LOGIKA INDUKTIF DAN DEDUKTIF doc

[T2] FILSAFAT ARSITEKTUR
NAMA
: SARVINA FITRI RIZKY
NIM
: 147020018

LOGIKA INDUKTIF DAN DEDUKTIF
A. BERPIKIR INDUKTIF (khusus ke umum)
Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa
khusus untuk menentukan hukum yang umum (Kamus Umum Bahasa Indonesia, hal
444 W.J.S.Poerwadarminta. Balai Pustaka 2006)
Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum
dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan
mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan
terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat
umum (filsafat ilmu.hal 48 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005)
Penalaran induktif dilakukan terhadap peristiwa-peristiwa khusus, untuk kemudian
dirumuskan sebuah kesimpulan, yang mencakup semua peristiwa-peristiwa khusus itu.
Yang termasuk ke dalam penalaran induksi yaitu generalisasi, analogi, dan hubungan
kausal.
Generalisasi adalah proses penalaran yang menggunakan beberapa pernyataan yang

mempunyai ciri-ciri tertentu untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum.
Contohnya sebagai berikut :
Pernyataan 1 : konstruksi apartment menggunakan pondasi tiang pancang
Pernyataan 2 : konstruksi hotel menggunakan pondasi tiang pancang
Kesimpulan
: high-rise buildings menggunakan pondasi tiang pancang
Analogi adalah cara bernalar dengan membandingkan dua hal yang memiliki sifat sama.
Cara ini didasarkan asumsi bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi, maka
akan ada persamaan pula dalam bidang lain.
Contohnya sebagai berikut :
Bangunan Kantor Pos di kecamatan A mengaplikasilan kolom Corinthian
Bangunan Kantor Pos di Kecamatan A menerapan gaya Arsitektur Renaissance
Bangunan Sekolah Akper Dewi Maya mengaplikasikan kolom Corinthian
Berarti, Sekolah Akper Dewi Maya menerapkan gaya Arsitektur Renaissance.
Hubungan kausal adalah cara penalaran yang diperoleh dari peristiwa-peristiwa yang
memiliki pola hubungan sebab-akibat.
Contohnya sebagai berikut :
Aceh memiliki curah hujan dan intensitas cahaya matahari yang tinggi, sehingga cocok
menerapkan arsitektur tropis.
berfikir induktif dalam penelitian adalah melakukan penelitian dengan tanpa

mendasarkan teori terlebih dahulu (atau jika ada teori yang mendahuluinya juga boleh).
Peneliti terjun langsung ke lapangan mencari temukan masalah. Metode ini disebut
metode kualitatif.
Magister Teknik Arsitektur
Pascasarjana USU

Contoh :
Seseorang ingin menganalisa arsitektur apakah yang paling efisien diterapkan di
wilayah Indonesia ditilik dari kondisi iklim. Lalu diambil sampel Aceh, Medan, dan
Jakarta sebagai bagian dari wilayah Indonesia untuk diteliti. Untuk mengetahuinya
peneliti datang langsung ke lokasi/daerah tersebut, amati, meruang, bertanya dan
berdiskusi dengan masyarakat, maka kita akan mendapatkan kesimpulan arsitektur apa
yang paling efisien berdasarkan iklim.
Alur penelitian dengan nalar induktif berangkat dari bawah, artinya berangkat dari fakta
di lapangan atau hasil grandtour dan minitour di lapangan. Melihat secara keseluruhan
lapangan dan melihat secara terfokus. Dilakukan dengan cara pengamatan dan
wawancara. Hasil pengamatan dan wawancara dicatat dengan detail, rinci dan lengkap
untuk mendapatkan gambaran yang juga detail, rinci dan lengkap. Data hasil
pengamatan dan wawancara merupakan data utama dalam penelitian kualitatif.
Dalam hal ini kesimpulan yang terbentuk mengarah pada pernyataan yang sifatnya lebih

