FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KE (4)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEBERHASILAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUDIF
DI POSYANDU ANYELIR KELURAHAN BORONG
KECAMATAN BATUA MAKASSAR TAHUN 2010
FACTORS ASSOCIATED WITH SUCCESS IN EXCLUSIVE BREASTFEEDING MOTHERS
IN CARNATIONS IHC VILLAGE BORONG BATUA DISTRICT OF MAKASSAR IN 2010
Zulfia Samiun
Abstract
Background : One of the program goals in leading a healthy
Indonesia in 2010 is at least 80 % of mothers breastfeed their babies
exclusively breastfed. This program is intended to infant morbidity
and mortality associated with not breastfeeding exclusively given
will decrease. Although the program has been implemented through
the promotion of increased use of exclusive breastfeeding, but still
earned mothers exclusively breastfeed their babies are not as
expected. The purpose of this study was to determine the factors
associated with success in exclusive breastfeeding mother.
Methods : The study design used was observational Analytical
Control Case approach, with a sample of 55 people, the
determination of sample size by using Consecutive sampling. Data
collection using questionnaires. Processing data using the computer

program SPSS version 16.0 is presented in narrative form and table .
Statistical test used was chi-square with significance level α = 0.05.
Results : Exclusive breastfeeding is categorized approximately 41.8
%. In the bivariate analysis of factors associated with success in
exclusive breastfeeding mother is education, employment,
knowledge and physical problems. In multivariate analysis the
factors most associated with exclusive breastfeeding is a physical
problem.
Conclusions and suggestions : There is a relationship education,
employment, knowledge and family support on the success of
exclusive breastfeeding. From research to policy makers in order to
maintain and improve the health centers the promotion of exclusive
breastfeeding to improve exclusive breastfeeding counseling in
order to increase the public knowledge about the importance of
exclusive breastfeeding for infants and mothers so that exclusive
breastfeeding can be optimized.
Keyword: Success Factors Exclusive Breastfeeding ( Age,
Education, Employment, Science, Physical Problems and
Family Support )
Abstrak

Latar Belakang: Salah satu sasaran program dalam menuju
Indonesia sehat tahun 2010 adalah sekurang-kurangnya 80% ibu
menyusui memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Program ini
dimaksudkan agar angka kesakitan dan kematian bayi yang
berhubungan dengan tidak diberikannya ASI eksklusif akan
menurun. Meskipun program tersebut telah dilaksanakan melalui
gencarnya promosi peningkatan penggunaan ASI eksklusif, namun
masih saja didapatkan ibu menyusui bayinya tidak secara eksklusif

sesuai yang diharapkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan ibu dalam
pemberian ASI eksklusif.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah Observasional
Analitik dengan pendekatan Case Control, dengan jumlah sampel 55
orang, penentuan besar sampel dengan menggunakan Consecutive
Sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner.
Pengolahan data menggunakan komputer dengan program SPSS
versi 16,0 yang disajikan dalam bentuk narasi dan tabel. Uji statistik
yang digunakan adalah Chi-Square dengan tingkat signifikasi
α=0,05.

Hasil: Pemberian ASI eksklusif terkategori kurang yaitu 41,8%. Pada
analisis bivariat faktor yang berhubungan dengan keberhasilan ibu
dalam pemberian ASI eksklusif adalah pendidikan, pekerjaan,
pengetahuan dan masalah fisik. Pada analisis multivariat faktor yang
paling berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif adalah masalah
fisik.
Kesimpulan dan saran: Ada hubungan pendidikan, pekerjaan,
pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan
pemberian ASI Eksklusif. Dari penelitian ini kepada penentu
kebijakan puskesmas agar mempertahankan dan meningkatkan
penggalakan pemberian ASI eksklusif dengan meningkatkan
penyuluhan pemberian ASI eksklusif agar bisa menambah
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya ASI eksklusif bagi bayi
maupun ibu sehingga pemberian ASI eksklusif dapat lebih optimal.
Kata kunci: Faktor-Faktor Keberhasilan Pemberian ASI
Eksklusif (Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan,
Masalah Fisik dan Dukungan Keluarga)

PENDAHULUAN
Salah satu sasaran program dalam menuju Indonesia sehat

tahun

2010

adalah

sekurang-kurangnya

80%

ibu

menyusui

memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Program ini dimaksudkan agar
angka kesakitan dan kematian bayi yang berhubungan dengan tidak
diberikannya ASI eksklusif akan menurun. Meskipun program tersebut
telah

dilaksanakan


melalui

gencarnya

promosi

peningkatan

penggunaan ASI eksklusif, namun masih saja didapatkan ibu menyusui
bayinya tidak secara eksklusif sesuai yang diharapkan (Setiawati,
2003).
WHO (World Health Organization), mengemukakan bahwa ASI
eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik

susu formula, air putih, air jeruk, ataupun makanan tambahan lain.
Sebelum mencapai usia 6 bulan sistem pencernaan bayi belum mampu
berfungsi dengan sempurna. Oleh karena itu, sistem pencernaan bayi
belum mampu mencerna makanan selain ASI (Brain, 2008).
ASI mengandung zat kekebalan yang dapat melindungi bayi dari

berbagai penyakit. ASI juga mengandung semua zat gizi yang paling
tepat dan lengkap dengan komposisi yang sesuai dengan kebutuhan
bayi. Keunggulan lainnya yaitu telah sangat sesuai dengan sistem
pencernaan bayi sehingga zat gizi cepat terserap. Berbeda dengan
susu formula atau makanan tambahan yang diberikan secara dini pada
bayi.

