS/M/2004
PRINSIP 1
Orientasi pada pelanggan/pengguna produk
Organisasi tergantung pada pelanggan /pengguna produk
mereka. Karena itu, manajemen organisasi harus memahami kebutuhan pelanggan /pengguna produk sekarang dan akan datang, harus memenuhi kebutuhan pengguna produk dan giat berusaha melebihi ekspektasi pengguna produk.
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip fokus pengguna produk ini, adalah :
• Meningkatkan penerimaan dan pangsa pasar, yang diperoleh melalui
tanggapan-tanggapan yang cepat dan fleksibel terhadap kesempatan
Penerapan prinsip fokus pelanggan akan membawa organisasi menuju
Pencarian kembali dan pemaahaman kebutuhan serta ekspektasi pelanggan/pengguna produk .
Jaminan bahwa tujuan-tujuan organisasi terkait langsung dengan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan/pengguna produk.
Penciptaan komunikasi tentang kebutuhan dan ekspektasi pelanggan/ pengguna produk ke seluruh anggota organisasi.
Pengukuran kepuasan pelanggan /pengguna produk
PRINSIP 2 KEPEMIMPINAN
Pemimpin organisasi menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari organisasi. Mereka harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar orang-orang dapat menjadi terlibat secara penuh dalam mencapai tujuan- tujuan organisasi.
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan
prinsip kepemimpinan ini, adalah :
Penerapan prinsip kepemimpinan akan membawa organisasi menuju :
• P e r t i m b a n g a n k e b u t u h a n d a r i s e m u a p i h a k y a n g
berkepentingan ( stakcholders), termasuk pelanggan,
• Penetapan suatu visi yang jelas dari organisasi untuk masa
mendatang.
• Penetapan sasaran dan target yang menantang. • Penciptaan dan pemeliharaan nilai-nilai bersama, keadilan dan
etika, pada semua tingkat dalam organisasi.
• Penciptaan kepercayaan dan menghilangkan ketakutan.
PRINSIP 3 KETERLIBATAN ORANG ORANG
Orang pada semua tingkat merupakan faktor yang sangat penting dari suatu organisasi dan keterlibatan mereka secara penuh akan memungkinkan kemampuan mereka digunakan untuk manfaat organisasi
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip keterlibatan orang ini, adalah:
• Orang-orang dalam organisasi menjadi termotivasi,
Penerapan prinsip keterlibatan orang akan membawa organisasi menuju:
• Orang-orang akan memenuhi tentang pentingnya
kontribusi dan peranan mereka dalam organisasi.
• Orang-orang akan mampu mengidentifikasi kendala-
kendala yang menghambat kinerja mereka.
• Orang-orang akan bertanggung jawab terhadap masalah
yang dihadapi beserta solusi terhadap masalah itu.
• Orang-orang akan mampu mengevaluasi kinerja mereka
dibandingkan terhadap sasaran dan tujuan pribadi.
PRINSIP KE 4 PENDEKATAN PROSES
Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara lebih efesien, apabila aktivitas dan sumber-sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses. Suatu proses dapat didefinisikan sebagai integrasi sekuensial dari orang, material, metode, mesin, dan peralatan, dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai tambah output bagi pelanggan/
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip pendekatan proses ini, adalah:
• Biaya menjadi lebih rendah dan waktu siklus
( cycle times) menjadi lebih pendek, melalui efektivitas penggunaan sumber-sumber daya.
• Hasil-hasil menjadi meningkat, konsisten dan
dapat diperkirakan ( predictable).
Penerapan prinsip pendekatan PROSES terhadap manajemen akan membawa organisasi menuju:
• Pendefinisian secara sistematik dari aktivitas-aktivitas
yang diperlukan untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan.
• Penetapan tanggung jawab dan akuntabilitas yang jelas
untuk mengelola aktivitas-aktivitas pokok.
• Kemampuan menganalisis dan mengukur kapabilitas
dari aktivitas-aktivitas pokok.
• Pengidentifikasian keterkaitan dari aktivitas-aktivitas
pokok dalam dan diantara fungsi-fungsi organisasi.
