SKRIPSI PENGARUH RETURN ON EQUITY ROE DA

SKRIPSI

“PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE) DAN DEBT TO EQUITY RATIO
(DER) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN
SEBAGAI VARIABLE MODERATING PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
( BEI )”.

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

:

NAMA

: ELVIRA

NIM


: 3201100189

JURUSAN

: AKUNTANSI

KONSENTRASI

: AKUNTANSI KEUANGAN

Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS BUNG KARNO
2014

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

Proposal dengan judul : “PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE) DAN DEBT TO
EQUITY RATIO (DER) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABLE
MODERATING


PADA

PERUSAHAAN

MANUFAKTUR

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
( BEI )”.

Disusun oleh

:

Nama

: ELVIRA

Nim


: 3201100189

Jurusan

: Akuntansi

Telah disetujui untuk diajukan seminar di hadapan dewan penguji
Jakarta,

Agustus 2014

Pembimbing I

Pembimbing II

Syamsu Rijal, SE,Ak,,MM,CA

Abdillah Hamdi,SE.,MM

BAB I

PENDAHULUAN

1.

Latar Belakang

Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal
yang mengemukakan tujuan dari berdirinya sebuah perusahaan. Tujuan yang pertama adalah
untuk mencapai keuntungan maksimal. Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan
pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga
adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan
perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda.
Menurut Sutrisno ( 2007:4 ) bahwa tujuan perusahaan adalah meningkatkan
kemakmuran para pemegang saham atau pemilik. Kemakmuran para pemegang saham
diperlihatkan dalam wujud semakin tingginya harga saham, yang merupakan pencerminan
dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan, dan kebijakan deviden. Oleh karena itu
kemakmuran para pemegang saham dapat dijadikan sebagai dasar analisis dan tindakan
rasional dalam proses pembuat keputusan.
Tujuan utama dari perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Untuk
meningkatkan nilai perusahaan tersebut dapat dicapai jika perusahaan beroperasi dengan

maksimal dan mencapai keuntungan yang ditargetkan. Nilai perusahaan dapat dilihat dari
kemampuan perusahaan membayar dividen. Besarnya dividen ini dapat mempengaruhi harga
saham. Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga
nilai perusahaan juga tinggi. Namun terkadang perusahaan tidak berhasil untuk meningkatkan
nilai perusahaan, hal tersebut dapat dikarenakan tidak cermatnya pihak manajemen
mengaplikasikan faktor-faktor yang dapat memaksimalisasi nilai perusahaan.

Berikut adalah beberapa contoh penelitian terdahulu sebagai berikut :
NO
1

NAMA
Mariah

JUDUL
Pengaruh profitabilitas dan

HASIL
Hasil penelitian ini


(2012)

kesempatan investasi terhadap

menemukan bahwa

kebijakan deviden tunai dengan

peluang profitabilitas

likuiditas sebagai variabel

dan investasi tidak

moderating pada emiten

mempengaruhi deviden

pembentuk LQ 45


payout ratio parsial dan
simultan terhadap
likuiditas sebagai

2

Micheal

Pengaruh profitabilitas dan

variabel moderating.
Hasil penelitian ini

suharli

investment oportunity set

adalah kebijakan

(2012)


terhadap kebijakan devidentunai

jumlah pembagian

dengan likuiditas sebagai variabel

deviden di pengaruhi

penguat

oleh profitabilitas dan
di perkuat oleh

3

Alfredo

Pengaruh kinerja keuangan


likuiditas peruasahaan.
Hasil penelitian ini

mahendra

terhadap nilai perusahaan pada

menunjukkan bahwa

(2011)

perusahaan manufaktur di bursa

hanya profitabilitas

efek indonesia.

berpengaruh
positifsignifikan
terhadapnilai

perusahaan ini
berartiprofitabilitas
yang tinggi dapat

memberikan nilai
tambah kepada nilai
perusahaannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE) DAN DEBT TO EQUITY
RATIO (DER) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN
SEBAGAI VARIABLE MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ( BEI ) ”.

2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah ROE
dan
DER berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan?

2. Apakah kebijakan dividen mampu memoderasi hubungan antara ROE dan
DER terhadap nilai perusahaan?
3.

Tujuan dan manfaat penelitian Penelitian
3.1
Tujuan penelitian
Penelitian berjudul “Pengaruh ROE DAN DER terhadap nilai perusahaan dengan

kebijakan dividen sebagai variable moderating” ini, mempunyai tujuan :
1. Untuk menganalisis pengaruh ROE DAN DER terhadap nilai perusahaan
2. Untuk menganalisis apakah kebijakan dividen dapat memoderasi
hubungan antara ROE DAN DER

3.2

Manfaat Penelitian

1.

Bagi Pembaca

Sebagai informasi tambahan yang dapat digunakan untuk memperluas
pengetahuan dan bahan pertimbangan atas penelitian yang akan dilakukan
2.

selanjutnya.
Bagi Penulis
Sebagai bahan perbandingan antara teori yang penulis pelajari dengan hasil
analisis yang diperoleh, sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan

3.

penulis.
Bagi Pihak Akademis
Hasil akhir penulisan ini hendaknya dapat digunakan bagi pihak akademis
untuk melakukan replikasi penelitian sehingga penelitian yang sudah ada
dapat berkembang lagi dengan adanya penambahan variabel dan sampel
penelitian, sehingga ilmu pengetahuan semakin berkembang.