Susu

formula

sangat

susah

diserap

usus

bayi


sehingga

1
menyebabkan bayi sulit buang
air besar. Apabila pembuatan susu

formula tidak steril, bayi pun rawan diare. Kandungan gizinya pun tidak
sama dengan kandungan gizi pada ASI. Pemberian ASI secara eksklusif
selama 6 bulan umumnya akan menjadikan anak lebih cerdas dan
memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat (Media Indonesia, 2008 &
Prabantini, 2010).
Riset WHO tahun 2005 menyebutkan bahwa 42% penyebab
kematian balita di dunia akibat penyakit, 20% akibat pneumonia, dan
selebihnya 58% terkait dengan malnutrisi yang dikaitkan dengan
asupan ASI. Data UNICEF menunjukkan sekitar 10 juta kematian balita
di seluruh dunia setiap tahunnya dan di Indonesia sekitar 30 ribu
kematian anak setiap tahunnya, yang sebenarnya dapat dicegah
melalui pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan sejak kelahiran bayi
(Siswono, 2006 & Wulandari, 2008).

Data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2007 mencatat hanya 32,3% bayi di Indonesia diberi susu

secara eksklusif oleh ibunya

hingga usia 6 bulan. Profil Dinas

Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2009 menunjukkan
bahwa dari 163.595 bayi, yang diberikan ASI sekitar 59,80% atau
sekitar 97.837 bayi (Dinkes Provinsi 2009 & Wulandari, 2008).
Tidore (2006), melakukan penelitian mengenai faktor-faktor
yang berhubungan dengan ketaatan ibu dalam memberikan ASI
eksklusif di Puskesmas Barandasi Maros. Dari 40 responden, ibu yang
memiliki pengetahuan yang cukup dan taat memberikan ASI eksklusif
terhadap bayinya sebanyak 27 responden (90%) dan 3 responden
(10%) yang kurang taat memberikan ASI eksklusif. Sedangkan yang
kurang mendapat dukungan dari keluarga namun taat memberikan ASI
eksklusif hanya 1 responden (10%) dan 9 responden (90%) yang
kurang taat memberikan ASI eksklusif.
Berdasarkan data dari Puskesmas Batua Makassar yang meliputi

empat wilayah kerja periode bulan Januari-Desember 2010, jumlah
bayi sebanyak 973 bayi, yang diberikan ASI eksklusif hanya sekitar 139
bayi (14,3%). Dari empat Kelurahan, peneliti hanya mengambil data
dari Kelurahan Borong karena merupakan wilayah kerja Puskesmas
yang cakupan pemberian ASI eksklusifnya rendah dibanding Kelurahan
yang lain yaitu dari 264 bayi, yang mendapatkan ASI eksklusif hanya
sekitar 21 bayi (7,95%) periode Januari-Desember 2010. Berdasarkan
data akhir yang peneliti dapatkan dari Puskesmas Batua Makassar,
jumlah bayi yang aktiv mendatangi posyandu pada Kelurahan Borong
sebanyak 120 bayi.
Sampai sekarang ini kalangan medis maupun pemerintah
memang sedang gencar-gencarnya mengkampanyekan penggunaan

ASI Eksklusif, hal ini dilakukan karena masih banyak faktor-faktor yang
menyebabkan ibu tidak menyusui secara eksklusif. Faktor-faktor
tersebut

diantaranya

karena


faktor

umur,

pendidikan,

kurang

pengetahuan, puting susu yang pendek/terbenam, payudara bengkak,
puting susu nyeri/lecet, ibu dengan penyakit, saluran ASI tersumbat,
produksi ASI kurang, ibu yang bekerja serta dukungan dari keluarga.
Menyadari akan hal ini, maka perlu dilakukan penelitian tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan keberhasilan ibu dalam pemberian
ASI eksklusif sehingga hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat
digunakan sebagai bahan masukan untuk para petugas kesehatan
dalam penggalakan pemberian ASI eksklusif dan dalam menanggulangi
faktor-faktor tersebut (Danuatmaja & Meliasari, 2009).