• Kemampuan memfokuskan faktor-faktor seperti
PRINSIP KE 5
PENDEKATAN SISTEM THD MANAJEMEN. Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan, dari
proses-proses yang saling berkaitan sebagai suatu sistem, akan memberikan kontribusi pada efektivitas dan efesiensi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip pendekatan sistem terhadap manajemen ini, adalah:
Penerapan prinsip pendekatan sistem terhadap manajemen akan membawa organisasi menuju:
• Strukturisasi suatu sistem untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi dengan cara yang paling efektif dan efesien.
• Pemahaman kesalingtergantungan di antara proses-proses
dari sistem.
• Pendekatan struktur yang mengharmonisasikan dan
mengintegrasikan proses-proses.
• Pemahaman yang lebih baik tentang peranan dan
tanggung jawab yang diperlukan untuk mencapai tujuan- tujuan bersama dan oleh karena itu akan mengurangi hambatan-hambatan antar-fungsi dalam organisasi.
PRINSIP KE 6 PENINGKATAN SECARA TERUS MENERUS
Peningkatan terus-menerus dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus menjadi tujuan tetap dari organisasi.
Peningkatan terus-menerus didefinisikan sebagai suatu proses yang berfokus pada upaya terus- menerus meningkatkan efektivitas dan/atau efesiensi organisasi untuk memenuhi kebijakan dn tujuan dari organisasi itu. Peningkatan terus-
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip peningkatan terus-menerus ini, adalah:
• Meningkatkan keunggulan kinerja melalui
peningkatan kemampuan organisasi.
• Kesesuaian dari aktivitas-aktivitas
peningkatan pada semua tingkat terhadap tujuan strategik organisasi.
Penerapan prinsip peningkatan terus menerus akan
membawa organisasi menuju :
• P e n g g u n a a n p e n d e k a t a n l i n g k u p - o r g a n i s a s i
(organization-wideapproach) yang konsisten terhadap peningkatan terus-menerus dari kinerja organisasi.
• Pemberian pelatihan kepada orang-orang tentang
metode dan alat-alat peningkatan terus-menerus.
• Menjadikan peningkatan terus-menerus dari produk,
proses-proses dan sistem, merupakan tujuan utama dari setiap individu dalam organisasi.
PRINSIP KE 7 PENDEKATAN FAKTUAL DALAM PEMBUAT KEPUTUSAN.
Keputusan yang efektif adalah yang berdasarkan pada analisis data dan informasi untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah- masalah mutu dapat terselesaikan seceara efektif dan efesien. Keputusan manajemen organisasi, seyogianya ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan efektivitas impolementasi sistem manajemen kualitas.
• Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip
PRINSIP 8. HUBUNGAN PEMASOK YANG SALING MENGUNTUNGAN.
Suatu organisasi dan pemasoknya adalah saling tergantung, dan suatu hubungan yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama dalam menciptakan nilai tambah.
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip hubungan pemasok yang saling menguntungkan ini, adalah :
Penerapan prinsip hubungan pemasok /mitra kerja yang saling menguntungkan akan membawa organisasi menuju:
• Penerapan hubungan yang menyeimbangkan hasil-hasil
jangka pendek dengan pertimbangan-pertimbangan jangka panjang.
• Pengumpulan data keahlian dan sumber-sumber daya
dengan mitra kerja.
• Mengidentifikasi dan memilih pemasok-pemasok utama
yang dapat diandalkan.
• Menciptakan komunikasi yang jelas dan terbuka
ISO 9001:2000
1. Ruang Lingkup 2. Referensi Normatif 3. Istilah dan Definisi 4. Sistem manajemen Mutu 5. Tanggung Jawab manajemen 6. Manajemen Sumber daya
MANFAAT PENERAPAN ISO 9001-2000:
Pengguna produk akan menerima produk-produk yang
sesuai dengan kebutuhan, tersedia apabila dibutuhkan, dan dapat diandalkan dalam pemanfaatannya.
Orang-orang dalam organisasi akan memperoleh
manfaat melalui peningkatan: kondisi kerja, kepuasan kerja, kesehatan dan keselamatan kerja, semangat kerja, dan jaminan kestabilan dalam bekerja.
Pemilik dan investor akan memperoleh manfaat melalui
peningkatan : R eturn on investent (ROI), hasil-hasil operasional, pangsa pasar, dan keuntungan.
SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 Merupakan Penerapan dari:
• Perancanaan Mutu • Pengendalian Mutu • Jaminan Mutu • Perbaikan Mutu
LANGKAH LANGKAH PENERAPAN SMM 9001:2000
1. Komitmet Manajemen Puncak 2. Menunjuk Wakil Manajemen 3. Membentuk Tim ISO 9001:2000 4. Melakukan analisis kondisi awal 5. Tentukan ruang lingkup ISO yang akan diterapkan 6. Pelatihan pemahaman ISO bagi manajemen puncak
DIAGRAM ALIR
PROSES IMPLEMENTASI SMM ISO • Pelatihan SMM ISO 9001:2000
• Dokumentasi • Implementasi • Audit Internal • Aplikasi ke Lembaga Sertifikasi
DOKUMEN SISTEM MANAJEMEN MUTU DEP PU Hirarki 1 (Pedoman Mutu).
• Dokumen Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen PU hirarki 1 merupakan Dokumen Sistem Manajemen Mutu tingkat Departemen Pekerjaan Umum berupa Pedoman Mutu yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor: 362/ KPTS/M/2004, Tentang Sistem Manajemen Mutu Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah yang isinya mencakup;
1. Kebijakan mutu konstruksi pimpinan Departemen Pekerjaan Umum,
2. Struktur organisasi yang berkaitan dengan penerapan sistem manajemen mutu konstruksi di lingkungan Departemen PU,
Hirarki 2
Manual Mutu, Prosedur Mutu, Petunjuk Pelaksanaan/Pedoman Pelaksanaan, dan Standar Instruksi Kerja merupakan Dokumen Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen PU hirarki 2 atau tingkat Direktorat Jenderal Bina Marga.
Manual Mutu. Manual Mutu merupakan dokumen yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Bina Marga yang isinya menjelaskan kebijakan Direktorat Jenderal dalam memenuhi persayaratan sistem manajemen mutu ISO seri 9001 versi tahun 2000/ SNI 19-9001: 2001 yang garis besarnya terdiri dari:
Prosedur Mutu.
Prosedur mutu berisikan petunjuk pelaksanaan kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan penjaminan mutu konstruksi di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga, yang minimal mencakup:
– Workflow Chart ; yang menggambarkan jalur proses suatu pekerjaan
atau proses suatu produksi yang terdiri dari berbagai langkah (step) kerja yang dikerjakan seorang petugas/Team/operator.
– Job Description; yang menjelasakan langkah kerja yang harus
dikerjakan oleh setiap petugas/operator yang bersangkutan.
– Component; yang menjelaskan cara kerja setiap langkah yang sudah
distandarisasi berupa komponen kerja.
– Object Material , barang, uang, dokumen yang harus dikelola.
• Dalam rangka penerapan sistem manajemen mutu konstruksi yang mengacu kepada standar sistem
manajemen mutu SNI 19-9001:2001, prosedur-prosedur mutu yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga yang berkaitan dengan system manajemen mutu minimal :
• Prosedur Audit Mutu Internal; • Prosedur Pengendalian Dokumen dan Data;
Standar Operasional Prosedur (SOP).
Standar Operasional Prosesdur (SOP) berisikan petunjuk pelaksanaan dari rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan kegitan penyelenggaraan jalan (operation line) dilingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga yang minimal mencakup:
• Workflow Chart ; yang menggambarkan jalur proses suatu pekerjaan atau proses suatu produksi yang terdiri dari berbagai langkah (step) kerja yang dikerjakan
seorang petugas/Team/operator. • Job Description; yang menjelasakan langkah kerja yang harus dikerjakan oleh setiap
petugas/operator yang bersangkutan. • Component; yang menjelaskan cara kerja setiap langkah yang sudah distandarisasi
berupa komponen kerja. • Object Material , barang, uang, dokumen yang harus dikelola.
Standar Instruksi Kerja
Standar Instruksi Kerja berisi cara kerja atau petunjuk teknis dari suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang atau lebih yang melakukan kegiatan yang berkaitan dengan penjaminan mutu pelayanan atau mutu konstruksi pada semua kegiatan dalam penyelenggaraan jalan dilingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga. Standar Instruksi Kerja minimal mencakup:
• Mekanisme Pejabat yang membuat, memeriksa dan mengesahkan Instruksi
Kerja; • Riwayat perubahan lnstruksi Kerja; • Daftar distribusi Instruksi Kerja;
• Lingkup penerapan Instruksi Kerja;
Hirarki 3 (Rencana Mutu).