umum. Penalaran melalui metode induktif cenderung dapat melahirkan teori baru.
B. BERPIKIR DEDUKTIF (umum ke khusus)
Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang sebaliknya dari penalaran induktif.
Deduksi adalah cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik
kesimpulan yang bersifat khusus.
Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang
dinamakan silogisme. Silogisme disusun dari dua buah pernyataan (premis mayor dan
premis minor) dan sebuah kesimpulan.
Contohnya sebagai berikut :
Premis mayor. Bangunan-Bangunan yang mengaplikasikan kolom corinthian bergaya
arsitektur Renaissance
Premis minor. Gedung sekolah Akper Dewi Maya mengaplikasikan kolom corinthian
Kesimpulan. Gedung sekolah Akper Dewi Maya bergaya arsitektur Renaissance
Premis mayor mengemukakan ide/pemikiran secara umum. Lalu ditarik satu contoh,
yaitu sekolah Akper Dewi Maya untuk mempersempit pengamatan. Setelah itu baru
dapat ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, yaitu dari bangunan-bangunan menjadi
pengamatan khusus terhadap gedung sekolah Akper Dewi Maya.
Dalam metodologi penelitian, ketika akan menguji sebuah penelitian yang berjudul
“Pengaruh kemampuan ekonomi dan tuntutan sosial terhadap pengaplikasian arsitektur
modern di Indonesia”. Maka secara teoritis kita sudah mendapatkan bahwa

pengaplikasian arsitektur modern dipengaruhi salah satunya oleh faktor kemampuan
ekonomi dan tuntutan sosial. Teori inilah yang mendasari dugaan sementara (hipotesis)
dari masalah yang akan diteliti. Artinya kita akan membuktikan pernyataan umum dari
teoritis-teoritis tentang pengaplikasian arsitektur modern yang dipengaruhi banyak
faktor, salah satu diantaranya ekonomi dan sosial. Tempat yang akan dijadikan
pengujian adalah negara Indonesia
Pengamatan yang difokuskan di negara Indonesia inilah yang merupakan
kekhususannya. Dari dugaan tersebut maka kita buktikan dengan jalan penelitian.
Metode secara deduktif ini merupakan metode penelitian kuantitatif.
Magister Teknik Arsitektur
Pascasarjana USU

Contoh berikutnya :
Mencari kesimpulan tentang apakah suatu bangunan menerapkan arsitektur rasionalis
atau tidak. Maka dicari data dan fakta melalui pengamatan langsung atau mempelajari
bangunan tersebut melalui observasi lapangan dan data sekunder.
Langkah ini dimulai dengan studi ciri-ciri arsitektur rasional, kemudian case study pada
objek, setelah didapat data-data dari objek, maka setelah dapat kita tarik kesimpulan.
Bila dimasukkan ke dalam rumus menjadi sebagai berikut :
Pengetahuan secara umum  [PMayor] Bangunan yang memakai konstruksi baja

exposed, dinding beton/kaca, polos tanpa ornamen, dan beratap platform merupakan
bangunan arsitektur rasional.
Case study secara khusus terhadap bangunan A  [PMinor] Bangunan A memakai
konstruksi baja exposed, dinding beton/kaca, polos tanpa ornamen, dan beratap
platform.
Maka dapat disimpulkan bahwa bangunan A menerapkan arsitektur Rasionalis.
C. KESIMPULAN
Dengan demikian, mengambil kesimpulan secara logika induktif berangkat dari dasardasar pengetahuan khusus, fakta-fakta yang dikumpulkan, dan merangkaikan fakta-fakta
itu menjadi suatu pemecahan yang bersifat umum. Sedangkan logika deduktif berangkat
dari dasar-dasar pengetahuan yang umum, dari pernyataan-pernyataan yang berlaku
secara umum, dan meneliti persoalan-persoalan khusus dari dasar pengetahuan umum
tersebut.

Magister Teknik Arsitektur
Pascasarjana USU