BAHAN DAN METODE
Lokasi penelitian


Penelitian ini dilakukan di Posyandu Anyelir Kelurahan Borong
Kecamatan Batua Makassar. Posyandu Anyelir merupakan wilayah kerja
Puskesmas Batua Makassar.
Desain dan Variabel Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional
analitik dengan pendekatan Case Control, dimana peneliti melakukan
pengukuran pada variabel dependen terlebih dahulu, sedangkan variabel
independen ditelusuri secara retrospektif untuk menentukan ada tidaknya
faktor (variabel independen) yang berperan. Adapun variabel penelitian
yaitu variabel independen : umur, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan,
masalah fisik dan dukungan keluarga. Sedangkan variabel dependen :
Pemberian ASI ekslusif.
Populasi dan Sampel

Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik
tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari
saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek
tersebut (Alimul, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu
yang mempunyai bayi di Kelurahan Borong Kecamatan Batua Makassar
yang jumlahnya ada 120 bayi. Sampel penelitian adalah sebagai yang
diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi (Notoatmodjo, 2005). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu
yang memeriksakan bayinya di Posyandu Anyelir Kelurahan Borong
Kecamatan Batua Makassar yang memenuhi kriteria. Adapun sampel yang
diambil memenuhi kriteria sebagai berikut: Kriteria inklusi: Ibu yang
datang bersama bayinya yang berusia 6 bulan sampai 2 tahun, Kooperatif
dan Bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi: Ibu yang memiliki bayi
berusia < 6 bulan, Ibu yang memiliki bayi berusia > 2 tahun, dan Ibu yang
tidak pernah menyusui bayinya sejak lahir karena penyakit yang berat.
Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
kuesioner yaitu peneliti mengumpulkan data secara formal kepada subjek
untuk menjawab pertanyaan secara tertulis atau pertanyaan diajukan
secara langsung/lisan oleh peneliti kepada subjek dari pertanyaan yang
sudah tertulis. Sebelum kuesioner disebarkan kepada responden, peneliti
terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian, dijelaskan
juga

beberapa

pertanyaan

yang

mungkin

menimbulkan perbedaan

makana dari interpretasinya dan beberapa kata yang mungkin asing bagi
responden.
Analisa Data

Setelah
mengetahui
variabel

data

kuesoner

kelengkapan

yang

diteliti

isi,

terkumpul,
kemudian

kemudian

diperiksa
ditabulasi

dilakukan

kembali

untuk

berdasarkan

perhitungan.

Data

sub
yang

diperoleh diolah melalui program komputer. Sebelum dilakukan analisis
statistika, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

editing, koding,

dan tabulasi data. Setelah data tersebut dilakukan editing, koding dan
tabulasi maka selanjutnya dilakukan analisis dengan beberapa cara :
analisa univariat, analisa bivariat dan analisa multivariat. Analisa data
diatas akan diolah menggunakan komputer dengan uji statistik dengan
menggunakan program komputer.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dengan metode
observasional analitik dengan pendekatan Case Control yaitu peneliti
melakukan

pengukuran

pada

variabel

dependen

terlebih

dahulu,

sedangkan variabel independen ditelusuri secara retrospektif untuk
menentukan ada tidaknya faktor (variabel independen) yang berperan
dengan tujuan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan
keberhasilan ibu dalam pemberian ASI eksklusif di Posyandu Anyelir
Kelurahan Borong Kecamatan Batua Makassar yang dilaksanakan selama 2
minggu mulai tanggal 30 desember 2010 sampai dengan 13 Januari 2011.
Hasil penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner yang memuat
pertanyaan-pertanyaan

tentang

umur,

pendidikan,

pengetahuan,

pekerjaan, masalah fisik, dukungan keluarga, dan pemberian ASI eksklusif.
Setelah dilakukan editing data terhadap 55 responden, semuanya
memenuhi syarat dan selanjutnya dilakukan interpretasi jawaban. Setelah
data terkumpul dilakukan pemeriksaan kelengkapan dan kemudian data
diolah. Berikut ini peneliti akan menyajikan analisa data univariat terhadap

setiap variabel dengan menghasilkan distribusi frekuensi dan presentasi
serta analisa bivariat untuk mengetahui hubungan dari variabel bebas dan
variabel tergantung dengan menggunakan uji statistik Chi Square dengan
menggunakan program komputer. Adapun analisa univariat, bivariat dan
multivariat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Analisa Univariat
a. Umur Ibu
Distribusi responden berdasarkan umur ibu di Posyandu Anyelir
Kelurahan Borong Kecamatan Batua Makassar menunjukkan bahwa
ibu yang berumur dewasa muda sebanyak 31 orang (56,4%), umur
dewasa tengah sebanyak 21 orang (38,2%) dan dewasa akhir
sebanyak 3 orang (5,5%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.1.
b. Pendidikan Ibu
Distribusi responden berdasarkan pendidikan ibu di Posyandu Anyelir
Kelurahan Borong Kecamatan Batua Makassar menunjukkan bahwa
ibu yang pendidikannya tinggi sebanyak 43 orang (78,2%) dan ibu
yang pendidikannya rendah sebanyak 12 orang (21,8%). Hal ini
dapat dilihat pada tabel 5.2.
c. Pengetahuan Ibu
Distribusi responden berdasarkan pengetahuan ibu di Posyandu
Anyelir Kelurahan Borong Kecamatan Batua Makassar menunjukkan
bahwa ibu yang pengetahuannya baik sebanyak 39 orang (70,9%)
dan ibu yang pengetahuannya kurang sebanyak 16 orang (29,1%).
Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.3.
d. Pekerjaan Ibu
Distribusi responden berdasarkan pekerjaan ibu di Posyandu Anyelir
Kelurahan Borong Kecamatan Batua Makassar menunjukkan bahwa
ibu yang bekerja sebanyak 21 (38,2%) dan ibu yang tidak bekerja
sebanyak 34 (61,8%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.4.
e. Masalah Fisik Ibu

Distribusi responden berdasarkan masalah fisik ibu di Posyandu
Anyelir Kelurahan Borong Kecamatan Batua Makassar menunjukkan
bahwa ibu yang sakit sebanyak 23 orang (41,8%) dan ibu yang tidak
sakit sebanyak 32 orang (58,2%). Hal ini dapat dilihat pada tabel
5.5.
f. Dukungan Keluarga
Distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga/suami ibu di
Posyandu Anyelir Kelurahan Borong Kecamatan Batua Makassar
menunjukkan

bahwa

ibu

yang

mendapat

dukungan

dari

keluarga/suami sebanyak 47 orang (85,5%) dan ibu yang tidak
mendapat

dukungan

dari

keluaraga/suami

sebanyak

(14,5%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.6.
g. Pemberian ASI Eksklusif
Distribusi responden berdasarkan pemberian

ASI

8

orang

eksklusif

di

Posyandu Anyelir Kelurahan Borong Kecamatan Batua Makassar
menunjukkan bahwa ibu yang memberikan ASI eksklusif sebanyak
23 orang (41,8%) dan ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif
sebanyak 32 orang (58,2%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.7.
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat berfungsi untuk melihat hubungan antara variabel
dependen

terhadap

variabel

independen

dengan

menggunakan

program komputer dimana hubungan antar variabel dapat dilihat
dibawah ini :
a. Hubungan Umur Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian ASI eksklusif oleh ibu di Posyandu Anyelir Kelurahan
Borong Kecamatan Batua Makassar menunjukkan bahwa yang
memberikan ASI eksklusif dengan umur dewasa muda sebanyak 13
orang (56,5%), ibu dengan umur dewasa tengah sebanyak 10
(43,5%), sedangkan ibu dewasa akhir sebanyak 0 orang (0%),

dengan nilai p=0,294 (p > 0,005). Yang berarti tidak ada hubungan
antara umur ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Posyandu
Anyelir Kelurahan Borong Kecamatan Batua Makassar. Hal ini dapat
dilihat pada tabel 5.8.
b. Hubungan Pendidikan dengan Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian ASI eksklusif oleh ibu di Posyandu Anyelir Kelurahan
Borong Kecamatan Batua Makassar menunjukkan bahwa yang
memberikan ASI eksklusif dengan pendidikan tinggi sebanyak 13
orang (30,2%) sedangkan ibu dengan pendidikan yang rendah
sebanyak 10 orang (83,3), dengan nilai p=001 (p < 0,005). Yang
berarti ada hubungan pendidikan ibu dengan pemberian ASI
eksklusif di Posyandu Anyelir Kelurahan Borong Kecamatan Batua
Makassar. Adapun besarnya risiko dapat dilihat dari nilai OR =
11.538, artinya ibu dengan pendidikan yang tinggi mempunyai
kemungkinan untuk memberikan ASI eksklusif dengan baik sebesar
11,538 kali dibandingkan dengan ibu yang tingkat pendidikannya
rendah. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.9.
c. Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian ASI eksklusif oleh ibu di Posyandu Anyelir Kelurahan
Borong Kecamatan Batua Makassar menunjukkan bahwa yang
memberikan ASI eksklusif dengan pengetahuan baik sebanyak 13
orang (33,3%) sedangkan ibu dengan pengethuan yang kurang
sebanyak 10 (62,5%), dengan nilai p=0,16 (p < 0,005). Yang berarti
ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di
Posyandu Anyelir Kelurahan Borong Kecamatan Batua Makassar.
Adapun besarnya risiko dapat dilihat dari nilai OR = 300, artinya ibu
dengan pengetahuan yang baik mempunyai kemungkinan untuk

memberikan

ASI

eksklusif

dengan

baik

sebesar

300

kali

dibandingkan dengan ibu yang tingkat pengetahuannya kurang. Hal
ini dapat dilihat pada tabel 5.10.
d. Hubungan Pekerjaan dengan Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian ASI eksklusif oleh ibu di Posyandu Anyelir Kelurahan
Borong Kecamatan Batua Makassar menunjukkan bahwa ibu yang
bekerja dan memberikan ASI eksklusif sebanyak 0 orang (0%)
sedangkan ibu yang tidak bekerja sebanyak 23 orang (67,6%),
dengan nilai p=0,046 (p < 0,005).. Yang berarti ada hubungan
pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Posyandu Anyelir
Kelurahan Borong Kecamatan Batua Makassar. Adapun besarnya
risiko dapat dilihat dari nilai OR = 3.091, artinya ibu yang tidak
bekerja mempunyai kemungkinan untuk memberikan ASI eksklusif
dengan baik sebesar 3.091 kali dibandingkan dengan ibu yang
bekerja. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.11.
e. Hubungan Masalah Fisik Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian ASI eksklusif oleh ibu di Posyandu Anyelir Kelurahan
Borong Kecamatan Batua Makassar menunjukkan bahwa ibu yang
sakit dan memberikan ASI eksklusif sebanyak 14 orang (60,9%)
sedangkan ibu yang tidak sakit sebanyak 9 orang (28,1%), dengan
nilai p=0,000 (p < 0,005). Yang berarti ada hubungan masalah fisik
ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Posyandu Anyelir Kelurahan
Borong Kecamatan Batua Makassar. Adapun besarnya risiko dapat
dilihat dari nilai OR = 3.975 , artinya ibu yang tidak sakit
mempunyai kemungkinan untuk memberikan ASI eksklusif dengan
baik sebesar 3.975 kali dibandingkan dengan ibu yang sakit. Hal ini
dapat dilihat pada tabel 5.12.
f. Hubungan dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif

Pemberian ASI eksklusif oleh ibu di Posyandu Anyelir Kelurahan
Borong Kecamatan Batua Makassar menunjukkan bahwa ibu yang
memberikan

ASI

eksklusif

dan

mendapat

dukungan

dari

keluarga/suami sebanyak 20 orang (42,6%) sedangkan ibu yang
tidak mendapat dukungan dari keluarga/suami sebanyak 3 orang
(37,5%), dengan nilai p=0,553 (p > 0,005).. Yang berarti tidak ada
hubungan antara dukungan keluarga/suami dengan pemberian ASI
eksklusif di Posyandu Anyelir Kelurahan Borong Kecamatan Batua
Makassar. Adapun besarnya risiko dapat dilihat dari nilai OR =
1.235, artinya ibu yang mendapat dukungan dari keluarga/suami
mempunyai kemungkinan untuk memberikan ASI eksklusif dengan
baik sebesar 1,235 kali dibandingkan dengan ibu yang tidak
mendapat dukungan dari keluarga/suami. Hal ini dapat dilihat pada
tabel 5.13.
3. Analisa Multivariat
Analisa multivariat

digunakan

untuk

melihat

faktor

yang

mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada ibu di Posyandu Anyelir
Kelurahan Borong Kecamatan Batua Makassar. Dari analisa bivariat
diperoleh 4 variabel independen meliputi pendidikan, pengetahuan,
pekerjaan, dan masalah fisik yang mempengaruhi pemberian ASI
eksklusif.
Setelah

dilakukan

analisis

logistik

regresi

keempat

variabel

independen tersebut, hasil analisis menunjukkan dari empat variabel
independen, yang paling berpengaruh adalah masalah fisik dengan
nilai p = 0,076. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.14.
PEMBAHASAN

1. Hubungan Umur Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif
Distribusi responden berdasarkan umur ibu di Posyandu
Anyelir Kelurahan Borong Kecamatan Batua Makassar menunjukkan
bahwa ibu yang berumur dewasa muda sebanyak 31 orang (56,4%),
umur dewasa tengah sebanyak 21 orang (38,2%) dan dewasa akhir
sebanyak 3 orang (5,5%).
Dari hasil penelitian terdapat 13 orang ibu dewasa muda yang
berhasil memberikan ASI eksklusif dan 18 ibu yang tidak memberikan,
10 orang ibu dewasa tengah memberi ASI eksklusif dan 11 orang tidak
member, tidak ada ibu umur dewasa akhir yang memberikan ASI
eksklusif dan 3 orang yang tidak memberi.
Menurut Soetjiningsih (1997), jumlah

produksi

ASI

juga

dipengaruhi oleh faktor dari umur ibu. Ibu yang umurnya muda lebih
banyak memproduksi ASI dibanding dengan ibu-ibu yang sudah tua.
Dari hasil uji statistik, ibu yang memiliki umur tidak beresiko
lebih banyak yang tidak memberikan ASI eksklusif dibandingkan
dengan ibu yang memberikan ASI eksklusif dikarenakan pekerjaan ibu
diluar rumah dan sebagian karena masalah fisik yang dialami oleh ibu.
Berdasarkan hasil penelitian dengan uji Chi Square diketahui
bahwa tidak ada hubungan umur ibu dengan pemberian ASI eksklusif
pada Posyandu Anyelir Kelurahan Borong Kecamatan Batua Makassar
dimana hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian
Hasanuddin, F (2007) di Puskesmas Jongaya Makassar dan Ambarwati,
R (2004) di Puskesmas Padangsari Kecamatan Banyumanik Kota
Semarang.
2. Hubungan Pendidikan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif
Distribusi responden berdasarkan pendidikan ibu di Posyandu
Anyelir Kelurahan Borong Kecamatan Batua Makassar menunjukkan

bahwa ibu yang pendidikannnya tinggi sebanyak 43 orang

(78,2%)

dan ibu yang pendidikannya rendah sebanyak 12 orang (21,8%).
Dari hasil penelitian terdapat 13 ibu pendidikannya tinggi
yang berhasil memberikan ASI eksklufif dan 30 ibu yang tidak berhasil
memberikan ASI eksklusif, sedangkan ibu yang pendidikannya rendah
terdapat 10 ibu yang berhasil memberikan ASI eksklufif dan 2 ibu yang
tidak memberikan ASI eksklusif.
Pendidikan yang tinggi diharapkan akan memiliki pengetahuan
yang cukup tentang pemberian ASI, sehingga berpengaruh positif
terhadap pemberian ASI dan lebih banyak menunda pemberian
makanan tambahan.
Dari hasil uji

statistik,

ibu

yang

pendidikannya

tinggi

seharusnya memiliki pengetahuan yang baik tentang ASI eksklusif
sehingga dapat lebih banyak memberikan ASI eksklusif namun
kenyataannya ibu yang pendidikannya tinggi lebih banyak yang tidak
memberikan ASI eksklusif dikarenakan ibu dengan pendidikan yang
tinggi pekerjaannya lebih banyak diluar rumah yang menyebabkan ibu
tidak memberikan ASI secara eksklusif terhadap bayinya.
Berdasarkan hasil penelitian dengan uji Chi Square diketahui
bahwa ada hubungan pendidikan ibu dengan pemberian ASI eksklusif
pada Posyandu Anyelir Kelurahan Borong Kecamatan Batua Makassar.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh
Hasanuddin, F (2007) di Puskesmas Jongaya Makassar dan Widowati, O
(2009) di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Surakarta namun
hasil penelitian ini tidak sama dengan hasil penelitian Pertiwi, A (2006)
di Semarang dimana tidak ada hubungan antara pendidikan ibu
dengan pemberian ASI eksklusif.
3. Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif

Distribusi responden berdasarkan pekerjaan ibu di Posyandu
Anyelir Kelurahan Borong Kecamatan Batua Makassar menunjukkan
bahwa ibu yang bekerja sebanyak 21 orang (38,2%) dan ibu yang tidak
bekerja sebanyak 34 orang (61,8%).
Dari
hasil penelitian terdapat 0 ibu yang bekerja yang
memberikan ASI eksklufif dan 21 ibu yang tidak berhasil memberikan
ASI eksklusif, sedangkan ibu yang tidak bekerja terdapat 23 ibu yang
berhasil memberikan ASI eksklufif dan 11 ibu yang tidak memberikan
ASI eksklusif.
Kesibukan dengan pekerjaan sering sekali membuat ibu lupa
dan tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Padahal, bekerja
bukan alasan untuk ibu tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya
karena pada saat bekerja bayi masih dapat diberi ASI perah yang
diperah sehari sebelumnya.
Dari hasil uji statistik, ibu yang bekerja tidak ada yang
memberikan ASI eksklusif karena berdasarkan hasil wawancara, ibu
mengakuai bahwa pekerjaan ibu yang lebih banyak diluar rumah
menyebabkan bayinya diberi susu formula walaupun mereka tahu
manfaat ASI eksklusif terhadap bayi. Mereka hanya memberikan ASI
saat malam hari dan saat setelah pulang bekerja saja.
Berdasarkan hasil penelitian dengan uji Chi Square diketahui
bahwa ada hubungan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif
pada Posyandu Anyelir Kelurahan Borong Kecamatan Batua Makassar
dimana hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang
diperoleh Fitria Hasanuddin (2007) di Puskesmas Jongaya Makassar,
Rohani (2007) di Puskesmas Teluk Kecamatan Secanggang Kabupaten
Langkat Sumatera Utara dan Ambarwati, R (2004) di Puskesmas

Padangsari Kecamatan Banyumanik Kota Semarang namun hasil
penelitian ini tidak sama dengan hasil penelitian Pertiwi, A (2006) di
Puskesmas Bugangan Kecamatan Semarang Timur dimana didapatkan
tidak ada hubungan pekerjaan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif.
4. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif
Distribusi responden berdasarkan pengetahuan ibu di
Posyandu Anyelir Kelurahan Borong Kecamatan Batua Makassar
menunjukkan bahwa ibu yang pengetahuannya baik sebanyak 39
orang (70,9%) dan ibu yang pengetahuannya kurang sebanyak 16
orang (29,1%).
Dari hasil penelitian terdapat 13 ibu pengetahuannya baik
yang berhasil memberikan ASI eksklufif dan 26 ibu yang tidak berhasil
memberikan ASI eksklusif, sedangkan ibu yang pengetahuannya
kurang terdapat 10 ibu yang berhasil memberikan ASI eksklufif dan 6
ibu yang tidak berhasil memberikan ASI eksklusif.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Dalam
pemberian ASI terutama ASI ekslusif, masalah yang prinsipil adalah
bahwa ibu-ibu membutuhkan bantuan informasi yang mendukung
sehingga menambah pengetahuan ibu serta keyakinan ibu bahwa
mereka dapat menyusui bayinya secara ekslusif. Tugas ini akan
berdampak positif bila petugas kesehatan berpengetahuan yang cukup
tentang pemberian informasi yang diperlukan oleh ibu menyusui.
Dari hasil uji statistik, ibu yang pengetahuannya baik sebagian
besar tidak memberikan ASI eksklusif karena rata-rata mereka
pendidikannya tinggi sedangkan ibu dengan pendidikan tinggi lebih
banyak bekerja diluar rumah sehingga faktor-faktor tersebut saling
berkaitan dan menyebabkan ibu lebih banyak yang tidak memberikan