• Rencana Mutu, merupakan dokumen Sistem Manajemen Mutu hirarki 3
Departemen Pekerjaan Umum yang dibuat oleh Unit Pelaksana/Manajer kegiatan (Kepala Satker,Pejabat Pembuat Komitmen) disemua lini jajaran Direktorat Jenderal Bina Marga baik yang ada dipusat maupun daerah termasuk SKPD yang berisi rencana pelaksanaan kegiatan proyek, dan bagaimana cara pelaksanaan kegiatan proyek dimaksud dengan mengacu pada Manual Muu, Prosedur Mutu, SOP, Flow Chart dan Standar Instruksi Kerja yang diterbitkan oleh Wakil Manajemen Direktorat Jenderal Bina Marga atau SOP dan Standar Instruksi Kerja yang masih terbatas dilingkungan Balai (karena masih menunggu pengesahan dari Wakil Manajemen Mutu Bina Marga) dalam rangka menjamin mutu konstruksi/mutu produk dan mutu pelayanan dilingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga.
Rencana Mutu Proyek (Project Quality Plan).
• Pejabat yang membuat, memeriksa dan mengesahkan Rencana Mutu; • Riwayat perubahan Rencana Mutu; • Daftar distribusi Rencana Mutu; • Kebijakan proyek; • Informasi Proyek; • Strutur Organisasi Proyek; • Lingkup kegiatan Poyek; • Jadwal Pelaksanaan Proyek; • Daftar Peralatan Kerja; • Lingkup penerapan Rencana Mutu;
Rencana Mutu Kontrak.
• Rencana Mutu Kontrak (RMK) adalah dokumen sistem manajemen mutu
kontruksi yang disusun oleh Penyedia Barang/Jasa untuk setiap Kontrak Pekerjaan.
• Dokumen Rencana Mutu Kontrak (RMK) digunakan untuk menjamin, bahwa
spesifikasi teknis atau TOR yang melekat pada kontrak antara Penyedia Barang/Jasa dengan Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum yang diwakili oleh PPK.
• Di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum
terdapat 3 jenis Rencana Mutu Kontrak, yaitu : • Rencana Mutu Kontrak Jasa Pemborongan (RMK) atau Rencana Mutu yang
harus dibuat oleh Penyedia Jasa Pemborongan yang disusun oleh Kontraktor untuk pekerjaan Jasa Pemborongan dalam upaya penjaminan mutu kontruksi pekerjaan yang dihasilkan oleh Pemborong tersebut. Rencana Mutu Kontrak yang berkaitan dengan Jasa Pemborongan minimal mencakup ;
RMK Jasa Pemborongan
• Rencana Mutu Kontrak Jasa Pemborongan (RMK) atau Rencana Mutu
yang harus dibuat oleh Penyedia Jasa Pemborongan yang disusun oleh Kontraktor untuk pekerjaan Jasa Pemborongan dalam upaya penjaminan mutu kontruksi pekerjaan yang dihasilkan oleh Pemborong tersebut. Rencana Mutu Kontrak yang berkaitan dengan Jasa Pemborongan minimal mencakup ;
– Informasi pengguna dan penyedia jasa. – Bagian Organisasi pelaksanaan pekerjaan termasuk organisasi Pengguna
barang/Jasa dan Penyedia Barang/jasa serta Konsultan Pengawas bila ada.
– Uraian Tugas dan Tanggung Jawab pelaksanaan pekerjaan. – Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai dengan SOP
yang dimiliki oleh Penyedia Jasa.
Rencana Mutu Kontrak Jasa Konsultasi Perencanaan/Studi
• Rencana Mutu Kontrak Jasa Konsultasi Perencanaan/Studi untuk pekerjaan Jasa Konsultasi Perencanaan/Studi dalam upaya penjaminan mutu desain dan mutu studi yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana tersebut. Rencana Mutu Kontrak yang berkaitan dengan Jasa Konsultasi Perencanaan/Studi minimal mencakup;
• Informasi pengguna dan penyedia jasa. • Bagian Organisasi pelaksanaan pekerjaan termasuk organisasi
Pengguna barang/Jasa dan Penyedia Barang/jasa. • Uraian Tugas dan Tanggung Jawab pelaksanaan pekerjaan. • Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai
dengan SOP yang dimiliki oleh Penyedia Jasa. • Bagian alir atau Workflow Chart kegiatan pokok.