Mariah dan Meythi

2012

dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Profitabilitas Dan Kesempatan Investasi Terhadap Kebijakan Dividen Tunai Dengan
Likuiditas Sebagai Variable Moderating Pada Emiten Pembentuk LQ 45”. Penelitian ini
dilakukan pada 15 perusahaan yang sahamnya dimasukkan dalam periode indeks LQ 45
Desember 2007 hingga Desember 2010 di Bursa Efek Indonesia. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah Dividen Payout Ratio (DPR), sedangkan return on Equity (ROE) dan
Pertumbuhan Penjualan (SG) sebagai variabel independen, dan Current Ratio (CR) sebagai
variabel moderating.
Michell Suharli (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Profitabilitas Dan Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan
Likuiditas Sebagai Variabel Penguat” Penelitian ini menguji pengaruh profitabilitas dan
kesempatan investasi terhadap kebijakan jumlah dividen kas perusahaan publik di Jakarta
dengan menggunakan likuiditas sebagai variabel penguat (variabel moderator). Profitabilitas
diukur dengan return on investment (ROI), kesempatan investasi diproksikan oleh fixed

assets, dan liquiditas sebagai variabel moderat diproksikan oleh current ratio di Bursa Efek
Jakarta.
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan di Indonesia yang listing di
BEJ dan membagikan dividen pada tahun 2009-2011. Hasil penelitian ini adalah kebijakan
jumlah pembagian dividen perusahaan dipengaruhi oleh profitabilitas dan diperkuat oleh
likuiditas perusahaan. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah menggunakan variabel
independen yang lebih banyak lagi untuk menghasilkan hasil penelitian yang komperhensif.
Di samping itu pemilihan sampel sebaiknya lebih di perbanyak lagi.
Alfredo Mahendra DJ (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Kinerja
Keuanagan Terhadap Nilai Perusahaan (kebijakan deviden sebagai variable
moderating) Pada Perusahan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini
menggunakan 30 sampel pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang
secara berturut-turut membagikan dividen selama periode 2006-2009. Pengujian
hipotesis penelitian digunakan teknik analisis berganda dan moderated regression
analysis, Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja
keuangan terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel
pemoderasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1) Likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan,
2) Kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh likuiditas
terhadap nilai perusahaan,
3) DER berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan,
4) Kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh leverage
terhadap nilai perusahaan,
5) ROE berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan,

6) Kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh

ROE

terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya ROE berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan Ini berarti ROE yang tinggi dapat memberikan nilai tambah kepada
nilai perusahaannya, yang tercermin dengan meningkatnya nilai Tobins Q. Disarankan pada
penelitian berikutnya untuk menambah variabel moderasi lainnya selain kebijakan dividen
yang digunakan dalam penelitian ini.

4.

Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

(ROE)
(X1)

H1

H2

(DER)
(X2)

NILAI
PERUSAHAAN
PADA
KEBIJAKAN
DEVIDEN
(Y)

H3
H3

Variable ini terdiri dari variable dependen Nilai Perusahaan, variable independen yaitu
Profitabilitas (ROE), dan Leverage (DER), dengan variable moderating (penguat) Kebijakan
dividen (DPR) Berdasarkan landasan teori, pengaruh antara variable dan hasil penelitian
sebelumnya maka untuk merumuskan hipotesis, berikut menyajikan kerangka pemikiran yang
dituangkan dalam model penelitian pada gambar.
1. Variabel Bebas (Variable Independen)
Dalam penelitian ini variabel bebas (X) atau variabel bebas adalah variabel
yang mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kinerja keuangan yang terdiri dari ROE dan DER.

2. Variabel Terikat (Variable Dependen)
Dalam penelitian ini variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variable bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan. Susanti

(2010:23), Indikator-indikator yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah PER (Price
Erning Ratio) dan PBV (Price Book Value). Dalam penelitian ini nilai perusahaan diukur

menggunakan PBV (Price to book value) yaitu rasio pasar yang digunakan untuk mengukur
kinerja harga/ nilai pasar saham terhadap nilai bukunya.
Menurut Sitepu (2010: 33) Seorang calon investor perlu melihat ROE suatu
perusahaan sebelum memutuskan melakukan investasi supaya dapat mengetahui seberapa
banyak yang akan dihasilkan dari investasi yang dilakukannya. Profitabilitas mengukur
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio profitabilitas dalam penelitian ini
diwakili oleh Return On Equity (ROE). ROE merupakan rasio yang menunjukkan tingkat
pengembalian yang diperoleh pemilik atau pemegang saham atas investasi di perusahaan.
ROE membandingkan besarnya laba bersih terhadap total ekuitas yang dimiliki perusahaan.
Semakin tinggi ROE menunjukkan bahwa semakin tinggi pengembalian terhadap
investasi yang dilakukan dan semakin rendah ROE suatu perusahaan maka tingkat
pengembaliannya akan semakin rendah pula. Semakin tinggi laba yang diperoleh, maka
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen juga akan semakin tinggi dan harga saham
perusahaan akan semakin meningkat.

Leverage mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban
finansialnya yang terdiri dari utang jangka pendek dan utang jangka panjangnya. Leverage
dalam penelitian ini diwakili oleh Debt to Equity Ratio (DER). DER merupakan rasio yang
membandingkan total utang dengan total ekuitas. Rasio ini mengukur persentase dari dana
yang diberikan oleh para kreditur. Total utang meliputi kewajiban lancar dan kewajiban
jangka panjang. DER mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar atau
memenuhi kewajibannya dengan modal sendiri. DER menunjukkan hubungan antara jumlah
pinjaman yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Semakin besar rasio ini menunjukkan
bahwa semakin besar pula struktur modal yang berasal dari utang yang digunakan untuk
mendanai ekuitas

yang

ada,

“semakin kecil rasio DER, semakin baik kemampuan

perusahaan untuk dapat bertahan

dalam kondisi yang buruk”. Rasio DER yang kecil

menunjukkan bahwa perusahaan masih mampu memenuhi kewajibannya kepada kreditur.
Menurut Lina (2010:46) deviden merupakan pembagian keuntungan atau laba yang
dihasilkan perusahaan dan tersedia bagi pemegang saham.
Dividen berasal dari bahasa Latin yaitu divendium yang artinya sesuatu untuk dibagi. Berikut
ini beberapa pemaparan mengenai pengertian dividen. Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia
dividen diartikan sejumlah uang sebagai hasil keuntungan yang dibayarkan kepada
pemegang saham (dalam suatu Perseroan). Menurut BAPEPAM dividen adalah porsi
keuntungan perusahaan yang dibayarkan kepada para pemegang saham,
Menurut Tita (2011:17), dividen adalah pembagian kepada pemegang saham yang
sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki.
Terdapat penelitian terdahulu yang telah dilakukan yang menguji tentang nilai
perusahaan

yang

dihubungkan

dengan

berbagai

variabel independen diantaranya

dilakukan oleh Ulupui (2007), Teori yang mendasari penelitian-penelitian tersebut adalah
semakin tinggi kinerja keuangan yang biasanya diproksikan dengan rasio keuangan maka
semakin tinggi pula nilai perusahaan. Melalui rasio-rasio keuangan tersebut dapat dilihat
seberapa berhasilnya manajemen perusahaan mengelola asset dan modal yang dimilikinya
untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan hanya
variabel Asset Turn Over (TOA), ROA, ROE, Leverage Ratio, DER, dan EPS memberikan
hubungan yang nyata dengan return saham. Saepudin (2008) memeriksa tentang pengaruh
rasio profitabilitas dan IOS terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI.

5.

Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban atas pertanyaan sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data.
Menurut Sugiyono (2007:58) penelitian hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian. Pada penulisan ini penulis menggunakan hipotesis asosiatif
yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu menanyakan hubungan
antara dua variabel atau lebih. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dapat diambil hipotesis
sebagai berikut :
H1

:

Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

H2

:

Kebijakan dividen dapat memoderasi interaksi antara profitabilitas
terhadap nilai perusahaan.

H3

:

Leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Kebijakan
dividen dapat memoderasi interaksi antara leverage terhadap nilai
perusahaan.

6.

Metode Penelitian
Menurut sugiyono (2007:5) Metodologi penelitian merupakan ilmu yang

mempelajari tentang metode-metode penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam penelitian.
Secara umum metode penelitian adalah suatu kegiatan yang menggunakan metode yang
sistematis untuk memperoleh data yang meliputi pengumpulan data, pengolahan data dan
analisis data,
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian asosiatif
kausal, yaitu suatu metode penelitian yang berguna untuk mengetahui hubungan antara 2
variabel atau lebih. Karena penelitian ini ingin mengetahui hubungan dan pengaruh yang
ditimbulkan oleh empat variabel, yaitu variabel pertama adalah ROE yang merupakan
variabel bebas (X1), variabel kedua adalah DER yang merupakan variabel bebas (X2),

variabel ketiga adalah Nilai Perusahan yang merupakan variabel terikat (Y), dan variable
keempat adalah Kebijakan Deviden yang merupakan variable moderating (Z). Dengan
penelitian ini akan dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,
meramalkan, dan mengontrol suatu gejala. Hubungan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah hubungan kausal yaitu merupakan hubungan yang bersifat sebab-akibat antar variabel
yang mempengaruhi dan dipengaruhi.

6.1

Teknik pengumpulan data
Data penelitian merupakan kumpulan data fakta. Sehingga dapat dipakai atau

digunakan sebagai dasar dalam menarik kesimpulan. Data yang diperoleh melalui penelitian
secara umum dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah
dalam kehidupan manusia. Data-data tersebut harus memenuhi kriteria tertentu, yaitu harus
valid, reliable, dan objektif. Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data yang
sesungguhnya dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti. Reliable menunjukkan derajat
konsistensi yaitu konsistensi data dalam waktu tertentu.objektif menunjukkan derajat
persamaan persepsi antar orang perorangan (Inter Personal Agreement).
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh
data yang diharapkan. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam
metode ilmiah, karena pada umumnya digunakan untuk menguji hipotesis yang telah
dirumuskan. Sumber yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data adalah data
sekunder.

6.2

Tempat dan Waktu Penelitian

Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya adalah
data sekunder, yaitu data yang tidak langsung di dapat dari perusahaan, tapi diperoleh dalam

bentuk data yang telah dikumpulkan, diolah dan dipublikasikan oleh pihak lain yaitu Bursa
Efek Indonesia berupa, data melalui internet (www.idx.co.id) dalam hal ini data keuangan
dari tahun 2009-2011.
Data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder eksternal.
Data penelitian ini diambil dari neraca dan laporan laba-rugi yang diperoleh dari perusahaan
industri yang terdaftar di BEI. Terdapat berbagai jenis data yang digunakan dalam penelitian,
pada penelitian ini penulis menggunakan jenis data penelitian sebagai berikut:
a) Menurut sifatnya, data dalam penelitian ini termasuk data kuantitatif yang
berbentuk angka. Data ini diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan di PT
Indonesian Capital Market Electronic Library (ICMEL) (www.idx.co.id).
b) Menurut sumbernya, data ini bersumber dari internal perusahaan yaitu data
diperoleh dari dalam perusahaan yang berbentuk laporan keuangan dari ICMEL
(www.idx.co.id).
c) Menurut cara memperolehnya, adalah menggunakan data sekunder yaitu data
yang diperoleh dalam bentuk jadi dan telah diolah oleh pihak lain.

6.3.

Populasi dan sample
6.3.1

Populasi Penelitian
Menurut sugiyono (2007:115) Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang

ditetapkan

oleh

peneliti

untuk

dipelajari

dan

kemudian

ditarik

kesimpulannya.
Populasi pada penelitan ini adalah seluruh Perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2011. Dengan total populasi
perusahaan terdaftar sebanyak 170 perusahaan.
6.3.2

Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

suatu populasi. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representative (mewakili populasinya).
Teknik sampling yang digunakan adalah sampling purposive. Purposive
sampling adalah bentuk pengambilan sampel yang berdasarkan atas kriteriakriteria tertentu, karakteristik atau ciri-ciri tertentu berdasarkan ciri atau sifat
populasinya. Sektor perusahaan manufaktur yang menjadi obyek penelitian dalam
skripsi ini merupakan salah satu sektor perusahaan yang terdaftar di BEI. Sektor
perusahaan manufaktur terbagi menjadi tiga subsektor utama, yaitu sektor industri
dasar kimia, aneka industri dan industri barang konsumsi.

6.4

Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional adalah suatu definisi yang memberikan penjelasan atas

suatu variabel yang dapat diukur dan dapat memberikan informasi-informasi yang
diperlukan untuk dapat mengukur variabel-variabel yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini digunakan 4 variabel, yaitu Return On Equity (X1), Debt
to Equity Ratio (X2), Nilai Perusahaan (Y), dan Kebijakan Dividen (Z). Variabel

Independen merupakan stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain.
Variabel independen merupakan variabel yang dapat diukur, dimanipulasi, atau dipilih
oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.
Variabel dependen adalah variabel yang memberikan reaksi atau respons jika
dihubungkan dengan variabel bebas, serta variabel yang dapat diamati dan diukur
untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel independen. Variable
modrating adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan langsung
antara variable independen dan variabel dependen. Dalam penelitian ada beberapa
variabel yang digunakan antara lain:
6.4.1 Variabel Bebas (Variable Independen)
Dalam penelitian ini variabel bebas (X) atau variabel bebas adalah variabel
yang mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kinerja keuangan yang terdiri dari ROE dan DER.

1. Return On Equity (ROE)
Horne dan John (2007:32), Return On Equity (ROE) merupakan tingkat
pengembalian atas ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Sehingga perhitungan ROE
sebuah perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Return On Equity (ROE)

=

Laba Bersih - Pajak
Total Ekuitas

2. Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan dari penggunaan hutang sebagai sumber pembiayaan perusahaan. Rasio

ini juga menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi total hutang (total
debt) berdasarkan total modal perusahaannya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai
berikut, (Riyanto, 2008):
Debt to Equity Ratio (DER)

=

Total Hutang
Total ekuitas

6.4.2 Variabel Terikat (Variable Dependen)
Dalam penelitian ini variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variable bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan.

Susanti (2010:23), Indikator-indikator yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan
adalah PER (Price Erning Ratio) dan PBV (Price Book Value). Dalam penelitian ini
nilai perusahaan diukur menggunakan PBV (Price to book value) yaitu rasio pasar
yang digunakan untuk mengukur kinerja harga/ nilai pasar saham terhadap nilai
bukunya. Sedangkan Brigham (2007:5) menyatakan PBV merupakan rasio yang
mengukur

nilai

yang

diberikan

pasar

keuangan

kepada manajemen

dan

organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh,

6.4.3 Variabel Moderating (Memperkuat atau Memperlemah)
Moderating

Variabel

(Z)

adalah

variabel

yang

memperkuat

atau

memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dan variabel dependen
(Kusimadilaga, 2010:17). Variabel moderating yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Kebijakan Dividen. Kebijakan dividen adalah kebijakan pembagian atas
pendapatan yang harus diikuti dalam membuat keputusan dividen. Kebijakan dividen
dalam penelitian ini diwakili oleh dividend payout ratio. Menurut Harjito, A dan

Martono (2008:5) menyatakan bahwa dividend payout ratio merupakan rasio yang
menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham
biasa perusahaan berupa dividen kas. Secara matematis, Dividen Payout Ratio dapat
dinyatakan dengan rumus :

Dividen Payout Ratio (DPR) =

Cash Dividen
Earning Per Share

6.5 Analisis Data
Dalam penelitian ini, data-data yang terkumpul akan dihitung, diolah, serta
dianalisis lebih lanjut untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi penulis
dan peneliti berikutnya.
Dengan analisis data, peneliti akan dapat memberikan jawaban dari masalah
yang dibahas dalam penelitian, serta temuan-temuan yang dapat dijadikan sebagai
upaya untuk mengoptimalkan profitabilitas perusahaan.

1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskripsi data adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau
generalisasi. Termasuk dalam statistik deskripsi data antara lain :
a. Mean (rata-rata hitung)
Mean (rata-rata hitung) adalah suatu nilai yang diperoleh dengan cara
membagi seluruh nilai pengamatan dengan banyak pengamatannya.

Rumus :

X

=

X1+ X2+….+Xi +…+Xn
N

Dimana :
X = Mean data
Xn = Variabel ke-n
n

= Banyak data atau jumlah sample

b. Median
Median adalah salah satu teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas
nilai tengah dari kelompok data yaitu persediaan, biaya overhead pabrik dan
volume penjualan yang disusun urutannya dari yang terkecil sampai yang
terbesar, atau sebaliknya dari yang terbesar sampai yang terkecil. Rumus untuk
menghitung median adalah sebagai berikut:

Md =

X1+ X2
2

Dimana :
Md

= Median

X1

= Nilai tengah pertama median akan terletak

X2

= Nilai tengah kedua median akan terletak
c. Modus

Merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai yang sedang
populer (yang sedang terjadi mode) atau yang sering muncul dalam data

kelompok persediaan, biaya overhead pabrik dan volume penjualan. Rumus untuk
menghitung modus adalah sebagai berikut:
a
Mo = TB +

xc
(a + b)

Dimana :
Mo = Modus
TB = Titik bawah kelas modus (kelas dengan frekuemsi terbesar)
a

= Selisih frekuensi kelas Mo dengan sebelumnya

b

= Selisih frekuensi kelas Mo dengan sesudahnya

c

= Interval kelas
d. Standar Deviasi dan Varians

Standar deviasi atau simpangan baku merupakan simpangan nilai dari data
yang telah disusun dalam table distribusi frekuensi atau data bergolong. Standar
deviasi dan varians dapat dirumuskan sebagai berikut:

SS == √√
( Xi – X)2

( Xi – X)2

Atau

σ2 = √
– X)2
Keterangan :
S2

= Varians Sampel

( Xi

S

= Standar Deviasi

N

= Jumlah data atau kelompok

Xi

= Nilai X ke 1 sampai ke n

X

= Rata-rata nilai

Metode Analisis Data
a) Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi
normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data
normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan
dengan uji statistik. Test statistik yang digunakan antara lain analisis grafik
histogram, normal probability plots dan Kolmogorov-Smirnov test. Data
dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi variabel dependen memiliki
nilai signifikansi lebih dari 0.05. Namun Asumsi normalitas untuk
menggunakan analisis regresi tidak terlalu kritis bila data observasi mencapai
100 atau lebih karena berdasarkan Dalil Limit Pusat (Central Limit Theorsm)
dari sampel yang besar dapat dihasilkan statistik sampel yang mendekati
distribusi normal.

b) Uji Normalitas Regresi
Menurut imam Ghozali (2009:5) menyataan bahwa uji normalitis
adalah untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan
dependennya memilki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pada

prinsipnya normalitas data dapat diketahui dengan melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal pada grafik atau histogram dari residualnya.
c) Linearitas Regresi
Uji Linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang
digunakan sudah benar atau tidak. Dengan uji linearitas maka akan diperoleh
informasi apakah model empiris sebaiknya linear, kuadrat atu kubik.
Linearitas regresi diuji dengan Scatter Plots. Pada grafik Scatter Plots terdapat
titik-titik yang menyebar secara acak (random) baik diatas maupun dibawah
angka 0 pada sumbu Y. Jika terdapat hubungan bahwa kira-kira sebesar 95 %
dari residual terletak antara -2 dan +2 dalam scatterplots, maka asumsi
linearitas terpenuhi.
d) Analisis Regresion Moderated
Uji Interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regression
Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear di
mana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian
dua atau lebih variabel independen) (Ghozali, 2006:8). Variabel perkalian
antara Kinerja Keuangan (Profitabilitas X1, Leverage X2) dan Kebijakan
dividen (Z) merupakan variabel moderating oleh karena menggambarkan
pengaruh moderating variabel Kebijakan dividen (Z) terhadap hubungan
Kinerja Keuangan (X) dan Nilai Perusahaan (Ŷ).
Sebelum model regresi, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian
asumsi klasik yang meliputi uji normalitas dan uji heteroskedastisitas serta
untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan berdistribusi normal Ghozali
(2006:25):
1) Uji normalitas

Asumsi data telah berdistribusi normal adalah salah satu asumsi
yang penting dalam melakukan penelitian dengan regresi. Uji ini
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
independen, dependen dan moderasi terdistribusi secara normal atau tidak.
Pengujian dalam penelitian dengan melihat normal probability plot, di
mana pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis
diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.

e). Uji Hipotesis
Secara statistik ketepatan fungsi regresi sample dalam menaksir aktual
dapat diukur dari nilai statistik t, nilai statistik f serta koefisien determinasinya.
Suatu perhitungan statistik tersebut signifikan secara statistik apabila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah Ho ditolak). Sebaliknya disebut
tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho
diterima.
a).

Uji Korelasi / Uji f (Uji Signifikansi Simultan)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel

independent terhadap variabel dependen. Pembuktian dilakukan dengan cara
menganalisis nilai yang terdapat pada tabel f. Untuk menentukan nilai f
hitung, tingkat signifikasi yang digunakan sebesar 5% dengan derajat
kebebasan (degres of fridoom). Hipotesis menyatakan sebagai berikut:
H1 : Ada hubungan antara Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan.
H2 : Kebijakan Dividen dapat memoderasi hubungan antara
Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan.

H3 :

Ada hubungan antara Leverage terhadap Nilai Perusahaan.
Kebijakan

Dividen

dapat

memoderasi

hubungan antara

Leverage terhadap Nilai Perusahaan.

b). Uji Regresi / Uji t (Uji Signifikansi Parsial)
Pengujian ini bertujuan untuk memastikan apakah variabel independen
yang terdapat dalam persamaan tersebut berpengaruh terhadap nilai variabel
dependen. Uji t dilakukan dengan cara menganalisis nilai yang terdapat pada
table t. Untuk menentukan nilai t hitung ditentukan dengan tingkat signifikasi
5%. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi atau disebut juga dengan koefisien penentu
(coefficient of deterination) adalah nilai yang menunjukan seberapa besar.
Pengaruh profitabilitas (ROE) dan leverage (DER) terhadap nilai perusahaan
dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderating.

Rumus

:

KD = r² x 100%
Keterangan

6.6.

:
Kd

: Koefisien determinasi

r

: Koefisien korelasi

Uji Normalitas Data
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

dengan tingkat signifikan (α) = 5% maka data berdistribusi normal, begitupun
sebaliknya jika tingkat signifikan lebih kecil dari (α) = 5% maka data dikatakan
tidak berdistribusi normal.

a) Uji Normalitas Regresi
Menurut imam Ghozali (2009) menyataan bahwa uji normalitis adalah
untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan
dependennya memilki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pada prinsipnya
normalitas data dapat diketahui dengan melihat penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal pada grafik atau histogram dari residualnya. Model regresi
diasumsikan normal, jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal. Model regresi diasumsikan tidak normal, jika data
menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal.

b) Uji Lineritas Regresi
Uji Linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang
digunakan sudah benar atau tidak. Dengan uji linearitas maka akan diperoleh
informasi apakah model empiris sebaiknya linear, kuadrat atau kubik. Linearitas
regresi diuji dengan Scatter Plots. Pada grafik Scatter Plots terdapat titik-titik
yang menyebar secara acak (random) baik diatas maupun dibawah angka 0 pada
sumbu Y. Jika terdapat hubungan bahwa kira-kira sebesar 95 % dari residual
terletak antara -2 dan +2 dalam scatterplots, maka asumsi linearitas terpenuhi.
c) Uji Moderated Regression Analysis
Uji Interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regression
Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear di
mana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian
dua atau lebih variabel independen) (Ghozali, 2006). Variabel perkalian
antara Kinerja Keuangan (Profitabilitas X1, Leverage X2) dan Kebijakan
dividen (Z) merupakan variabel moderating oleh karena menggambarkan

pengaruh moderating variabel Kebijakan dividen (Z) terhadap hubungan Kinerja
Keuangan (X) dan Nilai Perusahaan (Ŷ).

A.

Sistematika Penulisan
Pada dasarnya semua penulisan skripsi berpijak pada aturan tata tulis pasty
menggunakan sisitematika penulisan, hal ini ditempuh guna mengerti garis-garis
pembahasan, adapun sistematika penulisan yang penulis susun adalah sebagai berikut:
BAB I

:

PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang:
A. Latar belakang
B. Batasan masalah
C. Rumusan masalah
D. Tujuan penelitian
E. Manfaat penelitian, dan
F. Sistematika penulisan.

BAB II

:

KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN
HIPOTESIS
Bab ini menjelaskan tentang:
A. Landasan

teori

yang

mendasari

pengaruhnya

Kinerja Keuangan, dan Kebijakan Dividen terhadap
Nilai Perusahaan
B. Kajian penelitian-penelitian sebelumnya
C. Keterkaitan antar variabel-variabel
D. Kerangka berfikir, dan Hipotesis.
BAB III

:

METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang:
A. Variabel penelitian dan definisi operasional
B. Populasi dan sampel
C. Sumber data dan teknik pengumpulan data, dan
D. Metode analisis data.
BAB IV

:

ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang:
A. Analisis statistik
B. Pengujian hipótesis, dan
C. Pembahasan atas hasil pengujian hipotesis.

BAB V

:

PENUTUP
Bab ini menjelaskan tentang:
A. Kesimpulan
B. Keterbatasan penelitian, dan
C. Saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya.

BAB II
LANDASAN TEORI

A.

Nilai Perusahaan
1. Deskripsi Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang
tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi
harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Kekayaan pemegang saham
dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan
cerminan dari keputusan investasi pendanaan (financing) dan manajemen asset
(Susanti 2010).
Nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari
saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi
transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap
cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang
dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluangpeluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan signal positif
tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat
meningkatkan nilai perusahaan (Untung, dkk, 2006).
Tujuan utama perusahaan menurut “Theory Of The Firm” adalah untuk
memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm) (Salvatore,
2005). Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu
perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga
memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama

perusahaan. Menurut (Husnan dan Pudjiastuti, 2006) nilai perusahaan merupakan
harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut
dijual. Sedangkan menurut (J. Keown, 2010) nilai perusahaan merupakan nilai
pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar. Nilai
perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan
yang sering dikaitkan dengan harga saham (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Harga
saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang
tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini
namun juga pada prospek perusahaan di masa depan.
2. Tujuan Nilai Perusahaan
Tujuan perusahaan pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah
memaksimumkan nilai perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut masih
terdapat konflik antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur.
Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat,
sedangkan nilai hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak terpengaruh sama
sekali. Dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan
indeks yang tepat untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan. Berdasarkan
alasan itulah, maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk
maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau memaksimalisasikan
harga saham. Tujuan memaksimumkan harga saham tidak berarti bahwa para
manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan mengorbankan para
pemegang obligasi (Erlina, 2005).
3. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi nilai perusahaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah :
a. Keputusan Pendanaan

b. Kebijakan Dividen
c. Keputusan Investasi
d. Struktur Modal
e. Pertumbuhan Laba
f. Ukuran Perusahaan
Menurut Alfredo Mahendra DJ, 2012. Hubungan faktor-faktor tersebut
terhadap nilai perusahaan dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Keputusan pendanaan dapat diartikan sebagai keputusan yang menyangkut
struktur keuangan (financial structure). Struktur keuangan perusahaan
merupakan komposisi dari keputusan pendanaan yang meliputi hutang
jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri. Struktur
keuangan perusahaan sering kali berubah akibat investasi yang akan
dilakukan perusahaan. Oleh karena itu besar kecilnya investasi yang akan
dilakukan perusahaan akan berpengaruh pada komposisi (struktur)
pendanaan perusahaan. Setiap perusahaan akan mengharapkan adanya
struktur modal yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan dan
meminimalkan biaya modal. (Purnamasari, 2009).
b. Di dalam prakteknya kebijakan dividen menjadi pusat perhatian banyak
pihak, hal ini dikarenakan kebijakan dividen memiliki informasi mengenai
performa perusahaan. Semakin besar dividen yang dibagikan kepada
pemegang saham, maka kinerja perusahaan akan dianggap semakain baik,
dan pada akhirnya penilaian terhadap perusahaan yang tercermin dari
harga saham akan semakin baik pula.
c. Keputusan investasi meliputi investasi pada aktiva jangka pendek (aktiva
lancar) dan aktiva jangka panjang (aktiva tetap). Dalam hal ini dana yang
diinvestasikan pada aktiva jangka pendek diharapkan akan diterima

kembali dalam waktu dekat atau kurang dari satu tahun dan diterima
sekaligus. Tujuan perusahaan berinvestasi pada aktiva jangka pendek
adalah untuk digunakan sebagai modal kerja atau operasional perusahaan.
Sedangkan untuk aktiva jangka panjang, dalam hal ini dana yang
ditanamkan pada aktiva jangka panjang akan diterima kembali dalam
waktu lebih dari satu tahun dan kembalinya secara bertahap. Tujuan
perusahaan berinvestasi pada aktiva jangka panjang adalah untuk
meningkatkan nilai perusahaan. (Hidayat, 2010).
d. Struktur modal adalah pertimbangan dan perbandingan antara modal asing
dan modal sendiri, dalam hal ini modal asing diartikan sebagai hutang
jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Jika suatu perusahaan
memiliki struktur modal dimana modal sendiri lebih banyak digunakan
dalam

menjalankan

kegiatannya

dibandingkan

modalnya

asing,

menunjukan semakin baik kemampuan perusahaan untuk dapat bertahan
dalam kondisi buruk. Sehingga nilai perusahaan akan meningkat yang
tercermin dalam tingginya harga saham perusahaan tersebut.
e. Semakin tinggi pertumbuhan laba semakin tinggi pula nilai perusahaan
atau harga sahamnya. Hal ini dikarenakan bahwa prospek perusahaan
dimasa yang akan datang dilihat dari pertumbuhan laba, dengan laba
perusahaan yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola
biaya yang dikeluarkan secara efisien. Laba bersih yang tinggi
menunjukkan earning per share yang tinggi, yang berarti perusahaan
mempunyai tingkat profitabilitas yang baik, dengan tingkat profitabilitas
yang tinggi dapat meningkatkan kepercayaan pemodal untuk berinvestasi
pada perusahaan tersebut, sehingga saham-saham dari perusahaan yang
memiliki tingkat profitabilitas dan pertumbuhan laba yang tinggi, saham-

sahamnya pun akan lebih diminati, sehingga kecenderungan harganya
meningkat lebih besar.
f. Ukuran perusahaan mencerminan besar kecilnya perusahaan yang tampak
dalam nilai total aset perusahaan pada neraca akhir tahun (Sujoko dan
Soebiantoro, 2007). Semakin besar total aset maka semakin besar pula
ukuran suatu perusahaan. Perusahaan besar dengan jumlah aset yang besar
memiliki dana lebih banyak untuk diinvestasikan dan digunakan dalam
aktifitas operasional perusahaan. ukuran perusahaan juga menggambarkan
besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan dari jumlah penjualan
dan rata–rata total penjualan (Ferry dan Jones, 2001). Sehingga investor
dan krediturpun percaya bahwa perusahaan dengan ukuran besar memiliki
probabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan
dalam industri. Kedua hal tersebut mampu meningkatkan nilai perusahaan
yang tercermin dari harga sahamnya.
Susanti (2010), Indikator-indikator yang mempengaruhi nilai
perusahaan diantaranya adalah:
1) Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio adalah rasio yang mengukur seberapa besar
perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang
diperoleh para pemegang saham (Mohammad Usman, 2008). Rumus yang
digunakan adalah:
PER =

Nilai Pasar Per Saham x 100%
Laba Per Lembar Saham

2) Price Book Value (PBV)

Price to book value dapat diartikaan sebagai hasil perbandingan
antara harga saham dengan nilai buku per lembar saham. Secara sederhana
dinyatakan bahwa PBV merupakan rasio pasar yang digunakan untuk
mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Sedangkan
Brigham (2006) menyatakan PBV merupakan rasio yang mengukur nilai
yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi
perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh, yang dapat
dirumuskan dengan:
PBV = Nilai Pasar

x 100%

Nilai Buku
Nilai PBV yang lebih dari 1 dikatakan sebagai overvalued yang
dapat diartikan bahwa saham perusahaan dinilai lebih tinggi dibandingkan
nilai bukunya. Nilai PBV yang kurang dari 1 dikatakan sebagai
undervalued yang dapat diartikan bahwa saham perusahaan dinilai lebih
rendah dibandingkan nilai bukunya. Nilai PBV yang sama dengan 1 dapat
diartikan bahwa saham perusahaan dinilai sama dengan nilai bukunya.
Keberadaan PBV sangat penting bagi investor untuk menentukan
strategi investasi di pasar modal karena melalui price book value, investor
dapat memprediksi saham-saham yang overvalued atau undervalued
(Ahmed dan Nanda, 2005). Dalam penelitian ini nilai perusahaan diwakili
oleh nilai PBV.

B.

Analisa Laporan Keuangan
1. Deskripsi Laporan Keuangan

Laporan keuangan digunakan untuk mengetahui perkembangan suatu
perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan. Pada dasarnya, laporan keuangan
merupakan hasil dari proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari
kejadian-kejadian yang bersifat keuangan dengan cara setepat-tepatnya sebagai
alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap laporan keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah
(Dermawan Sjahrial, 2008):
a. Pemilik perusahaan
Pemilik perusahaan yang pimpinannya diserahkan kepada manajer, memerlukan
laporan keuangan untuk menilai kinerja manajer dalam memimpin perusahaannya
dan kesuksesan seorang manajer diukur/ dinilai dari laba yang diperoleh
perusahaan. Berdasarkan hasil analisis laporan keuangan, jika hasil yang dicapai
oleh manajemen perusahaan tidak memuaskan, maka pemilik perusahaan dapat
mengambil suatu tindakan seperti mengganti manajemennya atau bahkan menjual
saham-saham yang dimilikinya.
b. Manajer
Bagi seorang manajer, laporan keuangan merupakan alat pertanggungjawaban
kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang diberikan kepadanya. Selain
itu, laporan keuangan digunakan untuk mengukur tingkat biaya dari berbagai
kegiatan perusahaan, menilai hasil kerja tiap-tiap divisi yang telah diberi
wewenang dan tanggung jawab terhadap tugasnya dan menentukan kebijakan atau
prosedur baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.
c. Kreditur

Para kreditur sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak
permintaan kredit dari suatu perusahaan, perlu mengetahui terlebih dulu posisi
keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan diperlukan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang, beban bunga,
juga untuk mengetahui apakah kredit yang akan diberikan itu cukup mendapat
jaminan dari perusahaan tersebut.
d. Investor
Para investor berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan sebagai
penentuan kebijaksanaan penanaman modalnya, apakah perusahaan mempunyai
prospek yang baik dan akan memperoleh keuntungan yang baik. Prospek
keuntungan dimasa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya dipakai
untuk mengetahui jaminan investasinya.
e. Pemerintah
Pemerintah berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan untuk
menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung perusahaan tersebut.
f. Karyawan
Karyawan memerlukan laporan keuangan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam memberi upah/ gaji dan jaminan sosial dan menilai apakah
pemberian bonus cukup layak dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang
dicapai perusahaan pada periode tertentu.
Pengertian laporan keuangan menurut IAI (2009:1) dalam PSAK No. 1
Paragraf 07 :
“Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang
lengkap, biasanya meliputi Neraca, Laporan Rugi Laba, dan Laporan Perubahan

Posisi Keuangan (yang disajikan dalam berbagai bentuk misalnya: Laporan Arus
Kas, Catatan atas Laporan Keuangan dan catatan lain yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan)”.
Laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai keadaan suatu
perusahaan dimana neraca mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri
pada suatu saat tertentu dan laporan rugi laba mencerminkan hasil-hasil yang
dicapai selama periode tertentu. Raharjo (2005) mengatakan, Laporan keuangan
merupakan data yang dapat memberikan gambaran tentang keuangan perusahaan
untuk itu perlu dilakukan suatu interpretasi terhadap data keuangan perusahaan
pada suatu perusahaan. Dengan interpretasi terhadap laporan keuangan tersebut
maka diharapkan laporan keuangan dapat memberikan manfaat bagi pemakainya.
Adanya analis data keuangan pada periode tertentu memberikan informasi tentang
hasil-hasil yang telah dicapai dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dengan
segala keterbatasannya dapat menjadi alat dalam mengkomunikasikan data
keuangan suatu perusahaan dengan pihak-pihak berkepentingan. Pihak-pihak
tersebut merupakan pihak yang ingin mengetahui secara mendalam tentang
laporan keuangan suatu perusahaan, maka pihak-pihak tersebut akan memberikan
tekanan metode analisis yang berbeda-beda sesuai dengan kepentingan masingmasing (Raharjo, 2005).
Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang
diperoleh dalam suatu periode. Menurut IFRS revisi 2012, komponen laporan
keuangan yaitu :
a.
b.
c.
d.

Laporan posisi keuangan
Laporan laba rugi komperhensif
Laporan arus kas
Laporan ekuitas pemilik atau pemegang saham

e. Selain itu, catatan atas laporan keuangan atau pengungkapan juga
merupakan bagian integral dari setiap laporan keuangan.

C.

Kinerja Keuangan
Kinerja perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan individu yang
dibuat secara terus menerus oleh pihak manajemen suatu perusahaan. Kinerja berarti
pula bahwa dengan masukan tertentu untuk memperoleh keluaran tertentu. Secara
implisit definisi kinerja mengandung suatu pengertian adanya suatu efisiensi yang
dapat diartikan secara umum sebagai rasio atau perbandingan antara masukan dan
keluaran. Kinerja perusahaan sebagai emiten di pasar modal merupakan prestasi yang
dicapai perusahaan yang menerbitkan saham yang mencerminkan kondisi keuangan
dan hasil operasi (operating result) perusahaan tersebut dan biasanya diukur dalam
rasio-rasio keuangan (Siregar, 2010). Analisis terhadap rasio-rasio keuangan
perusahaan yang biasa digunakan, antara lain: rasio likuiditas, rasio leverage, rasio
aktivitas dan rasio profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode
tertentu.
Arti penting kinerja keuangan seperti yang dikemukakan oleh Brigham dan
Weston (2000) dibawah ini:
1. Alat skrining awal dalam pemilihan investasi.
2. Alat perkiraan terhadap hasil dan kondisi keuangan perusahaan.
3. Alat diagnosis terhadap masalah manajerial, operasional atau masalahmasalah lainnya.
4. Alat untuk menilai manajemen perusahaan.
Kinerja keuangan dapat dirumuskan sebagai perbandingan antara nilai yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan dengan menggunakan asetnya yang produktif dan

nilai yang diharapkan dari pemilik asset tersebut. Untuk menilai kinerja perusahaan
perlu dikaitkan dengan kinerja keuangan kualitatif dan kuantitatif. Analisis kinerja
keuangan didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan. Seperti tercermin
dalam laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
lazim digunakan.
1. Analisis Rasio Keuangan
Dennis (2006) menyatakan bahwa analisis rasio keuangan merupakan
metode yang paling baik digunakan untuk memperoleh gambaran kondisi
keuangan perusahaan secara keseluruhan. Menurut Usman (2008), analisis ini
berguna sebagai analisis intern bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui
hasil keuangan yang telah dicapai guna perencanaan yang akan datang dan juga
untuk analisis intern bagi kreditur dan investor untuk menentukan kebijakan
pemberian kredit dan penanaman modal suatu perusahaan.
Analisis rasio (ratio analysis) merupakan suatu alat analisis keuangan
yang sangat populer dan banyak digunakan. Namun perannya sering disalah
pahami,