ASI eksklusif. Dari hasil wawancara, ibu dengan pengetahuan yang
kurang

sebagian

besar

memberikan

ASI

eksklusif

dikarenakan

pekerjaan mereka yang lebih banyak di rumah sehingga tidak ada
halangan bagi mereka untuk memberikan ASI eksklusif terhadap bayi
mereka.
Berdasarkan hasil penelitian dengan uji Chi Square diketahui
bahwa ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI
eksklusif pada Posyandu Anyelir Kelurahan Borong Kecamatan Batua
Makassar dimana hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
yang diperoleh Fitria Hasanuddin (2007) di Puskesmas Jongaya
Makassar, Rohani (2007) di Puskesmas Teluk Kecamatan Secanggang
Kabupaten

Langkat

Sumatera

Utara

dan

Irawati,

S

(2006)

di

Kecamatan Purwasari Kecamatan Laweyan Surakarta namun tidak
sesuai dengan hasil penelitian Pertiwi, A (2006) di Puskesmas
Bugangan Kecamatan Semarang Timur dimana didapatkan tidak ada
hubungan pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif.
5. Hubungan Masalah Fisik Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif
Distribusi responden berdasarkan masalah fisik

ibu

di

Posyandu Anyelir Kelurahan Borong Kecamatan Batua Makassar
menunjukkan bahwa ibu yang sakit sebanyak 23 orang (41,8%) dan
ibu yang tidak sakit sebanyak 32 orang (58,2%).
Dari hasil penelitian terdapat 14 ibu yang sakit yang berhasil
memberikan ASI eksklufif dan 9 ibu yang tidak berhasil memberikan
ASI eksklusif, sedangkan ibu yang tidak sakit terdapat 9 ibu yang
berhasil memberikan ASI eksklufif dan 23 ibu yang tidak berhasil
memberikan ASI eksklusif.
Dari hasil uji statistik, ibu yang memiliki masalah fisik lebih
banyak memberikan ASI eksklusif dikarenakan mereka berpendapat

bahwa masalah-masalah fisik tersebut bukanlah msalah serius yang
mereka hadapi dan tidak menjadi halangan untuk mereka memberikan
ASI eksklusif terhadap bayinya. Ibu yang tidak sakit sebagian besar
tidak memberikan ASI secara eksklusif karena pengetahuan mereka
mengenai ASI eksklusif yang masih kurang. Pada uji multivariat, faktor
yang

paling

berpengaruh

terhadap

keberhasilan

pemberian

ASI

eksklusif adalah masalah fisik, hal ini dikarenakan penyebab langsung
yang menjadikan ibu tidak memberikan ASI eksklusif yaitu saat puting
lecet, ibu akan merasa kesakitan jika menyusui bayinya sehingga
sangat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Ibu yang mengalami
puting lecet sebanyak 17 orang ibu dari 23 ibu yang mengalami
masalah fisik.
Berdasarkan hasil penelitian dengan uji Chi Square diketahui
bahwa ada hubungan masalah fisik ibu dengan pemberian ASI
eksklusif pada Posyandu Anyelir Kelurahan Borong Kecamatan Batua
Makassar dimana hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
yang diperoleh Fitria Hasanuddin (2007) di Puskesmas Kassi-Kassi
Makassar.
6. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif
Distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga

di

Posyandu Anyelir Kelurahan Borong Kecamatan Batua Makassar
menunjukkan bahwa ibu yang mendapat dukungan sebanyak 47
(85,5%) dan ibu yang tidak mendapat dukungan sebanyak 8 orang
(14,5%).
Dari

hasil penelitian terdapat 20 ibu yang mendapat

dukungan yang berhasil memberikan ASI eksklufif dan 27 ibu yang
tidak berhasil memberikan ASI eksklusif, sedangkan ibu yang tidak

mendapat dukungan terdapat 3 ibu yang berhasil memberikan ASI
eksklusif dan 5 ibu yang tidak berhasil memberikan ASI eksklusif.
Keluarga terutama suami merupakan bagian penting dalam
keberhasilan atau kegagalan menyusui, karena menentukan reflex
pengeluaran ASI (let down reflex) yang sangat dipengaruhi oleh
keadaan emosi dan perasaan ibu.
Dukungan keluarga mempunyai hubungan dengan suksesnya
pemberian ASI eksklusif pada bayi. Dukungan keluarga adalah
dukungan untuk memotivasi ibu memberikan ASI saja kepada bayi
sampai usia 6 bulan, memberikan dukungan psikologis kepada ibu dan
mempersiapkan nutrisi yang seimbang kepada ibu.
Dari hasil uji statistik, ibu yang mendapat dukungan dari
keluarga lebih banyak yang tidak memberikan ASI eksklusif karena
sebagian dari mereka mengambil dan menentukan keputusan sendiri
akan memberikan ASI eksklusif atau tidak.
Berdasarkan hasil penelitian dengan uji Chi Square diketahui
bahwa tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan pemberian ASI
eksklusif pada Posyandu Anyelir Kelurahan Borong Kecamatan Batua
Makassar dikarenakan jumlah pertanyaan pada kuesioner yang terlalu
sedikit sehingga hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian
Hasanuddin, F (2007) di Puskesmas Jongaya Makassar dan Hasniwati
(2008) di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A, A. ( 2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Salemba Medika: Jakarta.
Ambarwati, R. (2004). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kegagalan
ASI
Eksklusif,
diakses
12
Februari
2011,
.

Artikel Kesehatan. (2008). Pemberian ASI eksklusif, diakses 27 September
2010,
.
Brain. (2008). ASI eksklusif (Bagian 2), diakses 27 September 2010,
http://www.gizi.net/pedoman-gizi/download/asi-ekslusif-bagian2.htm>.
Dahlan, M, S. (2009). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Salemba
Medika: Jakarta.
Danuatmaja, B & Meliasari, M. (2009). 40 Hari Pasca-Persalinan. Puspa
Swara: Jakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel. (2009). Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi
Selatan 2009, diakses 23 Desember 2010, < http://dinkessulsel.go.id/new/images/pdf/profil/profil%20kesehatan%20sulsel
%202008 %20(narasi).pdf>.
Hasanuddin, F. (2007). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemberian ASI
Eksklusif Pada Ibu Multipara. Program Studi Ilmu
Keperawatan:
Universitas Hasanuddin
Hasniwati. (2008). Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Pemberian ASI
Eksklusif Pada Ibu Yang Bekerja, diakses 12 Februari 2011,
.
Ikatan Doter Indonesia. (2008). Bedah ASI. FKUI: Jakarta.
Irawati, S, D. (2010). Hubungan Tingkat Pendapatan Orang Tua Dan
Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif, diakses 12 Februari
2011. .
Kodrat, L. (2010). Dahsyatnya ASI dan Laktasi. MEDIA BACA: Yogyakarta.
Listya, W. (2008). Produksi ASI dan Faktor Yang Mempengaruhinya, diakses
27
September
2010
.
Media Indonesia. (2008). Pemberian ASI Eksklusif, diakses tanggal 27
September
2010,
.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan.
Salemba Medika: Jakarta.
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta:
jakarta.

Partiwi & Purnawati. (2010). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi
ASI, diakses 27 September
2010,
.
Pertiwi, A, D. (2006). Hubungan Karakteristik Ibu dan Lama Pemberian ASI
Eksklusif Dengan Penyakit Infeksi dan Status Gizi Bayi Usia 1-6
Bulan,
diakses
12
februari
2011,
<
http://eprints.undip.ac.id/26158/1/52_Aries_Dian_P_G2C204105.doc_
A.pdf>.
Prabantini, D. (2010). A to Z Makanan Pendamping ASI. ANDI: Yogyakarta.
Prasetyono, D, S. (2009). Buku Pintar ASI Eksklusif. DIVA Press: Yogyakarta.
Rachmawati, E & Kuntari, R. (2007). ASI Eksklusif Demi Sang Anak, diakses
15 Oktober 2010,
Rohani. (2007). Pengaruh Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian
ASI
Eksklusif,
diakses
27
September
2010,
.
Rusli, U. (2009). Mengenal ASI Eksklusif. Trubus Agriwidya: Jakarta.
Sardiyanto, S. (2008). Manfaat ASi (Air Susu Ibu) Untuk Pertumbuhan Bayi,
diakses 27 September 2010 .
Sastroasmoro, S. (2008). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Sagung
Seto: Jakarta.
Setiawati. (2003). Wajib ASI, diakses 27 September 2010, .
Siregar, A. (2004). Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya,
diakses
9
September
2010.
.
Siswono. (2006). Unicef Dukung Pemberian ASI Eksklusif, diakses 27
September 2010,
.
Siti, S. (2008). Cara Meningkatkan Produksi ASI, diakses 27 November
2010,
.
Soetjiningsih. (1997). ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. EGC: Jakarta.
Stereubert, H.J & Carpenter, D.R. (2003). Qualitative research in nursing:
Advancing the humanistic imperative. 3rd ed.Philadelphia: Lippincot
William Wilkins

Sugiyono. (2010). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
ALFABETA: Bandung.
Suririnah. (2004). Air Susu Ibu (ASI) Memberi Keuntungan Ganda Untuk Ibu
dan Bayi, diakses 15 Oktober 2010. .
Tidore, M. (2002). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ketaatan Dalam
Memberikan ASI. Program Studi Ilmu Keperawatan: Universitas
Hasanuddin.
Tri,S. (2010). 10 Langkah Keberhasilan Pemberian ASI, diakses 27
September 2010 .
Welford, H. (2008). Menyusui Bayi Anda. PT Dian Rakyat: Jakarta.
Widowati, O. (2009). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu
Dengan Pemberian ASI Eksklusif, diakses 12 Februari 2011, <
http://etd.eprints.ums.ac.id/6193/1/J300060004.pdf>.
Wulandari, R. (2008). Pemberian ASI Di Indonesia Masih Rendah, diakses
tanggal
27
September
2010,
.