Rencana Mutu Kontrak Jasa Konsultasi Pengawasan
Rencana Mutu Kontrak Jasa Konsultasi Pengawasan untuk pekerjaan Jasa konsultasi pengawasan dalam upaya penjaminan mutu pekerjaan yang diawasinya. Rencana Mutu Kontrak Jasa Konsultasi Pengawasan minimal mencakup:
Informasi pengguna dan penyedia jasa. Bagian Organisasi pelaksanaan pekerjaan termasuk
organisasi Pengguna barang/Jasa dan Penyedia Barang/jasa.
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab pelaksanaan pekerjaan. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai
dengan SOP yang dimiliki oleh Penyedia Jasa.
Bagian alir atau Workflow Chart kegiatan pokok.
Catatan Mutu
• Catatan mutu merupakan bukti-bukti dari hasil penerapan sistem manajemen mutu konstruksi dari ketiga tingkat hirarki.
• Catalan Mutu diantaranya berupa:
– Notulen hasil rapat evaluasi (tinjauan manajemen); – Hasil audit mutu (internal clan eksternal); – Data hasil pemeriksaan clan pengujian; – Data tentang produk atau proses yang tidak sesuai; – Daftar pegawai yang terkait dengan penjaminan mutu konstruksi di
lingkungan Departemen PU; dan
– Data lain yang berkaitan dengan mutu konstruksi.
• Daftar Simak
MANUAL MUTU
• DAFTAR ISI • *
KEBIJAKAN MUTU DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
• ** SASARAN MUTU DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA • 0. PENDAHULUAN • 01. Pengertian • 1. RUANG LINGKUP, TUJUAN DAN SASARAN • 2. ACUAN NORMATIF • 3. ISTILAH DAN DEFINISI • 4. SISTEM MANAJEMEN MUTU • 4.1 Umum.
– Persyaratan Dokumentasi.
5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
– Komitmen Manajemen. – Fokus pada pelanggan. – Kebijakan Mutu – Perencanaan.
• Sasaran Mutu. • Perencanaan Sistem Manajemen Mutu.
– Organisasi, Tanggung Jawab , Wewenang dan komunikasi. • Organisasi • Tanggung Jawab dan wewenang dalam SMM. • Tugas Pokok dan Fungsi.
6. PENGELOLAAN SUMBER DAYA
6.1 Penyediaan Sumber Daya
– Sumber Daya Manusia. • Umum. • Kompetensi, kesadaran dan pelatihan.
6.2 Prasarana. 6.3 Lingkungan Kerja
7. REALISASI PENYIAPAN DAN EVALUASI PROGRAM
7.1 Perencanaan realisasi produk.
7.3 Perencanaan Desain dan Pengembangan.
• Masukan Desain dan Pengembangan. • Keluaran desain dan pengembangan. • Tinjauan desain dan pengembangan. • Verifikasi desain dan pengembangan. • Validasi desain dan pengembangan. • Pengendalian dan perubahan desain dan pengembangan
7.4 Pembelian/Pengadaan.
• Proses pembelian. • Informasi Pembelian. • Verifikasi produk yang dibeli.
7.5 Produksi dan penyediaan Jasa.
8. PENGUKURAN, ANALISIS DAN PERBAIKAN
8.1 Umum
8.2 Pemantauan dan Pengukuran.
• Kepuasan pelanggan. • Audit Internal. • Pemantauan pengukuran proses. • Pemenatuan pengukuran produk.
8.3 Pengendalian produk yang tidak sesuai
8.4 Analisa Data
BUKU I (MANUAL MUTU).
1. MANUAL MUTU
a. PROSEDUR AUDIT MUTU INTERNAL b. PROSEDUR PENGENDALIAN CATATAN
MUTU c. PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN
d. PROSEDUR PENGENDALIAN PRODUK
YANG TIDAK SESUAI (NON KONFIRMASI) e. PROSEDUR TINDAKAN KOREKSI/
BUKU II
SOP ADMINISTRASI PELAKSANAAN PROYEK (72 SOP/IK )
1. PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSULTANSI DENGAN CARA SELEKSI UMUM
2. PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSULTANSI DENGAN CARA SELEKSI
LANGSUNG
3. PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSULTANSI DENGAN CARA SELEKSI
TERBATAS
4. PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSULTANSI DENGAN CARA PENUNJUKKAN
LANGSUNG 5. PROSEDUR PENGADAAN BARANG
6. PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN DENGAN CARA PEMILIHAN
LANGSUNG NILAI > RP. 50 JUTA
7. PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN DENGAN CARA PEMILIHAN
LANGSUNG NILAI < RP. 50 JUTA
BUKU II SOP ADMINISTRASI PELAKSANAAN PROYEK
15. PROSEDUR SK PENUNJUKKAN PEMENANG LELANG 16. PROSEDUR SK PEMENANG PENUNJUKKAN LANGSUNG 17. PROSEDUR SK PEMENANG SELEKSI LELANG 18. PROSEDUR SK PEMENANG SELEKSI UMUM 19. PROSEDUR RAPAT PRA PELAKSANAAN PEKERJAAN (PRE CONSTRUCTION
MEETING)
20. PROSEDUR RAPAT PRA PENANDATANGAN KONTRAK (PRE AWARD MEETING) 21. PROSEDUR PENANDATANGAN KONTRAK 22. PROSEDUR PERPANJANGAN WAKTU KONTRAK (ADDENDUM) 23. PROSEDUR PENANGANAN KONTRAK KRITIS, PEMUTUSAN KONTRAK (TERMINASI) 24. PROSEDUR PEMBUATAN KONTRAK BARANG/JASA
BUKU II SOP ADMINISTRASI PELAKSANAAN PROYEK
34. PROSEDUR PEMBAYARAN UANG MUKA 35. PROSEDUR PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN 36. PROSEDUR PEMBAYARAN DENGAN ESKALASI 37. PROSEDUR REVIEW DESAIN 38. PROSEDUR REVISI DESAIN 39. PROSEDUR PEMUNGUTAN DAN PENGENAAN PAJAK 40. PROSEDUR PENGENAAN DENDA 41. PROSEDUR MOBILISASI PROYEK 42. PROSEDUR BUKU HARIAN DAN PELAPORAN 43. PROSEDUR PERUBAHAN KONTRAK, PEKERJAAN TAMBAH/KURANG DAN
PERCEPATAN WAKTU
BUKU II SOP ADMINISTRASI PELAKSANAAN PROYEK
54. PROSEDUR PERENCANAAN TEKNIS JALAN RAYA 55. PROSEDUR PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 56. INSTRUKSI KERJA SURVAI HIDROLOGI 57. INSTRUKSI KERJA SURVAI TOPOGRAFI 58. INSTRUKSI KERJA SURVAI GEOLOGI TEKNIK 59. INSTRUKSI KERJA SURVAI LINGKUNGAN 60. INSTRUKSI KERJA SURVAI LALU LINTAS 61. PROSEDUR PENUNJUKAN PEJABAT PROYEK 62. PROSEDUR PENGGANTIAN BENDAHARAWAN 63. PROSEDUR PENGGANTIAN PINPRO-PINBAGPRO
BUKU II SOP ADMINISTRASI PELAKSANAAN PROYEK
71. PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN PEKERJAAN SIPIL BANTUAN BANK DUNIA (IBRD)
72. PROSEDUR PENGADAAN LAHAN/PEMBEBASAN TANAH
BUKU III SOP PENGAWASAN (143 SOP/IK)
1. DAFTAR SIMAK (DS) JOB MIX FORMULA (JMF) 2. PENGAWASAN PEMBUATAN CAMPURAN ASPAL PANAS 3. PROSEDUR JOB MIX FORMULA (JMF) PENGAWASAN PEMBUATAN CAMPURAN
ASPAL PANAS 4. INSTRUKSI KERJA (IK) PEMERIKSAAN ASPHALT MIXING PLANT (AMP) – P1 5. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN QUARRY – P1 6. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PASANGAN BATU DENGAN
MORTAR – P2.2 7. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PASANGAN BATU DENGAN
MORTAR – P2.2 8. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN GORONG & DRAINASE BETON –
P2.3
BUKU III SOP PENGAWASAN
16. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PENYIAPAN BADAN JALAN – P3.3 17. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PENYIAPAN BADAN JALAN – P3.3 18. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN BAHU JALAN – P4.2 19. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN BAHU JALAN – P4.2 20. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN PONDASI AGREGAT – P5.1 21. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN PONDASI AGREGAT –
P5.1 22. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN BETON SEMEN
PONDASI BAWAH – P5.5 23. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN BETON SEMEN
BUKU III SOP PENGAWASAN
29. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN RESAP
PENGIKAT & LAPISAN PEREKAT – P6.1 30. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGUJIAN
KEPADATAN ASPAL PANAS – P6.2 31. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGUJIAN
KEPADATAN ASPAL PANAS – P6.2 32. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN KESIAPAN
LAPANGAN PEKERJAAN CAMPURAN ASPAL PANAS – P6.3 33. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN KESIAPAN
LAPANGAN PEKERJAAN CAMPURAN ASPAL PANAS – P6.3 34. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGHAMPARAN
CAMPURAN ASPAL PANAS – P6.4
BUKU III SOP PENGAWASAN
36. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PENCAMPURAN ASPAL PANAS – P6.5 37. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PENCAMPURAN ASPAL PANAS – P6.5 38. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN AKHIR BETON – P7.1
39. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN AKHIR BETON – P7.1 40. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMBUATAN BETON PRATEKAN – P7.2 41. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMBUATAN BETON PRATEKAN – P7.2 42. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN RESAP PENGIKAT & LAPISAN
PEREKAT – P6.1 43. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGUJIAN KEPADATAN ASPAL PANAS P6.2
44. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGUJIAN KEPADATAN ASPAL
PANAS – P6.2
BUKU III SOP PENGAWASAN
49. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PENCAMPURAN ASPAL PANAS – P6.5 50. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN AKHIR BETON – P7.1 51. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN AKHIR BETON – P7.1 52. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMBUATAN BETON PRATEKAN – P7.2 53. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMBUATAN BETON PRATEKAN – P7.2 54. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMBENTUKAN BAJA TULANGAN-P7.3 55. INSTRUKSI KERJA (IK) DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PASANGAN BAJA STRUKTUR -P7.4 56. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PASANGAN BAJA STRUKTUR – P7.4 57. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PASANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA – P7.5 58. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PASANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA – P7.5 59. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN TIANG PANCANG – P7.6 60. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN TIANG PANCANG – P7.6 61. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PONDASI SUMURAN – P7.7
BUKU III SOP PENGAWASAN
67. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PABRIKASI BAJA STRUKTUR – P7.10 68. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PABRIKASI BAJA STRUKTUR – P7.10 69. DAFTAR SIMA EKSPANSI (EXPANSION JOINT) – P7.11
70. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN SAMBUNGAN EKSPANSI (EXPANSION JOINT) – P7.11 71. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PASANG PERLETAKAN (BEARING) – P7.12 72. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PASANG PERLETAKAN (BEARING) – P7.12 73. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN SANDARAN JEMBATAN (RAILING) – P7.13 74. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN SANDARAN JEMBATAN (RAILING) – P7.13 75. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PERSIAPAN PERKERASAN JALAN BETON –
P7.14
BUKU III SOP PENGAWASAN
81. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN WET LEAN CONCRETE – P7.17 82. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN WET LEAN CONCRETE – P7.17 83. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN SELESAI PERKERASAN JALAN BETON –
P7.18 84. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN SELESAI PERKERASAN JALAN BETON –
P7.18 85. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PELAKSANAAN PENGECORAN BETON – P7.19
86. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PELAKSANAAN PENGECORAN BETON – P7.19 87. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEMERIKSAAN PERSIAPAN PENGECORAN BETON – P7.20 88. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN
PEKERJAAN PENEGANGAN SEBELUM PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.22
BUKU III SOP PENGAWASAN
93. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENEGANGAN SEBELUM
PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.22 94. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENEGANGAN SEBELUM
PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.22 95. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENEGANGAN SESUDAH
PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.23 96. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN
PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI PERKERASAN LAMA – P8.1 97. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI
PERKERASAN LAMA – P8.1 98. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI BAHU
JALAN LAMA – P8.2
BUKU III SOP PENGAWASAN
104. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI
JEMBATAN BAJA – P8.5 105. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI
JEMBATAN BAJA – P8.5 106. PEKERJAAN PENEGANGAN SESUDAH PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.
107. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN KREB PRACETAK PEMISAH
JALAN – P8.6 108. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN KREB PRACETAK PEMISAH JALAN –
P8.6 109. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMASANGAN BLOK BETON
(PAVING BLOCK) – P8.7
BUKU III SOP PENGAWASAN
116. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN HARIAN – P9.1 117. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN